Disusun Oleh:
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Disetujui Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Universitas Setia Budi diApotek
Apoteker (PKPA) di Apotek Marga Husada ini tidak lepas dari bimbingan,
bantuan dan doa dari berbagai pihak yang dengan senang hati telah memberikan
keterangan, data, waktu, tenaga dan pikiran untuk itu pada kesempatan ini penulis
3. Dewi Ekowati, M.Sc., Apt. selaku ketua jurusan Program Profesi Apoteker
4. Dra. Suhartinah, M.Sc., Apt selaku dosen pembimbing PKPA yang telah
yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan nasehat selama Praktek Kerja
6. Ibu Dwi Astuti Wahyuningsih selaku kepala unit Apotek Marga Husada yang
8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini dapat memberikan manfaat serta
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
1. Tujuan Umum...................................................................................4
2. Tujuan Khusus..................................................................................4
A. Pengertian Apotek.................................................................................6
G. Penyelenggaraan Apotek.....................................................................23
J. Narkotika.............................................................................................34
K. Psikotropika.........................................................................................39
M. Administrasi........................................................................................47
N Perpajakan...........................................................................................50
C. Personalia..............................................................................................54
F. Perpajakan..............................................................................................59
MARGA HUSADA...................................................................................61
B. Pengadaan Barang...............................................................................62
C. Gudang................................................................................................68
D. Distribusi.............................................................................................68
E. Administrasi........................................................................................72
F. Pengembangan Apotek........................................................................76
G. Perpajakan...........................................................................................77
BAB V PEMBAHASAN.......................................................................................82
A. Kesimpulan..........................................................................................88
B. Saran....................................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................91
LAMPIRAN...........................................................................................................93
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, setiap elemen masyarakat baik individu
kesehatan yang mencukupi dengan kualitas yang baik dan terdistribusi secara
yang berperan penting dalam mengelola perbekalan farmasi dan distribusi untuk
Apotek, menyatakan bahwa apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan
adalah apotek.
sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah
pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah pemberian informasi obat dan
terkait obat (drug related problems), masalah farmakoekonomi dan farmasi sosial
(socio-pharmacoeonomy).
baik dan profesional sehingga apotek tersebut dapat berkembang. Apoteker harus
mampu berkomunikasi dengan baik dengan segala pihak baik staf karyawan
apotek maupun dokter dan konsumen atau masyarakat, dapat ditunjang dengan
yang terjadi di apotek sehingga perlu diadakan Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) bagi calon Apoteker sebagai bekal pengetahuan dan pengalaman untuk
obat. Kondisi tersebut menuntut kemampuan dan penguasaan yang lebih baik
tentang terapi obat (farmakoterapi) dari seorang Apoteker untuk bisa memberikan
pelayanan yang bermutu kepada pasien. Saat ini pelayanan kefarmasian telah
bergeser dari orientasi obat menjadi orientasi pada pasien yang mengacu kepada
dapat menerapkan konsep-konsep dan teori yang diperoleh di bangku kuliah pada
situasi yang nyata, melalui interaksi dengan lingkungan yang dihadapi dalam
melalui Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini akan sangat membantu calon
Apoteker untuk menambah wawasan dan wacana bila suatu hari nanti akan
Salah satu cara untuk mengenal dan mendalami ruang lingkup kegiatan
apotek adalah melalui kerjasama antara Program Studi Profesi Apoteker Fakultas
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
obat, perbekalan farmasi di apotek, pelayanan informasi obat serta aspek bisnis
menumbuhkan rasa percaya diri sebagai calon farmasis, berperilaku sesuai dengan
teguh peraturan perundang-undangan dan kode etik profesi, kreatif, inovatif dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Apotek
dilakukan usaha dalam bidang farmasi dan pekerjaan kefarmasian, pengertian ini
apotek adalah suatu tempat dimana dilakukan pengabdian profesi apoteker, dan
dipebarui lagi dengan adanya PP 51 Tahun 2009 dimana Apotek adalah suatu
tempat atau terminal distribusi obat perbekalan farmasi yang dikelola oleh
pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
sumpah.
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
1. Melayani resep dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter hewan untuk
4. Penggantian obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen
aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan atau pasien.
1. Pelayanan Resep
1) Persyaratan administratif :
g) Informasi lainnya
pemberitahuan.
2. Penyiapan Obat
a. Peracikan
b. Etiket
Etiket harus tercantum alamat apotek yang jelas dan nomor telpon
d. Penyerahan obat
mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi
f. Konseling
secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasi
dan lainnya.
Untuk aktivitas ini apoteker harus memuat catatan berupa catatan pengobatan.
meliputi :
pengobatan.
c. Adanya multidiagnosis.
merugikan.
diataranya yaitu:
lain adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian obat tanpa
indikasi, pemilihan obat yang tidak tepat, dosis terlalu tinggi, dosis
terjadi.
menggunakan Formulir 9.
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
Apoteker Pengelola Apotek (APA) saja tetapi juga harus memenuhi persyaratan
apotek yang ketentuan dan tata cara persyaratan apotek dinyatakan dalam
1. Apoteker dapat mendirikan Apotek dengan modal sendiri dan/atau modal dari
4. Surat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk akte hak milik/sewa/
kontrak.
8. Asli dan salinan/foto copy surat ijin atasan bagi pemohon Pegawai Negeri,
9. Akte perjanjian kerja sama APA dan Pemilik Sarana Apotek (PSA).
bidang obat.
1. Bangunan
Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan
peracikan dan penyerahan obat, ruang administrasi dan kamar kerja Apoteker,
dan fungsi apotek, alat pemadam kebakaran harus berfungsi dengan baik
yang terbuat dari papan, seng atau bahan lain yang memadai berukuran
dan tebal 5 mm. Papan nama tersebut harus memuat nama apotek, nama
APA, nomor Surat Ijin Apotek (SIA), alamat apotek dan nomor telepon (jika
ada).
3. Perlengkapan Apotek
a. Alat pembuatan, pengolahan dan peracikan yaitu mortir garis tengah 5-10
timbang yang sudah ditera minimal satu set, timbangan gram dengan enam
psikotropika.
copy resep, faktur dan nota penjualan, buku daftar obat habis, buku
psikotropika.
psikotropika.
Formulir 1;
c. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima permohonan
e. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa
f. Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah
menggunakan Formulir 4;
penundaan diterima.
Formulir 6.
menyebutkan bahwa:
Dengan formulir -1
Pemerintah daerah
Kabupaten/Kota
Maksimal 6 hari kerja sejak
menerima permohonan dan
dinyatakan lengkap administrasi
Dengan formulir 2 Tim Dinkes Kabupaten/Kota : Tenaga
Kefarmasian dan tenaga lainnya yang
menangani bidang sarana dan
prasarana
Maksimal 6 hari kerja melaporkan
hasil pemeriksaan
Dengan formulir 3
Pemerintah daerah
Kabupaten / Kota
Dalam menerbitkan
Diberi kesempatan Menyelenggarakan SIA melebihi
melengkapi (1 Apotek jangka waktu 12
bulan)
bulan, Apoteker
pemohon dapat
Surat Ijin Apotek menyelenggarakan
Formulir 4 Apotek dengan
menggunakan BAP
sebagai pengganti
SIA
Perubahan surat ijin pada pasal 15 Permenkes No. 9 Tahun 2017 yaitu:
a. Setiap perubahan alamat di lokasi yang sama atau perubahan alamat dan
atau perubahan nama Apotek sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
menggunakan Formulir 8.
menggunakan Formulir 9.
pengelolaan sumber daya manusia. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama dan
pembagian tugas yang jelas pada masing-masing bagian dalam struktur organisasi
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA), adalah apoteker yang telah memiliki Surat
Tanda Registrasi Apotek (STRA) atau Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA)
apotek harus ada seorang APA dan seorang apoteker hanya dapat menjadi
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek Pasal 5). Apoteker Pengelola
2. Pemilik Sarana Apotek (PSA) merupakan pemilik dari sarana Apotek tidak
sama dengan PSA apabila diperlukan saja, misalnya karena APA belum
mempunyai cukup modal untuk pengadaan sarana pihak lain, maka sesuai
perlu adanya perjanjian kerja sama antara apoteker dan pemilik saham.
tertentu pada hari buka Apotek yang telah memiliki Surat Izin Praktek
dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek pada pasal 19 menyatakan bahwa
“Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek, maka
APA harus menunjuk Apoteker Pendamping”. Apabila APA tidak bisa selalu
ada di apotek selama jam buka apotek, maka apoteker pendamping ini dapat
menggantikannya.
tersebut tidak ada di tempat lebih dari 3 bulan secara terus menerus, telah
memiliki SIK dan tidak bertindak sebagai APA di apotek lain. Apabila APA
terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, dan Analis Farmasi. TTK
pengeluaran uang yang dilengkapi dengan kwitansi atau nota tanda setoran.
keuangan apotek.
G. Penyelenggaraan Apotek
Apotek yaitu:
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan sesuai ketentuan
1. Perencanaan
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit,
2. Pengadaan
perundang-undangan.
3. Penerimaan
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
4. Penyimpanan
a. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
jelas pada wadah baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama Obat,
e. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan
a. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat
izin kerja.
b. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang
6. Pengendalian
persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau
(surat pesanan dan faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil
obat yang dapat ditimbulkan di dalam tubuh dan bahayanya obat tersebut bagi
pasien, maka penggolongan obat dibagi menjadi obat bebas, obat bebas terbatas,
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang tidak dinyatakan sebagai obat Narkotika
atau Psikotropika atau obat keras atau obat bebas terbatas yang dapat
untuk obat bebas yaitu lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna
Obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada
pasien tanpa resep dokter dalam jumlah terbatas. Pada Surat Keputusan
menetapkan tanda khusus untuk obat bebas terbatas adalah lingkaran biru
dengan garis tepi berwarna hitam, dan tanda khusus dimaksud harus
3. Obat Keras
maupun tidak.
b. Obat-obatan G : obat-obat keras yang oleh Sec. V. St. didaftar pada daftar
c. Obat-obatan W : obat-obat keras yang oleh Sec. V. St. didaftar pada daftar
obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter).
disebutkan bahwa tanda khusus untuk obat keras adalah lingkaran berwarna
merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh
garis tepi, selain itu juga harus mencantumkan kalimat “Harus dengan resep
efek samping yang sangat besar dan untuk mendapatkannya perlu resep
dokter.
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental
dan perilaku. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik
hormon (obat diabetes, obat penenang, dan lain-lain). Obat-obat ini berkhasiat
keras dan apabila digunakan tidak sesuai aturan dapat membahayakan bahkan
a. Semua obat yang pada bungkus luar oleh si pembuat disebutkan bahwa
cara pemakaian lain dengan jalan merobek rangkaian asli dari jaringan.
kesehatan manusia.
d. Yang dimaksud dengan obat baru disini yakni semua obat yang tidak
tercantum dalam Farmakope Indonesia dan Daftar Obat Keras atau obat
yang hingga saat dikeluarkannya Surat Keputusan ini secara resmi belum
Obat Wajib Apotek (OWA) adalah obat keras yang dapat diserahkan
oleh apoteker kepada pasien di apotek tanpa resep dokter. OWA merupakan
masyarakat dalam menolong dirinya sendiri, selain obat bebas maupun obat
bebas terbatas guna mengatasi masalah kesehatan yang dirasa tepat, aman,
menetapkan bahwa OWA yaitu obat keras yang dapat diserahkan oleh
apoteker tanpa resep dokter. Obat yang termasuk dalam OWA ditetapkan
tersebut diwajibkan :
a. Memenuhi kewajiban ketentuan dan batasan tiap jenis obat untuk setiap
(Anonim, 2006).
cerna, obat mulut dan tenggorokan, obat saluran napas, obat yang
meliputi obat sistem pencernaan dan metabolisme, obat kulit, anti infeksi
organ sensorik.
dikeluarkan meliputi:
a) Antasida + Sedatif/Spasmolitik
b) Antispasmolitik + Analgesik
yaitu:
kelanjutan penyakit.
c. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus
di Indonesia.
J. Narkotika
menyatakan bahwa narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan
dan lain-lainnya.
1. Pemesanan Narkotika
Pedagang Besar Farmasi (PBF) Kimia Farma dengan jalan menulis dan
mengirimkan surat pesanan (SP). Surat pesanan dibuat 4 rangkap. Satu untuk
Propinsi dan Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan setempat.
2. Penyimpanan Narkotika
tata cara penyimpanan narkotik, apotek harus memiliki tempat khusus untuk
bahwa :
2) Lemari khusus harus ditaruh di tempat yang aman dan tidak terlihat
oleh umum.
a. Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
cm, maka almari tersebut harus dibuat pada tembok/lantai dengan cara
3. Pelaporan Narkotika
Jenderal.
4. Langkah-langkah SIPNAP :
berikut :
berhasil dilakukan.
berdasarkan resep dokter. Resep yang diberi tanda merah berarti resep
narkotika. Resep tersebut harus dipisahkan dengan resep lainnya dan dicatat
resep, tanggal pengeluaran, jumlah obat, nama dan alamat pasien, nama dan
alamat dokter. Penulisan resep narkotika tidak boleh ada pengulangan (iter)
K. Psikotropika
psikotropika adalah zat/obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang
siklobarbital.
klobazam, klordiazepoksida.
gelap psikotropika.
1. Pemesanan Psikotropika
psikotropika dari apotek hanya dapat dilakukan kepada apotek lain, rumah
sakit, balai pengobatan, puskesmas dan pelayanan resep. Surat pesanan dibuat
4 rangkap.
2. Penyimpanan Psikotropika
tersendiri dalam suatu rak atau lemari khusus, terpisah dari obat-obat yang
3. Pelaporan Psikotropika
berisi obat psikotropika secara tersendiri. Buku catatan harian berisi nomor,
pengeluaran, sisa akhir, bulan, nama dan alamat pasien, dokter penulis resep
Psikotropika).
sebagai berikut:
berhasil dilakukan.
Apotek (APA) dan dilengkapi dengan nomer SIPA serta stempel apotek.
keras tersebut. Surat pesanan rangkap tiga, dua lembar untuk PBF dan satu
pemusnahan.
Pemusnahan.
2) Tempat pemusnahan;
3) Nama APA;
badan/sarana tersebut;
yang dimusnahkan;
2015.
1. Jamu
misalnya dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh
bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara
tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep
peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya
cukup banyak, berkisar antara 5-10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak
Obat Herbal Terstandar adalah obat bahan alam yang telah dibuktikan
hewan uji meliputi uji khasiat dan uji manfaat serta bahan bakunya telah
ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang,
yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang
3. Fitofarmaka
dibuktikan dengan uji klinik serta bahan baku dan produk jadinya telah
dengan uji klinik pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan
4. Kosmetika
pada bagian luar tubuh (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital
bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
bahan yang memenuhi standar mutu serta persyaratan lain yang ditetapkan,
diproduksi dengan terdaftar pada, dan mendapatkan ijin edar dari badan
golongan, yaitu :
lainnya.
penandaan.
M. Administrasi
a. Buku defecta
yang habis atau menipis, dengan buku defecta ini persediaan barang yang
menipis atau kosong dapat terkontrol. Buku defecta ini menjadi dasar
b. Surat pesanan.
c. Buku pembelian.
Dalam buku ini tercantum tanggal, nomor urut, nama PBF, nomor faktur,
dan psikotropika dicatat dalam buku stok khusus. Satu buku untuk
b. Kartu stock
c. Kartu stelling
pengeluran obat dengan resep atau tanpa resep. Kartu ini diletakan pada
a. Daftar Harga
buku daftar harga baik berupa harga-harga obat dengan merk dagang,
dan bentuk sediaan. Harga yang dicantumkan yaitu HNA (Harga Netto
b. Laporan Harian
penjualan obat bebas, bebas terbatas, OWA dan penjualan resep setiap
hari.
4. Administrasi Harga
a. Resep obat racikan (dibuat di apotek) dan untuk resep obat keras pada
Embalase.
b. Untuk resep dari obat golongan bebas, bebas terbatas dan ethical pada
Embalase.
N. Perpajakan
lain :
PPn adalah pajak yang harus dibayar apotek pada setiap pembelian obat
Pajak ini dikenakan setiap tahun dan besarnya tergantung pada luas
bersih sehingga SSP (Surat Setoran Pajak) nihil dan untuk SPT (Surat
Pajak Tahunan) baru dibayar setelah memiliki laba bersih operasional dalam satu
tahun.
BAB III
kefarmasian yang meliputi pelayanan obat berdasarkan resep BPJS maupun non
tentang obat dan pengobatan yang benar serta sebagai tempat penyaluran
Perusahaan Daerah Apotek Marga Husada berdiri yaitu sejak tahun 1964.
Apotek ini pertama kali berlokasi di Jalan Veteran Surakarta kemudian pada tahun
Surakarta, karena tanah dan bangunan Pabrik ES II Saripetojo dijual pada pihak
III, maka atas Surat Gubernur No.539/31264 tahun 1984 tanggal 15 Oktober 1984
di Jalan K.H Agus Salim No. 2 Surakarta kepada Direksi Aneka Jasa Niaga untuk
pendirian apotek. Maka pada tahun 1985 Apotek Marga Husada secara resmi
yang dalam hal ini adalah Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Tengah dengan
dikepalai oleh seorang Kepala Unit yaitu Ibu Dwi Astuti Wahyuningsih dan
Apotek Marga Husada terletak di tepi jalan raya dengan lalu lintas yang
lokasi sangat mempengaruhi berhasil tidaknya usaha apotek yang akan didirikan.
Pertimbangan lain yang juga perlu antara lain tingkat kepadatan penduduk, adanya
1. Ruang tunggu
antrian pelayanan obat. Ruangan cukup luas, terdapat bacaan seperti koran dan
pembayaran.
Tempat untuk meracik obat yang dikelilingi dengan lemari obat untuk
4. Ruang administrasi
5. Ruang manager
7. Ruang apoteker
8. Toilet
1 untuk pasien.
9. Mushola
10. Dapur
C. Personalia
Reseptir : 2 orang
Administrasi : 2 orang
Kasir : 2 orang
Kepala Unit
PENANGGUNGJAWAB
APOTEK
1. Manajer
yang optimal sesuai dengan rencana kerja, yaitu dengan dengan cara
d. Menyusun buku defecta dan buku penerimaan resep dan obat bebas.
e. Mencatat di buku penerimaan barang dari PBF sesuai nomor seri, nama
administrasi.
4. Administrasi
5. Kasir
6. Reseptir
7. Penjaga malam
Jam kerja di apotek Marga Husada buka setiap hari Senin sampai Sabtu
dan tutup pada hari libur. Di Apotek Marga Husada dibuat pembagian shift
persetujuan manager. Mulai dari pakaian seragam yang wajib digunakan setiap
membersihkan dan merapikan lingkungan apotek, serta pengecekan stok dan diisi
jika terdapat stok yang kosong ataupun tinggal sedikit. Stok yang tinggal sedikit
disendirikan dalam rak etalase yang berbeda. Setiap hari barang yang keluar
dicatat dalam nota penjualan dan dimasukkan dalam kartu stok untuk pengeluaran
barang. Mencatat barang yang kosong atau barang yang tinggal sedikit untuk
jadwal shift pertama berakhir petugas kasir menyusun semua nota penjualan obat
HV, alkes maupun resep yang sudah dilayani dan kemudian hasil penjualan shift
penjualan resep, OWA, HV, alkes dan pencatatan resep di buku resep.
F. Perpajakan
Apotek Marga Husada merupakan salah satu usaha hasil kerja sama lebih
dari satu orang yang dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jenis
pajak yang harus dikenakan oleh Apotek Marga Husada antara lain:
Pajak ini dikenakan setiap tahun dan besarnya tergantung pada luas tanah
Pajak dikenakan pada Badan Usaha (Apotek) yang dibayar secara berkala
yaitu setiap masa pajak yang telah ditetapkan satu bulan dengan menggunakan
Surat Pemberitahuan Masa (SPT masa). Pajak badan ini dikenakan sebesar
10% dari keuntungan yang telah dikurangi bunga bank dan PPh 22.
Pajak ini dikenakan saat pembelian obat dari PBF yang besarnya 10%.
5. Pajak Reklame
7. Retribusi Sampah
Berdasarkan PP No.46 Tahun 2013 Pasal 2, Wajib Pajak orang pribadi atau
Wajib Pajak badan tidak termasuk bentuk usaha tetap dan menerima penghasilan
dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan
Tahun Pajak dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 1%. Peraturan
BAB IV
Surakarta dimulai pada tanggal 1-30 November 2017. Mahasiswa PKPA ikut
langsung kegiatan pelayanan di apotek seperti penyiapan obat paten dan racikan,
pemberian etiket, penyerahan obat, KIE, menulis di buku resep dari resep instansi
dilakukan setiap hari Senin sampai Sabtu yang dibagi dalam 3 shift yakni shift
pagi 08.00-13.00 WIB, shift siang 12.00-17.00 dan shift sore 16.00-21.30 WIB,
dimana terdapat 3 kelompok shift yaitu 2 kelompok yang terdiri dari 4 mahasiswa
Universitas Setia Budi dan satu kelompok terdiri dari 3 mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Tugas yang diberikan di apotek yaitu membuat artikel ilmiah baik tentang
obat tradisional maupun penyakit, leaflet, studi kelayakan pendirian apotek dan
perencanaan analisa ABC. Selain itu, mahasiswa juga melakukan skrinning resep
dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) dan tenaga kerja lainnya.
B. Pengadaan Barang
melihat stock barang yang ada di apotek disesuaikan dengan kebutuhan sehingga
tidak ada penumpukan barang didalam apotek. Pengadaan barang juga harus
dilakukan yaitu berasal dari PBF yang jelas, berdasarkan buku defecta, macam
memindahkan stock obat yang habis atau mendekati habis ke tempat stock barang
adalah semacam titipan barang dari pemilik (distributor) kepada apotek, dimana
apotek bertindak sebagai agen komisioner, menerima komisi apabila barang sudah
distributor tersebut.
1. Perencanaan
habis (stock) atau persediaan yang tinggal sedikit, jenis barangnya termasuk
fast atau slow moving, stok barang, pola penyakit disekitar apotek serta
yang habis maupun yang hampir habis dicatat pada buku defacta. Hal ini
bertujuan agar barang yang ada di lemari untuk pelayanan tidak habis
jumlah dan jenis item yang akan dipesan berdasarkan catatan pada buku
defacta.
2. Pemesanan
oleh APA dan dibuat rangkap dua satu lembar pertama untuk PBF, dan satu
Pesanan (SP) barang ditujukan kepada PBF melalui salesman. Surat Pesanan
yaitu:
a. Distributor atau sub distributor yang resmi, memiliki surat izin, dan
berkualitas.
d. Memberikan diskon.
kemudian dibuat Surat Pesanan (SP) yang ditandatangani oleh APA. Surat
Pesanan diserahkan kepada PBF saat barang yang dipesan datang. Surat
a. Surat Pesanan umum untuk obat bebas, bebas terbatas, alat kesehatan, obat
keras selain narkotika dan psikotropika. Surat Pesanan ini dibuat rangkap
dua, yaitu lembar yang asli diberikan kepada PBF dan salinannya
disimpan di apotek.
disediakan oleh Kimia Farma. Surat Pesanan ini dibuat rangkap empat
(putih, hijau, kuning, biru). Tiga lembar pertama (putih, hijau, kuning)
untuk PBF, dan satu lembar terakhir (biru) untuk arsip apotek.
psikotropika dan satu SP dapat digunakan untuk pemesanan lebih dari satu
merah muda, kuning, hijau). Tiga lembar pertama (putih, merah muda,
kuning) untuk PBF, satu lembar terakhir (hijau) untuk arsip apotek.
yang mengandung prekursor. Surat pesanan ini dibuat rangkap tiga, yaitu
dua rangkap untuk PBF dan satu rangkap untuk arsip apotek.
3. Pembelian
First Out) dan FEFO (First Expire Date First Out). Metode FIFO artinya
barang yang masuk terlebih dahulu harus digunakan lebih dahulu dan metode
FEFO artinya barang yang Expire Date lebih cepat harus digunakan terlebih
dahulu. Selain barang pembelian dari PBF, barang yang dijual di apotek
4. Penerimaan Barang
SIPA atau STRTTK. Penerimaan barang harus disertai dengan faktur pembeli
faktur dan SP. Pada saat barang datang dilakukan pengecekan barang yang
meliputi nama apotek, nama obat, jumlah barang tiap item, jenis, No. batch,
dan bentuk sediaan. Jika sudah sesuai, faktur asli dan copy faktur ditanda
tangani oleh APA atau TTK yang memiliki SIPA/STRTTK disertai dengan
sediaan dan waktu kadaluarsa. Apabila barang yang datang tidak sesuai
dengan pesanan atau cacat maka barang tersebut akan dikembalikan. Faktur
dengan tanggal jatuh tempo, sedangkan copy faktur disimpan sebagai arsip
untuk administrasi Apotek. Copy faktur akan ditukar dengan faktur asli
Barang yang datang kemudian diberi harga sesuai dengan harga jual
kertas labeling/label harga. Faktur obat dipisahkan setiap bulan dan dicatat di
5. Penyimpanan barang
disusun secara alfabetis, obat bebas dan bebas terbatas disusun berdasarkan
bentuk sediaan dan diletakan pada etalase depan, sedangkan obat generik,
obat paten dan obat BPJS dipisahkan penyimpanannya yang terletak di etalase
Sediaan sirup, salep, tetes mata dan tetes telinga dikelompokkan dalam etalase
stok. Kartu stok berfungsi untuk mengetahui barang masuk dan keluar, serta
sisa akhir. Tujuan penyimpanan barang supaya barang aman, mudah diawasi,
penyimpanan obat tidak boleh terkena sinar matahari langsung, sejuk dan
suhunya harus sesuai dengan suhu stabilitas obatnya. Dalam hal ini mahasiswa
etelase yang kemudian diurut berdasarkan abjad, golongan obat dan bentuk
C. Gudang
yang datang diperiksa kesesuaian kondisi fisik, jumlah yang tertera di surat
pesanan dan faktur, kemudian barang dicatat dalam kartu stok gudang dan
pemasukan dan pengeluaran barang dicatat dalam kartu stok barang. Pencatatan
dilakukan secara langsung sesuai dengan transaksi, hal ini untuk mempermudah
D. Distribusi
resep, pelayanan obat bebas, penjualan obat non resep yang meliputi obat bebas
terbatas dan Obat Wajib Apotek (OWA), dan non obat seperti alat kesehatan,
Distribusi atau penjualan obat dan sedian farmasi di apotek Marga Husada
meliputi :
harga dan dimintakan persetujuan kepada pasien. Setelah resep dibayar, resep
diberi tanggal, dicap lunas, dan diberi nomor unit. Kemudian resep dilayani
untuk diracik/disiapkan, diberi etiket, dicek kembali oleh Apoteker atau TTK
dan diserahkan kepada pasien dengan informasi yang diperlukan. Resep yang
masuk di Apotek Marga Husada adalah kebanyakan dari dokter umum baik
dipastikan bahwa obat yang tertulis dalam resep tersedia di apotek. Kajian
resep dari aspek legalitas dinilai dari keabsahannya. Suatu resep dikatakan
1) Nama dan alamat dokter serta Surat Ijin Praktek (SIP), dan dapat pula
Obat akan disiapkan setelah mendapat persetujuan dari pasien. Bagi pasien
yang kurang mampu yang mendapatkan resep obat dengan harga mahal,
obat yang ada dalam resep atau menyarankan untuk mengganti dengan
obat yang memiliki zat aktif, bentuk sedian, maupun khasiat yang sama
tetapi dengan harga yang lebih murah, misalnya diganti dengan OGB,
Sediaan racikan : diracik, dicatat pada Sediaan jadi : prngambilan obat, dicatat
pada kartu stock, resep dicatat dibuku
kartu stock, resep dicatat dibuku
memberikan alamat, hal ini juga bertujuan jika ada kesalahan penyerahan
obat, maka alamat pasien dapat dilacak untuk diganti dengan obat yang benar,
juga mempunyai tujuan jika obatnya belum bisa diberikan semua dapat
diberikan sebagian dulu baru sisanya dikirim ke alamat pasien. Copy resep
dapat diberikan jika dalam resep tertulis iter ataupun diberi sebagian. Copy
resep berisi nama dan alamat apotek, nama apoteker, SIPA dan paraf apoteker.
2. Penjualan Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas dan Obat Wajib Apotek
Obat yang dapat di beli tanpa resep merupakan obat bebas, obat bebas
terbatas, dan obat keras dengan aturan tertentu. Obat prekursor, psikotropika
dan narkotika tidak bisa dibeli tanpa resep dokter. Penjualan obat bebas, obat
bebas terbatas dan OWA merupakan penjualan tanpa resep dokter dan harus
a. Pasien yang datang biasanya langsung membeli obat. Namun ada juga
menggunakan obat yang sama, tetapi jika belum, pasien ditawarkan obat
d. Jika pasien setuju, siapkan obat. Jika pasien tidak setuju ditawarkan harga
e. Setelah obat disiapkan, berikan edukasi dengan aturan pakai dan efek yang
f. Penjualan obat bebas, obat bebas terbatas menggunakan nota rangkap dua,
satu untuk kasir, dan satu lagi untuk pasien. Penjualan obat yang berada di
beberapa jenis alat kesehatan seperti kasa, spuit, pipet, masker, kapas, WWZ
Husada antara lain Madu, kapsul kutuk, kapsul kulit manggis, kapsul biji jinten
hitam. Komoditi lainnya seperti perlatan bayi, sabun, makanan dan minuman
.
E. Administrasi
APA yang dibantu oleh Kasir Keuangan dan kasir dalam melaksanakan tugas
sehari-hari antara lain membuat pembukuan keuangan apotek dan pelaporan obat
1. Pembukuan
a. Buku defecta
pemesanan.
dilakukan setiap hari berdasarkan faktur dan tanda terima barang. Dalam
buku ini tercantum tanggal faktur, tanggal barang datang, asal PBF, jenis
c. Kartu Stok
jumlah barang yang masuk dan keluar, baik berupa obat maupun komoditi
jumlah barang masuk atau keluar dan sisa barang yang ada di apotek
Marga Husada.
Fungsi kartu ini hampir sama dengan kartu stock yaitu untuk
mengetahui jumlah barang yang ada di apotek, kartu ini diletakkan pada
barang kita harus mencatat tanggal, digunakan untuk resep nomor berapa,
jumlah tambah/yang diambil, sisa stock dan tanda paraf bagi yang
menggunakan.
resep, jenis obat paten, bentuk racikan, nama pasien, dan harga. Buku ini
f. Buku Penjualan Obat Bebas (HV) dan Obat Wajib Apotek (OWA)
Buku ini digunakan untuk mencatat jumlah, nama obat dan harga
penjualan obat bebas serta alat kesehatan, jumlah total penjualan dicatat
bebas.
Buku ini mencatat faktur yang telah dibayar dari pihak apotek
kepada PBF. Faktur ini dicatat dalam buku kas dengan menuliskan
nama PBF, nomor faktur, dan jumlah tagihan pengeluaran dan total
Buku ini digunakan untuk mencatat faktur yang telah dibayar pihak
asli yang disertai faktur pajak. Faktur ini dicatat dalam buku kas dengan
barang, nama PBF, nomor faktur dan jumlah tagihan. Pengeluaran total
2. Laporan
berikut:
a. Laporan Harian, yaitu Laporan yang terdiri dari laporan jumlah resep yang
masuk, jumlah uangnya dan jumlah penjualan obat bebas dan obat wajib
apotek.
penggunaan bahan baku narkotik yang dibuat rangkap empat, dan dikirim
dan untuk arsip apotek. Laporan khusus pengadaan dan pelayanan resep
OGB dikirim kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta dan Provinsi
Jawa Tengah.
c. Laporan Tri Bulan. Laporan Tri Bulan merupakan pelayanan resep selama
tiga bulan dan tenaga Farmasi. Laporan dikirim dan ditujukan kepada
penyimpanan resep selama tiga tahun. Berita acara dibuat rangkap 6 dan
F. Pengembangan Apotek
yang saat ini semakin kompetitif seiring dengan banyaknya apotek baru disekitar
antara apotek yang satu dengan apotek yang lainnya, sehingga untuk
obat baru dan alat kesehatan baik jumlah maupun jenisnya, peningkatan mutu
Hal lain yang dimiliki Apotek Marga Husada adalah lahan parkir yang
teduh membuat pasien nyaman untuk datang dengan kendraan pribadi, ruang
tunggu yang bersih, nyaman dan toilet bersih sehingga pasien tidak sungkan untuk
ke kamar mandi sambil menunggu resepnya dilayani. Apotek Marga Husada juga
dengan ramah, cepat dan tepat sehingga dapat meningkatan kepuasan pelanggan.
G. Perpajakan
yang dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, antara lain :
Pajak ini dikenakan setiap tahunnya dan besarnya tergantung pada luas
yang diperoleh selama 1 tahun. Pembayaran pajak yang berupa cicilan tiap
bulan sebesar 1/12 dari pajak keuntungan bersih tahun sebelumnya, angsuran
pajak yang dilakukan oleh wajib pajak sendiri dari pajak keuntungan bersih
a. PPh Pribadi/Perseorangan
Bagi wajib pajak dengan peredaran bruto tidak lebih dari Rp. 4,8
Milyar, dikenakan tarif PPh Badan sebesar 50% x 25% atau sama dengan
12,5%. Sedangkan, bagi wajib pajak dengan peredaran bruto lebih dari Rp.
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.
pemerintah sebesar 5%, dikurangi dengan PTKP. Penghasilan yang lebih dari
dengan suami
sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak
Pajak dikenakan pada konsumen dan bibayarkan saat pembelian obat dari
5. Pajak Reklame
besarnya berdasarkan jenis dan ukuran papan nama apotek, dilakukan melalui
7. Retribusi Sampah
lebih dari Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) per tahun. Dibayarkan
sebesar 2% dari omset jika Apotek merupakan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
dengan penghasilan lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
perbulan atau lebih dari Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah)
pertahun.
BAB V
PEMBAHASAN
jumlah obat yang akan di ambil untuk resep racikan, membuat kapsul atau
puyer, menulis etiket baik etiket putih untuk pemakaian dalam (oral),
etiket biru untuk pemakaian luar dan menempelkan label “kocok dahulu”
terhadap setiap item obat yang akan diserahkan untuk mencegah terjadi
atau obat bebas terbatas disertai dengan pemberian informasi dan edukasi
harga obat bebas dan obat bebas terbatas; Swamedikasi; Mengamati sistem
terutama untuk penjualan obat bebas dan bebas terbatas serta obat wajib
apotek; Menghitung harga NPPN setiap item obat yang terjual serta selalu
mengurangi stok obat setiap kali ada pembelian. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui stok obat yang tersisa dan mempermudah saat akan dilakukan
stok opname apotek. Stok obat yang hampir habis atau yang mendekati
dilakukan pemusnahan.
Apotek Marga Husada melayani obat dengan resep dan obat tanpa
resep. Pelayanan obat tanpa resep dokter meliputi obat bebas, obat bebas
terbatas dan Obat Wajib Apotek (OWA). Apotek Marga Husada juga
data jenis obat yang paling laris (fast moving) dengan mempertimbangkan
persedian barang yang menipis dan kebiasaan peresepan obat oleh dokter.
Setiap persediaan atau perbekalan farmasi yang menipis atau habis maka
terhadap obat Expired Date. Oleh karena itu, persediaan barang yang
nama obat, bentuk sediaan, jumlah, nomor batch, harga dan tanggal
masuk. Apabila pengiriman tidak sesuai dengan surat pesanan maka akan
distampel oleh petugas yang menerima barang saat itu.Faktur terdiri dari 4
faktur asli dan salinan lainnya akan jadi arsip PBF yang akan digunakan
yaitu sistem First In First Out (FIFO) yang berarti barang yang terlebih
dahulu datang akan dijual terlebih dahulu dan sitem First Expired First
Out (FEFO) yang artinya obat yang masa kedaluarsanya cepat akan dijual
kerusakan barang atau kadaluarsa. Bila ada barang yang rusak atau
yang telah disetujui dengan PBF yang bersangkutan baik untuk obat bebas,
obat bebas terbatas, dan obat keras dimana syaratnya berbeda tiap PBF
harus dalam satu box utuh, ada juga yang dikembalikan dalam jangka satu
dalam lemari khusus. Narkotika disimpan dalam lemari dua pintu, pintu
penjualan dari pelayanan resep umum, BPJS, OWA (Obat Wajib Apotek),
pelayanan obat bebas terbatas dan obat bebas. Di Apotek Marga Husada
lebih mudah dalam perincian obat dan perincian pendapatan dari hasil
bentuk laporan pendapatan harian di bedakan antara shift pagi dan shift
fasilitas antara lain adanya ruang tunggu yang dilengkapi dengan televisi
Hal ini bertujuan untuk mengurangi waktu tunggu obat terutama obat
dan wawasan untuk memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang
profesional.
BAB VI
A. Kesimpulan
serta alat kesehatan kepada masyarakat telah menjalankan tugas dan fungsinya
sebagai tempat pengabdian profesi apoteker yang baik, didukung dengan letak
lokasi yang cukup strategis, nyaman dan sesuai dengan syarat pendirian
apotek.
obat-obatan atau alat kesehatan yang mempunyai mutu serta kualitas yang
3. Dari aspek bisnis, Apotek Marga Husada dikelolah secara profesional oleh
pengembangan apotek.
masyarakat dapat terhindar dari penggunaan obat palsu atau tidak bermutu.
perlu diperhatikan oleh pasien seperti cara penggunaan, efek samping yang
Pemberian KIE ini dilakukan saat penyerahan obat oleh apoteker atau
Asisten Apoteker.
mengerti tentang fungsi, peran dan tugas seorang apoteker di apotek dan
konsumen.
B. Saran
Konseling, Informasi, dan Edukasi (KIE) terutama pada saat penyerahan obat
dalam menggunakan obat dengan begitu akan diperoleh hasil yang lebih
optimal.
(rekam medik) serta monitoring obat agar dapat digunakan sebagai pedoman
obat yang sering diresepkan serta perbekalan farmasi lainnya di Apotek Marga
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Resep BPJS
Lemari Obat Salep Mata, Tetes Mata & Telinga, dan Sirup Apotek Marga Husada
Rak penyimpanan Buffer Obat Keras Paten (Brand) Apotek Marga Husada
Lemari Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas Apotek Marga Husada
Lemari Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas Apotek Marga Husada
Pelayanan Pasien
Kelua Rencana
HPP Stok Opname r Pengadaan
Harga Minim Maksim Dala kumulatif %
NO satuan Dana Kela Harga al al m1 Jumla Harga Penggunaa Penggunaa %Kumulat
. Nama Obat (Rp) Keluar (Rp) s Stok Sisa (Rp) Keluar Keluar Bulan h Item (Rp) n n if
201135 13.7509543 13.7509543
1 Ketosteril 7950 210 1669500 A 463 253 0 210 294 210 41 325950 1669500 6 6
1678666. 10.5917930 24.3427474
2 Cedocard 5mg 1137 1131 1285947 A 1238 107 121659 1131 1583.4 1131 1476.4 8 2955447 6 2
7.32247585 31.6652232
3 Brilinta 14817 60 889020 A 86 26 385242 60 84 60 58 859386 3844467 9 8
7.08328585 38.7485091
4 Glimepirid 4 mg 2606 330 859980 A 609 279 727074 330 462 330 183 476898 4704447 3 3
4.34890919 43.0974183
5 Cralvox 35200 15 528000 A 30 15 528000 15 21 15 6 211200 5232447 6 3
Meloxicam 7,5 2.91824985 46.0156681
6 mg 692 512 354304 A 581 69 47748 512 716.8 512 647.8 448277 5586751 6 8
2.67754432
7 Ardium 7740 42 325080 A 74 32 247680 42 58.8 42 26.8 207432 5911831 1 48.6932125
2.48145628 51.1746687
8 Lansoprazole 30 1351 223 301273 A 402 179 241829 223 312.2 223 133.2 179953 6213104 8 9
2.39848931
9 Harnal 0,4 mg 14560 20 291200 A 45 25 364000 20 28 20 3 43680 6504304 4 53.5731581
2.07969285 55.6528509
10 Nexium 20 mg 16833 15 252495 A 19 4 67332 15 21 15 17 286161 6756799 5 6
1.90264777 57.5554987
11 Hi-bone 3850 60 231000 A 91 31 119350 60 84 60 53 204050 6987799 3 3
Mecobalamin 1.68701435 59.2425130
12 500 mg 770 266 204820 A 536 270 207900 266 372.4 266 102.4 78848 7192619 9 9
Methilprednisol 1.56004762 60.8025607
13 on 16 1035 183 189405 A 207 24 24840 183 256.2 183 232.2 240327 7382024 5 2
1.53117844 62.3337391
14 Alganak 0,5mg 2860 65 185900 A 85 20 57200 65 91 65 71 203060 7567924 6 6