Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PERENCANAAN USAHA PENGOLAHAN

MAKANAN KHAS DAERAH HASIL MODIFIKASI


BAHAN PANGAN NABATI

“PUTU MAYANG”
MAKANAN KHAS DARI PROVINSI
DKI JAKARTA (BETAWI)

DISUSUN OLEH:
SALSA NAZWA CHAIRUNNISA
(XII IPA 3)
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
nikmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan pembuatan tugas Prakarya dan
Kewirausahaan kelas XII SMA Negeri 1 Kota Depok dengan materi penyusunan proposal
perencanaan usaha pengolahan makanan khas daerah yang dimodifikasi dari bahan pangan
nabati atau hewani.
Penyusunan proposal usaha memegang peranan penting pada tahap awal perencanaan
sebuah usaha, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Memberikan penjelasan atau informasi tentang ide atau gagasan usaha yang akan
dilakukan kepada pihak investor.
2) Media kontrol atau rujukan bagi investor dan pelaku usaha untuk memantau usaha
yang dijalankan bila terjadi kesepakatan kerja sama antara pihak investor dan pelaku
usaha.
3) Membantu mengurangi kerugian yang diakibatkan dari penyimpangan biaya tak
terduga.
Selain itu, dengan membuat proposal usaha, saya dapat melatih kemampuan dalam
berpikir inovatif, sistematis, dan kritis. Saya berharap dengan menyelesaikan pengerjaan
tugas kali ini dapat memenuhi aspek penilaian dan juga dapat berguna untuk
mengembangkan kemampuan saya dalam merencanakan sebuah usaha.
Demikian yang dapat saya sampaikan, besar harapan saya untuk mengembangkan
usaha ini dan dapat bekerja sama dengan mitra-mitra lain. Mohon maaf apabila masih
terdapat kekurangan dalam pengerjaan tugas kali ini. Atas perhatian dan kerja samanya saya
ucapkan terima kasih.

Depok, Januari 2021

Salsa Nazwa Chairunnisa


BAB I
IDENTIFIKASI PELUANG BISNIS

1.1 Latar Belakang


Kue putu mayang adalah salah satu kue jajanan pasar yang berasal dari daerah Betawi.
Terbuat dari tepung beras dan tepung tapioca dilengkapi dengan kuah kinca membuat
kue ini memiliki cita rasa manis dan gurih. Bentuknya pun sangat unik karena meyerupai
gulungan mie dengan warna yang menarik. Teksturnya sedikit kenyal dan biasanya dapat
diseimbangkan dengan kuah kinca yang memiliki rasa manis dari gula jawa dan gurih
dari santan.

Berbekal dari keterangan orang tua, dahulu masih sering ditemukan penjual kue putu
mayang baik di pasar ataupun dijajakan keliling. Namun, semakin berkembangnya
waktu, kue putu mayang semakin langka keberadaannya. Hal ini tentu sangat
disayangkan karena putu mayang dapat menjadi potensi kuliner yang baik dengan cita
rasa yang enak. Dengan memperkenalkan dan menjual kembali kue putu mayang,
diharapkan banyak generasi muda Indonesia yang dapat lebih mengenal dan mencintai
makanan tradisional.
1.2 Penjelasan Produk
 Nama Produk: Putu Mayang

Logo:

 Spesifikasi Produk

No. Produk Bahan Pembuatan Langkah Pembuatan


1. Putu Bahan kue : Cara membuat kue :
Mayang 200 gr tepung beras
65 gr tepung tapioka 1.Siapkan bahan –bahan yang
diperlukan.
400 ml santan
2. Campur tepung beras, garam,
1 sdm gula pasir dan gula pasir aduk rata.
1/2 sdt garam
Pasta pandan 3. Tambahkan santan sedikit
Pewarna makanan merah demi sedikit sambil diaduk
hingga tepung larut.
Bahan Kuah kinca : 4. Panaskan di atas kompor
600 ml santan dengan api kecil sambil diaduk
terus, makin lama makin berat
200 gr gula aren
karena adonan mengental.
1 sdm gula pasir
Sejumput garam 5. Setelah adonan menggumpal
 K 1/4 sdt vanili bubuk matikan api. Lanjutkan
e 3 lbr daun pandan mengaduk.
l 1/2 sdm meizena larutkan
e dengan sedikit air 6. Taburi adonan dengan
tepung tapioka sedikit demi
b
sedikit sambil diaduk hingga
i kalis.
h
a 7. Bagi adonan menjadi 3
n bagian.

P 8. Beri pewarna makanan


merah dan hijau dan sisanya
r
biarkan putih.
o
d 9. Masukkan adonan kedalam
u cetakan, siapkan daun yang
k telah diolesi minyak, semprot
1) K adonan di atasnya. Lakukan
u hingga adonan habis.
e 10. Kukus ke dalam kukusan
yang telah dipanaskan terlebih
p dahulu selama 15 menit.
u
t 11. Angkat dan dinginkan.
u
Cara membuat kuah kinca :
m 1. Rebus semua bahan kecuali
a maizena hingga mendidih.
y
a 2. Masukkan tepung maizena
n yang telah dilarutkan ke dengan
g sedikit air.

3. Rebus hingga mengental.


y
a 4. Angkat dan sajikan.
n
g

.
saya buat akan lebih gurih dan manis dengan paduan santan dan gula jawa.
2) Packaging dan teknik promosi yang saya gunakan akan lebih menarik
masyarakat terutama generasi muda.

1.3 Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats)

 STRENGTHS:
1) Bahan-bahan mudah didapatkan
2) Biaya produksi tidak terlalu besar
3) Waktu produksi tidak terlalu lama
4) Langkah pembuatan sangat mudah
5) Tekstur yang kenyal sehingga dapat dikonsumsi semua kalangan
6) Terdapat 2 paduan rasa yang kuat sehingga pembeli tidak mudah bosan
dengan rasanya
7) Penampilan produk menarik karena diberi berbagai macam pewarna
makanan
8) Bentuk produk unik karena menyerupai gulungan mie
9) Dapat dinikmati ketika hangat maupun dingin
 WEAKNESSES
1) Sudah jarang berada di pasaran sehingga akan lebih sulit untuk
memperkenalkan rasa kue putu mayang
2) Kuah kinca cenderung rawan basi karena menggunakan santan
3) Meskipun manis dan gurih, masyarakat terutama pelajar cenderung awam
dengan rasanya
 OPPORTUNITIES
1) Mayoritas masyarakat terutama kalangan orang tua menyukai kue ini
2) Dapat dijual dengan harga yang sangat murah
3) Ketersediaan bahan baku cukup melimpah
4) Dapat dijual dan dipasarkan di pasar tradisional maupun pedagang kaki
lima
 THREATS
1) Persaingan ketat dengan penjual-penjual lain yang menjual berbagai
makanan yang sedang “kekinian”
2) Daya beli masyarakat yang rendah akibat pandemi
BAB II
PENENTUAN USAHA

2.1 Sasaran dan Target Pasar


Sasaran dan target pasar kami adalah seluruh kalangan, mulai dari anak-anak
sampai dengan usia lanjut, terutama para pelajar. Untuk kalangan orangtua, saya akan
menjajakannya dengan para pedagang pasar, dan untuk para pelajar, saya akan
memanfaatkan media digital sebaik-baiknya.

2.2 Sistem Produksi


Tim saya akan membuat sendiri produk makanan khas daerah putu mayang yang
telah saya rencanakan. Saya memutuskan untuk membuat sendiri karena langkah-langkah
pembuatannya tidak terlalu sulit dan bahan-bahan yang diperlukan juga mudah didapat di
sekitar lingkungan tempat tinggal saya. Dengan produksi sendiri maka dapat menghemat
biaya produksi dan mengoptimalkan modal yang ada dengan sebaik mungkin.

2.3 Strategi Pemasaran


Untuk permulaan saya akan mencoba memasarkan produk melalui berbagai
platform media sosial seperti Instagram, Twitter, jaringan komunikasi (Jarkom)
WhatsApp, juga status WhatsApp. yang nantinya akan saya sebar ke grup-grup yang
mana saya termasuk di dalamnya. Saya akan memberikan diskon bagi 50 orang pembeli
pertama, sehingga produk dapat lebih dikenal. Saya juga akan mengadakan “Give Away”
secara berkala melalui media sosial untuk memperluas jaringan dan pengetahuan
masyarakat terhadap produk yang saya jual.

2.4 Teknik Distribusi


Berikut adalah beberapa planning teknik distribusi yang memungkinkan untuk saya
lakukan dan saya pun sudah mengetahui caranya:
 Distribusi ke warung-warung di lingkungan sekitar, pedagang jajanan pasar, juga
pedagang kaki lima yang menjual kue-kue tradisional.
 Distribusi menggunakan jasa pengiriman online yang mudah, cepat, dan praktis
seperti Go Send dan Grab Send.

2.5 Perhitungan Biaya Produksi, Keuntungan, dan Harga Jual


 SEMUA PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI TELAH MENGALAMI PENYUSUTAN
SESUAI DENGAN PERKIRAAN RENTANG WAKTU KEBUTUHAN

2.6 Perhitungan Titik Impas (BEP)

Bahan kue :
1 kg tepung beras : Rp14.000,00
500 gr tepung tapioca : Rp7.000,00
400 ml santan : Rp21.000,00
1 sdm gula pasir : Rp14.000,00
1/2 sdt garam : Rp10.000,00
Pasta pandan : Rp7.000,00
Pewarna makanan merah : Rp6.000

Biaya bahan baku


Biaya Produksi Bahan Kuah kinca :
Variabel 600 ml santan : Rp30.000,00
200 gr gula aren : Rp10.000,00
1/4 sdt vanili bubuk : Rp7.000,00
3 lbr daun pandan : Rp2.000,00
1/2 sdm meizena larutkan dengan sedikit
air : Rp5.000,00

Biaya tenaga kerja Rp 10.000,00


Biaya overhead
Rp 0,00
variabel

Biaya Non Produksi Biaya administrasi


Rp 0,00
Variabel dan umum variabel

Biaya pemasaran
 Platform online : Rp0,00
variabel
Biaya overhead tetap Rp0,00
Biaya administrasi
Biaya Tetap Rp0,00
dan umum tetap
Biaya pemasaran tetap  Kuota internet: Rp5.000,00

Total Harga Pokok Produksi Rp124.000,00

Unit yang Dihasilkan 25 buah kue putu mayang

HPP/Unit Rp5.000,00

Harga Jual Produk Rp9.000,00


 Total Harga Pokok Produksi
= Rp124.000,00

 Total Penjualan (Terjual Semua)


= Rp9.000,00 x 25 = Rp225.000,00

 Titik Impas
Minimum Terjual (14 buah)
= Rp9.000,00 x 14= Rp126.000,00
Harga Pokok Produksi = Rp124.000,00
Pembulatan = Rp126.000,00 (IMPAS)

 Total Keuntungan
Sebuah usaha dikatakan sukses apabila mencapai laba minimum 10% dari
penjualan.
 Total Penjualan (Sold Out) = Rp225.000,00
 Titik Impas = Rp126.000,00
 Laba Total = Rp101.000,00
 Persentase Laba Total
= 44%

BAB III
STUDI KELAYAKAN USAHA

3.1 Aspek Produksi


 Ketersediaan bahan
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, seluruh bahan baku tersedia di pasar
swalayan, pasar tradisional, maupun toko/warung terdekat. Seluruh bahan baku yang
akan digunakan dalam proses pengolahan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari.
 Tenaga kerja
Proses pengolahan tidak memerlukan banyak tenaga kerja. Proses pengolahan dapat
dilakukan hanya dengan 1 tenaga kerja, namun, apabila lebih dari 1 tenaga kerja maka
dapat mempercepat proses produksi.
 Peralatan
Untuk peralatan yang diperlukan dalam proses pengolahan tidak sulit untuk
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Peralatan yang diperlukan hanya peralatan
masak umum seperti wajan, spatula (sodet), parutan, dan cobek.
 Proses Produksi
1) Belanja bahan baku
2) Penyiapan peralatan produksi
3) Pemotongan, pemarutan, dan penghalusan bahan baku
4) Proses pengisian bagian dalam Oncom dan Misro
5) Pengolahan bahan baku (proses penggorengan)
6) Finishing (Penyaringan sisa minyak)
7) Pengemasan
8) Pemasaran
9) Penjualan
Semua proses produksi dilakukan sesuai standar kebersihan dalam usaha dan
standar protokol kesehatan, sehingga tingkat higienitas dari produk ini terjaga dengan
baik demi menjaga mutu dan kualitas dari produk makanan ini agar konsumen merasa
puas. Produk ini juga terjamin kehalalannya karena menggunakan bahan baku yang
halal sehingga dapat dikonsumsi oleh seluruh kalangan masyarakat.

3.2 Aspek Pemasaran


Ditinjau dari aspek pemasaran, produk ini menggunakan metode-metode yang
mudah untuk dilakukan dan menyesuaikan dengan kondisi pandemi dan dengan
perkembangan teknologi jasa pengiriman. Pemasaran dilakukan dengan 2 (dua)
metode yaitu distribusi melalui warung-warung terdekat serta pasar tradisional dan
menggunakan platform media sosial untuk memperluas jangkauan konsumen.

3.3 Aspek Finansial


 Total Harga Pokok Produksi
= Rp124.000,00
 Titik Impas (BEP)
= Rp126.000,00
Min. Produk Terjual = 14 buah putu mayang
 Total Penjualan (dianggap sold out)
= Rp225.000,00
 Total Keuntungan
= Rp101.000,00 / hari
Dalam 1 minggu = Rp707.000,00

3.4 Aspek Organisasi dan Manajemen


 Untuk permulaan akan organisasi dan manajemen akan dikelola
sendiri oleh saya pribadi, namun, tidak menutup kemungkinan apabila
di kemudian hari akan berkembang menjadi sebuah CV (Perseroan
Komanditer).

Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai