Managerial Economics and Business Strategy (Baye and Prince, 9th edition)
Chapter 3: Quantitative Demand Analysis
Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi manajerial ekonomi adalah konsep
elastisitas. Pemahaman dari konsep elastisitas harga meliputi aspek permintaan dan
penawaran dapat membantu untuk menjawab suatu pertanyaan, yakni apa yang akan terjadi
terhadap permintaan dan penawaran, jika ada perubahan harga? Apa yang terjadi pada
“keseimbangan harga” bila faktor-faktor yang mempengaruhi kurva permintaan dan
penawaran berubah? Dan seberapa besar pengaruhnya? Untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan ini kita dapat memanfaatkan konsep elastisitas.
Secara umum, elastisitas menggambarkan derajat kepekaan atau respon dari jumlah barang
yang diminta atau ditawarkan akibat perubahan pada faktor yang mempengaruhinya. Dalam
makalah ini, akan dibahas mengenai cara menghitung elastisitas permintaan serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Kami juga akan memberikan penjelasan singkat mengenai konsep
elastistitas, jenis-jenis elastisitas, serta faktor-faktor penentu perubahan elastisitas.
Elastisitas permintaan digunakan untuk mengukur derajat kepekaan atau respon perubahan
jumlah barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya. Ada tiga
jenis elastisitas permintaan, yaitu own-price elasticity, cross-price elasticity, dan income
elasticity. Elastisitas lain yang juga akan dibahas pada makalah ini adalah own-advertising
elasticity dan cross-advertising elasticity. Selain itu, makalah ini juga akan membahas mengenai
teori analisa regresi serta fungsi permintaan Linear dan Non-linear.
2
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mampu menerapkan berbagai model elastisitas permintaan sebagai salah satu alat
bantu kuantitatif dalam meramalkan (forecast) perubahan pada revenues,
harga,dan/atau jumlah unit yang terjual.
3. Mampu menjelaskan tiga faktor yang menentukan apakah permintaan suatu produk
bersifat elastis atau inelastis.
3
POKOK BAHASAN:
QUANTITATIVE DEMAND ANALYSIS
Elastisitas permintaan terdiri dari tiga macam, yaitu elastisitas yang terkait dengan harga barang
itu sendiri (Own-Price Elasticity), elastisitas yang terkait dengan barang lain (Cross-Price
Elasticity), dan elastisitas yang terkait dengan jumlah pendapatan konsumen (Income Elasticity).
Di mana ΔQx merupakan persentase perubahan jumlah permintaan barang X, dan ΔPx
merupakan persentase jumlah perubahan harga barang X.
4
Berikut ini adalah beberapa bentuk kurva linear dari elastisitas permintaan:
CROSS-PRICE ELASTICITY
Cross-price elasticity mengukur pengaruh perubahan jumlah permintaan barang X terhadap
perubahan harga barang Y atau barang lainnya.
Jika elastisitasnya lebih besar dari nol (E > 0), maka kedua barang tersebut merupakan barang
substitusi, yang berarti kenaikan harga barang Y akan mengakibatkan peningkatan permintaan
barang X dan menurunkan permintaan barang Y. Sebaliknya, jika elastisitasnya kurang dari nol
(E < 0), maka kedua barang tersebut merupakan barang komplementer, yang berarti kenaikan
harga barang Y akan mengakibatkan penurunan permintaan barang X dan juga barang Y.
Ukuran elastisitas silang sering digunakan untuk menentukan apakah produsen produk barang
sejenis bersaing satu sama lainnya atau satu produsen dengan produsen yang lainnya salin
terkait atau tidak.
5
INCOME ELASTICITY
Income elasticity mengukur pengaruh perubahan pendapatan konsumen terhadap persentase
perubahan permintaan suatu barang atau jasa.
%𝛥𝑄, -
𝐸"# $,& =
%𝛥𝑀
Jika E > 0, berarti kenaikan pendapatan konsumen akan meningkatkan permintaan, maka dapat
dikatakan bahwa barang tersebut merupakan barang normal. Sebaliknya, jika E < 0, berarti
barang tersebut merupakan barang inferior, karena kenaikan pendapatan konsumen akan
menyebabkan penurunan permintaan terhadap barang tersebut.
𝑄, - = 𝛼0 + 𝛼, 𝑃, + 𝛼3 𝑃3 + 𝛼& 𝑀 + 𝛼4 𝑃4
Untuk fungsi permintaan linear, cara menghitung elastisitas suatu variabel (misalnya own-price
elasticity produk X) adalah dengan mengalikan koefisien (a) harga produk X dengan rasio antara
harga produk X terhadap jumlah permintaan produk X.
6
Own-Price Elasticity: Cross-Price Elasticity: Income Elasticity:
Log-linear:
Pada fungsi permintaan log-linear, koefisien (b) setiap variabel dapat diinterpretasikan sebagai
elastisitasnya.
ln 𝑄, - = 𝛽0 + 𝛽, ln 𝑃, + 𝛽3 ln 𝑃3 + 𝛽& ln 𝑀 + 𝛽4 ln 𝐻
Dari fungsi log-linear di atas, kita dapat mengetahui bahwa bx merupakan own-price elasticity
dari produk X; by merupakan cross-price elasticity harga produk X terhadap harga produk Y; dan
bM merupakan income elasticity.
REGRESSION ANALYSIS
Analisa regresi digunakan untuk mengukur derajat ketergantungan satu variabel dengan
variabel lainnya. Selain itu juga dapat digunakan untuk mencari nilai dari koefisien fungsi
permintaan, di mana koefisien tersebut menunjukkan pengaruh dari variabel yang menentukan
permintaan sebuah produk. Berfungsi untuk meminimalisir jumlah error/deviasi, sehingga
estimasi yang dihasilkan lebih akurat.
7
STUDI KASUS:
SHOPPING ONLINE IN EUROPE: ELASTICITIES OF DEMAND FOR PERSONAL DIGITAL ASSISTANTS
BASED ON REGRESSION TECHNIQUES
Era belanja online memudahkan masyarakat membeli kebutuhannya melalui layar komputer
atau smartphone-nya di mana saja dan kapan saja, tanpa perlu mengeluarkan tenaga uang
untuk pergi ke toko dan membeli barang tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh seorang
Ekonom di Haas School of Business di Berkeley pada tahun 2009, mencoba mengukur besarnya
pengaruh permintaan dari online shoppers terhadap perubahan harga yang diterapkan oleh
toko ritel online. Penelitian ini memperkirakan fungsi permintaan dari sejumlah merek dan
model Personal Digital Assistants (PDA) yang dijual oleh berbagai toko ritel online di sebuah
situs belanja terkemuka di Eropa, Kelkoo.com.
Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan data bahwa toko ritel online yang menjual model
IPAQ 1940 memiliki elastisitas permintaan yang paling tinggi (-14,7), sedangkan toko yang
menjual model Clie SJ22 elastisitas permintaannya paling kecil (-3,3). Penelitian tersebut juga
menemukan bahwa jumlah penjualan pada toko ritel online yang menurunkan harganya
sebesar 10 persen, meningkat sebanyak 33 sampai 147 persen. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi elastisitas harga suatu barang, maka sedikit saja perubahan harga, akan
mengakibatkan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah penjualannya. Dalam hal ini ketika
penjual menurunkan harga hanya sebesar 10 persen, penjualan meningkat hingga lebih dari 10
kali lipat. Nilai t-statistic yang lebih dari 2 juga mengindikasikan bahwa nilai yang diperkirakan
secara statistik signifikan di level 5 persen, yang berarti confidence level akan ketepatan estimasi
yang dilakukan adalah sebesar 95 persen.
8
KESIMPULAN DAN CONTOH APLIKASI DI INDONESIA
Konsep elastistas digunakan untuk mengukur sampai di mana besarnya respon atau kepekaan
variabel terikat jika terjadi perubahan pada variabel bebas tertentu. Besar kecilnya kepekaan
tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas. Elastisitas sendiri
menggambarkan derajat kepekaan atau respon dari jumlah barang yang diminta atau
ditawarkan akibat perubahan pada faktor yang mempengaruhinya.
Secara singkat jenis-jenis elastisitas permintaan, rumus yang digunakan, serta bentuk
elastisitasnya dapat digambarkan sebagai berikut:
Own-Price Elasticity: Cross-Price Elasticity: Income Elasticity:
5# 56 &
𝛼, . 𝛼3 . 𝛼& .
"# $ "# $ "# $
Sedangkan untuk hubungan antara elastisitas harga, total revenue, dan marginal revenue
adalah sebagai berikut:
Dari tabel di atas, dapat kita lihat pada kondisi permintaan yang inelastis, jika harga turun maka
total revenue juga turun dan marginal revenue bersifat negatif. Sedangkan apabila
permintaannya elastis, jika harga turun maka total revenue yang diterima perusahaan akan naik
dan marginal revenue positif.
Dengan memahami konsep elastisitas permintaan serta hubungannya dengan total revenue
dan marginal revenue, sebagai manager atau pemilik bisnis kita dapat:
- Mengetahui kombinasi produk yang akan dijual atau dipasarkan berdasarkan jenis
barang (substitusi atau komplementer)
- Mengetahui perubahan harga yang sesuai berdasarkan analisa elastisitas harganya
(own-price dan cross-price elasticity)
- Memaksimalkan total revenue dengan menggunakan analisa elastisitas harga yang
sesuai.
- Memanfaatkan analisa cross-price elasticity untuk meningkatkan penjualan.
9
Contoh aplikasi dari konsep elastisitas permintaan yang dapat kita lihat di Indonesia adalah
pada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Ketika pemerintah mengeluarkan keputusan
untuk menaikkan harga BBM jenis Pertamax, maka perlu juga dilihat kemungkinan masyarakat
untuk beralih ke BBM yang lebih murah seperti Premium atau Pertalite. Jika mengacu kepada
hukum permintaan dan penawaran, kemungkinan itu ada, tetapi potensinya terbilang kecil,
mengingat adanya perbedaan daya beli konsumen di tiap jenis BBM. Dengan adanya kenaikan
harga ini, tentu masyarakat akan mengeluarkan lebih banyak biaya untuk BBM kemudian
mengurangi belanja kebutuhan yang lain. Di sisi lain, penurunan harga BBM tidak akan serta
merta menaikkan jumlah permintaannya.
Jika kita lihat dari contoh kasus di atas, meskipun ada kenaikan pada harga BBM, jumlah
permintaannya tidak akan menurun. Bahkan mungkin jumlah permintaan barang lain yang akan
turun sebagai akibat dari penyesuaian anggaran konsumen. Salah satu alasannya adalah adanya
perbedaan daya beli masyarakat di tiap jenis BBM. Masyarakat yang sehari-hari menggunakan
BBM jenis Pertamax daya belinya dapat dikatakan lebih tinggi dibandingkan dengan mereka
yang menggunakan Premium atau Pertalite. Sehingga kenaikan harga Pertamax mungkin tidak
akan mempengaruhi mereka untuk beralih ke BBM jenis Premium atau Pertalite.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa elastisitas permintaan terhadap BBM bersifat elastis
sempurna, karena jumlah permintaannya tidak dipengaruhi oleh perubahan harga.
10