Anda di halaman 1dari 2

Model Framework Kasus Peran petani dalam realisasikan ketahanan pangan sumatera utara

Studi kasus program food estate di desa ria ria kabupaten humbang husundutan.

Kerangka teoritis atau Theoretical Framework merupakan output atau hasil dari
kegiatan tinjauan Pustaka. Sekaran 2003 mendefinisikan Theoretical framework sebagai
sebuah model konseptual tentang bagaimana seorang peneliti berteori mengenai keterkaitan
antara faktor faktor yang telah teridentifikasi sebagai hal hal yang penting bagi masalah.

Sekaran 2003 mengatakan bahwa Teoritical framework menggambarkan keterkaitan antara


lebih dari satu variable yang dianggap terintegrasi pada dinamika situasi yang sedang di teliti.
Dalam kasus yang kami analisis keterkaitan variabel petani dengan ketahanan pangan serta
variabel food estate sebagai bentuk dari program ketahanan pangan. Hubungan antar variable
-independent, dependent , dan jika ada intervening dan moderating- dielaborasi
keterkaitannya.  Theoretical framework dapat divisualisasikan ke dalam sebuah diagram yang
dapat mempermudah pemahaman pembaca. Theoretical framework yang baik
setidaknya mencakup (Sekaran, 2003):

1. Variabel – variabel yang dianggap relevan bagi penelitian harus diidentifikasi secara


jelas dan diberi nama yang mudah dimengerti dalam pembahasan.
2. Pembahasan harus menyatakan bagaimana dua atau lebih variabel saling
berkaitan satu sama lain.
3. Jika sifat dan arah hubungan antar variabel dapat disusun berdasarkan penemuan pada
penelitian sebelumnya, maka harus ada indikasi dalam penjelasan apakah hubungan
akan menjadi positif atau negatif.
4. Harus ada keterangan yang jelas alasan menetapkan hubungan antar variabel.
5. Argumen dapat ditarik dari temuan penelitian sebelumnya. Diagram skematik dari
kerangka teoritis harus digambarkan untuk memudahkan pembaca memahami
keranga teoritis tersebut.

Dikaitkan dengan studi kasus Peran petani dalam merealisasikan ketahanan pangan sumatera
utara (studi kasus program food estate di desa ria ria kabupaten humbang husundutan)
Berdasarkan studi kasus di atas, maka kami menentukan variabel-variabel sebagai berikut :

Dependen : Petani

Independent : Ketahanan pangan, program food estate, pangan

Penjelasan keterkaitan antara variabel ;


Ketahanan pangan kita tidak lepas dari sifat produksi komoditi pangan itu sendiri
yang musiman dan berfluktuasi karena sangat mudah dipengaruhi oleh iklim/cuaca. Perilaku
produksi yang sangat dipengaruhi iklim tersebut sangat mempengaruhi ketersediaan pangan
nasional. Kalau perilaku produksi yang rentan terhadap perubahan iklim tersebut tidak
dilengkapi dengan kebijakan pangan yang tangguh maka akan sangat merugikan, baik untuk
produsen maupun konsumen, khususnya produsen berskala produksi kecil dan konsumen
berpendapatan rendah. Karakteristik komoditi pangan yang mudah rusak, lahan produksi
petani yang terbatas; sarana dan prasarana pendukung pertanian yang kurang memadai dan
lemahnya penanganan panen dan pasca panen mendorong Pemerintah untuk melakukan
intervensi dengan mewujudkan kebijakan ketahanan pangan.

Petani menjadi salah satu peranan kunci dalam meningkatkan kualitas pangan suatu
negara karena Petani adalah para pelaku utama dalam lapangan yang berdampaj pada
pembangunan pertanian dan ketahanan nasional.

Sebagai upaya menjamin ketersediaan dan keberlangsungan produksi pangan,


Pemerintah merencanakan program Food Estate salah satunya di wilayah Humbang
Hasundutan Sumatera Utara sebagai bentuk ketahanan pangan nasional.

Reference :
Sekaran, Uma (2003), Research Methods For Business: A Skill Building Aproach, New
York-USA: John Wiley and Sons, Inc

Anda mungkin juga menyukai