A. Identitas Usaha
Jenis Usaha : Pembibitan Usaha Ayam Kampung
Alamat Usaha : Desa Balleanging, Kec. Ujung Loe, Kab. Bulukumba
Telepon : 08118584333
B. PesertaKelompok
Nama Kelompok : Insan Cendekia Farm
Ketua Kelompok,
Ketua Kelompok,
Anggota Kelompok,
a.
Anggota Kelompok,
Diajukan oleh:
NIK : 7371132012840013
Nama Media
Nomor SKU/
NIB :
Alamat : Palangisang
Desa : Balleanging
Kabupaten : Bulukumba
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL USAHA
Judul Usaha
2. b. NIK : 7371132012840013
h. Email : ichi.indrawan@gmail.com
5. Rencana Biaya
Ketua Kelompok,
(Ichi Indrawan,S.Sos)
Menyetujui,
BPH DPM/DPA,
(Abdul Rahman)
PEMBIBITAN AYAM KAMPUNG UNGGUL BALITNAK (KUB)
A. Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang selalu menarik untuk
dibahas. Selain sebagai penyedia pangan nasional, sektor ini juga merupakan
penyerap tenaga kerja yang sangat besar di Indonesia. Walaupun konstribusinya
terhadap perekonomian menurun tajam tetapi angkatan kerja yang berada disektor ini
masih tinggi. Artinya sektor pertanian masih penting bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Namun dalam perjalanan pembangunan ekonomi Indonesia, sektor
pertanian masih tertinggal dibandingkan dengan sektor lainnya.
Indikator ketertinggalannya antara lain bahwa sektor pertanian memiliki
produktivitas yang rendah, para pelakunya masih banyak yang terekspose dalam
kemiskinan, neraca perdagangan (kecuali perkebunan) selalu mengalami defisit,
bahkan ketahanan pangan pun menghadapi ancaman. Salah satu permasalahan yang
membuat sektor ini tertinggal adalah kurangnya akses terhadap pembiayaan.
Perbankan masih memandang bahwa sektor ini memiliki tingkat resiko yang sangat
tinggi.
Kondisi ini coba disikapi oleh peternak milenial di Bulukumba, Komoditi
pilihannya adalah ayam kampung karena kebutuhan daging ayam kampung dari tahun
ke tahun di berbagai daerah terus mengalami peningkatan, bahkan laporan Pusat Data
dan Informasi Kementerian Pertanian menunjukkan perkembangan konsumsi ayam
buras dari sebelumnya 0,54-0,56 kg/kapita/tahun pada tahun 2010-2012 meningkat
menjadi 0,57 kg/kapita/tahun pada tahun 2013-2014. Hal ini menunjukkan bahwa
permintaan daging ayam kampung tidak kalah dengan permintaan ayam ras.
Sayangnya, tingginya angka permintaan yang tidak dibarengi dengan
ketersediaan daging ayam kampung dipasaran. Hal ini yang membuat peternak
milenial mendorong untuk mengembangkan pola kemitraan ternak ayam kampung
bagi masyarakat pedesaan yang tergolong menengah kebawah secara ekonomi.
B. Visi
C. Gambaran Produk
1. Indukan ayam KUB yang unggul dan berkualitas
2. Penyedia bibit bagi masyarakat pedesaan
3. Telur yang bersumber dari protein hewani
D. Gambaran Cara Budidaya/Produksi
Ayam kampung telah lama dibudidayakan dengan cara umbaran baik itu
dipedesaan maupun dipinggir daerah perkotaan (sub urban). Dimana dengan
pemeliharaan tersebut pakan yang dikonsumsi oleh ternak tidak tercerna secara
maksimal. Secara Umum sistem pemeliharaan dibagi menjadi dua jenis yaitu
pemeliharaan secara intensif (dikandangkan) dan pemeliharaan secara ekstensif
(diumbar).
Adapun pola produksi ayam kampung yang di kandang secara umum dalam
satu siklus akan menghabiskan waktu selama 8 minggu, terdiri atas: ™
1. Induk-induk ayam umur 6 bulan, mulai bertelur untuk selama kurang lebih 2
minggu menghasilkan telur kurang lebih 10 butir. ™
4. Setiap ekor induk ayam selama 12 bulan (52 minggu) sejak ayam bertelur, dia
akan menghasilkan 6 siklus dengan 18 butir telur dan 21 ekor anak jantan dan
21 ekor anak betina
Rata-rata konsumen tidak melihat dari segi kualitas maupun kuantitas dari
produk-produk yang ada dipasaran mereka lebih melihat pada harga yang tertera pada
kemasana suatu produk. Adapun target pemasaran pada pembibitan ayam KUB ialah
sebagai berikut:
F. Manajemen Usaha
Adapun tim kerja/pekerja yang dibutuhkan untuk memproses produk yang
menjadi usaha ialah:
No. Nama Posisi/Jabatan Tugas
Kendala yang dihadapi dalam proses produksi, kendala dalam proses pemasaran,
maupun persaingan dengan usaha sejenis beserta mitigasi untuk mengatasi risiko
tersebut.
Risiko Usaha: Telur retak dan DOC yang tidak masuk kriteria dalam proses seleksi.
1. Risiko Produksi : Setelah penetasan dilakukan proses seleksi, dalam proses penyeleksian
tersebut biasanya terdapat DOC (day old chick) yang tidak layak
produksi/dibagikan kepada mitra.
2. Risiko Pemasaran : Turunnya daya beli konsumen terhadap produk yang kami tawarkan.
Sehingga produk tersebut perlu dilakukan pembenahan di
manajemen pemeliharaan serta mengedepankan bio security.
3. Risiko Persaingan Usaha : dalam persaingan usaha yang ditekankan adalah quality,
quantity, dan price suatu produk.
G. Daftar Aset
Aset Tetap
1 Kandang kapasitas 200 ekor 1 unit Rp. 7.664.000,-
Perlengkapan Kandang :
Rp. 816.000,-
2 1. Tempat Minum 8 set Rp. 1.040.000,-
16 buah Rp. 230.000,-
2. Tempat Pakan 2 buah
3. Paralon 1/2 inci
Harga Umur
No Uraian Jumlah Satuan Satuan Ekonomi Nilai (Rp) Penyusuta
(Rp) (bulan) n (Rp)
I Biaya Investasi
Peralatan
II Biaya Variabel/Bulan
1 Bahan Baku
Obat-obatan dan
vitamin 10 bungkus 50,000 1 500,000
IV Hasil Penjualan/Bulan
Jumlah Hasil
Penjualan 6,180,000
V Keuntungan
1 Penjualan 6,180,000
(30,573,00
Jumlah Keuntungan 0)
Profit Margin =
Keuntungan/Jumlah (61,146.00
3 Penjualan Rupiah )
PP = (Biaya Investasi x
Masa
5 Produksi)/Keuntungan Hari (107)
I. Penutup
Demikian proposal usaha ini kami buat, semoga dengan program PWMP ini dapat
menambah kesejahteraan petani/peternak didesa tersebut.