Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PERENCANAAN USAHA PENGOLAHAN

MAKANAN KHAS DAERAH HASIL MODIFIKASI


BAHAN PANGAN NABATI

“ODADING”
MAKANAN KHAS DARI PROVINSI
BANDUNG

DISUSUN OLEH:
SHABIRA NURFARHANI A.
(XII IPA 1)
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat nikmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan pembuatan tugas Prakarya dan Kewirausahaan
kelas XII SMA Negeri 1 Kota Depok dengan materi penyusunan proposal perencanaan usaha
pengolahan makanan khas daerah yang dimodifikasi dari bahan pangan nabati atau hewani.
Penyusunan proposal usaha memegang peranan penting pada tahap awal perencanaan
sebuah usaha, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Memberikan penjelasan atau informasi tentang ide atau gagasan usaha yang akan
dilakukan kepada pihak investor.
2) Media kontrol atau rujukan bagi investor dan pelaku usaha untuk memantau usaha yang
dijalankan bila terjadi kesepakatan kerja sama antara pihak investor dan pelaku usaha.
3) Membantu mengurangi kerugian yang diakibatkan dari penyimpangan biaya tak
terduga.
Selain itu, dengan membuat proposal usaha, saya dapat melatih kemampuan dalam
berpikir inovatif, sistematis, dan kritis. Saya berharap dengan menyelesaikan pengerjaantugas
kali ini dapat memenuhi aspek penilaian dan juga dapat berguna untuk mengembangkan
kemampuan saya dalam merencanakan sebuah usaha.
Demikian yang dapat saya sampaikan, besar harapan saya untuk mengembangkan
usaha ini dan dapat bekerja sama dengan mitra-mitra lain. Mohon maaf apabila masih terdapat
kekurangan dalam pengerjaan tugas kali ini. Atas perhatian dan kerja samanya saya ucapkan
terima kasih.

Depok, 23 Januari 2022

Shabira Nurfarhani Alari


BAB I
IDENTIFIKASI PELUANG BISNIS

1.1 Latar Belakang


Odading adalah makanan khas dari Bandung yang tahun lalu viral karena kalimat
“Odading Mang Oleh rasanya seperti menjadi ironman.” Odading memiliki rasa yang
cenderung manis dengn tektur empuk seperti donat. Bentuknya kotak, menyerupai bantal
sehingga diwilayah lain sering disebut “Kue Bantal”.

Walapun Odading sekarang sudah mulai reda penjualnya, saya mau lakukan inovasi
agar Odading bisa kembali ke pasar. Penggabungan antara Croissant yang berisi
coklat dengan Odading manis dan lembut akan menjadi inovasi yang disukai oleh
segala lapisan masyarakat.
1.2 Penjelasan Produk
 Nama Produk: Odading Choco
 Spesifikasi Produk

No. Alat dan Bahan Cara pembuatan


1. Bahan kue : 1. Campurkan tepung, gula, garam, ragi, dan
250 gr tepung terigu telur lalu aduk dengan rata.
protein tinggi 2. Tambahkan margarin lalu aduk kembali.
3. Tambahkan skm dan susu cair secara
1 butir telur bertahap, aduk rata lalu ulei hingga kalis
2 sdm margarin 4. Tutup dengan plastic wrap lalu biarkan
2 sdm gula pasir adonan mengembang selama 1 jam.
1 sachet skm 5. Setelah mengembang, kempeskan adonan lalu
potong menjadi kotak lalu tutupi dengan
150 ml susu cair full
plastik.
cream 6. Taburi dengan wijen lalu goring adonan dalam
2 gr ragi instan minyak panas dengan posisi yang memiliki
1 sdt garam wijen menghadap bawah.
7. Goreng hingga kecoklatan.

2. Isian Coklat 1. Ayak tepung dan coklat bubuk.


25 gr tepung terigu serbaguna 2. Masukkan susu dan gula pasir lalu aduk rata.
(protein sedang) 3. Masukkan air dan skm, aduk rata.
25 gr coklat bubuk 4. Setelah berbuih, masukkan margarin/mentega
20 gr susu coklat bubuk lalu aduk sampai rata dan matikan api.
50-60 gr gula pasir 5. Tuang ke wadah lalu tutup dengan plastic
1 sdm susu kental manis coklat wrap.
250 ml air matang suhu ruang 6. Tunggu dingin lalu siap digunakan.
10 gr margarin/mentega
 Packaging dan teknik promosi yang saya gunakan akan lebih menarik
masyarakat terutama generasi muda.

1.3 Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats)

 STRENGTHS:
1) Bahan-bahan mudah didapatkan
2) Biaya produksi tidak terlalu besar
3) Langkah pembuatan mudah
4) Tekstur yang lembut sehingga dapat dikonsumsi semua kalangan
5) Rasa yang sudah familiar sehingga mudah diterima di masyarakat
6) Penampilan produk menarik
7) Dapat dinikmati ketika hangat maupun dingin
 WEAKNESSES
1) Pesaing akan mulai muncul
2) Sulit dipasarkan kepada orang yang kurang suka manis
 OPPORTUNITIES
1) Mayoritas masyarakat terutama anak muda menyukai kue ini
2) Dapat dijual dengan harga yang murah
3) Ketersediaan bahan baku melimpah
4) Dapat dijual dan dipasarkan di pasar tradisional maupun pedagang kaki
lima

 THREATS
1) Persaingan ketat dengan penjual-penjual lain yang menjual berbagai
makanan yang sedang “kekinian”
2) Daya beli masyarakat yang rendah akibat pand
3) Persaingan ketat dengan penjual-penjual lain yang menjual berbagai
makanan yang sedang “kekinian”
4) Daya beli masyarakat yang rendah akibat pandemi





BAB II
PENENTUAN USAHA

2.1 Sasaran dan Target Pasar


Sasaran dan target pasar kami adalah seluruh kalangan, mulai dari anak-anak
sampai dengan usia lanjut, terutama para pelajar. Untuk kalangan orangtua, saya akan
menjajakannya dengan para pedagang pasar, dan untuk para pelajar, saya akan
memanfaatkan media digital sebaik-baiknya.

2.2 Sistem Produksi


Saya akan membuat sendiri produk makanan khas daerah odading yang telah saya
inovasikan. Saya memutuskan untuk membuat sendiri karena langkah-langkah
pembuatannya tidak terlalu sulit dan bahan-bahan yang diperlukan juga mudah didapat di
sekitar lingkungan tempat tinggal saya. Dengan produksi sendiri maka dapat menghemat
biaya produksi dan mengoptimalkan modal yang ada dengan sebaik mungkin.

2.3 Strategi Pemasaran


Untuk permulaan saya akan mencoba memasarkan produk melalui berbagai
platform media sosial seperti Instagram, Twitter, jaringan komunikasi (Jarkom) WhatsApp,
juga status WhatsApp. Nantinya akan saya sebar ke grup-grup yang mana saya termasuk
di dalamnya. Saya akan memberikan diskon bagi 50 orang pembeli pertama, sehingga
produk dapat lebih dikenal. Saya juga akan mengadakan “Give Away” secara berkala
melalui media sosial untuk memperluas jaringan dan pengetahuan masyarakat terhadap
produk yang saya jual. Selain itu saya akan memasang produk di platform penjualan online
seperti Shopee dan Tokopedia sehingga jangkauan menjadi semakin luas.

2.4 Teknik Distribusi


Berikut adalah beberapa planning teknik distribusi yang memungkinkan untuk saya
lakukan dan saya pun sudah mengetahui caranya:
 Distribusi ke warung-warung di lingkungan sekitar, pedagang jajanan pasar, juga
pedagang kaki lima yang menjual kue-kue tradisional.
 Distribusi menggunakan jasa pengiriman online yang mudah, cepat, dan praktis
seperti Go Send dan Grab Send.
 Distribusi dari kelas ke kelas pada jam istirahat dikarenakan siswa tidak boleh
membeli makanan di luar sekolah sehingga memudahkan saya untuk mencapai
target penjualan.

2.5 Perhitungan Biaya Produksi, Keuntungan, dan Harga Jual


SEMUA PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI TELAH MENGALAMI PENYUSUTAN
SESUAI DENGAN PERKIRAAN RENTANG WAKTU KEBUTUHAN

2.6 Perhitungan Titik Impas (BEP)

Bahan kue :
250 gr tepung terigu protein tinggi
: Rp13.000,00/kg
1 butir telur : Rp2.000,00
2 sdm margarin : Rp20.000,00/kg
2 sdm gula pasir : Rp14.000,00/kg
1 sachet skm :
Rp2.000,00/sachet
Biaya bahan baku 150 ml susu cair full cream :
Biaya Produksi Rp17.500,00/liter
Variabel
2 gr ragi instan :
Rp5.000,00/sachet
1 sdt garam : Rp12.000,00/kg

Isian Coklat
25 gr tepung terigu serbaguna (protein
sedang) : Rp12.000,00/kg
25 gr coklat bubuk : Rp15.000,00/45 gr
20 gr susu coklat bubuk : Rp18.500,00/11
sachet
50-60 gr gula pasir : Rp14.000,00/kg
1 sdm susu kental manis coklat :
Rp2.000/sachet
250 ml air matang suhu ruang :
Rp18.000/galon
10 gr margarin/mentega :
Rp20.000,00/kg
Biaya tenaga kerja Rp 10.000,00
Biaya overhead
Rp 0,00
variabel

Biaya Non Produksi Biaya administrasi


Rp 0,00
Variabel dan umum variabel

Biaya pemasaran
 Platform online : Rp0,00
variabel
Biaya overhead tetap Rp0,00
Biaya administrasi
Biaya Tetap Rp0,00
dan umum tetap
Biaya pemasaran tetap  Kuota internet: Rp5.000,00
Total Harga Pokok Produksi Rp154.000,00

Unit yang Dihasilkan 15 buah kue putu mayang

HPP/Unit Rp10.000,00

Harga Jual Produk Rp13.000,00


 Total Harga Pokok Produksi
= Rp154.000,00

 Total Penjualan (Terjual Semua)


= Rp13.000,00 x 15 = Rp195.000,00

 Titik Impas
Minimum Terjual (14 buah)
= Rp13.000,00 x 12= Rp156.000,00
Harga Pokok Produksi = Rp154.000,00
Pembulatan = Rp156.000,00 (IMPAS)

 Total Keuntungan
Sebuah usaha dikatakan sukses apabila mencapai laba minimum 10% dari
penjualan.
 Total Penjualan (Sold Out) = Rp195.000,00
 Titik Impas = Rp156.000,00
 Laba Total = Rp39.000,00
 Persentase Laba Total
= 20%
BAB III
STUDI KELAYAKAN USAHA

3.1 Aspek Produksi


 Ketersediaan bahan
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, seluruh bahan baku tersedia di pasar
swalayan, pasar tradisional, maupun toko/warung terdekat. Seluruh bahan baku yang
akan digunakan dalam proses pengolahan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari.
 Tenaga kerja
Proses pengolahan tidak memerlukan banyak tenaga kerja. Proses pengolahan dapat
dilakukan hanya dengan 1 tenaga kerja, namun, apabila lebih dari 1 tenaga kerja maka
dapat mempercepat proses produksi.
 Peralatan
Untuk peralatan yang diperlukan dalam proses pengolahan tidak sulit untuk ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari. Peralatan yang diperlukan hanya peralatan masak umum
seperti wajan, spatula (sodet), parutan, dan cobek.
 Proses Produksi
1) Belanja bahan baku
2) Penyiapan peralatan produksi
3) Pemotongan, pemarutan, dan penghalusan bahan baku
4) Proses pengisian bagian dalam Oncom dan Misro
5) Pengolahan bahan baku (proses penggorengan)
6) Finishing (Penyaringan sisa minyak)
7) Pengemasan
8) Pemasaran
9) Penjualan
Semua proses produksi dilakukan sesuai standar kebersihan dalam usaha dan
standar protokol kesehatan, sehingga tingkat higienitas dari produk ini terjaga dengan
baik demi menjaga mutu dan kualitas dari produk makanan ini agar konsumen merasa
puas. Produk ini juga terjamin kehalalannya karena menggunakan bahan baku yang
halal sehingga dapat dikonsumsi oleh seluruh kalangan masyarakat.

3.2 Aspek Pemasaran


Ditinjau dari aspek pemasaran, produk ini menggunakan metode-metode yang
mudah untuk dilakukan dan menyesuaikan dengan kondisi pandemi dan dengan
perkembangan teknologi jasa pengiriman. Pemasaran dilakukan dengan 2 (dua) metode
yaitu distribusi melalui warung-warung terdekat serta pasar tradisional dan
menggunakan platform media sosial untuk memperluas jangkauan konsumen.

3.3 Aspek Finansial


 Total Harga Pokok Produksi
= Rp154.000,00
 Titik Impas (BEP)
= Rp156.000,00
Min. Produk Terjual = 12 buah putu mayang
 Total Penjualan (dianggap sold out)
= Rp195.000,00
 Total Keuntungan
= Rp36.000,00 / hari
Dalam 1 minggu = Rp252.000,00

3.4 Aspek Organisasi dan Manajemen


 Untuk permulaan akan organisasi dan manajemen akan dikelola sendiri
oleh saya pribadi, namun, tidak menutup kemungkinan apabila di
kemudian hari akan berkembang menjadi sebuah CV (Perseroan
Komanditer).

Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai