DISUSUN OLEH:
1. AFRIANA NURUL FATIMA
2. MELIZA
3. ADHE LESMANA
4. SUGIYANTO
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami.Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Putusan hakim ialah suatu pernyataan yang oleh hakim, sebagai pejabat negara
yang diberi wewenang untuk itu, diucapkan dipersidangan dan bertujuan untuk
mengakhiri atau menyelesaikan suatu perkara atau sengketa antara para pihak.
Tujuan suatu proses dimuka pengadilan adalah untuk memperoleh putusan hakim
yang berkekuatan hukum tetap. Artinya suatu putusan hakim yang tidak dapat diubah
lagi.
Dengan putusan ini, hubungan antara kedua belah pihak yang berperkara
ditetapkan untuk selama-lamanya dengan maksud apabila tidak ditaati secara
sukarela, dipaksakan dengan bantuan alat-alat negara. Dengan putusan hakim itu
misalnya ditetapkan bahwa hubungan antara pihak penggugat dan tergugat adalah
tergugat menurut hukum berhutang sejumlah uang dari penggugat, sehingga
hubungan mereka adalah hubungan antara seorang debitur dan kreditur
B. Rumusan Masalah
a. Jelaskan Pengertian Putusan Hakim !
b. Sebutkan Asas-asas Putusan Hakim !
c. Sebutkan Jenis-jenis Putusan Hakim !
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Memuat Dasar Yang Jelas
Dalam memutus suatu perkara, Hakim wajib mempertimbangkan hukum
secara komprehensif (legal reasoning, rasio decidendi). Jika tidak, putusan dapat
berakhir berat sebelah (onvoldoende gemotiveerd). Apabila dalam putusannya
diketahui pertimbangan dan alasan hakim tidak cukup jelas dan rinci, pengadilan
yang lebih tinggi dapat membatalkan putusan tersebut.
Asas Keterbukaan
Salah satu ciri dalam asas keterbukaan adalah putusan yang dihasilkan hakim
disampaikan dan dibacakan secara umum dan dalam persidangan terbuka. Ini
merupakan sifat pengadilan dan juga peradilan (fair trial) yang diharapkan yang
transparan juga akuntabel bagi masyarakat. Selain itu, dalam praktek, kini
masyarakat telah diberikan keleluasaan untuk mengecek seluruh putusan yang telah
inkracht melalui website mahkamah agung. Dengan adanya asas ini, diharapkan
dapat menghindarkan adanya putusan yang diskriminatif atau berat sebelah (patrial).
Harus Tertulis
Selain harus dibacakan di muka persidangan, putusan harus ada dalam bentuk
tertulis untuk memenuhi syarat akta otentik yang dihasilkan oleh pengadilan. Putusan
ini nantinya memiliki kekuatan pembuktian dan mengikat pihak-pihak yang
berperkara atau pihak ketiga.
3
akan diuraikan jenis – jenis putusan berdasarkan pengelompokan tersebut. Putusan
Berdasarkan Waktu Penjatuhannya. Putusan untuk kategori ini dibedakan atas dua
jenis yaitu sebagai berikut:
Putusan Sela, yaitu ptusan yang dijatuhkan sebelum putusan akhir dimana
dimaksudkan untuk memungkinkan atau mempermudah kelanjutan
pemeriksaan perkara.
Putusan Akhir, yaitu putusan yang bertujuan mengakhiri dan menyelesaikan
suatu perkara yang sedang berlangsung pada satu tingkat peradilan tertentu,
yakni pengadilan tingkat pertama, pengadilan tinggi dan Mahkamah Agung.
Putusan Berdasarkan Sifatnya. Terdapat tiga jenis putusan hakim ditinjau dari
sifatnya, penjelasan masing – masing putusan hakim tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Putusan Deklarator atau declatoir vonnis adalah pernyataan hakim yang
tertuang dalam putusan yang dijatuhkan, dimana pernyataan tersebut
merupakan penjelasan atau penetapan tentang sesuatu hak atau title maupun
status. Pernyataan hakim tersebut dicantumkan dalam amar atau diktum
putusan. Dengan kata lain putusan jenis ini hanya menegaskan status hukum
sesuatu atau seseorang. Contoh putusan Deklarator adalah pernytaan hakim
bahwa sebuah ikatan perkawinan sah atau tidak sah secara hukum, pernyataan
bahwa pengguggat sah atau tidak sah sebagai ahli waris, dan lain sebagainya.
2. Putusan Konstitutif atau constitutief vonnis adalah putusan yang menciptakan
hukum baru atau pun meniadakan suatu keadaan hukum yang telah ada.
Misalnya putusan perceraian diman diputus bahwa pasangan suami – isteri
resmi bercerai sehingga pada keadaan yang demikian status hukum
sebelumnya yakni sebagai pasangan suami – isteri hapus sekali menciptakan
status hukum baru, bahwa masing – masing berstatus sebagai janda atau duda.
Contoh lain, putusan yang membatalkan sebuah perjanjian sehingga pada
keadaan yang demikian para pihak tidak lagi terikat dalam perjanjian.
3. Putusan Kondemnator atau condemnatoir vonnis, yakni putusan yang amar
putusannya menghukum salah satu pihak yang berperkara untuk melakukan
sesuatu atau menyerahkan sesuatu kepada pihak lawan. Apabila pihak putusan
tersebut tidak dilaksanakan secara suka rela maka akan dilakukan eksekusi
paksa oleh pengadilan atas dasar permohonan penggugat.
4
Putusan Berdasarkan Kehadiran Para Pihak. Kategori putusan ini juga
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Putusan Gugatan Gugur, yakni putusan yang dijatuhkan karena pihak
penggugat tidak menghadiri sidang pada hari yang telah ditentukan setelah
dipanggil dengan layak oleh juru sita pengadilan. Dalam putusan ini hakim
dapat menyatakan bahwa gugatan penggugat gugur dan penggugat tersebut
dihukum membayar biaya perkara.
2. Putusan Verstek, yakni putusan yang dijatuhkan oleh hakim apabila pada hari
pertama persidangan yang telah ditentukan pihak tergugat tidak menghadiri
sidang tanpa alasan yang sah meskipun telah dipanggil dengan layak oleh juru
sita pengadilan. Terhadap putusan verstek ini, pihak tergugat dapat
mengajukan bandinding dimana banding tersebut dikenal dengan istilah
3. Putusan Kontradiktoir atau Contradictoir vonnis, yakni putusan atas dasar
kehadiran para pihak pada saat pembacaan putusan akhir. Oleh karena itu ada
dua jenis putusan contradictoir, Pada saat pembacaan putusan diucapkan para
pihak hadir dan Pada saat pembacaan putusan diucapkan salah satu pihak tidak
hadir.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Putusan hakim harus memberikan efek jera terhadap pelaku tindak pidana dan
dapat membuat terdakwa menjadi orang yang lebih bertanggung jawab dan dapat
kembali menjadi warga masyarakat yang lebih baik. Putusan juga harus bisa
mencegah orang lain untuk melakukan tindak pidana. Putusan Hakim bukan
merupakan bentuk aksi balas dendam akan tetapi untuk mewujudkan rasa keadilan
dalam masyarakat.
B. Saran
Demikianlah isi pembahasan dari makalah yang kami buat. Namun sebagai
manusia yang tidak sempurna kami banyak menyadari banyak kesalahan serta
kekurangan yang terdapat pada makalah yang di dalamnya baik dari segi isi,
pengetikan, dan kesalahan-kesalahan lain yang terjadi. Untuk itu kami memohon
maaf.
Namun segala masukan,tanggapan, saran, serta keritikan yang bersifat
membangun sangat kami harapkan untuk makalah ini guna untuk bermanfaat untuk
kita yang mengerjakan.
6
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.uajy.ac.id/4954/4/3HK08813.pdffile:///C:/Users/FC%201/
Downloads/2344111SM.pdfhttps://tribratanews.kepri.polri.go.id/2021/01/06/
jenisjenisputusanhakimdalamhukumacaraperdata/https://drive.google.com/file/d/
1M33KLWtKRSH80SwHt880DuGanfc5t1/view