Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PERENCANAAN PENYUSUNAN PROGRAM

PENYULUHAN PERTANIAN
PENETAPAN MASALAH, TUJUAN, DAN CARA MENCAPAI
TUJUAN DI DESA SUMBERLESUNG KECAMATAN LEDOKOMBO
KABUPATEN JEMBER

Tugas Penyuluhan Pertanian

Oleh
Kelompok 5

1. Devi Yulistia (D31201490)


2. Aini Deah Sari (D31201576)
3. Sulastri (D31201180)
4. Ahmad Fahmi (D31201831)
5. Moh.Firdaus (D31201238)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS


JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2022
1. Mengelompokkan Masalah yang Bersifat Perilaku dan Non Perilaku
No Masalah Perilaku Keterangan
1. Jadwal pemupukan yang tidak keratur Dalam pemupukannya para
petani masih tidak terjadwal,
yaitu hanya mengacu pada
kondisi tanaman.
2. Penebaran pupuk yang tidak merata Dalam penabaran pupuk para
petani tidak memperhitungkan
banyak pupuk yang akan di
tebar, sehingga penebaran
pupuk tidak merata.
3. Sistem tanam yang tidak teratur Dalam sisitem tanam para
petani hanya melakukan dengan
tanam secara perkiraan saja,
yaitu jarak tanam antara satu
tanaman dengan tanaman yang
lain tidak merata.
Masalah Non Perilaku Keterangan
1. Tidak adanya sarana dan prasarana Dalam prasarana dan prasarana
pertanian di desa sumber lesung masih
tidak ada, sehingga para petani
kesulitan dalam
mengembangkan pertaniannya
ke arah yang lebih baik.
2. Fasilitas yang kurang memadai Fasilitas yang ada di desa
sumber lesung masih kurang
memadai sehingga menghambat
dalam pengembangan inovasi-
inovasi baru dalam pertanian.
3. Kondisi jalan rusak Jalan akses ke sawah di desa
sumberlesung sulit dilalui
sehingga proses pengolahan
pertanian baik lahan atau output
pertanian terkendala.
4. Keterbatasan modal Pada umumnya para petani
yang ada di desa sumber lesung
masih keterbatasan modal
sehingga sulit untuk mencoba
menanan tanaman komoditas
baru karena besarnya modal
yang harus di keluarkan.

2. Mengubah Masalah Non Perilaku menjadi Masalah Perilaku


No. Masalah non perilaku Perubahan menjadi
masalah perilaku
1. Hama dan Penyakit Petani kurang
pengetahuan dan malas
ikut penyuluhan.

2. Alat dan mesin kurang memadai Petani tidak bisa


mengoprasikan alat dan
mesin pertanian tersebut
karena menolak inovasi
yang diberikan
penyuluhan

3. Masalah pemilihan bibit Petani memilih bibit


dengan semaunya sendiri
karena petani
menganggap dirinya
lebih paham.
3. Mengidentifikasi Masalah Perilaku
Masalah 1 : Keterangan :
Jadwal pemupukan yang tidak teratur Petani yang ada di Desa Sumberlesung
rata-rata melakukan jadwal
pemupukan yang tidak teratur.
Pengetahuan: Karena petani yang ada di Desa
Sumberlesung ini umumnya adalah
Kurangnya pemahaman tentang
petani yang kolot, hal ini membuat
penjadwalan pemupukan
wawasan dan pengetahuan petani
terbatas mengenai penjadwalan
pemupukan yang bak pada tanaman
budidayanya.
Sikap: Karena kurangnya ketelitian dalam
proses budidaya tanaman membuat
Kurangnya ketelitian dalam
petani tidak teratur dalam melakukan
penjadwalan pemupukan
penjadwalan pemupukan.
Keterampilan: Keterbatasan keterampilan yang
dimiliki oleh petani di Desa
Petani kurang menguasai teknik dalam
Sumberlesung membuat penjadwalan
menentukan penjadwalan pemupukan
pemupukan tidak teratur.
Masalah 2: Karena keterbatsan pengetahuan dan
keterampilan serta sikap yang tertutup
Penebaran pupuk yang tidak merata
dengan dunia pertanian membuat
petani yang ada di Desa Sumberlesung
mengalami permasalahan tentang
penebaran pupuk yang tidak merata.
Pengetahuan: Karena keterbatasan pengetahuan
tentang proses pemupukan membuat
Kurangnya pengetahuan tentang
petani mengalami permasalahan
penebara pupuk
tentang penebaran pupuk yang tidak
merata.
Sikap: Karena kurangnya keterbukaan petani
dalam menyampaikan permasalahan
Kurangnya keterbukaan petani dalam
tentang pemupukan membuat petani
menyampaikan permasalahan tentang
kesulitan dalam melakukan teknik
pemupukan
pemupukan pada saat di lapangan.
Keterampilan: Karena kurangnya pengetahuan yang
dimiliki petani membuat keterampilan
Kurangnya pengetahuan petani
tentang penebaran pupuk semakin
menyebabkan ketampilan petani
terbatas.
berkurang
Masalah 3: Sistem tanam yang dilakukan oleh
petani umumnya hanya menggunakan
Sistem tanam yang tidak teratur
pola tradisional yang cenderung masih
menghasilkan produktivitas yang
rendah.
Pengetahuan: Pola tanam yang digunakan petani di
Desa Sumberlesung umumnya masih
Masih terpaku dengan sistem atau pola
menggunakan pola tanam tradisional.
tanam tradisional
Dengan keterbatasan pengetahuan
yang dimiliki petani membuat petani
tidak mau beralih ke sistem atau pola
tanam yang lebih baik sehingga
produktivitasnya pun akan bertambah.
Sikap: Dengan melihat produktivitas yang
dihasilkan membuat petani ragu untuk
Masih mempertahankan sistem atau
mencoba sistem tanam yang lain
pola tanam tradisional
karena dikhawatirkan produktivitas
yang dihasilkan akan jauh lebih rendah
dibanding dengan apa yang sudah
dilakukan selama ini.
Keterampilan: Karena kurangnya pengetahuan
membuat ketrampilan yang dimiliki
Sistem atau pola tanam yang asal-
petani tentang sistem tanam yang
asalan
dilakukan petani asal asalan seingga
menghasilkan pola tanam yang tidak
teratur.
Masalah 4: Tidak adanya sarana dan prasana yang
dimiliki petani disebabkan karena
Tidak adanya sarana dan prasarana
kurangnya penyuluhan yang diberikan
pertanian
ole penyuluh kepada petani
Pengetahuan: Informasi yang diterima oleh petani
yaitu ketika penyuluh hanya
Kurangnya informasi yang dimiliki
melakukan kegiatan penyuluhan saja
petani
sehingga petani kurang mendapatkan
informasi terkait sarana dan prasarana
apa saja yang dibutuhkan dalam usaha
taninya.
Sikap: Petani hanya menerima materi pada
saat kegiatan penyuluhan saja
Petani tidak mencari informasi terkait
disamping itu petani tidak mempunyai
kebutuhan yang menunjang proses
inisiatif untuk mencari informasi lain
budidaya
selain materi yang disampaikan oleh
penyuluh.
Keterampilan: Karena skill yang dimiliki petani Desa
Sumberlesung ini terbatas oleh karena
Kurangnya skill dalam menggunakan
itu sangat jarang petani yang
sarana dan prasana
menggunakan sarana dan prasarana
pertanian.
Masalah 5 : Kurangnya fasilitas yang diberikan
oleh lembaga pertanian membuat
Fasilitas yang kurang memadai
kegiatan budidaya di Desa
Sumberlesung kurang berjalan secara
optimal.
Pengetahuan: Kebanyakan petani tidak mengetahui
fungsi apa yang ada pada fasilitas
Kurangnya pengetahuan tentang
pertanian.
pemanfaatan fasilitas
Sikap: Kurangnya tanggung jawab petani
terhadap pemanfaatan fasilitas
Kurangnya tanggung jawab terhadap
menyebabkan fasilitas pertanian
pemanfaatan fasilitas
kurang memberikan manfaat leih pada
kegiatan usahataninya.
Keterampilan: Banyak petani yang menggunakan
fasilitas umum secara asal-asalan dan
Tidak memanfaatkan fasilitas dengan
tidak memanfaatkan fasilitas dengan
baik
baik.
Masalah 6: Keterbatasan alat dan mesin pertanian
yang ada di Desa Sumberlesung
Alat dan mesin kurang memadai
menyebakan produktivitas yang
dihasilkan rendah
Pengetahuan: Karena umumnya petani yang ada di
Desa Sumberlesung ini adalah petani
Kurangnya pengetahuan dalam
yang kolot seingga petani kurang
mengoperasikan alat dan mesin
menyerap materi yang diberikan
pertanian penyuluh untuk mengoperasikan alat
dan mesin pertanian.
Sikap: Sikap inilah yang membuat petani
tidak dapat menerima pemahaman
Tidak mau belajar
tentang tata cara pengoperasian alat
dan mesin pertanian
Keterampilan: Karena kurangnya pengetahuan yang
dimiliki dan sikap petani yang tidak
Tidak dapat mengoperasikan alat dan
mau belajar membuat petani tidak
mesin petanian
dapat mengoperasikan alat dan mesin
pertanian.
Masalah 7: Keterbatasan modal yangdimiliki
petani membuat petani kesulitan
Keterbatasan modal
dalam melakukan usahataninya.
Pengetahuan: Karena di Desa Sumberlesung tidak
memiliki lembaga pertanian seperti
Tidak adanya lembaga peranian
KUD membuat petani kesulitan dalam
seperti KUD
mendapatkan modal untuk kegiatan
usaha taninya.
Sikap: Petani umumnya mementingkan
keperluan pribadinya terlebih dahulu
Tidak bisa mengembalikan pinjaman
daripada mengembalikan pinjaman
kepada pihak bank atau yang lan hal
ini membuat pihak bank mengurani
kepercayaannya kepada petani.
Keterampilan: Petani tidak bisa mengatur pemasukan
dan pengeluaran selama kegiatan
Petani tidak bisa mamanaje keuangan
usaha taninya.
4. Uji Prioritas Masalah
NO Jenis Masalah Skor Jumlah Prioritas Keterangan
Usahatani Masalah
Gawat Mendesak Penyebaran
(G) (M) (P)
1 Jadwal pemupukan 1 1 3 5 7 Dengan analisis masalah model GMP,
yang tidak keratur diketahui bahwa masalah ini kurang gawat,
kurang mendesak, masih banyak waktu
tersedia dan penyebarannya setengah
masyarakat. Sehingga masalah ini dijadikan
prioritas masalah ke-7
2 Penebaran pupuk 1 1 3 5 6 Dengan analisis masalah model GMP,
yang tidak merata diketahui bahwa masalah ini kurang gawat,
kurang mendesak, masih banyak waktu
tersedia dan penyebarannya setengah
masyarakat. Sehingga masalah ini dijadikan
prioritas masalah ke-6
3 Sistem tanam yang 1 1 3 5 5 Dengan analisis masalah model GMP,
tidak teratur diketahui bahwa masalah ini kurang gawat,
kurang mendesak, masih banyak waktu
tersedia dan penyebarannya setengah
masyarakat. Sehingga masalah ini dijadikan
prioritas masalah ke-5
4 Tidak adanya 2 2 4 8 4 Dengan analisi masalah model FMP,
sarana dan diketahui bahwa masalah ini merupakan
prasarana masalah yang cukup gawat atau merugikan,
pertanian cukup mendesak dengan cukup tersedia
waktu dan penyebarannya seluruh
masyarakat. Oleh karena itu masalah ini
dijadikan prioritas ke-4
5 Fasilitas yang 2 2 4 8 3 Dengan analisi masalah model FMP,
kurang memadai diketahui bahwa masalah ini merupakan
masalah yang cukup gawat atau merugikan,
cukup mendesak dengan cukup tersedia
waktu dan penyebarannya seluruh
masyarakat. Oleh karena itu masalah ini
dijadikan prioritas ke-3
6 Kondisi jalan 2 2 4 8 2 Dengan analisi masalah model FMP,
rusak diketahui bahwa masalah ini merupakan
masalah yang cukup gawat atau merugikan,
cukup mendesak dengan cukup tersedia
waktu dan penyebarannya seluruh
masyarakat. Oleh karena itu masalah ini
dijadikan prioritas ke-2
7 Keterbatasan 4 4 4 12 1 Dengan analisis maslaah model GMP,
modal diketahui bahwa masalah ini merupakan
masalah yang sangat gawat atau sangat
merugikan, sangat mendesak dengan
ketersediaan waktu waktu yang sangat
terbatas dan penyebarannya selurh
masyarakat. Oleh karena itu malah ini
memiliki skor tertinggi sehingga dijadikan
prioritas masalah utama sehingga perlu
dicari alternatif pemecahan masalahnya.
5. Penetapan Tujuan
Sasaran kegiatan Pembuatan pupuk bokashi
Materi yang di bahas Cara pembuatan, dan pemanfaatan
pupuk bokasih
Perubahan Perilaku yang dikehendaki Mampu membuat dan
mengaplikasikan terhadap pertanian
Kondisi Keberhasilan yang diinginkan Petani mampu membuat dan
menerapkan di pertaniannya

6. Analisis pemecahan Masalah untuk Menentukan Alternatif Cara


Pemecahan Masalah
Potensi dari dalam Kelemahan dari dalam
Bahan baku pupuk bokashi berupa Belum memhami pengolahan sampah
sampah organik cukup melimpah organik, dan juga masih awam
mengenai pembuatan dan juga
pemanfaatan pupuk
Potensi dari luar Kelemahan dari luar
Pupuk subsudi berkurang dan juga Tidak instan dan efek dari pupuk tidak
harga pupuk mahal langsung kelihatan
Alternatif Cara Pemecahan Masalah
Dengan memberi pemahaman dan bukti nyata serta memberikan wawasan
lengkap mengenai pembuatan pupuk bokashi sampai penerapan dan juga
manfaatnya

Anda mungkin juga menyukai