Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KIMIA ANORGANIK II
“ Unsur Thallium “

OLEH :

Friend Smith Tahapary 2016-41-024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2018

DAFTAR ISI

Kaver................................................................................................................................................1
Daftar Isi..........................................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………………………. 3


B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………… 4

Bab II Pembahasan

A. Keberadaan Unsur Talium ………………………………………………………………. 5


B. Cara Ekstraksi Unsur Talium …………………………………………………………… 6
C. Sifat Fisika dan Sifat Kimia Unsur Talium …………………………………………….. 7
D. Persenyawaan Dari Unsur Talium ……………………………………………………… 8
E. Kegunaan dari Unsur Talium …………………………………………………………… 9

Bab III Penutup

A. Kesimpulan...............................................................................................................................11

Daftar Pustaka...............................................................................................................................12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak sekali unsur-unsur yang telah ditemukan oleh para ahli di bumi. Mulai dari unsur yang
bersifat logam, nonlogam, semi logam, dan lain-lain. Unsur logam terdiri atas logam golongan
utama dan logam golongan transisi. Logam-logam golongan utama terdiri atas golongan s dan
golongan p. Golongan s meliputi golongan alkali dan alkali tanah, sedangkan golongan p
meliputi golongan 13, 14, dan 15. Secara umum, logam-logam golongan p kurang reaktif
dibandingkan dengan logam-logam golongan s. Makalah ini membahas unsur logam talium.
Secara umum sifat logam unsur logam talium tidak sekuat logam golongan alkali dan alkali
tanah. Senyawa unsur talium umumnya memiliki karakter kovalen yang tinggi, karena ukuran
ionnya yang relatif kecil, muatan ionnya yang relatif besar, dan potensial ionisasinya relatif
tinggi. Golongan 13 umumnya membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +3, namun Ga, In,
dan Tl dapat juga membentuk tingkat oksidasi lainnya yaitu +1. Ga dan In lebih dominan dengan
tingkat oksidasi +3, sedangkan Tl lebih dominan dengan tingkat oksidasi +1. Hal ini dijelaskan
pada efek pasangan inert. Oleh karena itu, untuk memahami lebih jelas mengenai keberadaan,
cara ekstraksi, sifat fisika dan sifat kimia, persenyawaan dan kegunaan unsur logam talium akan
dibahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah:
1. Bagaimana keberadaan unsur talium ?
2. Bagaimana cara ekstraksi unsur talium ?
3. Bagaimana sifat fisika dan sifat kimia unsur talium ?
4. Bagaimana persenyawaan dari unsur talium ?
5. Apakah kegunaan dari unsur talium ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui keberadaan unsur talium.
2. Mengetahui cara ekstraksi unsur talium.
3. Mengetahui sifat fisika dan sifat kimia unsur talium.
4. Mengetahui persenyawaan dari unsur talium.
5. Mengetahui kegunaan dari unsur talium.

A. Keberadaan Unsur Talium


Ditemukan oleh William Crookes pada tahun 1861 dan secara terpisah oleh Claude

August pada tahun 1862. Talium termasuk logam yang kelimpahannya sedikit. Logam lunak,

mudah ditempa dan berwarna biru keabu-abuan. Di alam terdapat dalam batu-batuan dan

merupakan keluarga logam alumunium yang terdapat dalam bentuk gabungan dengan pirit,

campuran seng dan hematit, tapi ada kalanya juga dapat di ekstrak dari lumpur yang produksi

pada proses pembuatan asam sulfat.

Talium ditemukan di tanah, tanah liat, granit, mineral berbasis potassium di bumi

dengan kira-kira 0,7 mg / kg. Tapi, sayangnya memisahkan Talium dari sumber ini adalah

proses yang mahal dan sebagian besar tidak diekstraksi dengan cara ini. Namun, bijih

tembaga, seng, timbal dan sulfida memiliki jejak talium yang bisa diekstraksi secara efisien.

Sumber lain adalah pirit besi, yang mengandung jejak talium. Dasar lautan adalah sumber

lain yang mengandung nodul mangan yang mengandung talium, namun bentuk ekstraksi

talium ini dilarang karena dapat merusak samudra dan mengganggu ekosistem laut yang

dapat berakibat fatal. Sebuah survei geologi Amerika Serikat yang dilakukan menunjukkan

mayoritas produksi Talium dapat diperoleh sebagai produk sampingan, dengan peleburan

seng, tembaga dan bijih besi.

Talium diperoleh dari emisi debu yang dipancarkan selama pemanggangan sulfida

untuk pembuatan H2SO4 dan dari leburan bijih ZdPb. Prosedur ekstraksinya rumit karena

kebutuhan untuk memperoleh Cd pada waktu yang sama. Kelimpahan Tl sebesar 0,7 ppm

dekat Tm dan agak kurang banyak daripada Mo, W dan Tb yakni sebesar 1,2 ppm. Tidak ada

penggunaan komersial untuk logam TI, produksi dunia pada tahun 1983 diperkirakan

mencapai 5-15 ton pa.

Talium terdapat di crooksite, lorandite, dan hutchinsonite. Ia juga ada dalam pyrites

dan diambil dengan cara memanggang biji ini. Talium juga dapat diambil dengan cara
melebur biji timbal dan seng. Proses pengambilan talium agak kompleks dan tergantung

sumbernya. Manganes nodules, ditemukan di dasar samudera juga mengandung talium.

B. Ekstraksi Unsur Talium


Logam Talium mentah terdapat di alam dalam bentuk debu dari cerobong asap

bersama-sama dengan arsen, kadmium, indium, germanium, timbal, dan zinc. Talium

dipisahkan dari campuran tersebut dengan melarutkan campuran itu ke dalam larutan asam

sulfat menghasilkan endapan PbSO4. Lalu ditambahkan lagi dengan HCl agar terbentuk

endapan TlCl. Pemurnian lebih lanjut dapat dicapai dengan elektrolisis larutan garam Talium.

Logam thalium diperoleh sebagai produk pada produksi asam belerang dengan

pembakaran pyrite dan juga pada peleburan timbal dan bijih besi

Walaupun logam thalium agak melimpah pada kulit bumi pada taksiran konsentrasi

0,7 mg/kg, kebanyakan pada gabungan mineral potasium pada tanah liat, tanah dan granit.

Sumber utama thalium ditemukan pada tembaga, timbal, seng dan bijih sulfida lainnya.

Logam thalium ditemukan pada mineral crookesite TlCu7Se4, hutchinsonite

TlPbAs5S9 dan lorandite TlAsS2. Logam ini juga dapat ditemukan pada pyrite.
C. Sifat Fisika Dan Sifat Kimia Unsur Talium

Karakteristik 81 Tl
Konfigurasi elektronik [54Xe]4f14 5d10
6s2 6p1
Titik leleh / oC 303
Titik didih / C
o
1457
Densitas / g cm -3
11,5
Jari-jari atomik / pm 170
Jari-jari ionik, M3+pm 95 (TI+ ,147)
(bilangan koordinasi4)
Energi ionisasi I 589,3
/ kj mol-1 III 2878
Elektronegativitas 1,4
Eo / V -0,719
M3+ + 3e → M(s)
Tingkat oksidasi +1, (+3)

*) Tingkat oksidasi dalam tanda kurung, ( ), lebih jarang ditemui.

Ikatan kovalen juga umum terjadi pada unsur-unsur metalik. Hal ini dikaitkan dengan

tingginya muatan (+3) dan pendeknya jari-jari ion logam yang bersangkutan sehingga

menghasilkan densitas muatan positif yang sangat tinggi, yang pada gilirannya mampu

mempolarisasi setiap anion yang mendekatinya untuk membentuk ikatan kovalen. Dalam

keadaan larutan, ion unsur ini berada dalam keadaan terhidrat. Talium sedikit lebih reaktif

dan dapat teroksidasi di udara. Talium larut dengan lambat hanya dalam asam sulfat atau

asam klorida, karena garam Tl1 yang terbentuk hanya sedikit larut.

Unsur-unsur berat memiliki kecenderungan untuk membentuk senyawa monovalent,

dan ternyata senyawa monovalent talium merupakan senyawa yang lebih stabil daripada

senyawa trivalent unsur ini. Kecenderungan ini dapat diterangkan dengan kenyataan bahwa

elektron-elektron dalam orbital s masih ada dalam keadaan perpasangan, sedangkan energi

yang diperlukan untuk membuat keadaan tak berpasangan adalah terlalu besar.
Hal ini terjadi pada sebagian unsur-unsur berat dalam Blok-p dan sering disebut “efek

pasangan inert”. Ada dua hal yang dapat dikaitkan dengan penyebab terjadinya pasangan

inert, yaitu efek relativitas dan energi kisi. Elektron-elektron yang letaknya jauh dari inti

atom khususnya pada orbital 6s bergerak sangat cepat (mendekati kecepatan cahaya). Sesuai

dengan asas relativitas, hal ini menyebabkan massa elektron bertambah sehingga jaraknya

terhadap inti atom menjadi mengecil. Hal ini didukung oleh fakta bahwa energi ionisasi

talium justru lebih besar dibanding energi ionisasi aluminium. Dari sisi lain, energi yang

diperlukan dalam pembentukkan ion positif haruslah diimbangi dengan energi kisi yang

tinggi. Sedang energi kisi senyawa ionik talium (III) relative kecil karena ukuran ion Tl 3+

terlalu besar. Kedua hal tersebut mengakibatkan ketidakstabilan Tl 3+ dan lebih stabil sebagai

Tl+.

D. Persenyawaan Unsur Talium


Reaksi talium dengan udara :

Talium bereaksi dengan oksida mirip dengan Galium, namun Talium hanya menghasilkan
TI2O3 yang berwarna hitam cokelat yang terdekomposisi menjadi Tl2O pada suhu 100oC

2Tl (s) + O2 (g) → Tl2O

Reaksi Talium dengan air :

Talium kelihatannya tidak bereaksi dengan air. Logam talium memudar dengan lambat dalam
air basah atau larut dalam air menghasilkan racun thalium (I) hidroksida

2Tl (s) + 2H2O (l) → 2 TlOH (aq) + H2 (g)

Reaksi Talium dengan halogen :


Logam talium bereaksi dengan hebat dengan unsur-unsur halogen seperti flourin (F2), klorin
(Cl2), dan bromin (Br2) membentuk thalium (III) flourida, thalium (III) klorida, dan thalium
(III) bromida. Semua senyawa ini bersifat racun.

2Tl (s) + 3F2 (g) → 2TiF3 (s)

2Tl (s) + 3Cl2 (g) → 2TiCl3 (s)

2Tl (s) + 3Br2 (g) → 2TiBr3 (s)

Reaksi talium dengan asam talium larut dengan lambat pada asam sulfat atau asam klorida
(HCl) karena racun garam talium yang dihasilkan tidak larut.

E. Kegunaan Unsur Talium


1. Talium sulfat tak berwarna, tak berasa, dan sangat beracun digunakan sebagai obat

pembasmi hama
2. Talium yang dihasilkan dari kristal natrium iodida dalam tabung photomultiper

digunakan pada alat pendeteksi radiasi sinar gamma


3. Kemampuan kristal talium bromoiodida untuk memancarkan radiasi infra merah dan

kristal oksisulfida untuk mendeteksi beberapa jenis radiasi gelombang dan

digunakan dalam komunikasi militer


4. Campuran talium dengan raksa yang membentuk cairan logam yang membeku pada

suhu -60C digunakan untuk membuat termometer suhu rendah dan relay
5. Garam-garam talium yang dapat terbakar menghasilkan pancaran cahaya hijau

dugunakan dalam roket dan kembang api.

Talium dan senyawanya sangat toksik; akibatnya, talium dan senyawanya tidak

banyak dimanfaatkan di industri. Namun, satu kemungkinan pemanfaatannya ialah dalam

superkonduktor suhu tinggi. Misalnya, keramik berbasis talium dengan perkiraan rumus

Tl2Ba2Ca2Cu3O8+x menunjukkan superkonduktivitas pada suhu setinggi 125 K. Dan talium

digunakan sebagai racun tikus karena sifatnya yang toksik. Thallium-201 digunakan dalam
studi diagnostik medis, terutama yang melibatkan fungsi sistem peredaran darah. Thalium (I)

bromida dan thalium (I) iodida adalah dua dari sedikit senyawa yang mempunyai sifat

transparansi yang sangat tinggi sehingga dapat digunakan untuk keperluan radiasi inframerah

dengan panjang gelombang yang panjang. Dalam bentuk lembaran dari kedua senyawa ini

digunakan untuk unit-unit detector inframerah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Talium termasuk logam yang kelimpahannya sedikit. Logam lunak, mudah ditempa

dan berwarna biru keabu-abuan. Di alam terdapat dalam batu-batuan dan merupakan keluarga
logam alumunium yang terdapat dalam bentuk gabungan dengan pirit, campuran seng dan

hematit, tapi ada kalanya juga dapat di ekstrak dari lumpur yang produksi pada proses

pembuatan asam sulfat. Talium dipisahkan dari campuran tersebut dengan melarutkan

campuran itu ke dalam larutan asam sulfat menghasilkan endapan PbSO 4. Lalu ditambahkan

lagi dengan HCl agar terbentuk endapan TlCl. Pemurnian lebih lanjut dapat dicapai dengan

elektrolisis larutan garam Talium. Talium digunakan sebagai racun tikus karena sifatnya yang

toksik. Thallium-201 digunakan dalam studi diagnostik medis, terutama yang melibatkan

fungsi sistem peredaran darah. Talium bereaksi dengan oksida mirip dengan Galium, namun

Talium hanya menghasilkan TI2O3 yang berwarna hitam cokelat yang terdekomposisi

menjadi Tl2O pada suhu 100oC Logam talium memudar dengan lambat dalam air basah atau

larut dalam air menghasilkan racun thalium (I) hidroksida. Logam talium bereaksi dengan

hebat dengan unsur-unsur halogen seperti flourin (F2), klorin (Cl2), dan bromin (Br2)

membentuk thalium (III) flourida, thalium (III) klorida, dan thalium (III) bromida.

DAFTAR PUSTAKA

Cotton, F. Albert, Geoffrey Wilkinson, and Paul L.Gaus. 1987. Basic Inorganic Chemistry
Second Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc
Greenwood, N.N. 1997. Chemistry of The Elements. United Kingdom: Pergamon Press
Petrucci, Ralph H. 2007. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern Edisi
Kesembilan. Jakarta: Erlangga
Sugiyanto, Kristian H dan Suyanti, Retno D. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta:
Graha Ilmu

Sunardi. 2008. 116 Unsur Kimia. Bandung: Iyrama Widya

Anda mungkin juga menyukai