Anda di halaman 1dari 4

Putu Adrian Namas Surya

119112602
KONSEP DASAR PERHITUNGAN ELASTISITAS
Pada dasarnya dari setiap fungsi dalam ekonomi manajerial dapat diturunkan atau dihitung
besaran elastisitas dari setiap variabel ekonomi yang berada di dalam fungsi itu. Dalam suatu
fungsi selalu terdapat dua jenis variabel, yaitu: variabel tak-bebas (dependent variable) dan satu
atau lebih variabel bebas (independent variables). Elastisitas mengukur persentase perubahan
nilai variabel tak-bebas, sebagai akibat perubahan satu persen (1%) dalam nilai dari variabel
bebas tertentu (ceteris paribus = dengan asumsi nilai dari variabelvariabel bebas yang lain
dianggap konstan). Dengan demikian dalam ekonomi manajerial dapat saja dihitung elastisitas
permintaan yang diturunkan dari fungsi permintaan, elastisitas penawaran yang diturunkan dari
fungsi penawaran, elastisitas produksi yang diturunkan dari fungsi produksi, elastisitas biaya
yang diturunkan dari fungsi biaya, elastisitas investasi yang diturunkan dari fungsi investasi, dan
sebagainya. Namun pembahasan dalam Bab III ini akan lebih memfokuskan pada perhitungan
elastisitas permintaan beserta hubungannya dengan beberapa konsep dasar lainnya dalam
ekonomi manajerial. Elastisitas penawaran akan disinggung secara sekilas, sedangkan elastisitas
produksi dan biaya akan dibahas sekaligus dalam Bab-bab berikut yang akan membahas secara
khusus topik-topik tersebut. Dengan demikian kita telah mengetahui bahwa konsep elastisitas
dalam ekonomi manajerial adalah bersifat umum, yang mengukur sensitivitas atau kepekaan dari
variabel tak-bebas terhadap perubahan variabel-variabel bebas tertentu dalam fungsi itu
Konsep Dasar tentang Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan adalah sangat penting dalam pembuatan keputusan manajerial, karena
besaran ini mengukur sensitivitas atau kepekaan dari permintaan konsumen terhadap perubahan
harga produk. Informasi ini sangat penting bagi manajer bisnis dan industri, agar mampu
membuat keputusan yang berkaitan dengan strategi penetapan harga produk beserta strategi
lainnya dari variabel-variabel endogen dalam fungsi permintaan itu.
Dalam bentuk model matematik, konsep permintaan umum untuk suatu produk (barang dan/atau
jasa), dinotasikan sebagai berikut:
QDx = f (Px , I, Pr , Pe , Ie , PAe , T, N, A, F, O) di mana:
QDx = kuantitas permintaan produk X,
f = notasi fungsi yang berarti “fungsi dari” atau tergantung pada,
Px = harga dari produk X, I = pendapatan konsumen,
Pr = harga dari barang lain yang berkaitan,
Pe = ekspektasi konsumen terhadap harga dari produk X di masa mendatang,
I e = ekspektasi konsumen terhadap tingkat pendapatannya di masa mendatang,
PAe = ekspektasi konsumen terhadap ketersediaan produk X itu di masa mendatang,
T = selera konsumen,
N = banyaknya konsumen potensial,
A = pengeluaran iklan
F = features atau atribut dari produk X,
O = Faktor-faktor spesifik lain yang berkaitan dengan permintaan terhadap produk itu. Dari
fungsi permintaan di atas, kita mengetahui bahwa pada dasarnya permintaan konsumen sebagai
variabel tak-bebas dipengaruhi oleh sepuluh variabel bebas, dengan asumsi faktorfaktor spesifik
lain yang berkaitan dengan permintaan terhadap produk itu (O) dianggap konstan. Dari
kesepuluh variabel bebas itu, kita dapat menggolongkan tiga variabel bebas yaitu: harga produk
X (Px ), pengeluaran iklan (A), dan features atau atribut dari produk X (F) sebagai variabel
endogen atau variabel-variabel yang dapat dikendalikan oleh manajemen bisnis (controllable
variables), sedangkan tujuh variabel bebas lainnya, yaitu: pendapatan konsumen (I), harga dari
barang lain yang berkaitan (Pr ), ekspektasi konsumen terhadap harga dari produk X di masa
mendatang (Pe ), ekspektasi konsumen terhadap tingkat pendapatannya di masa mendatang (Ie ),
ekspektasi konsumen terhadap ketersediaan produk X itu di masa mendatang (PAe ), selera
konsumen (T), dan banyaknya konsumen potensial (N), sebagai variabel eksogen atau variabel-
variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh manajemen bisnis (uncontrollable variables).
Variabel endogen adalah faktorfaktor yang dapat dikendalikan oleh pihak manajemen bisnis
(perusahaan), sedangkan variabel eksogen adalah faktor-faktor yang berada di luar pengendalian
manajemen bisnis (perusahaan).
Elastisitas harga dari permintaan atau sering disingkat sebagai elastisitas permintaan merupakan
suatu ukuran sensitivitas atau kepekaan permintaan konsumen terhadap perubahan harga produk.
Elastisitas permintaan ini diukur melalui koefisien elastisitas, yang dalam buku ini dinotasikan
dengan Ep , dan didefinisikan sebagai persentase perubahan kuantitas yang diminta dibagi
dengan persentase perubahan harga, sebagai berikut:
Ep = (%∆Q/%∆P) = (∆Q/Q)/(∆P/P) = (∆Q/∆P)(P/Q)
Karena harga produk dan kuantitas yang diminta berhubungan secara negatif (terbalik) dengan
tanda dari slope parameter harga adalah negatif (∆Q/∆P < 0), sesuai dengan hukum permintaan,
maka koefisien elastisitas permintaan (Ep ) selalu bernilai negatif. Koefisien elastisitas
permintaan selalu diucapkan dalam nilai mutlak (absolut), sehingga nilai koefisien elastisitas
permintaan yang kecil akan memberikan gejala bahwa permintaan konsumen kurang sensitive
Konsep Dasar Perhitungan Elastisitas Permintaan
Pada dasarnya koefisien elastisitas permintaan (Ep) dapat dihitung menggunakan dua cara, yaitu:
(1) perhitungan elastisitas titik (point elasticity), dan (2) perhitungan elastisitas interval atau
elastisitas busur (interval or arc elasticity).
Perhitungan elastisitas titik adalah lebih mudah dibandingkan perhitungan elastisitas interval atau
elastisitas busur. Bagaimanapun juga kedua teknik perhitungan elastisitas itu perlu diketahui oleh
para manajer bisnis dan industri. Kedua teknik perhitungan elastisitas permintaan itu akan
dibahas berikut ini.
1. Teknik Perhitungan Elastisitas Titik: Pada dasarnya elastisitas titik merupakan suatu
pengukuran elastisitas permintaan yang dilakukan pada suatu titik tertentu dari kurva
permintaan itu. Perhitungan elastisitas titik menggunakan formula berikut:
Ep = (%∆Q/%∆P) = (∆Q/Q)/(∆P/P) = (∆Q/∆P)(P/Q)
2. Teknik Perhitungan Elastisitas Interval atau Elastisitas Busur Pada umumnya, interval
yang berbeda maupun titik yang berbeda sepanjang suatu kurva permintaan yang sama,
memiliki elastisitas permintaan yang berbeda, meskipun kurva permintaan itu linear.
Apabila kurva permintaan itu linear, maka berdasarkan formula untuk menghitung
elastisitas permintaan: Ep = (%∆Q/%∆P) = (∆Q/Q)/(∆P/P) = (∆Q/∆P)(P/Q) hanya slope
dari kurva permintaan itu, ∆Q/∆P, yang konstan, sedangkan rasio antara harga produk
terhadap kuantitas yang diminta, P/Q, akan berbeda untuk setiap titik kombinasi harga-
kuantitas (P, Q) sepanjang kurva permintaan itu. Hal ini menyebabkan koefisien
elastisitas permintaan pada setiap titik kombinasi harga-kuantitas (P, Q) di sepanjang
kurva permintaan itu akan berbeda. Dalam kasus kurva permintaan itu nonlinear,
koefisien elastisitas permintaan juga bervariasi atau berbeda di sepanjang kurva
permintaan itu, kecuali hanya pada kasus model permintaan Log-log (lihat Tabel III.2),
yang memiliki elastisitas permintaan konstan di sepanjang kurva permintaan Log-log itu,
yaitu: sebesar koefisien parameter harga dalam fungsi permintaan itu. Alasan ini yang
membuat sehingga model Log-log paling disukai oleh para ahli ekonomi ketika
membangun suatu fungsi empirik, karena model Log-log memiliki koefisien elastisitas
yang konstan di sepanjang kurva itu, serta koefisien elastisitas dapat dihitung secara
langsung berdasarkan nilai dugaan parameter dalam fungsi yang dibangun menggunakan
model Log-log (double log) itu.
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan memainkan peranan yang sangat penting dalam pembuatan keputusan
bisnis, sehingga manajerbisnis dan industri harus mengetahui pula faktor-faktor yang
mempengaruhi elastisitas permintaan, sehingga dapat memahami mengapa koefisien elastisitas
permintaan untuk suatu produk berbeda dengan produk lainnya, atau mengapa permintaan untuk
suatu produk bersifat elastik sedangkan permintaan untuk produk lainnya bersifat inelastik. Pada
dasarnya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan suatu produk,
antara lain:
1. Banyaknya produk substitusi yang tersedia di pasar pada tingkat harga kompetitif, di
mana semakin banyak produk substitusi yang tersedia di pasar akan menyebabkan elastisitas
permintaan untuk suatu produk tertentu menjadi semakin elastik. Dalam situasi ini apabila terjadi
kenaikan harga sebesar 1% pada suatu produk tertentu, maka kuantitas produk yang diminta akan
berkurang lebih dari 1%, karena konsumen akan mengganti penggunaan produk itu dengan
produk substitusi.
2. Penyesuaian periode waktu, di mana secara umum elastisitas permintaan untuk suatu
produk tertentu cenderung menjadi lebih elastik dalam jangka panjang dibandingkan dengan
dalam jangka pendek. Apabila periode waktu bertambah panjang akan memberikan kesempatan
lebih besar kepada produk-produk substitusi untuk memasuki pasar dan ketertinggalan waktu
dari konsumen dalam menanggapi perubahan harga produk itu. Dalam situasi ini sering tampak
bahwa dampak kenaikan harga suatu produk tertentu tidak langsung terlihat dalam jangka
pendek, tetapi baru akan terlihat setelah suatu periode waktu tertentu yang lebih panjang,
katakanlah setelah enam bulan, satu tahun, dll, sementara pada saat pengaruh kenaikan harga dari
produk itu terlihat, telah bermunculan produk-produk substitusi baru di pasar.
3. Masa pakai dari produk, di mana semakin lama masa pakai suatu produk tertentu akan
memberikan kemungkinan penundaan pembelian produk itu oleh konsumen untuk keperluan
penggantian, hal ini menyebabkan elastisitas permintaan untuk produk yang bermasa pakai lama
akan menjadi semakin elastik.
4. Derajat kepentingan atau kebutuhan konsumen terhadap produk, di mana semakin
tinggi derajat kepentingan atau kebutuhan konsumen terhadap produk tertentu, maka elastisitas
permintaan dari produk itu menjadi semakin inelastik. Dalam situasi ini sering tampak bahwa
elastisitas permintaan untuk produk-produk yang memenuhi kebutuhan primer (seperti: pasta
gigi, sabun, beras, daging, dll.) pada umumnya inelastik, dibandingkan produk-produk kebutuhan
sekunder (seperti: mobil, telepon genggam, komputer, dll.) yang pada umumnya lebih elastik.
5. Derajat kejenuhan pasar dari produk, di mana semakin tinggi derajat kejenuhan pasar
bagi suatu produk tertentu, maka elastisitas permintaan terhadap produk itu menjadi semakin
inelastik. Dalam situasi ini, meskipun harga diturunkan tetapi karena pasar dari produk itu telah
jenuh, maka tidak akan mempengaruhi permintaan terhadap produk itu.
6. Range penggunaan dari produk, di mana semakin lebar atau semakin luas range
penggunaan dari suatu produk tertentu akan menyebabkan elastisitas permintaan untuk produk
itu menjadi semakin elastik. Penggunaan yang semakin luas dari suatu produk tertentu (seperti:
kertas, plastik, aluminium, kaca, dll.), akan memberikan peluang munculnya beragam produk
sejenis yang dijual di pasar, sehingga kenaikan harga pada produk tertentu dapat disubstitusi oleh
konsumen dengan produk-produk alternatif.
7. Persentase anggaran konsumen yang dibelanjakan untuk produk, di mana semakin
tinggi persentase dari anggaran konsumen yang dibelanjakan untuk suatu produk tertentu akan
menyebabkan elastisitas permintaan untuk produk itu semakin elastik. Produk-produk yang
berharga mahal (seperti: berlian, pakaian mahal, mobil, dll.), di mana untuk membeli produk itu
akan mengeluarkan anggaran yang besar dari konsumen, pada umumnya memiliki elastisitas
permintaan yang bersifat elastik

Anda mungkin juga menyukai