Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AGROFORESTRY

SISTEM AGROFORESTRY YANG BERKEMBANG

DI DAERAH

KONAWE UTARA

OLEH:

NAMA : FIKRY HAIKAL

NIM : M1B119070

KELAS : ILMU LINGKUNGAN B

FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-
Nya sehingga makalah dengan berjudul Sistem Agroforestry Yang Berkembang Di Daerah
Konawe Utara penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca
tentang Sistem Agroforestry Yang Berkembang Di Daerah Konawe Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Kendari,18 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

Bab 1 pendahuluan

1.1 latar belakang


1.2 rumusan masalah

Bab 2 pembahasan

2.1 Hubungan antara sistem Agroforestri dengan Sumber Daya Alam di Konawe Utara

2.2 aspek aspek yang ada dalam sistem agroforestry

2.3 dampak dan manfaat dari sistem agroforestry

Bab 3 penutup

3.1 kesimpulan

3.2 saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia, tetapi sayangnya
keberadaannya tidak tersebar merata dan beberapa negara seperti Indonesia, Brasil, Kongo,
Maroko, dan berbagai negara di Timur Tengah memiliki kekayaan alam hayati atau
nonhayati yang sangat berlimpah.Sebagai contoh, negara di kawasan Timur Tengah memiliki
persediaan gas alam sebesar sepertiga dari yang ada di dunia dan Maroko sendiri memiliki
persediaan senyawa fosfat sebesar setengah dari yang ada di bumi.Akan tetapi, kekayaan
sumber daya alam ini sering kali tidak sejalan dengan perkembangan ekonomi di negara-
negara tersebut.

menurut para ahli salah satunya, Suryanegara (1977) mengatakan bahwa secara definisi
sumber daya alam adalah unsur - unsur lingkungan alam, baik fisik maupun hayati yang
diperlukan manusia dalam memenuhi  kebutuhannya guna meningkatkan kesejahteraan
hidup.

Agroforestri adalah solusi untuk masalah konversi lahan dari hutan menjadi lahan pertanian.
Konversi lahan yang mengakibatkan masalah lingkungan seperti banjir, kekeringan, erosi
tanah, kelangkaan / kepunahan keanekaragaman hayati, penurunan kesuburan tanah hingga
perubahan lingkungan dapat dikurangi dengan sistem agroforestri. Maka dari itu sumberdaya
alam dan agroforestry saluing berhubungan.

1.2Rumusan Masalah
1) Bagaimana hubungan antara system Agroforestri dan sumber daya alam yang ada di
konawe utara
2) Apa saja aspek aspek yang ada dalam sistem agroforestri
3) Apa saja dampak dan manfaat dari sistem agroforestry

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Hubungan antara sistem Agroforestri dengan Sumber Daya Alam di


Konawe Utara
Agroforestri adalah sistem budidaya tanaman kehutanan yang dilakukan bersama dengan
tanaman pertanian / peternakan. Tanaman kehutanan yang dimaksud adalah tanaman
pepohonan, sedangkan tanaman pertanian berkaitan dengan tanaman semusim.

Di Indonesia, sistem ini seringkali disebut dengan istilah “wanatani” yang merupakan
gabungan dari kata “wana” dan “tani” yang berarti hutan tani. Pada prakteknya, agroforestri
ialah suatu sistem pengelolaan lahan yang berguna untuk mengatasi masalah ketersediaan
lahan dan untuk meningkatkan produktivitas lahan.

Konsep Agroforestri

Konsep agroforestri merupakan rintisan dari tim Canadian International Development Centre
yang melakukan kegiatan identifikasi prioritas pembangunan dalam bidang kehutanan di
negara berkembang pada kisaran tahun 1970-an. Tim ini menyimpulkan jika hutan di
kawasan berkembang belum cukup dimanfaatkan dan hanya terbatas pada aspek, yaitu:

 eksploitasi selektif hutan alam


 tanaman hutan secara terbatas

Oleh sebab itu, agroforestri diharapkan mampu mengoptimalkan penggunaan lahan dan
mencegah perluasan lahan terdegradasi, melestarika sumber daya hutan, meningkatkan mutu
pertanian dan menyempurnakan intensifikasi serta diversifikasi silvikultur.

Dari pengertian agroforestri maka dapat disimpulkan jika sistem ini sangat bervaraisi dan
dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteris-kriteria sebagai berikut:

1. Secara Struktural adalah berkaitan dengan komposisi komponen, seperti sistem


agrisilvikultur, silvopastur, agrisilvopastur dan lainnya
2. Secara Fungsional adalah terkait fungsi atau peranan utama suatu sistem, terutama
komponen tanaman kayu
3. Secara Sosial Ekonomis adalah berkaitan dengan tingkat masukan dalam suatu
pengelaolan, meliputi masukan rendah atau tinggi, intensitas dan skala pengelolaan,
tujuan usaha, sub sistem, komersial dan intermedier
4. Secara Ekologis adalah menyangkut kondisi lingkungan dan kesesuaian ekologis
penerapan sistem agrisilvikultur, silvopastur, agrisilvopastur dan lainnya

Sumber daya alam (SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Yang tergolong di dalamnya tidak
hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga
komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah.[1][2]
Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri telah
membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus
berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini.

Agroforestri dan sumber daya alam saling berhubungan karena dalam sistem agrorestri ini di
lakukan dengan tujuan melestarikan sumber daya alam

Untuk daerah Sulawesi Tenggara termasuk daerah penulis yaitu Konawe Utara merupakan
daerah yang masuk daerah dengan klasifikasi agroforestri berdasarkan zona agroekologi yang
masuk pada zona tropis lembab bersama Kalimantan dan juga Sumatera.Dimana, Pada zona
ini memiliki curah hujan dan kelembaban udara yang tinggi, memiliki pohon-pohon dengan
diameter besar dan pohon yang tinggi. Topografi pada zona tropis lembab berbukit-bukit
dengan jenis tanah podsolik dan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.Pada hutan
tropis lembab dataran rendah (Lowland Dipterocarps Forests)sering disebut dengan mixed
dispterocarps forest karena didominasi oleh jenis-jenis pohon komersil dari suku
Dipterokarpa, selain itu terdapat pula hutan pegunungan, hutan rawa dan hutan payau atau
mangrove.

Salah satu contoh pengembangan sistem agroforestry di konawe utara adalah Pengembangan
sistem irigasi Kabupaten Konawe Utara diprioitaskan pada kawasan yang mempunyai tingkat
produktifitas pertanian tinggi seperti Kecamatan Asera, Oheo, Andowia, dan Kecamatan
Lembo, meliputi :
a. Pengembangan Daerah irigasi (D.I) yang merupakan kewenangan
Kabupaten Konawe Utara.
b. Pembangunan Bendung/pintu air (intake), Saluran Irigasi primer dan
Saluran Irigasi Sekunder pada jaringan di daerah irigasi yang ada.
c. Rehabilitasi, pemerliharaan, dan peningkatan operasi jaringan irigasi yang
ada.

2.2 Aspek Aspek Yang Ada Dalam Sistem Agroforestri

a.) Aspek Ekologi dalam Pengelolaan Agroforestri


Proses pengembangan agroforestri memiliki beberapa prinsip ekologi dasar. Prinsip-prinsip
ekologi yang menjadi landasan pengembangan agroforestri (Pujiono, et al., 2013; Sunaryo
dan Joshi, 2003), yaitu:
1. Memperbaiki kondisi tanah dan kehidupan organisme di dalam
tanah agar sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
2. menjaga ketersediaan hara dan menyeimbangkan aliran hara
3. Memanfaatkan radiasi matahari dan udara melalui pengelolaan
iklim mikro pengawetan air dan pengendalian erosi seoptimal mungkin.
4. Meminimalisir kerugian akibat serangan hama dan penyakit dengan pencegahan dan
pengendalian yang ramah lingkungan
5. Penerapan sistem pertanian terpadu dengan tingkat keragaman hayati fungsional yang
tinggi, dalam usaha mengeksploitasi komplementasi dan sinergi sumber daya genetik dan
sumber daya lainnya

b.) Aspek sosial budaya

Faktor-faktor sosial budaya dapat mempengaruhi petani atau masyarakat dalam mengambil
keputusan dalam pengusahaan agroforestri. Sebagai contoh, masyarakat Krui tetap menanam
tanaman lain selain lada meskipun pendapatan terbesar dari repong damar diberikan oleh
komoditas tersebut. Hal ini terjadi karena adanya rasa kebanggaan apabila seseorang dapat
mewariskan repong damar kepada anak cucunya (Suharjito, et al., 2003). Sejarah dan tradisi
memegang peran penting dalam kehidupan, cara dan sistem pengunaan lahan. Pada umumnya
petani memiliki keterikatan yang kuat pada budaya setempat.Petani menggunakan teknologi
yang memungkinkan mereka menjadi mandiri dan mampu mengendalikan pengambilan
keputusan atas pemanfaatan sumber daya dan produk setempat untuk mempertahankan
identitas mereka. (Reijntjes et al., 1992).

c.) Aspek Ekonomi

Landasan dari penerapan agroforestri adalah interaksi biofisik


yang positif, hal tersebut akan menghasilkan interaksi ekonomi yang positif pula. Interaksi
biofisik mencerminkan interaksi ekonomi, apabila output fisik per satuan lahan diubah
menjadi nilai uang persatuan biaya faktor produksi dan pada interaksi ekonomi antar
komponen dalam sistem agroforestri bersifat menguntungkan netral ataupun kompetitif.
Sistem agroforestri akan dikatakan menguntungkan apabila ada interaksi antar komponen
baik dari segi biofisik maupun ekonomi.

2.3 Dampak Dan Manfaat Dari Sistem Agroforestry


a.) Dampak Sistem Agroforestri Pada Lingkungan

Penggunaan lahan berubah dengan pesat di Asia Tenggara, dari hutan menjadi sistem
dengan tutupan berbagai jenis pepohonan (Verbist et al., 2004). Dimana kondisi ekonomi
dan ekologi mendukung serta dibutuhkannya beragam produk, tegakan berbagai
pepohonan dan keanekaragaman fungsi merupakan kunci untuk mengembangkan
agroforestri (Reijntjes et al., 1992). Sebagai salah satu sistem penggunaan lahan,
agroforestri memberikan tawaran yang cukup menjanjikan bagi pemulihan fungsi hutan
yang hilang setelah dialih-gunakan.
Namun tidak semua fungsi yang hilang itu dapat dipulihkan melalui penerapan agroforestri.
Bahkan penerapan sistem agroforestri mungkin mengakibatkan dampak yang negatif
(Widianto et.al., 2003). Hasil-hasil penelitian terkait dengan dampak agroforestri terhadap
lingkungan antara lain :

 Dampak Agroforestri terhadap fisik Tanah


Tanah merupakan suatu sistem yang sangat kompleks yang dapat ditinjau dari beberapa
segi, yaitu fisik, kimiawi dan biologis. Tanah merupakan media yang baik bagi perakaran
tanaman, sebagai gudang unsur hara dan sanggup menyediakan air serta udara bagi
keperluan tanaman (Nawawi, 2001). Tingkat produktivitas tanah salah satunya dipengaruhi
oleh sifat fisik tanah sehingga pengolahan tanah yang baik dan teratur dapat meningkatkan
kesuburan fisik tanah

 Dampak Agroforestri Terhadap Seresah


Seresah dalam ekologi digunakan untuk dua pengertian yaitu sebagai lapisan bahan
tumbuhan mati yang terdapat pada permukaan tanah dan bahan bahan tumbuhan mati
yang tidak terikat lagi pada tumbuhan. Seresah merupakan bahan organik yang mengalami
beberapa tahap proses dekomposisi dan dapat menghasilkan zat yang penting bagi
kehidupan terutama dalam peristiwa rantai makanan (Arif, 2003 dalam Wijiyono, 2009).
produksi seresah, ketebalan seresah dan dekomposisi seresah tergantung pada sistem
penggunaan lahan suatu agroforestri. Ketersediaan seresah pada agroforestri memberikan
masukan bahan organik bagi tanaman. Selain itu seresah yang jatuh di permukaan tanah
dapat melindungi permukaan tanah dari pukulan air hujan dan mengurangi
penguapan.Tinggi rendahnya peranan seresah ini ditentukan oleh kualitas bahan organic
tersebut. Semakin rendah kualitas bahan, semakin lama bahan tersebut dilapuk,sehingga
terjadi akumulasi seresah yang cukup tebal pada permukaan tanah hutan(Hairiah et al.,
2003).

 Dampak Agroforestri terhadap Keanekaragaman Hayati


Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman antar makhluk hidup dari berbagai
sumber termasuk di antaranya daratan (terrestrial), perairan (marine) dan ekosistem
perairan lainnya; ini termasuk pula keanekaragaman dalam spesies, antar spesies dan dalam
ekosistem (Widianto et al., 2003). Kegiatan agroforestry berdampak terhadap
keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna. Pola agroforestri yang berbeda
menunjukkan keanekaragaman hayati yang berbeda pula seperti hasil penelitian Guison et
al. (2004) di Sumberjaya, Lampung yang menyebutkan bahwa keanekaragaman hayati pada
agroforestri kompleks lebih tinggi dibandingkan pada agroforestri sederhana.

 Dampak Agroforestri terhadap Konservasi Tanah dan Air (KTA)


Kegiatan agroforestri dengan berbagai bentuk dan pada berbagai kondisi lahan
menimbulkan dampak terhadap kondisi tanah dan air. Dampak tersebut dapat berupa
peningkatan atau penurunan erosi, limpasan permukaan, laju infiltrasi serta kualitas dan
kuantitas air. Upaya konservasi tanah dan air diarahkan untuk mencegah terjadinya erosi
dan menjaga debit air. Seta (1991) menyatakan bahwa usaha konservasi tanah dilakukan
untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi dan memperbaiki tanah-tanah yang rusak,
juga menentukan kelas kemampuan tanah dan tindakan yang diperlukan agar tanah dapat
dipergunakan seoptimal mungkin.

b.) Manfaat Sistem Agroforestri

 Membantu penggunaan lahan secara optimal sehingga dapat memperbaiki kebutuhan


hidup masyarakat
 Meningkatkan daya dukung ekologi manusia terutama di daerah pedesaan.
Agroforestri juga bisa dimanfaatkan untuk menjamin dan memperbaiki kebutuhan
pangan
 Meningkatkan persediaan pangan pada tiap musim, sehingga petani dapat
memperoleh tambahan penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari. Namun untuk
memperoleh manfaat ini, maka petani harus memperhatikan kualitas nutrisi,
pemasaran serta setiap proses yang terjadi pada agroforestri
 Memperbaiki penyediaan energi lokal terutama produksi kayu bakar
 Meningkatkan dan memperbaiki produksi bahan mentah hasil kehutanan maupun
pertanian. Umumnya peningkatan produksi bahan mentah ini dilakukan secara
kualitatif dan diversifikasi. Selain itu, biasanya juga dilakukan dengan memanfaatkan
berbagai jenis pohon dan perdu
 Memperbaiki kualitas hidup terutama di daerah pedesaan, terutama di daerah miskin.
Agroforestri dapat meningkatkan pendapatan serta tersedianya lapangan pekerjaan
bagi masyarakat
 Meningkatkan kinerja usia produktif (usia muda) di pedesaan sehingga kualitas hidup
dapat meningkat
 Memelihara dan memperbaiki kemampuan dan kelestarian lingkungan setempat. Hal
ini dapat dilakukan dengan mencegah terjadinya erosi tanah dan degradasi lingkungan
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Daerah Sulawesi Tenggara termasuk daerah penulis yaitu Konawe Utara merupakan daerah
yang masuk daerah dengan klasifikasi agroforestri berdasarkan zona agroekologi yang masuk
pada zona tropis lembab bersama Kalimantan dan juga Sumatera.Dimana, Pada zona ini
memiliki curah hujan dan kelembaban udara yang tinggi, memiliki pohon-pohon dengan
diameter besar dan pohon yang tinggi. Topografi pada zona tropis lembab berbukit-bukit
dengan jenis tanah podsolik dan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.Pada hutan
tropis lembab dataran rendah (Lowland Dipterocarps Forests)sering disebut dengan mixed
dispterocarps forest karena didominasi oleh jenis-jenis pohon komersil dari suku
Dipterokarpa, selain itu terdapat pula hutan pegunungan, hutan rawa dan hutan payau atau
mangrove. Salah satu contoh pengembangan sistem agroforestry di konawe utara adalah
Pengembangan sistem irigasi Kabupaten Konawe Utara diprioitaskan pada kawasan yang
mempunyai tingkat produktifitas pertanian tinggi seperti Kecamatan Asera, Oheo, Andowia,
dan Kecamatan Lembo, meliputi :
a. Pengembangan Daerah irigasi (D.I) yang merupakan kewenangan
Kabupaten Konawe Utara.
b. Pembangunan Bendung/pintu air (intake), Saluran Irigasi primer dan
Saluran Irigasi Sekunder pada jaringan di daerah irigasi yang ada.
c. Rehabilitasi, pemerliharaan, dan peningkatan operasi jaringan irigasi yang
ada.

Aspek aspek yang ada dalam sistem agroforestry adalah aspek social budaya,Aspek ekologi
dan aspek ekonomi.Selain memiliki dampak yang salah satunya mempengaruhi kondisi
lingkungan seperti sifat fisik tanah,Agroforestri memiliki manfaat juga diantaranya adalah
Membantu penggunaan lahan secara optimal sehingga dapat memperbaiki kebutuhan hidup
masyarakat,Meningkatkan daya dukung ekologi manusia terutama di daerah pedesaan.
Agroforestri juga bisa dimanfaatkan untuk menjamin dan memperbaiki kebutuhan pangan
dan juga Meningkatkan persediaan pangan pada tiap musim, sehingga petani dapat
memperoleh tambahan penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari. Namun untuk memperoleh
manfaat ini, maka petani harus memperhatikan kualitas nutrisi, pemasaran serta setiap proses
yang terjadi pada agroforestry.

3.2 Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa
sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Sumber%20Daya%20Alam
%20Kelas%20XI/MP_files/konten2.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam

https://rimbakita.com/agroforestri/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5612173/sumber-daya-alam-pengertian-jenis-
manfaat-contoh-dan-cara-melestarikannya

file:///C:/Users/ACER/Downloads/Documents/Copy_compressed-final-
%20PENGEMBANGAN%20AGROFORESTRI%20-.pdf

https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/
DOCRPIJM_1501133767BAB_II.pdf

Anda mungkin juga menyukai