OLEH:
SATRIO WIDIYANTO
E10020164
E.1
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANSTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan praktikum
“Produksi Ternak Perah” ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam kita cuahkan
kepada junjungan nabi besar kita Muhammad S.A.W. yang telah menuntun kejalan
yang diridoi Allah S.W.T.
Penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada Dosen yang mengajarkan
mata kuliah “Produksi Ternak Perah” ini, juga para Asisten dosen yang telah
membimbing dalam proses pelaksanaan praktikum di Farm Fakultas Peternkan
Universitas Jambi.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, serta masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang agar laporan penulis bisa lebih baik lagi kedepan
nya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga laporan ini bermanfaat bagi
pembaca.
Satrio Widiyanto
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1
1.2. Tujuan ......................................................................................... 1
1.3. Manfaat........................................................................................ 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 2
BAB III. MATERI DAN METODA........................................................... 5
3.1. Waktu dan Tempat....................................................................... 5
3.2. Materi........................................................................................... 5
3.3. Metoda......................................................................................... 5
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 10
4.1. Pemeriksaan Kesegaran Air Susu................................................ 10
4.2. Pemeriksaan Pemalsuan Air susu................................................ 13
BAB V. PENUTUP...................................................................................... 16
5.1. Kesimpulan.................................................................................. 16
5.2. Saran............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 17
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. gambar apa?............................................................................................. 10
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Uji sensorikatau uji organoleptik............................................................. 10
2. Uji alkohol................................................................................................ 11
3. Uji Reduktase........................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Manfaat
Kegiatan praktikum ini sangat bermanfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.2 Materi
Pada praktikum Pemeriksaan Kesegaran Air Susu alat dan bahan yang
digunakan adalah tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, pipet 10ml, pembakar busen,
kertas saring (diameter 25cm) corong, becker glass, pH meter, tabung reduktase,
penangas air, pipet 1ml dan 25ml. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu susu sapi
segar 1 liter, susu UHT, alkohol (68%, 70%, 75%, dan 96%) dan larutan biru metilen.
Pada praktikum Pemeriksaan Pemalsuan Air Susu alat dan bahan yang
digunakan adalah laktodensimeter, thermometer, gelas ukur 100ml dan 250ml, labu
Erlenmeyer 250ml dan 500ml, tabung reaksi, corong, kertas saring, pipet 1m 3 dan
10ml, pembakar busen, gelas objek, coverglass, penangas air H 2SO4, larutas asam
elektif, larutan lugol, larutan asam klorida (HCl) yang mengandung besi, susu murni,
santan dan pati.
Pada praktikum Pemeriksan Komposisi Susu alat dan bahan yang digunakan
adalah pada Laktodesimeter, Termometer, Gelas Ukur ( 100ml dan 250ml ), Labu
Erlemeyer ( 250ml dan 500ml ), penangas air, timbangan analitik skala 0,1 mg, oven
102oC, eksikator, cawan gelas berpenutup diameter 5cm, pipet 1ml dan 25ml, gelas
becker 250ml, buret, padle test, pipet tetes, rinso, reagen CMT 2-3ml, Susu Segar
500 ml, larutan NaOH O,1 N, kalium oksalat (K 2C2O7H2O), phenolpthaline (PP) 2%,
cobalt sulfat (COSO4.7H2O) dan aquadest.
Pada praktikum Pemeriksaan Mikrobiologi Susu alat dan bahan yang
digunakan adalah Pada perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan metode
hitungan cawan yaitu pelarut ( Phosphate Buffer, Peptone Water0,1% ), Media PCA
( Plate Count Agar ), Botol 150 ml atau tabung Reaksi 20-50 ml steril, Pipet Steril ( 1
ml, 5 ml, 10 ml, dan 11 ml ), Penyedot Pipet, Cawan Petri Steril, dan Inkubator.
Pemeriksaan Pemalsuan Susu adapun alat dan bahan yang dilakukan pada praktikum
tersebut yaitu Pada Pembuktian Penambahan Air ini Alat dan bahan yang digunakan
adalah Laktodensimeter, Thermometer, Gelas Ukur 100 ml dan 250 ml, dan Labu
Erlemeyer 250 ml dan 500 ml.Pada Pembuktian Penambahan Pati secara Kimia ini
Alat dan bahan yang digunakan adalah Larutan Asam Acetate, Larutan Lugol,
Tabung Reaksi, Corong, Kertas Saring, Pipet 1 ml dan 10 ml, dan Bunsen. Pada
Pembuktian Penambahan Susu Masak dengan Uji Storch ini Alat dan bahan yang
digunakan adalah Larutan Paraphenildiamin 2%, Larutan Hydrogen Peroksida ( 0,2-
1% ), dan Tabung Reaksi.
3.3. Metoda
Adapun cara yang digunakan pada Pemeriksaan Kesegaran Air Susu ini yaitu
pada Uji Sensorik atau uji Organoleptik yaitu terlebih dahulu masukkan 5-10 ml
sample susu kedalam tabung reaksi. amatilah warna susu tersebut : bila warna putih
susu berarti susu tersebut normal (baik), bila berwarna biru berarti susu tersebut
dicampur dengan air, bila berwarna kuning berarti susu tersebut banyak mengandung
karoten, bila berwarna merah berarti pada susu tersebut terdapat darah.
Mengamati Bau dari susu dengan cara yaitu terlebih dahulu sample susu
diambil dengan alat pengambil sample dan dimasukkan kedalam botol ukuran 100 ml
dan diisi 1/4 -1/3 penuh. Tutup botol tersebut dengan sumbat yang tidak berbau. Simpan
dalam suhu rendah. Sebelum diuji masukkan botol tersebut dalam penangas air (35-
400C) atau pembakar Bunsen sampai hangat. Sambil mengangkat tutup botol, uji bau
dapat dilakukan. Bedakan bau susu sebelum dipanaskan dengan susu yang sudah
dipanaskan.
Pada Uji Kekentalan yaitu terlebih dahulu dilakukan dengan memiringkan
tabung reaksi, kemudian ditegakkan kembali. Perhatikan susu yang membasahi
dinding tabung.
Menguji Rasa dari susu yaitu dengan cara meneteskan susu ketelapak tangan
dan dicicipi. Bila agak manis berarti susu tersebut normal (baik). Bila pahit berarti
sudah terjadi pembentukan peptone. Bila rasa sabun berarti terkena mastitis. Bila rasa
lobak berarti terkena kuman coli. Bila rasa pahit dan asin berarti kolostrum.
Pada Uji Kebersihan dengan Metoda Saring terlebih dahulu homogenkan 500
ml sample susu. Tuangkan sample susu secara perlahan – lahan melalui dinding
corong, pada mulut corong telah terpasang kertas saring. Susu ditampung dalam
tabung Erlenmeyer. Setelah kertas saring dilepaskan, amati kotoran yang tertinggal
dikertas saring tersebut. Kotoran dapat berupa bulu, potongan rambut, pasir, feces
dan lain-lain. Untuk lebih jelas, masukkan kertas saring dalam incubator atau
lemariagar kering. Periksalah kotoran yang tampak pada kertas saring dan nilailah
banyaknya kotoran dan jenis kotoran yang tampak.
Pada Uji Alcohol yaitu terlebih dahulu masing-masing Tabung reaksi diisi 3
ml air susu, pada tabung 1 ditambahkan 3 ml alcohol 68 %,tabung 2 ditambahkan 70
%, tabung 3 ditambahkan 3 ml alcohol 75 %, tabung 4 ditambahkan 3 ml 96 %.
Masing-masing tabung dikocok dan diamati. Bila susu pecah maka susu tersebut
asam dan hasil uji positif. sedangkan bila susu tidak pecah dan tetap homogen, hasil
uji dinyatakan negative dan susu normal (baik).
Pada Uji Didih / Uji Masak yaitu terlebih dahulu masukkan 5 ml susu
kedalam tabung reaksi dan panaskan sampai mendidih, bila terdapat butiran dan susu
tidak homogen berarti susu pecah (susu rusak) dan hasil uji positif, bila susu tetap
homogen berarti susu masih baik dan hasil uji negative.
Pada Uji Reduktase dengan Biru Metilen yaitu terlebih dahulu masukkan 1 ml
larutan biru metilen kedalam tabung reduktase, tambahkan sample susu sampai batas
lingkaran. Tutup tabung tersebut dengan sumbat, lalu campurkan sehingga warna biru
merata. Masukkan tabung kedalam penangas air selama 4-4,5 jam,penangas air
selama 5 menit untuk menghangatkan, kemudian dimasukkan kedalam incubator.
Reaksi ditunggu sampai seluruh warna biru hilang.
Pada Pemeriksaan Pemalsuan Air Susu ini yaitu pada pembuktian
penambahan air, yaitu dilakukan melalui pengukuran berat jenis (BJ). BJ normal
berkisar antara 10280-10320 dengan penambahan air atau whey maka BJ akan turun.
Pada pembuktian Penambahan Santan secara Mikroskopik: bersihkan sebuah
gelas objek. Teteskan 1 tetes susu dan tutup dengan gelas penutup, hindari
terbentuknya gelembung udara. Lihat dibawah mikroskop dengan pembesaran
obkektif 10x45x, tampak butir-butir lemak susu homogen, sedangkan butir-butir
lemak nabati lebih besar dari butir lemak susu.
Pada pembuktian Penambahan Pati : masukkan 10 ml sample susu kedalam
tabung reaksi,tambahkan 0,5 ml asam acetate. Panaskan tabung dan kemudian sample
susu disaring. Kedalam filtrate teteska 4 tetes lugol.
Apabila positif mengandung pati, maka warna feltrate menjadi biru. Bila bewrna
kuning artinya negative,apabila warna hijau reaksi diragukan.
Pembuktian penambahan Formalin yaitu pada pembuatan blanko, teteskan
5ml formalin kedalam gelas A, lalu tambah 5 tetes FO1 dan FO2 seujung sendok pada
sampel, teteskan 5ml susu UHT, lalu tambah 5 tetes FO1 dan FO2 seujung sendo.
Amati perubahan warnanya, tunggu selama 5-13 menit.
Pada Pemeriksaan Komposisi Air Susu cara kerja pada praktikum diagnose
mastitis yaitu 2-3 ml air susu murni dimasing-masing 4 bagian paddle test. Kemudian
tambahkan 2ml-3ml reagen CMT atau larutan rinso, lalu dihomogenkan membentuk
angka 8. Kemudian lihat gumpalan yang terjadi saat dimiringkan dan sesuaikan
dengan standar.
Pada pengukuran Kadar Bahan Kering yaitu terlebih dahulu keringkan cawan
dan tutpnya dalam oven selama 10 menit. Setelah itu, masukkan cawan kedalam
eksikator sampai suhunya sama dengan susu kamar. Timbang cawan beserta
tutupnya. Masukkan 3 ml sample susu kedalam cawan. Timbang kembali cawan yang
berisi sample beserta tututpnya. Masukkan cawan kedalam oven dan letakkan tutup
cawan disampimg cawan. Biarkan selama 1 jam, setelah itu keluarkan dari oven dam
masukkan cawan yang telah ditutup kembali eksikator. Setelah cawan
dingin,timbanglah cawan beserta tutupnya. Masukkan kembali cawan kedalam oven,
keringkan selama 1 jam,setelah itu masukkan kembali kedalam eksikator sampai
dingin.timbang kembali cawan tersebut. Lakukan prosedur sampai tercapai berat
konstan.
Pada pengukuran Kadar Protein Metode Titrasi Formol yaitu terlebih dahulu
masukkan 10 ml susu kedalam erlemeyer 125 ml dan tambahkan 20 ml aquades serta
0,4 ml larutan kalium oksalat jenuh dan 1 ml phenolphtalin 2% lalu diamkan selama 2
menit. Kemudian titrasi campuran tersebut dengan NaOH 0,1 N sampai mencapai
warna standar atau warna merah muda. Warna standar: 10 ml susu + 10 ml aquades +
0,4 ml kalium oksalat jenuh + 1 tetes indicator rosanilin klorida. Setelah warna
tercapai tambahkan 2 ml larutan formalin dan titrasi kembali dengan NaOH sampai
warna standar tercapai lagi. Buatlah titrasi blanko yang terdiri dari 20 ml aquades +
0,4 ml larutan kalium oksalat jenuh + 1 ml indicator phenolpthalin + 2 ml larutan
formalin dan titrasi dengan larutan NaOH.
Adapun cara kerja Pemeriksaan Mikrobiologi Susu pada perhitungan miktoba
secara tidak langsung dengan metoda hitung cawan salah satunya Pada metode
tuang yaitu terlebih dahulu beri label pada botol atau tabung reaksi yang berisi larutan
pengencar dan cawan Petri. Lakukan pengenceran sample secara desimal. Ambil
sample 0,1 ml dan masukkan kedalam cawan Petri. Tuangkan media agar cair
sebanyak 12-15 ml untuk setiap cawan Petri. Selama penuangan media tutup cawan
tidak boleh dibuka terlalu lebar. Setelah penungan media agar cair, goyangkan cawan
membentuk angka 8 diatas meja untuk menyebarkan sel mikroba. Biarkan sampai
media agar memadat. Setelah agar memadat,masukkan cawan Petri kedalam
incubator dengan posisi terbalik selama 24-36 jam pada suhu 30-32 0C. hitung jumlah
koloni yang terdapat pada agar dan laporkan sebagai jumlah koloni per ml.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa dalam proses uji sensorik atau pun uji
organoleptik susu,
4.1.2. Uji Kebersihan dengan Metode Saring
Tabel 2. Uji Kebersihan dengan Metode Saring
Uji Hasil
Metode Saring Terjadi ?
4.1.3. Pengukuran pH
Tabel 3. Pengukuran pH
Uji Hasil
Pengukuran pH ?
Pada pengujian pengukuran pH, mendapatkan hasil .... dan itu termasuk
normal. Tapi hal ini sedikit bertentangan dengan pendapat
4.1.4. Uji Alkohol
Tabel 4. Uji Alkohol
Alcohol (%)
No Sampel
68 70 75 96
Susu
1. (+) Susu pecah (+) Susu pecah (+) Susu pecah (+) Susu pecah
Murni
Susu
2. (-) Normal (-)Normal (-)Normal (+) Susu pecah
UHT
Dan pada praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa susu tersebut telah
terjadi penambahan air.
Penambahan Santan Secara Mikroskopik
GAMBAR?
JELASKAN GAMBAR
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran