Oleh
FERINA SAFITRI
1715041011
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Sejarah PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dan Perkembangannya..........................1
B. Garis Besar Deskripsi Proses........................................................................................3
C. Tujuan Kerja Praktek...................................................................................................3
D. Ruang Lingkup Kerja Praktek......................................................................................3
E. Waktu Pelaksanaan......................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................5
A. Proses Produksi............................................................................................................5
B. Elektrolisis Sel Membran.............................................................................................6
BAB III BAHAN BAKU.........................................................................................................8
A. Spesifikasi Alat..........................................................................................................32
1. Primary Brine Treatment.......................................................................................32
2. Secondary Brine Treatment & Dechlorination.......................................................33
3. Cell Room...............................................................................................................34
4. Caustik Handling & Caustik Evaporasi.................................................................35
5. Chlorine Treatment................................................................................................35
6. Hypochlorite, H2SO4 Neutralization.......................................................................36
7. HCl Unit.................................................................................................................37
8. Chlorine Filling System..........................................................................................37
BAB VI PRODUK.................................................................................................................38
A. Produk Utama.............................................................................................................38
BAB VII UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH........................................................42
A. Utilitas........................................................................................................................42
1. Penyediaan Air...........................................................................................................42
a. Air bersih (Fresh Water)............................................................................................42
b. Air Demineralisasi (Demineralized water).................................................................43
c. Sistem Air Pendingin..................................................................................................45
2. Dry Padding Air dan Udara Instrumen.......................................................................46
3. Penyediaan Listrik dan Steam....................................................................................47
B. Pengolahan Limbah.......................................................................................................47
BAB VIII TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK..............................................................52
LAMPIRAN...........................................................................................................................64
DAFTAR TABEL
A. Sejarah PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dan Perkembangannya
Saat ini kebutuhan dunia akan kertas semakin meningkat. Hal ini mendorong
berkembangnya secara pesat industri kertas di dunia termasuk di Indonesia.
Dalam kehidupan sehari-hari kertas banyak digunakan di berbagai bidang,
misalnya dalam bidang perkantoran, media komunikasi, pendidikan dan masih
banyak lagi yang lainnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, maka industri
kertas bersaing untuk memproduksi kertas dengan kualitas terbaik. Semakin
meningkatnya persaingan, baik dipasar domestik maupun internasional, maka
biaya produksi harus ditekan serendah mungkin. Salah satu cara untuk
menekan biaya produksi adalah dengan memproduksi kertas dalam jumlah
besar
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills adalah perusahaan swasta nasional yang
bergerak pada bidang produksi kertas yang berada dibawah naungan Sinar
Mas Group. Sinar Mas Group mempunyai 17 perusahaan, yang kesemuannya
bergerak dibidang kertas. Salah satunya perusahaan kertas yang kita kenal,
yaitu Tjiwi Kimia yang merupakan perusahaan dibawah naungan Sinar Mas
Group sama halnya dengan PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Saat ini PT.
Pindo Deli Pulp and Paper Mills merupakan perusahaan terbesar di Indonesia
dengan produk kualitas internasional. Dengan produk utamanya adalah Sinar
Dunia dan Bola Dunia serta Tisu Paseo, Nice, Joly, dan lain-lain. PT. Pindo
Deli Pulp and Paper Mills mengelola bahan baku yaitu pulp menjadi kertas
serta memproduksi bahan-bahan kimia di Unit Caustic Soda Plant dengan
bahan baku garam.
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills didirikan pada tahun 1976 di Jl. Ir.
Soetami, Desa Adiarsa, Kec. Teluk Jambe, Karawang dengan luas area
perusahaan adalah 45 Ha, yang terdiri dari 7 paper machine, 2 off machine
coater, 7 online coater, 3 cost coat, 2 embushing machine, cuter/rewinder,
dan super calender. Perusahaan ini diprakarsai oleh empat orang yang berasal
dari Deli Serdang, Sumatera Utara. Mereka adalah Rudi Wiranta, Supardi
Ghozali, Hendrik Wibawa, dan Sanusi. Nama Pindo Deli sendiri memiliki
makna dibaliknya, Pindo merupakan singkatan dari Putra Indonesia dan Deli
merupakan nama daerah asal dari keempat orang tersebut berasal.
Pada tahun 1977 PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills mulai beroperasi
dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan dua mesin
pembuat kertas, berkapasitas 18.000 ton/ tahun. Pada tahun 1981, Pindo Deli
menambahkan dua mesin untuk produksi kertas dan board sehingga kapasitas
produksi menjadi 61.200 ton/tahun serta ditahun yang sama juga dilakukan
penambahan mesin cost coat untuk produksi coating paper berkapasitas
18.000 ton/tahun. Tahun 1991 Pindo Deli melakukan ekspansi besar-besaran
dengan menambahkan tiga unit mesin, yaitu satu unit tisu dengan kapasitas
12.000 ton/tahun, satu unit paper machine dengan coater berkapasitas 60.000
ton/tahun dan satu unit board machine dengan coater berkapasitas 60.000
ton/tahun.
Pada tahun 1994 PT. Pindo Deli Pulp and Paper berubah status menjadi
Penanaman Modal Asing. Pada tahun 1997, Pindo Deli membangun pabrik
baru (Pindo Deli II) yang berlokasi di BTB 6-9, Desa Kutamekar, Kec. Teluk
Jambe, Karawang Timur dengan luas area 450 Ha dan terdiri dari 3 paper
machine, 10 cast coat, 1 carbonless, 2 cutsize, sheeteri, syncro culter,
rewinder, carbonless converting, corrugated plant, dan caustic soda plant
dengan kapasitas mesin 480.000 ton/tahun. Kemudian pada tahun 1998
kembali menjadi Penanaman Modal Negeri sekaligus menjadi perusahaan
yang bergabung dengan Sinar Mas Group dibawah APP (Asia Pulp and
Paper).
Secara umum proses produksi di Caustic Soda Plant PT. Pindo Deli Pulp and
Paper Mills terdiri dari 6 proses utama yaitu :
1. Brine Treatment dan Brine Dechlorination
2. Elektrolisis Sel
3. Pengolahan Gas Klorin (Chlorine Treatment Cl2)
4. Evaporasi Caustic Soda (NaOH)
5. Sintesis Asam Klorida (HCl)
6. Sintesis Natrium Hipoklorit (NaOCl)
Pelaksanaan program Kerja Praktek yang kami laksanakan di PT. Pindo Deli
Pulp and Paper Mills II bertujuan untuk:
1. Mengenal gambaran secara nyata terhadap proses Caustic Soda Plant PT.
Pindo Deli Pulp and Paper Mills II.
2. Mengetahui sistem menejemen dan stuktur organisasi di Caustic Soda
Plant PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills II.
3. Memperoleh gambaran nyata dan menambah wawasan mengenai sistem
kerja di lapangan dan interaksi dalam dunia kerja.
4. Mengidentifikasi suatu masalah yang terdapat pada perusahaan melalui
pelaksanaan tugas khusus.
Ruang lingkup kerja pratek di Caustic Soda Plant PT. Pindo Deli Pulp and
Paper Mills II meliputi sistem proses, utilitas dan pemeliharaan, organisasi
perusahaan, dan tugas khusus
E. Waktu Pelaksanaan
A. Proses Produksi
Adapun proses pembuatan soda kaustik dan klorin didasarkan oleh reaksi
elektrokimia antara garam dan air sebagai berikut :
Ada tiga jenis rancangan sel yang paling banyak dipakai di industri yaitu sel
diafragma, sel membran, dan sel merkuri yang masing-masing jenis
mempunyai spesifikasi yang berbeda dan menghasilkan NaOH dengan
kapasitas yang berbeda pula. Dari ketiga sel tersebut diatas PT. Pindo Deli
Pulp and Paper Mills II memilih proses membran untuk menghasilkan
produknya. Bila dibandingkan dengan sel diafragma dan merkuri, sel
membran dapat menghasilkan produk elektrolisa dengan kemurnian lebih
tinggi. Tetapi kelemahan dari sel membran itu sendiri adalah larutan garam
yang diumpan ke electrolyzer harus mempunyai kemurnian yang tinggi. Oleh
karena itu diperlukan proses pemurnian larutan garam dari impuritiesnya
sebelum diumpankan ke eleckrolyzer.
Sebuah electrolyzer tipe membran merupakan suatu rakitan dari dua atau lebih
sel. Proses ini merupakan modifikasi dari proses diafragma, sifat membran
tidak mengizinkan ion khlorida melewatinya. Sehingga soda kaustik bebas
dari kandungan garam. Sel didefinisikan sebagi suatu ruang yang memiliki
elektroda dan elektrolit. Sel membran PT. PDPPM II memiliki komponen
utama sebagai berikut:
1. Elektroda positif (Anoda)
Elektroda ini terbuat dari lapisan Titanium. Elektrolit yang berada di dalam
ruangan anoda ini adalah larutan NaCl yang disbebut anolyte.
2. Elektoda negatif (Katoda)
Elektroda ini terbuat dari lapisan nikel. Elektrolit yang berada didalam ruang
katoda ini adalah larutan NaOH yang disebut catholyte
3. Membran
Perfluorinated membran ini mengandung sulphonate dan carbocylate, yang
berguna untuk menjaga anolyte dan catholyte tetap terpisah.
Larutan soda kaustik dan gas hidrogen berpisah dari sisi katoda. Soda kaustik
kemudian dimasukan kedalam tangki 32% NaOH dan selanjutnya dikirim ke
area evaporasi untuk dipekatkan menjadi 480% NaOH. Sementara gas
hidrogen didinginkan dan dialirkan ke unit HCl atau dibuang ke udara. Gas
Cl2 dan depleted brine yang keluar dari sisi anoda, selanjutnya dipisah.
Anolyte dialirkan ke tangki depleted brine setelah penetralan, sehingga larutan
depleted brine menjadi bebas klorin dan dapat dikembalikan ke brine
saturation. Sedangkan gas Cl2 akan dilakukan beberapa perlakuan antara lain
proses pendinginan, pengeringan, pemampatan, dan pencairan.
BAB III
BAHAN BAKU
Bahan baku utama Caustic Soda adalah garam. Caustic Soda Plant PT.
Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki standar kualitas tersendiri dalam
penggunaan bahan baku garam. Caustic Soda Plant memilih garam dengan
impurities yang rendah sehingga dalam pengolahaan pengurangan pengotor
dapat dilakukan dengan seefisien mungkin. Jenis garam yang digunakan
adalah garam jenis solar dari Australia karena memiliki nilai impurities
yang lebih kecil dibandingkan dengan garam lokal. Impurities yang tidak
diharapkan pada bahan baku ini adalah Ca dan Mg. Teknologi muktahir
yang digunakan pada industri khlor alkali untuk menghasilkan produk-
produknya adalah elektrolisis larutan garam (brine). Teknologi ini
digunakan karena bahan baku garam lebih murah, kemurnian produk lebih
tinggi, tekanan dan temperatur operasinya rendah.
2. Air Demin
Spesifikasi air sungai citarum yang akan diproses di dalam demin plant
harus memenuhi spesifikasi kualitas standar air demin. Spesifikasi air
demin pada unit soda kaustik sesuai desain dapat dilihat sebagai berikut :
PH :7
Konduktivitas (Maks.) : 10 mikroSiemens/cm
Total Kekerasan : 0,1 ppm
Fe (Maks.) : 0,5 ppm
SiO2 : 0,1 ppm
Padatan Tersuspensi :0
Zat Organik : 0,1 ppm
B. Bahan Baku Penunjang
Selain bahan baku utama juga diperlukan bahan baku lainnya untuk
menunjang proses. Berikut ini bahan-bahan penunjang yang digunkan Caustic
Soda Plant yaitu:
1. Hydrochloric Acid (HCl)
Asam Klorida digunakan dalam proses brine acidification, chlorate
decomposition, brine dechlorination, dan resin regeneration. Asam
Klorida yang digunakan berasal dari hasil proses HCl synthesys.
2. Natrium Karbonat (Na2CO3)
Natrium Karbonat digunakan dalam proses brine purification, dan brine
reactor yaitu untuk mempresipitasi kalsium.
3. Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida digunakan dalam proses regenerasi resin, netralisasi
brine, netralisasi klorin, brine purification yaitu untuk mempresipitasi
magnesium dan elektrolyzer start up.
4. Flocculant
Flocculant digunakan untuk memisahkan brine dari kotoran yaitu pada
proses brine settling. Flocculant yang digunakan merupakan liquid
anionic polyelectrolyte (polyacrylic type) yang merupakan amminic group,
dan bebas nitrogen.
5. Precoat and Filter Aid
Digunakan untuk menyaring suspended solid yang tidak terendapkan dan
masih terbawa dalam brine filter dengan menggunakan α-selulosa. α-
selulosa ini mempunyai panjang fiber 200 micron dan tebal 20 micron.
6. Resin
Digunakan untuk menghilangkan Ca2+ dan Mg2+ pada tahap brine
secondary purification. Ion exchange yang digunakan merupakan resin
kation asam kuat bentuk Na. Sedangkan resin anion yang digunakan
merupakan jenis anion basa kuat Cl.
7. Natrium Sulfit (Na2SO3)
Natrium sulfit digunkan untuk bahan tambahan di brine dechlorination
dan digunakan untuk menghilangkan gas klorin dari air limbah proses
dipenampungan waste treatment sementara. Natrium sulfit yang
digunakan memiliki kadar 98% Na2SO3 dengan maksimum moisture
content sebesar 0,1%.
8. Asam Sulfat (H2SO4)
Asam sulfat digunakan untuk mengabsorp H2O pada proses chlorine
drying di chlorine treatment. Asam sulfat yang digunakan termasuk kelas
teknis.
BAB IV
SISTEM PROSES
Soda kaustik dan klorin dapat dihasilkan dengan cara mengelektrolisis larutan
garam (brine) dengan menggunakan reaktor elektrokimia, sel membran.
Produk-produk PT. PDPPM II unit caustic soda adalah soda kaustik, asam
klorida, klorin cair, dan sodium hipoklorit. Secara umum, proses produksi
terbagi menjadi beberapa proses utama, yaitu :
Parameter Batas
pH 2-11
NaClO3 ≤8 gpl
Na2SO4 ≤10 gpl
Ca++ dan Mg++ ≤30 ppb tot
Sr++ ≤200 ppb
Ba++ ≤300 ppb
Fe ≤1 ppm
I ≤1 ppm
Al ≤100 ppb
SiO2 ≤10 ppm
Ni ≤10 ppb
Mn ≤50 ppb
Sumber : (PT.PDPPM II, 2001, Training Manual Caustic Soda Plant)
1. Brine Saturation
Bahan baku garam dilarutkan dengan demin water juga depleted
brine dalam bak saturator. Aliran keluar demin water dan depleted
brine ini menimbulkan aliran turbulen dari bawah ke atas sehingga
membentuk bubbling yang secara tidak langsung berfungsi sebagai
pengaduk, dengan begitu diharapkan didapat hasil pelarutan yang
homogen. Suhu dijaga dengan temperatur ± 70-80℃ dengan
diberikan steam yang diinjeksikan ke dalam brine saturator.
Sedangkan pH pada brine saturator dijaga 8.0-12.0, nilai pH
tersebut merupakan nilai optimal ketika brine masuk ke dalam cell
pH harus dalam keadaan basa.
Pengotor-pengotor yang berukuran besar seperti kayu, logam, botol
plastik, dan lain-lain yang hadir bersama kristal NaCl, akan
tersaring dari larutan brine. Dinding bagian atas brine saturator
didesain sedemikian rupa, sehingga pengotor-pengotor tesebut akan
tertahan dan larutan brine akan mengalir secara overflow ke dalam
pit saturator. Sehingga larutan brine mempunyai nilai konsentrasi
300-310 gpl ini kemudian akan dipompakan menuju brine reactor..
Suhu dari brine reactor dijaga pada nominal 55-60°C. Jika kurang
dari ini, partikel akan mengkristal dan mengendap di sepanjang pipa
dan alat. Jika berlebih, partikel akan bergerak bebas sehingga tidak
akan terjadi proses sedimentasi. Nilai pH pada dijaga agar tetap
pada keadaan basa yaitu sebesar 8,0-12,0.
Selama proses berlangsung ± 2 jam sekali, maka dilakukan
pengambilan sample dari brine reactor untuk dihitung total excess
NaOH dan CaCO3. Batas excess NaOH 0,10-0,50 gpl sedangkan
untuk CaCO3 sebesar 0,20-0,70 gpl. Adapun hasil yang diharapkan
setelah proses pengendapan selesai nilai suspended solid yang
masih tertinggal dalam larutan brine ≤ 150 ppm. Nilai Av. Cl2 yang
diharapkan keluar dari tahap ini adalah ≤ 0,0 ppm.
3. Brine Clarifier
Larutan brine dari brine reactor mengalir menuju brine clarifier.
Pada brine clarifier larutan dicampurkan dengan flocculant yang
nantinya akan mengikat pengotor-pengotor tersebut. Sehingga
terbentuk endapan-endapan dari reaksi di brine clarifier, yang
sebelumnya telah diinjeksikan flocculant, sehingga terjadi gravity
settling. Flok-flok yang dihasilkan turun ke bagian dasar brine
clarifier.
4. Brine Filtration
Tahap penyaringan diperlukan untuk memisahkan lumpur-lumpur
halus atau kotoran yang tidak terendapkan. Penyaringan pertama,
brine dialirkan ke brine filter, partikel-partikel padatan yang masih
terbawa bersama larutan brine. Sebelum dilakukan proses filtrasi
dilakukan dahulu precoat yakni pelapisan karbon dengan alfa
sellulosa. Injeksi pelapisan precoat berhenti ketika larutan precoat
pada tangki precoat sudah terlihat jernih. Kemudian larutan brine
diinjeksikan dari bawah tangki filter, bersama filter aid yang
bertujuan untuk memperpanjang proses kerja dari brine filter.
Campuran alfa sellulosa masuk kedalam brine filter, kemudian alfa
sellulosa menempel pada batang karbon.
5. Resin Tower
Tahap penyaringan kedua adalah penyaringan dengan
menggunakan media ion-ion (resin). Resin ion exchange adalah
gugus-gugus ionik berpori, yang memiliki kemampuan untuk
menarik ion bebas, dimana bertujuan untuk menurunkan hardness
pada larutan brine di bawah 40 ppb (syarat untuk pengoperasian sel
membran). Hardness pada larutan brine berupa kalsium (Ca) dan
magnesium (Mg). Resin yang digunakan adalah resin kationik
dalam bentuk R-Na, yang beroperasi akan memutus ikatan dan
digantikan dengan ion Ca dan Mg. Proses penyaringan pada tahap
ini berlangsung hingga resin mengalami keadaan jenuh (saturated),
yaitu keadaan dimana semua resin telah berikatan dengan Ca dan
Mg. Keadaan jenuh ini dapat diketahui dengan analisis kimia,
namun dapat juga diketahui dari ciri fisiknya, yakni mengapungnya
resin dalam larutan. Pada kondisi ini, resin harus diregenerasi
sehingga dapat digunakan kembali.
Sel elektrolisa terdiri dari gabungan anoda dan katoda yang dibatasi
oleh membran, untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 3 berikut ini:
Gambar 3 Skema Proses Electrolyzer
Berikut ini adalah reaksi kimia yang terjadi pada sisi anoda dan
katoda di sel elektrolisa :
Gas-gas klorin yang masuk ke unit hipo secara kontinyu berasal dari
beberapa sumber antara lain :
Vent pendingin dan pengeringan Cl2
Vent gas dari evaporasi Cl2
Vent gas dari Brine dechlorination
Sisa gas dari pencairan Cl2
Jalur emergency dari safety seal dan hydroulic seal
Gas Cl2 masuk ke tower pertama (C.801) kemudian larutan NaOH 12%
yang disirkulasikan akan mengikat gas Cl2 sampai excess Naoh
mencapai 8%. Bila ada sisa gas Cl2 yang belum terserap pada tower
pertama maka akan diserap pada tower yang kedua. Apabila excess
NaOH telah mencapai 8% larutan NaOCl akan dikirim ke tangki
penyimpanan Hipo (TK.803 A/B) dengan memiliki konsentrasi sebesar
5-300 gpl
Gas klorin dan gas hidrogen yang dikirim dari blower dan demister,
selanjutnya akan dimasukan ke unit sinesis HCl untuk dibakar. Excess
hidrogen diusahakan ± 5-10% untuk merealisasikan gas Cl 2 terbakar
seluruhnya. Gas HCl hasil pembakaran kemudian didinginkan dan
selanjutnya diserap oleh air demin hingga diperoleh konsentrasi 32%
HCl. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Larutan HCl 32% yang keluar dari HCl PU, kemudian ditampung
dalam tangki penampungan sementara di tangki HCl. Dari tangki
HCL, larutan HCl 32% kemudian dikirim ke tangki penyimpanan HCl
untuk selanjutnya dikirim ke HCl Filling Station, dimana setelah
melalui tahapan ini HCl siap untuk dipasarkan.
Dibagian atas HCl storage, akan terbentuk kembali gas HCl, maka
untuk menghilangkannya, gas ini akan dialirkan ke vent gas washing
tower untuk dicuci dan diserap oleh demin water dengan cara
menspraykan demin water dan disirkulasikan melewati demin water
tank kemudian kembali lagi ke tower demikian seterusnya. Selain
kembali lagi ke tower, demin water juga akan dialirkan ke tail gas
scrubber untuk proses yang telah dijelaskan sebelumnya.
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN PROSES
A. Spesifikasi Alat
5. Chlorine Treatment
a. Primary Chlorine Cooler (E.601)
Jenis : Plate and Frame Heat Exchanger
Material plate : Titanium
Kapasitas : 700400 kcal/h
Fungsi Alat : Mendinginkan gas chlorine yang keluar dari sel
b. Cl2 Drying Tower (C.604, C.605, C.606)
Material : PVC+FRP
Kapasitas : 9 m3
Diameter : 1000 mm
Fungsi Alat : Tempat untuk menyerap uap air yang terkandung
dalam Cl2 gas
c. Cl2 Compressor (PU.701 A/B/C)
Kapasitas : 57,5 ton/day (satu unit)
Fungsi Alat : Memampatkan gas Cl2 sebelum Cl2 dicairkan
d. Cl2 Liquefaction Package Unit (P.730 A/B/C)
Material : ASME VIII Freon : R-22
Kapasitas : 30 ton/day (satu unit)
Fungsi Alat : Mencairkan gas Cl2 yang telah dimampatkan di Cl2
Compressor
e. Liquid Cl2 Storage Tank (V.701 A/B/C)
Material : ASTM A.516
Kapasitas : 1 m3
Diameter : 2200 mm
Fungsi Alat : Menampung chlorine cair hasil produksi
7. HCl UNIT
a. HCl synthesis Unit (PU.901)
Material : Graphilor BS
Kapasitas : 110 ton/hari
Fungsi Alat : Mereaksikan gas H2 dan Cl2 menjadi gas HCl
b. Tail Gas Scrubber
Material : Graphilor BS
Kapasitas : 1,8 m3
Fungsi Alat : Mengabsorbsi gas HCl yang dihasilakan di HCl
Syntesis Unit
c. HCl Tank (D.902)
Material : FRP
Kapasitas : 10 m3
Diameter : 2000 mm
Fungsi Alat : Menampung larutan HCl 32% hasil dari HCl Syntesis
Unit
BAB VI
PRODUK
A. Produk Utama
Produk utama yang dihasilkan oleh PT. PDPPM II Caustic Soda Plant adalah
soda kaustik, klorin cair, asam klorida, dan sodium hipokhlorit.
1. Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida (soda kaustik) dihasilkan dari hasil elektrolisa larutan
garam dengn demin water. Natrium hidroksida yang diproduksi ada dua
macam konsentrasi, yakni 32% dan 48%. Larutan NaOH 32% merupakan
produk yang dihasilkan dari proses elektrolisa brine dan air. Sedangkan
larutan NaOH 48% merupakan produk yang diperoleh dari penguapan
(evaporasi) larutan NaOH 32% menggunakan alat multiple effect
evaporator. Dari proses evaporasi ini selanjutnya dikirimkan ke tangki
penyimpanan untuk diisikan ke drum dan siap dipasarkan.
Spesifikasi Produk NaOH Keluar dari Sel Elektrolisa:
NaOH : 32%
NaCl : 40 ppm
NAClO3 : 20 ppm
Fe2 O3 : 3 ppm
Spesifikasi Produk NaOH Setelah Evaporasi:
NaOH : 48%
NaCl : < 65 ppm
NAClO3 : < 50 ppm
Fe2 O3 : 3 ppm
Bentuk : Cair
Kapasitas produksi : 240 ton/hari
Natrium Hidroksida (NaOH) yang dihasilkan adalah cairan bening tak
berwarna, tidak berbau, larut dalam air dan tidak mudah menguap. NaOH
dapat menyebabkan kebakaran kulit dan kerusakan pada mata.
Klorin adalah gas berwarna kuning kehijauan atau cairan yang berwarna
kuning tua. Klorin dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan sistem
pernapasan. Pada konsentrasi 1000 ppm akan menyebabkan kematian.
Klorin dapat digunanakan untuk membuat PVC (Poly Vinil Chloride),
bleaching pada pabrik kertas dan tekstil, zat kimia anorganik (HCl,
titanium pentakhlorida), zat kimia organic (kabon tetrakhlorida,
chloroform, fosgen, dll), zat sanitasi dan desinfektan, baterai special
(litium/zinkum).
Asam klorida merupakan cairan yang tidak berwarna atau agak sedikit
kekuning-kuningan/ uap dari asam klorida dapat menyebabkan iritasi
berat dan luka ada tenggorokan. Asam klorida (HCl) dapat digunakan
untuk membuat flourin dan alimunium, kloride dan tambahan bahan bakar
roket, sebagai zat koagulan lateks, pengontrol pH, memperhalus
(menyuling) uranium, zat pembantu dalam reaksi organik atau non
organik, dan untuk membersihkan metal.
A. Utilitas
1. Penyediaan Air
Air merupakan kebutuhan mutlak yang diperlukan dalam industri
khlor alkali yaitu sebagai bahan baku utama dalam proses elektolisa.
PH 6-7.5
Konduktifitas ≤10.0
Suspended Solid ≤ 1 ppm
Ca & Mg ≤ 0,10 ppm
Fe ≤ 0,50 ppm
SiO2 ≤ 0,10 ppm
(Sumber : Laboratory Caustic Soda Section, 2006)
b. Udara Instrumen
Dalam prosesnya, udara instrument berasal dari atmosfer, dimana
udara tersebut akan terhisap oleh kompresor untuk dimampatkan.
Setelah itu udara dikeringkan untuk menurunkan kadar airnya.
Mengacu pada standar kualitas air limbah yang ditetapkan oleh pemerintah (SK
Gubernur Jabar NO 16/20 Maret 1997) dimana setiap air limbah yang akan
dibuang ke aliran sungai tidak boleh melibihi ambang batas yaitu pH 6-9, COD
250 ppm, BOD 125 ppm dan TSS 125 ppm. PT. PDPPM II telah mencapai
hasil yang jauh lebih kecil dari standar yang ditetapkan. Bahkan lebih kecil
dibandingkan dengan spesifikasi instalasi dengan hasil rata-rata perbulannya
adalah pH 7,62, COD 106 ppm, BOD 53 ppm dan TSS 20 ppm.
Air buangan dari sistem proses unit Caustic Soda akan ditampung di waste
water pit, ditempat ini air buangan akan diolah dan dinetralisasikan dengan
mengatur pH air buangan. Dengan menambahkan larutan HCl atau NaOH, bila
pH terlalu tinggi maka diinjeksikan HCl dan bila pH rendah maka diinjeksikan
larutan caustic, sampai diperoleh pH netral (± 7). Air buangan yang telah
dinetralisasi, selanjutnya dibuang ke WWT. Debit limbah dari unit sebesar 200
m3/hari, limbah unit caustic soda bergabung dengan limbah PM 9 dalam satu
jalur. Air limbah yang dihasilkan oleh unit-unit produksi akan diolah di waste
water treatment plant melalui tahapan-tahapan sebgai berikut :
1. Screening (Penyaringan)
Perlakuan awal tehadap air limbah yang datang dari unit produksi adalah
penyaringan terhadap benda-benda yang berukuran besar. Unit mempunyai
dua buah saringan yaitu saringan halus (Bucket Screen) dan saringan kasar
(Coarse Screen) yang bekerja secara otomatis.
2. Equalization Basin (Bak Ekualisasi)
Karena pengaruh gaya gravitasi air limbah dari screening station mengalir ke
equalization basin. Fungsi dari alat ini adalah untuk menjaga agar fluktuasi
air limbah mendekati konstan/ tidak terlalu besar. Hal ini dilakukan dengan
menempatkan 3 buah mixer yang berfungsi untuk mengaduk dan membuat
kondisi air limbah menjadi aerob dan homogen. Waktu tinggal cairan limbah
sekitar 30 menit.
3. Chemical Precipitation (Penambahan Bahan Kimia)
Dari bak equalisasi air dipompa ke unit pengolahan kimia untuk
dinetralisasi, di koagulasi dan di flokulasi. Netralisasi dengan penambahan
H2SO4 dan NaOH. Proses Koagulasi dengan penambahan koagulan
Aluminium sulfit Al2(SO4)3 sebanyak 400 ppm/hari di bak koagulasi.
Auminium sulfit ini akan mengikat partikel-partikel halus untuk membentuk
flok-flok, bak koagulasi dilengkapi dengan pengaduk yang berputar cepat.
Kemudian air limbah dialirkan ke tangki flokulasi, dimana terjadi
penambahan polimer Frestol sebanyak 20 ppm/hari disertai dengan
pengaduk lambat. Pengaduk ini dijalankan dengan putaran lambat agar
ikatan antara koagulan dan kotoran yang sudah terjadi sebelumnya tidak
terpecah lagi.
4. Primary Clarifier (bak pemisahan 1)
Partikel yang telah membentuk flok mengalir secara gravitasi dari tahap
chemical precipitatin ke primary clarifier. Air limbah yang terbebas dari
lumpur (Filtrat) akan mengalir secara overflow ke bak aerasi. Sedangkan
partikel yang mengendap dialirkan ke thickener, dimana terjadi pengentalan
terhadap lumpur. Lalu lumpur akan dialirkan ke mesin belt press untuk
dikeringkan dan air belt press akan dipompakan ke influent kembali. Waktu
tinggal cairan limbah di primary adalah 5-6 jam.
5. Cooling Tower (Menara Pendingin)
Filtrat dialirkan ke Cooling tower untuk diturunkan suhunya dari 37◦C
sampai 27◦C. Partikel yang tidak mengendap di bak pengendapan pertama
akan di uraikan oleh bakteri di bak aerasi oleh karena itu temperatur yang
masuk ke bak aerasi harus dijaga.
6. Aeration Basin (Bak Aerasi)
Didalam bak aerasi partikel-partikel senyawa organik diuraikan oleh bakteri
aerob. Ada beberapa parameter yang harus dijaga agar proses pengolahan
limbah secara biologis dapat berjalan dengan baik antara lain:
pH Bakteri dan mikroba : 6-8
Oksigen : min. 1 ppm
Nutrien : 1-3 ppm
Phosfat : 0.5-1 ppm
Temperatur : max.37◦C
Tipe bak aerasi adalah tipe plug flow aerator yang dilengkapi dengan 2 ba
selektor dan 11 buah surface aerator untuk mencukupi kebutuhan oksigen.
Dan untuk nutrien yang ditambahkan adalah urea dan SP-36 untuk
kelangsungan hidup bakteri. Di bak aerasi terdapat 95 % bakteri penggumpal
dan 5 % protozoa (Amoeba, Flagelata, Cilata, Rotifera, dan Nematoda).
Waktu tinggal limbah cair ini adalah 36 jam.
7. Secondary Clarifier (Bak Pemisahan 2)
Kemudian limbah dari bak aerasi dialirkan ke secondary clarifier. Bak ini
merupakan bak pengolahan terakhir, untuk memisahkan endapan dari filtrat.
Kemudian air (filtrat) yang telah aman dari kandungan zat pencemaran dapat
dibuang ke sungai citarum. Sedangkan endapan yang terbentuk akan
dialirkan ke belt press.
8. Sludge Dewatering
Pada unit ini endapan dari bak clarifier akan dihilangkan kandungan airnya
yaitu dengan mesin belt press (kapasitas 20 ton/hari) sehingga terbentuklah
padatan yang dapat dijadikan campuran media tanam budidaya jamur
merang, pupuk, bahan campuran pembuatan eternit, asbes, karton kualitas
rendah, atau dapat ditimbun di dalam tanah (landfill).
B. Lokasi Pabrik
2. PT. PDPPM II beralamat di Desa Kuta Mekar BTB No. 6-9, Karawang,
Jawa Barat 41361. Luas pabrik ini adalah 450 Ha yang berlokasi di
kawasan industri dan jauh dari pemukiman penduduk.
Dasar –dasar pemilihan lokasi pabrik PT. PDPPM adalah sebagai berikut :
a. Tersedianya sarana traspotasi
Letak pabrik yang strategis, yaitu dekat dengan kota Jakarta dan lalu
lintas tol Cikampek, sehingga memudahkan untuk pemasaran produknya.
b. Tersedianya sumber air
Air merupakan salah satu kebutuhan utama pabrik kertas. Sumber air di
PT. PDPPM II adalah sungai citarum untuk kebutuhan fresh water dan
kebutuhan pengolahan limbahnya (Waste Water Treatment).
c. Tersedianya tenaga kerja
Jumlah penduduk yang besar di Jawa Barat dan Jakarta memungkinkan
tersedianya tenaga kerja yang terdidik maupun belum terdidik.
d. Iklim yang menguntungkan
Iklim di sekitar pabrik adalah iklim panas dengan curah hujan yang
tinggi. Hal ini menguntungkan untuk penyimpanan bahan baku.
BAB IX
STRUKTUR ORGANISASI
Adapun beberapa Business Unit yang dibagi menjadi beberapa bagian yang
dipimpin oleh Kepala Unit, yaitu :
Business Unit Chemical
Business Unit Corrugated
Business Unit Pindo I
Bussines Unit Uncoated
Business Unit Tissue
Divisi-divisi yang terdapat di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills , yaitu :
Finance and Accounting Division
Bertanggung jawab terhadap laporan keuangan perusahaan.
Berkoordinasi dengan semua bagian dalam pemakaian keuangan
perusahaan.
Menyusun laporan keuangan perusahaan.
Logistic and Administration Division
Berkoordinasi dengan semua bagian produksi dalam pemakaian
bahan baku.
Bertanggung jawab terhadap pengiriman hasil produksi juga
sarana dan prasarana yang ada diperusahaan.
Bertanggung jawab terhadap perizinan.
Corporate Affair Division
Bertanggung jawab terhadap hubungan luar
Bertanggung jawab terhadap penanganan masalah hokum.
Human Resources Division.
Bertanggung jawab terhadap penanganan sumber daya manusia.
Engineering Division
Menjaga kelancaran mesin produksi.
Menjaga kelancaran pemakaian spare part.
Berkoordinasi dengan bagian produksi untuk menentukan waktu
shut down.
Project Engineering and Utilities
Bertanggung jawab terhadap target hasil produksi serta kualitas
produk yang dihasilkan.
Berkoordinasi dengan bagian marketing dalam hal penentuan jenis
produksi.
Bertangung jawab dalam penggunaan bahan baku dan efisiensi
produksi.
Bertanggung jawab untuk menjamin kelancaran utilitas.
Sales and Marketing Division
Bertanggung jawab tuntuk target pemasaran.
Mengusulkan strategi pemasaran.
Bertanggung jawab untuk mencari pelanggan baru.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Unit dibantu oleh Kepala Seksi serta
dalam kegiatan operasionalnya (proses produksi) Kepala Seksi dibantu oleh
Kepala Shift.
C. Sistem Ketenagakerjaan
PT. PDPPM memiliki karyawan yang terbagi ke dalam tiga golongan, yaitu :
1. Karyawan Tetap
Karyawan tetap menerima gaji pokok ditambah dengan jaminan kesehatan,
premium, uang lembur, transportasi, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan,
dan tunjangan khusus lainnya.
2. Karyawan Kontrak
Karyawan kontrak ini bekerja sesuai dengan batas waktu mereka bekerja dan
menerima gaji pokok sesuai dengan kontrak yang telah ditandatangani
ditambah dengan uang makan, transportasi, jaminan kesehatan, dan uang
lembur.
3. Karyawan Borongan
Karyawan ini menerima pendapatan sesuai dengan lama waktu mereka
bekerja. karyawan ini hanya bekerja jika perusahaan membutuhkan tenaga
kerja tambahan dan sifatnya tidak tetap.
Tenaga kerja di PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills terbagi atas karyawan
struktural dan non struktural. Karyawan struktural adalah karyawan yang
tercantum dalam struktur organisasi perusahaan secara resmi, sedangkan
karyawan non struktural terdiri dari karyawan borongan.
Lamanya kerja dihitung 7 hari kerja untuk bagian produksi, sedangkan untuk
nonproduksi dihitung 6 hari kerja. Meskipun bagian produksi diberlakukan 7 hari
kerja tetapi mendapatkan libur 1 hari dalam 1 minggu dan juga mendapatkan
cuti tahunan (12 hari / tahun).
Keselamatan kerja di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mils terutama ditunjukan
untuk melindungi karyawan dari kecelakaa kerja, misalnya terjepit mesin,
keracunan gas/zat tertentu serta kemungkinan terjadinya kebakaran. Upaya-
upaya yang telah dilakukan untuk mencegah bahaya tersebut adalah :
a. Mengadakan pendidikan karyawan tertentu seperti Fire Fighting Course
(FFTC).
b. Pemasangan papan-papan peringatan di tempat-tempat tertentu.
c. Memasang dan menyiapkan alat kebakaran pada tempat yang startegis.
d. Menyiapkan regu pemadam kebakaran beserta peralatannya.
e. Melindungi alat-alat tertentu yang dapat mengancam keselamatan karyawan
dengan perlindungan khusus seperti pemasangan pagar besi pada motor-motor
berkecepatan tinggi.
f. Memasang hydrant di tempat yang dianggap rawan terhadap kebakaran.
g. Menyediakan fasilitas poliklinik yang memadai untuk kesehatan karyawan.
h. Membentuk Divisi safety yang membawahi coordinator safety yang terdapat
di masing-masing plant.
i. Membentuk tim tanggap darurat di masing-maisng plant.
PT.Pindo Deli Pulp and Paper Mils juga memperhatikan kesejahteraan dan
keselamatan para karyawannya, dengan tersedianya berbagai fasilitas yang
bertujuan untuk meningkatkan semangat kerja dan kesehatan karyawannya.
Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain :
a. Adanya uang makan bagi seluruh karyawan.
b. Pembagian seragam kerja bagi seluruh karyawan.
c. Terjadinya transportasi secara gratis pada jam-jam mausk maupun pulang
kerja. Juga tersedia sarana transportasi setiap jam berupa kendaraan shuttle
dari pabrik I ke pabrik II maupun sebaliknya.
d. Menyediakan fasilitas kesehatan dengan didirikannya poliklinik dan
tersedianya ambulance.
e. Tunjangan hari raya.
f. Adanya ASTEK (Asuransi Tenaga Kerja).
g. Didirikannya organisasi SPSI yang berfungsi sebagai tempat menyalurkan
aspirasi karyawa.
h. Tunjangan melahirkan bagi karyawati dan istri karyawan.
i. Tunjangan pernikahan.
j. Meyediakan perumahan bagi tenaga kerja asing.
k. Tunjangan pengobatan yang diberikan kepada karyawan bila mengalami
kecelakaan pada saat bekerja.
l. Pemberiaan kartu berobat bagi karyawan yang mempunyai istri atau 2 orang
anak yang berusia dibawah 21 tahun serta belum menikah
m. Memberikan insentif bagi karyawan yang unitnya mencapai target produksi
yang telah ditentukan.
Karyawan yang melanggar tata tertib yang telah ditetapkan oleh PT. Pindo
Deli Pulp and Paper Mils akan diberi sanski sesuai dengan jenis
pelanggarannya. Adapun jenis sanksi yang diberikan adalah :
a. Pemberian surat peringatan.
b. Pemindahan atau alih tugas.
c. Pemberhentian sementara.
d. Pemutusan hubungan kerja
DAFTAR PUSTAKA
_____. 1999. Physical Data For Process Fluid and Safety Data. De
Nora Italy.
LAMPIRAN