Makalah Talium
Makalah Talium
KIMIA ANORGANIK II
“ Unsur Thallium “
OLEH :
DAFTAR ISI
Kaver................................................................................................................................................1
Daftar Isi..........................................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan...............................................................................................................................11
Daftar Pustaka...............................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak sekali unsur-unsur yang telah ditemukan oleh para ahli di bumi. Mulai dari unsur yang
bersifat logam, nonlogam, semi logam, dan lain-lain. Unsur logam terdiri atas logam golongan
utama dan logam golongan transisi. Logam-logam golongan utama terdiri atas golongan s dan
golongan p. Golongan s meliputi golongan alkali dan alkali tanah, sedangkan golongan p
meliputi golongan 13, 14, dan 15. Secara umum, logam-logam golongan p kurang reaktif
dibandingkan dengan logam-logam golongan s. Makalah ini membahas unsur logam talium.
Secara umum sifat logam unsur logam talium tidak sekuat logam golongan alkali dan alkali
tanah. Senyawa unsur talium umumnya memiliki karakter kovalen yang tinggi, karena ukuran
ionnya yang relatif kecil, muatan ionnya yang relatif besar, dan potensial ionisasinya relatif
tinggi. Golongan 13 umumnya membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +3, namun Ga, In,
dan Tl dapat juga membentuk tingkat oksidasi lainnya yaitu +1. Ga dan In lebih dominan dengan
tingkat oksidasi +3, sedangkan Tl lebih dominan dengan tingkat oksidasi +1. Hal ini dijelaskan
pada efek pasangan inert. Oleh karena itu, untuk memahami lebih jelas mengenai keberadaan,
cara ekstraksi, sifat fisika dan sifat kimia, persenyawaan dan kegunaan unsur logam talium akan
dibahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah:
1. Bagaimana keberadaan unsur talium ?
2. Bagaimana cara ekstraksi unsur talium ?
3. Bagaimana sifat fisika dan sifat kimia unsur talium ?
4. Bagaimana persenyawaan dari unsur talium ?
5. Apakah kegunaan dari unsur talium ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui keberadaan unsur talium.
2. Mengetahui cara ekstraksi unsur talium.
3. Mengetahui sifat fisika dan sifat kimia unsur talium.
4. Mengetahui persenyawaan dari unsur talium.
5. Mengetahui kegunaan dari unsur talium.
August pada tahun 1862. Talium termasuk logam yang kelimpahannya sedikit. Logam lunak,
mudah ditempa dan berwarna biru keabu-abuan. Di alam terdapat dalam batu-batuan dan
merupakan keluarga logam alumunium yang terdapat dalam bentuk gabungan dengan pirit,
campuran seng dan hematit, tapi ada kalanya juga dapat di ekstrak dari lumpur yang produksi
Talium ditemukan di tanah, tanah liat, granit, mineral berbasis potassium di bumi
dengan kira-kira 0,7 mg / kg. Tapi, sayangnya memisahkan Talium dari sumber ini adalah
proses yang mahal dan sebagian besar tidak diekstraksi dengan cara ini. Namun, bijih
tembaga, seng, timbal dan sulfida memiliki jejak talium yang bisa diekstraksi secara efisien.
Sumber lain adalah pirit besi, yang mengandung jejak talium. Dasar lautan adalah sumber
lain yang mengandung nodul mangan yang mengandung talium, namun bentuk ekstraksi
talium ini dilarang karena dapat merusak samudra dan mengganggu ekosistem laut yang
dapat berakibat fatal. Sebuah survei geologi Amerika Serikat yang dilakukan menunjukkan
mayoritas produksi Talium dapat diperoleh sebagai produk sampingan, dengan peleburan
Talium diperoleh dari emisi debu yang dipancarkan selama pemanggangan sulfida
untuk pembuatan H2SO4 dan dari leburan bijih ZdPb. Prosedur ekstraksinya rumit karena
kebutuhan untuk memperoleh Cd pada waktu yang sama. Kelimpahan Tl sebesar 0,7 ppm
dekat Tm dan agak kurang banyak daripada Mo, W dan Tb yakni sebesar 1,2 ppm. Tidak ada
penggunaan komersial untuk logam TI, produksi dunia pada tahun 1983 diperkirakan
Talium terdapat di crooksite, lorandite, dan hutchinsonite. Ia juga ada dalam pyrites
dan diambil dengan cara memanggang biji ini. Talium juga dapat diambil dengan cara
melebur biji timbal dan seng. Proses pengambilan talium agak kompleks dan tergantung
bersama-sama dengan arsen, kadmium, indium, germanium, timbal, dan zinc. Talium
dipisahkan dari campuran tersebut dengan melarutkan campuran itu ke dalam larutan asam
sulfat menghasilkan endapan PbSO4. Lalu ditambahkan lagi dengan HCl agar terbentuk
endapan TlCl. Pemurnian lebih lanjut dapat dicapai dengan elektrolisis larutan garam Talium.
Logam thalium diperoleh sebagai produk pada produksi asam belerang dengan
pembakaran pyrite dan juga pada peleburan timbal dan bijih besi
Walaupun logam thalium agak melimpah pada kulit bumi pada taksiran konsentrasi
0,7 mg/kg, kebanyakan pada gabungan mineral potasium pada tanah liat, tanah dan granit.
Sumber utama thalium ditemukan pada tembaga, timbal, seng dan bijih sulfida lainnya.
TlPbAs5S9 dan lorandite TlAsS2. Logam ini juga dapat ditemukan pada pyrite.
C. Sifat Fisika Dan Sifat Kimia Unsur Talium
Karakteristik 81 Tl
Konfigurasi elektronik [54Xe]4f14 5d10
6s2 6p1
Titik leleh / oC 303
Titik didih / C
o
1457
Densitas / g cm -3
11,5
Jari-jari atomik / pm 170
Jari-jari ionik, M3+pm 95 (TI+ ,147)
(bilangan koordinasi4)
Energi ionisasi I 589,3
/ kj mol-1 III 2878
Elektronegativitas 1,4
Eo / V -0,719
M3+ + 3e → M(s)
Tingkat oksidasi +1, (+3)
Ikatan kovalen juga umum terjadi pada unsur-unsur metalik. Hal ini dikaitkan dengan
tingginya muatan (+3) dan pendeknya jari-jari ion logam yang bersangkutan sehingga
menghasilkan densitas muatan positif yang sangat tinggi, yang pada gilirannya mampu
mempolarisasi setiap anion yang mendekatinya untuk membentuk ikatan kovalen. Dalam
keadaan larutan, ion unsur ini berada dalam keadaan terhidrat. Talium sedikit lebih reaktif
dan dapat teroksidasi di udara. Talium larut dengan lambat hanya dalam asam sulfat atau
asam klorida, karena garam Tl1 yang terbentuk hanya sedikit larut.
dan ternyata senyawa monovalent talium merupakan senyawa yang lebih stabil daripada
senyawa trivalent unsur ini. Kecenderungan ini dapat diterangkan dengan kenyataan bahwa
elektron-elektron dalam orbital s masih ada dalam keadaan perpasangan, sedangkan energi
yang diperlukan untuk membuat keadaan tak berpasangan adalah terlalu besar.
Hal ini terjadi pada sebagian unsur-unsur berat dalam Blok-p dan sering disebut “efek
pasangan inert”. Ada dua hal yang dapat dikaitkan dengan penyebab terjadinya pasangan
inert, yaitu efek relativitas dan energi kisi. Elektron-elektron yang letaknya jauh dari inti
atom khususnya pada orbital 6s bergerak sangat cepat (mendekati kecepatan cahaya). Sesuai
dengan asas relativitas, hal ini menyebabkan massa elektron bertambah sehingga jaraknya
terhadap inti atom menjadi mengecil. Hal ini didukung oleh fakta bahwa energi ionisasi
talium justru lebih besar dibanding energi ionisasi aluminium. Dari sisi lain, energi yang
diperlukan dalam pembentukkan ion positif haruslah diimbangi dengan energi kisi yang
tinggi. Sedang energi kisi senyawa ionik talium (III) relative kecil karena ukuran ion Tl 3+
terlalu besar. Kedua hal tersebut mengakibatkan ketidakstabilan Tl 3+ dan lebih stabil sebagai
Tl+.
Talium bereaksi dengan oksida mirip dengan Galium, namun Talium hanya menghasilkan
TI2O3 yang berwarna hitam cokelat yang terdekomposisi menjadi Tl2O pada suhu 100oC
Talium kelihatannya tidak bereaksi dengan air. Logam talium memudar dengan lambat dalam
air basah atau larut dalam air menghasilkan racun thalium (I) hidroksida
Reaksi talium dengan asam talium larut dengan lambat pada asam sulfat atau asam klorida
(HCl) karena racun garam talium yang dihasilkan tidak larut.
pembasmi hama
2. Talium yang dihasilkan dari kristal natrium iodida dalam tabung photomultiper
suhu -60C digunakan untuk membuat termometer suhu rendah dan relay
5. Garam-garam talium yang dapat terbakar menghasilkan pancaran cahaya hijau
Talium dan senyawanya sangat toksik; akibatnya, talium dan senyawanya tidak
superkonduktor suhu tinggi. Misalnya, keramik berbasis talium dengan perkiraan rumus
digunakan sebagai racun tikus karena sifatnya yang toksik. Thallium-201 digunakan dalam
studi diagnostik medis, terutama yang melibatkan fungsi sistem peredaran darah. Thalium (I)
bromida dan thalium (I) iodida adalah dua dari sedikit senyawa yang mempunyai sifat
transparansi yang sangat tinggi sehingga dapat digunakan untuk keperluan radiasi inframerah
dengan panjang gelombang yang panjang. Dalam bentuk lembaran dari kedua senyawa ini
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Talium termasuk logam yang kelimpahannya sedikit. Logam lunak, mudah ditempa
dan berwarna biru keabu-abuan. Di alam terdapat dalam batu-batuan dan merupakan keluarga
logam alumunium yang terdapat dalam bentuk gabungan dengan pirit, campuran seng dan
hematit, tapi ada kalanya juga dapat di ekstrak dari lumpur yang produksi pada proses
pembuatan asam sulfat. Talium dipisahkan dari campuran tersebut dengan melarutkan
campuran itu ke dalam larutan asam sulfat menghasilkan endapan PbSO 4. Lalu ditambahkan
lagi dengan HCl agar terbentuk endapan TlCl. Pemurnian lebih lanjut dapat dicapai dengan
elektrolisis larutan garam Talium. Talium digunakan sebagai racun tikus karena sifatnya yang
toksik. Thallium-201 digunakan dalam studi diagnostik medis, terutama yang melibatkan
fungsi sistem peredaran darah. Talium bereaksi dengan oksida mirip dengan Galium, namun
Talium hanya menghasilkan TI2O3 yang berwarna hitam cokelat yang terdekomposisi
menjadi Tl2O pada suhu 100oC Logam talium memudar dengan lambat dalam air basah atau
larut dalam air menghasilkan racun thalium (I) hidroksida. Logam talium bereaksi dengan
hebat dengan unsur-unsur halogen seperti flourin (F2), klorin (Cl2), dan bromin (Br2)
membentuk thalium (III) flourida, thalium (III) klorida, dan thalium (III) bromida.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F. Albert, Geoffrey Wilkinson, and Paul L.Gaus. 1987. Basic Inorganic Chemistry
Second Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc
Greenwood, N.N. 1997. Chemistry of The Elements. United Kingdom: Pergamon Press
Petrucci, Ralph H. 2007. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern Edisi
Kesembilan. Jakarta: Erlangga
Sugiyanto, Kristian H dan Suyanti, Retno D. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta:
Graha Ilmu