Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIK KLINIK PROFESI NERS

STASE KEPERAWATAN ANAK

DI RSIA ASSYIFA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners

Stase Keperawatan Anak

OLEH:

JUWITA N. LAHER

211030230223

PEMBIMBING:

Ns. Andin Marsiwi, S.Kep.,M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

TAHUN AJARAN 2021/2022

Jl. Padjajaran Pamulang Barat, Tangerang Selatan-Banten

Telp (021)74716128
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

ANAK DENGAN DADRS DI RUANG RANAP ANAK DI RSIA ASSYIFA

A. PENGERTIAN
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair.
(Suriadi, Rita Yuliani, 2001).
Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa
air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari)
(Depkes RI Ditjen PPM dan PLP, 2002).
Diare merupakan salah satu penyakit yang paling banyak terjadi pada masa kanak-
kanak, didefenisikan sebagai peningkatan dalam frekuensi, konsistensi, dan volume dari
feces (Mc.Kinney, Emily Stone et al, 2000).

B. ETIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh faktor infeksi , malabsorpsi (gangguan penyerapan zat
gizi), makanan, dan faktor psikologis.
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi:
1) Infeksi bakteri: Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Aeromonas, dll.
2) Infeksi Virus: Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astovirus, dll.
3) Infeksi parasit: Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris), Protozoa (entamoeba
histolitika, giardia lamblia), jamur (candida albicans).
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti
OMA, tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dsb.
2. Faktor malabsorpsi
a. Malabsorpsi karbohidrat
b. Malabsorpsi lemak
c. Malabsorpsi protein
3. Faktor makanan
Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun,
terlalu banyak lemak, mentah (misal, sayuran), dan kurang matang.
4. Faktor psikologi
Rasa takut, cemas dan tegang, jika terjadi pada anak akan menyebabkan diare kronis.

C. PATOFISIOLOGI
Menurut Hidayat (2006), proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai
kemungkinan faktor diantaranya:
a. Faktor infeksi
Faktor ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk dalam saluran
pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus
yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan
kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbs
cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan
system transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang
kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.
b. Faktor malabsorbsi
Merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang mengakibatkan tekanan
osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang
dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare.
c. Faktor makanan
Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik. Sehingga
terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk
menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare.
d. Faktor psikologis
Dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan pristaltik usus yang akhirnya
mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan diare.
D. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala anak yang menderita diare, yaitu:
1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah
2. Suhu tubuh meninggi
3. Feces encer, berlendir atau berdarah
4. Warna feces kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
5. Anus lecet
6. Muntah sebelum dan sesudah diare
7. Gangguan gizi akibat intake makanan kurang
8. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, yaitu penurunan berat badan, turgor kulit
berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung, membran mukosa kering.
E. KOMPLIKASI
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai
macam komplikasi, seperti:
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic, hipertonik)
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi laktosa sekunder
6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein
F. PENATALAKSANAAN
Secara umum penatalaksanaan diare akut ditujukan untuk mencegah dan
mengobati dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi akibat kerusakan
mukosa usus, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta mengobati penyakit
penyerta. Untuk memperoleh hasil yang baik pengobatan harus rasional.
1. Pemberian cairan pada diare dehidrasi murni
a. Jenis cairan
1) Cairan rehidrasi oral: Formula lengkap, mengandung NaCl, NaHCO3, KCl,
dan Glukosa, formula sederhana, hanya mengandung NaCl dan sukrosa atau
karbohidrat lain.
b. Cairan parenteral
2. Jalan pemberian cairan
1) Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak mau
minum serta kesadaran baik.
2) Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi, tetapi anak
tidak mau minum, atau kesadaran menurun.
3) Intravena untuk dehidrasi berat
3. Jumlah cairan
Jumlah cairan yang hilang didasarkan pada berat badan dan usia anak
4. Jadwal pemberian cairan
a) Belum ada dehidrasi, Oral: 1 gelas setiap kali anak buang air besar, parenteral
dibagi rata dalam 24 jam
b) Dehidrasi ringan: 1 jam pertama: 25-50 ml/kgBB peroral atau intragastrik,
selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari
c) Dehidrasi sedang, 1 jam pertama: 50-100ml/kgBB peroral atau intragastrik,
Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari
d) Dehidrasi berat
Jadwal pemberian cairan didasarkan pada umur dan BB anak
5. Pengobatan dietetik
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat badan kurang dari
7 kg, jenis makanannya adalah:
a) Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung rendah laktosa dan asam
lemak tak jenuh).
b) Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan padat (nasi tim).
c) Susu khusus, sesuai indikasi kelainan yang ditemukan

Untuk anak di atas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg. Jenis makanannya
adalah makanan padat atau makanan cair/ susu sesuai dengan kebiasaan makan di
rumah.

6. Obat – obatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja
dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa
atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dll).
a) Obat antisekresi
b) Obat antispasmolitik
c) Obat pengeras tinja
d) Antibiotika, kapan perlu
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN FOKUS DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada pasien vertigo
tanyakan adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo,
posisi mana yang dapat memicu vertigo.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dan penyakit tumor
otak. Riwayat penggunaan obat vestibulotoksik missal antibiotik, aminoglikosid,
antikonvulsan dan salisilat.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain atau riwayat
penyakit lain baik
5. Aktivitas / Istirahat
Letih, lemah, malaise
6. Keterbatasan gerak
Ketegangan mata, kesulitan membaca
7. Sirkulasi: riwayat hipertensi, denyutan vaskuler, misal daerah temporal, pucat, wajah
tampak kemerahan.
8. Integritas Ego
Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
9. Makanan dan cairan
Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang,keju, alkohol,
anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus,hotdog, MSG (pada migrain),
mual/muntah, anoreksia (selama nyeri).
10. Neurosensoris
Pening, disorientasi (selama sakit kepala), riwayat kejang, cedera kepala yang baru
terjadi, trauma, stroke.
11. Nyeri/ kenyamanan
Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain,ketegangan otot,
cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.
12. Keamanan
Riwayat alergi atau reaksi alergi
13. Interaksi sosial
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan
penyakit.
14. Penyuluhan / pembelajaran
Riwayat hipertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga, penggunaan alkohol/obat
lain termasuk kafein.
B. PATHWAYS KEPERAWATAN
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI DAN RASIONAL

a) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan encer
Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektronik dapat dipertahankan dalam batas
normal.
KH : Haluran urine adekuat, capillary refill  2 detik, turgor kulit elastis, membran
mukosa lembab, tidak terjadi penurunan BB.
Intervensi :
• Kaji status hidrasi : ubun-ubun, mata, turgor kulit dan membran mukosa.
• Kaji pengeluaran urine, gravitasi urine atau berat jenis urine (1,005 – 1,020) atau
sesuai dengan usia pengeluaran urine 1-2 ml/kg/jam.
• Kaji pemasukan dan pengeluaran urine.
• Monitor tanda-tanda vital.
• Pemeriksaan laboratorium sesuai program : elektrolit, Ht, pH, dan serum albumin.
• Pemberian cairan dan elektrolit sesuai dengan protokol (dengan oralit dan cairan
parenteral bila indikasi)
• Pemberian obat anti diare dan antibiotik sesuai program.
• Anak diistirahatkan.
b) Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan BAB
Tujuan : anak tidak menunjukkan gangguan integritas kulit yang ditandai dengan kulit
utuh dan tidak lecet
Intervensi :
• Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap buang air besar
• Gunakan kapas lembab dan sabun bayi (atau pH normal) untuk membersihkan anus
setiap buang air besar
• Hindari dari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab
• Ganti popok / kain bila lembab atau basah
• Gunakan obat cream bila perlu untuk perawatan perineal
c) Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
pencegahan penyebaran penyakit
Tujuan : tidak terjadi penularan diare pada orang lain
Intervensi :
• Ajarkan cara mencuci tangan yang benar pada orang tua dan pengunjung
• Segera bersihkan dan angkat bekas buang air dan tempatkan pada tempat yang
khusus
• Gunakan standar pencegahan universal, seperti gunakan sarung tangan, dll
• Tempatkan pada ruangan yang khusus
d) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya
intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan
Tujuan : anak toleran terhadap diit yang sesuai yang ditandai dengan BB normal dan
tidak terjadi kekambuhan diare
Intervensi :
• Timbang BB bayi tiap hari
• Monitor intake dan out put
• Setelah rehidrasi, berikan minuman obat oral dengan sering dan makanan yang
sesuai dengan diit dan usia atau berat badan anak
• Hindari makan buah-buahan
• Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan
• Bagi bayi ASI tetap diteruskan
• Bila bayi tidak toleran dengan ASI, berikan formula yang rendah laktosa
e) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak
Tujuan : meningkatkan pengetahuan orang tua, orang tua berpartisipasi dalam
perawatan anak
Intervensi :
• Kaji tingkat pemahaman orang tua
• Ajarkan tentang prinsip diit dan kontrol diare
• Ajarkan orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk menghindari kontaminasi
• Jelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan
• Jelaskan tentang pentingnya kebersihan

f) Cemas dan rasa takut berhubungan dengan hospitalisasi dan kondisi sakit
Tujuan : menurunkan rasa takut / cemas pada orang tua dan anak, ditandai dengan
orang tua aktif merawat anak, bertanya tentang kondisi anak, anak tidak
menangis
Intervensi :
• Ajarkan pada orang tua untuk mengekpresikan perasaan takut dan cemas
• Gunakan komunikasi terapeutik : kontak mata, sikap tubuh dan sentuhan
• Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan pada anak dan orang tua
• Libatkan orang tua dalam perawatan anak
• Jelaskan kondisi anak, alasan pengobatan dan perawatan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Buku Ajar Diare. Jakarta: Depkes RI Ditjen PPM dan PLP.
M.C.Widjaya. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Jakarta: Kawan Pustaka.
NANDA. 2009. Nursing Diagnoses-Definitions & Classificaions. Philadelphia : Mosby
Company
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Suriadi, S.Kp., Rita Yuliani,S.Kp. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak. Ed.1. Jakarta: P.T.
Fajar Intrapratama.
STIKES WIDYA DHARMA HUSADA ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM
KONTEKS KELUARGA

FORMAT PENGKAJIAN ANAK

I. Identitias Pasien Dan Orang Tua


Nama Anak : An. S
Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang 27-12-2019
Usia : 3 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : jl. Raya benjangan rt 01/01
Tangal masuk : 22/11/2021
Diagnose medis : DADRS
No. Rm : 045253
Identitas orang tua
Nama ibu : Ny.S
Usia ibu : 27 tahun
Agama : islam
Suku bangsa : WNA
Pekerjaan : IRT
II. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan Diare
III. Keadaan saat ini
Klien datang kerumah sakit pada tanggal 22-11-2021 jam 11.00 dengan digendong
ibunya ,ibu klien mengatakan muntah, diare hari ke 3 diare 6x/hari dan muntah 1
kli dan, batuk, pilek
IV. Riwayat Kehamilan Dan Persalinan
1. Prenatal: ibu An. S mengatakan selama hamil memeriksakan kehamilannya
sebanyak 9x, tidak ada gangguan selama kehamilan, dan sudah imunisasi
2. Intranatal: ibu mengatakan An. S dilahirkan di rumah sakit ASyifa secara spontan
Caesar dan ditangani oleh dr dan bidan
3. Post Natal: ibu mengatakan An.S lahir langsung menangis dan langsung
dilakukan latihan menyusui, ibu mengatakan feses bayi pertama An.S keluar pada
24 jam pertama. Berat badan lahir An.K 3.00 g
V. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1. Penyakit Masa Kanak-Kanak ibu klien mengatakan klien belum pernah sakit
seperti ini, sebelumnya hanya pernah demam-demam saja.
2. Pernah di rawat di RS ibu klien mengatakan klien belum pernah dirawat di RS
sebelumnya, hanya pernah berobat jalan.
3. Obat-obatan yang digunakan Ibu klien mengatakan jika anaknya demam diberi
paracetamol syirup.
4. Tindakan (operasi) An.S tidak mempunyai riwayat operasi.
5. Alergi Ibu mengatakan An.S tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan
maupun lingkungan dan obat-obatan.
6. Kecelakaan
Tidak ada riwayat kecelakaan
VI. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : lemah, Kesadaran Composmentis
2. TB/BB : 80cm, 10kg
3. Lingkar Kepala : 47cm
4. Mata − inspeksi : rambut hitam tipis, dan bersih, kulit kepala tidak berketombe,
prontal kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi − Palpasi: tidak ada benjolan, tidak
ada masa
5. Hidung − inspeksi: hidung tampak simetris antara kanan dan kiri, tidak ada
perdarahan pada hidung, tidak ada pernapasan cuping hidung − palpasi: tidak ada
nyeri tekan
6. Mulut Inspeksi: mukosa bibir kering, bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada
stomatitis dan tidak ada karies gigi
7. Telinga − Inspeksi: bentuk simetris antara kanan dan kiri, daun telinga bersih,
tidak ada serumen − Palpasi: tidak ada pembengkakan dan tidak ada nyeri tekan
8. Tengkuk − Inspeksi: leher tampak simetris tidak ada pembengkakan − Palpasi:
tidak ada nyeri tekan
9. Dada − Inspeksi: dada tampak simetris, tidak ada lesi − Palpasi: ekspansi dada
simetris 10. Jantung Bunyi jantung normal tidak ada bunyi jantung tambahan
11. Paru-Paru Auskultasi: adanya suara napas tambahan wheezing
12. Perut − Inspeksi: perut tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada memar −
Palpasi: tidak ada nyeri tekan epigastrium, perut terba keras dan tegang, bising usus
30-35x/mnt 13. Punggung − Punggung tampak simetris, tidak ada kelainan tulang
belakang
14. Genitalia An.S berjenis kelamin perempuan, tidak ada masalah pada area
genitalia 15. Ekstremitas An.S masih dapat menggerakan ekstrimitasnya tanpa
hambatan
16. Kulit − Kulit lembab berwarna kuning langsat, akral teraba hangat
17. Tanda Vital BB:8,9 kg Nadi: 138x/menit Suhu: 39,9’C

VII. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

1. Kemandirian dan Bergaul An.S suka belajar makan memegang sendok sendiri, dan
bermain boneka dengan teman sebayanya

2. Motorik Halus Ibu mengatakan An.S sudah bisa merespon jika diajak bicara dengan
orang tua

4. Motorik Kasar An.S sudah bisa berjalan dan berlari dengan seimbang.

A. ANALISA DATA

No Data focus Masalah Etiologi


1. Ds : Diare Proses infeksi
- Ibu klien mengataakan
anaknyha diare, dan sudah bab
6x sehari

Do :
- Pasien terlihat kemah
- Ku sedang, akral hangat
- S : 36 C, N : 70x/m, RR :
22x/m
2. Ds : Resiko Dehidrasi
Ibu klien mengatakan anaknya ketidakseimbangan
muntah mual dan demam cairan

DO :
- Pasien terlihat lemah
- Ku : sedang, akral hangat,
nadi kuat
- S: 37, N: 113x/menit, RR:
22x/m
3. Ds : Bersihan jalan Spasme jalan
klien mengatakan anaknya batuk napas tidak napas
berdahak dan pilek sejak 1 hari efektif
kemarin

Do:
KU : sedang, akral hangat
N : 100x/m, S: 37x/m, Rr: 22 x/m

Masalah keperawatan :

1. Diare yang berhubungan dengan proses infeksi yang di tandai dengan BAB 6x
2. Resiko ketidakseimbangan cairan yang berhubungan dengan dehidrasi
3. Bersihan jalan napas tidak efektiv yang ditandai dengan batuk berdahak yang
berhubungan dengan spasme jalan napas

B. Rencana Asuhan Keperawatan

Tanggal Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
dan Jam Keperawatan (PES)
Manajemen diare 1.03101
- Identifikasi penyebab
diare (mis.Inflamasi
gastrointestinal.proses
infeksi, stress efek obat-
Setelah dilakukan Tindakan
obatan, pemberian bototl
keperawatan maka dengan
susu
ekspektasi membaik kriteria
- Monitor warna, volume,
hasil :
frekuensi, dan konsistensi
Diare yang berhubungan 1. Control pengeluaran
tinja.
dengan proses infeksi feses menurun (1)
1.s 08.00 - Monitor jumlah
yang di tandai dengan 2. Keluhan defekasi lama
pengeluaran diare
BAB 6x dan sulit menurun (1)
Terapeutik :
3. Mengenjan saat
- Berikan asupan cairan
defekasi menurun (1)
oral (mis.larutan garam
gula, oralit, Pedialyte,
L.04033
renalyte
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
obat antimotalitas (mis.
Loperamide, difeksilat
2. 08.00 Resiko Setelah dilakukan Tindakan Menejmen cairan 1.03098
ketidakseimbangan keperawatan 3 x 24 maka Obs :
cairan yang ekspektasi meningkat dengan
- Monitor status dehidrasi
berhubungan dengam kriteria hasil :
dehidrasi 1. Asupan cairan - Monitor berat badan harian
meningkat (5) - Monitor berat badan sebelum
2. Asupan makanan
dan sesudah dialysis
meningkat (5)
3. Dehidrasi menurun (5) Teraupeutik :
- Berikan asupan cairan sesuai
L.03020
kebutuhan
- Berikan cairan intravena jika
perlu
Kolaborasi
- Pemberian diuretic, jika
perlu
3. Bersihan jalan napas Setelah dilakukan Tindakan Latihan batuk efektif 1.01006
tidak efektiv yang keperawatan 3 x 24 maka
ditandai dengan batuk ekspektasi meningkat dengan Obse:
berdahak yang kriteria hasil :
- Identfikikasi kemampuan
berhubungan dengan 1. Batuk efektif
spasme jalan napas meningkat (5) batuk
2. Produksi sputum - Monitor adanya retensi
menurun (5)
sputum
3. Wheezing menurun (5)
- Monitor input dan output
L.01001 cairan

Teraupeutik :

- Atur posisi semi fowler


- Buang secret pada tempat
sputum

Edukasi ;

Jelaskan tujuan dan prosedur batuk


efektif
CATATAN PERKEMBANGAN

No DK Implementasi SOAP
Manajemen diare 1.03101
- mengidentifikasi penyebab diare
(mis.Inflamasi Ds :
gastrointestinal.proses infeksi,
stress efek obat-obatan, - Ibu klien mengataakan anaknyaa
pemberian bototl susu diare sudah berkurang
Diare yang
- Memonitor warna, volume,
berhubungan
frekuensi, dan konsistensi tinja. Do :
dengan proses
1. - Memonitor jumlah pengeluaran
infeksi yang di - Pasien diberikan oralit dan
diare
tandai dengan
Terapeutik : Pedialyte, dan antimotalitas
BAB 6x
- memberikan asupan cairan oral
- Pasien terlihat tenang
(mis.larutan garam gula, oralit, - Ku sedang, akral hangat
Pedialyte, renalyte
Kolaborasi : S : 36 C, N : 100x/m, RR : 22x/m
Kolaborasi pemberian obat antimotalitas
(mis. Loperamide, difeksilat
Resiko S:
2. ketidakseimbangan Menejmen cairan 1.03098 Ibu pasien mengatakan anaknya BAB
cairan yang sudah mulai berkurang, mual dan demam
Obs :
berhubungan
- Memonitor status dehidrasi menurun
dengam dehudrasi
- Memonitor berat badan harian O:
- Memonitor berat badan sebelum
dan sesudah dialysis Klien di berikan pct oral 1 mg, ceftriaxone

Teraupeutik : 1 mg dan obat injeksi ondansetron 2x1 mg

- meberikan asupan cairan sesuai Ku :sedang, akral hangat, nadi kuat


kebutuhan
S: 36 N: 100x/menit, RR: 22x/m
- memberikan cairan intravena jika
A : masalah teratasi Sebagian
perlu
P : lanjutkan imtervensi
3. Bersihan jalan Obse: S :klien mengatakan anaknya batuk
napas tidak efektiv berdahak dan pilek sudah mulai
yang ditandai - mengdentfikikasi kemampuan
berkurang
dengan batuk batuk
berdahak yang O:
- Memonitor adanya retensi sputum
berhubungan
dengan spasme - Monitor input dan output cairan Melakukan tindakn suction dan hufagrip
jalan napas syrp 60 ml
Teraupeutik :

- mengatur posisi semi fowler KU : sedang, akral hangat

- membuang secret pada tempat N : 90x/m, S: 36x/m, Rr: 22 x/m


sputum A : masalah teratasi Sebagian
P : lanjutkan intervensoi
Edukasi ;

menJelaskan tujuan dan prosedur batuk


efektif

Anda mungkin juga menyukai