Anda di halaman 1dari 14

EKUITAS MODAL DISETOR

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN

Dikumpulkan Sebagai Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

OLIVIA 105731111620

Dosen Pengampu:

Dr.Muryani Arsal,SE,MM.Ak,CA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,karunia,serta taufik dan
hidayah-nya,saya dapat menyelesaikan makalah dengan materi mengenai ekuitas modal sektor dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.dan juga saya berterima kasih kepada ibu Dr.Muryani
Arsal,SE,MM.Ak,AC selaku dosen mata kuliah akuntansi keuangan yang telah memberikan tugas ini
kepada saya.
Makalah ini merupakan makalah yang dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah akuntansi
keuangan dan sengaja dibuat dengan tujuan untuk memberikan pemahaman tentang apa itu ekuitas modal
sektor.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat
berguna dikemudian hari terutama untuk pemahaman tentang lebih lanjut.Makalah ini tidaklah sempurna
oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangatlah penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah
ini.

Makassar,5 April 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1

C. Tujuan..................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Struktur Kepemilikan Perusahaan Dan Pelaporannya................................................2


B. Ekuitas Pemegang Saham Dan Komponen-Komponen Terkait ................................4
C. Jenis-Jenis Saham Yang Diterbitkan Perusahaan ......................................................5
D. Proses Dan Pencatatan Penerbitan Saham.......................................................................6

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.....................................................................................................................9
B. SARAN.................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................10

II
III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekuitas adalah jumlah aset atau harta yang bisa dikembalikan kepada pemilik perusahaan apabila
perusahaan dilikuidasi dan semua kewajiban utangnya sudah terbayar. Adapun arti ekuitas yakni investasi
yang ditanamkan pemilik dalam perusahaan.Jumlah ekuitas ini bisa berkurang apabila pemilik perusahaan
melakukan penarikan aset. Ekuitas juga bisa berkurang karena sebab lainnya seperti kerugian perusahaan
atau keuntungan perusahaan yang ditarik oleh pemiliknya. Ekuitas juga bisa berkurang karena sebab
lainnya seperti kerugian perusahaan atau keuntungan perusahaan yang ditarik oleh pemiliknya.

Ekuitas pemegang saham dalam satu perusahaan umumnya terdiri dari sejumlah
besar unit atau lembar saham. Dalam satu kelompok saham, setiap lembar saham sama
dengan lembar saham lainnya.Setiap kepentingan pemilik perusahaan diwakili oleh jumlah
lembar saham yang dimiliki.Setiap saham memiliki hak dan keistimewaan atau privilege tertentu
yang hanya dapat dibatasi oleh kontrak khusus pada saat saham diterbitkan. Seseorang harus meneliti
anggaran dasar perusahaan, sertifikat saham, dan ketentuan hukum negara bagian untuk
meyakinkan pembatasan atas atau variasi dari hak dan keistimewaan standart.K e u n g g u l a n
u t a m a d a r i s y s t e m s a h a m ( m o d a l s a h a m ) a d a l a h kemudahannya dalam
pemindahan kepentingan dalam perusahaan dari seseorang ke pihak lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Saja Struktur Kepemilikan Perusahaan dan Pelaporannya


2. Bagaimana Ekuitas Pemegang Saham dan Komponen-Komponen terkait
3. Apa Saja Jenis-Jenis Saham yang diterbitkan perusahaan
4. Bagaimana Proses dan Pencatatan Penerbitan Saham

C. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Struktur Kepemilikan Perusahaan dan Pelaporannya


2. Untuk Mengetahui Ekuitas Pemegang Saham dan Komponen-Komponen terkait
3. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Saham yang diterbitkan perusahaan
4. Untuk Mengetahui Proses dan Pencatatan Penerbitan Saham

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur Kepemilikan Perusahaan Dan Pelaporannya


Struktur kepemilikan atau insiders ownership adalah komposisi, porsi, perbandingan atau
persentase antara modal, ekuitas termasuk saham yang dimiliki oleh orang di dalam perusahaan
(insider shareholders) dan investor (outsite shareholders). Struktur kepemilikan dapat berupa
investor individual, pemerintah, dan institusi swasta. Struktur kepemilikan terbagi dalam
beberapa kategori. Secara spesifik kategori struktur kepemilikan meliputi kepemilikan oleh
institusi domestik, institusi asing, pemerintah, karyawan dan individual domestik. Pemilik
perusahaan akan menunjuk agen-agen profesional yang telah terlebih dahulu dipilih melalui
seleksi yang kemudian akan melaksanakan tugasnya untuk mengelola perusahaan yang pada
akhirnya dituntut untuk dapat memaksimalkan nilai perusahaan.
Adapun definisi dan pengertian struktur kepemilikan dari beberapa sumber buku yaitu:
 Menurut Haryono (2005), struktur kepemilikan adalah komposisi modal antara hutang
dan ekuitas termasuk juga proporsi antara kepemilikan saham insider shareholders dan
outsite shareholders. 
 Menurut Rozeff (1992), struktur kepemilikan adalah porsi atau persentase dari saham
perusahaan yang dimiliki oleh orang dalam perusahaan atau manajemen terhadap total
saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. 
 Menurut Sugiarto (2009), struktur kepemilikan adalah perbandingan jumlah saham yang
dimiliki oleh orang dalam (insider) dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor.

Struktur kepemilikan perusahaan dan pelaporannya

1. Kepemilikan Institusional
Menurut Nabela (2012), kepemilikan institusional adalah proporsi saham yang dimiliki
institusi pada akhir tahun yang diukur dengan persentase. Variabel kepemilikan institusional
diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki institusi lain di luar perusahaan
minimal 10% terhadap total saham perusahaan. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi
akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional
sehingga dapat menghalangi perilaku manajer yang mementingkan kepentingannya sendiri
yang pada akhirnya akan merugikan pemilik perusahaan. Semakin besar kepemilikan oleh
institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk
mengoptimalkan nilai perusahaan. Menurut Riduwan dan Sari (2013), pengukuran
kepemilikan institusional dirumuskan:

2
Pengaruh kepemilikan institusional terhadap manajemen perusahaan dapat menjadi sangat
penting serta dapat digunakan untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan para
pemegang saham. Berikut adalah kelebihan-kelebihan kepemilikan institusional (Permanasari,
2010):

1) Memiliki sumber daya yang lebih daripada investor individual untuk mendapatkan
informasi.
2) Memiliki profesionalisme dalam menganalisa informasi, sehingga dapat menguji
tingkat keandalan informasi.
3) Secara umum memiliki relasi bisnis yang lebih kuat dengan manajemen. 
4) Memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan pengawasan lebih ketat atas aktivitas
yang terjadi di dalam perusahaan. 
5) Lebih aktif dalam melakukan jual beli saham sehingga dapat meningkatkan jumlah
informasi secara cepat yang tercermin di tingkat harga.
2. Kepemilikan Manajerial
Menurut Efendi (2013), kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham
yang dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan komisaris. Pemisahan kepemilikan saham dan
pengawasan perusahaan akan menimbulkan benturan kepentingan antara pemegang saham
dan pihak manajemen. Kepemilikan Manajerial adalah tingkat kepemilikan saham pihak
manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan. Tingkat kepemilikan saham
pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan, diukur oleh proporsi
saham yang dimiliki manajer pada akhir tahun yang dinyatakan dalam persentase. Menurut
Riduwan dan Sari (2013), pengukuran kepemilikan manajerial dirumuskan:

Adanya kepemilikan manajerial dalam sebuah perusahaan akan menimbulkan dugaan


yang menarik bahwa nilai perusahaan meningkat sebagai akibat kepemilikan manajerial yang
meningkat. Apabila kepemilikan saham oleh manajerial rendah maka ada kecenderungan
akan terjadinya perilaku opportunistic manajer yang akan meningkat juga.

3. Kepemilikan Publik 
Menurut Wijayanti (2009), kepemilikan publik adalah proporsi atau jumlah kepemilikan
saham yang dimiliki oleh publik atau masyarakat umum yang tidak memiliki hubungan
istimewa dengan perusahaan. Tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan maka
di perlukan pendanaan yang diperoleh baik melalui pendanaan internal maupun pendanaan
eksternal. Sumber pendanaan eksternal diperoleh dari saham masyarakat (publik). Pemilik
publik mungkin memiliki informasi yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan internal
perusahaannya. 

3
B. Ekuitas Pemegang Saham dan Komponen-Komponen Terkait
Ekuitas adalah hak pemilik terhadap aset perusahaan dalam neraca setelah dikurangi
dengan kewajiban atau liabilitas perusahaan.Besarnya nilai ekuitas perusahaan dapat digunakan
sebagai cerminan kondisi perusahaan saat itu. Sebagian berpendapat bahwa ekuitas adalah
besaran harta yang harus dikeluarkan untuk dapat menjalankan operasional perusahaan. Maka
dari itu, ekuitas juga biasa disebut modal.
Merujuk pada PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), cara menghitung ekuitas
adalah dengan mencari selisih antara aktiva dan pasiva. Sehingga rumus ekuitas dapat dituliskan
menjadi:
Ekuitas = Aktiva – Pasiva
Jadi, jumlah ekuitas dapat bertambah maupun berkurang, misalnya karena terdapat
penarikan investasi, pembagian keuntungan, atau bahkan kerugian perusahaan dan menyebabkan
nilai ekuitasnya negatif. Bagi para pengusaha, nilai ekuitas adalah hal penting terutama ketika
ingin berinvestasi pada suatu perusahaan. Dari nilai ekuitas, pengusaha dapat mengetahui berapa
nilai aset, hutang, serta kondisi kesehatan perusahaan pada periode tersebut. tujuan ekuitas adalah
memberikan informasi sumber nilainya berupa laporan perubahan ekuitas.
Komponen ekuitas pemegang saham terdiri dari:
1) Laba ditahan, atau saldo laba (retained earnings)
2) Modal disetor, modal yang ditanamkan oleh para pemegang saham ke perusahaan. Dalam
jenis laporan keuangan neraca perusahaan, bagian ekuitas pemegang saham melaporkan
jumlah masing-masing dari dua sumber utama ekuitas pemegang saham.
Perhatikan contoh bagian ekuitas pemegang saham dalam neraca perusahaan berikut ini:

Ekuitas Pemegang Saham

Modal Disetor:
Saham Biasa 30.000.000
Laba Ditahan 80.000.000
Total Ekuitas Pemegang Saham 110.000.000

01. Laba Ditahan


Laba ditahan dihasilkan dari kegiatan operasi. Laba bersih meningkatkan laba ditahan,
sebaliknya dividen mengurangi laba ditahan.Dengan demikian laba ditahan adalah akumulasi laba
bersih perusahaan yang belum dibagikan kepada para pemagang saham sebagai dividen.
Saldo laba ditahan pada akhir tahun fiskal dibuat dengan ayat jurnal penutup, dengan cara
sebagai berikut:
 Akun saldo dalam akun ikhtisar laba rugi (laba bersih atau rugi bersih) dipindahkan ke
Laba Ditahan.
 Saldo akun dividen, yang serupa dengan akun prive atau penarikan oleh pemilik dalam
perusahaan, dipindahkan ke Laba Ditahan.
Istilah lainnya yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi laba ditahan di laporan
keuangan meliputi penghasilan ditahan untuk kepentingan perusahaan dan penghasilan
ditanamkan kembali dalam perusahaan. Selisih debit dalam Laba Ditahan disebut defisit. Saldo
tersebut dihasilkan dari akumulasi rugi bersih.

4
Pada ekuitas pemegang saham, defisit dikurangi dari modal disetor untuk menentukan
total ekuitas pemegang saham. Saldo laba ditahan tidak boleh dianggap sebagai surplus dalam kas
atau sisa kas untuk dividen. Karena penghasilan yang ditahan dalam perusahaan dan kas terkait
yang dihasilkan dari penghasilan tersebut biasanya digunakan oleh manajemen untuk
mengembangkan atau memperluas kegiatan operasi.
Saat kas digunakan untuk mengembangkan kegiatan operasi perusahaan saldonya akan
menurun. Akan tetapi saldo laba ditahan tidak akan terpengaruh. Akibatnya seiring berjalannya
waktu, saldo akun laba ditahan biasanya akan semakin kurang keterkaitannya dengan saldo akun
kas.
02. Modal Disetor – Ekuitas Pemegang Saham
Sumber utama dari modal disetor diperoleh dari penerbitan saham.Modal disetor yang
ditanamkan oleh pemegang saham dicatat dalam akun terpisah untuk masing-masing jenis saham.
Jika hanya ada satu jenis saham, maka akun tersebut dinamakan Saham Biasa (common stock)
atau saham modal (capital stock).

C. Jenis-Jenis Saham Yang Diterbitkan Perusahaan


Dalam pasar uang,ada beragam jenis investasi saham.jenis-jenis investasi saham menurut
para ahli terbagi berdasarkan kepemilikan,cara pengalihan,dan kinerja perdagangan.
1. Jenis Saham berdasarkan Kepimilikan
Saham berdasarkan kepemilikan terdiri dari dua yaitu saham biasa dan preferen.berikut
jenis-jenis saham dan contohnya:
a) Saham Biasa (Common Stocks)
Saham biasa adalah jenis saham yang mampu melakukan klaim kepemilikan sesuai
keuntungan dan kerugian yang didapatkan perusahaan.Tetapi pemegang saham
mempunyai kewajiban yang terbatas.contoh saham biasa yaitu saham waran.Apabila
perusahaan mengalami kebangkrutan maka pemilik saham biasa hanya akan memperoleh
prioritas paling akhir dalam hal pembagian keuntungan perusaahan.Tetapi jumlah
kerugian maksimun yang ditanggungnya sesuai besaran dana yang diinvestasikan.
b) Saham Preferen (Preferred Stocks)
Saham Preferen adalah jenis saham gabungan antara saham biasa dan
obligasi.secara keseluruhan mirip seperti saham biasa,perbedaanya hanya pada tingkat
suku bunga keuntungan yang diperoleh.Suku bunga saham preferen bersifat tetap karena
mengandung campuran obligasi.selain itu, pemilik mempunyai hak tebus yang dapat
ditukarkan dengan saham biasa.Pada bursa efek indonesia,saham preferen selalu
memiliki kode 4 huruf dan terkadang ada tambahan “p”contohnya seperti WSBP,MYOR-
P,dan ASII.
2. Jenis Saham Berdasarkan Cara Pengalihannya
a) Saham AtasUnjuk(Bearer Stocks)
Saham Atas Unjuk adalah saham yang nama kepemilikannya tidak tertulis dalam
lembar kertas agar jenis saham ini mudah dipindah tangankan.Tujuan saham ini
diperuntukkan jual beli sehingga mudah dipindah tangankan tanpa harus mengurus
melalui badan hukum.bukti kepemilikan berdasrkan siapa yang memegang saham
tersebut.
b) Saham Atas Nama(Registered Stocks)
Saham Atas Nama adalah kepemilikan saham terbukti pada namanya yang
tertulis disurat berharga.sehingga cara pengalihannya harus melalui prosedur hukum
untuk melakukan balik nama saham.
3. Jenis Saham berdasarkan Kinerja Perdagangan

5
a) Blue Chip Stocks
Blue Chip Stocks adalah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan bereputasi
tinggi.perusahaan yang mengeluarkan saham blue chip biasanya sebagai petinggi
industtri tersebut dan mempunyai penghasilan yang stabil serta konsisten dalam
membayar bagi hasil.Akibatnya saham jenis ini banyak diincar oleh investor.
b) Income Stocks
Income Stocks adalah saham unggulan yang selalu membayar dividen atau laba
lebih besar dari rata-rata dividen yang dibayarkan periode sebelumnya.sehingga saham
jenis ini biasanya memiliki pendapatan yang selalu meningkat tiap periode.
c) Growth Stocks
Growth Stocks adalah saham dengan pertumbuhan pemasukan perusahaan selalu
tinggi,walaupun perusahaan tersebut tidak selalu dari perusahaan petinggi industri
tersebut.
d) Counter Cyclical Stocks
Counter Cyclical Stocks adalah saham memiliki kondisi paling stabil saat situasi
ekonomi bergejolak.hal ini dikarenakan saham ini tidak akan terpengaruh dengan kondisi
ekonomi dan bisnis.Namun keuntungan saham ini bergantung pada perusahaan yang
megeluarkan saham.

D. Proses dan Pencatatan Penerbitan Saham


Ada beberapa proses yang harus dilalui perusahaan untuk go public, antara lain:
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu
yang berkaitan dengan proses go public. Pada tahap yang paling awal, perusahaan perlu
melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para
pemegang saham dalam rangka go public. Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya
perusahaan menunjuk penjamin pelaksana emisi serta lembaga lain untuk membantu
proses go public.
Penjamin Pelaksana Emisi (Lead Underwriter). Merupakan pihak yang paling banyak
keterlibatannya dalam membantu perusahaan dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan
yang dilakukan penjamin pelaksana emisi antara lain: menyiapkan berbagai dokumen,
membantu menyiapkan prospektus, dan memberikan penjaminan atas penerbitan saham
perusahaan.
Akuntan Publik (Auditor Independen). Bertugas melakukan audit atau pemeriksaan
atas laporan keuanganperusahaan. Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva
tetap perusahaan dan menentukan nilai wajar dari aktiva tetap tersebut.
Konsultan Hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion).
Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar, akta perjanjian-perjanjian
dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, perusahaan menyampaikan pendaftaran kepada lembaga terkait
(Otoritas Jasa Keuangan atau OJK)
3. Tahap Penawaran Saham
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten
menawarkan saham kepada masyarakat (penawaran saham di pasar perdana atau IPO).
Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk.
Perlu diingat pula bahwa tidak seluruh keinginan investor terpenuhi dalam membeli
saham perusahaan yang akan go public. Misal, saham yang dilepas ke pasar perdana
sebanyak 100 juta saham sementara yang ingin dibeli seluruh investor berjumlah 500 juta
saham. Maka terdapat kelebihan permintaan (oversubscribed). Supaya adil maka
biasanya dilakukan penjatahan (allotment).

6
4. Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut
dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Investor yang tidak kebagian di pasar perdana, bisa
membeli di pasar sekunder di Bursa Efek Indonesia

Penerbitan saham biasa perusahaan Ada beberapa Pencatatan Penerbitan Saham antara lain:

1. Penerbitan saham biasa perusahaan


Perusahaan menerbitkan saham biasa untuk mendapatkan dana segar guna
membiayai aktivitas operasional maupun investasinya. Perusahaan dapat menjual
saham secara langsung ke investor ataupun melalui penjamin emisi efek, seperti
misanya Mandiri Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan lainnya.
Jumlah yang diterima perusahaan dari penerbitan saham biasa disebut dengan
harga penerbitan. Harga penerbitan biasanya di atas nilai nominal saham, karena
biasanya harga nominal diatur rendah. Selisih antara harga penerbitan dengan nilai
nominal disebut dengan agio saham. Penerbitan saham biasa hanya mempengaruhi
modal disetor dan bukan laba ditahan.
2. Akuntansi penerbitan saham biasa dengan nilai nominal
Ketika saham biasa diterbitkan pada nilai nominal (at par value), entri atas
transaksi tersebut adalah dengan mendebit aset yang diterima dan mengkredit saham
biasa. Bila harga penerbitan lebih tinggi dari nilai nominalnya (at a premium), maka,
selisihnya dicatat dengan mengkredit agio saham biasa.
Bila harga penerbitan di bawah nilai nominalnya (at a discount), maka, selisihnya
didebit ke agio saham biasa (bila memiliki saldo), namun, bila saldo agio saham biasa
adalah nol, maka, selisih tersebut didebit ke laba ditahan.
a. akuntansi penerbitan saham biasa tanpa nilai nominal
Ketika suatu perusahaan menerbitkan saham tanpa nilai pari atau nominal (no
par), perusahaan mencatat transaksi tersebut dengan mendebit aset yang diterima
dan mengkredit akun saham biasa. Tidak ada agio saham pada kasus penerbitan
saham tanpa nilai nominal, kecuali saham tersebut memiliki nilai yang ditetapkan.
Beberapa saham tanpa nilai nominal memiliki nilai yang ditetapkan atau nilai
statuter (stated value). Entri jurnal atas penerbitan saham biasa dengan nilai yang
ditetapkan hampir sama dengan penerbitan saham biasa dengan nilai nominal.
Perbedaannya hanyalah pada saat penerbitan, nilai saham biasa dikredit ke akun
saham biasa - nilai statuter, serta selisih harga jual dan nilai nominal dikredit ke
agio saham atas nilai statuter (paid-in capital in excess of stated vwalue).
a. Akuntansi atas penerbitan saham biasa untuk aset selain kas
Perusahaan dapat menerbitkan saham biasa untuk mendapatkan aset
selain kas. Entri atas transaksi yang demikian adalah dengan mendebit nilai
pasar aset tersebut pada tanggal transaksi, sedangkan saham biasa dikredit
sebesar nilai nominalnya. Selisih antara nilai pasar aset dengan nilai nominal
saham biasa dikredit ke akun agio saham biasa atau agio saham atas nilai
statuter (tergantung pada jenis saham biasa yang diterbitkan).
Bila saham yang diterbitkan tidak memiliki nilai nominal dan nilai
statuter, maka, nilai saham yang diterbitkan dikredit senilai dengan nilai pasar
aset. Terkadang, perusahaan menerbitkan saham biasa untuk membayar jasa
pengacara atau konsultan. Bila demikian, entri atas transaksi tersebut adalah
dengan mendebit beban perusahaan senilai tarif dari pengacara atau konsultan
tersebut dan mengkredit saham biasa senilai nilai nominalnya.

7
Bila harga penerbitan lebih tinggi dari nilai nominalnya (at a premium),
maka, selisihnya dicatat dengan mengkredit agio saham biasa.
Bila harga penerbitan di bawah nilai nominalnya (at a discount), maka,
selisihnya didebit ke agio saham biasa (bila memiliki saldo), namun, bila saldo
agio saham biasa adalah nol, maka, selisih tersebut didebit ke laba ditahan.  

Asumsikan PT XYZ menerbitkan 10 ribu lembar saham biasa dengan nilai nominal 10 ribu
untuk kas senilai 100 juta.
Entri atas transaksi tersebut adalah:

Kas 100 Juta


Saham Biasa – Nilai Nominal 10 Ribu 100 Juta

Selanjutnya, PT XYZ menerbitkan 100 ribu lembar saham biasa tambahan dengan nilai
nominal 10 ribu pada harga 20 ribu per lembar saham.
Entri atas transaksi tersebut adalah:

Kas 2 Miliar
Saham Biasa – Nilai Nominal 10 Ribu 1 Miliar
Agio Saham Biasa 1 Miliar

Sekarang, asumsikan PT XYZ memiliki laba ditahan sebesar 3 miliar. 


Maka, setelah penerbitan saham, poisisi ekuitas pemilik PT XYZ menjadi sebagai berikut:

Ekuitas Pemilik
Modal Disetor:
Saham Biasa – 10 Ribu Per Value, 110 Ribu Lembar Beredar 1,1 Miliar
Agio Saham Biasa 1 Miliar
Total Modal Disetor 2,1 Miliar

Laba Ditahan 3 Miliar


Total Ekuitas Pemilik 5,1 Miliar

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Struktur kepemilikan atau insiders ownership adalah komposisi, porsi, perbandingan atau
persentase antara modal, ekuitas termasuk saham yang dimiliki oleh orang di dalam perusahaan
(insider shareholders) dan investor (outsite shareholders). Struktur kepemilikan dapat berupa
investor individual, pemerintah, dan institusi swasta. Struktur kepemilikan perusahaan dan
pelaporannya yaitu;
1. Kepemilikan Institusional
Menurut Nabela (2012), kepemilikan institusional adalah proporsi saham yang
dimiliki institusi pada akhir tahun yang diukur dengan persentase.
2. Kepemilikan Manajerial
Menurut Efendi (2013), kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan
saham yang dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan komisaris.
3. Kepemilikan Publik 
Menurut Wijayanti (2009), kepemilikan publik adalah proporsi atau jumlah
kepemilikan saham yang dimiliki oleh publik atau masyarakat umum yang tidak
memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan.

Ekuitas adalah hak pemilik terhadap aset perusahaan dalam neraca setelah dikurangi
dengan kewajiban atau liabilitas perusahaan.Besarnya nilai ekuitas perusahaan dapat digunakan
sebagai cerminan kondisi perusahaan saat itu.

Komponen ekuitas pemegang saham terdiri dari:

1. Laba ditahan, atau saldo laba (retained earnings)


2. Modal disetor,

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.coursehero.com/file/27220967/attachment4docx/

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/01/31/ekuitas

https://www.kajianpustaka.com/2019/12/struktur-kepemilikan-institusional-manajerial-dan-
publik.html

https://manajemenkeuangan.net/ekuitas-pemegang-saham/

https://www.jurnal.id/id/blog/ekuitas-pemegang-saham/

https://www.ocbcnisp.com/id/artikel/2021/04/20jenis-jenis saham

https://www.finansialpost.com/2021/02/akuntansi-penerbitan-saham-biasa.html?m=1

10

Anda mungkin juga menyukai