Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Kenyamanan Mata, Keamanan Mata, Harga dan Gaya Hidup

Terhadap Pemilihan Alat Bantu Penglihatan Kacamata dan Softlens

Yuanita Novitasari, S. Pd. M. P. H

Dosen Akademi Refraksi, Optisi dan Optometry GAPOPIN

Abstrak

Mata adalah sistem optik yang berfungsi mengfokuskan berkas cahaya. Adanya
kelainan refraksi akan menurunkan fungsi dari mata sebagai sistem penglihatan. Kelainan
refraksi dapat diatasi dengan koreksi refraksi. Koreksi kelainan refraksi dapat dengan
penggunaan kacamata ataupun softlens sebagai alat bantu. Semakin beragam mode kacamata
dan softlens yang berkembang di masyarakat khususnya masyarakat Indonesia menyebabkan
kcamata dan softlen bukan hanya sebagai alat bantu penglihatan saja tetapi juga untuk
kepentingan fashion dan untuk mempercantik penampilan. Penelitian ini merupakan
penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh kenyamanan mata, keamanan mata, harga dan gaya hidup terhadap
pemilihan alat bantu penglihatan kacamata dan softlens dengan profil responden meliputi
usia, jenis kelamin, status sosial, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Sample penelitian adalah
pasien dari optik di Bekasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survey
dengan instrument penelitian berupa kuesioner. Populasi penelitian adalah 300 pasien dari
jumlah pasien optik selama 6 bulan terakhir dan jumlah sample penelitiannya adalah
sejumlah 75 sample. Teknik pengambilan sampel dengan teknik non probability sampling
dengan jenis purposive sampling. Hasil penelitian memberikan model regresi logistik Ln
[oods (S │X1, X2,....X3)] = b0 + b1 X1 + b2 X2 +....+bK Xk dimana: Odds (S │X1,
p
X2,....X3) = dan P adalah probabilitas perusahaan sukses dengan variabel independent
1− p
X1, X2, .... Xk bahwa yang berpengaruh terhadap pemilihan alat bantu kacamata dan softlens
adalah gaya hidup dengan nilai 0,025 (nilai Sig.Model < 0,05) dan harga 0,002 (nilai
Sig.Model < 0,05). Sedangkan kenyaman mata dan keamanan mata tidak berpengaruh
terhadap pemilihan alat bantu kacamata dan softlens karena nilai Sig.Model > 0,05.

Kata Kunci: Alat Bantu Penglihatan, Kacamata, Softlens, Kenyaman Mata, Keamanan Mata,
Gaya Hidup, Harga. Analisis Regresi Logistik, Optik, Refraksi

1. Pendahuluan
Mata adalah sistem optik refraksi menyebabkan sinar
yang berfungsi mengfokuskan difokuskan didepan retina atau
berkas cahaya (Sloane, 2004). dibelakang retina ataupun
Adanya kelainan refraksi akan dibiaskan dikedua titik pembiasan
menurunkan fungsi dari mata (Ilyas, 2006). Kelainan refraksi
sebagai sistem penglihatan. dapat diatasi dengan koreksi
Kelainan refraksi adalah kelaianan refraksi. Koreksi kelainan refraksi
pembiasan cahaya sehingga dapat dengan penggunaan
pembiasan sinar tidak dapat kacamata ataupun softlens sebagai
difokuskan ke retina. Kelainan alat bantu. Kelainan refraksi pada
mata seperti miopia, hipermetropia, Dr Spesialis Mata dari Klinik Mata
presbiopia dan astigmatisme dapat Smesco Imsyah Satari mengatakan
diatasi dengan penggunaan penggunaan kacamata lebih baik daripada
kacamata, namun penggunaan softlens bagi orang yang memiliki minus
softlens sebagai alat bantu mata dan keluhan penyakit mata lainnya.
penglihatan pun mulai digunakan Karena kacamata lebih aman daripada
banyak orang. softlens, kedua risiko terkena infeksi
Dunia mode dalam dan luar negeri kornea lebih banyak akibat dari
sangat berpengaruh bagi masyarakat penggunaan softlens. Alasan softlens
termasuk mode alat bantu penglihatan sangat tinggi risiko terkena infeksi kornea
meliputi kacamata dan softlens. Semakin karena cara pemakaian dan penyimpanan
beragam mode kacamata dan softlens yang jika tidak benar bisa memicu infeksi
berkembang di masyarakat khususnya kornea (Lifestyle Bisnis.com, 2015)
masyarakat Indonesia. Bahkan kacamata Berdasarkan uraian di atas maka
dan softlens sekarang ini bukan hanya peneliti tertarik mengambil judul
berfungsi sebagai alat bantu untuk “Pengaruh Kenyamanan Mata, Keamanan
mempertajam penglihatan saja, akan tetapi Mata, Harga dan Gaya Hidup Terhadap
juga untuk kepentingan fashion dan untuk Pemilihan Alat Bantu Penglihatan
mempercantik penampilan. Kacamata dan Kacamata dan Softlens”
softlens sudah menjadi bagian dari gaya
hidup seseorang.

2. Landasan Teori bantu penglihatan sehingga


2.1 Kenyamanan Mata terpenuhinya kebutuhan seseorang
Kenyaamanan mata adalah untuk bisa melihat lebih jelas dan
terpenuhinya kebutuhan seseorang tajam (Potter& Perry, 2006).
untuk bisa melihat lebih jelas dan 2.3 Harga
tajam disertai dengan perasaan Harga adalah suatu nilai
segar, sehat, tidak terganggu dan tukar yang bisa disamakan dengan
bisa melakukan aktifitas sehari-hari uang atau barang lain untuk
dengan leluasa dan tanpa manfaat yang diperoleh dari alat
gangguan. Kenyamanan mata tidak bantu penglihatan dimana
hanya masalah fisik biologis, digunakan untuk memberikan nilai
namun juga perasaan, seperti finansial pada alat bantu
cahaya yang masuk ke mata tidak penglihatan tersebut (Wikipedia,
terhalang, tidak ada tabir yang 2019).
menutupi pandangan, tidak 2.4 Gaya Hidup
membuat mata menjadi perih/pedih Gaya hidup adalah pemilihan
dan lain-lain. Kenyamanan dapat merek yang digunakan pada alat
dinilai dari mulai dari paling bantu penglihatan yang
nyaman sampai dengan paling diperdagangkan oleh seseorang
tidak nyaman yang dinilai atau beberapa orang secara
berdasarkan persepsi masing- bersama-sama atau badan hukum
masing individu (Potter& Perry, untuk membedakan dengan barang-
2006). barang sejenis lainnya. Merek
2.2 Keamanan Mata dipercaya menjadi motif pendorong
Keamanan mata adalah pasien memilih alat bantu
keadaan bebas dari cedera fisik dan penglihatan, karena merek bukan
psikologis atau bisa juga keadaan hanya apa yang tercetak di dalam
aman mata saat penggunaan alat produk (kemasannya), melainkan
juga merek termasuk yang ada di penelitian, dimana meliputi usia,
dalam hati konsumen dan jenis kelamin, tingkat pendidikan,
bagaimana konsumen pekerjaan, dan pendapatan.
mengasosiasikannya (Wikipedia, a. Usia
2019). Usia adalah satuan waktu yang mengukur
2.5 Alat bantu penglihatan kacamata dan waktu keberadaan manusia, diukur sejak
soflen lahir hingga waktu umur itu dihitung
Alat bantu penglihatan adalah (Wikipedia, 2019).
alat yang digunakan untuk b. Jenis Kelamin
meningkatkan tajam penglihatan Varian spesies makhluk hidup yang terbagi
dan membantu sistem kerja pada menjadi laki-laki dan perempuan
mata. Alat bantu penglihatan (Wikipedia, 2019).
meliputi kacamata dan soflen. c. Tingkat Pendidikan
Kacamata adalah lensa tipis untuk Tingkat pendidikan adalah salah satu
mata beserta frame untuk status sosial seseorang dimana ada
menormalkan dan mempertajam beberapa tingkatan mulai dari SD, SMP,
penglihatan serta digunakan untuk SMA, S1, S2, dan S3 (Wikipedia, 2019).
membantu mata mencapai d. Pekerjaan
pelihatan normalnya (Hasyim, Pekerjaan adalah salah satu status sosial
2012). Softlens merupakan alat seseorang dimana ada hubungan yang
bantu penglihatan yang terbuat dari melibatkan dua pihak antara perusahaan
bahan plastik yang sangat tipis dan dengan para pekerja/karyawan
memiliki beragam warna (Pustaka (Wikipedia, 2019).
Kesehatan Populer Edisi Panca e. Pendapatan
Indra, 2009 : 67 – 68) yang Pendapatan adalah jumlah uang yang
dipasang menempel pada jaringan diterima oleh seseorang dari aktivitasnya,
anterior kornea dan sklera untuk baik dari penjualan produk dan/atau jasa
memperbaiki tajam penglihatan kepada pelanggan, dari keuntungan
dan kosmetik (Kemenkes, 2008). penjualan dan berinvestasi maupun dari
2.6 Profil Responden gaji perusahaan tempat bekerja
Penjelasan secara detail (Wikipedia, 2019).
kharakteristik responden dalam

3. Metode Penelitian berupa kuesioner. Populasi


Penelitian ini merupakan penelitian adalah 300 pasien dari
penelitian cross sectional dengan jumlah pasien optik selama 6 bulan
pendekatan kuantitatif. Penelitian terakhir dan jumlah sample
ini dilakukan untuk mengetahui penelitiannya adalah sejumlah 75
pengaruh kenyamanan mata, sample. Teknik pengambilan
keamanan mata, harga dan gaya sampel dengan teknik non
hidup terhadap pemilihan alat probability sampling dengan jenis
bantu penglihatan kacamata dan purposive sampling.
softlens dengan profil responden Teknik analisis statistik yang
meliputi usia, jenis kelamin, status dapat digunakan untuk analisis
sosial, tingkat pendidikan, dan pengaruh adalah tergantung pada
pekerjaan. Sample penelitian jenis skala datanya. Dimana jenis
adalah pasien dari optik di Bekasi. skala data variable independen
Metode pengumpulan data yang yaitu kenyamanan mata dan
digunakan adalah metode survey keamanan mata adalah data
dengan instrument penelitian nominal serta harga dan gaya hidup
adalah data ordinal sedangkan kelamin, tingkat pendidikan,
variable dependent yaitu pemilihan pendapatan dan pekerjaan. Uji
alat bantu kacamata dan softlens validitas dan reabilitas juga
adalah data nominal. Sehingga dilakukan terhadap poin pertanyaan
teknik analisis yang digunakan dalam kuesioner. Uji validitas
dalam penelitian ini adalah analisis digunakan untuk mengukur valid
regresi logistik. Analisis profil tidaknya suatu kuesioner. Uji
responden menggunakan analisis reliabilitas digunakan untuk
deskripsi frekuensi yang mencakup mengukur suatu kuesioner yang
profil responden berupa umur, jenis merupakan indikator dari variabel.

4. Hasil dan Pembahasan kuesioner yang akan mengukur


4.1 Uji Validasi variable gaya hidup dengan
Validitas adalah suatu indek yang pertanyaan kuesioner 1, 2, 3, 4, 5
menunjukkan suatu alat ukur itu bisa dan dan 6 maka diketahu bahwa
benar-benar mengukur apa yang di ukur pertanyaan kuesiner 1, 2, 3, 4, 5
(Notoatmodjo, 2005). dan 6 valid untuk mengukur
4. 1.1 Uji Validasi Variabel Kenyaman variable kenyamanan mata dengan
Mata nilai > 0.05.
Untuk mengukur variable 4. 1. 4 Uji Validasi Variabel Harga
kenyamanan mata maka dibuat Untuk mengukur variable
kuesioner dengan 6 pertanyaan. harga maka dibuat kuesioner
Dari uji validasi terhadap dengan 6 pertanyaan. Dari uji
pertanyaan kuesioner yang akan validasi terhadap pertanyaan
mengukur variable kenyamanan kuesioner yang akan mengukur
mata dengan pertanyaan kuesioner variable harga dengan pertanyaan
1, 2, 3, 4, 5 dan 6 maka diketahu kuesioner 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 maka
bahwa pertanyaan kuesiner 1, 2, 3, diketahu bahwa pertanyaan
4, 5 dan 6 valid untuk mengukur kuesiner 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 valid
variable kenyamanan mata dengan untuk mengukur variable
nilai > 0.05. kenyamanan mata dengan nilai >
4. 1. 2 Uji Validasi Variabel Keamanan 0.05.
Mata 4. 2 Uji Reabilitas
Untuk mengukur variable Reabilitas adalah indek yang
keamanan mata maka dibuat menunjukkan sejauh mana suatu
kuesioner dengan 6 pertanyaan. alat ukur dapat dipercaya dan
Dari uji validasi terhadap diandalkan. Uji ini menunjukkan
pertanyaan kuesioner yang akan sejauh mana hasil pengukuran itu
mengukur variable keamanan mata tetap konsisten bila dilakukan
dengan pertanyaan kuesioner 1, 2, pengukuran itu tetap konsisten bila
3, 4, 5 dan 6 maka diketahu bahwa dilakukan pengukuran dua kali atau
pertanyaan kuesiner 1, 2, 3, 4, 5 lebih terhadap gejala yang sama
dan 6 valid untuk mengukur dengan menggunakan alat ukur
variable kenyamanan mata dengan yang sama (Notoatmodjo, 2005)
nilai > 0.05. 4. 2. 1 Uji Reabilitas Variabel
4. 1. 3 Uji Validasi Variabel Gaya Hidup Kenyaman Mata
Untuk mengukur variable Untuk mengukur variable
gaya hidup maka dibuat kuesioner kenyamanan mata maka dibuat
dengan 6 pertanyaan. Dari uji kuesioner dengan 6 pertanyaan.
validasi terhadap pertanyaan Dari uji reability terhadap
pertanyaan kuesioner yang akan Usia merupakan skala rasio
mengukur variable kenyamanan dalam penelitian. Skala rasio
mata maka diketahu bahwa nilai adalah skala dengan titik nol-nya
reability 0.754 (> 0.7) berarti nilai merupakan nol absolut. Dalam
reabilitynya tinggi penelitian ini usia dirubah menjadi
4. 2. 2 Uji Reabilitas Variabel skala interval yaitu mencakup usia
Keamanan Mata remaja (12-25 tahun), usia dewasa
Untuk mengukur variable (26-45 tahun) dan usia lansia (48-
keamanan mata maka dibuat 65 tahun). Skala interval yang
kuesioner dengan 6 pertanyaan. membedakan katagori dengan
Dari uji reability terhadap selang atau jarak tertentu dengan
pertanyaan kuesioner yang akan jarak antar katagori yang sama.
mengukur variable keamanan mata Profil responden penelitian
maka diketahu bahwa nilai reability jika dilihat dari usia maka lebih di
0.598 (antara 0.4 dan 0.7) berarti dominasi oleh responden yang
nilai reabilitynya sedang berusia 26-45 tahun (masa
4. 2. 3 Uji Reabilitas Variabel Gaya dewasa). Usia responden yang
Hidup paling banyak adalah usia 25 tahun.
Untuk mengukur variable Nilai rata-rata usia responden
gaya hidup maka dibuat kuesioner adalah sebesar 33 tahun.
dengan 6 pertanyaan. Dari uji
reability terhadap pertanyaan
kuesioner yang akan mengukur
variable gaya hidup maka diketahu
bahwa nilai reability 0.5649 (antara
0.4 dan 0.7) berarti nilai
reabilitynya sedang
4. 2. 4 Uji Reabilitas Variabel Harga
Untuk mengukur variable
harga maka dibuat kuesioner
dengan 6 pertanyaan. Dari uji
reability terhadap pertanyaan
kuesioner yang akan mengukur Diagram 1. Profil Responden Usia
variable harga maka diketahu
bahwa nilai reability 0.568 (antara 4. 3. 2 Jenis Kelamin
0.4 dan 0.7) berarti nilai Jenis kelamin atau gender
reabilitynya sedang adalah varian spesies makhluk
4. 3 Profil Responden hidup. Jenis kelamin terbagi
4. 3. 1 Usia menjadi laki-laki dan perempuan
Usia adalah satuan waktu (Wikipedia, 2019).
yang mengukur waktu keberadaan Jenis kelami merupakan
manusia, diukur sejak lahir hingga skala nominal. Skala nominal
waktu umur itu dihitung adalah skala yang hanya
(Wikipedia, 2019). Usia dibagi membedakan katagori berdasarkan
menjadi katagori usia balita (0-5 jenis dan macamnya namun tidak
tahun), anak-anak (6-11 tahun), membedakan katagori berdasarkan
remaja (12-25 tahun), usia dewasa urutan atau tingkatan.
(26-45 tahun) dan usia lansia (48- Profil responden penelitian
65 tahun) (DEPKES RI, 2009). jika dilihat dari jenis kelamin maka
lebih di dominasi oleh responden
yang berjenis kelamin perempuan
dengan jumlah responden sebanyak
50 responden.

Diagram 3. Profil Responden Tingkat


Pendidikan
Diagram 2. Profil Responden Jenis Kelamin
4. 3. 4 Pekerjaan
Pekerjaan adalah salah satu
4. 3. 3 Tingkat Pendidikan
status sosial seseorang dimana ada
Tingkat pendidikan adalah
hubungan yang melibatkan dua
salah satu status sosial seseorang
pihak antara perusahaan dengan
dalam masyarakat. Tingkat
para pekerja/karyawan (Wikipedia,
pendidikan dalam masyarakat ada
2019). Pekerjaan dalam status
beberapa tingkatan mulai dari SD,
sosial masyarakat bisa
SMP, SMA, S1, S2, dan S3
dikatagorikan dalam pekerjaan
(Wikipedia, 2019).
swasta (wiraswasta, ibu rumah
Tingkat pendidikan adalah
tangga, pengusaha, dll) dan negeri
skala ordinal. Skala ordinal adalah
(PNS, TNI, Polisi, dll).
skala yang membedakan katagori
Pekerjaan adalah skala
berdasarkan tingkat atau urutan.
nominal. Skala nominal adalah
Skala Ordinal digunakan untuk
skala yang hanya membedakan
mengukur perbedaan kualitas atau
katagori berdasarkan jenis dan
kuantitas yang tidak dapat
macamnya namun tidak
diketahui berapa unit selisihnya,
membedakan katagori berdasarkan
tetapi diketahui perbedaannya
urutan atau tingkatan.
bahwa yang satu lebih tinggi atau
Profil responden penelitian
lebih rendah dari yang lainnya
jika dilihat dari pekerjaan maka
kualitas atau kuantitasnya
lebih di dominasi oleh responden
Profil responden penelitian
yang pekerjaannya pegawai
jika dilihat dari tingkat pendidikan
swasta/wiraswasta dengan jumlah
maka lebih di dominasi oleh
responden sebanyak 74 responden.
responden yang tingkat
pendidikannya SMA dengan
jumlah responden sebanyak 51
responden.
Diagram 5. Profil Responden Pendapatan
Diagram 4. Profil Responden Pekerjaan
4. 3. 5 Pendapatan 4. 4 Analisis Regresi Logistik
Pendapatan adalah jumlah 4. 4. 1 Model Fit
uang yang diterima oleh seseorang Langkah pertama dalam
dari analisis regresi logistik adalah
aktivitasnya, baik dari menilai overall fit model terhadap
penjualan produk dan/atau jasa data. Hipotesis untuk menilai
kepada pelanggan, dari keuntungan model fit adalah:
penjualan dan berinvestasi maupun H0 : Model yang dihipotesakan fit dengan
dari gaji perusahaan tempat bekerja data
(Wikipedia, 2019). Pendapatan HA : Model yang dihipotesakan tidak fit
dapat dikatagorikan menjadi dengan data
pendapatan rendah (dibawah 10 Dari hipotesis jelas jika tidak
juta) dan tinggi (10 juta keatas). menolak hipotesa nol agar supaya
Pendapatan merupakan model fit dengan data. Statistik
skala rasio dalam penelitian. Skala yang digunakan berdasarkan pada
rasio adalah skala dengan titik nol- fungsi likelihood. Likelihood L
nya merupakan nol absolut. Dalam dari model adalah probabilitas
penelitian ini pendapatan dirubah bahwa model yang dihipotesakan
menjadi skala interval yaitu menggambarkan data input. Untuk
mencakup pendapatan rendah menguji hipotesis nol dan alternatif
(dibawah 10 juta) dan tinggi (10 mka L di transformasikan menjadi
juta keatas). Skala interval yang -2LogL. Statistik -2LogL disebut
membedakan katagori dengan likelihood rasio X2 statistik,
selang atau jarak tertentu dengan dimana X2 distriusi dengan degree
jarak antar katagori yang sama. of freedom n – q, q adalah jumlah
Profil responden penelitian parameter dalam model (Ghozali,
jika dilihat dari pendapatan maka 2001).
lebih di dominasi oleh responden Tabel 1. Model Fit Sebelum dimasukkan
yang berpendapatan tinggi. Variabel Independent
Pendapatan responden yang paling
banyak adalah 6-10 Juta. Nilai rata-
rata pendapatan responden adalah
sebesar 6 Juta
Iteration History a,b,c

Coefficients
-2 Log
Iteration likelihood Constant

Step 0 1 106.732 -.026

2 106.732 -.026

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 106,732

c. d. Estimation terminated at iteration


number 2 because parameter
estimates changed by less than ,001.
Tabel 2. Model Fit Setelah dimasukkan 4. 4. 2 Nilai Nagelkerke’s
Variabel Independent Cox dan snell’s R Square merupakan
ukuran yang mencoba meniru ukuran R2
Iteration Historya,b,c,d pada multiple regression yang didasarkan
-2 Log Coefficients pada teknik estimasi likelihood dengan
Iteratio likelihoo Consta Total Total Total
nilai maksimum kurang dari 1 sehingga
sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s
n d nt NM AM GH TotalH
square merupakan modifikasi dari
Ste 1 93.060 5.566 .037 -.082 -.141 -1.094 koefisien Cox dan Snell untuk memastikan
p1 2 92.328 7.341 .061 -.118 -.193 -1.412 bahwa nialinya bervariasi dari 0 sampai 1.
Hal ini dilakukan dengan cara membagi
3 92.313 7.648 .066 -.125 -.201 -1.466
nilai Cox dan Snell’s R2 dengan nilai
4 92.313 7.656 .066 -.125 -.201 -1.467 maksimum (Ghozali, 2001).
5 92.313 7.656 .066 -.125 -.201 -1.467 Tabel 3. Nilai Nagelkerke’s
a. Method: Enter
Model Summary
b. Constant is included in the model.
-2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R
c. Initial -2 Log Likelihood: 106.732
Step likelihood Square Square
d. Estimation terminated at iteration number 5 because
1 92.313a .171 .228
parameter estimates changed by less than .001.
a. Estimation terminated at iteration number 5 because
Menilai model fit dengan melihat parameter estimates changed by less than .001.
nilai statistik -2LogL yaitu tanpa variabel
hanya konstantra saja maka nilainya Nilai nagelkerke’s R2 dapat
sebesar 106.732. Setelah dimasukkan diinterpretasikan seperti nilai R2 pada
variabel independent maka terjadi multiple regression. Nilai nagelkerke’s R2
penurunan sebanyak 14.419. Penurunan adalah 0.228 yang berarti variabilitas
yang terjadi dikatakan signifikan karena variabel dependent yang dapat dijelaskan
dari tabel c2 dengan df=4 didapat hasil oleh variabilitas variabel independent
7.779, nilai yang didapat dari tabel c2 sebesar 22.8%. Nilai nagelkerke’s lebih
lebih kecil dibanding banyaknya besar dari 10%, maka termasuk nilai
penurunan yang terjadi yaitu sebesar nagelkerke’s yang bagus untuk
14.419. Hal ini berarti penambahan menjelaskan variabilitas variabel
variabel independen memberbaiki model
fit dengan data.
independent terhadap variabilitas variabel kasus akan berada pada diagonal dengan
dependent. tingkat ketepatan peramalan 100%. Jika
model logistik mempunyai
4. 4. 3 Nilai Hosmer and Lemeshow’s homoskedastisitas, maka prosentase yang
Goodness of Fit Test benar akan sama untuk kedua baris
Hosmer and Lemeshow’s Goodness (Ghozali, 2001).
of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa Tabel 5. Tabel Klasifikasi
data empiris cocok atau sesuai dengan Classification Tablea
model (tidak ada perbedaan antara model
dengan data sehingga model dapat Observed Predicted

dikatakan fit). Jika nilai Hosmer and Alat Bantu %


Lemeshow Goodness on fit test statistik Softlens Kacamata Correct
sama dengan atau kurang dari 0.05, maka
Ste Alat Softlens 23 16 59.0
hipotesis nol di tolak yang berarti ada
p 1 Bantu
perbedaan yang signifikan antara model Kacamata 9 29 76.3
dengan nilai observasinya sehingga Overall Percentage 67.5
Goodness Fit model tidak baik karena
a. The cut value is .500
model tidak dapat memprediksi nilai
observasinya. Jika nialai statistik Hosmer
and Lemeshow Goodness on Fit lebih Tabel klasifikasi ini menghitung nilai
besar dari 0.05, maka hipotesis nol tidak estimasi yang benar dan salah. Menurut
dapat ditolak dan berarti model mampu prediksi responden yang memilih
memprediksi nilai observasinya atau dapat kacamata adalah sebesar 38 responden,
dikatakan model dapat diterima karena sedangkan hasil observasi hanya sekitar 29
cocok dengan data observasinya (Ghozali, responden, jadi ketepatan klasifikasinya
2001). sebesar 76.3% (29/38). Prediksi responden
Tabel 4. Nilai Hosmer and Lemeshow’s yang memilih softlens adalah sebesar 39
Goodness of Fit Test responden, sedangkan hasil observasi
Hosmer and Lemeshow Test hanya sekitar 23 responden, jadi ketepatan
klasifikasinya sebesar 59%(23/39). Secara
Step Chi-square df Sig.
keseluruhan ketepatan klasifikasinya
1 4.924 7 .669 adalah sebesar 67.5%, ini sudah termasuk
Hosmer and lemeshow’s goodness of sangat bagus karena persentase ketepatan
fit test adalah test untuk menguji hipotesis klasifikasinya lebih besar dari 10%.
nol dimana nilai nya adalah 0.669. Nilai 4. 4. 5 Regresi Logitik
hosmer and lemeshow’s goodness of fit Logistik regression adalah uji yang
test lebih dari 0.05 maka hipotesis nol dilakukan untuk mengetahui probabilitas
tidak dapat ditolak. Sehingga model terjadinya variabel terikat dapat diprediksi
mampu meprediksi nilai observasinya atau dengan variabel bebasnya. Dalam
dapat dikatakan model dapat diterima penelitian ini variabel terikat alat bantu
karena cocok/ada keseuaian dengan data penglihattan meliputi kacamata diberi kode
observasinya. 1 dan softlens diberi kode 0. Persamaan
4. 4. 4 Daya Prediksi logistic regression untuk k variabel
Menghitung nilai estimasi yang benar independent dapat dinyatakan sebagai
dan salah yaitu dengan tabel klasifikasi 2 x berikut:
2. Pada kolom merupakan dua nilai Ln [oods (S │X1, X2,....X3)] = b0 +
prediksi dari variabel dependen sedangkan b1 X1 + b2 X2 +....+bK Xk
pada baris menunjukkan nilai observasi Atau
sesungguhnya dari variabel dependent.
Pada model yang sempurna maka semua
p Harga dan gaya hidup
Ln = b0 + b1 X1 + b2 X2 +....
1− p mempengaruhi pemilihan alat bantu
+bK Xk kacamata dan softlen sesuai dengan hasil
Dimana: uji regresi linier yang signifikan dimana
p kacamata dikoding angka 1 dan softlens
Odds (S │X1, X2,....X3) = dikoding angka 0. Sehingga semakin
1− p
P adalah probabilitas perusahaan sukses tinggi harga maka responden akan lebih
dengan variabel independent X1, X2, .... memilih kacamata dibandingkan softlens
Xk. Model Log dari odds merupakan sebagai alat bantu penglihatan. Begitu juga
fungsi linear dari variabel independent dan dengan semakin tinggi gaya hidup
ekivalen dengan persamaan multiple responden maka responden akan lebih
regression dengan log dari odds sebagai memilih kacamata dibandingkan softlens
variabel dependent. sebagai alat bantu penglihatan.
Kenyaamanan mata tidak
mempengaruhi pemilihan alat bantu
kacamata dan softlen. Hal ini karena
kenyamanan mata (Satwiko, 2009) yaitu
terpenuhinya kebutuhan seseorang untuk
bisa melihat lebih jelas dan tajam disertai
dengan perasaan segar, sehat, tidak
terganggu dan bisa melakukan aktifitas
sehari-hari dengan leluasa dan tanpa
Tabel 6. Uji Regresi Logistik gangguan. Kenyamanan mata tidak hanya
masalah fisik biologis, namun juga
Variables in the Equation
perasaan, seperti cahaya yang masuk ke
S.E. df Sig. Exp(B) mata tidak terhalang, tidak ada tabir yang
menutupi pandangan, tidak membuat mata
Step TotalH .256 1 .008 .508 menjadi perih/pedih dan lain-lain. Bahwa
1a
baik dengan menggunakan kacamata
maupun softlens maka kenyamanan mata
Step TotalGH .096 1 .025 .807 juga bisa terpenuhi serta koreksi terhadap
2b kelainan refraksi juga sudah tercapai
TotalH .436 1 .002 .256 sehingga variabel kenyamanan mata tidak
berpengaruh terhadap pemilihan alat bantu
kacamata dan softlens.
a. Variable(s) entered on step 1: TotalH.
Keamanan mata tidak mempengaruhi
pemilihan alat bantu kacamata dan
b. Variable(s) entered on step 2: TotalGH.
softlens. Hal ini karena keamanan mata
adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan
Dari hasil uji regresi logistik didapat psikologis atau bisa juga keadaan aman
bahwa yang berpengaruh terhadap mata saat penggunaan alat bantu
pemilihan alat bantu kacamata dan softlens penglihatan sehingga terpenuhinya
adalah gaya hidup dengan nilai 0,025 (nilai kebutuhan seseorang untuk bisa melihat
Sig.Model < 0,05) dan harga 0,002 (nilai lebih jelas dan tajam (Potter& Perry,
Sig.Model < 0,05). Sedangkan kenyaman 2005). Bahwa baik menggunakan alat
mata dan keamanan mata tidak bantu kacamata maupun softlen maka
berpengaruh terhadap pemilihan alat bantu variabel keamanan mata juga bisa
kacamata dan softlens karena nilai terpenuhi dengan mengikuti petunjuk
Sig.Model > 0,05. penggunaan dan perawatan alat bantu
kacamata dan softlen secara tepat dan
aman serta koreksi terhadap kelainan mengasosiasikannya (Wikipedia, 2019).
refraksi juga sudah tercapai sehingga Sehingga gaya hidup responden juga
variabel keamanan mata tidak cenderung mempengaruhi responden untuk
memperngaruhi pemilihan alat bantu lebih memilih kepada salah satu alat bantu
kacamata dan softlen. baik kacamata ataupun softlens.
Harga mempengaruhi terhadap Gaya hidup juga berkaitan dengan
pemilihan alat bantu kacamata dan softlen. cara pandang pasien terhadap mutu
Hal ini karena harga adalah suatu nilai produk. Berdasarkan sudut pemasaran,
tukar yang bisa disamakan dengan uang mutu berarti kemampuan produk untuk
atau barang lain untuk manfaat yang memenuhi kebutuhan atau keperluan
diperoleh dari alat bantu penglihatan pelanggan dan mutu produk berkaitan
dimana digunakan untuk memberikan nilai dengan merek suatu produk kacamata yang
finansial pada alat bantu penglihatan dipilih oleh pasien (McCarthy & William,
tersebut (Wikipedia, 2019). Sehingga 1996). Pasien cenderung lebih senang
harga pada alat bantu penglihatan dengan variasi produk yang bermacam-
cenderung mempengaruhi responden untuk macam dari berbagai merek, ukuran,
lebih memilih kepada salah satu alat bantu warna, serta style, sehingga
baik kacamata ataupun softlens. memungkinkan banyak pilihan.
Pasien cenderung menggunakan
harga sebagai indikator dari kualitas. 5. Kesimpulan
Faktor terpenting dari harga bukanlah 1. Ada pengaruh harga dan gaya hidup
harga itu sendiri, akan tetapi harga terhadap pemilihan alat bantu
subyektif, yaitu harga yang dipersepsikan penglihatan kacamata dan softlens,
oleh konsumen. Persepsi konsumen tapi tidak ada pengaruh kenyaman
terhadap kualitas produk berubah-ubah mata dan kemanan mata terhadap
seiring dengan perubahan yang terjadi pemilihan alat bantu penglihatan
pada harga. Semakin tinggi harga suatu kacamata dan softlens.
produk maka semakin tinggi pula kualitas 2. Faktor apa yang paling dominan
produk yang dipersepsikan oleh konsumen mempengaruhi pemilihan alat bantu
(Stanton, 1998). Keputusan pembelian penglihatan kacamata dan softlens
didasarkan pada anggapan pasien terkait adalah harga dan gaya hidup dimana
harga dan berapa harga aktual saat ini yang semakin tinggi harga dan gaya maka
mereka pertimbangkan, bukan harga yang ada kecenderungan memilih kacamata
dinyatakan pemasar (Kotler & Keller, sebagai alat bantu penglihatan.
2009).
Gaya hidup mempengaruhi terhadap 6. Daftar Pustaka
pemilihan alat bantu kacamata dan Anonim. 2009. Pustaka Kesehatan Populer
softlens. Hal ini karena gaya hidup adalah Edisi Panca Indra: 67 – 68.
pemilihan merek yang digunakan pada alat Anonim. 2015. Softlen.
bantu penglihatan yang diperdagangkan http://lifestylebisnis.com. Diakses
oleh seseorang atau beberapa orang secara tanggal 10 Januari 2019.
bersama-sama atau badan hukum untuk Anonim. 2019. http: wikipedia.com.
membedakan dengan barang-barang Diakses tanggal 10 Januari 2019.
sejenis lainnya. Merek dipercaya menjadi American Optometric Associate. 2014.
motif pendorong pasien memilih alat bantu http://aoa.org. Diakses tanggal 10
penglihatan, karena merek bukan hanya Januari 2019.
apa yang tercetak di dalam produk Hasyim. 2012. Kacamata (terhubung
(kemasannya), melainkan juga merek berkala). http://koran-Jakarta.com.
termasuk yang ada di dalam hati konsumen Diakses tanggal 10 Januari 2019.
dan bagaimana konsumen
Ibrahim, et al. 2012. Upper an Lower Tear Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan
Menisci on Contact Lenses. dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Investigative Opthalmology & Cipta.
Visual Science 50(3): 1106-11. Potter, Perry. 2005. Buku Ajar
Ilyas, Sidarta. 2006. Ilmu Penyakit Mata, Fundamental Keperawatan: Konsep,
Ed ke-3. Jakarta: Balai Penerbit Proses dan Praktik, Ed 4. Jakarta:
FKUI. EGC.
Kementrian Kesehatan. 2008. Rosalina. 2010. Trend Penggunaan
www.kemenkes.go.id. Diakses Softlen. http://suaramerdeka.com.
tanggal 10 Januari 2019. Diakses tanggal 10 Januari 2019.
Kellog Eye Center. 2015. Scleral Lens Use Setyowibowo, Agung P. 2011. Fitting
in Dry Eye Syndrome. USA: Lensa Kontak Lunak. Modul
University of Michigan Medical Pembelajaran. Surabaya: Fakultas
School. Kedokteran Mata.
Kepala Devisi Refraksi & Lensa Kontak Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan
FK UI. 2011. Prosedur Benar dalam Fisiologi untuk Pemula. Jakarta:
Memilih dan Membeli Kontak EGC.
Lensa. http://lifestyle.kompas.com. Stanton, Wiliam J. 1998. Prinsip
Diakses tanggal 10 Januari 2019. Pemasaran Edisi Ketujuh Jilid 1.
Kolcaba K. 2003. Comfort Theory and Jakarta: Erlangga.
Pratice: a Vission for Holistic Health Suryani, Prilia Tri. 2012. Penggunaan
Care and Softlens (Lensa Kontak).
Reasearch. New York: Springer Publishing http://digilib.uinsby.ac.id. Diakses
Company. tanggal 10 Januari 2019.
Kotler & Keller. 2009. Managemen Yayasan Kementrian Kesehatan. 2018.
Pemasaran Jilid 1 Edisi ke 13. Jakarta: www.yankes.kemenkes.go.id.
Erlangga. Diakses tanggal 10 Januari 2019.
Mc Carthy William. 1996. Dasar Dasar
Pemasaran Edisi Keenam. Jakarta: CV
Intermedia.

Anda mungkin juga menyukai