Anda di halaman 1dari 10

KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Nolin Febriani Hutabarat/191101091

LATAR BELAKANG keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya,


sehingga sangat penting untuk berpikir kritis
Penting bagi perawat untuk mampu
pada setiap situasi.
mengambil keputusan klinis dengan
melibatkan pasien dan keluarga dalam Hal lain yang sering muncul dalam
asuhan keperawatannya sehingga proses pengambilan keputusan adalah apakah kita
keperawatan yang diberikan kepada klien ini perlu mengambil keputusan sekarang atau
diarahkan sebagai proses refleksi baik bagi nanti saja setelah melakukan semacam uji
perawat ataupun klien. coba lebih dulu.

Selama praktek, profesional keperawatan METODE


menghadapi sejumlah situasi yang berbeda
Penulisan kajian ini menggunakan literature
melibatkan klien dan pemenuhannya yang
review berdasarkan jurnal dan e-book yang
berbeda pula. Proses pengambilan keputusan
relevan dan berfokus pada konsep
klinis merupakan komponen penting dalam
pengambilan keputusan. Dengan
proses keperawatan, sehingga dibutuhkan
menganalisis dan mengkaji referensi sesuai
kemampuan perawatan karena keterbatasan
dengan judul penugasan kajian ini. Adapun
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
jurnal dan e-book yang digunakan pada
perawat dapat menghambat perawat dalam
literature review adalah jurnal dan e-book
mengambil keputusan mengenai perawatan
yang didapatkan dengan menggunakan
yang akan diberikan kepada klien yang akan
Google Scholar, Google Book, dan Jurnal
berakibat fatal terhadap klien.
Keperawatan.
Perawat memiliki peranan penting dalam
mengambil keputusan klinis yang tepat dan
akurat karena perawat akan menemukan HASIL
berbagai situasi klinis yang berkaitan
Proses pengambilan keputusan merupakan
dengan masyarakat atau pasien,anggota
sebuah refleksi dari perawat ataupun klien.
Pengambilan keputusan klinis keperawatan  Teleologi
harus ada interaksi antara perawat-klien. Teleologi (berasal dari bahasa
Pengambilan keputusan klinis keperawatan Yunani, dari kata telos, berarti
dapat dilakukan dalam setiap proses akhir). Istilah teleologi dan
keperawatan. Tugas perawat pada saat utilitarianisme sering digunakan
proses pengambilan keputusan ini adalah saling bergantian. Teleologi
sebagai fasilitator untuk memberikan merupakan suatu doktrin yang
fasilitas dan dukungan pada klien. menjelaskan fenomena berdasarkan
Pengambilan keputusan klinis dengan akibat yang dihasilkan atau
melibatkan klien akan meningkatkan tingkat konsekuensi yang dapat terjadi.
kemandirian bagi klien. Pengambilan Pendekatan ini sering disebut dengan
keputusan klinis diperlukan kemampuan ungkapan the end jus tifies the means
berfikir kritis bagi perawat. Dibutuhkan atau makna dari suatu tindakan
pemahaman lebih lanjut terkait dengan ditentukan oleh hasil akhir yang
pengambilan keputusan klinis keperawatan terjadi. Teori ini menekankan pada
dengan harapan peran perawat akan lebih pencapaian hasil akhir yang terjadi.
terlihat nyata sebagai pemberi asuhan yang Pencapaian hasil dengan kebaikan
akan meningkatkan kepercayaan masyarakat maksimal dan ketidakbaikan sekecil
terhadap profesi keperawatan. mungkin bagi manusia.
 Deontologi (formalisme)
PEMBAHASAN
Deontologi (berasal dari bahasa
Teori Dasar Pengambilan Keputusan Yunani, deon, berarti tugas)
berprinsip pada aksi atau tindakan.
Teori dasar/prinsip etika merupakan
Suatu pendekatan deontologis
penuntun untuk membuat ke putusan etis
mengangkat isu – isu yang berkaitan
praktik profesional (Fry, 1991). Teori etik
dengan tugas, hak, serta
digunakan dalam pembuatan keputusan bila
pertimbangan keadilan dengan
terjadi konflik antara prinsip dan aturan.
menggunakan standar moral, prinsip,
Ahli filsafat moral telah mengembangkan
dan aturan – aturan sebagai panduan
beberapa teori etik, yang secara garis besar
untuk membuat keputusan etis yang
dapat diklasifikasikan menjadi teori
terbaik. Deontologi berfokus pada
teleologi dan deontologi.
kewajiban atau tugas memotivasi penggunaan kriteria Maximin adalah
keputusan atau tindakan, bukan pada sebagai berikut.
konsekuensi dari tindakan.Dalam a. Dari setiap tindakan, cari
etika deontologi kebenaran minimum perolehan dari
bergantung pada rasa hormat yang semua kondisialam yang
ditunjukkan dalam tugas serta hak mungkin.
dan kewajiban yang dicerminkan b. Cari maksimum dari
oleh tugas-tugas tersebut. minimum perolehan.
c. Pilih tindakan yang minimum
Kriteria Pengambilan Keputusan
perolehannya
Dalam analisis keputusan ini akan memaksimumkan.
dibahas tiga kriteria pokok pengambilan 2. Kriteria Maximum Likelihood
keputusan, yaitu Maximin (Maximum of Kriteria ini sesungguhnya hampir
Minimum) atau Minimax (Minimum of sama dengan kriteria Maximin.
Maximum), Maximum Likelihood dan Bedanya, kriteria ini telah
Bayes De cision Rule. Ketiga kriteria ini diperhitungkan kemungkinan
akan mempertimbangkan dan terjadinya suatu kondisi atau situasi.
memperhitungkan beberapa faktor sebelum Adapun langkah-langkah yang harus
keputusan diambil sehingga akan cenderung ditempuh adalah sebagai berikut.
memberi hasil yang lebih akurat. Akan a. Identifikasi kondisi alam
tetapi, kriteria ini belumlah menjamin bahwa yang kemungkinan besar
keputusan yang didapat akan sesuai dengan akan terjadi (yaitu kondisi
harapan. alam dengan probabilitas
awal terbesar).
1. Kriteria Maximin ( Maximum of
b. Pada kondisi alam tersebut,
Minimum)
pilih tindakan yang
Dari namanya dapat diduga bahwa
memaximumkan perolehan.
kriteria ini akan menggunakan nilai
c. Pilih tindakan ini.
maksimum dan atau minimum untuk
3. Kriteria Bayes
melakukan pengambilan keputusan.
Bila kriteria Maximum Likelihood
Secara ringkas, tahapan-tahapan
telah memperhitungkan probabilitas
untuk mengambil keputusan, maka pemecahan masalah seperti diajarkan di
pada kriteria Bayes akan digunakan pendidikan keperawatan.
nilai harapan (expected value)
Berikut ini merupakan contoh model
sebagai dasar penghitungan guna
pengambilan keputusan etis keperawatan
mengambil keputusan. Adapun
yang dikembangkan oleh Thompson dan
langkah-langkah yang harus
Jameton. Metode Jameton dapat digunakan
dilakukan adalah sebagai berikut.
untuk menyelesaikan masalah etika
a. Dengan menggunakan
keperawatan yang berkaitan dengan asuhan
probabilitas awal, hitung
keperawatan klien. Kerangka Jameton,
nilai harapan pay off untuk
seperti yang ditulis oleh Fry (1991) adalah
tiap-tiap tindakan yang
Model l yang terdiri atas enam tahap, Model
mungkin.
Il yang terdiri atas tujuh tahap. dan Model
b. Pilih tindakan yang harapan
III yang merupakan keputusan bioetis.
keuntungannya/perolehannya
maxi mum.  Model I
1. Mengidentifikasi masalah. Ini berarti
Kerangka Pengambilan Keputusan
klasifikasi masalh dilihat dari nilai
Berbagai kerangka model pembuatan dan konflik hati nurani. Perawat juga
keputusan etis telah dirancang oleh banyak harus mengkaji keterlibatannya pada
ahli etika, dan semua kerangka etika tersebut masalah etika yang timbul dan
berupaya menjawab pertanyaan dasar mengkaji parameter waktu untuk
tentang etika. proses pembuatan keputusan. Tahap
ini akan memberikan jawaan pada
Beberapa kerangka pembuatan
perawat terhadap pernyataan, “Hal
keputusan etis keperawatan di kembangkan
apakah yang membuat tindakan
dengan mengacu pada kerangka pembuatan
benar adalah benar?” Nilai
keputusan etika medis (Murphy, 1976,
diklasifikasikan dan peran perawat
Borody, 1981). Beberapa kerangka disusun
dalam situasi yang terjadi
berdasarkan posisi falsafah praktik
diidentifikasi.
keperawatan (Benyamin dan Curtis, 1986;
2. Perawat harus mengumpulkan data
Aroskar, 1980), sementara model-model lain
tambahan. Informasi yang
dikembangkan berdasarkan proses
dikumpulkan dalam tahap ini 5. Pembuat keputusan harus membuat
meliputi orang yang dekat dengan keputusan. Ini berarti bahwa
klien, yangterlibat dalam membuat pembuatan keputusan memilih
keputusan bagi klien, harapan/ tindakan yang menurut keputusan
keinginan klien dan orang yang mereka paling tepat. Tahap ini
teribat dalam pembuatan keputusan. menjawab pertanyaan etika, “Apa
Perawat kemudian membuat laporaj yang harus dilakukan pada situasi
tertulis kisah dari konflik yang tertentu?”
terjadi. 6. Tahap terakhir adalah melakukan
3. Perawat harus mengidentifikasi tindakan dan mengkaji keputusan
semua pilihan atau alternatif secara dan hasil.
terbuka kepada pembuat keputusan.
Semua tindakan yang  Model II
memungkinkan harus terjadi, 1. Mengenali dengan tajam masalah
termasuk hasil yang mungkin yang terjadi, apa intinya, apa
diperoleh beserta dampakya. Tahap sumbernya, mengenali hakikat
ini memberikan jawaban atas masalah.
pertanyaan, “Jenis tindakan apa yang 2. Mengumpulkan data atau informasi
benar?” yang berdasarkan fakta, meliputi
4. Perawat harus memikirkan masalah semua data yang termasuk variabel
etis secara berkesinambungan. Ini masalah yang telah dianalisis secara
berarti perawat mempertimbangkan teliti.
nilai dasar manusia yang penting 3. Menganalisis data yang telah
bagi individu, nilai dasar manusia diperoleh dan menganalisis kejelasan
yang menjadi pusat masalah, dan orang yang terlibat, bagaimana
prinsip etis yang dapat dikaitkan kedalaman dan intensitas
dengan masalah. Tahap ini keterlibatannya, relevansi
menjawab pertanyaan, “Bagaimana keterlibatannya dengan masalah
aturan tertentu diterapkan pada etika.
situasi tertentu?” 4. Berdasarkan analisis yang telah
dibuat, mencari kejelasan konsep
etika yang relevan untuk
penyelesaian masalah dengna  Model III (Model Keputusn Bioetis)
mengemukakan konsep filsafat yang 1. Tinjau uang situasi yang dihadapi
mendasari etika maupun konsep untuk menentukan masalah
sosial budyaa yang menentukan kesehatna, keputusan yang
ukuran yang diterima. dibutuhkan, komponen etis individu
5. Mengonsep argumentasi, semua jenis keunikan.
isu yang didapati merasionalisasi 2. Kumpulkan informasi tambahan
kejadian, kemudian membuat untuk memperjelas situasi.
alternatif tentang tindakan yang akan 3. Identifikasi aspek etis dari masalah
diambilnya. yang dihadapi.
6. Langkah selanjutnya mengambil 4. Ketahui atau bedakan posisi pribadi
tindakan, setelah semua alternatif dan posisi moral profesional.
diuji terhadap nilai yang ada di 5. Identifikasi posisi moral dan
dalam masyarakat dan ternyata dapat keunikan individu yang berlainan.
diterima maka pilihan tersebut 6. Identifikasi konflik nilai bila ada.
dikatakan sah (valid) secara etis. 7. Gali siapa yang harus membuat
Tindakan yang dilakukan keputusan
menggunakan proses yang 8. Identifikasi rentang tindakan dan
sistematis. hasil yang diharapkan.
7. Langkah terakhir adalah 9. Tentukan tindakan dan laksanakan.
mengevaluasi, apakah tindakan yang 10. Evaluasi hasil dari keputusan atau
dilakukan mencapai hasil yang tindakan.
diinginkan mencapai tujuan
Proses Pengambilan Keputusan
menyelesaikan masalah, bila belum
berhasl, harus mengkaji lagi hal-hal Proses pengambilan keputusan
apa saja yang menyebabkan adalah salah satu penyelesaian yang
kegagalan, dan menjadi umpan balik dinamis. Penyebab umum gagalnya
untuk melaksanakan pemecahan/ pengambilan keputusan adalah kurang tepat
penyelesaian masalah secara dalam mengidentifikasi masalah . Oleh
terulang. karena itu, identifikasi masalah merupakan
langkah yang paling penting karena kualitas 2. Tidak terlaksananya keputusan
hasil tergantung pada keakuratan hasil karena tidak sesuai dengan
dalam mengidentifikasi masalah. kemampuan organisasi baik dari segi
Pengambilan keputusan adalah suatu manusia, uang maupun material;
pendekatan yang sistematis terhadap hakekat 3. Ketidakmampuan pelaksana untuk
suatu masalah dngan mengumpulkan fakta- bekerja karena tidak ada sinkronisasi
fakta dan data, menemukan alternative yang antara kepentingan organisasi
matang untuk mengambil suatu tindakan dengan orang-orang di dalam
yang tepat. organisasi tersebut;
4. Timbulnya penolakan terhadap
Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam
keputusan.
pengambilan keputusan, yaitu :

1. Dalam proses pengambilan


keputusan tidak terjadi secara Faktor yang memengaruhi pengambilan
kebetulan; keputusan etis dalam praktik
2. Masalah harus diketahui dengan keperawatan
jelas;
Berbagai faktor mempunyai
3. Pengambilan keputusan tidak
pengaruh terhadap seseorang dalam
dilakukan secara sembrono;
membuat keputusan etis. Faktor ini antara
4. Pemecahan masalah harus
lain faktor agama, sosial, ilmu
didasarkan pada fakta-fakta yang
pengetahuan/teknologi, legislasi/keputusan
telah terkumpul secara sistematis;
yuridis, dana) keuangan, pekerjaan/posisi
5. Keputusan yang baik adalah
klien maupun perawat, kode etik
keputusan yang telah dianalisa secara
keperawatan, dan hak-hak klien.
matang.
Faktor agama dan adat-istiadat
Apabila pengambilan keputusan tidak
didasarkan pada kelima hal diatas, akan Agama serta latar belakang adat
menimbulkan berbagai masalah, diantaranya istiadat merupakan faktor utama dalam
: membuat keputusan etis. Setiap perawat
disarankan me mahami nilai yang diyakini
1. Tidak tepatnya keputusan;
maupun kaidah agama yang dianutnya.
Untuk memahami ini memang diperlukan Dana/keuangan untuk membiayai
proses. Semakin tua akan semakin banyak pengobatan dan perawatan dapat
pengalaman dan belajar, seseorang akan menimbulkan konflik. Untuk meningkatkan
lebih mengenal siapa dirinya dan nilai yang status kesehatan masya rakat, pemerintah
dimilikinya. telah banyak berupaya dengan mengadakan
ber bagai program yang dibiayai pemerintah.
Faktor legislasi dan keputusan yuridis
Walaupun pemerintah telah mengalokasikan
Perubahan sosial dan legislasi secara dana yang besar untuk pembangunan
konstan saling berkaitan. Setiap perubahan kesehatan, dana ini belum seluruhnya dapat
sosial atau legislasi menyebabkan timbulnya mengatasi berbagai masalah kesehatan
suatu tindakan yang merupakan reaksi sehingga partisipasi swasta dan masyarakat
perubahan tersebut. Legislasi merupakan banyak digalakkan.
jaminan tindakan menurut hukum sehingga
Perawat sebagai tenaga kesehatan
orang yang bertindak tidak sesuai hukum
yang setiap hari menghadapi klien, sering
dapat menimbulkan suatu konflik (Ellis,
menerima keluhan klien mengenai
Hartley, 1990)
pendanaan. Dalam daftar kategori diagnosis
Saat ini aspek legislasi dan bentuk keperawatan tidak ada pernyataan yang
keputusan yuridis tentang masalah etika menyata kan ketidakcukupan dana, tetapi hal
kesehatan sedang menjadi topik yang ini dapat menjadi etiologi bagi berbagai
banyak dibicarakan. Hukum kesehatan telah diagnosis keperawatan, antara lain ansietas
menjadi suatu bidang ilmu dan perundang dan ketidak patuhan. Masalah
undangan baru yang banyak disusun untuk ketidakcukupan dana dapat menimbulkan
menyempurnakan perundang-undangan konflik, terutama bila tidak dapat
lama atau untuk mengantisipasi dipecahkan.
perkembangan masalah hukum kesehatan.
PENUTUP
Oleh karena itu, diperlukan undang-undang
praktik keperawatan dan keputusan menteri Perawat memiliki peranan penting dalam
kesehatan yang mengatur registrasi dan mengambil keputusan klinis yang tepat dan
praktik perawat. akurat karena perawat akan menemukan
berbagai situasi klinis yang berkaitan
Faktor dana/keuangan
dengan masyarakat atau pasien,anggota
keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya, 2. Deniati Kiki,Ria Anugrahwati ,Tini
sehingga sangat penting untuk berpikir kritis Suminarti.(2018).Pengaruh Berfikir
pada setiap situasi. Kritis Terhadap Kemampuan
Perawat Pelaksana Dalam
Perawat harus mengidentifikasi masalah dan
Melakukan Asuhan Keperawatan di
perawat juga harus mengkaji keterlibatannya
Rumah Sakit Hermina Bekasi Tahun
pada masalah etika yang timbul dan
2016.Jurnal Kesehatan Holistik (The
mengkaji parameter waktu untuk proses
Journal of Holistic
pembuatan keputusan. Perawat harus
Healthcare),12(1).
mengumpulkan data tambahan. Informasi
3. Heni. (2017). Berfikir Kritis Dalam
yang dikumpulkan dalam tahap ini meliputi
Proses Keperawatan. Jurnal
orang yang dekat dengan klien, yangterlibat
Keperawatan, 3(1).
dalam membuat keputusan bagi klien,
4. Khairina Ifa, Hema Malini, Emil
harapan/ keinginan klien dan orang yang
Huriani.(2018). Faktor-Faktor yang
teribat dalam pembuatan keputusan.
Berhubungan dengan Pengambilan
Faktor mempunyai pengaruh terhadap Keputusan Perawat Dalam Ketepatan
seseorang dalam membuat keputusan etis. Triase Di Kota Padang. Indonesian
Faktor ini antara lain faktor agama, sosial, Journal For Heath Science, 2(1).
ilmu pengetahuan/teknologi, 5. Kozier B, dkk.(2010). Buku Ajar
legislasi/keputusan yuridis, dana) keuangan, Fundamental Keperawatan : Konsep,
pekerjaan/posisi klien maupun perawat, Proses dan Praktik Keperawatan
kode etik keperawatan, dan hak-hak klien. (Eko Karyuni etal, Alih bahasa ).
Jakarta: EGC
Pembuat keputusan harus membuat
6. Nachrowi D N dan Hardius.
keputusan. Ini berarti bahwa pembuatan
(2004).Teknik Pengambilan
keputusan memilih tindakan yang menurut
Keputusan.Jakarta : Grasindo
keputusan mereka paling tepat.
7. Purwati E I I, Nuryadi, Yennike Tri
DAFTAR PUSTAKA Herawati.(2017).Puskesmas sebagai
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
1. Budiono & Pertami, S. B. (2016).
(Decision Making in the Refferal
Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Implementation at Public Health
Bumi Medika
Center as First Level Health Terhadap Penerapan Fungsi
Facility).Jurnal Pustaka Pengorganisasian Yang Dilakukan
Kesehatan,5(2). Oleh Kepala Ruangan Dengan
8. Redhana, I. W. (2013). Model Kinerjanya Diruang Rawat Inap
Pembelajaran Berbasis Masalah RSUD Koja Jakarta Utara (Doctoral
untuk Peningkatan Keterampilan dissertation, Tesis FIK UI, Tidak
Pemecahan Masalah dan Berpikir dipublikasikan).
Kritis. Jurnal Pendidikan dan 11. Suhaemi Mimin Emi.(2004).Etika
Pengajaran, 1(46). Keperawatan : Aplikasi Pada
9. Simamora, R. H. (2019). Menjadi Praktik.Jakarta:EGC
perawat yang: CIH’HUY. Surakarta: 12. Sumijatun. (2009). Konsep Dasar
Kekata Publisher. dan Aplikasi Pengambilan
10. Simamora, R. H. (2005). Hubungan Keputusan Klinis. Jakarta: Trans
Persepsi Perawat Pelaksana Info Media Jakarta

Anda mungkin juga menyukai