VIKTIMOLOGI
Dosen Pengampu:
Dr. Ni Nyoman Juwita Arsawati, S.H., M.Hum.
Oleh:
Putu Nadya Tasya Putri 8.18.2.1664
Shella Monika Shalsadilla 8.18.2.1678
Anak Agung Ayu Prami Utami 8.18.2.1706
Fadilah Rizki Maharani 8.18.2.1708
I Nyoman Gede Sedana Kasmariadi 8.18.2.1716
Gede Axel Adin Ivantara 8.18.2.1717
Gde Putra Mahendra Junior 8.18.2.1718
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Viktimologi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
4
Kemudian pada tahap kedua ini yang sudah diputus yaitu untuk
terdakwa Eurico Guterres (mantan wakil Panglima PPI/Komandan Aitarak)
yang dinyatakan bersalah dan dipidana 10 tahun penjara, sedangkan
terdakwa Endar priyanto (mantan Dandim 1627 Dili), Asep Kuswani
(mantan Dandim 1638 Liquica), Adios Salova (mantan Kapolres Liquica)
6
dan Leonito Martins (mantan Bupati Liquica) dinyatakan tidak bersalah dan
dibebaskan dari segala tuntutan yang diajukan oleh jaksa penuntut umum
ad hoc.2 Eurico Barros Guterres adalah salah seorang terdakwa yang
dijatuhi pidana mulai dalam pemeriksaan tingkat pertama sampai pada
pemeriksaan tingkat kasasi. Guterres baru dibebaskan dalam pemeriksaan
peninjauan kembali. Kasus Posisi dan Dakwaan Jaksa Penuntut Umum:
Pada pengadilan HAM ad-hoc tingkat pertama, Guterres dijatuhi pidana 10
tahun penjara. Putusan pengadilan tingkat pertama selanjutnya diringankan
dalam pemeriksaan banding yang menjatuhkan pidana 5 tahun penjara
terhadap Guterres. Akan tetapi, dalam pemeriksaan kasasi, Mahkamah
Agung membatalkan putusan pengadilan banding dan kembali
mengukuhkan putusan pengadilan tingkat pertama yang menjatuhkan
pidana penjara 10 tahun terhadap Guterres. Pada tahun 2008, Mahkamah
Agung membebaskan Guterres dalam pemeriksaan peninjauan kembali.3
Internasional”. Jurnal Hukum Internasional Vol. 2 No. 2 Agustus 2003. Jakarta: Lembaga
Pengkajian Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Indonesia, hlm. 104-105
7
TINJAUAN PUSTAKA
Korban
8
9
Perlindungan Korban
Pengadilan HAM
9
Ibid, hlm 164
10
Soedjono Dirdjosisworo, 2002, Pengadilan Hak Asasi Manusia Indonesia,
CITRA ADITYA BAKTI
12
A. Tujuan idiil:
1) Untuk ikut memelihara perdamaian dunia
2) Menjamin pelaksanaan Hak Asasi Manusia
3) Memberi perlindungan, kepastian, keadilan dan perasaan
perorangan ataupun masyarakat.
B. Tujuan praktis
Untuk menyelesaikan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang
berat karena extra ordinary crimes dan berdampak luas, pada tingkat
nasional mapun internasional. Perkara yang diadili dalam
Pengadilan Hak Asasi Manusia bukan merpakan tindak pidana yang
diatur dalam KUHP, melainkan perbatan yang menimbulkan korban
Pelanggaran HAM
12 Yumna Sabila. 2018. Landasan Teori Hak Asasi Manusia Dan Pelanggaran
a Kejahatan Genosida
c Kejahatan Perang
d Kejahatan Agresi
13
Zunnuraeni. 2013. Politik Hukum Penegakan Hak Asasi Manusia Di Indonesia
Dalam Kasus Pelanggaran Ham Berat.Vol.1. No.2, hlm.358
16
a) Pembunuhan;
b) Pemusnahan;
c) Perbudakan;
d) Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
e) Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain
secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan
pokok hukum internasional;
f) Penyiksaan;
g) Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa,
pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa,
atau bentuk- bentuk kekerasan seksual lain yang setara;
h) Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan
yang didasari persamaan paham politik, ras kebangsaan, etnis,
budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui
secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum
internasional;
i) Penghilangan orang secara paksa;
j) Kejahatan apartheid.”
PEMBAHASAN
18
19
Pelanggaran HAM berat di Timor-timur. Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat Tim
Monitoring Pengadilan HAM Ad hoc, hlm. 6-7
20
dan Rehabilitasi bagi para korban pelanggaran HAM berat di Timor Timur
seharusnya diumumkan dalam amar putusan hakim, hal ini sesuai
dengan PP No 3 Tahun 1999 mengenai Kompensasi, Restitusi dan
Rehabilitasi bagi korban pengadilan HAM di Timor Timur. Namun, dalam
kenyataannya Majelis Hakim yang mengadili ketiga berkas ini, bahkan
dalam tuntutan JPU tidak menyebutkan hak-hak korban yang sepatutnya
dapat diberikan sebagai bentuk perlindungan terhadap korban, dengan
kata lain tidak ada satupun yang mencantumkan mengenai hak-hak para
korban tersebut. Padahal dalam pembahasan mengenai peristiwa
pelanggaran HAM berat, seluruh majelis hakim telah memutuskan
bahwa telah terjadi peristiwa pelanggaran HAM berat.
16 Ibid, hlm. 11
17 Marten, Zwanenburg, “The Van Boven/Bassiouni Principles: An Appraisal”,
hlm. 1, https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/016934410602400405
21
Kompensasi Bagi Korban Pelanggaran Ham Berat Dari Perspektif Uu No 26 Tahun 2000,
hlm. 76
22
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
23
24
4.2 Saran
A. Kumpulan Buku
B. Kumpulan Undang-Undang
KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana)
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1999 tentang Kompensasi, Restitusi
dan Rehabilitasi
Piagam PBB (UN Charter)
C. Kumpulan Jurnal
Jurnal Internasional:
Sumaryo Suryokusumo. 2003. “Aspek Moral dan Etika dalam Penegakan
Hukum Internasional”. Vol. 2, No. 2. Jurnal Hukum Internasional.
Jakarta: Lembaga Pengkajian Hukum Internasional Fakultas
Hukum Universitas Indonesia
Vidya Prahassacitta. 2016. “The Concept of Extraordinary Crime in
Indonesia Legal System: is The Concept An Effective Criminal
Policy?”. Vol. 7, No. 4, Humaniora Journal
Jurnal Nasional:
Bambang Heri Supriyanto. 2014. “Penegakan Hukum Mengenai Hak
Asasi Manusia (HAM) Menurut Hukum Positif di Indonesia”. Vol. 2,
No. 3. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial
Yumna Sabila. 2018. “Landasan Teori Hak Asasi Manusia Dan
Pelanggaran Hak Asasi Manusia”. Vol. 3, No. 2
Zunnuraeni. 2013. “Politik Hukum Penegakan Hak Asasi Manusia Di
Indonesia Dalam Kasus Pelanggaran Ham Berat”. Vol.1, No.2
D. SKRIPSI
Ahmad Sayadi, Skripsi: Analisis Juridis Perlindungan Hukum Dalam
Bentuk Kompensasi Bagi Korban Pelanggaran Ham Berat Dari
Perspektif Uu No 26 Tahun 2000. 2020. Universitas Sumatera
Utara: Fakultas Hukum
E. INTERNET
Marten, Zwanenburg, Article: “The Van Boven/Bassiouni Principles: An
Appraisal”,
https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0169344106024004
05