Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF)

OLEH

HIJRIANTI SUHARNAH
14420202170

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENCEGAHAN DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF)

Materi : Penyakit Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)


Pokok Bahasa : Pencegahan DHF
Hari/ tanggal : Jumat/ 03 Agustus 2021
Waktu pertemuan : 20 menit
Tempat : Via Zoom
Sasaran : Masyarakat Kec. Maros Baru

I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Pasien memahami tentang penyakit dan cara pencegahan dari dengue
haemorrhagic fever (DHF)

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan pasien dapat :
1. Menyebutkan definisi dengue haemorrhagic fefer (DHF)
2. Menyebutkan penyebab dengue haemorrhagic fefer (DHF)
3. Mengenal tanda dan gejala dengue haemorrhagic fefer (DHF)
4. Mengetahui penularan dengue haemorrhagic fefer (DHF)
5. Mengetahui pencegahan dengue haemorrhagic fefer (DHF)

III. GARIS BESAR MATERI


1. Pengertian dengue haemorrhagic fefer (DHF)
2. Penyebab dengue haemorrhagic fefer (DHF)
3. Tanda dan gejala dengue haemorrhagic fefer (DHF)
4. Penularan dengue haemorrhagic fefer (DHF)
5. Pencegahan dengue haemorrhagic fefer (DHF)
IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi

V. MEDIA
1. Materi SAP
2. Banner
3. Leaflet

VI. KEGIATAN PENYULUHAN


No Kegiatan Penyuluhan Respon Pasien Waktu
1 Pembukaan 5 menit
1. Memberi salam Menjawab salam
2. Memberi pertanyaan apersepsi Memberi salam
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan Menyimak
4. Menyebutkan materi/pokok bahasa
yang akan di sampaikan
2 Pelaksanaan 20 menit
Menjelaskan materi penyuluhan secara Menyimak dan
berurutan dan teratur memperhatikan
Materi :
1. Pengertian dengue haemorrhagic
fefer (DHF)
2. Penyebab dengue haemorrhagic
fefer (DHF)
3. Tanda dan gejala dengue
haemorrhagic fefer (DHF)
4. Penularan dengue haemorrhagic
fefer (DHF)
5. Pencegahan dengue haemorrhagic
fefer (DHF)
3 Evaluasi 10 menit
1. Menyimpulkan inti penyuluhan Memperhatikan
2. Menyampaikan secara singkat Menjawab
materi penyuluhan
3. Memberi kesempatan kepada pasien
untuk bertanya
4. Memberi kesempatan kepada pasien
untuk menjawab pertanyaan yang
dilontarkan
4 Penutup 5 menit
1. Menyimpukan materi penyuluhan Menyimak dan
yang telah disampaikan Mendengarkan
2. Menyampaikan terimakasih atas Menjawab
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada pasien
3. Mengucapkan salam Menjawab salam
Lampiran Materi

DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF)

A. DEFINISI
DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) adalah suatu infeksi penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue dan juga termasuk golongan arbovirus
(arthropodbone virus) yang disebarkan oleh nyamuk aedes aegepty dan aedes
albopictus yang disebarkan secara cepat (Marni 2016).
DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan
nyamuk aedes aegepty (Wulandari dan Meira 2016).

B. KLASIFIKASI
Berdasarkan patokan dari WHO DBD dalam (Wulandari dan Meira
2016) dibagi menjadi :
a. Derajat I : demam di sertai gejala tidak khas, hanya terdapat
manifestasi perdarahan (uji turniket positif)
b. Derajat II : seperti derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan
perdarahan lain
c. Derajat III : ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi
cepat dan lemah, tekanan nadi menurun dan hipotensi disertai kulit yang
dingin dan lembab serta gelisah
d. Derajat IV : Renjatan berat dengan nadi tak teraba tekanan darah yang
tidak dapat diukur

C. ETIOLOGI
Menurut (Wulandari dan Meira 2016) penyebab dari DHF adalah virus
dengue sejenis arbovirus.
D. PATOFISIOLOGI
Virus dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah
kompleks virus antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi system
complement. Akibat C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptide yang
berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai
factor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan
menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan
menurunnya factor koagulasi (prothrombin, factor V, VII, IX, X, dan
fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama
perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas
dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi,
trombositopenia dan diatesis hemoragik. Renjatan terjadi secara akut. Nilai
hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel
dinding pembuluh darah dan dengan hilangnya plasma klien mengalami
hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis
metabolic dan kematian (Wulandari dan Meira 2016).

E. MANIFESTASI KLINIK
Menurut (Wulandari dan Meira 2016), tanda dan gejala dari DHF
sebagai berikut :
a. Demam tinggi >38,5ºC selama 5-7 hari
b. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit : ptechie, ekhimosis dan
hematoma
c. Epitaksis, hematemesis, melena, hematuri
d. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare dan konstipasi
e. Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan uluhati
f. Sakit kepala
g. Pembengkakan sekitar mata
h. Pembesaran hati, limpa, dan kalenjar getah bening
i. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, CRT > 3 detik, nadi cepat dan lemah)

F. KOMPLIKASI
Menurut (Wulandari dan Meira 2016), komplikasi yang dapat terjadi
adalah sebagai berikut :
1. Hepatitis
2. Efusi pleura
3. Kejang
4. Syok

G. PENATALAKSANAAN
Menurut (Nurarif dan Kusuma 2015), pemeriksaan penunjang DHF yang
dapat dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan darah lengkap
a) Hemoglobin meningkat (Normal Hb : 10-16gr/dl)
b) Hematokrit meningkat mencapai 20% (Normal Lk : 40-54%, Pr : 35-
47%)
c) Trombositopenia 100.000/ml atau kurang (Normal : 200.000-
400.000/ml)
2. Pemeriksaan analisa gas darah
a) Urine dan pH dapat meningkat
b) Dalam keadaan lanjut terjadi asidosis metabolic mengakibatkan PCO2
menurun (Normal : 35-40 mmHg)
c) SGOT/SGPT meningkat
H. PENATALAKSANAAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegypti. Nyamuk ini mendapat virus Dengue sewaktu mengigit mengisap
darah orang yang sakit Demam Berdarah Dengue atau tidak sakit tetapi
didalam darahnya terdapat virus dengue. Seseorang yang didalam darahnya
mengandung virus dengue merupakan sumber penularan penyakit demam
berdarah. Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari
sebelum demam. Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular, maka virus
dalam darah akan ikut terisap masuk kedalam lambung nyamuk. Selanjutnya
virus akan memperbanyak diri dan tersebar diberbagai jaringan tubuh nyamuk
termasuk didalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah mengisap darah
penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain (masa
inkubasi ekstrinsik). Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk
sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti yang telah
mengisap virus dengue itu menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya.
Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menusuk/mengigit, sebelum
mengisap darah akan mengeluarkan air liur melalui alat tusuknya (proboscis)
agar darah yang diisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue
dipindahkan dari nyamuk ke orang lain (Candra 2015).

I. PENCEGAHAN
Menurut (Syamsir dan Daramusseng 2018), kasus demam berdarah
terjadi karena perilaku masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan
lingkungan. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit
yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan kematian dan dapat terjadi
karena lingkungan yang kurang bersih. Berbagai upaya dilakukan untuk
mencegah merebaknya wabah DBD . Salah satu caranya adalah dengan
melakukan PSN 3M Plus.
1. Menguras, kegiatan membersihkan / menguras tempat yang sering menjadi
penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat
penampungan air lainnya. Dinding bak maupun penampungan udara juga
harus digosok untuk membersihkan dan mencampakkan telur nyamu yang
menempel erat pada dinding tersebut. Saat hujan maupun pancaroba,
kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup
nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.
2. Menutup, kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan udara
seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai
kegiatan yang mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat
lingkungan semakin kotor dan dapat menjadi sarang nyamuk.
3. Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur
ulang), kita juga memanfaatkan untuk memanfaatkan kembali
atau mendaur ulang barang-barang bekas yang menjadi tempat
perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.
Yang alarm Plus-nya adalah upaya pencegahan pencegahan tambahan
seperti berikut:
1. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
2. Menggunakan obat anti nyamuk
3. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
4. Gotong Royong membersihkan lingkungan
5. Periksa tempat-tempat penampungan udara
6. Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup
7. Memberikan larvasida pada penampungan udara yang susah dikuras
8. Memperbaiki saluran dan talang udara yang tidak lancar
9. Menanam tanaman pengusir nyamuk
Wabah DBD biasanya akan meningkat saat pertengahan musim hujan,
hal ini disebabkan oleh bertambahnya tempat-tempat perkembangbiakan
nyamuk karena curah hujan. Tidak heran jika hampir setiap tahun, wabah
DBD digolongkan dalam kejadian luar biasa (KLB).
Masyarakat diharapkan cukup berperan dalam hal ini. Oleh karena itu,
langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah  pencegahan DBD dengan
3M Plus.
DAFTAR PUSTAKA

Candra, Aryu. 2015. “Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan


Faktor Risiko Penularan.” 2:110–19.

Marni. 2016. Asuhan Keperawatan Anak pada Penyakit Tropis. Semarang:


Erlangga.

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Dianosa Medis & Nanda NIC-NOC. Jilid 3. Jogjakarta:
Mediaction.

Syamsir dan Andi Daramusseng. 2018. “Analisis Spasial Efektivitas Fogging Di


Wilayah Kerja Puskesmas Makroman.” Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan
(JNIK) 1:1–7.

Wulandari, Dewi dan Erawiati Meira. 2016. Buku Ajar Keperawatan Anak.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai