Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah : Bioetik Profesionalisme Bidan

Dosen : Dr.Werna Nontji, S.Kp,M.Kep

SERVICE IMPROVEMENT DALAM KEBIDANAN

OLEH :

KELOMPOK 4
KELAS A & B

Evita Juniar (P102212004)


Nurlaeli (P102212008)
Uswatun Khazana.A (P102212012)
Lisnawati Sidabutar (P102212016)
Sri Muliana Putri Bakara (P102212020)
Eka Sarina (P102212025)

SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah menciptakan
langis dan bumi serta keajaiban-keajaiban yang melengkapi keduanya, termasuk terciptanya ruang
dan waktu yang memungkinkan penulis untuk menyelesaikan tugas makalah tentang “SERVICE
IMPROVEMENT DALAM KEBIDANAN”
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.Werna Nontji, S.Kp,M.Kep selaku
dosen mata kuliah Bioetik Profesionalisme Bidan yang telah memberi wawasan kepada penulis
mengenai service improvement dalam kebidanan melalui makalah ini.
Makalah ini mencakup mengenai Mutu pelayanan kebidanan adalah tingkat kesempurnaan
dan standar yang telah di tetapkan dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk mengurangi
tingkat kematian. Untuk itu pelayanan kebidanan harus mengupayakan peningkatan mutu dan
memberi pelayanan sesuai standar yang mengacukup pada semua persyaratan kualitas pelayanan
dan peralatan kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis buat masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca sangat penulis butuhkan guna
menjadi acuan untuk meningkatkan wawasan penulis mengenai topik yang dibahas. Selanjutnya,
penulis berharap agar kiranya makalah ini dapat memberi pengetahuan tambahan kepada seluruh
pembaca.

Makassar, 09 April 2022


Penulis
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR........................................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................4

A. Latar Belakang..........................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................6

A. Service Improvement................................................................................................................6

B. Service Improvement dalam Kebidanan...................................................................................6

BAB III PENUTUP..........................................................................................................................11

A. Kesimpulan.............................................................................................................................11

B. Saran........................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 angka kematian
ibu masih tinggi yaitu 262/100.000 kelahiran hidup yang masih jauh diatas target. Angka
Kematian Ibu (AKI) untuk MDG’s pada tahun 2015 yaitu sekitar 102/100.000 kelahiran
hidup. Sementara Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia mencapai 35/1.000 kelahiran
hidup atau dua kali lebih bessar dari target World Health Organization (WHO) sebesar
15/1.000 kelahiran hidup (Anonim, 2007). Berdasarkan profil Kesehatan Sumatera Barat
tahun 2007 AKI berkidar 228/100.000 kelahiran hidup dan AKB 30/1.000 kelahiran hidup
(Profil Dinkes Sumbar, 2007).
Untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
perlu peningkatan standar dalam menjaga mutu pelayanan kebidanan. Ujung tombak
penurunan AKI tersebut adalah tenaga kesehatan, dalam hal ini adalah bidan. Untuk itu
pelayanan kebidanan harus mengupayakan peningkatan mutu dan memberi pelayanan sesuai
standar yang mengacu pada semua persyaratan kualitas pelayanan dan peralatan kesehatan
agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Fokus pembangunan kesehatan terhadap
tingginya AKI dan AKB masih terus menjadi perhatian yang sangat besar dari pemerintah
karena salah satu indikator pembangunan sebuah bangsa AKI dan AKB. Globalisasi
mempertinggi arus kompetisi disegala bidang termasuk bidang kesehatan dimana perawat
dan bidan terlibat didalamnya. Untuk dapat mempertahankan eksistensinya, maka setiap
organisasi dan semua elemen-elemen dalam organisasi harus berupaya meningkatkan mutu
pelayanannya secara terus menerus. Kecenderungan masa kini dan masa depan
menunjukkan bahwa masyarakat semakin menyadari pentingnya peningkatan dan
mempertahankan kualitas hidup (quality of life). Oleh karena itu pelayanan kesehatan yang
bermutu semakin dicari untk memperoleh jaminan kepastian terhadap mutu pelayanan
kesehatan yang diterimanya. Semakin tinggi tingkat pemahaman masyarakat terhadap
pentingnya kesehatan untuk mempertahankan kualitas hidup, maka customer akan semakin
kritis dalam menerima produk jasa, termasuk jasa pelayanan kebidanan.
Kesehatan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan manusia yang amat penting
untuk segera diwujudkan sebagai upaya peningkatan kualitas hidup dalam masyarakat.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan eonomis (UU RI NO.23 Tahun 1992). Manusia
takkan mungkin bisa bekarya atau bekerja secara optimal jika ia dalam kondisi yang sedang
sakit. Dengan demikian diperlukan upaya yang lebih memadai bagi peningkatan derajat
kesehatan dan pembinaan dan penyelenggaraan upaya keshatan secara menyeluruh dan
terpad melalui pembangunan kesehatan.
Mutu pelayanan dapat didefinisikan dalam banyak pengertian Azwar (2010:46)
menyatakan bahwa mutu pelayanan kesehatan adalah menunjuk pada tingkat kesempurnaan
penampilan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan yang disatu pihak dapat memuaskan
para pemakai jasa pelayanan dan di pihak lain tata cara penyeleggaraannya sesuai kode etik
profesi serta standart yang telah ditetapkan. Mutu pelayanan kebidanan dapat diketahui
apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian. Dalam praktiknya melakukan penilaian
tidaklah mudah, karena mutu dalam pelayanan kebidanan bersifat multidimenional. Oleh
karena itu peningkatan mutu kinerja setiap bidan perlu dilakukan terus menerus. Untuk
dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah sebagai berikut
“Service Improvement dalam Kebidanan”.
C. Tujuan Penulisan
1. Diketehuinya devenisi Service Improvement dalam Kebidanan
2. Peran bidan dalam peningkatan mutu pelayanan kebidanan
3. Sistem Dan Mekanisme Peningkatan Mutu Pelayanan Kebidanan
4. Strategi Peningkatan Mutu pelayanan Kebidanan
5. Penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Service Improvement
Improvement adalah usaha-usaha berkelanjutan yang dilakukan untuk
mengembangkan dan memperbaiki produk, pelayanan, ataupun proses. Upaya ini bertujuan
untuk menemukan dan mempertahankan bentuk terbaik dari perbaikan yang dihasilkan,
yang merupakan solusi terbaik untuk masalah yang ada yang hasilnya akan bertahan dan
bahkan berkembang menjadi lebih baik. Service Improvement menggambarkan praktik
terbaik untuk mencapai peningkatan skala besar dan bertahap dalam kualitas layanan.
Servive Improvements harus menjadi tujuan untuk semua orang di dalam sebuah organisasi,
kegiatan peningkatan hanya akan terjadi jika dikelola dengan baik.
B. Service Improvement dalam Kebidanan
1. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggungjawab praktek
profesi bidan dalam sistim pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan
ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat dan keluarga.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka terwujudnya keluarga
kecil bahagaia dan sejahtera (Depkes RI, 1998).
Peningkatan pelayanan dalam pelayanan kesehatan termasuk peningkatan
penyediaan layanan, melakukan penghematan biayan, mengefisienkan pelayanan dan
mengurangi kesalahan klinis. Namun, hal tersebut dianggap belum cukup untuk
meningkatkan kualitas layanan yang baik. Peningkatan layanan merupakan bagian
integral dari reformasi kesehatan, membuat seluruhn petugas kesehatan untuk
menggunakan keahlian dan kreativitas mereka untuk membuat perubahan dalam praktik
pelayanan yang diberikan, meningkatkan pelayanan kepada pasien.
Mutu pelayanan kebidanan adalah tingkat kesempurnaan dan standar yang telah di
tetapkan dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk mengurangi tingkat kematian.
mutu pelayanan kesehatan itu sendiri menurut WHO 1988 adalah penampilan yang
pantas atau sesuai yang berhubungan dengan standar- standar dari suatu intervensi yang
diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan
yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian,
kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi (Anonim, 2011).
2. Peran bidan dalam peningkatan mutu pelayanan kebidanan yaitu:
a. Bidan harus mengakui bahwa mereka ada di posisi utama untuk menganjurkan dan
memelihara kualitas dan ini dapat dilakukan melalui kerja sama yang baik dengan
menejer kebidanan mereka, direktur dari pelayanan keperawatan, sesama bidan,
dan tenaga kesehatan lainnya.
b. Bidan harus mencoba mengorganisasikan dan menganjurkan diskusi-diskusi
tentang mutu pelayanan kesehatan ini akan membawa mereka terlibat dalam
perkembangan strategi untuk pelayanan kebidanan yang tidak memisahkan
pembeli dan penerima asuhan.
c. Bidan harus menyetujui pengambilan keputusan dalam pelayanan kesehatan dapat
sulit di lakukan dan kadang merupakan proses yang menyakitkan.
d. Bidan harus mengarti manajemen yang aktif, baik mengelola pelayanan kebidanan
maupun memberi asuhan langsung kepada ibu dan bayi yang meliputi identifikasi
dan ukuran hasil klinis dalam kontrak (asuhan).
e. Bidan harus menyetujui bahwa kualitas adalah persoalan yang akan menyatukan
mereka dengan profesional lain.
f. Bidan juga harus terus berinisiatif mengambil posisi dalam perencanaan pelayanan
kesehatan, pemantauan, dan pendidikan.
g. Bidan harus belajar, mengerti dan bekerja untuk menghasilkan kualitas dan sasaran
menuju masa yang akan datang.
3. Sistem Dan Mekanisme Peningkatan Mutu Pelayanan Kebidanan
Untuk memperkuat budaya organisasi, semua kegiatan harus menuju peningkatan
mutu yang terus menerus. Untuk mewujudkan peningkatan mutu pelayanan terus
menerus, pilar utamanya terdiri atas hal-hal berikut:
a. Visi manajemen dan komitmen
Nilai organisasi dan komitmen dari semua level sangat diperlukan.
b. Tanggung jawab
Agar setiap orang beranggung jawab, maka perlu standar yang kuat.
c. Pengukuran umpan balik
Perlu dibuat sistem evaluasi sehingga dapat mengukur apakah kita mempunyai
informasi yang cukup.
d. Pemecahan masalah dan proses perbaikan
Ketepatan waktu, pengorganisasian sistem yang efektif untuk menyelesaikan
keluhan, dan masalah sistem memerlukan proses perbaikan dalam upaya
meningkatkan kepuasan pelanggan.
e. Komunikasi
Perlu ada mekanisme komunikasi yang jelas. Jika tidak ada informasi, maka petugas
atau staf merasa diabaikan dan tidak dihargai.
f. Pengembangan staf dan pelatihan
Pengembangan staf dan pelatihan berhubengan dengan pengembangan sumber daya
yang dapt mempengaruhi kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan.
g. Keterlibatan tim kesehatan
Perlu keterlibatan tim kesehatan agar mereka terlibat dan berperan serta dalam
strategi organisasi.
h. Penghargaan dan pengakuan
Sebagai bagian dari strategi, perlu memberikan penghargaan dan pengakuan kepada
visi pelayanan dan nilai sehingga individu maupun tim mendapat insentif untuk
melakukan pekerjaan dengan baik.
i. Keterlibatan dan pemberdayaan staf
Staf yang terlibat adalah yang mempunyai keterikatan dan tanggung jawab.
j. Mengingatkan kembali dan pemberdayaan
Petugas harus diingatkan tentang prioritas pelayanan yang harus diberikan.
4. Strategi Peningkatan Mutu pelayanan Kebidanan
Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan untuk mencapai
pelayanan prima melalui peningkatan mutu pelayanan, yaitu sebagai berikut:
a. Pelanggan dan harapannya
Harapan pelanggan mendorong upaya peningkatan mutu pelayanan. Organisasi
pelayanan kesehatan mempunyai banyak pelanggan potensial. Harapan mereka
harus diidentifikasi dan diprioritaskan lalu membuat kriteria untuk menilai
kesuksesan.
b. Perbaikan kinerja
Bila harapan pelanggan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah
menidentifikasi dan melaksanakan kinerja staf dan dokter untuk mencapai
konseling, adanya pengakuan, dan pemberian reward.
c. Proses perbaikan
Proses perbaikan juga penting. Sering kali kinerja disalahkan karena masalah
pelayanan dan ketidakpuasan pelanggan pada saat proses itu sendiri tidak dirancang
dengan baik untuk mendukung pelayanan. Dengan melibatkan staf dalam proses
pelayanan, maka dapat diidentifikasi masalah proses yang dapat mempengaruhi
kepuasan pelanggan, mendiagnosis penyebab, mengidentifikasi, dan menguji
pemecahan atau perbaikan.
d. Budaya yang mendukung perbaikan terus menerus
Untuk mencapai pelayanan prima diperlukan organisasi yang tertib. Itulah sebabnya
perlu untuk memperkuat budaya organisasi sehingga dapat mendukung peningkatan
mutu. Untuk dapat melakukannya, harus sejalan dengan dorongan peningkatan mutu
pelayanan terus-menerus.
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan agar lebih bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat, maka perlu dilaksanakan berbagai upaya. Upaya ini harus
dilakukan secara sistematik, konsisten dan terus menerus.
Contoh Cara Meningkatkan Mutu Pelayanan Kebidanan
a. Meningkatkan Kinerja Bidan dengan cara memberikan reward pada bidan yang
berprestasi
Kamus Besar Indonesia, Reward adalah penghargaan, penghormatan. Menurut
PP 32/1996 pasal 25, Reward diberikan kepada tenaga kesehatan yang bertugas
pada sarana kesehatan atas dasar prestasi kerja, pengabdian, kesetiaan, berjasa
pada negara atau meninggal pada saat melaksanakan tugas. Penghargaan
tersebut dapat diberikan oleh pemerintah atau oleh masyarakat. Bentuk
penghargaan dapat berupa kenaikan pangkat, tanda jasa, uang atau bentuk lain.
IBI seringkali memberikan penghargaan kepada para bidan. Jenis penghargaan
yang sering diberikan antara lain:
1) Bidan bersih berprestasi
2) Bidan bintang
3) Bidan sahabat
4) Bidan delima
Pemberian penghargaan tersebut untuk memacu para bidan memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar profesi sehingga dapat
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
b. Menyediakan kotak saran
Dengan menyediakan kotak saran diharapkan pasien yang datang ke bidan
menyampaikan keluh kesah pasien selama bidan memberikan pelayanan kepada
pasien tersebut melalui tulisan dan menaruh dikotak saran. Dengan adanya kotak
saran tersebut bidan dapat mengetahui apakah pelayanan yang diberikan sudah
baik atau belum. Dan berdasarkan hasil kotak saran tersebut, bidan dapat
melakukan peningkatkan pelayanan yang lebih baik lagi.
5. Penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan
Penilaian dapat ditemukan pada setiap tahap pelaksanaan program dan secara umum
penilaian dapat dibedakan atas tiga jenis.
a. Penilaian pada tahap awal program, yaitu penilaian yang dilakukan pada saat
merencanakan suatu program (formative evaluation). Tujuan utamanya adalah untuk
meyakinkan bahwa rencana yang disusun benar-benar telah sesuai dengan masalah
yang ditemukan (dapat menyelesaikan masalah tersebut). Penilaian yang
dimaksudkan untuk mengukur kesesuaian program dengan masalah dan/atau
kebutuhan masyarakat dan disebut dengan studi penjajakan kebutuhan (need
assessment study).
b. Penilaian pada tahap pelaksanaan program, yaitu penilaian pada saat program
sedang dilaksanakan (promotive evaluation). Tujuan utamanya adalah untuk
mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana
atau tidak, atau apakah terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan
pencapaian tujuan dari program tersebut. Pada umumnya ada dua bentuk penilaian
pada tahap pelaksanaan program yaitu pemantauan (monitoring) dan penilaian
berkala (periodical evaluation).
c. Penilaian pada tahap akhir program, yaitu penilaian yang dilakukan pada saat
program telah selesai dilaksanakan (summative evaluation). Tujuan utamanya secara
umum dapat dibedakan atas dua macam yakni untuk mengukur keluaran (output)
serta untuk mengukur dampak (impact) yang dihasilkan. Dari kedua macam
penilaian akhir ini, diketahui bahwa penilaian keluaran lebih mudah daripada
penilaian dampak karena pada penilaian dampak diperlukan waktu yang lama.
Ruang lingkup penilaian secara sederhana dapat dibedakan atas empat kelompok
sebagai berikut.
a. Penilaian terhadap masukan, yaitu penilaian yang menyangkut pemanfaatan berbagai
sumber daya, baik sumber dana, tenaga, ataupun sumber sarana.
b. Penilaian terhadap proses, yaitu penilaian yang dititik beratkan pada pelaksanaan
program, apakah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak. Proses yang
dimaksud mencakup semua tahap administrasi, mulai dari tahap perencanaan,
pengorganisasian, dan pelaksanaan program.
c. Penilaian terhadap keluaran, merupakan penilaian terhadap hasil yang dicapai dari
dilaksanakannya suatu program.
d. Penilaian terhadap dampak, yaitu penilaian yang mencakup pengaruh yang
ditimbulkan dari dilaksanakannya suatu program.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Service Improvement menggambarkan praktik terbaik untuk mencapai peningkatan
skala besar dan bertahap dalam kualitas layanan. Servive Improvements harus menjadi
tujuan untuk semua orang di dalam sebuah organisasi, kegiatan peningkatan hanya akan
terjadi jika dikelola dengan baik.
Mutu pelayanan kebidanan adalah tingkat kesempurnaan dan standar yang telah di
tetapkan dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk mengurangi tingkat kematian.
mutu pelayanan kesehatan itu sendiri menurut WHO 1988 adalah penampilan yang pantas
atau sesuai yang berhubungan dengan standar- standar dari suatu intervensi yang diketahui
aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan yang telah
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan,
ketidakmampuan dan kekurangan gizi (Anonim, 2011).
Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan untuk mencapai
pelayanan prima melalui peningkatan mutu pelayanan, yaitu: (1) Pelanggan dan
harapannya; (2) Perbaikan kinerja; (3) Proses perbaikan, dan ; (4) Budaya yang mendukung
perbaikan terus menerus.
B. Saran
Dapat menambah pengetahuan tentang peningkatan pelayanan dalam kebidanan
untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) perlu
peningkatan standar dalam menjaga mutu pelayanan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes RI.
Muninjaya, A. A. G. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai