Makalah CSR Kelompok 3 - in The Workplace

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)

IN THE WORKPLACE
MATA KULIAH TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
DOSEN PENGAMPU : Drs. KARYONO, MM

Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Dika Alwinda Lutfiani (141200141)
2. Ravena Syahgita Elmawadah (141200172)
3. Luthfiah Dwi Dewanti (141200319)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2022
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “CSR In The Workplace” ini tepat
waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Karyono, Drs. MM pada mata kuliah Tanggung Jawab Sosial. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas dari yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh
keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada
segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian
hari.
Yogyakarta, 26 Februari 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................................................ 1
BAB II ....................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
A. Memahami CSR di Tempat Kerja .............................................................................. 2
B. Memahami Penempatan CSR in workplace .............................................................. 4
C. Tanggung Jawab untuk Hak Asasi Manusia ............................................................. 5
D. Melibatkan Karyawan dalam Program CSR ............................................................. 6
E. Artikel tentang CSR in The Workplace...................................................................... 8
BAB III.................................................................................................................................... 10
PENUTUP............................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Corporate Social Responsibility (CSR) berasal dari tiga kata “Corporate” yang
artinya perusahaan, “Social” berarti sosial, dan “Responsibility”yaitu tanggung
jawab.Jadi, corporate social responsibility adalah aktivitas bisnis dimana perusahaan-
perusahaan itu bertanggung jawab secara sosial kepada pemangku kepentingan dan
masyarakat luas sebagai bentuk perhatiannya dalam meningkatkan kesejahteraan dan
berdampak positif bagi lingkungan.
Secara teoretis Corporate Sosial Responsibility merupakan tombak dari etika
bisnis, di mana suatu perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban terhadap bidang
ekonomisnya saja, tetapi perusahaan juga mempunyai kewajiban terhadap pihak lain
.Pelaksanaan CSR diatur dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 Perseroan
Terbatas (UUPT) pasal 74 tentang kewajiban CSR bagi Perseroan Terbatas (PT)
dijelaskan bahwa industri atau korporasi wajib melaksanakan CSR, tetapi bukan
sebagai beban yang memberatkan.
Dalam kegiatan CSR terdapat 4 pillar. Keempat hal tersebut adalah Workplace,
Marketplace, Community, dan Environment. Dan pada makalah ini akan dibahas salah
satu dari pilar tersebut, yaitu workplace yang berkaitan erat dengan tanggung jawab
terhadap HAM.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari CSR in workplace?


2. Bagaiamana tanggungjawab perusahaan terhadap hak asasi manusia?
3. Bagaimana keterlibatan karyawan dalam program CSR?

C. Tujuan

1. Memahami pengertian workplace


2. Memahami masalah csr di terhadap hak asasi manusia
3. Memahami bagaimana penempatan csr

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Memahami CSR di Tempat Kerja

Tanggung jawab social perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)


adalah suatu konsep bahwa perusahaan memiliki dan mempunyai berbagai tanjung
jawab termasuk kepada semua yang berkepentingan seperti konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan juga lingkungan dalam segala aspek operasional yang
melingkupi aspek ekonomi, social dan lingkungan.
Workplace atau tempat kerja adalah suatu tempat yang terdapat tenaga kerja
yang bekerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-
sumber bahaya.Tempat tersebut dapat mencakup dari home office ke gedung kantor
atau pabrik. Bagi masyarakat industri, tempat kerja ialah salah satu ruang sosial yang
paling penting.
Masalah di tempat kerja di CSR akan bervariasi tergantung pada apakah kita
mempertimbangkan tempat kerja yang sangat diatur atau tidak diatur, atau apakah kita
mempertimbangkan tempat kerja dirumah atau di luar rumah.
1. Tempat kerja yang diatur
Tempat kerja yang teratur ini biasanya ditemukan di negara maju di
mana undang-undang sebagian besar menangani sebagian besar masalah utama
perlindungan karyawan dan CSR cenderung berfokus untuk memastikan bahwa
perusahaan hidup sesuai semangat dan juga surat hukum, dan melampaui
undang-undang dengan memperhatikan berbagai keragaman, keseimbangan
kehidupan kerja, pelatihan dan pemenuhan kerja, penyediaan dana pensiun, anti
pelecehan, dan sebagainya.
2. Tempat kerja yang kurang diatur
Ini biasanya ditemukan di negara-negara berkembang, karena undang-
undang perlindungan karyawan tidak ada atau tidak diberlakukan dengan baik.
Maka masalah CSR di sini akan cenderung menimbulkan kekhawatiran seperti
kondisi kerja, gaji, persatuan, kesehatan dan keselamatan, kesempatan yang
sama, dan sebagainya. Penting untuk dicatat bahwa tempat kerja yang kurang

2
diatur juga dapat terjadi di negara maju, misalnya, ketika tempat kerja adalah
bagian dari ekonomi informal.
3. Tempat kerja dirumah
Korporasi secara jelas bertanggung jawab langsung atas pekerja in-
house mereka sendiri. Namun, jika kemauan atau kemampuan untuk
menyediakan praktik tempat kerja yang bertanggung jawab terbatas, aktor lain
seperti pelanggan utama atau LSM mungkin terlibat dalam program CSR yang
bertujuan memperbaiki praktik ini.
4. Tempat kerja outsourcing
Berbagai produsen produk bermerek juga kadang diharapkan
bertanggung jawab atas tempat kerja pemasok mereka.Ini bukan untuk
mengatakan bahwa pemasok dibebaskan dari CSR di tempat kerja. Tempat kerja
outsourcing yang relevan dapat melampaui pemasok tingkat pertama untuk
mencakup lingkup tanggung jawab yang membentang di seluruh rantai pasokan,
baik di bagian hulu maupun hilir.
Adapun manfaat menerapkan CSR di Workplace yaitu :

● Kemampuan yang lebih besar untuk menarik/mempertahankan talenta


terbaik

Ada banyak kompetisi untuk mendapatkan talenta terbaik di pasar dan


perusahaan dengan program CSR yang kuat akan lebih menarik calon
pekerja yang sadar sosial daripada perusahaan yang memilih untuk tidak
mendukung komunitas mereka atau menolak untuk mengambil sikap
terhadap isu-isu budaya yang penting.

● Meningkatkan posisi merek organisasi

Salah satu faktor penentu konsumen memilih A atau B adalah program


CSR. Program CSR yang dikembangkan secara strategis dan
diterapkan dengan benar dapat meningkatkan kemampuan merek untuk
menciptakan dan mempertahankan citra positif di pasar.

● Peningkatan motivasi dan produktivitas staf

Program CSR memperkuat retensi karyawan, meningkatkan


produktivitas, membangun loyalitas, dan meningkatkan motivasi. Dan

3
itu juga dapat mendorong kerja tim dengan menyatukan kelompok-
kelompok yang berbeda dalam suatu organisasi untuk mendukung
tujuan bersama.

B. Memahami Penempatan CSR in workplace

1. Tanggung Jawab terhadap Karyawan


Karyawan adalah sebagai sumber daya manusia dalam menjalankan
roda perusahaan.Bahkan sumber daya manusia menjadi salah satu penentu
keefektifan organisasi bismis.Dan sebagai pemangku kepentingan dari
aktivitasa perusahaan, maka karyawan-karyawan yang bersangkutan berhak
mendapatkan kesempatan untuk maju.Untuk itu Bisnis mempunyai sejumlah
tanggung jawab terhadap karyawan yaitu :
● Menempatkan karyawan sesuai dengan kapasitasnya
● Memberikan fasilitas untuk berkembang seperti pelatihan atau training,
memberikan dana untuk melaksanakan pendidikan yang berlanjut.
● Memberikan fasilitas perumahan kepada karyawan yang sudah bekerja
dalam jangka waktu relative lama dan berkeluarga.
● Memberikan kesempatan atas kenaikan gaji atau upah secara berkala
sesuai dengan kemampuan perusahaan.
● Melaksanakan pertemuan antar karyawan dan juga permutasian secara
berkala.
● Menciptakan lapangan pekerjaan jika mereka ingin tumbuh.
● Memastikan keselamatan mereka, perlakuan yang semestinya oleh
karyawan lain, dan peluang yang sama Perusahaan juga harus dapat
memastikan bahwa tempat kerja aman bagi karyawan dengan memantau
secara ketat proses produksi. Beberapa tindakan pencegahan adalah
dengan memeriksa mesin dan peralatan guna memastikan bahwa
semuanya berfungsi dengan baik, mengharuskan digunakannya
kacamata keselamatan atau peralatan lainnya yang dapat mencegah
terjadinya cedera, dan menekankan tindakan pencegahan khusus dalam
seminar-seminar pelatihan.
● Memastikan bahwa karyawan diperlakukan dengan semestinya oleh
karyawan lain.

4
2. Penerapan Prinsip Keselamatan, dan Keselamatan Kerja (K3)
Penerapan K3 pada dasarnya adalah cara untuk menjaga keselamatan
dan kesehatan pekerja. Kendati telah diatur oleh negara, komitmen perusahaan
dan tenaga kerja sebagai pihak yang justru membutuhkan hal tersebut justru
yang akan menentukan sendiri pemenuhan K3 tersebut.

C. Tanggung Jawab untuk Hak Asasi Manusia

Secara teknis penerapan tanggung jawab perusahaan meliputi dua dimensi yaitu :
● Dimensi internal perusahaan yang terkait dengan hal-hal yang berhubungan
dengan karyawan (industrial relation), yang diturunkan menjadi beberapa hal di
dalamnya ialah manajemen sumber daya manusia (human Resource
Management), kesehatan dan keselamatan kerja (health and safety at work) dan
manajemen penggunaan dan pelestarian sumber daya alam (management of
environmental impact and natural resource).
● Dimensi eksternal yang meliputi pengembangan komunitas lokal, relasi dengan
mitra bisnis, penyedia bahan baku dan konsumen dan terkahir adalah hak asasi
manusia.
Salah satu contoh yaitu Tanggung Jawab Perusahaan dan Pemenuhan Hak-Hak
Ekosob( ekonomi, sosial, budaya ).Hak- hak tersebut yaitu :
1) Hak atas kondisi kerja yang adil dan aman;
2) Hak mencari dan memilih pekerjaan;
3) Hak membentuk, bergabung dan mengambil keputusan bersama dalam serikat
buruh;
4) Hak atas jaminan sosial, antara lain bantuan pemerintah pada masa tua dan saat
tidak adanya pekerjaan dan uang atau bantuan lainnya bagi orang yang
membutuhkan bantuan agar dapat menjalani kehidupan yang bermartabat;
5) Bantuan dan perlindungan keluarga;
6) Hak perkawinan yang sejajar bagi pria dan wanita;
7) Standar kehidupan yang memadai bagi tiap orang, dengan terpenuhinya
pakaian, perumahan dan makanan yang layak;
8) Standar tinggi pada kesehatan dan perawatan kesehatan untuk semua orang;
9) Pendidikan utama yang memuaskan bagi semua orang dan kesempatan yang
lebih meningkat pada pendidikan lebih lanjut;

5
10) Hak berpartisipasi dalam kehidupan budaya komunitas;
11) Hak mendapat keuntugan dan kemajuan ilmiah.

D. Melibatkan Karyawan dalam Program CSR

Suatu penelitian menunjukkan, organisasi yang benar-benar melibatkan


karyawannya dalam program CSR cenderung mampu menarik SDM berkualitas yang
mau bergabung dengan perusahaan yang bertanggung jawab, mempertahankan SDM
berkualitas sekaligus meningkatkan kesetiaan karyawan, tingkat keabsenan karyawan
lebih rendah dengan meningkatkan tingkat engagement sesama karyawan, berinovasi
lebih untuk memperoleh keuntungan yang kompetitif dimana karyawan adalah sumber
ide untuk keberlanjutan, dan mampu menjaga reputasi sekaligus branding perusahaan,
dalam hal ini karyawan merupakan touch point yang mencerminkan budaya perusahaan
kepada konsumen, mitra bisnis, dan masyarakat.
Jika dikaitkan dengan CSR, ada tujuh kunci penting yang perlu diperhatikan
perusahaan untuk meningkatkan engagement karywan melalui program CSR, yaitu :
1. Dukungan Top Management
Agar program CSR benar-benar tertanam dalam suatu perusahaan, dukungan
manajemen teratas sangat penting. Misalnya dengan membentuk struktur
formal seperti divisi program CSR yang berfungsi untuk mengaktifkan sinergi
antara manajemen teratas dengan tim penasihat.
2. Menciptakan Kesepahaman tentang CSR
CSR bisa berarti hal yang berbeda untuk orang yang berbeda. Kunci
kesalahpahamannya adalah jika CSR diartikan sebatas tentang memberikan
sedekah atau filantropi. Oleh karena itu, baik top management maupun manajer
CSR harus benar-benar paham konsep seperti ISO 26000 yang merupakan
pedoman kegiatan amal perusahaan agar semakin bertanggung jawab secara
lingkungan, sosial dan secara etika. Hal ini akan membantu menciptakan
kesepahaman tentang arti CSR bagi perusahaan.
3. Menyelaraskan CSR dengan HR
Fungsi Human Resources (HR) bisa digabungkan sebagai sosok pendukung
baik untuk CSR hingga ke seluruh organisasi. HR juga dapat diselaraskan
dengan target perusahaan yang berkesinambungan dalam beberapa area, seperti
menetapkan kode etik karyawan, perekrutan SDM; orientasi, pelatihan, dan

6
pengembangan karyawan; menghubungkan kinerja berkelanjutan untuk
penilaian; memperoleh feedback dari karyawan untuk mendapat inisiatif yang
berkesinambungan; dan melakukan wawancara keluar untuk menguku persepsi
nilai CSR yang dilakukan perusahaan.
4. Komunikasi dan Edukasi
Komunikasi dan edukasi tentang CSR adalah sebuah proses yang terus menerus
bagi karyawan. Penting untuk melibatkan dan mengajak mereka ke level yang
lebih lanjut, misalnya mulai dari yang tadinya tidak peduli terhadap pesan CSR,
menjadi peduli, lalu pemahaman mereka jadi meningkat, lalu jadi percaya dan
mau berkomitmen untuk beraksi.
5. Menciptakan Green Office
Sebuah kantor ‘hijau’ adalah cara yang tepat untuk mendemonstrasikan praktik
CSR di tiga area. Pertama, untuk konservasi sumber daya dalam mengurangi
emisi karbon, misalnya dalam penggunaan energi, air, kertas, dan
udara. Kedua, mendukung kebiasaan pribadi yang ditunjukkan karyawan dalam
kehidupan pribadi mereka sehari-hari. Ketiga, mendesain ruang kantor dan
menetapkan kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas fisik, mental dan
emosional karyawan.
6. Melakukan Aksi Amal
CSR sering disalahartikan sebagai filantrofi atau aksi amal. Sama pentingnya
ketika strategi yang dibuat perusahaan akan masuk akal jika dampak lingkungan
dan sosial dari kegiatan intinya dapat tercapai. Perusahaan yang benar-benar
mendukung aksi amal diyakini akan menciptakan engagement dan retensi
karyawan yang lebih tinggi. Artinya, ada banyak manfaat ketika perusahaan
benar-benar mendukung CSR.
7. Stakeholder Egagement
Karyawan adalah touchpoint penting bagi sejumlah stakeholder, baik interaksi
dengan para investor, rantai pasokan, konsumen, LSM, komunitas, masyarakat
(termasuk keluarga dan kerabat karyawan), media, dan lainnya. Budaya
perusahaan yang berorientasi ke CSR akan sangat membantu terutama dalam
merespon ketika krisis. Hal tersebut juga akan memudahkan perusahaan
memperoleh keunggulan kompetitif, khususnya ketika karyawan dibimbing
untuk berkomunikasi dengan pelanggan, mitra bisnis, LSM, dan masyarakat.
Selain itu, juga bisa memahami dimana letak kebutuhan stakeholder.
7
E. Artikel tentang CSR in The Workplace

Pencemaran Lingkungan di Sungai Cikijing,Akibat Aktivitas Industri


Tekstil PT. Kahatex

Hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan tempat kerja yang
aman nyaman merupakan hak setiap manusia yang diatur dalam Undang-undang Dasar
1945.Sayangnya, kedua hal ini sulit berjalan beriringan secara optimal. Hal ini
dikarenakan pemenuhan hak atas lingkungan yang baik dan tempat kerja yang aman
nyaman sering kali terhambat oleh perusahaan yang tidak bertanggung
jawab.Contohnya, hal ini dapat dilihat pada kasus pembuangan limbah tekstil PT.
Kahatex di Kabupaten Bandung yang telah mencemari Sungai Cikijing di Rancaekek,
Jawa Barat. PT. Kahatex masih terlihat melaksanakan aktivitasnya yang berdampak
pada pencemaran lingkungan, meski izin pembuangan limbahnya telah dicabut yang
mengakibatkan kariyawan-kariyawan yang bekerja di perusahaan tersebut di
berhentikan secara sepihak dan tidak mendapat pesangon dari perusahaan.
PT. Kahatex merupakan industri tekstil yang terletak di Jalan Raya Rancaekek
Km.23 No. 25, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Perusahaan ini berkembang
menjadi sebuah pabrik yang besar, sebagai produsen terlengkap mulai dari pembuatan
serat, pemintalan, pertenunan, penyempurnaan, dan pembuatan pakaian jadi (garmen)
dengan mempekerjakan puluhan ribu karyawan.
Akan tetapi pada pada Febuari 2020 PT.Kahatex mencemari sungai Cikijing
yang dapat dilihat dari indikator pencerna seperti adanya bau menyengat dan warna
hitam pekat air limbah yang dibuang ke Sungai Cikijing. Pasalnya, air limbah ini paling
banyak berasal dari limbah cair proses industri seperti bahan pewarna tekstil yang
dihasilkan oleh kegiatan produksi garmen dan seperti mengganggu aktivitas sehari-hari
dan menyebabkan kegagalan panen karena rusaknya lahan.Akan tetapi PT.Kahatex
tidak mempedulikannya dan tetap melanjutkan aktivitasnya walaupun kariyawan
mereka sendiri sudah mengeluh akan bau yang juga menyengat yang mengakibatkan
seringnya kariyawan pusing dan mual dikarenakan kurangnya masker dan alat
pelindung diri yang memadai,akan tetapi PT.Kahatex tetap saja tidak mempedulikan
keluhan dari masyarakat maupun dari kariyawan mereka sendiri.

8
Dari hal diatas diketahui bahwa karena kurang pedulinya PT.Kahatex terhadap
lingkungan dan kesejahteraan maupun keamanan,kenyamanan kariyawan hal ini
berakibat pada Pemkab Sumedang mencabut izin operasionalnya.Dengan
dihentikannya kegiatan operasional perusahaan tersebut, maka puluhan ribu karyawan
PT.Kahatex terpaksa diberhentikan,akan tetapi hak kariyawan untuk mendapat
pesangon tidak diberikan. Hal ini pun menyebabkan permasalahan antara penerapan
hukum lingkungan Indonesia dengan ancaman nasib karyawan PT. Kahatex yang atas
haknya atas pesangon yang seharusnya diterima.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tanggung Jawab Sosial bukan saja selalu berfokus pada keunntungan yang
sebesar-besarnya, akan tetapi juga eksistensi, dan reputasi yang menjadi prioritas
utama.Akan tetapi di balik itu tentunya perusahaan harus dapat ikut berkontribusi dalam
hal-hal yang ada di sekitar mereka seperti sosial, ekonomi, lingkungan. Dimana
perusahaan beroperasi dengan cara yang etis dan berkelanjutan serta menangani
dampak lingkungan dan sosialnya. Ini berarti pertimbangan yang cermat terhadap hak
asasi manusia, komunitas, lingkungan, dan masyarakat tempatnya beroperasi. Manfaat
csr in the workplace dapat menjadi Sebuah keunggulan dibandingkan pesaing. Dengan
merangkul CSR, perusahaan dapat menonjol dari pesaing di industri . perusahaan dapat
menetapkan sebagai perusahaan yang berkomitmen untuk melangkah lebih jauh dengan
mempertimbangkan faktor sosial dan lingkungan.

B. Saran

Berdasarkan makalah yang kami tulis, kami berharap makalah ini bisa
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan. Dan Kami menyadari, bahwa laporan makalah yang
kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun
penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih
baik lagi di masa mendatang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Famiola, B. R. (2013). Corporate Social Responsibility. Bandung: Rekayasa Sains.

Mutuinsutitute. (2017). Mengenal Penerapan K3 Industri .

11

Anda mungkin juga menyukai