Anda di halaman 1dari 24

PROFIL PENGGUNAAN OBAT ANTI HIPERTENSI DI

PUSKESMAS MANDALA MEKAR

KARYA TULIS ILMIAH

Reni Siregar

191FF01059

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS BHKATI KENCANA

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA 3

PROGRAM STUDI FARMAS9

BANDUNG

2021
Lembar Pengesahan

PROFIL PENGGUNAAN OBAT ANTI HIPERTENSI DI PUSKESMAS

MANDALA MEKAR PERIODE BULAN NOVEMBER- DESEMBER 2021

Untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Sidang Ahli Madya

Program Pendidikan Diploma Tiga

Reni Siregar

191FF01059

Bandung, 30 Januari 2022

Pembimbing I Pembimbing II

30-01-2022

( Dr. apt. Agus Sulaeman M.Si )


PROFIL PENGUNAAN OBAT ANTI HIPERTENSI DI PUSKESMAS

MANDALA MEKAR PERIODE BULAN NOVEMBER – DESEMBER

ABSTRAK

Tingkat penyakit hipertensi di Indonesia mengalami peningkatan tiap tahunya.

Jika penyakit ini tidak diobati akan menyebabkan komplikasi pada organ-organ

vital seperti: jantung. Pengobatan untuk hipertensi bisa dilakukan pengobatan

secara farmakologi dengan pemberian obat antihipertensi seperti: amlodipine dan

captropil. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran

penggunaan obat hipertensi yang diberikan kepada pasien rawat jalan di

Puskesmas Mandala Mekar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan

menggunakan data sekunder yang diambil dari Puskesmas Mandala Mekar.

Pengambilan data dilakukan secara retrospektif yaitu dengan melakukan

penelusuran terhadap dokumen terdahulu yang diambil dari resep selama bulan

November hingga Desember.


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini dengan judul “PROFIL PENGGUNAAN OBAT HIPERTENSI DI

PUSKESMAS MANDALA MEKAR “. Sebagai salah satu syarat mencapai

gelar Ahli Madya di Prodi D-III Farmasi Universitas Bhakti Kencana Bandung.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari dukungan,

bimbingan, saran, serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Entris Sutrisno, MH.Kes., Apt selaku Rektor Universitas Bhakti

Kencana;

2. Bapak Dr. apt. Agus Sulaeman M.Si selaku pembimbing PKL yang telah

memberikan waktu untuk membimbing dalam proses penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini;

3. dr. Hj. Ahyani Raksanagara, M.Kes, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota

Bandung

4. Ibu Yudhiza Ghaztela, S.Si.,Apt selaku pembimbing PKL di Dinas Kesehatan

Kota Bandung

5. Ibu Drg. Rian Fadila Aril selaku Kepala Puskesmas Mandala Mekar Bandung

6. Bapak M. Taufik NH, S.Farm., Apt selaku pembimbing di Puskesmas

Mandala Mekar Bandung


7. Ibu Novia Hergiani, S.Farm selaku TTK di Puskesmas Mandala Mekar

Bandung

8. Pacarku Firman Julianto Situngkir, SH., yang baik hati suka menolong dan

rajin menabung serta ganteng sekali serta tak lupa selalu mendampingiku

selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Sahabat dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan semangat

dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

10. Semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam

pelaksanaan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini, maka penulisan mengharap kritik dan saran pembaca untuk

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat menambah dan

memperluas wawasan serta meningkatkan pengetahuan dalam bidang ilmiah, dan

tentunya bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Jsnuari 2020

Penulis,
DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................

ABSTARCT.....................................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN ...........................................................................................

1.1.............................................................................................................LAT

AR BELAKANG................................................................................

1.2.............................................................................................................RUM

USAN MASALAH.............................................................................

1.3.............................................................................................................TUJ

UAN MASALAH ..............................................................................

1.4.............................................................................................................MAN

FAAT PENELITIAN ........................................................................

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................

2.1...............................................................................................................

PENGERTIAN PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)

..............................................................................................................

2.2...............................................................................................................

HIPERTENSI ......................................................................................
2.3...............................................................................................................KER

ANGKA KONSEP...............................................................................

2.4...............................................................................................................DEFI

NISI OPERASIONAL .........................................................................

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................

BAB IV

DESAIN PENELITIAN ..................................................................................

4.1...............................................................................................................DES

AIN PENELITIAN ..............................................................................

4.2...............................................................................................................LOK

ASI DAN WAKTU PENELITIAN .....................................................

4.3...............................................................................................................POP

ULASI DAN SAMPEL .......................................................................

4.4...............................................................................................................CAR

A PENGUMPULAN DATA ...............................................................

BAB V

PEMBAHASAN ..............................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009

Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun social

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan

ekonomis. Upaya kesehata adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan

disebut sarana kesehatan ( Departemen Kesehatan RI, 2009 ).


Hipertensi merupakan penyakit kronis dengan karakteristik tekanan darah

cenderung naik turun sehingga diperlukan pengobatan yang lama bahkan seumur

hidup. Gangguan system peredaran darah ini menyebabkna kenaikan tekanan

darah diatas normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg. Tanpa disadari penderita

mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak, ataupun

ginjal. Gejala-gejala hipertensi seperti pusing, gangguan pengelihatan, dan sakit

kepala, sering kali terjadi pada saat hipertensi sudah lanjut disaat tekanan darah

sudah mencapai angka tertentu (Triyanto E, 2014)

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,

prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1%. Hal ini terlihat dari hasil

pengukuran tekanan dari usia 18 tahun keatas. Prevalensi tinggi terjadi di

Kalimantan Selatan 44,1% dan yang terendah di Papua 22,2%. Pravelensi

hipertensi terdiagnosis sedang minum obat adalah 60,03 %, jadi menurut

Riskesdas tahun 2018 adalah 11,54 % penduduk di Bandung yang menderita

penyakit hipertensi.

Puskesmas sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat memiliki tugas untuk

menyelenggarakan kesehatan masyarakat sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014. Salah satu upaya kesehatan

yang wajib dilaksanakan puskesmas adalah upaya pengobatan, yang diantaranya

adalah pengobatan pasien hipertensi. Pengobatan hipertensi di puskesmas

umumnya dengan obat generic, seperti Amlodipin dan Captropil.

Di Puskesmas Mandala Mekar, hipertensi menduduki peringkat kedua

dalam daftar kunjungan pasien puskesmas . jumlah pasien hipertensi yang berjenis
kelamin perempuan lebih besar dari laki-laki dan sebagian besar penderita berada

pada rentang usia 60 sampai 69 tahun

Berdasarkan uraian diatas, maka penting untuk dibuat gambaran

penggunaan obat yang sesuai dengan prosedur sehingga mampu mengatasi

penyakit hipertensi dan berbagai resiko yang ditrimbulkan dari penyakit ini.

Untuk mengetahui gambaran pengobata hipertensi di Puskesmas Mandala Mekar,

maka penelitian ini mengangkat judul “ Profil penggunaan obat hipertensi di

Puskesmas Mandala Mekar”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah penelitian ini adalah

bagaimanakah gambaran penggunaan obat hipertensi di Puskesmas Mandala

Mekar?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan obat

hipertensi yang diberikan untuk pasien di Puskesmas Mandala Mekar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Puskesmas


Penelitian ini dapat memberikan bahan pertimbangan dalam

pengadaan obat dan penggunaan jenis obat hipertensi di Puskesmas

Mandala Mekar

1.4.2 Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui lebih dalam mengenai penyakit

hipertensi untuk gambaran umum penggunaan obat hipertensi di

Puskesmas Mandala Mekar.

1.4.3 Bagi perkembangan ilmu Farmasi

Menambah informasi mengenai penggunaan obat hipertensi dalam

perkembangan ilmu Kefarmasian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang

pusat kesehatan masyarakat. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan


perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

preventif, utuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di

wilayah kerjanya.

a. Pembangunan kesehatan yang diselenggrakan di Puskesmas bertujuan

untuk mewujudkan masyarakat yang:

1. Memiliki perilaku kesehatan seperti kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat.

2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu

3. Hidup dalam lingkungan yang sehat

4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

b. Fungsi pelayanan kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan

No.128 Tahun 2004 Tentang Kebijakan Daasar Puskesmas, Puskesmas

sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama mempunyai fungsi

sebagai berikut:

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

2.1.1 Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74

Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Standar

pelayanan kefarmasian digunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian


dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian adalah

suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan

dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk

meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus

didukung oleh ketersediaaan sumber daya kefaramasian, pengorganisasian yang

berorientasi kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur operasional sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

a. pengaturan standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas bertujuan untuk:

1. meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian

2. menjamin kepastian hokum bagi tenaga kefarmasian

3. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak

rasional dalam rangka keselamatan pasien.

b. Standar pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi standar

1. Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai

2. Pelayanan farmasi klinik

2.2 Hipertensi

2.2.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dari ateri yang bersifat

sistematik ataui terus-menerus untuk jangka waktu lama. Hipertensi tidak terjadi

tiba-tiba, melainkan melalui proses yang cukup lama. Tekanan darah yang tidak
terkontrol dalam periode tertentu akan menyebabkan tekanan darah tinggi

permanen yang disebut hipertensi (Lingga, 2012).

Hipertensi bisa dicatat sebagai tekanan sistolik dan diastolic. Tekanan

sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah kedalam

pembuluh nadi (saat jantung mengerut), sedangkan diastolic adalah tekanan darah

saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali ( pembuluh nadi

mengempis kosong ) (sutanto, 2010 ). Hipertensi adalah peningkatan tekanan

darsh 140/90 mmHg pada dua kali pengukurana dengan selang waktu lima menit

dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2014).

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi

2.2.2.1 Faktor risiko yang tidak dapat diubah

a. Jenis Kelamin

Hipertensi sering kali menyerang pria bila pada usia dewasa muda.

Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar

60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan

dengan perubahan hormone estrogen setelah menopause. Peran

hormone estrogen adalah meningkatkan kadar High Density

Lipoprotein (HDL) yang merupakan faktor pelindung dalam

pencegahan terjadinya proses aterosklerosis.

b. Umur
Pada umumnya, semakin bertambahnya usia seseorang maka semakin

besar pula tinggi tekanan darahnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan

struktur pembuluh darah seperti penyempitan lumen, serta dingding

pembuluh darah menajdi kaku dan elastisitasnya berkurang sehingga

meningkat tekanan darah.

c. Keturunan

Ada faktor genetic pada keluarga tertentu atau menyebabkna keluarga

itu mempunyai riwayat hipertensi. Hal ini berhubungan dengan

peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio potassium

terhadap sodium individu dengan orang tua dengan hipertensi

mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari

pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.

2.2.3.2 Faktor risiko yang dapat diubah

a. Merokok

dapat menyebabkan hipertensi karena kebanyakan efek ini berkaitan

dengan kandungan nikotin. Nikotin dapat menggangu system saraf

simpatis yang dapat mengakibatkan ketagihan merokok, nikotin juga

meampu meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah dan

menyebabkan gangguan irama jantung.

b. Stress

Kejadia hipertensi lebih besar terjadinya hipertensi. Kejadian

hipertensi lebih besar terjadi pada individu yang memiliki


kecenderungan emosional yang dapat merangsang timbulnya hormone

adrenalin dan menyebabkan jantung berdetak lebih kencang sehingga

memicu peningkatan tekanan darah.

c. Konsumsi garam berlebih

Garam (NaCl) mengandung natrium yang dapat menarik cairan di luar

sel agar tidak di keluarkan sehingga menyebabkan penumpukan cairan

tubuh. Hal inilah yang dapat membuat peningkatan volume tekanan

darah.

d. Obesitas

Obesitas adalah keadaan penumpukan lemak berlebih dalam tubuh.

Berat badan yang berlebih akan meningkatkan volume darah untuk

mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi yang lebih banyak, yang

secara otomatis akan meningkatkan tekanan darah.

2.2.3 Gejala Hipertensi

Pada sebagian penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala,

meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya

berhubungan dengan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang

dimaksud adalah sakit kepala, pendarahan dari hidung, pusing, kelelahan yang

bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan

tekanan darah normal (Wahyu, 2015).

2.2.4 Penatalaksanaan Hipertensi


Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-

obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup..modifikasi gaya hidup dapat

dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari 1/4 – ½ sendok the (6

gram/hari), menurunkan berat badan, menghindari minuman berkafein, rokok, dan

minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan untuk penderita hipertensi, dapat

berupa lari, jogging, bersepedah selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5xper

minggu. Penting juga untuk istirahat (6-8jam) dan mengendalikan stress.

(Kemenkes ri, 2014).

2.2.5 Pencegahan Hipertensi

Pencegahan hipertensi dilakukan dengan mengupayakan gaya hidup sehat

dengan cara:

a. Tidak merokok

b. Menghindari stress

c. Mengatur asupan makan (diet sehat), mengurangi asupan garam,

mengurangi asupan makanan yang berlemak

d. Mengatasi obesitas dan mengontrol berat badan

e. Aktivitas fisik teratur

2.2.5 Jenis-Jenis Obat Anti Hipertensi (OAH)

a. Diuretic
Mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing), sehingga volume cairan

tubuh berkurang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih

dan berefek turunya tekanan darah.digunakan sebagai obat pilihan

pertama pada hipertensi tanpa ada penyakit lainya. (Direktorat

Pengendalian Tidak Menular, 2015).

Ada beberapa jenis diuretic yang bisa digunakan untuk menurunkan

tekanan darah yaitu:

i. Diuretic loop bekerja dengan membuat ginjal mengeluarkan lebih

banyak cairan, sehingga mengurangi cairan di aliran darah. Contoh,

furosemide, torasemide.

ii. Diuretic hemat kalium bekerja dengan cara mengurangi kadar air

dan natrium di dalam tubuh dengan tetap mempertahankan kalium.

Contoh, amiloride, spironolactone.

iii. Diuretic thiazide bekerja dengan cara menurunkan cairan dalam

tubuh dan juga memperlebar pembuluh darah. Contoh,

hydrochlorothiazed, klortiazid.

b. Penghambat simpatis

Dengan menghambat aktivitas syaraf simpatis (syaraf yang bekerja

saat beraktivitas). Contoh, metildopa, klonidin dan reserpine. Efek

samping yang dijumpai adalah anemia hemolitik (kekurangan sel darah

merah karena pecahnya sel darah merah), gangguan fungsi hati dan

kadang-kadang dapat menyebabkan penyakit hati kronis.


c. Betablocker

Melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis obat ini tidak dianjurkan

pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan

seperti asma bronhical. Contoh, metoprolol, propranolol, atenolol dan

bisoprolol.

d. Penghambat angiotensin-converting enzyme(ACE-inhibitor) dan

antagonis reseptor angiostensin II (angiotensin reseptor blocker, ARB)

i. Penghambat angiotensin-coverting enzyme (ACE-inhibitor).

ACE-inhibitor bekerja dengan cara menghambat terjadi

vasodilatasi dan penurunan sekresiu aldosterone. Vasodilatasi

secara langsung akan menurunkan tekanan darah, sedangkan

berkurangnya aldosterone akan menyebabkan ekskresi air dan

natrium dan retensi kalium. Contoh obat ACE-inhibitor yaitu

captropil, fosinopril, imidapril, ramipril.

ii. Antagonis reseptor angiotensin II ( angiotensin reseptor

blocker, ARB). Pemberia ARB menurunkan tekanan darah

tanpa mempengaruhi frekuensi denyut jantung. Contoh obat

ARB yaitu losartan, valsartan, ibesartan, candesartan.

e. Vasodilator

Bekera dengan merelaksasi otot polos, yang menurunka resistensi dan

mengurangi tekanan darah. Obat-obat ini menyebabkan stimulasi

reflex jantungdan efek samping yang terjadi adalah pusing dan sakit

kepala. Contoh obat vasodilator yaitu hidralazim, diazoksid.


f. Antagonis kalsium

Bekerja dengan menghambat jalan masuk kalsium ke dalam otot

jantung dan dingding pembuluh darah, sehingga menyebabkan denyut

jantung melambat dan pembuluh darah melebar. Contoh obat

antagonis kalsium yaitu nifedipin, amlodipine, diltiazem, verapamil.

2.3 Kerangka Konsep

Menurut Natoatmodjo, S, (2010) untuk memudahkan alur penelitian maka

harus dibuat kerangka konsep penelitian. Keseuaian pengobatan hipertensi

meliputi: Administrasi, Farmasetis dan Klinis. Adapun konsep penelitian

digambarkan sebagai berikut:

Karakteristik
Responden

Profil Penggunaan
Oabt Antihipertensi

Penggolongan Obat
Hipertensi

2.4 Definisi Operasional


a. Karakteristik responden adalah data responden yang dilihat dari segi

jenis kelamin dan umur pasien pada resep penderita hipertensi.

b. Penggolongan obat hipertensi adalah jenis zat aktif obat berdasarkan

mekanisme kerjanya yaitu diuretic, penghambat simpatis, betablocker,

Penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE-inhibitor) dan

antagonis reseptor angiostensin II (angiotensin reseptor blocker, ARB),

vasodilator dan antagonis kalsium.

c. Profil penggunaan obat antihipertensi adalah data yang dilihat dari

peresepan obat antihipertensi.

BAB III

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah survey

deskriptif. Survey deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk

menggambarkan atau memotret masalah kesehatan serta yang terkait dengan


kesehatan sekelompok penduduk atau orang yang tinggal dalam komunitas

tertentu. (Notoatmodjo, 2014)

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain survey

deskriptif yaitu prosedur penelitian kuantitatif. Dimana data dalam penelitian ini

diambil langsung dari resep penderita hipertensi yang bertujuan untuk mengetahui

profil penggunaan obat hipertensi berdasarkan usia, jenis kelamin, dan golonngan

penggunan obat di Puskesmas Mandala Mekar.

BAB IV

DESAIN PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian survey deskriptif dimana dilakukan

penelusuran resep pasien hipertensi di Puskesmas Mandala Mekar


4.2 Lokasi dan Waktu Pnelitian

Lokasi : Puskesmas Mandala Mekar

Waktu : Waktu penelitian yang dilakukan selama tiga bulan, yaitu pada

bulan November-Januari tahun 2022

4.3 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh resep

pengggunaan obat anti hipertensi pada pasien, sedangkn sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut (sugiyono, 2017).

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh resep yang memuat

penggunaan obat hipertensi di Puskesmas Mandala Mekar periode November -

Januari 2022

4.4 Cara Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini cara pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan

observasi. Dimana observasi yang dimaksud adalah menganalisa resep

penggunaan obat anti hipertensi pada pasien perbulan sampai tiga bulan. Data

yang diamati yaitu resep penggunaan obat anti hipertensi pada pasien periode

November – Desember tahun 2022 di Puskesmas Mandala Mekar.

Anda mungkin juga menyukai