Anda di halaman 1dari 10

1.

Berbicara mengenai tentang arti pentingnya dari pendidikan, tentunya kita sebagai
manusia yang hidup dimasyarakat menyadari begitu pentingnya dari pendidikan.
Karena pendidikan merupakan semua bidang penghidupan, dalam memilih dan
membina hidup yang lebih baik yang sesuai dengan martabat manusia. Jadi pendidikan
merupakan hal yang sangat penting  yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
Pendidikan dapat membedakan manusia dari segi kedudukannyan didalam masyarakat.
Orang yang pendidikannya lebih tinggi akan jauh lebih dihargai oleh orang didalam
masyarakat. Dari segi tingkat atau kedudukan dalam perkerjaan, pendidikan juga sangat
berperngaruh, apa lagi kalau sudang menyangkut jabatan, tentu orang yang
berpendidikan tinggi dapat diposisikan pada kedudukanya yang lebih tinggi pula. Begitu
juga sebaliknya, orang yang berpendidikan lebih rendah akan diposisikan pada
kedudukan jabatan yang lebih rendah dalam perkerjaanya. Kerena setiap bidang
perkerjaan seseorang disesusikan dengan kemampuan yang dimiliki, agar bisa
melaksanakan perkerjaanya dengan baik. Maka  dari itu pendidikan sangat penting
untuk dipelajari oleh manusia sejak usia dini. Mereka perlu diberitahukan bahwa begitu
pentingnya pendidikan tidak hanya pengetahuan atau hanya mengenal buku atau
tulisan atau hal-hal yang belajar dengan hafalan, juga berhitung tetapi memegang
makna yang jauh lebih dalam. Berarti membuka pemikiran untuk mempelajari hal-hal
baru dan mengejar pilihan yang berbeda. Pendidikan yang tinggi akan menyediakan Visi
yang lebih jelas dari semua hal, membuat tujuan seseorang lebih jelas dari semua hal,
membuat tujuan seseorang lebih jelas dan membuat orang lebih mudah menerima
perubahan. Membuat orang berfikir rasional, menanamkan dalam dirinya kemampuan
untuk berfikir dan bertanya. Jadi dapat disimpulkan pendidikan sangatlah penting dalam
kehidupan  baik pendidikan formal mau pun nonformal baik secara langsung maupun
tidak langsung.
2. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya
anak-anak. Adapun tujuannya adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu agar mereka sebaggai manusia dan anggota masyarakat dapatlah
mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Batasan atau rumusan di
atas adaah batasan atau rumusan menurut ahli ilmu pengetahuan yang membahas
perilaku manusia terhadap manusia. Pada dasarnya rumusan-rumusan itu ada yang
member tekanan pada kegiatan orang dewasa dan ada yang member tekanan pada
kehidupan setiap orang dewasa, dan ada yang member tekanan pada kehidupan setia
orang. Namun dengan berkembangnya Teori Pendidikan Seumur Hidup (sejak tahun
1960-an), dan pemahaman akan kegiatann fundamental manusia dalam
mengembangkan dirinya, maka arti atau makna pendidikan terikat pada ‘waktu
sekarang’ dan dapat dilihat dari tiga sudut.

Yang tersirat dari pengertian pendidikan menurut Ki Hajar Dewantoro adalah


dengan melalui pendidikan, Ki Hajar Dewantoro bermaksud menjunjung derajad bangsa
Indonesia. Upaya ini akan berhasil jika dimulai dari segenap lapisan rakyat. Bukan hanya
bagi segelintir elit. Sebagaimana kita ketahui, sebelumnya pendidikan hanya
diperuntukkan bagi segelintir anak-anak bangsa Belanda dan priyayi pribumi. Rakyat
merupakan sumber kekuatan untuk memerdekakan bangsanya. Oleh karena itu, rakyat
harus mendapatkan pengajaran secara merata, tanpa pilih kasih, agar pandai melakukan
upaya bagi kemakmuran bangsanya. Apabila sebuah bangsa menjadi makmur, ia akan
menjadi bangsa yang merdeka. Di dalam mendidik, Ki Hajar Dewantoro berpandangan
bahwa pendidikan merupakan tuntunan bagi berkembangnya anak-anak. Mereka
adalah makhluk hidup yang memiliki kodrat dan potensi tumbuh dan berkembangnya
masing-masing. Tugas pendidik adalah membantu mereka untuk menumbuh-
kembangkan kodrat dan potensinya masing-masing untuk mencapai derajad optimal.
Pendidik tidak bisa dan tidak boleh memaksakan kehendak bagi kodrat anak-anak
seperti keinginan pendidik. Pemaksaan seperti ini identik dengan penjajahan

3. Pendidikan formal, nonformal, dan informal.

Kajian Pendidikan formal Pendidikan nonformal Pendidikan informal

Tujuan Kegiatan studi yang Meliputi berbagai usaha Lebih difokuskan pada
berorientasi akademis khusus yang di pemberian keahlian
dan umum, program selenggarakan secara atau skill guna terjun
spesialisasi, dan latihan terorganisasi agar ke masyarakat.
profesional. terutama generasi Menentukan
muda dan juga orang kepribadian anak,
dewasa,yang tidak apakah anak akan
dapat sepenuhnya atau menjadi anak yang
sama sekali tidak bertanggung
berkrsempatan jawab,berbudi luhur,
mengikuti pendidikan patuh akan peraturan,
sekolah. Pendidikan berpegang teguh pada
Non Formal meliputi janjinya atau
kegiatan pengetahuan sebaliknya.
praktis dan ketrampilan
dasar yang di perlukan
masyarakat.
Waktu          Kegiatan yang Relatif singkat Berlangsung sepanjang
pembelajaran sistematis, berstruktur, usia sehingga setiap
bertingkat, berjenjang, orang memperoleh
dimulai dari sekolah nilai, sikap,
dasar sampai dengan ketrampilan dan
perguruan tinggi dan pengetahuan yang
yang setaraf dengannya bersumber dari
yang dilakukan terus pengalaman hidup
menerus. sehari-hari, pengaruh
         Waktu panjang lingkungan termasuk
didalamnya adalah
pengaruh kehidupan
keluarga, hubungan
dengan tetanga,
lingkungan pekerjaan,
dan permainan, pasar,
perpustakaan, dan
media masa.
Proses Kegiatan studi yang Di luar dan di dalam Kegiatan terorganisasi
pembelajaran berorientasi akademis gedung sekolah. dan sistematis, di luar
dan umum, program sistem persekolahan
spesialisasi, dan latihan yang mapan, dilakukan
profesional, yang secara mandiri atau
dilaksanakan dalam merupakan bagian
waktu yang terus penting dari kegiatan
menerus. yang lebih luas, yang
sengaja dilakukan
untuk melayani
peserta didik tertentu
didalam mencapai
tujuan belajarnya.
isi program/          Kurikulumnya jelas, Terdapat program Programnya bersifat
kurikulum materi pembelajaran tertentu informal, tidak
bersifat akademis. diarahkan untuk
         Ditentukan secara teliti melayani kebutuhan
untuk tiap jenjang secara belajar yang
tertulis diorganisasi. Kegiatan
         Ada ujian formal , pendidikan ini lebih
dengan pemberian ijazah umum,berjalan
dengan sendirinya,
berlagsung terutama
dalam ligkungan
keluarga, serta melalui
media masa, tempat
bermain, dan lain
sebagainya.
Tidak ada
programyang
direncanakan secara
formal, tidak ada
materi tertentu yang
harus tersaji secara
formal, tidak ada ujian.
4. Pendidikan, guru dapat disebut sebagai agen perubahan (change agent).

Guru adalah agen perubahan. Di manapun guru berada dia harus dapat
membawa perubahan bagi masyarakat di sekelilingnya. Dia harus mampu menjadi
motivator dan fasilitator bagi anak didiknya agar mampu menguasai ilmu pengetahuan
yang terus berkembang. Karena itu belajar sepanjang hayat jelas harus dilakukan terus
menerus oleh seorang guru.
Peran guru saat ini tentu saja lebih kompleks. Kompleksitas itu ditunjukkan
bahwa seorang guru harus merespon beragam kebutuhan anak didik yang berubah-
ubah, perkembangan teknologi yang demikian cepat merambah dan mengisi dalam
dunia kerja atau tuntutan meraih keunggulan dari masyarakat saat ini. Sejak
menentukan “pilihan” sebagai guru, sejatinya seorang guru terikat kontrak menjadi
seorang agen perubahan. Peran itu terjadi saat guru dengan anak didik bertemu di
sekolah. Guru memiliki andil demikian besar dalam menentukan dan membuat
perbedaan kepada anak didiknya. Secara ekstrim dapat dikatakan bahwa baik atau
buruk, hitam atau putihnya “gambaran” anak didik di masa depan sangat ditentukan
oleh peran masa kini guru di sekolah. Sekolah merupakan satu-satunya institusi sosial
yang secara khusus dan terorganisir mengembangkan anak didik guna memperoleh
pemahaman dan keterampilan perihal kebenaran, keindahan, dan keadilan. Diharapkan
sekolah dan guru mampu mengembangkan dan memperbaharui diri terus menerus agar
mampu mengimbangi perubahan dalam diri anak didik dan kebutuhan masyarakat.
Guru diharapkan mampu memainkan peran membawa perubahan-perubahan positif
bagi anak didik dan sekolahnya. Peran itu setidaknya dijalankan dalam konteks
kurikulum, di mana guru menjalankan kurikulum dan mengevaluasi pelaksanaan
kurikulum dalam interaksi bersama anak didik di kelas. Seorang guru merupakan teladan
bagi anak didiknya yang berkaitan dengan kebiasaan pribadi yang dilakukannya. Itulah
tanggungjawab moral guru. Tanggung jawab moral guru itu melekat erat dalam diri
seorang guru di manapun ia berada atau bagaimanapun situasi dan kondisi yang terjadi
dengan guru itu.

5. A. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 35 ayat 1


tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa standar nasional pendidikan terdiri dari isi,
standar proses, standar pengelolaan, standar penilaian pendidikan, dan standar
pembiayaan harus ditingkatkan secara berkala dan berencana. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyebutkan
bahwa seorang guru adalah pendidik profesional yang tugas utamanya adalah mendidik,
membimbing, mengajar, menilai, melatih, dan mengevaluasi peserta didik mulai dari
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan formal.
Guru sebagai learning agent (agen pembelajaran) yaitu guru berperan sebagai
fasilitator, pemacu, motivator, pemberi inspirasi, dan perekayasa pembelajaran bagi
peserta didik. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 8,
kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional yang akan didapatkan jika mengikuti pendidikan
profesi.

1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi guru yang pertama adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi
kepribadian adalah kemampuan personal yang dapat mencerminkan kepribadian
seseorang yang dewasa, arif dan berwibawa, mantap, stabil, berakhlak mulia, serta
dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didik. Kompetensi kepribadian dibagi
menjadi beberapa bagian, meliputi:
1) Kepribadian yang stabil dan mantap. Seorang guru harus bertindak sesuai
dengan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat, bangga menjadi
seorang guru, serta konsisten dalam bertindak sesuai dengan norma yang
berlaku.
2) Kepribadian yang dewasa. Seorang guru harus menampilkan sifat mandiri
dalam melakukan tindakan sebagai seorang pendidik dan memiliki etos kerja
yang tinggi sebagai guru.
3) Kepribadian yang arif. Seorang pendidik harus menampilkan tindakan
berdasarkan manfaat bagi peserta didik, sekolah dan juga masyarakat serta
menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan melakukan tindakan.
4) Kepribadian yang berwibawa. Seorang guru harus mempunyai perilaku yang
dapat memberikan pengaruh positif dan disegani oleh peserta didik.
5) Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan. Seorang guru harus bertindak
sesuai dengan norma yang berlaku (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka
menolong) dan dapat diteladani oleh peserta didik.
2. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam memahami peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pengembangan peserta didik,
dan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang mereka
miliki. Kompetensi pedagogik dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya sebagai
berikut:
1) Dapat memahami peserta didik dengan lebih mendalam. Dalam hal ini,
seorang guru harus memahami peserta didik dengan cara memanfaatkan
prinsip-prinsip kepribadian, perkembangan kognitif, dan mengidentifikasi
bekal untuk mengajar peserta didik.
2) Melakukan rancangan pembelajaran. Guru harus memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran, seperti menerapkan teori
belajar dan pembelajaran, memahami landasan pendidikan, menentukan
strategi pembelajaran didasarkan dari karakteristik peserta didik, materi
ajar, kompetensi yang ingin dicapai, serta menyusun rancangan
pembelajaran.
3) Melaksanakan pembelajaran. Seorang guru harus dapat menata latar
pembelajaran serta melaksanakan pembelajaran secara kondusif.
4) Merancang dan mengevaluasi pembelajaran. Guru harus mampu merancang
dan mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan dengan menggunakan metode, melakukan analisis
evaluasi proses dan hasil belajar agar dapat menentukan tingkat ketuntasan
belajar peserta didik, serta memanfaatkan hasil penilaian untuk
memperbaiki program pembelajaran.
5) Mengembangkan peserta didik sebagai aktualisasi berbagai potensi peserta
didik. Seorang guru mampu memberikan fasilitas untuk peserta didik agar
dapat mengembangkan potensi akademik dan nonakademik yang mereka
miliki.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi guru selanjutnya adalah kompetensi sosial. Kompetensi sosial yaitu
kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk berkomunikasi dan bergaul
dengan tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua peserta didik, dan
masyarakat di sekitar sekolah.
Kompetensi sosial meliputi:
1) Memiliki sikap inklusif, bertindak obyektif, dan tidak melakukan diskriminasi
terhadap agama, jenis kelamin, kondisi fisik, ras, latar belakang keluarga, dan
status sosial
2) Guru harus dapat berkomunikasi secara santun, empatik, dan efektif
terhadap sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, serta masyarakat
sekitar
3) Guru dapat melakukan adaptasi di tempat bertugas di berbagai wilayah
Indonesia yang beragam kebudayaannya
4) Guru mampu melakukan komunikasi secara lisan dan tulisan.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi guru yang terakhir adalah kompetensi profesional. Kompetensi
profesional yaitu penguasaan terhadap materi pembelajaran dengan lebih luas dan
mendalam. Mencakup penguasaan terhadap materi kurikulum mata pelajaran dan
substansi ilmu yang menaungi materi pembelajaran dan menguasai struktur serta
metodologi keilmuannya.
Kompetensi profesional meliputi:
1) Penguasaan terhadap materi, konsep, struktur dan pola pikir keilmuan
yang dapat mendukung pembelajaran yang dikuasai
2) Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap
mata pelajaran atau bidang yang dikuasai
3) Melakukan pengembangan materi pembelajaran yang dikuasai dengan
kreatif
4) Melakukan pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan yang reflektif
5) Menggunakan teknologi dalam berkomunikasi dan melakukan
pengembangan diri.
B. Sosok guru memiliki peran sangat penting dalam proses menciptakan generasi
penerus yang berkualitas, baik secara intelektual maupun akhlaknya sehingga
kelas dapat berhasil meneruskan estafet kepemimpinan bangsa. Tugas dan
tanggung jawab guru sangatlah besar. Tidak sekedar menyampaikan materi
pelajaran saja. Jika peran seorang guru hanya terbatas dalam hal ini saja, maka
tidak heran jika lambat laun guru akan punah dan digantikan oleh teknologi
atau buku-buku pelajaran. Ada tugas dan tanggung jawab guru yang tidak dapat
digantikan perannya oleh robot. Berdasarkan pengertian guru yang ada di atas,
Guru memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengajar, mendidik, melatih
para siswa agar menjadi individu yang berkualitas, baik dari sisi intelektual
maupun akhlaknya.

Berikut ini adalah beberapa tugas utama guru:

1. Mengajar
Deskripsi tentang guru dibagian awal awal artikel ini menyebutkan
bahwa seorang guru adalah seseorang yang mengajarkan ilmu. Seorang
guru memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan ilmu pengetahuan
kepada siswa-siswanya. Tujuan guru dalam hal ini adalah membuat para
siswa mengetahui tentang materi dari suatu disiplin ilmu dan memiliki
tingkat intelektual yang tinggi.

2. Mendidik
Guru merupakan seorang pendidik. Mendidik siswa merupakan hal yang
berbeda dengan mengajarkan suatu ilmu pengetahuan. Kegiatan
mendidik siswa memiliki tujuan untuk mengubah tingkah laku siswa
menjadi lebih baik sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang
baik pula. Dalam proses mendidik siswa, Guru Pintar akan memiliki
tantangan yang berbeda jika dibandingkan dengan hanya mengajarkan
suatu ilmu pengetahuan. Supaya sukses dalam mendidik siswa, Guru
Pintar harus dapat menjadi teladan yang bagi siswa-siswanya sehingga
mereka dapat memiliki karakter yang baik sesuai norma dan nilai yang
berlaku di masyarakat.

3. Melatih keterampilan hidup


Tugas guru adalah melatih siswa memiliki kecakapan atau keterampilan
hidup atau practical life. Guru harus melatih siswa untuk menguasai
kecakapan atau keterampilan hidup abad 21 untuk menjadi bekal bagi
siswa menaklukkan segala tantangan yang mereka hadapi di masa
depan.
4. Memberikan bimbingan dan pengarahan

Pekerjaan guru tidak selesai dengan hanya mendidik dan mengajar saja.
Tugas guru terhadap siswa lainnya adalah membimbing dan
mengarahkan siswa supaya tetap pada jalur yang benar, terutama pada
proses belajar mengajar. Siswa yang mengalami kebingungan atau
kesulitan dalam proses belajar mengajar harus dibimbing dan dibantu
mencari solusi. Guru dan siswa bersama-sama berusaha memecahkan
masalah sehingga siswa tetap berada pada jalur yang tepat, dan dapat
mencapai tujuan pendidikan.

5. Memberikan motivasi

Tanggung jawab seorang guru yang terakhir adalah untuk memberikan


dorongan dan motivasi kepada siswa-siswanya agar selalu berusaha
keras untuk lebih maju. Bentuk dorongan dan motivasi yang dapat Guru
Pintar berikan kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara,
misalnya memberikan hadiah, memberikan pujian, dan penghargaan.

Seiring berkembangnya zaman, banyak hal yang dulu dilakukan oleh


manusia digantikan oleh mesin atau robot. Berikut ini adalah perang guru dalam
pendidikan yang tidak dapat digantikan oleh apapun juga di dunia ini.

1. Fasilitator
Sebagai fasilitator, Guru Pintar harus mampu memfasilitasi pembelajaran supaya
seluruh siswa dapat terlibat secara aktif. Guru Pintar harus dapat memfasilitasi
pembelajaran para siswa untuk bisa mendapatkan pengalaman yang otentik. Hal
ini sesuai dengan falsafah pendidikan era 4.0 yang lebih mengedepankan student
centered. Dengan fasilitator yang baik, siswa kan menjadi aktif dalam belajar dan
dapat menggali semua potensi besar yang mereka miliki.
2. Motivator
Dalam proses belajar mengajar, tak jarang siswa mengalami kesulitan atau
kendala dalam belajar. Guru Pintar harus dapat mengambil peran sebagai
pemberi semangat pada siswa supaya selalu kuat menghadapi tantangan yang
ada di depan mata dan tidak mudah menyerah atau putus asa.
3. Inspirator
Guru tidak cukup hanya sekedar jadi panutan yang dapat diteladani segala tindak
tanduknya. Guru Pintar juga harus dapat menjadi inspirasi bagi siswa sehingga
mereka senantiasa tergerak untuk berkarya, bersemangat dalam mencapai cita-
cita, dan juga berkontribusi positif di dalam masyakat.
4. Mentor
Sebagai mentor, Guru Pintar sepatutnya dapat menjadi rekan belajar para siswa.
Guru Pintar harus dapat memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa.
Bukannya bersikap otoriter dan selalu mendikte siswa untuk melakukan
keinginannya.
5. Pemantik imajinasi dan kreativitas siswa
Pada pendidikan di era 4.0, pembelajaran seharusnya tidak boleh kaku dan
hanya berpusat pada guru. Guru Pintar dituntut untuk dapat mendesain
pembelajaran yang menyenangkan dan sekaligus kreatif.
6. Pengembang nilai karakter & kerja tim
Kolaborasi merupakan salah satu keterampilan abad 21 yang harus dikuasai
siswa. Guru Pintar harus melatih siswa untuk mampu berkolaborasi dengan
orang lain dan juga menanamkan nilai-nilai karakter yang positif pada siswa.
7. Empati Sosial
Guru Pintar sebagai entitas sosial harus bisa menunjukan rasa empati pada tiap-
tiap siswa. Hal ini merupakan salah satu hal yang tidak akan dapat dilakukan oleh
mesin atau robot. Empati guru juga merupakan bentuk penghargaan terhadap
sisi kemanusiaan tiap siswa.

C. Adapun tugas pokok dan fungsi guru semuanya saling bersinergi dalam mencapai
tujuan pembelajaran dalam setiap pertemuannya. Dan yang tak kalah penting adalah
bagaimana proses pembelajaran bisa berjalan dengan efektif serta efisien yang
berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
Adapun Tugas pokok dan fungsi guru secara kongkrit adalah sebagai berikut:

1. Membuat perangkat program pengajaran (Protah, Promes, Silabus, RPP


dan KKM )
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
3. Melaksanakan kegiatan penilaian proses pelajaran, ulangan harian,
ulangan umum, ujian akhir.
4. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
5. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
6. Mengisi daftar nilai siswa
7. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan)
kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar
8. Membuat alat pelajaran / alat peraga
9. Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
10. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum
11. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
12. Mengadakan program pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya
13. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa
14. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pengajaran
15. Mengatur kebersihan kelas dan ruang praktikum
16. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan
pangkatnya.
17. Mengadakan penelitian tindakan kelas

hal tersebut menyiratkan bahwa menjadi seorang guru bukannlah suatu


pekerjaan mudah karena ada banyak tugas dan fungsi guru dalam
menjalankan profesinya. Untuk itu hargailah guru yang selama ini telah
mengajar dan mendidik anda hingga menjadi orang yang cerdas dan
berakhlak.

Anda mungkin juga menyukai