Anda di halaman 1dari 10

Review dan Pembelajaran Topik dalam

Managerial Economics and Business Strategy (Baye and Prince, 9th edition)
Chapter 3: Quantitative Demand Analysis

Tugas Mata Kuliah Managerial Economics


Dosen Pengajar Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc.

Disusun oleh Kelompok 3:


Astrid Azzahrawani (37P18035)
Ayuningtyas Dwi K (37P18036)

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018
PENGANTAR

Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi manajerial ekonomi adalah konsep
elastisitas. Pemahaman dari konsep elastisitas harga meliputi aspek permintaan dan
penawaran dapat membantu untuk menjawab suatu pertanyaan, yakni apa yang akan terjadi
terhadap permintaan dan penawaran, jika ada perubahan harga? Apa yang terjadi pada
“keseimbangan harga” bila faktor-faktor yang mempengaruhi kurva permintaan dan
penawaran berubah? Dan seberapa besar pengaruhnya? Untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan ini kita dapat memanfaatkan konsep elastisitas.

Secara umum, elastisitas menggambarkan derajat kepekaan atau respon dari jumlah barang
yang diminta atau ditawarkan akibat perubahan pada faktor yang mempengaruhinya. Dalam
makalah ini, akan dibahas mengenai cara menghitung elastisitas permintaan serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Kami juga akan memberikan penjelasan singkat mengenai konsep
elastistitas, jenis-jenis elastisitas, serta faktor-faktor penentu perubahan elastisitas.

Elastisitas permintaan digunakan untuk mengukur derajat kepekaan atau respon perubahan
jumlah barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya. Ada tiga
jenis elastisitas permintaan, yaitu own-price elasticity, cross-price elasticity, dan income
elasticity. Elastisitas lain yang juga akan dibahas pada makalah ini adalah own-advertising
elasticity dan cross-advertising elasticity. Selain itu, makalah ini juga akan membahas mengenai
teori analisa regresi serta fungsi permintaan Linear dan Non-linear.

2
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan mempelajari Quantitative Demand Analysis antara lain:

1. Mampu menerapkan berbagai model elastisitas permintaan sebagai salah satu alat
bantu kuantitatif dalam meramalkan (forecast) perubahan pada revenues,
harga,dan/atau jumlah unit yang terjual.

2. Mampu mengilustrasikan hubungan antara elastisitas permintaan dengan total


revenues.

3. Mampu menjelaskan tiga faktor yang menentukan apakah permintaan suatu produk
bersifat elastis atau inelastis.

4. Mampu menjelaskan hubugan antara marginal revenue dengan own-price elasticity of


demand.

5. Mampu menentukan elastisitas permintaan menggunakan fungsi linear dan log-linear.

6. Mampu menjelaskan penggunaan analisa regresi dalam mengestimasi fungsi


permintaan, serta menjelaskan cara interpretasi dan kegunaan dari regresi.

3
POKOK BAHASAN:
QUANTITATIVE DEMAND ANALYSIS

THE CONCEPT OF ELASTICITY


Dalam ilmu ekonomi, elastisitas dapat diartikan sebagai perbandingan perubahan proporsional
dari sebuah variabel dengan perubahan variabel lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur
seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Secara garis
besar, elastisitas dibedakan menjadi dua, yaitu elastisitas permintaan dan elastisitas
penawaran. Pada makalah ini, pembahasan akan difokuskan kepada elastisitas permintaan.

Elastisitas permintaan terdiri dari tiga macam, yaitu elastisitas yang terkait dengan harga barang
itu sendiri (Own-Price Elasticity), elastisitas yang terkait dengan barang lain (Cross-Price
Elasticity), dan elastisitas yang terkait dengan jumlah pendapatan konsumen (Income Elasticity).

OWN-PRICE ELASTICITY OF DEMAND


Own-price elasticity mengukur pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah
barang yang diminta, atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta terhadap
perubahan harga barang. Sedangkan besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan dalam
koefisien elastisitas atau angka elastisitas yang disingkat E, yang dinyatakan dengan rumus
berikut ini:

Di mana ΔQx merupakan persentase perubahan jumlah permintaan barang X, dan ΔPx
merupakan persentase jumlah perubahan harga barang X.

Beberapa faktor yang mempengaruhi own-price elasticity, antara lain:


1. Tersedianya barang substitusi bagi komoditas yang bersangkutan.
2. Reaksi konsumen atas perubahan harga (jangka pendek = inelastis dan jangka panjang
= elastis) serta selera konsumen.
3. Harga barang per unit komoditas itu sendiri.
4. Pendapatan konsumen.
5. Tersedianya fasilitas/sarana kredit.

4
Berikut ini adalah beberapa bentuk kurva linear dari elastisitas permintaan:

CROSS-PRICE ELASTICITY
Cross-price elasticity mengukur pengaruh perubahan jumlah permintaan barang X terhadap
perubahan harga barang Y atau barang lainnya.

Jika elastisitasnya lebih besar dari nol (E > 0), maka kedua barang tersebut merupakan barang
substitusi, yang berarti kenaikan harga barang Y akan mengakibatkan peningkatan permintaan
barang X dan menurunkan permintaan barang Y. Sebaliknya, jika elastisitasnya kurang dari nol
(E < 0), maka kedua barang tersebut merupakan barang komplementer, yang berarti kenaikan
harga barang Y akan mengakibatkan penurunan permintaan barang X dan juga barang Y.

Ukuran elastisitas silang sering digunakan untuk menentukan apakah produsen produk barang
sejenis bersaing satu sama lainnya atau satu produsen dengan produsen yang lainnya salin
terkait atau tidak.

5
INCOME ELASTICITY
Income elasticity mengukur pengaruh perubahan pendapatan konsumen terhadap persentase
perubahan permintaan suatu barang atau jasa.

%𝛥𝑄, -
𝐸"# $,& =
%𝛥𝑀

Jika E > 0, berarti kenaikan pendapatan konsumen akan meningkatkan permintaan, maka dapat
dikatakan bahwa barang tersebut merupakan barang normal. Sebaliknya, jika E < 0, berarti
barang tersebut merupakan barang inferior, karena kenaikan pendapatan konsumen akan
menyebabkan penurunan permintaan terhadap barang tersebut.

OWN-ADVERTISING AND CROSS-ADVERTISING ELASTICITY


Elastisitas Own-Advertising mengukur pengaruh perubahan permintaan produk X terhadap
persentase perubahan biaya iklan yang dikeluarkan untuk produk X, sedangkan Cross-
Advertising mengukur pengaruhnya terhadap persentase perubahan biaya iklan produk Y atau
produk lainnya.
Jika elastisitasnya lebih besar dari nol (E > 0), maka dikatakan korelasinya bersifat positif, yang
berarti setiap kenaikan biaya iklan, akan meningkatkan permintaan produk tersebut. Dan
sebaliknya, jika elastisitasnya kurang dari nol (E < 0), maka korelasi di antara keduanya bersifat
negatif, yang berarti kenaikan pada biaya iklan justru menurunkan permintaan.

OBTAINING ELASTICITIES FROM LINEAR AND LOG-LINEAR DEMAND FUNCTIONS


Setelah mengetahui jenis-jenis elastisitas dan penerapannya, berikutnya akan dibahas
mengenai cara menghitung elastisitas menggunakan fungsi permintaan. Dua fungsi permintaan
yang digunakan di sini adalah fungsi permintaan Linear dan Non-linear (Log-linear).

Dengan menggunakan fungsi permintaan Linear, menghitung berbagai elastisitas permintaan


akan menjadi lebih mudah. Berikut ini adalah formula untuk fungsi permintaan Linear:

𝑄, - = 𝛼0 + 𝛼, 𝑃, + 𝛼3 𝑃3 + 𝛼& 𝑀 + 𝛼4 𝑃4

Untuk fungsi permintaan linear, cara menghitung elastisitas suatu variabel (misalnya own-price
elasticity produk X) adalah dengan mengalikan koefisien (a) harga produk X dengan rasio antara
harga produk X terhadap jumlah permintaan produk X.

Own-Price Elasticity: Cross-Price Elasticity: Income Elasticity:


5# 56 &
𝛼, . 𝛼3 . 𝛼& .
"# $ "# $ "# $

6
Own-Price Elasticity: Cross-Price Elasticity: Income Elasticity:

|𝐸| > 1: Elastic. |𝐸| > 0: Substitute. |𝐸| > 0: Normal.


|𝐸| < 1: Inelastic. |𝐸| < 0: Complement. |𝐸| < 0: Inferior.
|𝐸| = 1: Unitary elastic.

Log-linear:
Pada fungsi permintaan log-linear, koefisien (b) setiap variabel dapat diinterpretasikan sebagai
elastisitasnya.

ln 𝑄, - = 𝛽0 + 𝛽, ln 𝑃, + 𝛽3 ln 𝑃3 + 𝛽& ln 𝑀 + 𝛽4 ln 𝐻

Dari fungsi log-linear di atas, kita dapat mengetahui bahwa bx merupakan own-price elasticity
dari produk X; by merupakan cross-price elasticity harga produk X terhadap harga produk Y; dan
bM merupakan income elasticity.

REGRESSION ANALYSIS
Analisa regresi digunakan untuk mengukur derajat ketergantungan satu variabel dengan
variabel lainnya. Selain itu juga dapat digunakan untuk mencari nilai dari koefisien fungsi
permintaan, di mana koefisien tersebut menunjukkan pengaruh dari variabel yang menentukan
permintaan sebuah produk. Berfungsi untuk meminimalisir jumlah error/deviasi, sehingga
estimasi yang dihasilkan lebih akurat.

EVALUATING STATISTICAL SIGNIFICANCE


Standard error mengukur besarnya error atau perbedaan dari data estimasi terhadap data
observasi aktual. Semakin kecil nilainya, berarti semakin akurat.
Confidence interval merupakan kisaran di mana observasi aktual diharapkan terletak pada
persentase tertentu. Dengan menetapkan batas atas dan batas bawah keyakinan 95% berarti
95% yakin bahwa observasi aktual akan terletak pada kisaran ini, dan kejadian yang paling buruk
tidak akan lebih jauh dari batas yang ada tersebut.
Sedangkan t-statistics mengukur rasio nilai parameter estimasi terhadap standar error-nya. Rule
of thumb untuk t-statistic adalah apabila nilai t-statistic-nya lebih besar dari dua (t > 2), maka
confidence level bahwa nilai sebenarnya dari parameter regresi tidak sama dengan nol.

EVALUATING THE OVERALL FIT OF THE REGRESSION LINE


Selain mengukur signifikansi satu variabel terhadap variabel lainnya, kita juga dapat mengukur
ketepatan garis regresi terhadap data dengan menggunakan R-square, adjusted R-square, dan
F-statistic.

7
STUDI KASUS:
SHOPPING ONLINE IN EUROPE: ELASTICITIES OF DEMAND FOR PERSONAL DIGITAL ASSISTANTS
BASED ON REGRESSION TECHNIQUES

Era belanja online memudahkan masyarakat membeli kebutuhannya melalui layar komputer
atau smartphone-nya di mana saja dan kapan saja, tanpa perlu mengeluarkan tenaga uang
untuk pergi ke toko dan membeli barang tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh seorang
Ekonom di Haas School of Business di Berkeley pada tahun 2009, mencoba mengukur besarnya
pengaruh permintaan dari online shoppers terhadap perubahan harga yang diterapkan oleh
toko ritel online. Penelitian ini memperkirakan fungsi permintaan dari sejumlah merek dan
model Personal Digital Assistants (PDA) yang dijual oleh berbagai toko ritel online di sebuah
situs belanja terkemuka di Eropa, Kelkoo.com.

Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan data bahwa toko ritel online yang menjual model
IPAQ 1940 memiliki elastisitas permintaan yang paling tinggi (-14,7), sedangkan toko yang
menjual model Clie SJ22 elastisitas permintaannya paling kecil (-3,3). Penelitian tersebut juga
menemukan bahwa jumlah penjualan pada toko ritel online yang menurunkan harganya
sebesar 10 persen, meningkat sebanyak 33 sampai 147 persen. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi elastisitas harga suatu barang, maka sedikit saja perubahan harga, akan
mengakibatkan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah penjualannya. Dalam hal ini ketika
penjual menurunkan harga hanya sebesar 10 persen, penjualan meningkat hingga lebih dari 10
kali lipat. Nilai t-statistic yang lebih dari 2 juga mengindikasikan bahwa nilai yang diperkirakan
secara statistik signifikan di level 5 persen, yang berarti confidence level akan ketepatan estimasi
yang dilakukan adalah sebesar 95 persen.

8
KESIMPULAN DAN CONTOH APLIKASI DI INDONESIA

Konsep elastistas digunakan untuk mengukur sampai di mana besarnya respon atau kepekaan
variabel terikat jika terjadi perubahan pada variabel bebas tertentu. Besar kecilnya kepekaan
tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas. Elastisitas sendiri
menggambarkan derajat kepekaan atau respon dari jumlah barang yang diminta atau
ditawarkan akibat perubahan pada faktor yang mempengaruhinya.

Secara singkat jenis-jenis elastisitas permintaan, rumus yang digunakan, serta bentuk
elastisitasnya dapat digambarkan sebagai berikut:
Own-Price Elasticity: Cross-Price Elasticity: Income Elasticity:
5# 56 &
𝛼, . 𝛼3 . 𝛼& .
"# $ "# $ "# $

|𝐸| > 1: Elastic. |𝐸| > 0: Substitute. |𝐸| > 0: Normal.


|𝐸| < 1: Inelastic. |𝐸| < 0: Complement. |𝐸| < 0: Inferior.
|𝐸| = 1: Unitary elastic.

Sedangkan untuk hubungan antara elastisitas harga, total revenue, dan marginal revenue
adalah sebagai berikut:

Elastisitas Jika harga turun, Jika harga naik, Marginal


harga: maka total revenue: maka total revenue: revenue:
Inelastis Turun Naik Negatif
Unitari Tetap Tetap Nol
Elastis Naik Turun Positif

Dari tabel di atas, dapat kita lihat pada kondisi permintaan yang inelastis, jika harga turun maka
total revenue juga turun dan marginal revenue bersifat negatif. Sedangkan apabila
permintaannya elastis, jika harga turun maka total revenue yang diterima perusahaan akan naik
dan marginal revenue positif.

Dengan memahami konsep elastisitas permintaan serta hubungannya dengan total revenue
dan marginal revenue, sebagai manager atau pemilik bisnis kita dapat:
- Mengetahui kombinasi produk yang akan dijual atau dipasarkan berdasarkan jenis
barang (substitusi atau komplementer)
- Mengetahui perubahan harga yang sesuai berdasarkan analisa elastisitas harganya
(own-price dan cross-price elasticity)
- Memaksimalkan total revenue dengan menggunakan analisa elastisitas harga yang
sesuai.
- Memanfaatkan analisa cross-price elasticity untuk meningkatkan penjualan.

9
Contoh aplikasi dari konsep elastisitas permintaan yang dapat kita lihat di Indonesia adalah
pada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Ketika pemerintah mengeluarkan keputusan
untuk menaikkan harga BBM jenis Pertamax, maka perlu juga dilihat kemungkinan masyarakat
untuk beralih ke BBM yang lebih murah seperti Premium atau Pertalite. Jika mengacu kepada
hukum permintaan dan penawaran, kemungkinan itu ada, tetapi potensinya terbilang kecil,
mengingat adanya perbedaan daya beli konsumen di tiap jenis BBM. Dengan adanya kenaikan
harga ini, tentu masyarakat akan mengeluarkan lebih banyak biaya untuk BBM kemudian
mengurangi belanja kebutuhan yang lain. Di sisi lain, penurunan harga BBM tidak akan serta
merta menaikkan jumlah permintaannya.

Jika kita lihat dari contoh kasus di atas, meskipun ada kenaikan pada harga BBM, jumlah
permintaannya tidak akan menurun. Bahkan mungkin jumlah permintaan barang lain yang akan
turun sebagai akibat dari penyesuaian anggaran konsumen. Salah satu alasannya adalah adanya
perbedaan daya beli masyarakat di tiap jenis BBM. Masyarakat yang sehari-hari menggunakan
BBM jenis Pertamax daya belinya dapat dikatakan lebih tinggi dibandingkan dengan mereka
yang menggunakan Premium atau Pertalite. Sehingga kenaikan harga Pertamax mungkin tidak
akan mempengaruhi mereka untuk beralih ke BBM jenis Premium atau Pertalite.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa elastisitas permintaan terhadap BBM bersifat elastis
sempurna, karena jumlah permintaannya tidak dipengaruhi oleh perubahan harga.

10

Anda mungkin juga menyukai