Laporan Tutorial Sken A Kel 8 B11
Laporan Tutorial Sken A Kel 8 B11
BLOK XI
KELOMPOK 8
Dosen Pembimbing : dr. Budi Utama, M. Biomed
Nama Anggota :
Taris Ade Sulistiani 702020002
Ayu Karisma 702020010
Regina Salsabila Putri Sani 702020013
Ridho Stiawan 702020016
Luthfi Abiyyu Mahfuzh 702020021
M. Daffa Adriansyah Inazda 702020047
Asmida Putri Pratiwi 702020061
Rashieka Adawiya Azzahra 702020069
Salwa Salsabila Yamani 702020075
Angellica Griselda Zahra 702020103
Khofifah 702020115
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEBANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial Skenario A
Blok XI Semester 4. Shalawat seiring salam selalu tercurah kepada junjungan
kita, Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan
pengikutnya hingga akhir zaman.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,
guna perbaikan tugas-tugas selanjutnya.
Dalam penyelesain tugas tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini kami sampaikan rasa hormat dan
terimakasih kepada:
1. Yth, dr. Budi Utama, M. Biomed selaku Pembimbing Tutorial .
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………....…..1
1.2 Maksud dan Tujuan…………………………………………………………….…,….1
1.3 Manfaat…………………………………………………………………………..……1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..….…2
2.1 Data Tutorial……………………………………………………………………….…2
2.2 Skenario Tutorial………………………………………………………………….….2
2.3 Klarifikasi Istilah……………………………………………………………………..3
2.4 Identifikasi Masalah……………………………………………………………….…4
2.5 Prioritas Masalah……………………………………………………………….….…5
2.6 Analisis Masalah…………………………………………………………………...…5
2.6 Kesimpulan…………………………………………………………………………..39
2.7 Kerangka Konsep……………………………………………………………...……..39
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………40
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
1
BAB II
PEMBAHASAN
Peraturan Tutorial:
4
5. Pemeriksaan Laboratorium:
Darah rutin: Hb 12g/dl, Leukosit 13.000/mm3, Ht 36 vol%, Trombosit
200.000/mm3, hitung jenis 2/1/4/65/26/2.
Feses rutin:
Makroskopis: darah (+), lendir (+)
Mikroskopis: leukosit 10/lpb, eritrosit: 8-10/lpb
1. Pars superior (bagian pertama) terbentang dari ostium pyloricum gaster sampai
collum vesicae fellea, berada tepat di sisi kanan corpus vertebrae LI, dan
berjalan di anterior ductus choledochus, arteria gastroduodenalis, vena portae
hepatis, dan vena cava inferior. Secara klinis, permulaan bagian ini disebut
sebagai ampulia atau duodenal cap, dan ulcus duodenalis paling sering ditemui
2. Pars descendens (bagian kedua) duodeni berada tepat di sisi kanan garis tengah
tubuh dan terbentang dari collum vesica fellea sampai ke tepi bawah vertebra
LIII. Permukaan anteriornya disilang oleh colon transversum, diposteriornya
terdapat ren dextra, dan di medialnya terdapat caput pancreas. Bagian duodeni
ini berisi papilla duodeni major, yang merupakan pintu masuk bersama bagi
ductus choledochus dan ductus pancreaticus, dan papilla duodeni mijor, yang
merupakan pintu masuk bagi ductus pancreaticus accessorius, dan pertemuan
dari pre-enteron dan mesenteron tepat di bawah papilla duodeni major.
3. Pars inferior/horizontalis (bagian ketiga) duodeni adalah bagian yang
terpanjang, menyilang vena cava inferior, aorta, dan columna vertebralis.
Bagian ini disilang di anteriornya oleh arteria dan vena mesenterica superior.
4. Pars ascendens (bagian keempat) duodeni berjalan naik pada, atau di sisi kiri
6
5. dari, aorta sampai kira-kira di tepi atas vertebra LII dan berakhir sebagai flexura
duodenojejunalis.
b. Jejunum
Jejunum dan ileum merupakan dua bagian akhir intestinum tenue. Jejunum
merupakan 2/5 bagian proximal. Sebagian besar jejunum berada di kuadran kiri
atas abdomen dan lebih besar diameternya serta memiliki dinding yang lebih
tebal dibandingkan ileum. Lapisan bagian dalam mukosa jejunum ditandai
dengan adanya banyak lipatan menonjol yang mengelilingi lumennya (plicae
circulares). Karakteristik unik jejunum lainnya adalah adanya arcade arteriae
yang kurang jelas dan vasa recta (arteri-arteri lurus) yang lebih panjang
dibandingkan dengan yang ada di ileum. Suplai arterial jejunum termasuk
arteriae jejunales dari arteria mesenterica superior.
c. Ileum
Ileum menyusun tiga perlima bagian distal intestinum tenue dan sebagian besar
berada di kuadran kanan bawah. Dibandingkan dengan jejunum, ileum memiliki
dinding yang lebih tipis, lipatanlipatan mucosa (plicae circulares) yang lebih
sedikit dan kurang menonjol, vasa recta yang lebih pendek, lemak mesenterium
lebih banyak, dan lebih banyak arcade arteriae. Ileum bermuara ke dalam
intestinum crassum, tempat caecum dan colon ascendens bertemu. Daerah
pertemuan ini dikelilingi oleh dua lipatan yang menonjol ke dalam lumen
intestinum crassum (plica ileocaecale). Lipatan-lipatan plica ileocaecale ini
bertemu pada ujung-ujungnya dan membentuk peninggian. Musculature ileum
berlanjut sampai di setiap lipatan, membentuk suatu sphincter. Fungsi plica
ileocaecale termasuk mencegah refluks/kembalinya isi lumen dari caecum ke
dalam ileum, dan mengatur jalannya isi lumen ileum menuju caecum.
Histologi :
Saluran pencernaan umumnya mempunyai sifat struktural tertentu yang terdiri
atas 4 lapisan utama yaitu: lapisan mukosa, submukosa, lapisan otot, dan lapisan
serosa.
8
A. Lapisan mukosa terdiri atas
1) Epitel pembatas;
2) Lamina propria yang terdiri dari jaringan penyambung jarang yang kaya
akan pembuluh darah kapiler dan limfe dan sel-sel otot polos, kadang-
kadang mengandung juga kelenjar-kelenjar dan jaringan limfoid; dan
3) Muskularis mukosa.
B. Lapisan submukosa terdiri atas jaringan penyambung jarang dengan banyak
pembuluh darah dan limfe, pleksus saraf submukosa (juga dinamakan
Meissner), dan kelenjar-kelenjar dan/atau jaringan limfoid.
C. Lapisan otot tersusun atas:
1) Sel-sel otot polos, berdasarkan susunannya dibedakan menjadi 2 sub
lapisan menurut arah utama sel-sel otot yaitu sebelah dalam (dekat lumen),
umumnya tersusun melingkar (sirkuler); pada sublapisan luar, kebanyakan
memanjang (longitudinal).
2) Kumpulan saraf yang disebut pleksus mienterik (atau auerbach), yang
terletak antara 2 sub lapisan otot.
3) Pembuluh darah dan limfe.
D. Serosa merupakan lapisan tipis yang terdiri atas
1) Jaringan penyambung jarang, kaya akan pembuluh darah dan jaringan
adiposa dan
2) Epitel gepeng selapis (mesotel)
1) Rongga mulut (cavitas oris) dibatasi oleh epitel gepeng berlapis tanpa tanduk.
9
Atap mulut tersusun atas palatum keras (durum) dan lunak (molle), keduanya
diliputi oleh epitel gepeng berlapis. Uvula palatina merupakan tonjolan konis
yang menuju ke bawah dari batas tengah palatum lunak (Eroschenko, 2015).
2) Lidah merupakan suatu massa otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa.
Serabut-serabut otot satu sama lain saling bersilangan dalam 3 bidang,
berkelompok dalam berkas- berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan
penyambung. Papilae lidah merupakan tonjolan-tonjolan epitel mulut dan
lamina propria yang diduga bentuk dan fungsinya berbeda. Terdapat 4 jenis
papilae. Papila filiformis, papila fungiformis, papila foliatae, papila
circumfalateae (Eroschenko, 2015).
3) Oesofagus bagian saluran pencernaan ini merupakan tabung otot yang berfungsi
menyalurkan makanan dari mulut ke lambung. Oesofagus diselaputi oleh epitel
berlapis gepeng tanpa tanduk. Pada bagian ujung distal oesofagus, lapisan otot
hanya terdiri sel-sel otot polos, pada bagian tengah, campuran sel-sel otot lurik
dan polos, dan pada ujung proksimal, hanya sel-sel otot lurik (Eroschenko,
2015).
4) Lambung merupakan segmen saluran pencernaan yang melebar, yang fungsi
utamanya adalah menampung makanan yang telah dimakan, mengubahnya
menjadi bubur yang liat yang dinamakan kimus (chyme). Permukaan lambung
ditandai oleh adanya peninggian atau lipatan yang dinamakan rugae. Invaginasi
epitel pembatas lipatan-lipatan tersebut menembus lamina propria, membentuk
alur mikroskopik yang dinamakan gastric pits atau foveolae gastricae. Sejumlah
kelenjar-kelenjar kecil, yang terletak di dalam lamina propria, bermuara ke
dalam dasar gastric pits ini. Epitel pembatas ketiga bagian ini terdiri dari sel-sel
toraks yang mensekresi mukus. Lambung secara struktur histologis dapat
dibedakan menjadi: kardia, korpus, fundus, dan pylorus (Eroschenko, 2015).
5) Usus halus (intestinum tenue) relatif panjang – kira-kira 6 m – dan ini
memungkinkan kontak yang lama antara makanan dan enzim-enzim pencernaan
serta antara hasil-hasil pencernaan dan sel-sel absorptif epitel pembatas. Usus
halus terdiri atas 3 segmen: duodenum, jejunum, dan ileum. Handout
Mikroskopi Anatomi Sistem Digesti 5 Membran mukosa usus halus
menunjukkan sederetan lipatan permanen yang disebut plika sirkularis atau
valvula Kerkringi.
10
Pada membran mukosa terdapat lubang kecil yang merupakan muara kelenjar
tubulosa simpleks yang dinamakan kelenjar intestinal (kriptus atau kelenjar
Lieberkuhn). Kelenjar-kelenjar intestinal mempunyai epitel pembatas usus
halus dan sel-sel goblet (bagian atas). Sel toraks adalah sel-sel absorptif yang
ditandai oleh adanya permukaan apikal yang mengalami spesialisasi yang
dinamakan ”striated border” yang tersusun atas mikrovili (Eroschenko, 2015).
6) Usus besar (intestinum crassum) terdiri atas membran mukosa tanpa lipatan
kecuali pada bagian distalnya (rektum) dan tidak terdapat vili usus. Epitel yang
membatasi adalah toraks dan mempunyai daerah kutikula tipis. Fungsi utama
usus besar adalah:
- Untuk absorpsi air dan
- Pembentukan massa feses,
- Pemberian mukus dan pelumasan permukaan mukosa, dengan demikian
banyak sel goblet (Eroschenko, 2015)
b. Apa makna keluhan BAB cair sejak 3 hari yang lalu dengan frekuensi 3-4 kali
dalam sehari, jumlah setiap BAB sekitar ¼ gelas?
Jawab :
Menandakan bahwa pasien mengalami diare. Diare adalah suatu keadaan
pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan
peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari pada
neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah. Diare pada dasarnya
adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi
yang lebih encer.
Maknanya Hidayat mengalami diare akut dengan kriteria
1. BAB cair
2. Lebih dari 3 hari
3. Jumlah BAB ¼ gelas
4. Kurang dari 14 hari (Sudoyo, 2009).
11
Diare adalah kejadian frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih
dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula
bercampur lendir dan darah atau lendir saja dalam satu hari (24 jam). Dua kriteria
penting harus ada yaitu BAB cair dan sering (Mirsiyanto, dkk, 2020).
12
f. Apa dampak dari BAB cair?
Jawab :
1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) mengakibatkan terjadinya
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hypokalemia, dan
sebagainya).
2. Gangguan gizi pada penderita diare dapat terjadi karena kurangnya asupan
makanan, gangguan penyerapan makanan, dan katabolisme.
3. Kejadian diare pada umumnya disertai dengan kerusakan mukosa usus,
keadaan ini dapat diikuti dengan gangguan pencernaan karena deplesi
enzim. Akibat lebih lanjut adalah timbulnya hidrolisis nutrien yang kurang
tercerna sehingga dapat menimbulkan peningkatan hasil metabolismen yang
berupa substansi karbohidrat dan asam hidrolisatnya. Keadaan ini akan
merubah ekologi mikroba isi usus. Bakteri tumbuh lampau akan
memberikan kemungkinan terjadinya dekonjugasi garam empedu sehingga
terjadi peningkatan jumlah asam empedu yang dapat menimbulkan
kerusakan mukosa usus lebih lanjut. Keadaan ini dapat pula disertai dengan
gangguan mekanisme ketahanan local pada usus, baik yang disebabkan oleh
kerusakan mukosa usus maupun perubahan ekologi isi usus.
4. Dehidrasi (ringan/sedang/berat)
Penyebab utama kematian diare adalah dehidrasiakibat kehilangan cairan
dan elektrolit melalui feses. Diare dapat menyebabkan dehidrasi sedang dan
berat. Sementara itu dehidrasi dapat menyebabkan kematian padahal
berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kejadian diare (Zubaidah
dan Maria, 2020).
5. Acute Kidney Injury
Pada diare, dehidrasi menyebabkan penurunan volume ekstraselular yang
menyebabkan perfusi jaringan berkurang. Peningkatan kecepatan nadi
terjadi sebagai kompensasi karena jantung berusaha untuk meningkatkan
keluaran (output) dalam menghadapi volume pukulan (stroke volume) yang
berkurang. Perfusi jaringan yang berkurang juga menghambat fungsi ginjal
sehingga menyebabkan asidosis dan uremia (pada diare asidosis diperberat
dengan kehilangan bikarbonat). Penyampaian oksigen pada jaringan
menyebabkan pula asidosis laktat. Apabila terdapat pengurangan dalam
13
pemasukan kalori yang menyertainya atau ketidakmampuan untuk
menstabilisasi kalori yang masuk, dapat timbul ketoasidosis. Fungsi ginjal
terganggu karena berkurangnya perfusi ginjal, sedangkan ginjal dalam
keadaan normal (Yusuf dkk, 2011).
6. Sepsis
Sebagian besar dari diare akut disebabkan oleh karena infeksi. Banyak
dampak yang dapat terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain:
pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan
reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan
keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan
destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan
mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorpsi
(Perangin-angin, 2014).
14
1. Tipe 1
Tinja ini mempunyai ciri berbentuk bulat-bulat kecil seperti kacang, sangat
keras, dan sangat sulit untuk dikeluarkan. Biasanya ini adalah bentuk tinja
penderita konstipasi kronis.
2. Tipe 2
Tinja ini mempunyai ciri berbentuk sosis,permukaanya menonjol-nonjol dan
tidak rata, dan terlihat seperti akan terbelah menjadi berkeping-keping. Biasanya
tinja jenis ini dapat menyumbat WC, dapat menyebabkan ambeien, dan
merupakan tinja penderita konstipasi yang mendekati kronis.
3. Tipe 3
Tinja ini mempunyai ciri berbentuk sosis, dengan permukaan yang kurang rata,
dan ada sedikit retakan. Tinja seperti ini adalah tinja penderita konstipasi ringan.
4. Tipe 4
Tinja ini mempunyai ciri berbentuk seperti sosis atau ular. Tinja ini adalah
bentuk tinja penderita gejala awal konstipasi.
5. Tipe 5
Tinja ini mempunyai ciri berbentuk seperti bulatan-bulatan yang lembut,
permukaan yang halus, dan cukup mudah untuk dikeluarkan. Ini adalah bentuk
tinja seseorang yang ususnya sehat.
6. Tipe 6
Tinja ini mempunyai ciri permukaannya sangat halus, mudah mencair, dan
biasanya sangat mudah untuk dikeluarkan. Biasanya ini adalah bentuk tinja
penderita diare.
7. Tipe 7
Tinja mempunyai ciri berbentuk sangat cair (sudah menyerupai air) dan tidak
terlihat ada bagiannya yang padat. Ini merupakan tinja penderita diare kronis
(Helmalia & Fadhliani, 2019).
Interpretasi :
Tipe 1 dan 2 menunjukkan konstipasi
Tipe 3 dan 4 menunjukkan feses normal
Tipe 5, 6, dan 7 menunjukkan diarre.
15
h. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin pada kasus?
Jawab :
Usia :
Prevalensi diare tertinggi dengan kelompok usia dalam bulan adalah pada
anak umur 12 sampai 23 bulan, diikuti umur 24 sampai 35 bulan dan umur 0
sampai 11 bulan. Prevalensi diare tertinggi dengan kelompok usia dalam tahun
adalah pada anak umur 1 sampai 4 tahun, diikuti umur kurang dari satu tahun.
Berdasarkan data tersebut dapat diprediksi penderita diare terbanyak diderita
oleh kelompok umur 1 sampai 4 tahun karena anak mulai aktif bermain dan
berisiko terkena infeksi.
Meskipun usia hidayat bukan usia yang rentan terkena diare akan tetapi
diare dapat terjadi pada hidayat akibat kurangnya higine, terminum air kali.
Jenis kelamin :
Tidak ada hubungan jenis kelamin untuk diare, karena diare bisa terjadi pada
semua kelompok jenis kelamin (Chen, 2014).
2. Sejak 1 hari yang lalu, BAB cair disertai dengan darah dan lendir, disertai dengan
demam dan tampak kesakitan pada daerah perut terutama setiap kali ingin BAB.
a. Apa makna Sejak 1 hari yang lalu, BAB cair disertai dengan darah dan lendir,
17
disertai dengan demam dan tampak kesakitan pada daerah perut terutama setiap kali
ingin BAB?
Jawab :
Maknanya adalah Hidayat mengalami disentri. Disentri adalah salah satu jenis
penyakit diare akut yang disertai dengan tinja cair yang bercampur dengan darah
dan lendir dikarenakan bakteri penyebab disentri telah menembus dinding kolon
sehingga tinja yang melewati usus besar akan berjalan sangat cepat tanpa diikuti
proses absorbsi air (Munfaati, dkk., 2015).
c. Apa etiologi dari BAB cair yang disertai dengan darah dan lendir?
Jawab :
BAB cair disertai darah dan lender disebut juga dengan disentri. Berdasarkan
etiologi disentri dibagi menjadi :
- Disentri basiler
Disebabkan oleh Shigella.sp. Shigella adalah basil non motil, gram negatif,
famili enterobacteriaceae. Ada 4 spesics Shigella, yaitu S.dysentriac,
S.flexneri, S.bondii dan S.sonnei. Terdapat 43 serotipe O dari shigclla.
S.sonnei adalah satu-satunya yang mempunyai serotipe tunggal. Karena
18
kekebalan tubuh yang didapat bersifat scrotipc spesifik. maka seseorang
dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang berbeda. Genus ini memiliki
kemampuan menginv asi scl epitel intestinal dan menyebabkan infeksi
dalam jumlah 102-103 organisme. Penyakit ini kadang-kadang bersifat
ringan dan kadang-kadang berat. Suatu keadaan lingkungan yang jelek akan
menyebabkan mudahnya penularan penyakit. Secara klinis mempunyai
tanda-tanda berupa diare, adanya lendir dan darah dalam tinja, perut terasa
sakit dan tenesmus.
- Amoeba (Disentri amoeba)
Disebabkan Entamoeba hystolitica. E.histolytica merupakan protozoa usus,
sering hidup sebagai mikroorganisme komensal (apatogen) di usus besar
manusia. Apabila kondisi mengijinkan dapat berubah menjadi patogen
dengan cara membentuk koloni di dinding usus dan menembus dinding usus
sehingga menimbulkan ulserasi. Siklus hidup amoeba ada 2 bentuk, yaitu
bentuk trofozoit yang dapat bergerak dan bentuk kista. Bentuk trofozoit ada
2 macam, yaitu trofozoit komensal (berukuran < 10 mm) dan trofozoit
patogen (berukuran > 10 mm). Trofozoit komensal dapat dijumpai di lumen
usus tanpa menyebabkan gejala penyakit. Bila pasicn mengalami diarc,
maka trofozoit akan keluar bersama tinja. Sementara trofozoit patogen yang
dapat dijumpai di lumen dan dinding usus (intraintestinal) maupun luar usus
(ekstraintestinal) dapat mengakibatkan gejala disentri. Diameternya lebih
besar dari trofozoit komensal (dapat sampai 50 mm) dan mengandung
beberapa eritrosit di dalamnya. Hal ini dikarenakan trofozoit patogen sering
menelan eritrosit (hacmatophagous trophozoite). Bentuk trofozoit ini
bertanggung jawab terhadap terjadinya gejala penyakit namun cepat mati
apabila berada di luar tubuh manusia.Bentuk kista juga ada 2 macam, yaitu
kista muda dan kista dewasa. Bentuk kista hanya dijumpai di lumen usus.
Bentuk kista bertanggung jaw ab terhadap terjadinya penularan penyakit
dan dapat hidup lama di luar tubuh manusia serta tahan terhadap asam
lambung dan kadar klor standard di dalam sistem air minum. Diduga
kekeringan akibat penyerapan air di sepanjang usus besar menyebabkan
trofozoit berubah menjadi kista (Arifputera, dkk, 2014).
19
d. Bagaimana patofisiologi dari BAB cair yang disertai dengan darah dan lendir?
Jawab :
Infeksi bakteri à bakteri menempel pada mukosa usus à mukosa teriritasi, sekresi
meningkat dan absorbsi menurun à enterotoksin mengaktifkan 2nd messenger à
enterotoksin merangsang pengeluaran mucus oleh sel goblet à karena cairan,
mukus tidak bisa menyatukan feses à elektrolit disekresikan ke lumen dengan air
à air keluar dengan cairan sebagai pertahanan untuk mengeluarkan bakteri à
karena cairan, mukus tidak bisa menyatukan feses à Bab cair disertai darah dan
lender (Heuther S, dkk, 2019).
e. Bagaimana patofisiologi dari demam dan tampak kesakitan pada daerah perut
terutama setiap kali ingin BAB?
Jawab :
Air yang terminum terkontaminasi dan hygine yang buruk à Infeksi bakteri fecal
oral à masuk saluran pencernaan à sekresi enterotoksin à multiplikasi bakteri
pada epitel mukosa usus à bakteri merusak secara invasive (enterovasif) à
peradangan pada mukosa usus à agregsi makrofag mengeluarkan mediator
inflamasi à mempengaruhi set point hipotalamus àpengeluaran asam arakidonat
à Suhu meningkat à DEMAM
Air yang terminum terkontaminasi dan hygine yang buruk à Infeksi bakteri fecal
oral à masuk saluran pencernaan à multiplikasi bakteri pada epitel mukosa usus
à bakteri merusak secara invasive (enterovasif) à peradangan pada mukosa usus
à terbentuk ulkus pada mukosa usus à Lumen menyempità disfungsi usus à
makanan tidak dapat diabsorpsi sempurna à peningkatan sekresi air dan elektrolit
à distensi usus à hiperperistaltik à Nyeri perut saat ingin BAB(Tenesmus)
(Price & Wilson, 2014).
3. Belakangan ini Hidayat sering berenang di kali, karena saat ini musim hujan dan selama
berenang sesekali dia terminum air kali. Hidayat juga sering makan tanpa mencuci
tangan. Sejak 12 jam yang lalu, Hidayat belum BAK. Riwayat imunisasi dasar lengkap.
20
a. Apa hubungan berenang di kali dan terminum air di kali dengan keluhan yang
dialami Hidayat?
Jawab :
Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab utama diare yaitu
tidak memadainya penyediaan air bersih, air tercemar oleh tinja, kekurangan
sarana kebersihan, pembuangan tinja yang tidak higienis, kebersihan
perorangan dan lingkungan yang buruk serta penyiapan dan penyimpanan
makanan tidak seharusnya dilakukan (Chandra, Sander, 2005). Menurut
Bunister (2006) Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung
menjadi faktor pencetus terjadinya diare, terdiri dari faktor agent, penjamu,
lingkungan dan prilaku. Faktor lingkungan yang dominan menyebabkan
meningkatnya kerentanan diare adalah sarana penyediaan air bersih dan
pembuangan tinja (Achmadi, Umar Fahmi, 2008), kedua faktor ini akan
berinteraksi bersama dengan prilaku manusia yang buruk seperti kebiasaan
tidak mencuci tangan sebelum makan atau setelah Buang Air Besar (BAB) serta
kebiasaan jarang memotong kuku (Noersaid, 1999). Apabila faktor lingkungan
tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan prilaku
manusia yang tidak sehat pula, maka penularan diare dapat terjadi dengan lebih
cepat dan mudah (Depkes, 2005).
Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur
fecal oral. Mereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam mulut, cairan
atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya, air minum, jari-jari tangan,
makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air yang tercemar
(Depkes, 2005)
d. Apa saja klasifikasi dari dehidrasi dan apa interpretasinya pada kasus?
Jawab :
Dehidrasi dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Tanpa dehidrasi, apabila tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan
sebagai diare dengan dehidrasi berat atau ringan/sedang.
2) Dehidrasi ringan/sedang, terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut
gelisah, rewel/mudah marah, mata cekung, mata cekung, merasa haus
dan minum dengan lahap, cubitan kulit perut kembali lambat.
3) Dehidrasi berat, terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut yaitu letargis
atau tidak sadar, mata cekung, tidak bisa minum atau malas minum, dan
cubitan kulit perut kembali sangat lambat.
e. Apa hubungan Riwayat imunisasi dasar lengkap dengan keluhan yang dialami
Hidayat?
Jawab :
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Setelah anak diimunisasi,
berarti tubuh diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal
atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit
yang lain. Jadi, untuk kasus ini Tidak ada hubungan antara imunisasi dasar
lengkap dengan keluhan yang dialami Hidayat (Kantor & Semarang, 2010).
1. Infeksi non-invasif.
a. Stafilococcus aureus
Keracunan makanan karena stafilokokkus disebabkan asupan makanan yang
mengandung toksin stafilokokkus, yang terdapat pada makanan yang tidak
tepat cara pengawetannya. Enterotoksin stafilokokus stabil terhadap panas.
b. Bacillus cereus
B. cereus adalah bakteri batang gram positip, aerobik, membentuk spora.
Enterotoksin dari B. cereus menyebabkan gejala muntah dan diare, dengan
gejala muntah lebih dominan.
c. Clostridium perfringens
C perfringens adalah bakteri batang gram positip, anaerob, membentuk spora.
Bakteri ini sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin
dan biasanya sembuh sendiri.
d. Vibrio cholerae
V cholerae adalah bakteri batang gram-negatif, berbentuk koma dan
menyebabkan diare yang menimbulkan dehidrasi berat, kematian dapat terjadi
setelah 3 – 4 jam pada pasien yang tidak dirawat
e. Escherichia coli patogen
E. coli patogen adalah penyebab utama diare pada pelancong
2. Infeksi Invasif
a. Shigella
Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air. Organisme
Shigella menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi
pada kolon melalui enterotoksin dan invasi bakteri
b. Salmonella nontyphoid
Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika
Serikat. Salmonella enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan
penyebab. Awal penyakit dengan gejala demam, menggigil, dan diare, diikuti
dengan mual, muntah, dan kejang abdomen. Occult blood jarang terjadi.
Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari.
24
c. Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid.
Demam tiphoid dikarakteristikkan dengan demam panjang, splenomegali,
delirium, nyeri abdomen, dan manifestasi sistemik lainnya. Penyakit tiphoid
adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan gejala primer.
d. Vibrio non-kolera
Spesies Vibrio non-kolera telah dihubungkan dengan mewabahnya
gastroenteritis. V parahemolitikus, non-01 V. kolera dan V. mimikus telah
dihubungkan dengan konsumsi kerang mentah. Diare terjadi individual,
berakhir kurang 5 hari (Zein, dkk, 2004).
4. Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: Compos mentis, BB: 20 kg, TB: 118 cm
Tanda vital: Nadi: 120 x/menit, isi tegangan kurang, RR: 28 x/menit, Temp.:
38,5oC
Kepala : konjungtiva pucat (-/-), sklera kuning (-/-), mata cekung (+/+), mukosa
mulut kering.
Thoraks:
• Paru-paru : tidak ada kelainan
• Jantung : bunyi jantung I dan II normal, bising tidak ada
Abdomen: Cembung, bising usus meningkat, hepar dan lien tidak teraba, turgor
kulit kembali lambat.
Ekstremitas: Kuku tampak kotor, teraba lembab.
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik pada kasus?
Jawab :
KEADAAN UMUM
Kesadaran Compos mentis Normal
IMT BB : 20 kg IMT : 14,36
TB : 118 cm Berat badan kurang
Nadi 120x/menit Takikardi
Isi tegangan kurang Dehidrasi
RR 28x/menit Normal
Temperature 38,5°C Meningkat
Febris
Kepala Konjungtiva pucat (-/-) Normal
Sklera kuning (-/-) Normal
Mata cekung (+/+) Dehidrasi
Mukosa mulut kering Dehidrasi
Thorax Paru-paru : Normal
• Tidak ada kelainan
Jantung :
• Bunyi jantung I dan II
normal
• Bising tidak ada
Abdomen Cembung Abnormal
Bising usus meningkat Hipermortilitas Usus
Hepar lien tidak teraba Normal
Turgor kulit kembali Dehidrasi
melambat
Ekstremitas - Kuku tampak kotor Abnormal
- Terasa lembab
27
c. Bagaimana cara pemeriksaan turgor?
Jawab :
Untuk menilai tanda dehidrasi, kita dapat melakukan pemeriksaan turgor, yaitu
dengan cara mencubit daerah perut dengan kedua ujung jari (bukan kedua
kuku). Turgor kembali cepat kurang dari 2 detik berarti diare tanpa dehidrasi.
Turgor kembali lambat bila cubitan kembali dalam waktu 2 detik dan ini berarti
diare dengan dehidrasi ringan/sedang. Turgor kembali sangat lambat bila
cubitan kembali > 2 detik dan ini termasuk diare dengan dehidrasi berat
(Ngastiyah, 2014).
28
Cara Menggunakan Grafik Pertumbuhan WHO
1) Tentukan umur, tinggi badan, dan berat badan (anak 2-18 tahun).
2) Tentukan angka yang berada pada garis horisontal / mendatar pada kurva.
Garis horisontal pada beberapa kurva pertumbuhan WHO menggambarkan
umur / tinggi badan.
3) Tentukan angka yang berada pada garis vertikal/lurus pada kurva. Garis
vertikal pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan panjang/berat
badan, umur, dan IMT.
4) Hubungkan angka pada garis horisontal dengan angka pada garis vertikal
hingga mendapat titik temu (plotted point). Titik temu ini
merupakan gambaran perkembangan anak berdasarkan kurva
pertumbuhan WHO.
(Pulungan, 2020).
5. Pemeriksaan Laboratorium:
Darah rutin: Hb 12g/dl, Leukosit 13.000/mm3, Ht 36 vol%, Trombosit 200.000/mm3,
hitung jenis 2/1/4/65/26/2.
Feses rutin:
Makroskopis: darah (+), lendir (+)
Mikroskopis: leukosit 10/lpb, eritrosit: 8-10/lpb
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan laboratorium pada kasus?
Jawab :
29
Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi
Hb 12 g/dl Anak : 11 – 16 gr% Normal
Leukosit
(4000-12000 sel/mm3) Leukositosis
13.000/mm
Ht 30-40% Normal
Trombosit (150.000-400.000
Normal
200.000/mm3 sel/mm3)
• - 2 : basophil, rentang 0 –1 %
• - 1 : eosinofil rentang 1 - 3
• - 4 : neutrofil batang, rentang 2
Hitung Jenis : –6%
• - 65 : neutrofil segmen, rentang Shift To The Left
2/1/4/65/26/2 50 – 70 %
• - 26 : limfosit, rentang 20 – 40%
• - 2 : monosit rentang 2 – 10 %
Feses Rutin:
• Tidak ada darah dan lendir • Disentri
Makro: darah dan
lendir +
b) Pem fisik :
- Kurus
- Takikardi
- Takipneu,
- Febris
- mata cekung (dehidrasi)
- mukosa mulut kering (dehidrasi)
- hipermotilitas usus
- turgor kulit Kembali melambat (dehidrasi)
- kuku tambak kotor
c) pem. Lab
- shift to the left (infeksi akut)
- basophil eningkat
- eosinophil meningkat
- neutrophil segmen meningkat
- monosit menurun
- disentri
33
7. Apa diagnosis banding pada kasus?
Jawab :
Klinis Disentri Disentri Rotavirus Kolera
Basiler Amoeba
Etiologi Shigella, Entamoeba Rotavirus Vibrio
E.Coli Cholerae
hystolitica
BAB cair + + + +
Demam + +/- + -
Tenesmus + - - -
Sifat feses
Frekuensi >3x/hari >3x/hari >3x/hari Hampir
terus-
menerus
Konsistensi Air > Air > Air > Air
ampas ampas ampas seperti
cucian
beras
Berdarah + + - -
Mukus + + + +/-
Bau - Sangat - Bau
busuk anyir
(Maryatun, 2018).
- Muntah berulang-ulang
- Demam
36
12. Apa prognosis pada kasus?
Jawab :
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
ۖﺾ ِ ﻋ ﺘ َِﺰ ﻟ ُ ﻮ ا ا ﻟ ﻨ ّ ِ ﺴَ ﺎ َء ﻓ ِ ﻲ ا ﻟْ َﻤ ِﺤ ﯿ ِ ﻚ ﻋَ ِﻦ ا ﻟْ َﻤ ِﺤ ﯿ
ْ ﺾ ۖ ﻗ ُ ْﻞ ھ ُ َﻮ أ َذ ًى ﻓ َ ﺎ َ َ ﺴ ﺄ َﻟ ُ ﻮ ﻧ
ْ َ َو ﯾ
ُ ْﻄ ﮭُ ْﺮ َن ۖ ﻓ َ ﺈ ِذ َا ﺗ َﻄَ ﱠﮭ ْﺮ َن ﻓ َ ﺄ ْﺗ ُﻮ ھ ُ ﱠﻦ ِﻣ ْﻦ َﺣ ﯿ
ُﺚ أ ََﻣ َﺮ ﻛ ُ ﻢ ْ َ َو َﻻ ﺗ َﻘْ َﺮ ﺑ ُ ﻮ ھ ُ ﱠﻦ َﺣ ﺘ ﱠٰﻰ ﯾ
ﺐ ا ﻟْ ُﻤ ﺘ َﻄَ ّﮭِ ِﺮ ﯾ َﻦ
ﺐ ا ﻟ ﺘ ﱠﱠﻮ ا ﺑ ِ ﯿ َﻦ َو ﯾ ُ ِﺤ ﱡ ُ ۚ إ ِ ﱠن ﱠb
َ ﯾ ُ ِﺤ ﱡb ﱠ
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu
adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari
wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka
suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang
diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri (Qs. Al
Baqarah: 222).
- ﺼﯿﺒََﻚ ِﻣَﻦ ٱﻟﺪﱡْﻧﯿَﺎ ۖ◌ َوأ َْﺣِﺴﻦِ َﺲ ﻧَ ُ ٱﻟﺪﱠاَر ٱْلَءاِﺧَﺮة َ ۖ◌ َوَﻻ ﺗ َﻨoَوٱْﺑﺘ َﻎِ ِﻓﯿَﻤﺎ ٓ َءاﺗ َٰﯨَﻚ ٱﱠ
ﺐ ٱْﻟُﻤْﻔِﺴِﺪﯾَﻦ
َ َﻻ ﯾُِﺤ ﱡoض ۖ◌ ِإﱠن ٱﱠ ِ ﺴﺎدَ ِﻓﻰ ٱْﻷ َْر َ َُ ِإﻟَْﯿَﻚ ۖ◌ َوَﻻ ﺗ َْﺒﻎِ ٱْﻟﻔoﺴَﻦ ٱﱠ
َ َﻛَﻤﺎ ٓ أ َْﺣ
Artiny : “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di
dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah
tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan."
38
2.8 Kesimpulan
Hidayat, anak laki-laki, 6 tahun mengalami diare disertai darah dan lendir 3 hari yang
lalu, demam dan tenesmus dikarenakan Disentri Basiller et causa suspect shigella disentri
disertai dehidrasi Ringan Sedang.
BAB cair berdarah & lender peistaltik meningkat volume cairan menurun
39
DAFTAR PUSTAKA
41
Yusuf, S., Haris, S., Kadim, M. 2011. Gambaran Derajat Dehidrasi dan Gangguan Fungsi
Ginjal pada Diare Akut. Sari Pediatri, Vol. 13, No. 3.
Zein, dkk. 2004. Diare Akut Disebabkan Bakteri. Universitas Sumatera Utara: Medan
Zubaidah., Maria, I., 2020. Hubungan Penatalaksanaan Pemberian Cairan di Rumah dengan
Tingkat Dehidrasi pada Balita yang Mengalami Diare. Jurnal Keperawatan Suaka
Insan, Volume 5 Edisi I.
42