Anda di halaman 1dari 3

Nama : Prayogi Setiono

NIM : 0220190505
Prodi : Teologi
Tugas I : Katekisasi
Dosen Pengampu : Pdt. Edy Mulyanta, M.Th.

ISTILAH-ISTILAH DALAM PERJANJIAN BARU

1. Katekhein

Istilah (= katakerja) pertama, yang akan kita sebutkan disini adalah katekhein. Istilah
ini berarti: memberitakan, memberitahukan, mengajar, dan memberi pengajaran. Dalam
Perjanjian Baru, kata katekhein dapat kita temui sebagai arti berikut:

 Mereka mendengar kabar/berita tentang engkau (Paulus), bahwa engkau mengajar


semua orang Yahudi yang tingggal diantara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan
hukum Musa. . . dan seterusnya (Kis. 21:21).
 Ia (= Apolos) telah menerima ajaran dalam jalan Tuhan (Kis.18:25). Maksudnya:
kepadanya telah diberi tahu (= telah dijelaskan) tentang jalan Tuhan.
 . . . supaya engkau (= Teofilus) dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang
diajarkan kepadamu sungguh benar (Luk. 1:4).

Dari kesaksian di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan. Pertama: bahwa
katekhein – seperti yang telah dikatakan di atas mempunyai rupa-rupa arti: mengatakan,
menjelaskan, memberitakan, memberitahukan, mengakar. Kedua: bahwa dari rupa-rupa
arti ini, arti “mengajar” yang paling menonjol. Tetapi yang dimaksudkan dengan
“mengajar” di sini bukan mengajar dalam arti intelektualistis, melainkan dalam arti
praktis: mengajar atau membimbing orang, supaya ia melakukan apa yang telah diajarkan
kepadanya.

2. Didaskein

Istilah (= katakerja) kedua, yang akan kita sebutkan di sini ialah didaskein. Dalam
dunia Yunani kata ini digunakan untuk pekerjaan menyampaikan pengetahuan dengan
maksud, supaya orang yang diajar itu dapat bertindak dengan terampil. Sesuatu yang penting
dalam didaskein dalam arti ini ialah, supaya Torah yang manusia pelajari itu, diterjemahkan
dalam perbuatan-perbuatan yang konkrit dalam hidupnya.

Dalam Perjanjian Baru selalu dikatakan bahwa Yesus “mengajar”. Salah satu nas
yang berkata tentang ini ialah Matius 4:23, yang berkata “Yesus pun berkeliling diseluruh
Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta
melenyapkan segala penyakit serta kelamahan di antara bangsa itu”. Dari sini nyata bahwa
pengajaran Yesus berkaitan erat dengan pemberitaan-Nya tentang Injil Kerajaan Allah yang
menyatakan kuasa-Nya yang menyembuhkan orang-orang sakit.
3. Ginoskein

Arti dasar dari istilah (= katakerja) ini ialah “mengenal” atau “belajar mengenal”.
Dalam dunia pemikiran Yunani ginoskein terutama bersifat intelektualistis dan dapat berarti
“mengetahui” sesuatu: mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman (sebagai hasil dari
pemikiran dan pertimbanganotak manusia.

Sesuai dengan itu, ginoskein (= mengenal, mengenal secara intim, mengerti,


mengakui) dalam Perjanjian Baru juga mempunyai arti: mempunyai pengetahuan tentang
kehendak Allah untuk melakukannya. Ginoskein disitu meminta ketaatan, penyerahan diri dan
kepercayaan kepada Allah. Contohnya: “sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka
tidak memuliakan-Nya sebagai Allah atau tidak mengucap syukur kepada-Nya” (Rm. 1:21).

Dalam Perjanjian Baru kita juga membaca tentang suatu “pengetahuan” (= gnosis)
yang menyesatkan, yaitu pengetahuan (= gnosis) yang merambak masuk ke dalam jemaat-
jemaat dan menimbulkan sebuah perpecahan, dengan jalan saling mempertentangkan
anggota-anggota jemaat atau menarik banyak di antara mereka dari persekutuan Allah yang
hidup. Pengetahuan (= gnosis) ini dengan kuat ditentang oleh rasul Paulus dan Yohanes.

4. Manthanein

Kata manthanein adalah suatu istilah (= katakerja) lain untuk “belajar”. Dalam arti
umum kata ini mengindikasikan suatu proses rohani, dimana orang mencapai sesuatu bagi
dirinya untuk perkembangan bagi kepribadiannya. Dalam Perjanjian Baru kata ini kita temui
dengan arti “belajar”, tetapi disitu ia kurang banyak digunakan, kalau dengan kata didaskein.
Namun dimana ia digunakan dalam Perjanjian Baru, disitu ia selalu mengandung arti bahwa
murid adalah sekalgus pengikut. Yesus selalu memakainya dalam arti itu: mempelajari untuk
melakukan. Contohnya: “pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah
belas kasihan (yang dilakukan atau dinyatakan pada sesama manusia) dan bukan
prsembahan” (Mat.9:13).

Murid-murid Yesus ialah pertama-tama mereka yang Ia sendiri pilih dan panggil
untuk mengikuti-Nya dalam pekerjaan-Nya. Mereka biasa disebut rasul-rasul. Tetapi bukan
mereka saja yang murid-murid Yesus. Dalam Kis. 11:26 nyata bahwa semua orang yang oleh
pekerjaan Roh Kudus percaya kepada-Nya, adalah juga murid-murid-Nya. dari dalam
persekutuan dengan Dia mereka belajar untuk mentaati panggilan itu: untuk mengikut dan
melayani-Nya.

5. Paideuein

Kata paideuein adalah istilah (= katakerja) terakhir dalam pembahasan ini. Arti kata
ini menunjukkan ke arah kata Indonesia “mendidik”. Yang dimaksudkan dengan paideuein
ialah: memberikan bimbingan kepada anak-anak, supaya mereka – dalam dunia orang dewasa
– dapat menempati tempat mereka.
Dalam Perjanjian Lama tugas mendidik berlangsung dalam suatu kerangka yang lain,
yaitu di bawah aspek pengudusan untuk Allah dan perjanjian-Nya. untuk menjelaskan hal ini,
baiklah kita mengutip beberapa kesaksian dari kitab Imamat: “Kuduslah kamu, sebab Aku,
TUHAN Allahmu, kudus” (Im.19:2). “Kuduslah kamu bagiKu, sebab Aku ini, TUHAN,
kudus dan Aku telah memisahkan dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milikKu”
(Im. 20:26).

Hal yang sama juga kita temui di Perjanjian Baru. Bukan saja umat Allah dalam
Perjanjian Lama, tetapi juga anggota-anggota jemaat dalam Perjanjian Baru adalah orang
kudus, yang telah dipilih, dipanggil dan dikuduskan (= diajar, dididik) oleh Yang Kudus
menjadi anggota-anggota umat-Nya. Contohnya: “Segala tulisan yang diihamkan Allah
memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap orang
milik Allah, diperlengkapi untuk tiap-tiap perbuatan yang baik” (1 Tim. 3:16-17).

Anda mungkin juga menyukai