Anda di halaman 1dari 13

METEDOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN

PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH PUPUK KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

OLEH:
AGUSTA FAUZI
NIM.20031114

DOSEN PEMBIMBING :
1.Drs. Ardi, M. Si
2.Prof. Dr. Lufri, M.S

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Hipotesis.......................................................................................................3
1.4 Tujuan..........................................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................................3
1.6 Variabel Penelitian.......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Tanaman Cabai Merah................................................................................4
2.2 Pupuk Kotoran Ayam.................................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................7
3.1 Jenis Penelitian...........................................................................................7
3.2 Waktu dan Tempat......................................................................................7
3.3 Alat dan Bahan............................................................................................7
3.4 Rancangan Penelitian..................................................................................7
3.5 Prosedur Kegiatan.......................................................................................8
3.6 Analisis Data...............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

i
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata


pencaharian sebagai petani. Banyak petani di indonesia yang membudidayakan
tanaman cabai. Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang
memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Tanaman cabai termasuk tanaman semusim
(Annual) yang berbentuk perdu, tumbuh tegak dengan batang berkayu dan
bercabang banyak. Tinggi tanaman dewasa antara 65-170 cm dan lebar tajuk 50-
100cm. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan (Plantanum), tanaman cabai tergolong
dalam tumbuhan yang menghasilkan biji (Spermatophyta). Biji cabai tertutup oleh
kulit buah sehingga termasuk dalam golongan tumbuhan berbiji tertutup
(Angiospermae) ( Rohman, 2020).
Dalam proses budidaya, peningkatan produksi tanaman dapat dilakukan
secara agronomik yaitu melalui pemupukan. Pemupukan dapat dilakukan dengan
menggunakan pupuk anorganik maupun pupuk organik. Pupuk anorganik lebih
banyak digunakan dengan alasan lebih cepat dalam penyediaan unsur hara
dibandingkan dengan pupuk organik.
Penggunaan pupuk kimia yang terus menerus dapat mengganggu
keseimbangan kimia tanah sehingga produktifitas tanah menurun. Dalam
mengatasi permasalahan penggunaan pupuk kimia secara terus menerus, perlu
dilakukan perbaikan struktur tanah, dalam hal ini pemberian pupuk kandang.
Pupuk kandang dianggap dapat memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah seperti
dapat meningkatkan kegiatan jasad renik dalam membantu proses dekomposisi
bahan organik. Setiap jenis pupuk kandang yang berbeda tentunya mengandung
unsur hara yang berbeda (Wijayanti, dkk, 2013).
Masalah degradasi tanah sangat banyak terjadi belakangan ini, yang
akhirnya mempengaruhi produktivitas suatu lahan. Pada tanah-tanah tererosi,

1
hilangnya lapisan tanah atas menyebabkan kehilangan bahan organik tanah yang
lebih besar. Hasil penelitian, di Cina menunjukkan bahwa rata-rata tingkat
penurunan tahunan bahan organik tanah adalah 0,5%, sedangkan tingkat
penurunan rata-rata tahunan bahan organik tanah pada tanah-tanah yang tererosi
berat adalah 1,35%. Peranan bahan organik tidak hanya berperan dalam
penyediaan hara tanaman saja, namun yang jauh lebih penting terhadap perbaikan
sifat fisik, sifat kimia tanah, sifat biologi tanah . Peranan bahan organik bagi tanah
dalam kaitannya dengan perubahan sifat tanah, yaitu sifat fisika tanah, biologis,
dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam
tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil (Walida,
dkk, 2020).
Kotoran ayam merupakan salah satu limbah yang dihasilkan baik ayam
petelur maupun ayam pedaging yang memiliki potensi yang besar sebagai pupuk
organik. Komposisi kotoran sangat bervariasi tergantung pada sifat fisiologis
ayam, ransum yang dimakan, lingkungan kandang termasuk suhu dan
kelembaban. Kotoran ayam merupakan salah satu bahan organik yang
berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan pertumbuhan tanaman. Kotoran ayam
mempunyai kadar unsur hara dan bahan organik yang tinggi serta kadar air yang
rendah (Rahmawati dan Annesa, 2017).
Marsono (2003), menyatakan bahwa kandungan hara pada pupuk kandang
yang dihasilkan ternak ternak ayam adalah N 0,75%, P 0,50%, K 0,45% dan
kandungan air 60%. Dengan kandungan N yang relatif tinggi, kotoran ternak
ayam sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai pupuk (Tomia, 2012).
Berdasarkan latar belakang diatas saya mengambil keputusaan untuk
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pupuk Kotoran Ayam (Gallus gallus
domesticus) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai (Capsicum annum L.)”.
Dengan melakukan penelitian ini bisa diketahui pengaruh kotoran ayam terhadap
pertumbuhan cabai.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimanakah pengaruh pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan


tanaman cabai (Capsicum annum L.)?

2
2) Bagaimanakah pengaruh konsentrasi pupuk kotoran ayam terhadap
pertumbuhan tanaman cabai (Capsicum annum L.)?

1.3 Hipotesis

1) Pupuk kotoran berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai (Capsicum


annum L.)

2) Konsebtrasi pupuk kotoran berpengaruh terhadap pertumbuhan tanama cabai


(Capsicum annum L.)

1.4 Tujuan

1) Mengetahui pengaruh pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan tanaman


cabai (Capsicum annum L.).

2) Mengetahui perbandingan pertumbuhan tanaman cabai (Capsicum annum L.)


yang diberi pupuk kotoran ayam dengan berbeda takaran.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah dengan adanya penelitian ini dapat
diketahui seberapa besar pengaruh kotoran ayam terhadap pertumbuhan tanaman
cabai. Dan dengan bagusnya pertumbuhan tanaman cabai menggunakan pupuk
kotoran ayam, maka pupuk kotoran ayam ini bisa diolah lebih bagus lagi dan di
produksi untuk kebutuhan lebih banyak. Dengan begitu hasil dari petani tanaman
cabe menjadi lebih bagus.

1.6 Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini ada 2 yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas yaitu pengaruh pupuk kotoran ayam sedangkan variabel terikat
yaitu pertumbuhan tanaman cabai (Gallus gallus domesticus) dengan indikator
tinggi tanaman, dan jumlah daun tanaman cabe.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Cabai Merah

Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis tanaman
hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan
selain cabai memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap juga memiliki nilai
ekonomis tinggi yang banyak digunakan baik untuk konsumsi rumah tangga
maupun untuk keperluan industri makanan (Nurlenawati, dkk, 2010).

Tanaman cabai tergolong dalam famili terung-terungan (Solanaceae) yang


tumbuh sebagai perdu atau semak. Cabai termasuk tanaman semusim atau
berumur pendek. Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan
yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika
tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan
Asia termasuk negara Indonesia (Baharuddin, 2016).

Tanaman cabai banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya.


Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di negara asalnya.
Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis jenis saja, yakni cabai
besar, cabai keriting, cabai rawit dan paprika (Pratama, Swastika, Hidayat, dan
Boga, 2017).

Cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori,


Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain
digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk
keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan dan
industri obat-obatan atau jamu. Cabai termasuk komoditas sayuran yang hemat
lahan karena untuk peningkatan produksinya lebih mengutamakan perbaikan
teknologi budidaya. Penanaman dan pemeliharaan cabai yang intensif dan
dilanjutkan dengan penggunaan teknologi pasca panen akan membuka lapangan

4
pekerjaan baru. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga kerja yang menguasai
teknologi dalam usaha tani cabai yang berwawasan agribisnis dan agroindustry
(Pratama et al., 2017).

Cabai (Capsicum annum Linnaeus) merupakan tanaman yang berasal dari


Amerika tropik seperti Meksiko, Bolivia, Peru, dan Guatemala (Pratama et al.,
2017). Negara - negara tersebut memiliki iklim yang tidak jauh berbeda dengan
Indonesia. Cabai sudah dimanfaatkan sejak 7000 SM oleh suku Indian sebagai
bumbu masakan. Bagi suku Indian, cabai merupakan jenis tumbuhan yang sangat
dihargai dan menempati urutan kedua setelah jagung dan ubi kayu. Selain itu,
cabai juga mempunyai peranan penting dalam upacara keagamaan dan kultur
budaya orangorang Indian. Akibat persebaran cabai yang begitu luas, maka tidak
bisa digambarkan pusat asalnya di Amerika tropik. Penyebaran cabai ke seluruh
dunia dilakukan oleh pedagang Spanyol dan Portugis (Djarwaningsih, 2005).

Cabai diperkirakan masuk ke Indonesia pada awal abad 15 oleh para


pelaut Portugis. Penyebaran cabai ke seluruh Nusantara dilakukan secara tidak
langsung oleh para pedagang dan pelaut Eropa yang mencari rempah-rempah ke
pelosok Nusantara. Hingga kini, cabai menjadi salah satu bumbu dan rempah khas
Indonesia yang selalu hadir di setiap masakan-masakan Indonesia yang memiliki
cita rasa pedas (Djarwaningsih, 2005).

2.2 Pupuk Kotoran Ayam

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak,
seperti sapi, kuda, kambing, ayam, dan domba yang mempunyai fungsi, antara
lain menambah unsur hara tanaman, menambah kandungan humus dan bahan
organik tanah, memperbaiki struktur tanah serta memperbaiki jasad renik tanah
(Sutedjo, 2010). Pupuk kandang terdiri atas campuran kotoran padat, air kencing,
dan sisa makanan (tanaman).

Pupuk kandang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan pupuk


anorganik, yaitu dapat memperbaiki struktur tanah, menambah unsur hara,
menambah kandungan humus dan bahan organik, memperbaiki kehidupan jasad

5
renik yang hidup dalam tanah (Samadi dan Cahyono, 2005).

Kotoran ayam memiliki keunggulan karena mempunyai kandungan unsur


hara dan bahan organik yang lebih tinggi. Kotoran ayam dibandingkan dengan
pupuk kandang yang lain, mempunyai kandungan unsur hara yang lebih tinggi
terutama unsur N, P dan bahan organik (Gunawan, 1998 dalam Firdaus, 2011).
Disamping itu, ketersediaan kotoran ayam yang sangat banyak dikarenakan
pesatnya perkembangan peternakan di sektor perunggasan, terutama ayam
pedaging dan ayam petelur, karena itu kotoran ayam sangat cocok untuk diolah
menjadi pupuk kompos organik.

Kotoran ayam merupakan salah satu limbah yang dihasilkan baik ayam
petelur maupun ayam pedaging yang memiliki potensi yang besar sebagai pupuk
organik. Komposisi kotoran sangat bervariasi tergantung pada sifat fisiologis
ayam, ransum yang dimakan, lingkungan kandang termasuk suhu dan
kelembaban. Kotoran ayam merupakan salah satu bahan organik yang
berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan pertumbuhan tanaman. Kotoran ayam
mempunyai kadar unsur hara dan bahan organik yang tinggi serta kadar air yang
rendah. Setiap ekor ayam kurang lebih menghasilkan ekskreta (feses) per hari
sebesar 6,6% dari bobot hidup (Taiganides, 2000 dalam Langi, 2017).

6
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperiman dimana membuktikan


langsung dengan cara melakukan percobaan.

3.2 Waktu dan Tempat

a. Waktu
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan dari 30 desember sampai 30 maret
2022

b. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Laboratorium Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang.

3.3 Alat dan Bahan

a. Alat
 polybag berukuran 40x50 cm sebanyak 12 buah

 sendok tanaman

 penggaris dan alat-alat tulis lainnya.

b. Bahan

 Cabe

 tanah untuk media tanam

 pupuk kotoran ayam sebanyak 300 gram.

7
3.4 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan yaitu RAL (Rancangan Acak


Lengkap).
A : Tanpa menggunakan pupuk kotoran ayam (sebagai kontrol).
B : Pemupukan menggunakan pupuk kotoran ayam 50 gram.
C : Pemupukan menggunakan pupuk kotoran ayam 100 gram
D : Pemupukan menggunakan pupuk kotoran ayam 150 gram

Berdasarkan rancangan diatas dilakukan penelitian dengan 3 kali ulangan


dan perlakuan sebanyak 4 perlakuan. Setiap ulangan terdiri dari 3 polybag.

3.5 Prosedur Kegiatan

a. Persiapan

a) Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan untuk


melakukan penelitian ini yaitu benih cabe, polybag, tanah untuk
menanam benih cabe, dan pupuk kotoran ayam sebanyak 300 gram.

b) Membersihkan kebun untuk peletakan polybag yang berisi benih


cabe.

b. Pelaksanaan

a) Melakukan percobaan dengan mengambil 12 buah polybag yang


sudah disediakan kemudian memasukkan tanah ke dalam polybag
tersebut.

b) Memasukkan benih cabe ke dalam polybag tersebut. Diberikan


perlakuan berdasarkan rancangan penelitian.

c) Dari 12 polybag, 3 polybag tidak diberi perlakuan dan 9 polybag lagi


diberi perlakuan dengan menambahkan pupuk kotoran ayam sesuai

8
dosis yang sudah ditetapkan. Pada perlakuan 1 tidak ada
penambahan pupuk kotoran ayam hal ini bertujuan sebagai kontrol
penelitian. Perlakuan 2 ditambahkan pupuk kotoran ayam sebanyak
50 gram ke masing-masing polybag, sedangkan perlakuan 3
ditambahkan pupuk kotoran ayam sebanyak 100 gram dan perlakuan
4 dimasukkan 150 gram pupuk kotoran ayam ke masing-masing
polybag.

d) Benih cabe yang sudah dtanam disiram dua kali dalam sehari.

e) Polybag berisi benih cabe yang sudah diberikan perlakuan diletakkan


di daerah yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap minggu. Setiap minggu dilakukan


pengambilan data dari cabe tersebut.

d. Parameter

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi batang dan luas
daun cabe. Tinggi batang diukur dari pangkal sampi ujung batang.

3.6 Analisis Data

Tahap ini dilakukan analisis data dan pengolahan data hasil pengamatan
Untuk mengetahui perbedaan dari empat perlakuan analisis data dilakukan dengan
menggunakan ANOVA (analisis of variance) satu arah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Baharudin, R. 2016. Respon pertumbuhan dan hasil tanaman cabai (Capsicum


annuum L.) terhadap pengurangan dosis NPK 16:16:16 dengan pemberian
pupuk organik. J. Dinamika Pertanian. 32 (2): 115-124.

Djarwaningsih, T. 2005. review: Capsicum spp. (Cabai): Asal, Persebaran dan


Nilai Ekonomi. Biodiversitas. 6 (4):292-296.

Firdaus, F. 2011. Kualitas pupuk kompos campuran kotoran ayam dan batang
Pisang Menggunakan Bioaktivator MoL Tapai. Skripsi. Departeman Ilmu
dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Langi, S. R. 2017. Pengaruh Imbangan Feses Ayam dan Limbah Jamu Labio-1
tehadap Rasio C/N Kompos. Skripsi. Fakultas Peternakan, Universitas
Hasanuddin. Makasar.

Nurlenawati, Jannah , dan Nimih. 2010. Respon Pertumbuhan dan Hasil Cabai
Merah (Capsicum annum L.) Varietas Prabu Terhadap Berbagai Dosis
Pupuk Fosfat dan Bokhasi Jerami Limbah Jamur Merang. Jurnal Agrika. 4
(1) : 9

Rahmawati dan Annesa Khairina. 2017. Aplikasi Kombinasi Kompas Kotoran


Kambing Dengan Kompos Kotoran Ayam Dalam Meningkatkan
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Tanah Varietas Gajah (Arachis
hypogeae L.). Jurnal Pertanian UMSB. Vol. 1 No. 2 : 15

Rohman, Abdur. 2020. Ensiklopedia Cabai (Deskripsi, Filisofi, Manfaat,


Budidaya, dan Peluang Bisnisnya). Jogjakarta : Karya Bakti
Makmur(KBM) Indonesia

Samadi, B. dan Cahyono, B. 2005. Bawang Merah Intensifikasi Usaha Tani.


Yogyakarta : Kanisius

Setiadi, 1995. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta.

10
Sutedjo, M. 2010. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.

Swastika, S., Pratama, D., Hidayat, T., Andri, K.B., 2017. Buku Petunjuk Teknis
Teknologi Budidaya Cabai Merah. Universitas Riau Press.

Tomia, Amalan. 2012. Pemanfaatan Bokhasi Kotoran Ternak Ayam Terhadap


Produktifitas Tanaman Caisin. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan
(Agrikan UMMU-Ternate. Vol. 1 no. 2 : 20

Walida, Hilwa, dkk. 2020. Pemberian Pupuk Kotoran Ayam Dalam Upaya
Rehabilitasi Tanah Ultisol Desa Janji Yang Terdegradasi. Jurnal Agrica
Ekstensia. Vol.14 No. 1 : 75-76

Wijayanti, Mutiara, dkk. 2013. Pengaruh Pemberian Tiga Jenis Pupuk Kandang
dan Dosis Urea Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai
(Capssicum annum L.). Jurnal Agroteknik Tropika. Vol. 1 No. 2 : 72

11

Anda mungkin juga menyukai