Anda di halaman 1dari 3

Perencanaan audit keuangan

A. Perencanaan audit

Perencanaan audit merupakan tahapan awal proses auditing, dengan adanya


perencanaaan audit dapat menjamin bahwa tujuan audit dapat tercapai secara
berkualitas, ekonomis, efisien dan efektif (Hasanah Uswatun 2013: 565). Oleh
sebab itu, perencanaan audit harus mendapatkan perhatian yang serius dari
auditor, karena dengan adanya perencanaan audit maka auditor dapat mengetahui
dimana letak permasalahan yang perlu diperhatikan dan auditor akan
memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk mengaudit laporan keuangan

merupakan suatu pekerjaan tahapan awal pemeriksaan, pengujian berupa


prosedur-prosedur yang akan dilakukan secara menyeluruh untuk membuat
rencana, Perencanaan audit merupakan tahap yang vital dalam proses audit.
Perencanaan audit yang matang, akan sangat menentukan kesuksesan audit.
Perencanaan audit yang baik merupakan faktor penting bagi bukti audit (evidence)
yang cukup dan kompeten seebagai pendukung isi laporan audit.
Program audit keuangan merupakan kumpulan dari prosedur audit yang akan
dijalankan dan dibuat secara tertulis (Agoes, 1999). Sedangkan menurut Boynton et al.
(2001) program audit keuangan menyatakan prosedur audit yang diyakini oleh auditor
merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan audit keuangan tersebut.
Sehingga perencanaan audit ini sangat bermanfaat untuk membantu
pelaksanaan pemeriksaan, pengumpulan bukti, dan autentikasi serta mendukung
dalam memberi pendapat dalam perencanaan pekerjaan seorang akuntan
(Hartadi,1987)
Menurut (SA 300, 2013) tentang Perencanaan Suatu Audit Atas
Laporan Keuangan menjelaskan bahwa jika memiliki perencanaan audit yang baik
akan memiliki manfaat atas pekerjaan audit yang dilakukan yaitu dapat
menentukan pembagian tugas pada anggota tim yang sesuai dengan kompetensi
dan tingkat kemampuan, dapat mengidentifikasikan area yang akan
memungkinkan terjadinya risiko audit, dan dapat menyelesaikan masalah secara
tepat waktu. Pelaksanaan audit akan lebih terarah dan sistematis karena adanya
perencanaan audit.

B. PROGRAM AUDIT KEUANGAN

Dalam standar pekerjaan lapangan pemeriksaan keuangan disebutkan


bahwa pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika
digunakan tenaga asisten harus di supervisi dengan semestinya. Ini berarti
harus diadakan suatu program pemeriksaan guna melaksanakan penugasan
pemeriksaan. Program audit keuangan merupakan kumpulan dari prosedur
audit yang akan dijalankan dan dibuat secara tertulis (Agoes, 1999).
Sedangkan menurut Boynton et al. (2001) program audit keuangan
menyatakan prosedur audit yang diyakini oleh auditor merupakan hal yang
penting untuk mencapai tujuan audit keuangan tersebut.

Adapun tahapan perencanaan audit yaitu: Messier et.al (2008, hlm.145), 1)


Penerimaan klien baru dan keberlanjuan klien yang sudah ada. Jurnal Riset
Akuntansi dan Keuangan Vol.4 | No.1 | 2016 ada; 2) Membangun pemahaman
mengenai perjanjian dengan klien; 3) Aktivitas pada perjanjian awal; 4)
Menilai risiko bisnis klien dan membangun materialitas; 5) Merencanakan
audit. Selanjutnya setelah langkah 1 sampai 4 dilaksanakn, barulah auditor
bisa merencanakan proses audit. Hal-hal yang diperhatikan dalam
merencanakan audit adalah sebagai berikut: 1) Menilai kebutuhan spesialis; 2)
Menilai kemungkinan adanya tindakan illegal; 3) Melakukan identifikasi pada
pihak terkait; 4) Melakukan prosedur analisis awal; 5) Mempertimbangkan
penambahan layanan nilai tambah.

Menurut IIA (2014) implementasi audit intern berbasis risiko terdiri dari
tiga tahap, yaitu: 1. Penilaian maturitas risiko. Memperoleh gambaran tentang
sejauh mana manajemen menentukan, menilai, mengelola dan memonitor
risiko. Ini memberikan indikasi keandalan register risiko untuk tujuan
perencanaan audit. 2. Perencanaan audit periodik. Mengidentifikasi tugas
asurans dan konsultasi untuk periode tertentu, biasanya tahunan, dengan
mengidentifikasi dan memprioritaskan semua area di mana pimpinan
membutuhkan jaminan obyektif, termasuk proses manajemen risiko,
manajemen risiko utama, serta pencatatan dan pelaporan risiko. 3. Penugasan
audit individu. Melaksanakan tugas berdasarkan risiko individu untuk
memberikan jaminan pada bagian dari rerangka manajemen risiko, termasuk
pada mitigasi individu atau kelompok risiko. Risiko SAIPI mendefinisikan
risiko sebagai kemungkinan terjadinya suatu peristiwa atau kejadian yang
akan berdampak pada pencapaian tujuan.

Secara umum, penelitian terkait audit intern berbasis risiko khususnya


pada sektor publik masih cukup terbatas. Hal ini dapat dimengerti karena audit
intern berbasis risiko sendiri masih tergolong cukup baru, juga belum ada
kesepakatan yang menjadi acuan bagi auditor dalam menerapkan bagaimana
seharusnya audit intern berbasis risiko secara keseluruhan dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Wardayati, D. D. (2019). Perencanaan Audit Atas Laporan Keuangan


Perusahaan “X” Oleh Kantor Akuntan Publik KKSP & Partner.

Bastian, I., Hadiwidjaja, C. R. D., & Yeni Widiastuti, S. E. Perencanaan Audit


Keuangan.

Awalianti, L. N., & Nasution, H. (2020). Analisis Perencanaan Audit Laporan


Keuangan Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Kurniawan, Kusmadi, Dan
Matheus (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Jakarta).

Fathurochman, T. A. (2016). Pengaruh Sistem Pengendalian Mutu Kantor


Akuntan Publik Terhadap Efektivitas Perencanaan Audit. Jurnal Riset Akuntansi
Dan Keuangan, 4(1), 957-966.

Hariadi, B. W. (2019). ANALISIS PERENCANAAN AUDIT INTERN BERBASIS


RISIKO PADA INSPEKTORAT UTAMA BADAN PUSAT STATISTIK. Accounting
and Business Information Systems Journal, 8(1).

Anda mungkin juga menyukai