Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

Analisis Permintaan Kuantitatif


Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok dari Mata Kuliah
Ekonomi Manajerial
Dosen Pengampu :
Enggar Widianingrum SE.MM

Disusun oleh :

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar
tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan
dalam dalam periode tertentu. Pada bab ini menjelaskan mengenai perubahan
permintaan kuantitatif. Permintaan kuantitatif perlu dipelajari untuk seorang
manajer dalam memberikan jawaban kuantitatif detail. Paruh pertama bab ini
menunjukkan bagaimana seorang manajer dapat menggunakan permintaan
sebagai alat peramalan kuantitatif untuk menjawab pertanyaan ini dan
berbagai pertanyaan lainyang diajukan setiap hari oleh manajer yang
bertanggung jawab atas penetapan harga, manajemen persediaan, manajemen
hasil (pendapatan), keputusan produksi, analisis strategi (pesaing), dan
operasi lainnya termasuk manajemen sumber daya manusia .

Dalam dunia bisnis yang terus berkembang dan bersaing, pemahaman yang
mendalam tentang pola permintaan konsumen merupakan kunci keberhasilan
bagi perusahaan. Permintaan yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan
penjualan dan laba, sementara permintaan yang rendah dapat mengakibatkan
penurunan kinerja bisnis. Oleh karena itu, analisis kuantitatif permintaan
menjadi suatu pendekatan yang penting dalam mengukur dan memprediksi
tingkat permintaan suatu produk atau layanan. Analisis kuantitatif permintaan
melibatkan penggunaan data dan metode statistik untuk mengukur sejauh
mana permintaan terhadap suatu produk atau layanan dapat diprediksi secara
kuantitatif. Dengan memanfaatkan data historis, informasi pasar, dan faktor-
faktor lain yang memengaruhi permintaan, perusahaan dapat mengidentifikasi
pola-pola permintaan, meramalkan tren di masa depan, serta mengoptimalkan
strategi pemasaran dan penetapan harga.

Pentingnya analisis kuantitatif permintaan terletak pada kemampuannya untuk


memberikan pandangan yang lebih obyektif dan terukur terkait perilaku
konsumen dan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan. Dengan
demikian, perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan
strategis dalam mengelola aspek permintaan yang memengaruhi kinerja bisnis
mereka. Dalam konteks ini, pendahuluan ini akan membahas pentingnya
analisis kuantitatif permintaan, metodologi yang digunakan, manfaat yang
diharapkan, serta peran analisis ini dalam mendukung pengambilan keputusan
strategis perusahaan.
1.2 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apa itu penerimaan marginal


2. Mengetahui apa itu Elastisitas Harga Permintaan
3. Mengetahui apa itu elastisitas harga silang
4. Mengetahui apa itu elastisitas pendapatan
5. Mengetahui perolehan elastisitas dari fungsi perminta
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang penulis
kemukakan:
1. Apa yang dimaksud dengan Penerimaan Marginal?
2. Apa yang dimaksud dengan Elastisitas Harga Permintaan?
3. Apa yang dimaksud dengan elastisitas harga silang ?
4. Apa yang dimaksud dengan elastisitas pendapatan ?
5. Bagaimana cara memperoleh elastisitas dari fungsi
permintaan ?
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Penerimaan Marginal dan Elastisitas Harga Permintaan


Penerimaan Marginal (Marginal Revenue-MR) adalah tambahan
penerimaan yang diperoleh sebagai hasil dari penjualan satu unit produk lagi.
Karena harga tetap maka penerimaan marginal konstan sesuai dengan tingkat
harga. Oleh karena itu, kurva penerimaan marginal sama dengan kurva
penerimaan rata -rata dan sama juga dengan kurva permintaan. Secara
matematis , peneriman marginal ditulis sebagai :

Karena kurva permintaan (P) untuk pasar persaingan sempurna sama


dengan kurva penerimaan rata-rata (AR), dan kurva penerimaan
marginal (MR), maka kita dapat menggambar kurva sebagai berikut :

Kurva Penerimaan Marginal

5
Biaya Marginal (Marginal Cost)
Biaya Marginal (Marginal Cost-MC) didefinisikan sebagai tambahan
biaya yang harus dikeluarkan sebagai akibat dari memproduksi satu
unit tambahan. Secara matematis, biaya marginal dapat ditulis dengan
rumus :

Elastisitas Harga Permintaan


Elastisitas harga permintaan (price elasticity of demand) atau sering
disebut dengan elastisitas harga, adalah persentase perubahan jumlah
barang diminta yang diakibatkan oleh persentase perubahan harga
barang itu sendiri, atau perubahan proporsional jumlah barang yang
diminta dibagi dengan perubahan proporsional dari harga. Selama
jumlah yang diminta berhubungan terbalik dengan harga maka
koefisien elastisitas harga akan selalu bertanda negatif. Agar nilai
negatif dapat dihindarkan, maka tanda negatif seringkali dimasukkan
dalam rumus elastisitas.

Apabila perubahan jumlah yang diminta diwakili oleh ΔQ, dan


perubahan harga diwakili oleh ΔP, sedangkan P dan Q adalah harga
awal maka rumus elastisitas dapat ditulis sebagai berikut :

ed = (ΔQ/Q) : (ΔP/P)

Atau

ed = (ΔQ/ΔP) . (P/Q)

Interpretasi dari nilai koefisien elastisitas adalah sebagai berikut,


koefisien elastisitas harga suatu jenis barang (misalnya komputer)
adalah 5. Artinya Penurunan/kenaikan harga komputer sebesar 1
persen akan menyebabkan jumlah komputer yang diminta akan
meningkat/menurun sebesar 5 persen. Jadi, perubahan harga akan

6
mengakibatkan perubahan yang lebih lebih besar pada jumlah yang
diminta. Contoh lain misalnya, koefisien elastisitas makanan adalah
0,2. Artinya apabila terjadi penurunan/kenaikan harga sayuran sebesar
1 persen maka permintaan akan naik/turun sebesar 0,2 persen. Jadi
persentase perubahan harga akan mengakibatkan persentase
perubahan jumlah yang diminta lebih kecil dari perubahan harga

Untuk barang-barang industri yang tahan lama (misalnya mobil,


televisi, komputer, dan barang-barang elektronik lainnya) umumnya
permintaannya adalah elastis, sedangkan untuk barang-barang yang
tidak tahan lama (umumnya komoditas pertanian) permintaannya
adalah inelastis

Terminologi untuk nilai elastisitas adalah sebagai berikut:

2.2 Elastisitas Harga Silang


Elastisitas silang (cross elasticity) atau elastisitas harga silang (cross
price elasticity) adalah tingkat perubahan respon yang merujuk pada
permintaan suatu barang (X) akibat perubahan harga barang lain yang
mendukungnya (Y); seperti barang substitusi (pengganti) atau
pelengkap.
Elastisitas silang memiliki 3 jenis yang terbentuk berdasarkan hasil
yang didapat dari perhitungannya, yaitu barang pengganti, pelengkap,
dan barang tidak terkait.

7
1) Barang pengganti atau substitusi
merupakan jenis elastisitas silang yang positif (EXY > 0), di
mana barang X dan Y merupakan barang yang memiliki peran
atau fungsi yang sama sehingga dapat menggantikan
(alternatif) satu sama lain ketika salah satunya mengalami
kenaikan harga. Contohnya adalah teh dan kopi, Pizza Hut dan
Domino’s Pizza, KFC dan A&W.
2) barang pelengkap atau komplementer
merupakan elastisitas silang negatif (EXY < 0), di mana
barang X merupakan barang yang berfungsi untuk melengkapi
barang
Y. Saat harga barang Y naik, maka permintaan barang Y akan
menurun. Sehingga, permintaan akan barang X juga menurun.
3) barang yang tidak terkait (EXY = 0)
Seperti namanya, elastisitas silang ini ditujukan bagi dua
barang yang sama sekali tidak terkait satu sama lain. Kenaikan
harga barang X tidak akan memengaruhi permintaan barang Y.
Contohnya adalah kaos dan laptop. Kenaikan harga laptop
tidak akan memengaruhi penjualan kaos, begitu pula
sebaliknya.

Rumus Elastisitas Silang


mencari elastisitas silang atau cross price elasticity of demand (XED):

(% perubahan permintaan produk X) : (% perubahan harga jual

produk Y)

Rumus elastisitas silang digunakan oleh pebisnis untuk mempelajari

dan memahami pasar konsumen yang dilayaninya. Sehingga, pebisnis

tersebut dapat menganalisis para pesaingnya, mengidentifikasi dan

mengurangi risiko yang berpotensi terjadi, serta mengembangkan

strategi pemasaran baru yang dapat meningkatkan jangkauan pasar.

8
2.3 Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan bisa digunakan untuk mengetahui seberapa
responsif permintaan atas sebuah produk saat dipengaruhi oleh
perubahan pendapatan. Bisa juga disebut sebagai income elasticity of
demand, pengertian elastisitas pendapatan adalah ukuran sensitivitas
dari permintaan saat pendapatan konsumen mengalami perubahan.

Terdapat 4 faktor yang memengaruhi elastisitas pendapatan. Keempat


faktor tersebut adalah harga produk itu sendiri, harga produk
pelengkap, harga produk substitusi atau pengganti, dan selera serta
preferensi dari konsumen. Faktor penentu tersebut umumnya berlaku
pada sebagian besar produk, walaupun ada pula yang tidak terlalu
terpengaruh.

Rumus Elastisitas Pendapatan

Elastisitas Pendapatan = % Jumlah Permintaan Barang / %


Perubahan Pendapatan

Mengacu pada tingkat elastisitasnya, produk bisa diklasifikasikan


menjadi 2 jenis, yaitu barang normal dan barang inferior. Jika tingkat
elastisitas di atas 0, produk termasuk pada barang normal. Jika, tingkat
elastisitas di bawah 0, produk termasuk barang inferior.

2.4 Memperoleh Elastisitas Dari Fungsi Permintaan


Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan ;

1. Intensitas kebutuhan, Suatu barang dikatakan memiliki


intensitas tinggi jika digunakan oleh banyak orang. Misalnya
beras, bahan bakar minyak, dan sejenisnya. Jika kebutuhan
suatu barang atau jasa sangat besar, kenaikan harga hanya
memiliki sedikit pengaruh terhadap perubahan permintaan.

9
2. Pengeluaran atas barang dan jasa, Pengeluaran berpengaruh
besar terhadap elastisitas. Tentunya semakin besar pendapatan
untuk pengeluaran barang atau jasa, tentu akan menciptakan
elastisitas permintaan yang kian besar.
3. Jumlah penggunaan barang atau jasa, Penggunaan barang
atau jasa sifatnya variatif. Ada yang skala penggunaannya
sedikit, maupun sebaliknya. Jika semakin besar jumlah
penggunaan barang dan jasa, berarti elastisitas permintaannya
juga berbanding lurus.
4. Ketersediaan barang substitusi, Ada barang yang tidak ada
penggantinya dan ada yang memiliki substitusi. Jika semakin
banyak suatu barang memiliki pengganti, berarti elastisitas
permintaannya akan kian besar.
5. Masa penyesuaian, Permintaan cenderung kian elastis jika
periode penyesuaian jumlah barang dan jasa yang diminta
semakin lama. Konsumen memang perlu waktu untuk
mempelajari pergerakan harga, tak heran waktu pun
berpengaruh pada terciptanya elastisitas.
6. Pendapatan, Jumlah barang dan jasa bisa dibeli karena
pendapatan seseorang. Tentu jika pendapatannya tinggi, jumlah
barang yang dibeli juga akan kian meningkat dan berpengaruh
pada elastisitas permintaan.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

11
DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, Muhamad. (2007). Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara.


Josep, Bintang Kalangi. (2006). Matematika Ekonomi dan Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat.
Rhardja, Pratama, Mandala Menurung. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi
(Mikroekonomi dan Mikroekonomi). Jakarta: FEIU.
Lukman. (2010). Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Jakarta : UIN Jakarta Press.
Susanto, Irfan. (2010). Elastisitas Permintaan dan Penewaran. [Online]. Tersedia:
http://irpansusanto.blogspot.com/2010/03elastisitas-permintaan-dan-penawaran//.
[ 27 Februari 2013].

12

Anda mungkin juga menyukai