Anda di halaman 1dari 14

LEM FOX

FAKTOR & PENYEBAB PENYALAHGUNAANNYA

OLEH
NAMA :…………………………
NPM :…………………………

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL – BANJARI
BANJARMASIN
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perilaku Menghisap Lem Fox


Hari/Tanggal : Senin, 09 November 2020
Pukul : 15.00 – 16.00
Sasaran : Seluruh masyarakat
Tempat : Balai desa RT 02 / RW 05 Kel. Paya Besar

A. Latar Belakang
Juvenile delinquency atau perilaku jahat, kejahatan dan kenakalan remaja yang
merupakan gejala sosial yang banyak terjadi. 11 kasus yang menonjol dari tahun 2009 -
2010, jumlah kasus yang termasuk kasus terbanyak diposisi ketiga adalah kasus narkoba.
Narkoba merupakan zat kimia yang mengubah keadaan psikologis seperti perasaan, pikiran,
suasana hati serta perilaku jika masuk kedalam tubuh manusia baik itu dengan dimakan,
dihirup dan lain sebagainya. Semua zat yang terkandung dalam narkoba yang menimbulkan
adiksi (ketagihan) yang pada waktunya akan menjadi ketergantungan.
Menurut Badan Narkotika Nasional (2004), narkoba dibagi menjadi tiga jenis, salah
satunya adalah jenis adiktif lainnya seperti lem. Penyalahgunaan lem merupakan bentuk
kenakalan remaja yang sekarang banyak dijumpai.
Perilaku menghisap lem merupakan bentuk perilaku menyimpang. Lem yang
merupakan bahan untuk perekat suatu benda, disalahgunakan oleh anak remaja untuk
perbuatan yang melanggar norma dan nilai tertentu. Menghisap lem adalah menghirup uap
yang ada dalam kandungan lem tujuannya untuk mendapatkan sensasi tersendiri.
Diluar negeri perilaku menghisap lem dapat juga dijumpai. Salah satunya di negara
Australia, yang terletak di Kota Alice Spring. Dikota-kota besar di Indonesia, salah satunya
kota Kalimantan Timur, perilaku anak remaja menghisap lem dapat dijumpai. Bahwasanya
perilaku ngelem yang terjadi di Balikpapan kota Kalimantan Timur, telah banyak dilakukan
dikalangan Remaja. Balikpapan, aksingelem dikalangan remaja di Balikpapan terus terjadi.
Dalam satu bulan bisa ditemui dua sampai tiga kasus remaja yang kedapatan ngelem.
Tercatan sepanjang 2012 hingga Februari 2013 ada sekitar 31 kasus remaja yang kedapatan
menikmati zat yang merusak tubuh ini.
Menurut Undang-undang No 5 tahun 1997, menyatakan bahwa zat adiktif adalah obat
serta bahan-bahan aktif yang apabila dikomsumsi oleh organisme hidup dapat
mengakibatkan kerja biologi, serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit
dihentikan atau efek ingin menggunakannya secara terus menerus, yang jika dihentikan
mendapat efek lelah yang luar biasa atau rasa sakit luar biasa.
Secara sosial, kenakalan remaja atau juvenile delinquency dalam perilaku menghisap
lem pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial,
sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku menyimpang.
Berdasarkan hal di atas maka saya tertarik untuk memberikan penyuluhan pada seluruh
masyarakat di RT 02 / RW 05 Kel. Paya Besar Kec. Batu Benawa tentang pengetahuan
bahaya perilaku menghisap Lem. Dengan harapan setelah dilakukan penyuluhan ini ini,
masyarakat mengetahui tentang bahaya menghirup lem dan menghindarinya.

B. Analisa Situasi
1.       Peserta
 Jumlah keseluruhan peserta 23 orang
 Pendidikan rata-rata SMP
 Umur rata-rata 30-40 tahun
2.       Ruangan
 Ukuran ruangan 15 x 10 m
 Keadaan penerangan dan ventilasi : ruangan terang dan ada ventilasi.
 Alat yang tersedia di ruangan : meja, kursi, papan tulis, kipas angin.
3.       Penyuluh
 Penyuluh adalah mahasiswa dari UNISKA MAB semester V PKIP.
C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan seluruh masyarakat dapat mengetahui tentang
bahayanya perilaku menghisap lem.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan masyarakat mampu :
a. menjelaskan pengertian tentang bahayanya perilaku menghisap lem
b. menjelaskan penyebab tentang bahayanya perilaku menghisap lem
c. menjelaskan tanda dan gejala menghisap lem
d. menjelaskan cara penanganan menghisap lem
e. menjelaskan pencegahan

D. Pelaksanaan Kegiatan
1. Materi (Terlampir)
2. Sasaran / Target
Sasaran : Seluruh masyarakat di RT 02 / RW 05 Kel. Paya Besar Kec. Batu Benawa
Target : Orang tua pengguna / anak-anak dan remaja penghisap lem.(Faktor risiko)
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Diskusi
4. Media dan Alat
a. Leaflet
b. Laptop (video & PPT)
c. LCD
d. Poster
e. ATK (pulpen, pensil, kertas)
5. Waktu dan Tempat
Hari/ tanggal : Minggu, 12 Desember 2020
Jam : 15.00 – 16.00
Tempat : Balai Desa, RT 02 / RW 05 Kel. Paya Besar Kec. Batu Benawa
6. Pengorganisasian
Moderator : Rahmi
Presenter : Sari Juwita
Observer : Afriyani
Fasilitator : Armina
Mariza Arfianti
Febri Widya
7. Setting Tempat

E. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Waktu

I Pembukaan - Menjawab salam 5 Menit


- Moderator memberikan salam - Mendengar dan
- Moderator memperkenalkan Memperhatikan
anggota penyuluh - Mendengar dan
- Moderator menjelaskan tentang Memperhatikan
topik penyuluhan - Mendengar dan
- Moderator membuat kontrak Memperhatikan
- Moderator menjelaskan tujuan - Mendengar dan
penyuluhan Memperhatikan
II Pelaksanaan 35 menit
- Menggali pengetahuan peserta - Mengemukakan
tentang pengertian lem fox pendapat
- Memberikan reinforcement dan - Mendengar dan
meluruskan konsep Memperhatikan
- Menjelaskan tentang pengertian - Mendengar dan
lem fox Memperhatikan
- Menggali pengetahuan tentang - Mengemukakan
faktor penyebab ngelem pendapat
- Menjelaskan tentang faktor - Mendengar dan
penyebab ngelem Memperhatikan
- Menjelaskan tentang bahaya - Mendengar dan
ngelem Memperhatikan
III Penutup 10 menit
- Presenter menyimpulkan materi - Bersama pesenter
menyimpulkan materi
- Presenter mengadakan evaluasi - Menjawab pertanyaan
tentang pengertian, faktor
penyebab, efek ngelem, serta cara
pencegahan.
- Moderator menyimpulkan hasil - Mendengar dan
diskusi Memperhatikan
- Moderator memberikan salam - Menjawab salam

F. Evaluasi
Sesuai dengan indikator yang ditetapkan, peserta diminta untuk memahami tujuan
instruksional umum dan khusus berdasarkan :
1. Evaluasi Struktur
 Kelompok penyuluh dan keluarga masyarakat pada posisi yang sudah direncanakan
 60 % peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan
 Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
 Pre Planning telah disetujui
 Leaflet telah tersedia
 Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi Proses
 Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
 Keluarga masyarakat dapat mengikuti acara atau kegiatan penyuluhan sampai
selesai
 Keluarga masyarakat berperan aktif selama kegiatan berjalan
3. Evaluasi Hasil
 Minimal 60% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan pengertian
 Minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 4 dari 6 penyebab
 Minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 4 dari 5 tanda dan
gejala
 Minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan penatalaksanaan
 Minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 3 dari 4 cara
pencegahan
G. Uraian Tugas
1. Penanggung jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2. Moderator
b. Pada acara pembukaan
 Membuka acara
 Memperkenalkan anggota penyuluh
 Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
 Menjelaskan kontrak waktu ( jam)
c. Kegiatan inti
 Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak dipahami
 Memberikan kesempatan pada penyuluh atas jawaban yang diajukan untuk
menjawab
d. Pada acara penutup
 Menyimpulkan dan menutup diskusi
 Mengucapkan salam
3. Leader / Co-Leader
 Memberikan penyuluhan pada peserta
 Melakukan evaluasi
4. Fasilitator
 Memotivasi peserta agar berperan aktif
 Membuat absensi penyuluhan
 Mengantisipasi suasana yang dapat menganggu kegiatan penyuluhan
5. Observer
 Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
 Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
Lampiran Materi

1. Pengertian Lem Fox


Lem Fox adalah lem serbaguna, untuk merekatkan berbagai alat atau barang. Lem ini
berguna untuk merekatkan barang dari bahan kulit binatang (tas, sepatu), plastik, kayu,
kertas, aluminium, karet, tembaga, besi dan lain-lain. Jenis lem ini sering disalahgunakan
oleh anak-anak jalanan untuk membuat mereka mabuk karena lem ini termasuk kategori zat
adiktif yang berbahaya.
Zat yang ada dalam lem fox adalah zat kimia yang bisa merusak sel-sel otak dan
membuat kita menjadi tidak normal, sakit bahkan bisa meninggal. Salah satu zat yang
terdapat di dalam lem fox adalah Lysergic Acid Diethyilamide (LSD). Lysergic acid
diethylamide (LSD) adalah halusinogen yang paling terkenal. Ini adalah narkoba sintetis
yang disarikan dari jamur kering (dikenal sebagai ergot) yang tumbuh pada rumput gandum.
LSD adalah cairan tawar, yang tidak berwarna dan tidak berbau yang sering diserap ke
dalam zat yang cocok seperti kertas pengisap dan gula blok, atau dapat dipadukan dalam
tablet, kapsul atau kadang-kadang gula-gula. Bentuk LSD yang paling popular adalah kertas
pengisap yang terbagi menjadi persegi dan dipakai dengan cara ditelan.
Tak serupa dengan narkoba lain, pengguna LSD mendapat sedikit gagasan yang dipakai
dan efeknya dapat berubah-ubah dari orang ke orang, dari peristiwa ke peristiwa dan dari
dosis ke dosis. Efeknya dapat mulai dalam satu jam setelah memakai dosis bertambah antara
2-8 jam dan berangsur hilang secara perlahan-lahan setelah kurang lebih 12 jam.
Untuk penggunaan LSD efeknya dapat menjadi nikmat yang luar biasa, sangat tenang
dan mendorong perasaan nyaman. Sering kali ada perubahan pada persepsi, pada
penglihatan, suara, penciuman, perasaan dan tempat. Efek negatif LSD dapat termasuk
hilangnya kendali emosi, disorientasi, depresi, kepeningan, perasaan panik yang akut dan
perasaan tak terkalahkan, yang dapat mengakibatkan pengguna menempatkan diri dalam
bahaya fisik.
Pengguna jangka panjang dapat mengakibatkan sorot balik pada efek halusinogenik,
yang dapat terjadi berhari-hari, berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah
memakai LSD. Tidak ada bukti atau adanya ketergantungan fisik dan tidak ada gejala putus
zat yang telah diamati bahkan setelah dipakai secara berkesinambungan. namun,
ketergantungan kejiwaan dapat terjadi. Efek LSD normalnya 6-12 jam setelah menggunakan,
tergantung pada dosis, toleransi, berat badan dan umur. Keberadaan LSD tidak lebih lama
keberadaannya daripada obat-obat dengan level signifikan di dalam darah.

2. Faktor yang Mendorong Remaja Memulai Perilaku “Ngelem”


a. Faktor Internal
 Awalnya terdorong untuk melakukan aktivitas “ngelem” karena merasa pusing,
stress dan bosan. Pusing yang dimaksud adalah sedang dihadapi suatu masalah,
selain itu stress dan bosan karena merasa kesepian dan hanya sekedar iseng-iseng
untuk mencari reputasi sehingga terjerumus dalam perilaku “ngelem”.
 Perilaku “ngelem” merupakan gaya trend. Gaya trend yang dimaksud adalah ingin
dikatakan anak gaul sehingga tidak ingin dikatai banci serta rasa penasaran yang
ingin tahu tentang “ngelem” yang membuat mereka ingin melakukan aktivitas
“ngelem” sehingga terjerumus dalam perilaku “ngelem”.
 Ikut-ikutan , serta meniru perilaku teman yang terjerumus dalam perilaku”ngelem”
serta jenis lem yang digunakan yakni lem jenis fox. Lem fox ini merupakan salah
satu jenis lem yang mengandung zat inhalan dimana zat inahalan merupakan zat
yang mengandung bahan-bahan kimia yang bertindak sebagai depresan.
b. Faktor Eksternal
 Kurangnya perhatian dari kedua orang tua.
 Adanya ajakan dari salah satu keluarga ataupun teman dekat.
 Kurangnya upaya orang tua dalam menerapkan kedisiplinan pada anak.

3. Ketersediaan dan Keterjangkauan


Lem jenis fox yang mereka gunakan dalam aktivitas “ngelem” sangat mudah
didapatkan. Mereka dengan mudah mendapatkan lem tersebut dengan membeli di pasar, dan
warung serta toko baik toko besar maupun toko kecil. Sehingga dengan mudah mereka
melakukan aktivitas “ngelem”.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratta (2008) yang hasilnya
menyebutkan menurut para pecandu Narkoba, awalnya dia hanya pengguna narkoba dengan
media seperti,obat-obatan, ganja, suntikan tetapi setelah terlalau lama menjadi pecandu
subjek tidak kuat untuk membeli Narkoba dan kemudian berpindah menggunakan Lem,
karena dari segi harga lebih murah dan terjangkau dan mendapatkannya lebih mudah.

4. Bahaya Menghirup Uap Lem atau Ngelem


a. Efek ngelem jangka pendek
 Denyut jantung meingkat
 Mual dan muntah
 Mati rasa atau hilang kesadaran
 Susah bicara atau cadel
 Kehilangan koordinasi gerak tubuh
b. Efek ngelem jangka panjang
 Kerusakan otak, mual dan cepat pikun, kesulitan mempelajari sesuatu dan Parkinson
 Otot melemah
 Depresi
 Sakit kepala dan mimisan
 Kerusakan saraf (hilangnya kemampuan mencium dan mendengar)

Walaupun dihirup hanya sekali, namun efeknya sangat fatal jika telah melewati ambang
batas yang bisa ditoleransi oleh tubuh. Menghirup uap lem bisa membunuh dalam seketika
dengan beberapa gejala berikut ini :
a. Kematian mendadak
Kematian mendadak saat menghirup uap bahan kimia pada umumnya disebabkan oleh
sabotase fungsi jantung. Gejala awalnya yaitu denyut nadi meningkat dan menjadi tidak
teratur. Lalu, beberapa saat kemudian nadi berhenti untuk selamanya.
b. Sesak nafas
Dikalangan anak jalanan, ngelem biasanya dilakukan dengan cara menutup kepala
dengan tas plastic agar uap tak menyebar kemana-mana. Pada saat tubuh sudah
terpengaruh dengan uapnya, mereka jadi tidak bisa melepas plastic sehingga menjadi
tak bernyawa jika tak ada yang menolong.

c. Bunuh diri
Depresi dan halusinasi bisa mengakibatkan sipenghirup untuk melakukan bunuh diri
dalam kondisi kejiwaan yang sedang kacau.
d. Asphyxia
Uap yang dihirup juga bisa mengikat oksigen disistem pernapasan dan memicu
asphyxia atau kekurangan suplai oksigen ke jaringan otak.

Oleh karena itu cara termudah mencegah kematian akibat menghirup lem adalah tidak
memulai menggunakannya sama sekali. Sekali pemakai kecanduan, ia akan memiliki
ketergantungan fisik dan psikologis (yang bisa berlangsung seumur hidup). Dan bagi yang
sudah terlanjur kecanduan, supaya melaporkan diri ke Poskesmas, Rumah Sakit, atau
langsung ke Balai Terapi dan Rehabilitasi yang tersedia.
Daftar pustaka

http://pkugombong.blogspot.com/2009/02/penyalahgunaan-obat-terlarang-napza.html
 
Soetomo, 2008. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/083/

https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fwww.kemenkumham.go.id
%2Fimages%2Ffoto%2F2016%2F06-Juni%2F20160627_-
_infografis_2_penyalahgunaan_narkotika.jpeg&imgrefurl=https%3A%2F
%2Fkitabelajar.github.io%2Fbelajar%2Fpost%2Fbrosur-anti-narkoba
%2F&tbnid=mx8EKZ45ZI1kgM&vet=12ahUKEwiArLW12N30AhUk_zgGHcHzALAQxiAoA
noECAAQHQ..i&docid=p8ziYjpjtmzIoM&w=1280&h=960&itg=1&q=jauhi%20lem
%20bahaya
%20brosur&hl=id&ved=2ahUKEwiArLW12N30AhUk_zgGHcHzALAQxiAoAnoECAAQHQ
Poster bahaya Narkoba

leaflet bahaya Narkoba

Anda mungkin juga menyukai