X Akuntansi
A. Pedoman , Prosedur , dan Aturan dalam Industri Jasa Keuangan
Salah satu cara untuk memperjelas hal yang menjadi tujuan atau harapkan perusahaan
adalah dengan membuat peraturan secara tertulis. Adanya peraturan kerja secara tertulis. Adanya
peraturan kerja secara tertulis tersebut membuat kinerja karyawan dapat terkontrol dengan baik
dan menghindari tindakan-tindakan yang merugikan perusahaan. Peraturan tersebut bisa
berbentuk pedoman , prosedur , dan aturan kerja di perusahaan.
1. Pedoman Kerja dan Prosedur
Pedoman kerja, prosedur , aturan kerja , dan ketentuan lainnya disusun dengan
memperlihatkan keseimbangan antara hak dan kewajiban merupakan duatu tuntutan yang
perlu terus diwujudkan.
a. Pedoman Kerja
Merupakan suatu standar tertulis yang digunakan untuk menjelaskan pokok-pokok
pekerjaan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi .
1) Tujuan Pedoman Kerja
Memperjelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi
Menguraikan alur tugas, tanggung jawab dan wewenang dari karyawan
Melindungi unit kerja dan pegawai dari malapraktik.
Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan
Mengarahakan pegawai untuk tetap disiplin
Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin
2) Manfaat Pedoman Kerja
Menjadi pedoman kerja dan sarana pendidikan bagi pegawai baru
Alat untuk menyelesaikan perselisihan dalam hubungan kerja
Alat untuk mengadakan pembagian kerja dan mengatur frekuensi kerja
yang tepat
Alat untuk mengatur tata ruang kantor
Alat untuk mempersiapkan mekanisme prosedur
3) Penggunaan Pedoman Kerja
Sebelum suatu pekerjaan dilakukan
Pada saat mengadakan penilaian tentang hasil pekerjaan yang sudah
dilakukan dengan baik atau belum
Ketika terjadi revisi jika ada perubahan langkah kerja yang dapat
mempengaruhi lingkungan kerja
b. Prosedur Kerja, Tata Kerja dan Sistem Kerja
Peranan pegawai dalam sebuah industry menunjukan bagian yang cukup
penting ketika menjalankan suatu industry. Oleh Karena itu , perlu adanya standar
prosedur kerja atau dikenal dengan Standar Operating Procedure (SOP).
Prosedur kerja merupakan sistematika tata kerja yang berkaitan antara satu
dengan yang lain sehingga menunjukkan adanya suatu tahapan yang harus
diusahakan demi selesainya suatu pekerjaan. Tata kerja adalah tata cara
pelaksanaan kerja yang dilakukan harus seefisien mungkin tentang suatu
pekerjaan dengan mengingat segi-segi tujuan. Tenaga kerja, waktu , peralatan ,
fasilitas , ruang dan biaya yang tersedia. Sistem kerja merupakan susunan
prosedur kerja dan tata kerja yang kemudian membentuk suatu kebulatan pola
tertentu demi terselesainya suatu pekerjaan.
1) Manfaat
Dengan adanya tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja yang dibuat
dengan tepat , bisa diciptakan standardisasi dan pengendalian kerja
dengan setepat-tepatnya
Tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja bermanfaat, baik bagi para
pelaksanaan maupun semua pihak yang berkepentingan , untuk
dijadikan sebagai panduan dalam bekerja.
Tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja sangat penting adanya .
2) Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan
Harus sejalan dengan kebijakan umum dan kebijakan pimpinan yang
ditentukan pada tingkat yang lebih tinggi
Harus dibuatkan printout-nya dan disusun secara sistematis
Dalam kurun periode tertentu harus ditinjau dan dievaluasi kembali
disesuaikan dengan kondisi terkini.
Harus memberikan dampak positif bagi pelaksanaan kegiatan serta
menciptakan jaminan yang memadai bagi terjaganya sumber-sumber
yang berada dibawah pengendalian organisasi
3) Pengaturan Kebijakan
Pengaturan kebijakan prosedur kerja, tata kerja, dan sistem kerja secara
umum dapat dinyatakan sebagai berikut.
Setiap pimpinan satuan industry harus mengikuti petunjuk dan
bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dengan
menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.
Setiap pimpinan organisasi wajib mengolah dan memanfaatkan
laporan guna bahan pengambilan keputusan, penyusunan laporan lebih
lanjut , dan memberikan petunjuk kepada bawahan.
Dalam penyampaian suatu laporan , setiap satuan organisasi
wajib ,memberikan tembusan kepada satuan organisasi lainnya yang
secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
Pimpinan harus selalu meneraapkan integrase , koordinasi , dan
sinkornisasi , dengan semua bagian suatu tubuh industry
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti petunjuk dan
bertanggung jawab kepada atasan msing-masing dengan
menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.
2. Prinsip-Prinsip Penyusunan Prosedur Kerja
1) Prosedur kerja , tata kerja , dan sistem kerja harus disusun dengan
memperhatikan material, tujuan , fasiliitas, peralatan , biaya dan waktu yang
tersedia serta luas , macam , serta sifat dan tugas atau pekerjaan
2) Untuk mempersiapkan semua hal supaya berhasil dengan tepat, terlebih dahulu
dipersiapkan penjelasan tentang tujuan pokok organisasi, skema organisasi
berikut klasifikasi jabatan dan analisis jabatannya, serta unsur-unsur kegiatan di
dalam organisasi dan lainnya.
3) Sebaiknya ditentukan pula satu pokok bidang tugas yang akan dibuat bagan
prosedurnya.
4) Pekerjaan yang ada perlu didaftar secara rinci sekaligus hal-hal yang harus
dilakukan berikut lamanya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut.
5) Dalam penetapan urutan tahap demi tahap dari rangkaian pekerjaan maka antara
tahap yang satu dengan tahap yang berikutnya harus terdapat hubungan yang
sangat erat yang keseluruhannya menuju ke satu tujuan.
6) Setiap tahap harus diwujudkan dalam suatu kerja nyata dan perlu untuk
pelaksanaan dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan yang dimaksudkan
7) Perlu ditetapkan tentang kecakapan dan keterampilan tenaga kerja yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan
8) Prosedur kerja, tata kerja , dan sistem kerja harus disusun secara tepat sehingga
memiliki stabilitas dan fleksibilitas.
9) Penyusunan prosedur kerja , tata kerja , dan sistem kerja harus selalu disesuaikan
dengan perkembangan teknologi.
10) Untuk menggambarkan penerapan suatu prosedur tertentu, harus dipergunakan
penjelasan dengan symbol dan skema atau bagan prosedur dengan jelas dan tepat.
11) Pedoman perlu dibukukan untuk menjamin penerapan prosedur kerja, tata kerja,
dan sistem kerja dengan jelas dan tepat.
3. Simbol-Simbol Dalam Prosedur Kerja
a. Jenis-Jenis Simbol
• Lingkaran Kecil
• Anak Panah
Anak panah untuk menunjukan arah jalannya atau arus (flow) sesuatu dokumen
melalui sesuatu proses pengerjaan.
2. Waktu rata-rata yang diperlukan baik untuk penyelesaian setiap tahap atau jenis
pekerjaan dan waktu seluruhnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan
tersebut.
4. Peralatan dan fasilitas kerja yang diperlukan untuk dapat mengerjakan pekerjaan.
5. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk suatu bidang tugas atau bidang
kegiatan dan sebagai salah satu alat evaluasi kerja pegawai.
6. Apakah peralatan, fasilitas dan tenaga kerja telah dimanfaatkan sesuai dengan
kapasitas yang semestinya.
Manajemen perusahaan memiliki hak untuk berharap agar karyawannya mematuhi standar kode etik
yang sewajarnya. Karyawan yang bertindak tidak sesuai atau di luar kewajaran dapat merusak bisnis. Sangat
berisiko apabila manajemen beranggapan bahwa setiap karyawan sudah memiliki pandangan yang
sama dengannya. Untuk itu, salah satu cara yang terbaik untuk memperjelas tentang apa yang diharapkan
oleh manajemen terhadap karyawan-karyawannya adalah dengan membuat aturan kerja yang umum.
Aturan kerja adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh perusahaan yang memuat hal-hal
umum mengenai perilaku di dalam bekerja. Aturan kerja berlaku bagi semua pegawai dan seluruh unsure
yang terlibat dalam perusahaan, pimpinan perusahaan, atasan langsung dari pegawai, dan disesuaikan dengan
peraturan dari departemen tenaga kerja dan transmigrasi.
a. Waktu dan Kehadiran Kerja
1) Penetapan waktu kerja didasarkan kepada kebutuhan perusahaan dengan memperhatikan
peraturan perundangan yang berlaku.
3) Jam kerja di Perusahaan adalah 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam seminggu.
b). Operasional
Hari dan jam kerja pegawai operasional diatur sesuai dengan kebutuhan operasi
perusahaan dengan bekerja dalam shift (pagi, siang, malam) berdasarkan jadwal kerja
yang telah ditetapkan atasannya.
6) Pekerjaan yang dilakukan lebih dari 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam
seminggu dihitung sebagai kerja lembur.
7) Setiap perubahan jam kerja oleh perusahaan diberitahukan sebelum kepada pegawai dengan
tenggang waktu yang layak.
8) Bagi pegawai yang melakukan tugas tertentu untuk kepentingan perusahaan berlaku jam
kerja tersendiri sesuai dengan sifat pekerjaan
9) Setiap pegawai wajib hadir dan mulai bekerja pada waktu hadir yang ditetapkan oleh
perusahaan.
10) Pegawai mencatatkan sendiri kehadirannya pada waktu hadir yang disediakan perusahaan
setiap masuk ke dan pulang dari tempat kerja. Pegawai yang menyuruh orang lain
mencatatkan waktu hadirnya dianggap melakukan pelanggaran tata tertib.
11) Keterlambatan masuk kerja atau meninggalkan tempat kerja sebelum jam kerja berakhir dan
ketidakhadiran sehari penuh dianggap sebagai pelanggaran tata tertib kecuali dengan izin
tertulis atasan langsung dengan alas an-alasan yang dapat diterima.
12) Pegawai yang tidak masuk kerja karena sakit atau karena alas an lain yang dapat diterima
perusahaan wajib memberitahukan kepada atasannya selambat-lambatnya pada saat yang
masuk kerja. Apabila ketidakhadiran karena:
a) Sakit lebih dari 2 (dua) hari diwajibkan memberikan surat keterangan dokter segera
mungkin atau setelah masuk kerja kembali.
13) Pada waktu kerja pegawai diwajibkan memakai Kartu Tanda Pengenal Pegawai (ID Card)
selama dalam lingkungan Perusahaan atau papan nama (Name Tage) yang ditempatkan sebelah
kri atas dari kemeja atau blouse untuk wanita.
14) Setiap pegawai yang akan meninggalkan kantor atau tempat kerja atau tidak masuk kerja harus
memperoleh izin dari bagian personalia serta mengisi formulir izin.
b. Pakaian Seragam
1) Pegawai tertentu yang karena tugasnya demi keseragaman diharuskan memakai seragam kerja
2) pakaian kerja disediakan Perusahaan untuk periode kerja tertentu sesuai dengan standar
kualitas perlengkapan kerja yang berlaku, dan diatur dalam peraturan tersendiri
3) Setiap pegawai wajib mempergunakan alat-alat keselamatan kerja dan juga mematuhi
ketentuan-ketentuan mengenai keselamatan & perlindungan kerja yang berlaku.
1) Setiap pegawai wajib melaksanakan perintah/petunjuk dari atasan dengan penuh tanggung
jawab.
4) Menyimpan dan menjaga kerahasiaan semua keterangan yang didapat dalam pelaksanaan
pekerjaanya.
Banyak sekali profesi - profesi yang kita jumpai sehari - hari. Ada profesi di bidang
pendidikan seperti guru, profesi di bidang transportasi seperti supir bus, ojek, dan lain - lain.
Tidak kalah dengan itu, ada pula profesi - profesi yang ada di dalam industri jasa keuangan
yang juga dekat dengan kehidupan kita. Adapun profesi - profesi dalam industri jasa
keuangan adalah sebagai berikut :
1. Akuntan
Akuntan adalah sebutan dan gelar profesional yang diberikan kepada seorang sarjana yang
telah menempuh pendidikan di fakultas ekonomi jurusan akuntansi pada suatu universitas atau
perguruan tinggi dan telah lulus pendidikan profesi akuntansi.
a. Akuntan Publik
Akuntan publik adalah sebuah profesi yang membuka praktik untuk melayani kebutuhan
masyarakat atau pihak-pihak yang membutuhkan keahliannya dan memberikan honor kepadanya
· mengatur pencatatan
· membuat laporan keuangan
· membuat sistem akuntansi perusahaan dan pemeriksaan intern.
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan pemerintah. Tugas utama
akuntan pemerintah adalah mengawasi keuangan milik negara
Badan yang sangat membutuhkan jasa akuntan pemerintah antara lain :
Akuntan Pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi yaitu mengajar,
menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan penelitian di bidang akuntansi.
2. Konsultan Hukum
Konsultan Hukum, memastikan legalitas dari setiap transaksi komersial, memberi masukan
kepada perusahaan hak-hak dan kewajiban legalnya, termasuk tugas dan tanggung jawab pegawai
perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang Konsultan Hukum haruslah memiliki
pengetahuan mengenai aspek hukum kontrak, hukum pajak, akuntansi, hukum sekuritas,
kebangkrutan, hak kekayaan intelektual, lisensi, hukum penetapan wilayah, dan hukum-hukum yang
spesifik kepada kepentingan bisnis korporasi dimana mereka bekerja.
3. Penilai/Appraisal
Penilai adalah pihak yang akan menentukan dan menilai perusahaan jasa keuangan atau
aset yang ada di perusahaan tersebut. Untuk menjaga konsumen supaya tidak tertipu dan
menyesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Bidang pekerjaan utama dari profesi ini, yaitu
penilian terhadap objek berupa aset pemerintah maupun perusahaan swasta.
Profesi penilai ini termasuk profesi yang potensial karena dua alasan berikut.
a. Sangat dibutuhkan
Profesi ini sebenarnya sangat dibutuhkan oleh berbagai kalangan, karena saat ini pemerintah
telah mewajibkan perusahaan maupun badan usaha milik pemerintah untuk membuat laporan
penilaian aset yang sah lewat penilai bersertifikat. Hal ini dilakukan, agar perusahaan tersebut
mampu memberikan data yang tepat bagi klien agar dapat menciptakan kebijakan dan keputusan
yang tepat. Selain itu, data tersebut juga dapat digunakan sebagai bukti, jika sewaktu-waktu petugas
pajak atau badan pemeriksa keuangan melakukan pengecekan terhadap laporan keuangan
perusahaan.
Profesi penilai aset memang tidak memiliki standar upah tertentu, karena nilai upah akan
tergantung dari besar atau kecilnya proyek yang diberikan. Bisa saja dalam satu kali proyek profesi
penilai mendapatkan upah mulai dari puluhan juta, bahkan hingga milyaran rupiah!
4. Notaris
Pihak yang membuat surat – menyurat atau yang membuat akta – akta yang bersifat hukum
disebut dengan Notaris. Notaris adalah Pejabat Umum yang berwenang untuk membuat Akta Otentik
mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-
undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik,
menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosee, salinan dan
kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau
dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh Undang-undang.
2. Membuat kopi dari asli surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian
sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan.
7. Membetulkan kesalahan tulis dan/atau kesalahan ketik yang terdapat pada minuta akta yang
telah di tanda tangan, dengan membuat berita acara (BA) dan memberikan catatan tentang hal
tersebut padaminuta akta asli yang menyebutkan tanggal dan nomor.
5. Internal Auditor
Internal Auditor ialah orang atau badan yang melaksanakan aktivitas internal auditing .
Fungsinya untuk mengaudit internal perusahaan untuk kepentingan internal perusahaan, memastikan
manajemen sudah melakukan kegiatan dengan kaidah efektif, efisien, dan ekonomis untuk kemajuan
perusahaan. Lingkup kerja internal auditor mecakup pengawasan yang dapat dibedakan atas
pengawasan yang bersifat akuntansi dan administratif.
a. Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan semua cara dari prosedur yang
terutama menyangkut dan berhubugan langsung dengan pengamanan harta benda dan dapat
dipercayainya catatan keuangan (pembukuan). Pada umumnya pengawasan akuntansi meliputi
sistem pemberian wewenang (otorisasi) dan sistem persetujuan pemisahaan antara tugas
operasional, tugas penyimpanan harta kekayaan dan tugas pembukuan, pengawasan fisik dan
pemeriksaan intern
(internal audit).
b. Pengawasan administratif meliputi rencana organisasi dan semua cara dan prosedur yang
terutama menyangkut efisiensi usaha dan ketaatan terahadap kebijaksanaan pimpinan
perusahaan yang pada umumnya tidak lansung berhubungan dengan pembukuan (akuntansi).
Dalam pengawasan administratif termasuk analisa statistik, time and motion study, laporan
kegiatan, program latihan pegawai dan pengawasan mutu.