Anda di halaman 1dari 2

Lailatul Nurfiolin, begitulah nama yang diberikan oleh orangtua saya.

Karena kesalahan
dalam pembuatan akta nama yang seharusnya Lailatul Nur Violin menjadi Lailatul Nurfiolin. Lucu
sebenarnya. Mengapa tidak dibenarkan? Sebenarnya sudah berulang kali saya meminta untuk
dibenarkan, tapi karena alasan proses pembuatan akta baru yang lama dan katanya rumit membuat
saya mengalah. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Ayah saya bernama Selamet Sunoko dan
Ibu saya bernama Ningsih.

Kali ini pada tanggal 9 Oktober 2020, saya sowan kepada ibu saya. Meminta maaf dan
meminta restu sambil mencuci kaki beliau. Karena ayah saya yang sekarang bekerja di kalimantan
membuat saya tidak bisa sowan secara langsung kepada beliau. Namun jarak tidak membuat niat
saya terhenti. Diwaktu beliau sedang beristirahat setelah bekerja saya memberanikan diri menelpon
beliau, meminta maaf dan restu untuk dimudahkan segala jalan saya meraih impian. Sempat
menangis saat saya mengatakannya. Saya sadar jika saya memiliki banyak sekali dosa kepada
orangtua saya. Rindu? jelas. Sudah satu tahun lebih Ayah saya belum kembali ke Jawa karena kondisi
pandemi saat ini yang membuat Ayah saya harus tetap disana. Hanya doa yang saya panjatkan agar
tuhan menjaga beliau disetiap selesai beribadah.

Malam hari sebelum tidur terkadang saya mengingat-ingat kembali kenangan masa kecil
saya. Saat masih kecil saya terkenal aktif sekali, alias nakal. Ibu saya yang jengkel sampai mengutuk
saya waktu itu. Iya, mengutuk saya menjadi orang kaya. Lantas saya mengaminkan ucapan beliau.
Satu lagi kejadian yang saya ingat dan tersimpan rapi di memori saya adalah ketika saya terkena
DBD, Ayah saya yang baru satu minggu kembali ke Kalimantan rela kembali ke Jawa untuk menemani
dan merawat saya di rumah sakit. Dari sini saya merasa beruntung telah terlahir dikeluarga kecil ini.

Berkat doa dan restu mereka saya bersyukur karena bisa melanjutkan pendidikan saya di
Polindo Internasional. Saya mengambil jurusan Accounting&Tax dan sekarang berada di MPU D.
Semangat saya meraih semua impian saya meningkat ketika orangtua saya memberi beberapa
wejangan dan doa kepada saya. Saya yakin mampu mewujudkan impian saya.

Anda mungkin juga menyukai