Anda di halaman 1dari 90

ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN USAHA LAUNDRY AND DRY CLEAN

Oleh

YANCE A. SUNBANU
NIM. 1.03.06.023

Perubahan gaya hidup dan tuntutan ekonomi pada zaman modern seperti
sekarang ini, menuntut agar seseorang dapat mengatur waktunya se-efisien
mungkin, baik dalam urusan pribadi maupun pekerjaan mereka. Perubahan
yang demikian menyebabkan adanya tuntutan kepraktisan dalam menjawab
kebutuhan pribadi mereka, misalnya dalam hal mencuci pakaian dan menyetrika.
Dengan adanya hal ini, maka perlahan-lahan mulai berkembanglah suatu
pelayanan jasa yang memberikan kemudahan dalam hal pencucian pakaian, yang
disebut dengan Jasa Laundry.

Analisa studi kelayakan usaha ini bertujuan untuk mengetahui apakah usaha
laundry & dry clean tersebut layak untuk dijalankan dan mengetahui jangka
waktu pengembalian modal dan tingkat keuntungan yang didapat. Pembukaan
usaha laundry & dry clean didasarkan pada penilaian berbagai aspek studi
kelayakan yang meliputi aspek pasar, aspek teknik, aspek hukum, aspek
manajemen, aspek lingkungan dan aspek finansial. Dan juga dilakukan survey
dengan menyebarkan kuesioner untuk menentukan layak atau tidak pendirian
usaha tersebut.

Berdasarkan hasil dari studi kelayakan usaha yaitu dengan Metode Pay Back
Period, Metode Net Present Value, Metode Internal Rate of Return, Metode
Profitabilitas Index maka pendirian usaha laundry and dry clean di daerah
Sekeloa – Sukasari direkomendasikan layak untuk di jalankan.

Kata Kunci : Kelayakan Usaha, Aspek Kelayakan, Laundry and Dry Clean.
Bab 1
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah


Perubahan gaya hidup dan tuntutan ekonomi pada zaman modern seperti
sekarang ini, menuntut agar seseorang dapat mengatur waktunya se-efisien
mungkin, baik dalam urusan pribadi maupun pekerjaan mereka. Dengan
semakin banyaknya kegiatan, maka beberapa urusan di dalam rumah kurang
menjadi perhatian karena lelah setelah seharian beraktifitas. Kemajuan
teknologi juga memberikan pengaruh terhadap gaya hidup masyarakat sekarang
terutama di kota besar yang mana masyarakat menginginkan agar semua hal
yang dilakukan serba praktis dan cepat. Perubahan gaya hidup yang demikian
menyebabkan adanya tuntutan kepraktisan dalam menjawab kebutuhan pribadi
mereka, misalnya dalam hal mencuci pakaian dan menyetrika.

Dengan adanya hal ini, maka perlahan-lahan mulai berkembanglah suatu


pelayanan jasa yang memberikan kemudahan dalam hal pencucian pakaian,
yang disebut dengan Jasa Laundry. Bisnis ini biasanya menjamur di daerah yang
banyak terdapat kos-kosan atau rumah kontrakan, dimana penyewa kos atau
kontrakan tak sempat atau tak bisa melakukan cuci dan setrika baju sendiri,
Kompas, 4 November 2009.

Keberadaan jasa laundry bagi masyarakat dinamis di perkotaan terutama di daerah


kontrakan atau kos-kosan sudah merupakan gaya hidup tersendiri, bukan karena
malas tetapi mereka memprioritaskan mana yang bisa didelegasikan dan mana yang
bisa mereka lakukan sendiri karena faktor tenaga, waktu dan tuntutan hidup. Kota
Bandung khususnya daerah Sukasari (Sekeloa Selatan) banyak sekali dihuni oleh
mahasiswa dan karyawan kantor yang tentunya sibuk dengan aktifitas
masing-masing sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencuci pakaian
mereka, ditambah lagi dengan kondisi cuaca saat ini yang sering hujan,
mengakibatkan pakaian lebih mudah menjadi kotor sehingga mencuci pakaian
secara manual akan sulit menjadi kering karena tidak adanya sinar matahari.

Peluang usaha laundry di daerah Sukasari – Sekeloa Selatan sangat


menjanjikan, namun untuk mendirikan usaha ini diperlukan suatu perencanaan
yang matang agar usaha laundry dapat bertahan lama dan tidak terjadi kerugian.
Oleh karena itu penulis ingin melakukan analisa kelayakan terhadap pendirian jenis
usaha laundry ini dengan judul “Analisis Kelayakan Usaha Laundry and Dry
Clean”.

1.2. Identifikasi Masalah


Permasalahan yang ingin diselesaikan dalam Tugas Akhir ini adalah
1. Berapakah target pasar yang harus diraih usaha laundry and dry clean dapat
berkembang?
2. Bagaimana cara untuk bersaing dengan perusahaan laundry and dry clean
serupa dalam hal ini aspek pesaing?
3. Bagaimana strategi pemasaran yang paling tepat untuk usaha laundry and
dry clean?
4. Bagaimana strategi operasional yang paling baik dilakukan supaya kegiatan
di laundry and dry clean dapat efektif dan efisien?
5. Bagaimana aspek teknik yang efektif dan efisien untuk dilakukan pada usaha
laundry and dry clean?
6. Bagaimana aspek hukum yang dilakukan pada usaha laundry and dry clean?
7. Bagaimana aspek pemasaran yang tepat untuk dilakukan pada usaha laundry
and dry clean?
8. Bagaimana aspek finansial pada usaha laundry and dry clean untuk
mengetahui tingkat keuntungan?
9. Bagaimana aspek lingkungan yang diterapkan pada usaha laundry and dry
clean agar limbah yang di buang tidak menimbulkan kerusakan lingkungan?

1.3. Tujuan Penelitian


1. Dapat mengetahui target pasar dari usaha laundry and dry clean
2. Mengetahui cara bersaing dengan usaha laundry lainya sehingga dapat
bertahan
3. Mengetahui strategi pemasaran yang tepat sehingga usaha laundry and dry
clean ini dapat menarik banyak pelanggan.
4. Dapat mengetahui strategi operasional yang baik dalam menjalankan usaha
laundry and dry clean
5. Mengetahui kualitas dan kuantitas dari mesin-mesin dan perlatan penunjang
yang digunakan.
6. Mengetahui aspek hukum yang dilakukan dalam mendirikan usaha laundry
and dry clean
7. Untuk mengetahui biaya-biaya yang diperlukan pada operasional usaha
laundry and dry clean dan keuntungan yang diperoleh
8. Untuk mengetahui penerapan aspek lingkungan yang tepat dalam
penanganan limbah pada usaha laundry and dry clean.

1.4. Pembatasan Masalah


Lokasi laundry and dry clean terletak di Jln. Sekeloa Selatan – Sukasari

1.5. Asumsi
Penilaian, perkiraan dan pengambilan keputusan oleh pemilik modal,
penjual mesin dapat dipercaya.
Lokasi sudah ditentukan berdasarkan peminat terbesar dan batasan biaya
yang dapat dijangkau.

1.6. Sistematika Penulisan


Dalam penulisan tugas akhir ini terdiri atas 6 Bab, yaitu :

Bab 1 Pendahuluan
Bab ini membahas masalah tentang latar belakang permasalahan, permasalahan,
tujuan penulisan, batasan masalah, asumsi.

Bab 2 Landasan Teori


Bab ini memuat teori-teori yang mendukung pemecahan masalah yang ada, yaitu
teori-teori tentang pengambilan kepulusan, teori -teori tentang finansial, dan teori
tentang analisa pasar.

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah


Berisi suatu gambar yang berbentuk flowchart untuk memecahkan suatu masalah.
Dan mengenai cara-cara yang sistematik untuk memecahkan suatu masalah yang
terjadi.

Bab 4 Pengolahan data


Dalam menganalisis kelayakan usaha laundry and dry clean yang terletak di jalan
sekeloa Bandung berdasarkan beberapa aspek antara lain:

4.1. Analisa Aspek Teknis


Bab ini berisi tentang mesin-mesin yang akan dipakai, system penawaran dan
penjualan kepada konsumen, kebutuhan peralatan penunjang yang digunakan
dalam produksi nantinya, seperti kendaraan, tenaga kerja computer dan lain
sebagainya, juga pemilihan lokasi perusahaan.

4.2. Analisa Askpek Pesaing


Berisikan penyajian data mengenai jumlah pesaing dalam melakukan usaha yang
sama.

4.3. Analisa Aspek Hukum


Pada bagian ini menyajikan dasar hukum yang ada dalam melakukan usaha
Loundry and dry clean.

4.4. Analisa Aspek Pemasaran


Bab ini berisi Berisikan mengenai strategi-strategi yang dilakukan untuk menarik
minat pelanggan terhadap usaha loundry and dry clean yang akan digunakan untuk
mengetahui seberapa besar minat pasar untuk mencucikan pakaian, jas dan
barang-barang sejenisnya pada tempat pencucian, loundry dan dry clean, sehingga
dari sini nantinya dapat diketahui besarnya potensi pasar yang ada pada saat ini.
4.5. Analisa Aspek Finansial
Bab ini berisi tentang seputar pendanaan dan biaya-biaya yang akan dipakai atau
dikeluarkan oleh perusahaan yang dihubungkan dengan aspek pasar dan aspek
teknis.

4.6. Analisa Aspek Lingkungan


Bab ini berisi tentang bagaimana aspek lingkungan yang perlu diterapkan dalam
penanganan limbah yang di buang sehingga tidak merusak lingkungan sekitar.

Bab 5 Analisis
Pada bagian ini berisikan mengenai hasil dari penelitian mengenai kelayakan usaha
laundry and dry clean setelah dilakukan dengan menggunkan beberapa aspek yang
ada dalam Analisis Kelayakan Pabrik/Usaha (AKP). Sehingga dapat didapatkan
kesimpulan apakah usaha tersebut layak atau tidak layak.

Bab 6 kesimpulan
Bab ini berisi kesimpulan secara menyeluruh dari hasil pembahasan yang meliputi
aspek teknis, aspek hukum, aspek pesaing, aspek finansial, sehingga dapat
dipertimbangkan dalam pendirian usaha ini.
Bab 2
Landasan Teori

2.1. Studi Kelayakan Bisnis.


Studi kelayakan bisnis, yang juga sering disebut studi kelayakan proyek adalah
penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan
proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Istilah proyek mempunyai arti
suatu pendirian usaha baru atau pengenalan sesuatu (barang maupun jasa) yang
baru ke dalam suatu produk mix yang sudah ada selama ini. Pengertian
keberhasilan bagi pihak yang berorientasi profit dan pihak nonprofit bisa berbeda.
Bagi pihak yang berorientasi profit semata, biasanya mengartikan keberhasilan
suatu proyek dalam artian yang lebih terbatas dibandingkan dengan pihak
nonprofit, yaitu diukur dengan keberhasilan proyek tersebut dalam menghasilkan
profit. Sedangkan bagi pihak nonprofit (misalnya pemerintah dan lembaga
nonprofit lainnya), pengertian berhasil bisa berupa misalnya, seberapa besar
penyerapan tenaga kerjanya, pemanfaatan sumber daya yang melimpah di
tempat tersebut, dan faktor-faktor lain yang dipertimbangkan terutama manfaatnya
bagi masyarakat luas. Semakin besar suatu proyek yang akan dijalankan, semakin
luas dampak yang terjadi, baik dampak ekonomis maupun sosial sebaliknya,
semakin sederhana proyek yang akan dilaksanakan, semakin sederhana pula
lingkup penelitian yang akan dilaksanakan. Namun, sesederhana apa pun baik
secara formal maupun informal, sebaiknya penelitian kelayakan dilakukan
sebelum proyek tersebut dilaksanakan.

Studi kelayakan bisnis menilai keberhasilan suatu proyek dalam satu keseluruhan
sehingga semua faktor harus dipertimbangkan dalam suatu analisis terpadu yang
meliputi faktor-faktor yang berkenaan dengan aspek teknis, pasar dan
pemasaran, keuangan, manajemen, hukum, serta manfaat proyek bagi
ekonomi nasional.
Secara ringkas penjelasan analisis tiap-tiap aspek tersebut adalah sebagai berikut.
1. Analisis aspek teknis meliputi studi proyek untuk menilai apakah proyek
secara teknis layak dilaksanakan. Dalam analisis aspek teknis ini diteliti
berbagai alternatif yang berkenaan dengan kebutuhan, penyediaan tenaga
kerja, kebutuhan fasilitas infrastruktur dan faktor-faktor produksi lainnya.
2. Analisis aspek pasar meneliti kesempatan pasar yang ada dan prospeknya
serta strategi pemasaran yang tepat untuk memasarkan produk atau jasa
proyek.
3. Analisis aspek keuangan menilai kelayakan proyek ditinjau dari profitabilitas
komersial dan kemampuan memenuhi kebutuhan dana dan segala
konsekuensinya.
4. Analisis manajemen menilai kualitas dan kemampuan orang-orang yang akan
menangani proyek.
5. Analisis aspek hukum meliputi segala aspek hukum yang relevan bagi
kelangsungan proyek.
6. Analisis manfaat proyek bagi perekonomian nasional meneliti seberapa jauh
sumbangan atau nilai proyek terhadap perekonomian nasional

Dilihat dari kepemilikannya, proyek bisa dibagi atas dua jenis, yaitu proyek
pemerintah dan proyek swasta (termasuk proyek asing). Sedangkan dilihat dari
alasan pendirian dan tujuannya, proyek dibagi atas usaha bukan pencari laba.
jika proyek-proyek investasi yang dilaksanakan merupakan investasi yang sehat
yaitu secara ekonomis menguntungkan maka dengan meningkatnya proyek-
proyek tersebut kegiatan ekonomi pun akan meningkat.

Dengan dilaksanakannya proyek-proyek investasi yang berkaitan dengan


industrialisasi, diharapkan akan menimbulkan manfaat sebagai berikut.
a. Menambah pendapatan nasional
Berclasarkan asumsi bahwa industrialisasi memberikan nilai tambah lebih
tinggi daripada bidang pertanian dan bidang ekstraksi lainnya maka dengan
adanya pelaksanaan proyek-proyek industri atau dalam hal ini diartikan
sebagai industrialisasi, bisa meningkatkan pendapatan nasional. Di samping
itu, adanya peningkatan output (produk dan jasa yang dihasilkan)
kesejahteraan masyarakat meningkat.
b. Meningkatkan stabilitas penerimaan, baik dalam valuta asing maupun
pendapatan nasional itu sendiri.
c. Menambah lapangan kerja
Dilaksanakannya proyek-proyek investasi berarti terciptanya lapangan kerja
baru. Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi masalah
pengangguran.
d. Memanfaatkan bahan baku lokal.
Bahan baku lokal yang melimpah, yang sebelumnya diekspor dalam bentuk
aslinya bisa ditingkatkan nilainya. Misalnya hasil hutan kayu. Di Indonesia
hasil hutan ini sangat melimpah dengan adanya hutanhutan yang terbentang di
seluruh wilayah Nusantara. Adanya industri kayu lapis, hasil hutan kayu bisa
dimanfaatkan sebagai bahan baku yang murah sehingga kayu lapis Indonesia
berhasil bersaing di luar negeri.

Tujuan yang ingin dicapai dalam konsep studi kelayakan bisnis sebagaimana yang
telah dijelaskan pada bagian pendahuluan, bahwa ada banyak pihak yang
berkepentingan dengan studi kelayakan bisnis sehingga jika dirumuskan secara
eksplisit tujuan yang ingin dicapai dari konsep studi kelayakan bisnis ini
sekurang-kurangnya ada tiga pihak yang berkepentingan, yaitu sebagai berikut:
a. Bagi pihak investor, studi kelayakan bisnis ditujukan untuk
melakukan penilaian dari kelayakan usaha atau proyek untuk menjadi
masukan yang berguna karena sudah mengkaji berbagai aspek seperti
aspek pasar, aspek teknis dan operasi, aspek organisasi dan
manajemen, aspek lingkungan dan aspek finansial secara
komprehensif dan detail sehingga dapat dijadikan dasar bagi investor
untuk membuat keputusan investasi yang lebih objektif.
b. Bagi analisis studi kelayakan, adalah suatu alat yang berguna, yang
dapat dipakai sebagai penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam
melakukan penilaian suatu usaha baru, pengembangan usaha baru
atau menilai kembali usaha yang sudah ada.
c. Bagi masyarakat. Hasil studi kelayakan bisnis merupakan suatu
peluang untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian rakyat,
baik yang terlibat langsung maupun yang muncul karena adanya nilai
tambah sebagai akibat dari adanya usaha atau proyek tersebut.
d. Bagi pemerintah. Dari sudut pandang mikro, hasil dari studi
kelayakan ini bagi pemerintah terutama untuk tujuan pengembangan
sumber daya manusia, berupa penyerapan tenaga kerja. Selain itu,
adanya usaha baru atau berkembangnya usaha lama sebagai hasil dari
studi kelayakan bisnis yang dilakukan oleh individu atau badan usaha
tentunya akan menambah pemasukan pemerintah, baik dari pajak
pertambahan nilai maupun dari pajak penghasilan (PPh) dan retribusi
berupa biaya perizinan, biaya pendaftaran, biaya administrasi, dan
lainnya yang layak diterima sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Secara makro pemerintah dapat berharap dari keberhasilan studi
kelayakan bisnis ini adalah untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi daerah ataupun nasional sehingga tercapai pertumbuhan dan
kenaikan income perkapita.

2.2. Aspek pasar dan Pemasaran


2.2.1. Pengertian Pasar
Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau saling
bertemunya antara kekuatan - kekuatan permintaan dan penawaran untuk
membentuk suatu harga. Salah seorang ahli pemasaran , Stanton, mengemukakan
pengertian lain tentang pasar, yakni merupakan kumpulan orang-orang yang
mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja, dan kemauan untuk
membelanjakannya. Jadi ada tiga paktor yang menunjang terjadinya pasar, yaitu
orang dengan segala keinginannya, daya belinya, serta tingkat laku dalam
pembeliannya.

2.2.2. Pengertian Permintaan Dan Penawaran


Analisis permintaan yang menghasilkan prakiraan permintaan terhadap suatu
produk merupakan salah satu alat penting bagi manajemen perusahaan. Dari
prakiraan penjualan perusahaan dapat memprakirakan anggaran perusahaan, dan
dari anggaran perusahaan dapat ditentukan, misalnya jumlah dan macam tenaga
kerja yang dibutuhkan, kecukupan alat-alat produksi, ketersediaan bahan mentah
dan daya tampung gudang. Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang
yang dibutuhkan. konsumen yang mempunyai kemampuan untuk mernbeli pada
berbagai tingkat harga. Permintaan yang didukung oleh kekuatan tenaga beli dise-
but permintaan efektif, sedangkan permintaan yang didasarkan pada kebutuhan
saja disebut sebagai permintaan potensial. Hukum permintaan mengatakan bahwa
bila harga suatu barang meningkat, maka kuantitas barang yang diminta akan
berkurang, begitu pula sebaliknya, bila harga barang yang diminta menurun, maka
kuantitas barang yang diminta menaik.

Di sisi lain, penawaran diartikan sebagai berbagai kuantitas barang yang


ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga. Dalam fungsi ini, bila harga
suatu barang meningkat, maka produsen akan berusaha meningkatkan jumlah
barang yang dijualnya. Sampai di mana penjual ingin menawarkan barangnya
pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh berbagai faktor, di antaranya ialah:
harga barang itu sendiri, harga barang lain, ongkos produksi, tingkat teknologi,
dan tujuan-tujuan perusahaan. Konsep permintaan di dalam pasar terbagi. menjadi
dua bagian, yaitu permintaan konsumen dan permintaan pasar. Permintaan
konsumen (secara perseorangan) terhadap barang dan jasa akan menentukan
macam serta jumlah barang dan jasa yang harus dihasilkan, berapa biaya yang
diperlukan serta berapa harga barang tersebut. Permintaan konsumen
perseorangan tidak akan mampu mempengaruhi harga dan persediaan barang,
akan tetapi jika bersama-sama akan membentuk sisi permintaan dalam pasar.
Dalam analisis, perlu dicari fungsi permintaan yang menunjukkan hubungan
antara jumlah barang yang diminta dengan semua variabel yang
mempengaruhinya untuk dapat dipakai dalam pengambilan keputusan
manajemen.

Jika jumlah barang yang diminta adalah X, fungsi permintaan, secara


matematisnya dapat ditults menjadi X = f (Px, Pa-z, Y,S) di mana Px adalah
harga barang X, Pa-z adalah harga barang-barang lain dari A sampai Z, Y adalah
tingkat pendapatan konsumen dan S adalah selera konsumen yang kesemuanya
merupakan variabel-variabel bebasnya, sedangkan X adalah variabel tidak
bebas. Selanjutnya, beberapa variabel bebas di atas ada yang dapat dikontrol atau
dikuasai oleh perusahaan, seperti biaya promosi, distribusi dan kualitas produk,
tetapi ada pula yang tidak dapat dikontrol atau dikuasai perusahaan, seperti
harga-harga barang lain dan pendapatan konsumen. Ukuran yang dapat
dipakai untuk menilai kepekaan permintaan itu disebut elastisitas yang
didefinisikan sebagai persentase perubahan jumlah yang diminta
dibandingkan dengan persentase perubahan dari variabel bebas.

Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu:


Harga Barang-barang Lain. Pada permintaan barang, barang-barang ada
yang Baling bersaing (jika merupakan barang-barang pengganti) dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat. Barang-barang seperti ini dapat
menimbulkan pengaruh yang penting kepada penawaran suatu barang.
Biaya Faktor Produksi. Pengeluaran untuk sektor ini merupakan hal
penting dalam proses produksi. Jika pengeluaran-pengeluarannya tidak
efisien, tindakan ini dapat mengurangi penawaran di dalam sesuatu
kegiatan ekonomi tertentu.
Tujuan Perusahaan. Jika tujuan perusahaan adalah memaksimumkan
keuntungan, maka perusahaan akan berusaha menggunakan kapasitas
produksinya secara maksimal, tetapi pada tingkat kapasitas yang
memaksimumkan keuntungannya. Tujuan perusahaan dapat bermacam-
macam dan dapat menimbulkan pengaruh yang berbeda pula terhadap
penentuan tingkat produksinya.
Tingkat Teknologi. Tingkat teknologi mempunyai peran yang penting
dalam menentukan jumlah barang yang ditawarkan. Kemajuan
teknologi dapat mengurangi ongkos produksi, mempertinggi produktivitas
dan mutu, yang cenderung mengakibatkan terjadi kenaikan penawaran.
2.2.3. Bentuk Pasar
Dari sisi konsumen, pasar dapat dibedakan atas empat bentuk, yaitu : pasar
konsumen, pasar industri, pasar penjual kembali (reseller), dan pasar pemerintah.
Penjelasan singkatnya sebagai berikut :
1. Pasar Konsumen, pasar ini merupakan pasar untuk barang dan jasa yang dibeli
atau sewa oleh perorangan atau keluarga dalam rangka penggunaan pribadi.
2. Pasar Industri, pasar ini adalah pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau
disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang
atau jasa lain, baik untuk dijual maupun untuk disewakan.
3. Pasar Penjual Kembali (Reseller), adalah suatu pasar yang terdiri dari
perorangan dan/atau organisasi yang biasa disebut para pedagang menengah
yang terdiri dari dealer, distributor, grosser, agent, dan retailer. Kesemua
Reseller ini melakukan penjualan kembali dalam rangka mendapatkan
keuntungan.
4. Pasar Pemerintah, merupakan pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah
yang membeli atau menyewa barang atau jasa untuk menjalankan tugas-tugas
pemerintah, misalnya disektor pendidikan, perhubungan, kesehatan dan lain-
lain.

2.2.4. Pemasaran
A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting dan tidak dapat
dilepaskan dari sebuah bidang usaha. Kemajuan diberbagai bidang khususnya
teknologi, memungkinkan suatu produk dihasilkan dengan cepat, mudah, dan
dalam jumlah besar. Keadaan ini akan mendorong terjadinya tingkat persaingan
yang tinggi karena, setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk menciptakan
sebuah produk yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen
dengan cepat, mudah, dan dalam jumlah yang besar serta tentunya dengan kualitas
yang baik pula. Pesaing dengan sangat ketat tersebut menutup setiap perusahaan
yang terlibat untuk aktif dalam melakukan kegiatan pemasaran agar dapat menarik
banyak konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
Pemasaran merupakan bagian kegiatan perekonomian yang dapat membantu
dalam penciptaan nilai ekonomi. Sedangkan nilai ekonomi itu sendiri akan
menentukan harga barang dan jasa bagi individu-individu. Pemasaran juga
merupakan sebuah faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Demikian pentingnya kegiatan pemasaran tersebut sehingga perlu untuk diketahui


definisi dari pemasaran tersebut serta dapat dipahami dengan benar.

Berdasarkan ketiga pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian


pemasaran adalah suatu aktivitas yang sejak awal telah direncanakan dan
dilaksanakan oleh individu maupun kelompok dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dan keinginan konsumen, yaitu dengan cara melakukan suatu proses
pertukaran akan barang dan jasa yang diinginkan dan dibutuhkan, dan dengan cara
disalurkan oleh produsen dan konsumen.

Sebuah kegiatan pemasaran ditunjukan untuk memuaskan kebutuhan dan


keinginan konsumen atau sering pula disebut dengan istilah Marketing concept,
dan seluruh kegiatan ini saling berhubungan, ini berarti bahwa seluruh aktifitas
pemasaran itu harus berorientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen dimana
aktivitas tersebut meliputi perencanaan pembuatan suatu produk, penetapan harga,
promosi, dan pendistribusian produk.

B. Segmentasi Pasar
Beberapa aspek utama untuk mensegmentasikan pasar adalah aspek geografis,
demografi, psikografis, dan perilaku. Komponen-komponen utama dan tiap aspek
antara lain adalah:
 Aspek Georafis, komponen-komponennya adalah seperti bangsa, Negara,
propinsi/kotamadya.
 Aspek Demografi, komponen-komponennya adalah seperti usia, dan tahap
daur hidup, jenis kelamin dan pendapatan.
 Aspek Psikologis, komponen-komponennya adalah seperti kelas sosial, gaya
hidup dan kepribadian.
 Aspek Perilaku, komponen-komponennya adalah seperti kesempatan, tingkat
penggunaan, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli dan sikap.

Agar segmentasi pasar dapat berguna, harus diperhatikan karakteristik sebagai


berikut :
 Dapat diukur, maksudnya besar pasar dan daya beli disegmen ini dapat diukur
walaupun ada beberapa komponen yang sulit diukur.
 Dapat terjangkau, maksudnya sejauhmana segmen ini dapat secara efektif
dicapai dan dilayani oleh produsen, walaupun ada kelompok pasar potensial
yang sulit dijangkau.
 Besar segmen, maksudnya berapa segmen yang harus dijangkau agar
penjualan produk dapat menguntungkan secara signifikan.
 Dapat dilaksanakan, maksudnya sejauhmana program yang efektif itu dapat
dilaksanakan untuk mengelola segmen ini.

C. Menetapkan Pasar sasaran.


Sejauh segmen pasar diketahui, selanjutnya perusahaan perlu melakukan analisis
untuk dapat memutuskan berapa segman pasar yang akan dicakup, lalu memilih
segmen mana yang akan dilayani. Analisis dapat di sejauh segmen pasar
diketahui, selanjutnya perusahaan perlu malakukan analisis untuk dapat
memutuskan berapa segmen pasar yang akan dicakup, lalu memilih segmen mana
yang akan dilayani. Analisis dapat dilakukan dengan menelaah tiga faktor, ukuran
dan pertumbuhan segmen, kemenarikan struktural segmen, serta sasaran dan
sumber daya yang dimiliki perusahaan. Masing-masing faktor dijelaskan secara
singkat sebagai berikut:
 Ukuran dan pertumbuhan segmen, perusahaan harus mengumpulkan dan
menganalisis data tentang penjualan terakhir, proyeksi laju pertumbuhan
penjualan dan margin laba yang diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih
segmen yang diharapkan paling sesuai.
 Kemenarikan struktural segman, suatu segmen mungkin mempunyai ukuran
dan pertumbuhan yang sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi belum
tentu menarik dari sisi profitabilitasnya, jadi perusahaan tetap harus
mempelajari faktor-faktor struktural yang utama yang mempengaruhi daya
tarik segmen dalam jangka panjang.
 Sasaran dan sumber daya, perusahaan harus mempertimbangkan sasaran dan
sumber daya dalam kaitan dengan segmen pasar. Walau ada segmen yang
bagus, akan tetapi dapat ditolak jika tidak prospektif dalam jangka panjang.
Selanjutnya, walau segmen itu bagus dan prospektif dalam jangka panjang,
tetap harus dipertimbangkan kemampuan perusahaan dalam menyediakan
sumberdayanya.

D. Menentukan Posisi Pasar.


Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar yang akan dimasuki, selanjutnya
harus diputuskan pula posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut.
Untuk menetukan posisi pasar, terdapat tiga langkah yang masing-masing
dijelaskan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi keunggulan kompetitif.
2. Memilih keungulan kompetitif.
3. Mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi.

E. Analisis Persaingan
Berikut ini disajikan langkah-langkah dalam menganalisis persaingan yang
dikemukakan oleh Kotler (1994),
1. Mengidentifikasi pesaing.
2. Menentukan sasaran pesaing.
3. Mengidentifikasi strategi pesaing.
4. Menilai kekuatan dan kelemahan pesaing.
5. Mengestimasi pola reaksi pesaing.
6. Memilih pesaing.
F. Bauran Pemasaran Produk Barang
Bagi pemasaran produk barang, manajemen pemasaran akan dipecah atas
empat kebijakan pemasaran yang lazim sebagai bauran pemasaran (marketing-
mix) atau 4P dalam pemasaran yang terdiri dari empat komponen yaitu ;
1. Produk (Product)
2. Harga (Price)
3. Distribusi (Place)
4. Promosi (Promotion)

2.3. Aspek Teknis


A. Manajemen Operasional
Manajemen Operasionel adalah suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang
meliputi perencanaan, organisasi, Staffing, koordinasi, pengarahan dan
pengawasan terhadap operasi perusahaan. Operasi ini merupakan suatu kegiatan
(di dalam perusahaan) untuk mengubah masukan menjadi keluaran, sehingga
keluarnya akan lebih bermanfaat dari masukannya. Keluaran tersebut dapat
berupa barang dan jasa. Tugas manajemen operasional diperusahaan adalah untuk
mendukung manajemen dalam rangka pengambilan keputusan masalah-masalah
produksi/operasi.

B. Pemilihan Dan Perencanaan produk


Setelah beberapa alternatif ide produk tersaing, selanjutnya akan dikaji produk
(beberapa produk) apa yang menjadi prioritas untuk diproduksi. Biasanya, untuk
menetapkan produk (produk-produk) tersebut akan dilakukan melalui tahapan-
tahapan pekerjaan. Pada umumnya, tahapan itu meliputi :
a. Penentuan Ide Produk Selesai.
b. Pembuatan Desain produk awal.
c. Pembuatan Prototipe dan pengujian.
d. Implementasi.
C. Rencana kualitas
Kualitas produk merupakan hal penting bagi konsumen. Kualitas produk, baik
yang berupa barang maupun jasa perlu ditentukan melaui dimensi-dimensinya.
Perusahaan hendaknya menentukan suatu tolak ukur rencana kualitas produk dari
tiap dimensi kualitasnya.

D. Perencanaan lokasi Usaha


Letak lokasi fasilitas jasa dapat dibagi dua macam, yaitu ;
1. Pelanggan datang ke lokasi fasilitas jasa, seperti pasien mendatangi tempat
praktek dokter.
2. Penyedia jasa mendatangi konsumen, seperti mobil pemadam kebakaran
mendatangi lokasi kebakaran.

Penentuan lokasi fasilitas jasa perlu mempertimbangkan banyak hal, antara lain:
mudah dan dapat diakses oleh konsumen, tempat parkir yang dapat memadai,
dapat diekspansi, lingkungan yang mendukung usaha, kesesuaian dengan lokasi
pesaing dan izin lokasi.

E. Perencanaan Jumlah Produk


Aktivitas produk hendaknya direncanakan dengan baik agar jumlah produksi yang
dihasilkan tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Dalam industri manufaktur,
ada beberapa faktor utama yang akan mempengaruhi perencanaan jumlah
produksi perusahaan, yang biasanya dijadikan sebagai pembatas bagi jumlah
produksi yang akan dihasilkan faktor-faktor tersebut adalah:
1. Permintaan. Jumlah permintaan konsumen dapat diperkirakan dengan cara-
cara seperti yang telah dipaparkan dalam mengenai aspek pasar dan
pemasaran didepan.
2. Kapasitas pabrik. Jumlah permintaan hanya dapat disediakan berdasarkan
pada kapasitas yang dimiliki oleh mesin-mesin yang tersedia.
3. Suplai bahan baku. Biasanya, jumlah bahan baku yang tersedia terbatas, bukan
hanya jumlah, akan tetapi juga kontinuitas penyediaan, usia bahan baku, dan
fluktuasi harganya.
4. Modal kerja. Kemampuan modal kerja dalam membiayai produksi hendaknya
tersedia sesuai dengan kebutuhan.
5. Peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya juga berperan dalam
perencanaan jumlah produksi.

2.4. Aspek Manajemen


2.4.1. PERENCANAAN
Manajemen dalam pembangunan proyek bisnis maupun manajemen dalam
implementasi rutin bisnis sama dengan manajemen lainnya yang berfungsi untuk
aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.
Dalam menyusun suatu perencanaan, hendaknya dapat dikaji dari beberapa sisi
seperti: sisi pendekatan pembuatan perencanaan, sisi fungsi perencanaan itu
sendiri, sisi jangka waktu pelaksanaan yang akan di cover oleh perencanaan, dan
sisi tingkatan perencanaan. Paparan pendekatan-pendekatan di atas disajikan
seperti berikut ini:
1. Pendekatan dalam Membuat Perencanaan
Proses pembuatan suatu rencana dapat dilakukan dengan beberapa alternatif
pendekatan. Berikut adalah empat macam pendekatan utama dalam pembuatan
suatu perencanaan.
Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down). Perencanaan dengan pendekatan ini
dilakukan oleh pimpinan organisasi. Unit organisasi di bawahnya hanya
melaksanakan hal-hal yang telah direncanakan. Untuk perusahaan yang
menganut sistem desentralisasi (penyebaran kewenangan), pimpinan
puncak memberikan pengarahan dan petunjuk kepada pemimpin cabang
atau sejenisnya untuk menyusun rencana yang pada tahapannya akan
ditinjau dan dikoreksi oleh pimpinan puncak sebelum disetujui untuk
direalisasikan.
Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up). Perencanaan dengan pendekatan ini
dilakukan dengan cara pemimpin puncak memberikan gambaran situasi
dan kondisi yang dihadapi organisasi termasuk mengenai misi, tujuan,
sasaran, dan sumber daya yang dimiliki. Langkah selanjutnya memberikan
kewenangan kepada manajemen di tingkat bawahnya untuk menyusun
perencanaan.
Pendekatan Campuran. Dalam kenyataan, relatif sulit menemukan proses
perencanaan yang murni Atas-Bawah atau Bawah-Atas. Yang sering
ditemukan adalah kombinasi (campuran) di antara keduanya walaupun
dengan persentase yang relative. Dengan pendekatan ini pemimpin
memberikan petunjuk perencanaan organisasi secara garis besar sedangkan
perencanaan detailnya diserahkan kepada kreativitas unit perusahaan di
bawahnya dengan tetap mernatuhi aturan yang ada.
Pendekatan Kelompok. Dengan pendekatan ini, perencanaan dibuat oleh
sekelornpok tenaga ahli dalam perusahaan. Oleh karena itu di dalam
perusahaan dibentuk semacam biro atau bagian khusus seperti Biro
Perencanaan. Contoh yang ada di pemerintahan adalah Bappenas (Badan
Perencanaan dan Pembangunan Nasional).
2. Fungsi Perencanaan dan Rencana
Telah dijelaskan di bagian atas bahwa hasil dari suatu perencanaan adalah
suatu rencana atau rencana-rencana. Rencana-rencana sangat bermanfaat bagi
proses manajemen. Pada bagian ini akan paparkan enam fungsi utama rencana
atau perencanaan manajemen suatu organisasi.
Penerjemah Kebijakan Umum. Kebijakan umum perusahaan: ditetapkan
oleh manajemen puncak yang bersifat umum di mana untuk
melaksanakannya diperlukan suatu tahapan untuk menerjemahkannya
secara lebih konkret, jelas, komprehensif, dan bertahap melalui proses
perencanaan.
Berupa Perkiraan yang Bersifat Ramalan. Perencanaan berhubungan
dengan perkiraan-perkiraan ke masa depan bukan ke masa lau.
Berfungsi Ekonomi. Oleh karena kemampuan sumber daya yang tersedia
sangat terbatas, maka penggunaan sumber daya itu hendaklah
direncanakan melalui perhitungan yang matang agar dapat dipergunakan
sesuai dengan kebutuhan.
Memastikan suatu Kegiatan. Agar pencapaian tujuan dapat dilaksanakan
dengan baik oleh setiap orang dalam organisiasi maka perlu disusun suatu
rencana yang mengatur hak dan kewajiban, tugas dan tanggung jawab,
serta wewenang mereka.
Alat Koordinasi. Koordinasi merupakan kegiatan penting dalam
pelaksanaan fungsi manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan.
Alat/Sarana Pengawasan. Manajer perlu melakukan pengawasan untuk
mengetahui apakah suatu kegiatan yang telah dilakukan hasilnya
memuaskan.
3. Macam-macam Perencanaan
Proses perencanaan untuk menghasilkan suatu rencana atau rencana-rencana
dapat dilihat dari beberapa sisi penting, antara lain yaitu dari sisi jangka waktu
manfaat rencana serta dari sisi tingkatan rnanajemen, yaitu dari sisi strategis
dan operasional. Penjelasannya disajikan berikut ini.
a. Sisi jangka waktu
jika dilihat dari waktu yang digunakan untuk pengaplikasian suatu
rencana, dikenal tiga bentuk perencanaan, yaitu:
Perencanaan jangka panjang. Perencanaan semacam ini menjangkau
waktu sekitar 20-30 tahun ke depan. Rencana-rencananya masih
berbentuk garis-garis besar yang bersifat sangat strategis dan umum.
Perencanaan ini tidak dapat langsung dipakai sebagai pedoman kerja,
sehingga masih perlu dijabarkan dalam bentuk perencanaan jangka
menengah. Negara kita menggunakan waktu 25 tahun untuk setiap
tahap perencanaan jangka panjangnya.
Perencanaan jangka menengah. Biasanya akan menjangkau waktu
sekitar 3-5 tahun ke depan. Perencanaan jangka panjang akan dipecah-
pecah menjadi beberapa kali pelaksanaan perenca aan jangka
menengah, sehingga setiap tahap hendaknya disesuaian dengan
prioritas. Sifat perencanaan ini lebih konkret dengan kejelasan sasaran
yang harus dicapai. Negara kita menggunakan waktu 5 tahunan untuk
setiap perencanaan jangka menengah, yang disebut Pembangunan
Lima Tahun (PELITA).
Perencanaan jangka pendek. Perencanaan jenis ini biasanya akan
menjangkau waktu paling lama satu tahun. Bahk.an perencanaan ini
dapat dibuat dalam jangka waktu bulanan, kwartalan atau tengah
tahunan. Perencanaan ini lebih konkret dan lebih rinci, lebih terukur
dan lebih jelas sasaran yang harus dicapai termasuk dalam hal
penggunaan sumber daya, metode pelaksanaan serta waktu mulai dan
selesai tiap-tiap kegiatan yang masuk dalam rencana tersebut. Negara
kita menggunakan APBN dalam hal rencana beianja negara untuk
merealisasikan program-program tahunannya
b. Sisi tingkatan manajemen
Pada umumnya perencanaan bila digolongkan ke dalam tingkatan
manajemen akan terbagi dua, yaitu perencanaan strategis, dan perencanaan
fungsional:
Perencanaan Strategis. Perencanaan ini merupakan bagian dari
Manajemen Strategis. jadi, perencanaan strategis lebih terfokus
pada bagaimana manajemen puncak menentukan visi, misi, falsafah,
dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam jangka
panjang.
Perencanaan Operasional. Merupakan bagian dari Strategi Operasional
yang lebih mengarah pada bidang fungsional perusahaan. Perencanaan
ini juga berfungsi untuk memperjelas makna suatu strategi utama
dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik dan berjangka
pendek, yang memiliki program-program kerja yang
diimplementasikan dalam bentuk kegiatan usaha sehari-hari. Strategi
ini menjadi penuntun dalam melakukan berbagai aktivitas
sehingga konsisten bukan hanya dengan strategi utama yang telah
ditentukan, tetapi juga strategi di bidang fungsional lainnya.
4. Program Kerja
Penyusunan suatu perencanaan jangka pendek dan penerapann dalam bentuk
program kerja perlu memperhatikan anggaran untuk membuat program kerja
yang baik, dapat digunakan beberapa teknik. Teknik-teknik yang sudah umum
dipakai, terutama, dalam rangka mengoptimalisasi sumber daya organisasi
yang akan digunakan, antara lain adalah:
Gantt Chart dan Gantt Milestone Chart
PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan NWP (Net Work
Planning).
PKT (Pola Kerja Terpadu), yaitu teknik perencanaan yang komprehensif
untuk digunakan dalam kegiatan agar terarah dan terpadu.
PIP (Performance Improvement Planning), yaitu teknik perencanaan yang
mengutamakan daya analisis atas kekuatan-kekuatan pendorong dan
penghambat kinerja.
APP (Analisis Persoalan Potensial), yaitu teknik perencanaan yang
berguna terutama dalam rangka mengamankan satu program kerja agar
dapat mengantisipasi setiap persoalan yang muncul pada waktu
pelaksanaannya.

2.4.2. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)


Kegiatan pengorganisasian untuk kedua kegiatan pokok, yaitu membangun proyek
maupun mengimplementasikan bisnis secara rutin, hendaknya dikaji dari beberapa
sisi, seperti: bagaimana langkah-langkah dalam pengorganisasian, bagaimana asas
organisasi yang hendaknya dipilih, bagaimana struktur organisasi yang dirancang,
dan bagaimana prestasi organisasi yang diinginkan. Setelah dilakukan pengkajian
berdasarkan aspek-aspek ini, hendaknya diakhiri dengan suatu rekomendasi,
berupa basil studi yang menyatakan bahwa rencana pengorganisasian dapat
diterima atau tidak:
1. Langkah Pengorgainisasian
Secara garis besar, langkah-langkah dalam melakukan proses peng-
organisasian, mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan memantau kerja
organisasi., secara garis besar dipaparkan berikut ini.
2. Asas Organisasi
Asas-asas organisasi merupakan berbagai pedoman yang secara maksimal
hendaknya dilaksanakan agar diperoleh suatu struktur organisasi yang baik
dan aktivitas organisasi dapat berjalan dengan lancar. Rincian asas-asas
organisasi akan dipaparkan dalam Sembilan faktor seperti berikut ini.
a. Perumusan Tujuan Organisasi
Jika rumusan tujuan utama organisasi didirikan telah dibuat dengan jelas,
maka akan mempermudah.
b. Departemenisasi
Departemenisasi merupakan aktivitas menyusun satuan-satuan (unit-unit)
organisasi yang diperlukan dalam rangka melaksanakan fungsi yang ada.
Hal-hal utama yang perlu diperhatikan:
c. Pembagian Kerja
Asas ini dikaitkan dengan pejabat yang akan menempati jabatan dalam
satuan/unit organisasinya agar roda organisasi dapat berjalan dengan baik.
Dalam melakukan pembagian kerja yang harus diperhatikan adalah:
d. Koordinasi
Asas ini menyatakan bahwa suatu organisasi harus memiliki keselarasan
aktivita.s di antara satuan/unit organisasi atau di antara pejabatnya.
Dengan keselarasan ini dapat dihindari terjadinya konflik, rebutan sumber
atau fasilitas, kekembaran pekerjaan, kekosongan pekerjaan dan merasa
lepas satu sama lain. Di samping itu koordinasi dapat lebih menjamin
kesatuan sikap, tindakan, kebijakan, dan implementasi.
e. Pelimpahan wewenang
Pelimpahan wewenang merupakan penyerahan sebagian hak untuk
mengambil keputusan yang diperlukan agar tugas serta tanggung jawab
tetap dapat dilaksanakan dengan baik oleh seorang pejabat ke pejabat yang
lain. Hal ini dapat terjadi karena seorang atasan tidak mungkin memimpin
bawahan dengan jumlah terlalu banyak karena kemampuan seseorang
tentu raja terbatas. Makin banyak bawahan maka relatif makin berat beban
atasan. Manfaat yang diperoleh Bari pelimpahan wewenang:
f. Rentang Kendah
Rentang kendali merupakan jumlah terbanyak bawahan langsung yang
dapat dipimpin dengan baik oleh seorang atasan, sedangkan bawahan
langsung merupakan sejumlah pejabat yang langsung berkedudukan di
bawah seorang atasan tertentu. Faktor yang mempengaruhi luas atau
sempit rentang kendali dapat dilihat dan dua sisi.
g. Jenjang Organisasi
Jenjang organisasi merupakan tingkat-tingkat satuan organisasi yang di
dalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang tertentu menurut
kedudukannya serta fungsi satuan organisasi. Pejabat yang berkedudukan
pada tingkat yang lebih tinggi mengawas para pejabat pada tingkat di
bawahnya, sehingga hubungan-hubungan yang dilakukan antara pejabat
hendaknya selalu melewat tingkat-tingkat yang telah ditentukan itu.
Manfaat garis saluran tiap jenjang.
h. Kesatuan Perintah
Asas ini menyatakan bahwa tiap-tiap pejabat dalam organisasi hendaknya
hanya mendapat perintah dan bertanggung jawab kepada seorang atasan
tertentu. Organisasi yang tidak memiliki kesatuan perintah akan
menimbulkan kebingungan, keraguan dari para bawahan.
i. Fleksibelitas
Asas ini menyatakan bahwa struktur organisasi hendaknya mudah diubah
untuk disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang teradi tanpa
mengurangi kelancaran aktivitas yang sedang berjala perubahan-
perubahan dapat terjadi karena pengaruh luar organiasi dan atau pengaruh
dalam organisasi.
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara
bagian dan posisi dalam perusahaan. Struktur organisasi menjelaskan
pembagian ativitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas
tersebut sampai batas-batas tertentu. Selain itu, struktur organisasi
memperlihatkan tingkat spesialisasi kreativitas tersebut. Struktur organisasi
juga menjelaskan hierarki dan susunan kewenangan, serta hubungan
pelaporan. Dengan adanya struktur organisasi, stabilitas dan komunitas
organisasi tetap bertahan. Ada empat elemen dalam struktur.
4. Faktor Penentu Struktur Organisasi
Para manajer hendaknya mengatur organisasi dan subunitnya agar seialan
dengan tujuan perusahaan, kemampuan sumber daya yang dimiliki serta
kondisi lingkungan organisasi balk internal maupun eksternal. Ada beberapa
faktor utama yang perlu diperhatikan dalam menentukan struktur organisasi.
5. Bentuk Organisasi
Dalam organisasi dikenal beberapa bentuk organisasi atau lebih tepat disebut
struktur organisasi, yaitu: organisasi garis, orisasi fungsional, organisasi garis
dan staf, organisasi gabungan, dan organisasi matriks.
6. Prestasi Organisasi
Sejauh mana organisasi berhasil mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan
masyarakat tergantung pada keberhasilan para manajernya melaksanakan
tugas. Kalau para manajer tidak melaksanakan pekerjaannya dengan baik,
organisasi akan gagal mencapai tujuannya.

2.4.3. PENGGERAKAN (ACTUATING)


Aspek penggerak (actuating) yang juga merupakan bagian dari manajemen,
hendaknya diperkirakan juga apakah dalam manajemen proyek maupun
manajemen implementasi bisnis, kelak dapat berialan baik, sehingga dapat
dinyatakan layak. Menyusun agar penggerakan ini dapat berjalan dengan baik,
hendaknya dikaji dari beberapa sisi seperti: Fungsi penggerakan yang harus
terpenuhi, serta sikap dan perilaku seorang pemimpin yang hendak memenuhi
kriteria agar dapat menggerakkan bawahannya. Syarat-syarat untuk penggerakan
ini dipandang akan terpenuhi maka dapat direkomendasikan bahwa dari sisi
penggerakan dapat dinyatakan layak.
a) Fungsi Penggerakan
Fungsi penggerakan di dalam manajemen yang pokok adalah:
Mempengaruhi seseorang (orang-orang) supaya bersedia menjadi
pengikut.
Melakukan daya tolak pada seseorang.
Membuat seseorang atau orang-orang suka mengerjakan tugas dengan
lebih baik.
Mendapatkan, memelihara dan memupuk kesetiaan pada pimpinan,
tugas dan organisasi tempat mereka bekerja.
Menanamkan, memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab
seseorang atau orang-orang terhadap Tuhannya, negara, dan
masyarakat.
b) Kepemimpinan
Untuk menggerakkan karyawan, hendaknya seorang penggerak memiliki
jiwa kepernimpin. Kepemimpinan diartikan oleh Stoner sebagai suatu
proses mengenai pengarahan dan usaha untuk mempengaruhi kegiatan
yang berhubungan dengan anggota kelompok. Dari pengertian di atas
dapat jelaskan hal-hal sebagai berikut:
1) Kepemimpinan harus melibatkan orang lain. Dengan kesediaan
mereka menerima pengarahan dari pernimpin, maka para anggota
kelompok membantu menentukan status pemimpin dan
memungkinkan terjadinya proses kepemimpinan.
2) Kepemimpinan melibatkan distribusi yang tidak merata atas
kekuasaan antara pemimpin dan yang dipimpin. Pernimpin
mempunyai wewenang mengarahkan bawahan.
3) Kepemimpinan secara sah dapat memberikan hak kepada pemimpin
tidak saja berupa pengarahan akan tetapi juga pengaruh. Artinya,
pemimpin tidak hanya dapat menyatakan apa yang harus dikerjakan
bawahan akan tetapi juga mempengahi bagaimana bawahan
melaksanakan perintah tersebut.
4) Selanjutnya, seorang pemimpin dapat diketahui melalui ciri-cirinya.
Untuk ciri yang umum.

2.4.4. PENGENDALIAN (CONTROLLING)


Pengendalian, sebagai salah satu faktor manajemen, untuk mendapatkan jawaban
apakah dari sisi ini rencana manajemen untuk pembangunan maupun implitasi
bisnis dinyatakan layak atau sebaliknya. Seperti diketahui, bahwa pengendalian
atau pengawasan di dalam manajen memiliki berbagai fungsi pokok. Fungsi
pokok pengendalian tersebut adalah:
a. Mencegah terjadinya penyimpangan atau kesalahan dalam melakukan
pengendalian secara rutin disertai adanya ketegasan-ketegasan dalam
pengawasan, yakni dengan pemberian sanksi yang semestinya terhadap
penyimpangan yang terjadi.
b. Memperbaiki berbagai penvimpangan yang terjadi jika penyimpangan
telah terjadi., hendaknya pengawasan/pengendalian dapat mengusahakan
cara-cara perbaikan.
c. Mendinamisasikan organisasi. Dengan adanya pengawasan di harapkan
sedini mungkin dapat dicegah teijadinya penyimpangan, sehingga setup
unit organisasi selesai dalam keadaan bekerja secara efektif dan efisien.
d. Mempertebal rasa tanggung jawab. Dengan adanya pengendalian atau
pengawasan yang rutin, setiap unit organisasi berikut karyawannya dapat
selalu mengerjakan semua tugas yang di berikan dengan benar sehingga,
kesalahan dalam pelaksanaa tugas akan cepat kemungkinannya untuk
muncul. Jika tindakan yang salah tidak dapat dihindari, laporan tertulis
mengenai penyimpangan itu wajib diberikan. Dengan cara-cara seperti ini,
diharapkan tanggung jawab terhadap pekerjaan.

Agar fungsi pengendalian manaiemen dapat berialan dengan baik, perlu


diperhatikan prinsip-prinsipnya yang di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Pengendalian hendaknya direncanakan dengan baik agar paling tidak dapat
mengukur apakah proses pengendalian yang dilakukan berhasil atau tidak.
b. Dapat merefleksikan sifat pengawasan yang unik dari bidangbidang yang
diawasi.
c. Pelaporan penyimpangan dilakukan dengan segera.
d. Pengawasan harus bersifar fleksibel, dinamis, dan ekonornis.
e. Dapat merefleksikan pola kerja unit organisasi, misalnya mengenai standar
biaya. Jika suatu kegiatan telah menghabiskan biaya .melebihi biaya
standar maka pola kerja unit ini sudah tidak wajar.
f. Dapat menjamin diberlakukannya tindakan korektif, yaitu segera diketahui
apa yang salah, di mana terjadinya kesalahan itu, dan siapa yang
bertanggung jawab.

2.5. Aspek Lingkungan


Aspek lingkungan sangat berpengaruh dalam penentuan lokasi. Jika lingkungan
tidak menghendaki perusahaan tidak dapat didirikan meskipun sudah memenuhi
syarat lainnya. Elemen-elemen lingkungan adalah :
1. Pasar.
Penilaian pasar penting, karena :
 Validasi volume penjualan dan harga menurut geografi dapat ditinjau dari
sifat dan keadaan pasarnya (jumlah, jenis, konsumen potensial).
 Pemilihan lokasi industri mempertimbangkan segi pembiayaan aktivitas
pemasaran produk. Biaya distribusi dan promosi cukup besar, maka untuk
pasar yang terkonsentrasi, kebijakan mendekati pasar cukup
menguntungkan, sementara untuk pasar konsumennya tersebar industri
sebaliknya ditempatkan dipusatnya.
2. Kemudahan melakukan investasi.
Kemudahan melakukan investasi akan mendorong investor untuk
menanamkan modal mereka. Dengan menanamkan modal akan diperoleh
keuntungan, yaitu :
 Modal semakin besar.
 Menciptakan lapangan kerja.
 Tarap hidup masyarakat sekitar lokasi meningkat.
 Alih teknologi.
 Pemerintah berusaha mempermudah penanaman modal dengan deregulasi.
3. Penerimaan masyarakat setempat.
Masyarakat biasanya menerima pendirian suatu pabrik maupun perusahaan
karena dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan taraf hidup meraka.
Namun jika pabrik menghasilkan limbah yang mencemari lingkungannya,
masyarakat akan mengeluh jika hal ini tidak segera diatasi dapat menyebabkan
citra perusahaan menjadi buruk.
4. Persaingan
Sebelum mendirikan perusahaan, perlu diperhatikan pesaing yang akan
dihadapi. Lebih baik masuk kepasar mendahului karena tidak banyak saingan.
Namun jika terpaksa masuk kepasar kompetitif, lebih baik mencari lokasi lain
atau memilih alternatife pasar lain jika pesaing telah mapan.
5. Infrakstruktur.
Merupakan faktor lokasi yang terkait dengan berbagai aspek ekonomis, dan
berwujud antara lain:
 Sarana transportasi.
 Pasilitas pelabuhan.
 Jaringan telekomunikasi.
 Lembaga keuangan.
 Sumber-sumber energi.
Kecuali untuk industri pertambangan, industri kimia, dan industri pengolahan
bahan non logam, ketersediaan infrastruktur sangat mempengaruhi pemilihan
lokasi industri.

2.6. Aspek Hukum


Konsep-konsep kegiatan ekonomi tidak selalu dilaksanakan dalam kondisi
persaingan bebas seperti yang diasumsikan dalam berbagai teori. Kenyataannya,
hal ini dilakukan dalan rangka kerja kebijaksanaan umum dari lembaga seperti
badan-badan milik pemerintah daerah maupun pusat.
Beberapa kebijaksanaan pemerintah adalah :
 Membatasi melalui aktivitas perijinan.
 Modifikasi peta biaya keuntungan daerah tertentu.
 Stabilitas produksi dan harga.
 Mengembangkan informasi.
Langkah-langkah dalam program pengembangan wilayah adalah :
Menetapkan lokasi terbaik untuk suatu kegiatan ( The Best Location For An
Activity ):
Mengubah biaya transportasi dan distribusi.
Mengubah karakteristik lahan.
Membuat keputusan lokasi untuk kegiatan swasta.
Memakai kegiatan pemerintah sebagai faktor lokasi.

Menetapkan jenis kegiatan di lokasi tertentu (The Best Activity For A Location)
Membatasi perijinan kegiatan tertentu dilokasi tertentu.
Pengendalian produksi dan keuangan.
Kewajiban membeli dan membangun.

2.7. Aspek Finansial


Dalam aspek financial (keuangan) terdapat komponen-komponen yang melandasi
untuk mendapatkan kriteria kelayakan. Komponen-komponen tersebut adalah
(Umar, 1997)

2.7.1. Kebutuhan Modal dan Investasi


Investasi adalah sejumlah modal yang ditanamkan untuk memulai suatu usaha
atau proyek. Semua pengadaan yang sifatnya fisik dan bukan fisik, tetapi jika
modal tersebut akan terikat menjadi asset, maka modal yang harus disediakan
untuk maksud itu dikenal sebagai modal investasi.

Pada dasarnya semua biaya yang dikeluarkan selama usaha belum berjalan
produksi komersilnya, dapat dimaksudkan kedalam golongan modal investasi,
asalkan pengeluaran tersebut tertanam dalam sarana atau usaha untuk mengadakan
sarana dalam jangka waktu yang cukup lama.

2.7.2. Klasifikasi Biaya


Biaya mempunyai pengertian sebagai semua pengeluaran yang dapat diukur
dengan uang baik yang telah, sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk
menghasilkan suatu produk
1. Hubungannya dengan proses perputaran
a. Modal Tetap
Biaya yang digunakan untuk perencanaan, perijinan dan pengadaan asset
tetap yang dikeluarkan pada saat perusahaan belum mulai beroperasi dan
mengalami proses perputaran dalam jangka waktu yang panjang
b. Modal Kerja
Biaya yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan agar usaha
berjalan sesuai dengan rencana, setelah investasi telah dianggap memadai.
Biasanya modal kerja dibutuhkan untuk biaya operasional dari perusahaan
selama perusahaan belum mendapatkan pemasukan dari produk yang
dihasilkan.
c. Biaya Operasional
Biaya yang dikeluarkan untuk seluruh kegiatan operasi perusahaan dan
dikeluarkan secara terus menerus selama umur produksi dan mengalami
perputaran dalam jangka waktu yang pendek.
2. Hubungan dengan volume produksi
a. Biaya Tetap
Biaya tetap (fixed cost), adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1. Biaya tetap jumlah totalnya tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh

perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan

tertentu.

2. Biaya tetap per satuan (unit cost) berubah berbanding terbalik dengan

perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin

rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi

biaya satuan.

Contoh biaya tetap misalnya: biaya overhead pabrik tetap, biaya


pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap. Biaya tersebut
elemennya dapat digolongkan ke dalam: biaya depresiasi aktiva tetap,
biaya asuransi, gaji pejabat kunci, dan biaya tetap lainnya.
b. Biaya Variable
Biaya variabel (variable cost), adalah biaya yang memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1. Biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan

perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin

besar pula jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume

kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya variabel.

2. Biaya variabel per satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume

kegiatan, jadi biaya satuan konstan.


3. Contoh biaya variabel misalnya : biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, biaya pemasaran

variabel, dan biaya administrasi variabel.

c. Biaya Semi Variabel


Biaya semi variabel (semi variable cost), adalah biaya yang mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
a. Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan

perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak

sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah

total biaya, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula

jumlah total biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding (not

proportional).

b. Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan

perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding sampai

dengan tingkatan kegiatan tertentu, semakin tinggi volume kegiatan

semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan

semakin tinggi biaya satuan.

c. Contoh biaya semi variabel misalnya : biaya reparasi dan

pemeliharaan aktiva tetap, biaya kendaraan, biaya listrik, dan biaya

telepon.

3. Hubunganya dengan tempat pengerjaan produk


a. Biaya Produksi, ialah biaya yang terjadi di dalam pabrik, dimana
dilakukan kegiatan produksi mulai awal sampai proses akhir.Yang
termasuk biaya produksi adalah:
1. Biaya Bahan Langsung
Semua biaya yang dikeluarkan bagi pembelian bahan baku utama
produk.
2. Biaya Pekerja Langsung
Biaya yang dikeluarkan untuk upah pekerja yang terlibat secara
langsung dalam proses produksi.
3. Biaya Tak Langsung
Biaya yang terjadi didalam perusahaan/pabrik tetapi tidak termasuk
biaya pekerja langsung dan biaya bahan langsung.
b. Biaya Komersil ialah biaya yang terjadi diluar pabrik setelah produk
selesaidibuat dan kemudian dilakukan aktivitas penjualan dan
administrasi. Biaya ini terdiri dari:
1. Biaya Penjualan
Biaya yang dikeluarkan dalam aktifitas penjualan atau pemasaran
suatu produk.
2. Biaya Administrasi
Biaya yang terjadi diluar biaya produksi dan biaya penjualan, tetapi
secara langsung menunjang kegiatan tersebut.

2.7.3. Depresiasi
Depresiasi adalah sejumlah biaya yang disediakan oleh seseorang atau suatu
perusahaan atau unit-unit tertentu pada setiap periode waktu untuk melakukan
penggantian dari mesin,peralatan,ataupun fasilitas-fasilitas lain-lain tersebut
dilampaui. Karena depresiasi merupakan penurunan nilai maka perlu didefinisikan
arti dari nilai. Nilai merupakan suatu pengertian komersial dari semua pendapatan
yang diterima sebagai akibat adanya kegiatan usaha ditinjau dari waktu sekarang.

Ada beberapa rumusan yang digunakannya yaitu sebgai berikut :


1. Metode Depresiasi Garis Lurus
metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan paling mudah
demengerti. Dalam metode ini ongkos depresiasi merupakan harga yang
konstan sehingga nilainya berkurang besarnya secara linier akibat adanya
depresiasi. Perumusan depresiasi garis lurus adalah
P SV
Dt
n
Untuk BVt P tDt
Dimana ;
Dt = Nilai depresiasi tahunan
P = Investasi awal
SV = Nilai sisa
N = Umur depresiasi
BVt = Book value
t = 1,2,3,….,n
2. Metode depresiasi jumlah angka tahun pakai
Metode ini menghasilkan ongkos depresiasi yang pada awal periode paling
besar, sedangkan pada tahun-tahun berikutnya makin mengecil hingga akhir
umur ekonomisnya. Ongkos depresiasi setiap tahun dihitung dengan membagi
sisa seluruhnya dan dikalikan dengan jumlah ongkos yang didepresiasikan.
Hubungan tersebut diatas dapat dinyatakan dengan rumusan sebagai berikut:
n t 1
Dt P SV t 1,2,3,...n
S
n
nn 1
S
j 1 2
Dimana;
Dt = Nilai depresiasi tahunan t

S = Jumlah tahun pakai t


n = Periode depresiasi
t = 1,2,3,….,n
3. Metode depresiasi keseimbangan menurun
Metode ini memiliki tingkat depresiasi yang konstan. Jika tingkat depresiasi
ini sebesar 200% atau 2 kali tingkat depresiasi garis lurus, disebut depresiasi
keseimbangan yang menurun secara berganda. Rumusan yang digunakannya
adalah :
Dt d BVt 1

Dimana;
Dt = Nilai depresiasi tahunan t

BVt = Nilai akhir periode t


dt = Tingkat depresiasi

2.7.4. Harga Jual


Harga jual adalah harga pokok ditambah keuntungan yang kita inginkan. Banyak
paktor yang mempengaruhi terbentuknya harga jual, yaitu:
1. Daya beli pasar
2. Harga jual pesaing
3. Tingkat kebutuhan terhadap barang tersebut dan selera.

Dalam rangka bersaing perlu menekan harga jual dengan dua cara yaitu, dengan
cara mengurangi keuntungan dan menekan ongkos. Untuk usaha ini harga jual
ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Tabel 2.1 Harga Jual
Biaya operasional (rutin) XX
Depresiasi XX
Jumlah XXX
Penggunaan (Valume Produksi) XX
Harga pokok XXX
Keuntungan x% XXX
Jumlah XXX
PPn 10% XXX
Harga Jual XXX

2.7.5. Konsep Nilai Waktu dari Uang


Dalam mempelajari kegiatan investasi perlu diketahui pengertian bunga uang.
Bunga jika dilihat dari bunga perusahaan ataupun individu dapat dipandang
sebagai biaya sewa uang.

Konsep waktu dan uang ini didasarkan kepada:


1. Bunga adalah sejumlah uang yang dibayarkan sebagai imbalan jasa dari uang
yang dipinjam untuk suatu jangka waktu tertentu.
2. Suku bunga adalah perbandingan antara uang yang dibayarkan sebagai
imbalan dengan dibagi jumlah uang yang dipinjam untuk suatu jangka waktu
tertentu.
Suku bunga diklasifikasikan atas dua yaitu;
a. Suku bunga sederhana adalah suku bunga yang tidak memperhitungkan
bunga dari bunga. Sebagai contoh bunga 12% sebulan=14% pertahun.
Sehingga untuk perhitungan bunga sederhana, nilai uang pada masa datang
adalah
F p 1 i.n
Dimana;
P = Nilai uang saat ini (Rp)
i = Tingkat suku bunga perperiode waktu
n = Periode penelaahannya (periode waktu)
F = Nilai uang pada akhir periode perusahaan.
b. Suku bunga majemuk adalah suku bunga yang memperhitungkan bunga
dari bunga sebagai contoh bunga 1% perbulan = ((1=1)n-1)x100=12.68%.
Dalam persoalan bunga berbunga, nilai bunga yang dihasilkan pada akhir
setiap periode ditambahkan kembali pada pokok semula untuk
mendapatkan formulasi yang lebih umum, maka dapat diformulasikan
sebagai berikut ;
F P(1 i)n
3. Ekivalensi yaitu apabila dua atau lebih rumusan akan dibandingkan sifat-
sifatnya maka haruslah ditempatkan pada dasarnya yang sama. Sebagai contoh
apabila bunga 10% pertahun maka Rp.1000 nilai sekarang akan sama
harganya atau ekivalen dengan Rp.1100 pada suatu tahun yang akan datang,
untuk menggambarkan konsep ekivalensi nilai waktu dari uang digunakan
simbol-simbol sebagai berikut:
P (Present Value) = nilai uang sekarang
F (Future Value) = Nilai uang yang akan datang
A (Annual Vakue) = Nilai uang yang sama pada periode tertentu.
n (period) = Periode waktu
I (Interest rate) = Tingkat suku bunga
Untuk menyatakan nilai uang saat sekarang dari yang akan datang digunakan
rumus;
P F (1 i) n atau P F F / P, i, n
(1+I) n disebut discounting factor, merupakan suatu bilangan yang lebih kecil
dari satu yang dapat digunakan untuk menghitung nilai uang sekarang.
Berdasarkan nilai uang yang akan datang dengan tingkat suku bunga.
Untuk menyatakan nilai yang akan datang dari nilai uang sekarang digunakan
rumus :
F P(1 i) n atau F P P / F , i, n
(1+i) n disebut compounding factor yaitu fakto bilangan yang lebih besar dari
suatu yang dapat digunakan untuk menghitung nilai uang dikemudian hari,
berdasarkan nilai uang sekarang dan atau nilai yang akan datang digunakan
rumus;
i1 i n
A Px P A / P, i , n
1 in 1
i
A Fx F A / F , i, n
1 in 1

2.7.6. Perhitungan Rugi laba


Proyeksi rugi laba merupakan suatu proyeksi yang sistematis tentang penghasilan,
pengeluaran dan rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan. Jika pendapatan
yang diterima oleh perusahaan lebih besar dari pada pengeluaran yang harus
dilakukan, maka perusahaan dikatakan mendapatkan laba dari proyeksi usahanya,
namun jika perusahaan harus mengeluarkan dana lebih besar dari pendapatan
yang diterima, maka perusahaan dikatakan mengalami kerugian.

2.7.7. Penyusunan Aliran dana keuangan (Cash Flow)


Kemampuan untuk mendapatkan keuntungan (Profitabilitas) suatu kegiatan usaha
ditentukan oleh aliran dana (Cash Flow) yang dihasilkan kegiatan tersebut. Aliran
dana itu sendiri menyatakan jumlah serta saat diterimanya pemasukan tunai (Cash
In Come) dan jumlah serta saat dikeluarkannya biaya tunai suatu rencana investasi
atau suatu kegiatan usaha.
Aliran dana disusun dengan mempertimbangkan semua elemen pemasukan tunai
(Cash In Come) dan semua elemen biaya tunai (Cash Cost) pada setiap periode
selama umur investasi tersebut. Biaya tunai yang dimaksud adalah meliputi semua
transaksi baik berupa biaya yang dikeluarkan secara tunai maupun pengeluaran
tunai dalam bentuk investasi. Pemasukan tunai adalah semua pendapatan yang
meningkatkan rekening tagihan (Account recevable).

Secara umum, nilai dari Cash Flow akan didapat melalui selisih antara
pengeluaran dan pendapatan;
Nilai Cash Flow (Net Cash Flow) = Total pendapatan – Total pengeluaran
Hanya saja dalam Cash flow yang dilihat bukan hasil akhirnya tetapi aliran yang
terjadi antara pendapatan dan pengeluaran. Dalam Cash flow pajak akan
mempengaruhi Net cash flow.

2.7.8. Minimum Attrctive Rate of Return (MARR) dan Internal Rate of


Return Method (IRR)
1. (MARR) Minimum Attrctive Rate of Return
Faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan nilai MARR selama periode
waktu tertentu:
a. Tersedianya dana untuk investasi dan sumber-sumbernya baik modal
sendiri maupun melalui pinjaman dari pihak tertentu.
b. Kesempatan-kesempatan investasi yang bersaing
c. Pernedaan-perbedaan dalam resiko yang terlibat dalam kesempatan
investasi yang bersaing dan berlainan.
d. Perbedaan waktu yang dibutuhkan
e. Harga yang berlaku
Untuk dapat menentukan nilai MARR adalah dengan rumus :
MRR = (1+D)(1+Inf)-1
Dimana ;
D = Bunga deposito yang berlaku pada bank yang bersangkutan
Inf = Tingkat Inflasi dalam periode berjalan
2. (IRR) Internal Rate of Return Method
Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang dari arus kas yang diharapkan dimasa yang akan datang atau
permintaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal.
Rumusan yang digunakan:

NPV1
IRR i1 i1 i2
NPV1 NPV2

Dimana ;
NPV1 = Net Present Value tahun 1
NPV2 = Net Present Value tahun 2
i1 = Suku bunga sekarang
i2 = Suku bunga (Trial and error)
Dimana nilai dari IRR tersebut dicari dengan cara (Trial and error)

2.7.9. Menentukan Net Present Value (NPV)


NPV merupakan nilai bersih yang diperhitungkan pada masa sekarang.
Pengeluaran modal hari ini akan menjadi dasar bagi efektivitas perusahaan dimasa
depan maka keputusan hari ini harus didasarkan pada asumsi tentang keputusan
yang akan dialami besok.

Rumusan yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai NPV tersebut adalah
dengan cara yaitu:
N
NCF1
NPV Investasi awal t
1 0 1 K
Dimana:
NCF = Net cash Flow
K = Bunga pengembalian modal
N = Kurun waktu pengembalian
Jika NPV (Positif), maka hasil perhitungan menunjukan tingkat kelayakan
2.7.10. Titik Pulang Pokok (Break Even Point)
Keadaan pulang pokok merupakan keadaan dimana penerimaan pendapatan
perusahaan (Total Revenue/TR) adalah sama dengan biaya yang ditanggungnya
(Total Cost/). Sebelum menghitung BEP, langkah-langkah yang harus
diperhatikan adalah (Husen Umar, 2007);
1. Jumlah biaya tetap
2. Jumlah biaya variable
3. Target produksi dan jumlah pendapatan
Rumusan yang digunakan;
TR = Jumlah unit barang terjual x Harga satuan (Q x P)
TC = Total dari biaya variabel dan biaya tetap (Bt + Bv)
Atau
TR = TC
Q x P = A + B.X
Dimana;
A = Jumlah biaya tetap
B = Jumlah variabel
Q = Tingkat produksi (Unit)
P = Harga jual perunit
Bt = Biaya tetap (vixed cosh)
Bv = Biaya Variabel (Variable cosh)
X = Jumlah Produksi (Unit)
BT
BEPunit
P BV
Jika yang dicari adalah total harga, maka rumusan yang digunakan adalah :
BT
BEPRupiah
1 BV / P

2.7.11. Perhitungan Pay Back Period (PBP)


Nilai PBP dapat dihitung dengan melihat nilai cumulative Net Cash Flow
(CNCF), saat perusahaan baru mendapatkan keuntungan, artinya modal yang
dikeluarkan pada saat melakukan investasi ini sudah dapat kembali. Maka
perhitungan PBP- nya didapat dengan rumusan sebagai berikut :
cncf X i
PBP n Pxi 1 Pxi
cncf X i cncf X i 1

Dimana;
PBP = Pay back period
n = Periode pengembalian modal (1,2,3,…,n)
cncf = Cumulative net cash flow
Xi = Periode perhitungan data ke-i, (1,2,3,…,n)

Xi 1 = Periode perhitungan data ke-i, (1,2,3,…,n)


Bab 3
Metode Penelitian

3.1. Flow Chart Penyelesaian Masalah


Mulai

Studi Literatur

Studi Lapangan

Identifikasi Masalah

Tujuan Penelitian

Pengumpulan Data:

1. Jumlah penduduk Sekeloa Selatan-Sukasari


2. Quisioner

Pengolahan Data:
1. Aspek Pasar.
2. Aspek Teknis.
3. Aspek Manajemen.
4. Aspek Hukum.
5. Aspek Finansial

Analisis

Tidak
Layak

Ya

Rekomendasi Rekomendasi
Layak Tidak Layak

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1. Flow Chat Penyelesaian Masalah


3.2. Langkah-langkah Pemecahan Masalah

1. Mulai
2. Studi literatur
Melakukan studi literatur untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
dalam melakukan penelitian. Mempelajari dan membandingkan teori-teori
yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Dengan menggunakan
referensi-referensi mengenai analisis kelayakan bisnis atau kelayakan proyek.
3. Studi Lapangan
Studi Lapangan dilakukan dengan mendatangi langsung lokasi tempat usaha.
4. Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah apa saja yang ingin diketahui dari objek penelitian.
5. Tujuan Penelitian
Menempatkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian yang ingin
dilakukan. Faktor-faktor yang melatarbelakangi dilakukanya penelitian.
6. Pengumpulan Data
Pengumpulan data berupa data jumlah penduduk Jln. Sekeloa Selatan-Sukasari,
Quisioner.
7. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan
data. Dalam pengolahan data dilakukan analisis terhadap:
Aspek pasar: potensial pasar,
Aspek Teknis: lokasi usaha, prosedur penanganan pelanggan, prosedur
komplain pelanggan, analisa kebutuhan mesin dan peralatan, layout.
Aspek Hukum: Pembuatan CV, SITU, RT/RW.
Aspek Manajemen: Perekrutan tenaga kerja
Aspek Lingkungan
Aspek Finansial: total biaya usaha, laporan laba rugi, neraca, NPV,
IRR,MARR, Payback period.
Dalam pengolahan data analisis dilakukan per aspek seperti pada flowchart di
bawah ini:

Mulai

Pengolahan Data

Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek


Pasar Teknis Manajemen Hukum Lingkungan

Aspek Finansial

Analisis

Layak Tidak

Ya
Rekomendasi Rekomendasi
Layak Tidak Layak

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.2. Flowchart Pengolahan Data


8. Analisis
Setelah kita melakukan pengolahan data, tahap selanjutnya adalah melakukan
analisis keseluruhan terhadap hasil pengolahan data.
9. Rekomendasi.
Setelah dilakukan analisis, maka tahap selanjutnya yaitu dibuat rekomendasi
apakah rencana bisnis dinyatakan layak atau tidak.
10. Kesimpulan
Membuat Kesimpulan dari hasil analisis pengolahan data.
Bab 4
Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.1. Pengumpulan data


4.1.1. Data jumlah penduduk Sekeloa selatan-sukasari
Daerah Sekeloa Selatan - Sukasari Terletak di Propinsi Jawa Barat Kabupaten
Bandung Kelurahan Lebak Gede dengan luas wilayah 27.250 m dengan memiliki
86 Rukun Tetangga (RT) dan 1.027 Kepala Keluarga dengan Total jumlah
penduduk 3.186 orang dengan rincian 1.186 orang merupakan mahasiswa dan
karywan.

4.1.2. Quesioner
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang bermukim di
daerah Sekeloa-Sukasari pada umumnya dan mahasiswa serta karyawan kantor
yang tinggal sementara di daerah Sekeloa-Sukasari

4.2. Pengolahan data


4.2.1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa, karyawan kantor, dan ibu
rumah tangga yang bermukim di daerah Sekeloa – Sukasari kecamatan coblong
kelurahan Lebak Gede – Bandung – Jawa Barat yang merupakan daerah sasaran
pemasaran. Jumlah responden yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah
100 orang dengan metode sampling. Hasil penyebaran kuesioner, terdapat 97
orang yang mengisi dan mengembalikan kuesioner, sementara 3 buah kuesioner
rusak pada saat di kembalikan sehingga data tidak bisa di hitung. Karakteristik
responden sebagai berikut:
Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 65 67.01%
Perempuan 32 32.99%
Jumlah 97 100.00%
Tabel 4.2. Karakteristik responden berdasarkan Status Pernikahan
Status Pernikahan Frekuensi Persentase
Menikah 25 25.77%
Belum menikah 72 74.23%
Jumlah 97 100.00%

Tabel 4.3. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Pekerjaan


Pekerjaan Frekuensi Persentase
Mahasiswa 52 53.61%
Karyawan 32 32.99%
Ibu Rumah
13 13.40%
Tangga
Jumlah 97 100.00%

Tabel 4.4. Karakteristik responden berdasarkan Status Kependudukan


Status Kependudukan Frekuensi Persentase
Penduduk Tetap 22 22.68%
Penduduk Sementara 75 77.32%
Jumlah 97 100.00%

4.2.1.1. Hasil Kuesioner


a) Ketertarikan menggunakan jasa laundry oleh responden
Dari hasil kuesioner

5.15%
9.28%
Sangat Tertarik
Tertarik
12.37% Netral
52.58%
20.62% Kurang Tertarik
Tidak tertarik

Gambar 4.1.
b) Perlu mendirikan jasa laundry di daerah Sekeloa-Sukasari oleh responden
5.15% 2.06%
7.22%
Sangat Perlu
Perlu
18.56% Netral
67.01%
Kurang Perlu
Tidak Perlu

Gambar 4.2.
c) Intensitas responden menggunakan jasa laundry dalam dalam sebulan
7.22%
9.28%
< 5 kali
18.56% 5-7 kali
7-9 kali
35.05% 29.90%
9-11 kali
> 11 kali

Gambar 4.3.
d) Banyaknya barang yang di laundry dalam sekali kunjugan responden
6.19% 12.37%
14.43% < 2 kg
2-4 kg
4-6 kg
27.84% 39.18%
6-8 kg
> 8 kg

Gambar 4.4.
e) Jumlah biaya yang di keluarkan responden dalam sekali kunjungan untuk
laundry.
7.22% 13.40%
11.34% < Rp. 10.000
Rp.10.000-Rp.15.000

25.77% Rp.15.000-Rp.20.000
42.27% Rp.20.000-Rp.25.000
> Rp. 25.000

Gambar 4.5.
f) Tempat laundry yang sering di kunjungi responden di daerah Sekeloa-
Sukasari.

Sahe
Laundry
38% 30%
So So
Laundry
Halimah
32%
Laundry

Gambar 4.6.
g) Loyalitas responden terhadap jasa laundry yang sering di kunjungi

28.87% Loyal
71.13% Tidak Loyal

Gambar 4.7.
h) Jenis barang yang sering di laundry oleh responden
11.34% 15.46%

T-shirt
Jeans
24.74%
26.80% Selimut
21.65% Seprei, sarung bantal
Lainya

Gambar 4.8.
i) Hal yang paling utama dalam pemilihan tempat laundry
9.28%

Kualitas yang baik


29.90% Layanan yang cepat
25.77% Sistem delivery
Jarak yang dekat
27.84% Lainya
7.22%

Gambar 4.9.
4.2.2. Aspek Pasar
4.2.2.1. Potensial Pasar
Penghitungan untuk potensial pasar ini dilakukan unutk mengetahui apakah
investasi ini layak atau tidak jika di tinjau dari segi pasar. Untuk Potensial Pasar
(PP) dan Frekuensi Pelayanan (FP) dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Untuk jumlah pesaing ada 3 , ini diperoleh dari banyaknya tempat pencucian atau
laundry di sekitar lokasi rencana pendirian usaha laundry ini ditambah laundry
and dry clean jadi total ada 4 pesaing.
Dari hasil kuesioner yang telah disebarkan ke responden, didapatkan bahwa yang
merasa perlu untuk didirikan tempat pencucian laundry and dry clean adalah 83
orang.

= 20.75 orang
Dari potensial pasar yang ada dapat dihitung perkiraan jumlah konsumen yang
akan diserap dengan total jumlah mahasiswa dan karyawan di daerah Sekeloa-
Sukasari sebanyak 1.186 orang :

20 .75
x1.186
97
0,425 x1.186
254
Target penjualan = Jumlah konsumen x rata-rata berat x rata-rata kunjungan
= 254 x 4kg x 8
= 8119 kg per bulan
8119
=
26 hari
= 312.25 kg per hari
Rencana mesin cuci yang akan digunakan adalah mesin ES-FL800w merk sharp
yang memiliki kapasitas 15 kg sehingga:
312 .25
Jumlah proses mencuci dengan 1 mesin =
15

= 12.50 kali operasi


Kapasitas untuk 1 buah mesin ES-FL800w adalah 60 kg perhari dengan asumsi
12 jam waktu kerja sehingga dibutuhkan 3 mesin cuci untuk memenuhi target
312.25 kg per hari. Jika harga yang ditetapkan adalah Rp. 4000 per Kg, maka
pendapatan per hari = 312.25 x 4000
= Rp. 1.249.015

4.2.2.2. Strategi Produk


Kualitas pelayanan yang baik dari suatu usaha pencucian pakaian atau laundry
merupakan hal paling utama dalam memberikan kepuasan kepada konsumen.
Kualitas pelayanan yang baik juga dapat memberikan citra yang baik pada usaha
laundry. Kualitas pelayanan dapat dilihat dari dimensi kehandalan, keresponsifan,
jaminan, empati dan berwujud. Dalam bidang pemasaran, pengembangan suatu
produk jasa sangatlah penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Jasa
pada dasarnya bersifat tidak berwujud, maka setiap, orang yang
mengkonsumsinya memiliki pengalaman yang berbeda-beda terhadap produk
yang sama. Untuk itulah, kualitas jasa pelayanan harus menjadi hal yang
terpenting karena kualitas sangatlah mempengaruhi terhadap kepuasan pelayanan
konsumen. Keunggulan produk yang ditawarkan laundry and dry clean yaitu:
1. Tempat yang nyaman dan nyaman.
2. Pelayanan yang cepat, cermat, dan memuaskan (mengutamakan kualitas).
3. Harga terjangkau.
4. Menggunakan bahan-bahan yang tidak menimbulkan kerusakan warna atau
bahan pakaian.
5. Tersedia area basah dan area kering, sehingga tidak mengganggu proses
pencucian, proses pengeringan dan proses setrika.
6. Tersedia setrika uap yang dapat digunakan untuk menyetrika pakaian dari
bahan khusus.
7. Sabun bermutu baik.
8. Menggunakan pewangi pakaian tahan lama.
9. Cucian tidak di campur dengan orang lain.
10. Control terhadap kepemilikkan baju yang baik, sehinngga tidak ada baju yang
hilang.
11. Perawatan warna baju yanga baik.

4.2.2.3. Strategi Promosi


Perusahaan akan melakukan strategi promosi menggunakan berbagai macam
media promosi yang ada. Iklan yang disampaikan bersifat informative advertising
(pengiklanan secara lisan). Metode yang paling sederhana dalam strategi promosi
adalah dengan melakukan promosi dari mulut ke mulut. Perusahaan menyakini
walaupun strategi ini sangat sederhana, namun efektifitas penyampaian pesannya
juga cukup signifikan. Strategi lain adalah melalui media promosi, seperti:
Dengan selebaran atau flyer, iklan murah dan dapat dilakukan untuk memberi
informasi terhadap calon konsumen.
Dengan media banner (spanduk) yang akan di letakkan di berbagai tempat
strategic yang tentunya pesan atau isinya dapat tersampaikan kepada calon
konsumen.
Poster akan ditempel di berbagai tempat yang dapat terbaca oleh calon
konsumen.
spanduk akan diletakkan pada tempat-tempat yang dinilai efektif dalam
menyampaikan pesan yang terkandung di dalamnya.
Koran yang dipilih adalah koran lokal yang sesuai dengan segmen pasar yang
akan dicapai oleh perusahaan.
Media radio adalah salah satu media informasi yang cukup informatif untuk
mencapai calon konsumen.
Melalui media-media komunikasi dan special offers (tawaran-tawaran special)
tersebut, perusahaan berharap informasi-informasi yang disampaikan akan
dapat ditangkap oleh calon konsumen. Dengan melakukan promosi di media-
media iklan tersebut perusahaan juga bertujuan untuk menciptakan brand
awareness (kemampuan dari calon konsumen untuk mengenali atau
menyebutkan kembali suatu merek) dan memperkenalkan produk.
4.2.2.4. Analisis Pesaing
Pesaing (competitor) merupakan faktor penting dalam menyusun keberhasilan
pemasaran kadang kala kita merasa bahwa produk/jasa yang kita ciptakan sudah
baik, akan tetapi perusahaan lain mungkin menciptakan produk yang lebih baik.
Apalagi pada era informasi sekarang ini orang tinggal gampang meniru dan
membuat produk dengan lebih baik serta lebih murah dari produk yang di tirunya.
Persaingan dalam usaha ini memang sudah sangat ramai, baik oleh laundry-
laundry kecil hingga laundry-laundry yang bisa dikatakan sudah cukup besar dan
memiliki nama. Dengan berbekalkan pelayanan yang baik serta harga layanan
yang terjangkau, usaha ini diyakini dapat memiliki market growth yang tinggi.
Terlebih potensi pasar untuk jasa laundry ini sangat besar sehingga dengan
memberikan layanan yang baik, konsumen potensial akan didapatkan dan
meningkatkan tingkat pertumbuhan pasar dari laundry ini.

Tabel 4.5. Analisis Pesaing


PESAING KEUNGGULAN KELEMAHAN
Letaknya yang strategis berada Harga yang di tawarkan
Sahe Laundry tepat di depan Jalan Sukasari yang mahal. yakni Rp. 5000
sering dilewati masyarakat sekitar. per Kg
Tampilan fisik yang menarik. Hasil pencucian kurang
bersih.waktu
So So Laundry
pengambilan barang
lama.
Harga yang murah. yaitu Rp. 3000 Perawatan Baju warna
per Kg. yang kurang baik, dan
Halimah
pakaian sering tertukar
Laundry
sehingga banyak
pelanggan yang kecewa.
4.2.3. Apek Teknik
4.2.3.1. Lokasi Usaha
Lokasi usaha merupakan salah satu faktor penting dalam memutuskan suatu usaha
karena sangat berpengaruh terhadap biaya produksi dan biaya operasional lain
dari perusahaan. Pemilihan tempat untuk usaha laundry and dry clean ini
berdasarkan potensial pasar yang ada di sekeloa-sukasari dan juga melihat jumlah
pesaing yang sedikit.

4.2.3.2. Prosedur Penanganan Pelanggan

Penerimaan Proses finising


cucian kotor

Pemilihan jenis
Pakaian (sortir) Proses
dan penyetrikaan
dokumentasi

Proses
Proses
Pembersihan
pengeringan
Noda

Proses Proses
pencucian pelembutan

Gambar 4.10. Tahap-tahap proses kerja

A. Penerimaan Pelanggan
Dilakukan oleh bagian penerimaan pelanggan merangkap administrasi / kasir
1. Cucian kotor diterima oleh bagian penerima pelanggan.
2. Penerima pelanggan wajib menanyakan mengenai pakaian yang akan dicuci,
apakah ada yang mudah luntur warnanya, atau ada yang harus dicuci khusus
untuk menghindari kesalahan pencucian.
3. Sambil menunggu cucian kotor ditimbang dan pembuatan nota, konsumen
diminta menunggu ditempat yang telah disediakan.
4. Cucian tersebut kemudian ditimbang dan dihitung jumlah unit pakaian.
5. Setelah ditimbang, penerima pelanggan kemudian membuatkan nota
pembayaran, nota tersebut berisi nama dan alamat pelanggan, berapa jumlah
kilogram dan berapa jumlah unit pakaian yang akan di-laundry, dan berapa
total pembayarannya, serta keterangan lain (jika diperlukan)
6. Jika terdapat layanan pemilihan pewangi pakaian, pelanggan dipersilakan
untuk memilih pewangi sesuai yang diinginkan pelanggan. Dan ditulis dalam
nota pembayaran tersebut.
7. Nota pembayaran rangkap ke-1 tersebut kemudian diberikan kepada
konsumen.Jika konsumen membayar lunas dimuka, maka nota tersebut dicap
“LUNAS” oleh bagian penerimaan pelanggan.
8. Jika konsumen belum membayar, maka pembayaran dapat dilakukan pada
saat pengambilan cucian.

B. Pencucian
Dilakukan oleh bagian pencucian
1. Cucian ditempatkan dalam box khusus sesuai dengan nama konsumen
2. Untuk memudahkan identifikasi, setiap pakaian diberi nomor urut. Dan
nomor urut tersebut ditulis pada nota rangkap ke-2.
3. Cucian yang mudah luntur dicuci tersendiri.
4. Proses cuci dilakukan dengan menggunakan mesin cuci yang tersedia
dengan standar penggunaan bahan cuci yang tidak berbahaya, tidak
menimbulkan kerusakan pada pakaian maupun warna pakaian.
5. Pengeringan cucian juga dilakukan menggunakan mesin cuci tersebut.
6. Jika proses cuci tersebut telah selesai, maka cucian bersih kemudian
diambil dari mesin cuci dan dimasukkan kedalam box sesuai nama
konsumen untuk selanjutnya disetrika.

C. Setrika Cucian Bersih


Dilakukan oleh bagian setrika
1. Box berisi cucian bersih tersebut kemudian dimasukkan ke ruang setrika
untuk disetrika.
2. Penyetrika harus menyetrika satu box sampai selesai sebelum beralih
kepada box lainnya untuk menghindari tertukarnya pakaian antara
konsumen yang satu dengan konsumen yang lain.
3. Cara menyetrika yang baik adalah dengan memperhatikan bahan kain
yang akan disetrika, misalnya untuk bahan kain yang tipis atau sutra, cara
menyetrika tidak boleh terlalu panas. Sedang untuk pakaian berbahan jins,
setrika dengan panas secukupnya. Oleh karenanya pengetahuan tentang
berbagai jenis pakaian atau kain mutlak untuk dimiliki.
D. Bagian setrika merangkap bagian pengemasan
1. Cucian yang sudah disetrika kemudian dikemas dengan menggunakan
plastic kemasan tersendiri. Tujuannya adalah agar cucian tetap rapid an
wangi sampai dengan diambil oleh konsumen.
2. Sebelum dikemas, bagian pengemasan harus memastikan bahwa pakaian
yang dikemas telah sesuai baik dari segi nomor urut maupun jumlah
pakaian, dicocokkan dengan nota rangkap ke-2.
3. Pengemasan tidak boleh dipaksakan, artinya pengemasan harus
memperhatikan kerapihan pakaian yang telah disetrika. Jika satu kemasan
tidak cukup, gunakan dua kemasan atau lebih. Misalnya : baju-baju kerja
dikemas tersendiri, celana jins juga dikemas tersendiri.
4. Kemasan tersebut diselotip supaya rapi.
5. Setelah dikemas tersebut, cucian bersih kemudian dimasukkan dalam tas
plastic berlogo khusus yang bagian luarnya telah ditempeli nota rangkap
ke-2.
6. Setelah selesai, cucian bersih yang telah selesai dikemas tersebut
kemudian ditempatkan pada ruang penyimpanan untuk memudahkan
pengambilan.

E. Serah Terima dan Pembayaran


Dilakukan oleh bagian administrasi / kasir
1. Konsumen yang akan mengambil cucian, diminta menunjukkan nota
rangkap ke-1
2. Setelah itu petugas mengambil cucian pada tempat penyimpanan sesuai
dengan nota yang ditunjukkan konsumen.
3. Jika konsumen belum membayar (nota belum di cao lunas), maka petugas
wajib mengingatkan konsumen untuk melakukan pembayaran.
4. Setelah pembayaran selesai, nota tersebut di cap “LUNAS”
5. Kemudian cucian yang sudah selesai diproses tersebut kemudian
diserahterimakan kepada konsumen.
6. Konsumen dipersilakan untuk mengecek pakaiannya, apakah telah sesuai.
7. Jika telah selesai, nota rangkap ke-1 (yang telah dicap “TELAH
DIAMBIL” diserahkan kepada konsumen, sedangkan nota rangkap ke-2
diarsipkan sebagai bukti transaksi.

4.2.3.3. Prosedur Komplain Pelanggan


Komplain diterima oleh administrasi / kasir / supervisor (jika ada)
Ditanggungjawabi oleh semua bagian yang terkait
1. Komplain kurang bersih langsung direspon dan dikerjakan pada bagian
yang dikomplain dengan sungguh-sungguh, tanpa alasan apapun dan
langsung dikerjakan.
2. Komplain pakaian yang dicuci rusak atau luntur, harus dipastikan hal
tersebut akibat proses pencucian atau akibat pengerjaan. Jika benar, harus
bertanggung jawab agar konsumen tidak kecewa.
3. Komplain pakaian hilang, harus dipastikan bahwa kehilangan tersebut
akibat proses pengerjaan yang tertukar dengan konsumen lain. Jika benar,
harus ditanggungjawabi supaya konsumen tidak kecewa disertai
permintaan maaf bahwa hal tersebut bukan disengaja, dan memungkinkan
untuk diberi voucer gratis untuk pencucian selanjutnya. Untuk
meminimalisir komplain pakaian hilang, pada waktu serah terima pakaian
yang telah bersih kepada konsumen, bagian kasir harus meminta
konsumen untuk memeriksa terlebih dahulu sebelum meninggalkan
tempat.
4.2.3.4. Analisa Kebutuhan
1. Peralatan yang digunakan
Tabel 4.5. Rincian Biaya Peralatan yang digunakan
Harga per Total
No. Nama Barang Jumlah
unit Harga
1 Mesin Cuci 3 2,500,000 7,500,000
2 Mesin Pengering 2 4,500,000 9,000,000
3 Setrika Uap 2 450,000 900,000
4 Mesin Steamer 1 3,500,000 3,500,000
5 Mesin Spoting 1 15,000,000 15,000,000
6 Komputer 1 2,500,000 2,500,000
7 Printer 1 800,000 800,000
8 Motor Supra x 125 cc 1 14,450,000 14,450,000
9 Camera Digital 1 1,200,000 1,200,000
10 Pesawat Telepon 1 100,000 100,000
11 Rak Baju (2x0.5m) 2 1,500,000 3,000,000
Total Biaya 57,950,000

1. Perlengkapan Usaha yang di gunakan


Tabel 4.6. Rincian Biaya Perlengkapan Usaha
No. Nama Barang Unit Harga Total Harga
1 Timbangan duduk 1 14,000 14,000
2 Hanger 10 15,000 150,000
3 Jepit pakaian 10 6,000 60,000
4 Botol Spray 2 8,000 16,000
5 Ember 5 15,000 75,000
6 Keranjang 5 30,000 150,000
7 Meja Setrika 2 90,000 180,000
8 Meja 2 100,000 200,000
9 Kursi 5 45,000 225,000
10 Seragam karyawan 4 80,000 320,000
11 Buku nota 50 5,000 250,000
12 Bulpoint 7 2,500 17,500
13 Tipe-x 2 10,000 20,000
14 Kertas hvs 1 25,000 25,000
15 Staples 3 6,000 18,000
16 Isi staples 2 2,500 5,000
17 Lem botol 2 3,000 6,000
18 Kalkulator 2 60,000 120,000
19 Lemari alat tulis 1 23,000 23,000
20 Klip 3 2,000 6,000
21 Plastik (40x60) 10 20,000 200,000
Total Biaya 2,080,500

2. Bahan Baku
Target cucian per hari adalah 216.46 Kg
 Pemakain detergen bubuk untuk 1 Kg cucian adalah 60 gr, sehingga :
60 gr x 312.25 Kg cucian = 18.735 gr detergen
 Pemakain Pelembut pakaian untuk 1 Kg cucian adalah 60 ml, sehingga :
60 ml x 312.25 = 18.735 ml
 Pemakain pewangi pakaian untuk 1 Kg cucian adalah 5 ml, sehingga :
20 ml x 312.49 = 6.425 ml

Tabel 4.7. Rincian bahan baku yang di gunakan


Nama barang Jumlah Harga per unit Harga total
Detergent Bubuk 19 20,500 307,500
Pelembut Pakaian 19 17,000 255,000
Pewangi 7 8,000 40,000
Total Biaya 768,500

3. Rincian Pemakaian Listrik dan Air selama sebulan


Asumsi: Waktu operasi 12 jam per hari
a. Pemakaian Listrik
 Pemakaian untuk mesin cuci, mesin spoting, mesin pengering, mesin
steamer:
Mesin cuci 3 buah @ 250 Watt : 750 Watt
Mesin Spoting 1 buah : 1.250 Watt
Mesin Pengering 2 buah @ 250 Watt : 1.250 Watt
Mesin Steamer sebanyak 1 buah : 1.250 Watt
Total pemakaian listrik untuk mesin : 4.500 Watt
Dalam sehari memakai listrik untuk mesin sebesar 12 jam x 4.500 = 54.000
Watt/hari.
 Pemakaian untuk lampu sebanyak 7 buah @ 40 watt :
7 buah x 12 jam x 40 Watt = 54.000 Watt / hari.
 Setrika listrik sebanyak 2 buah @ 400 Watt : 2 buah x 12 jam x 400 Watt =
9.600 Watt / hari.
 Pemakaian untuk komputer dan printer sebesar 150 Watt : 12 jam x 150
Watt =1.800 Watt/hari
Total keseluruhan pemakaian listrik sebesar:
54.000 Watt + 54.000 Watt + 9.600 Watt + 1.800 Watt = 68.760 Watt per hari
Pemakaian listrik selama sebulan:68.760 Watt x 26 hari = 1.787.760 Watt
Harga Listrik 1 Kwh = Rp. 260
Biaya pemakaian listrik = 1.788 kWh x Rp. 260 = Rp. 464.818,-
Biaya beban listrik / bulan = Rp. 776.020,-
Total biaya untuk pemakaian listrik / bulan = Rp. 1.240.838,-
Total biaya untuk pemakaian listrik / tahun = Rp.14.890.051,-
b. Pemakaian Air
Untuk pemakaian air Mesin cuci dan keperluan lain:
1. Untuk 1 buah mesin cuci dalam sekali mencuci menghabiskan air
sebanyak 0,4 m3. Dalam sehari 1 buah mesin cuci digunakan sebanyak 15
kali. Sehingga : 15 kali x 0,4 m3 = 6 m3 per hari, dalam sebulan untuk 3
buah mesin cuci = 6 m3 x 3 mesin cuci x 26 hari = 468 m3 per bulan
2. Untuk keperluan yang lain diperkirakan mencapai 4.16 m3 perbulan
Total pemakaian air perbulan = 468 m3 + 147 m3 = 614 m3 per bulan, dan 703.96
m3 per tahun.
Harga untuk 1 m3 air sebesar Rp. 1.400,-
Total biaya untuk pemakaian air per bulan : 614 m3 x 1000 =Rp. 614.000
Total biaya untuk pemakaian air per tahun : 614.000 x 12 =Rp. 7.379.600
4.2.3.5. Tata Letak (Layout)
Rencana bangunan untuk usaha Laundry and dry cleanini berupa 1 buah ruko
dengan ukuran 6 x 8 m yang terdiri dari 4 ruangan yang akan digunakan sebagai
transaksi konsumen dengan pihak Laundry and dry cleandan tempat produksi,
sedangkan yang bagian belakang akan digunakan sebagai tempat untuk menjemur.

6
0.70

b
1 2
b
3 A 3
a
4

7
5
3 B 8
6

3 C

2
D

5 2

Gambar4.11. Tata letak laundry and dry cleanclean and dry clean.
Keterangan Tata Letak:
A. Ruangan pelayanan konsumen dan tempat mesin-mesin
B. Tempat penyetrikaan dan pengemasan
C. Tenpat jemuran pakaian
D. Toilet
a. Tempat kasir
b. Rak pakaian
1 – 7. Mesin cuci, Mesin Pengering, Mesin Spoting, Mesin Steamer
4.2.4. Aspek Manajemen
Aspek manajemen dan organisasi merupakan aspek yang cukup penting dianalisis
untuk kelayakan suatu usaha. Karena walaupun suatu usaha dinyatakan layak
untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik,
bukan tidak mungkin mengalami kegagalan. Oleh karena itu usaha laundry and
dry clean menerapkan fungsi manajemen yaitu: perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan dalam usahanya.
1. Perencanaan (Planning)
Waktu yang digunakan untuk menjalankan studi sampai proyek berjalan
direncanakan memakan waktu 2 bulan, dengan pembagian tahap sebagai berikut :
Tahap Pertama (minggu pertama)
Melakukan persiapan awal yang meliputi survei lokasi dan konsumen.
Tahap Kedua (minggu kedua hingga minggu ketiga)
Pengurusan tempat usaha yang meliputi penandatangan kontrak sewa tempat
usaha dengan perjanjiannya serta pengurusan ijin usaha dengan tahap awal
pemberitahuan kepada ketua RT/RW setempat.
Tahap Ketiga (minggu keempat)
Melakukan pembelian peralatan yaitu berupa mesin cuci, mesin pengering,
setrika, timbangan baju, rak/lemari penyimpanan, kendaraan (motor) serta
peralatan listrik (untuk keperluan instalasi). Pembelian perlengkapan berupa
detergent, pengawi dan sebagainya juga dilaksanakan pada tahap ini.
Tahap Keempat (minggu kelima)
Melakukan pemasangan instalasi.
Tahap Kelima (minggu keenam hingga minggu ketujuh)
Mengadakan perekrutan dan pelatihan (training) karyawan agar karyawan
memiliki kemampuan yang lebih baik lagi dalam menjalankan tugasnya.
Tahap Keenam (minggu kedelapan)
Melakukan kegiatan promosi yang berupa penyebaran pamflet ke warnet,
rental komputer, warung makan, toko, counter pulsa dan tempat-tempat
strategis lain yang biasa dikunjungi mahasiswa serta melakukan pembagian
brosur ke kost-kost mahasiswa. Untuk kegiatan promosi yang berupa
pemasangan spanduk dan pengenalan usaha dalam situs jejaring sosial telah
dilakukan pada minggu-minggu sebelumnya.
Tabel 4. 9. Jadwal kegiatan dalam bentuk tabel tampak sebagai berikut :

Bulan I Bulan II
NO KEGIATAN
I II III IV I II III IV
Persiapan awal (survey lokasi
1.
dan pelanggan)

2. Pengurusan tempat usaha

Pembelian peralatan dan


3.
perlengkapan
Pemasangan alat-alat dan
4.
perapian tempat
Perekrutan dan pelatihan
5.
karyawan

6. Promosi

2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian pada usaha laundry and dry clean bermaksud untuk
mengelompokan kegitan-kegiatan dalam unit-unit. Tujuanya untuk menata dengan
jelas antara tugas, wewenang dan tanggung jawab.

Pemilik

Bagian Bagian Bagian


Administrasi Keuangan Operasional

Gambar 4.12. Struktur Organisasi


Job Description (Deskripsi Pekerjaaan)
a. Bagian administrasi (kasir) bertugas menerima pakaian yang ingin dicuci
dan disetrika, menimbang dan membuat nota pembayaran. Jika konsumen
membayar lunas di muka, maka nota tersebut dicap “Lunas”, tetapi jika
konsumen belum membayar, maka pembayaran dapat dilakukan pada saat
pengambilan cucian.
b. Bagian keuangan bertugas menentukan prosedur penetapan dan
perhitungan pembelian bahan baku serta membuat neraca dan laporan laba
rugi.
c. Bagian operasional bertugas mencuci dan menyetrika pakaian. Setelah
pakaian telah dicuci dan disetrika, kemudian bertugas mengemasi pakaian
tersebut sesuai nomor urut dan jumlah pakaian.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Setelah pengoraganisasian jelas baik itu tanggung jawab dan deskripsi jabatan
maka selanjutnya adalah pelaksanaan. Pelaksaan ini meruapakan salah satu fungsi
penting dalam manajemen. Pelaksanaan ini berdasarkan organisasi yang telah
ditentukan sebulumya hal ini bermaksud agar dalam pelaksannya dapat berjalan
dengan baik. Bagian operasional berperan penting dalam pelaksanaan kegitan
mencuci.
Kompetensi adalah ciri-ciri yang harus dimiliki oleh seseorang, sehingga dia
dapat mencapai performansi prima dalam suatu bidang pekerjaan, jadi anda dapat
menelusuri untuk bidang pekerjaan anda, karakteristik apakah yang diperlukan
agar dapat mencapai prestasi. Misalnya, untuk bidang marketing, kemampuan
untuk mempersuasi pelanggan. Untuk bidang keuangan, kemampuan membaca
dan menganalisis laporan keuangan, dsb.
Adapun perencanaan Sumber Daya Manusia Laundry and dry clean meliputi
aktivitas:
a) Job Analysis (analisis jabatan)
Analisis jabatan adalah proses untuk mempelajari dan mengumpulkan
berbagai informasi yang berhubungan dengan suatu jabatan. Dengan kata
lain, analisis jabatan dapat diartikan sebagai suatu proses yang sistematis
untuk mengumpulkan, menganalisis data dan informasi suatu jabatan.
b) Penarikan (recruitment)
Penarikan (recruitment) adalah upaya mencari calon karyawan yang
memenuhi syarat tertentu, sehingga perusahaan dapat memilih orang-
orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan yang ada.
c) Pelatihan dan Pengembangan
Bagi pelamar yang lulus seleksi, tetapi belum memiliki pengalaman kerja,
sebelum ditempatkan, terlebih dahulu perlu diberikan pelatihan. Untuk
meningkatkan produktivitas karyawan direncanakan program pelatihan
dan pengembangan secara berkala tiap tahun.
d) Kompensasi
Kompensasi merupakan imbalan yang diterima karyawan sebagai balas
jasa untuk kerja mereka. Kompensasi penting diperhatikan oleh organisasi
dalam rangka mempertahankan sumber daya yang professional dan
berkualitas. Dengan demikian, diperkirakan tidak ada karyawan yang
keluar dalam perencanaan lima tahun beroperasinya Laundry and dry
clean dan kualitas karyawan yang bekerja makin meningkat, sehingga
meningkatkan tingkat produktivitas.

4. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian sebagai salah satu fungsi manajemen yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam berjalanya kegiatan
usaha usaha laundry and dry clean. Dalam organisasi usaha laundry and dry clean
ini terdapat 3 staf yaitu staf Administrasi, Staf Keuangan, dan Staf Operasional.
4.2.5. Aspek Hukum
Pengurusan badan usaha ini bertujuan agar usaha laundry and dry clean ini sah
secara hukum dan tidak menyalahi aturan pemerintah mengenai pendirian usaha.
Selain itu ada beberapa izin usaha yang harus di lengkapi. Dokumen izin usaha
diperlukan untuk kepentingan perusahaan dan izin ini diperlukan bagi instansi
tertentu sebagai data untuk melakukan berbagai pengawasan terhadap jalannya
kegiatan usaha dari berbagai penyimpangan yang mungkin terjadi.
Adapun izin usaha yang di harus di lengkapi dalam pendirian usaha laundry and
dry clean yaitu:
1. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah bukti bahwa Perusahaan/Badan Usaha
telah melakukan Wajib Daftar Perusahaan berdasarkan Undang-undang Nomor 3
Tahun 1982 Tentang “WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN”.
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) wajib dimilki oleh perusahaan/badan usaha
Penanaman Modal Asing (PT-PMA), PT Non PMA, CV, Koperasi, Firma atau
perusahaan perorangan yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota/Kabupaten cq. Kantor Pendaftaran Perusahaan.
Prosedur Permohonan
1. Bagi permohonan TDP badan usaha/perusahaan PT-PMA, PT Non PMA,
dan Yayasan maka badan usaha/perusahaan harus terlebih dahulu
mendapatkan Pengesahan Akta Pendirian/Perubahan dari Menteri
Kehakiman & HAM RI, atau persetujuan dan atau setelah tanggal
penerimaan laporan.
2. Bagi permohonan TDP badan usaha KOPERASI maka badan
usaha/perusahaan harus terlebih dahulu mendapatkan Pengesahan Akta
Pendirian/Perubahan dari Instansi Terkait.
3. Bagi permohonan badan usaha/perusahaan CV atau perusahan perorangan
maka badan usaha/perusahaan harus terlebih dahulu didaftarkan
kepengadilan negeri setempat sesuai dengan Domisili Perusahaan.
4. Perusahaan mengambil formulir, mengisi, menandangani permohonan dan
mengajukan permohonan TDP pada Kantor Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota/Kabupaten cq. Kantor Pendaftaran Perusahaan, sesuai
domisili perusahaan.
5. Petugas dari Kantor Pendaftaran Perusahaan akan memeriksa dan meneliti,
jika memenuhi syarat WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN, maka sertifikat
TANDA DAFTAR PERUSAHAAN akan dikeluarkan.
Persyaratan
1. Copy Ijin Persetujuan Investasi dari BKPM untuk PMA/PMDN (asli
diperlihatkan)
2. Copy Akta Pendiran (asli diperlihatkan)
3. Copy Perubahan-perubahannya termasuk perubahan Modal, Kepemilikan
Saham dan Perubahan Pengurus (asli diperlihatkan)
4. ASLI SK. Menteri Hukum & HAM RI dan Laporan perubahan Akta
5. Copy Surat Keterangan Domisili Perusahaan (asli diperlihatkan)
6. Copy SIUP/SIUJPT/SIUPAL atau Izin Operasional Lainnya (asli
diperlihatkan)
7. Copy KTP Pengurus (Direksi & Komisaris) atau Pasport jika Pengurus
adalah WNA
8. Copy KTP Pemegang Saham atau Pasport jika WNA atau NPWP dan SK
Menteri Kehakiman apabila Pemegang Saham adalah PT, Koperasi atau
Yayasan
9. Copy Pasport jika pengurus dan pemegang saham Warga Negara Asing
10. Asli TDP untuk Perubahan atau Perpanjangan
Masa Berlaku
Tanda Daftar Perusahaan berlaku selaku 5 (lima) tahun sejak tanggal dikeluarkan.
Karena usaha ini merupakan usaha kecil dalam bentuk CV (Comanditaire
Vennootschap). Maka usaha ini perlu didaftarkan pada akta notaris dan TDP
(Tanda Daftar Perusahaan) pada Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kota Bandung
dengan menganggarkan biaya sebesar Rp 3.500.0000.
2. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat.
Persyaratan Umum Untuk Permohonan SITU Baru:
Permohonan bermaterai Rp. 6000 diketahui oleh Camat.
Fotocopy KTP pemohon yang masih berlaku.
Fotocopy tanda lunas PBB tahun terahir.
Berita Acara Pemeriksaan Tim Kerja Teknis Kabupaten (khusus bagi
usaha yang mempunyai dampak lingkungan yang besar).
Fotocopy akte pendirian perusahaan (Khusus bagi perusahaan Yang
berbadan hukum).
Fotocopy surat tanda pembayaran fiskal dari DP2KA.
Fotocopy Izin Mendirikan Bangunan (1MB).
Standar Waktu Penerbitan Izin:
Waktu penyelesaian pembuatan SITU selama 5 (lima) hari kerja. Masa
Berlaku: Masa berlaku izin adalah 5 (lima) tahun kecuali SITU untuk usaha
walet yang masa berlakunya selama 1 (satu) tahun.
3. Surat Rekomendasi dari Tetangga.
Surat ini berisi Surat Pernyataan tidak keberatan dari warga atas usaha tersebut.
Karena kebanyakan usaha laundry yang menjamur belakangan ini ternyata
menimbulkan keresahan warga akibat bau tidak sedap yang meruap di
sekitarnya.
4. Surat Rekomendasi RT/RW.
Surat ini berisi tentang izin pembuangan air buangan atau limbah hasil cucian
ke sumber air
4.2.6. Aspek finansial
4.2.6.1. Biaya bahan baku
Tabel 4.10. Biaya Bahan Baku

Nama barang Jumlah Harga per unit Harga total


Detergent Bubuk 19 20,500 307,500
Pelembut Pakaian 19 17,000 255,000
Pewangi 7 8,000 40,000
Total Biaya 768,500

4.2.6.2. Biaya investasi


Tabel 4.11. Biaya investasi
No. Nama Barang Jumlah Umur Harga per unit Total Harga
1 Mesin Cuci 3 5 2,500,000 7,500,000
2 Mesin Pengering 2 5 4,500,000 9,000,000
3 Setrika Uap 2 5 450,000 900,000
4 Mesin Steamer 1 5 3,500,000 3,500,000
5 Mesin Spoting 1 5 15,000,000 15,000,000
6 Komputer 1 5 2,500,000 2,500,000
7 Printer 1 2 800,000 800,000
8 Motor Supra x 125 cc 1 10 14,450,000 14,450,000
9 Camera Digital 1 2 1,200,000 1,200,000
10 Pesawat Telepon 1 5 400,000 400,000
11 Peralatan Kantor 11 2 1,390,000 1,390,000
12 Perlengkapan 11 2 690,500 690,500
13 Rak Baju (2x0.5m) 2 5 1,500,000 3,000,000
14 Instalasi Air 1 5 1,100,000 1,100,000
15 Instalasi Listrik 2200w 1 25 800,000 800,000
16 Instalasi Telepon 1 25 350,000 350,000
17 Sewa Gedung 5 5 10,000,000 50,000,000
18 Perizinan 3 5 4,700,000 4,700,000
Total Biaya 117,280,500

4.2.6.3.Biaya Tenaga Kerja


Tabel 4.12. Proyeksi Biaya Tenaga Kerja
Gaji / Total Gaji Gaji /
Tenaga Kerja Jumlah
Bulan (Rp) Tahun
Bagian Administrasi 1,500,000 1 1,500,000 18,000,000
Bagian Keuangan 1,500,000 1 1,500,000 18,000,000
Bagian Opersional 1,500,000 2 3,000,000 36,000,000
Total Biaya Tenaga Kerja 6,000,000 72,000,000
4.2.6.4.Penyusutan pertahun
Tabel 4.13. Biaya Penyusutan
Penystn /
No. Nama Barang Jumlah Umur Harga / unit Penystn Total
tahun
1 Mesin Cuci 3 5 2,500,000 10% 7,500,000 750,000
2 Mesin Pengering 2 5 4,500,000 10% 9,000,000 900,000
3 Setrika Uap 2 5 450,000 10% 900,000 90,000
4 Mesin Steamer 1 5 3,500,000 10% 3,500,000 350,000
5 Mesin Spoting 1 5 15,000,000 10% 15,000,000 1,500,000
6 Komputer 1 5 2,500,000 10% 2,500,000 250,000
7 Printer 1 2 800,000 10% 800,000 80,000
8 Motor Supra x 125 cc 1 10 14,450,000 20% 14,450,000 2,890,000
9 Camera Digital 1 2 1,200,000 10% 1,200,000 120,000
10 Pesawat Telepon 1 5 400,000 10% 400,000 40,000
11 Peralatan Kantor 11 2 1,390,000 20% 1,390,000 278,000
12 Perlengkapan 11 2 690,500 20% 690,500 138,100
13 Rak Baju (2x0.5m) 2 5 1,500,000 10% 3,000,000 300,000
14 Instalasi Air 1 5 1,100,000 10% 1,100,000 110,000
15 Instalasi Listrik 2200w 1 25 800,000 10% 800,000 80,000
16 Instalasi Telepon 1 25 350,000 10% 350,000 35,000
17 Sewa Gedung 5 5 10,000,000 10% 50,000,000 5,000,000
Total Biaya 112,580,500 12,911,100
4.2.5.1. Modal Pengembangan Usaha

Tabel 4.14. Proyeksi Modal Usaha

Biaya Tetap
Sewa Gedung 5 tahun 50,000,000
Mesin dan Peralatan 59,340,000
Pembuatan CV 3,500,000
Perizinan
Surat izin RT/RW 100,000
Perlengkapan Kantor 690,500
Total Biaya Tetap 113,630,500

Biaya Variabel
Biaya Tenaga Kerja 6,000,000
Biaya Listrik 1,240,838
Biaya Telepon 200,000
Biaya Air 614,000
Biaya Promosi 50,000
Transportasi 100,000
Iuran Wajib RT/RW 100,000
Biaya Bahan Baku 602,500
Biaya Penyusutan 1,075,925
Total Biaya Variabel 9,983,263
Total Biaya 123,613,763

Berdasarkan tabel di atas dijelaskan bahwa biaya untuk usaha laundry and dry
clean membutuhkan total biaya sebesar Rp. 123.613.763. Biaya tersebut berupa
biaya tetap sebesar Rp. 113.630.500 dan biaya variable sebesar Rp. 9.613.763.
Jika harga yang ditetapkan pihak laundry and dry clean untuk
4.2.5.2. Harga Pokok Produsi
Tabel 4.15. Harga pokok produksi
Biaya per Biaya
No Keterangan bulan pertahun
1 Biaya bahan baku 602,500 7,230,000
2 Biaya Over Head
Biaya Tenaga Kerja 6,000,000 72,000,000
Biaya Listrik 1,240,838 14,890,056
Biaya Telepon 200,000 2,400,000
Biaya Air 614,000 7,368,000
Transportasi 100,000 1,200,000
Biaya Lain-lain 100,000 1,200,000
Biaya Penyusutan 1,075,925 12,911,100
Total Biaya 9,933,263 119,199,156

Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa total biaya produksi per bulan untuk
target berat cucian 8.119 Kg per bulan adalah Rp. 9. 933.263. Sehingga dapat
diketahui harga produksi per Kg berat cucian adalah:
9.933 .263
=
8119
= Rp. 1.468 per Kg
Jika harga yang ditetapkan pihak laundry and dry clean untuk 1 Kg. cucian
adalah Rp. 4000 maka pendapatan per bulan:
Pendapatan per bulan = target berat (kg) per hari x 26 hari x harga jual
= 312.25 x 26 x 4000 per Kg
= 29.976.000
Tabel. 4.16. Proyeksi Laporan Laba Rugi

Uraian Tahun-1 Tahun-2


Penjualan 359,712,000 359,712,000
Ppn 10% 35,971,200 35,971,200
Laba Kotor 323,740,800 323,740,800
Biaya
Biaya Tenaga Kerja 72,000,000 72,000,000
Biaya Listrik 14,890,056 14,890,056
Biaya Telepon 2,400,000 2,400,000
Biaya Air 7,368,000 7,368,000
Biaya Promosi 600,000 0
Transportasi 1,200,000 1,200,000
Biaya Lain-lain 1,200,000 1,200,000
Biaya Bahan Baku 7,230,000 7,230,000
Total Biaya 106,888,056 106,288,056
Laba Bersih 216,852,744 217,452,744

Laba bersih tahun-1 dari hasil penjualan produk sebanyak 8119 kg adalah Rp.
216.852.744 dan laba bersih tahun-2 adalah Rp. 217.452.744

Tabel 4.17. Proyeksi Arus Kas

Uraian Tahun-0 Tahun-1 Tahun-2


Pemasukan
Modal Pemilik 150,000,000
Utang
Laba Kotor 323,740,800 323,740,800
Depresiasi 12,911,100 12,911,100
Total Pemasukan 150,000,000 336,651,900 336,651,900
Pengeluaran
Biaya Insvestasi 117,280,500
Biaya Variabel 119,799,156 119,799,156
Total Pengeluaran 117,280,500 119,799,156 119,799,156
Laba Bersih 32,719,500 216,852,744 216,852,744
Kas Awal Tahun 0 32,719,500 249,572,244
Kas AKhir Tahun 32,719,500 249,572,244 466,424,988
Aliran kas pada tabel 4.17. menunjukan proyeksi aliran kas 2 tahun mendatang.
Pemasukan pada tahun-0 berasal dari modal sendiri yaitu sebesar Rp.
150,000,000. 0. Untuk tahun-1 pemasukan didapat dari laba bersih sebesar Rp.
323.740.800. Setelah dikurangi dengan pengeluaran maka Arus kas bersih sebesar
Rp. 249.572.244. di akhir tahun-1

Tabel 4.18. Proyeksi Laporan Neraca


Aktiva Pasiva
Currents Asset Kewajiban
Kas 32,719,500 Pinjaman Bank 0
Sewa dibayar di muka 50,000,000 Modal Pribadi 150,000,000
Peralatan dan perlengkapan 67,280,500
Total Aktiva 150,000,000 Total Pasiva 150,000,000
Tahun-1

Aktiva Pasiva
Currents Asset Kewajiban
Kas 249,572,244 Pinjaman Bank 0
Sewa dibayar di muka 50,000,000 Modal Pribadi 150,000,000
Peralatan dan perlengkapan 67,280,500 Laba 216,852,744
Total Aktiva 366,852,744 Total Pasiva 366,852,744

4.2.5.3. Penilaian Investasi


Dalam penilaian investasi, untuk menilai layak atau tidak suatu investasi di
gunakan beberapa metode-metode penilaian keputusan investasi diantaranya NPV
(Net Present Value), dan Payback Periode. Namun sebelum menghitung
semuanya di perlukan nilai MARR (Minimum Attractive Rate of Return) atau
minimal tingkat pengembalian atau bunga yang bisa diterima perusahaan. MARR
dihitung dengan menggunakan perhitungan modal rata-rata tertimbang. Tingkat
pengembalian modal sendiri diambil dari besarnya tingkat suku bunga deposito
sebesar 18% per tahun.
A. Analisa Net Present Value (NPV)
Tabel 4.20. Perhitungan NPV dengan n=2 tahun.

N Insvestasi Cash Flow P/F,18%,2 NPV


0 150,000,000 -150,000,000
1 249,572,244 0.8475 211,512,477
2 466,424,988 0.7182 334,986,426
Total 546,498,903

Net cash flow didapat dari investasi awal sebesar Rp. 150.000.000 dan kas bersih
selama 2 tahun dengan besar masing-masing Rp. 211.512.477 dan Rp.
334.986.426.
NPV= Nilai sekarang aliran kas bersih – Insvestasi awal
= 546.498.903 – 150.000.000
= 396.498.903
Jadi nilai NPV adalah Rp. 396.498.903

B. Analisa Perhitungan IRR


Langkah selanjutnya setelah menghitung NPV yaitu menghitung IRR (Internal
Rate of Return) discount rate yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang
masuk dan nilai investasi suatu usaha.

Tabel 4.21. Perhitungan IRR

Periode Future Inflasi P/F,8% Present


0 150,000,000 8% -150,000,000
1 249,572,244 8% 0.9259 231,085,411
2 466,424,988 8% 0.8573 399,884,249

P2 P1
IRR= P1-C1x
NP2 NP1

8%
IRR= 8%-399.884.249 x
399 .884 .249 231 .085 .411

= 54.06%
C. Analisa Metode Profitability Index (PI)
Perhitungan untuk mencari profitability index usaha laundry and dry clean adalah
sebagai berikut:
Nilai Sekarang Aliran Kas
PI
Investasi Awal

546.498.90 3
150.000.00 0
4.42

D. Analisis Payback Period (PP)


Tabel 4.22. Payback Periode

N Investasi Cash Flow (P/F,18%,n) NPV


0 150,000,000 -150,000,000
1 249,572,244 0.8475 211,512,477
2 466,424,988 0.7182 334,986,426

Nilai Investasi
Payback Periode = x 1 tahun
Kas Masuk Bersih
150.000.00 0
= x 1 tahun
466 .424 .988
= 0.50 Tahun ≈ 6 Bulan.
E. Analisis Sensivitas
Tabel 4.23 Analisis Sensivitas

Penjualan Tahun -1 Pengeluaran


Penjualan 100% 249,572,244 123,613,763
Penjualan 90% 224,615,020 111,252,387
Penjualan 80% 199,657,795 98,891,010
Penjualan 70% 174,700,571 86,529,634
Penjualan 60% 149,743,346 74,168,258
Penjualan 50% 124,786,122 61,806,882
Penjualan 40% 99,828,898 49,445,505
Penjualan 30% 74,871,673 37,084,129
Penjualan 20% 49,914,449 24,722,753
Penjualan 10% 24,957,224 12,361,376

Dari Tabel di atas dapat di lihat bahwa pada tingkat penjualan 10% maka usaha
ini akan mengalami kerugian karena tingkat penjualan lebih kecil dari
pengeluaran. Dengan menggunakan metode interpolasi maka persentasi yang
menyebabkan angka penjualan menjadi nol adalah 49.53% penjualan. Sehingga
jika penjualan di bawah 49.53% maka perusahaan akan rugi.
4.2.6. Aspek lingkungan
Salah satu aspek yang sering terabaikan ketika sebuah usaha akan didirikan adalah
lingkungan. Dampak pendirian sebuah usaha laundry terhadap lingkungan
mempunyai pengaruh yang cukup besar, karena lazimnya sebuah usaha laundry
pasti sering menggunakan beberapa jenis sabun atau bahan kimia yang bisa
berpengaruh secara langsung terhadap lingkungan sekitar tempat usaha.
Lingkungan yang dimaksud adalah Komponen lingkungan yang terkena dampak
(fisik-kimia, biologi dan sosekbud). Lingkungan fisik-kimia misalnya adalah
kualitas air limbah bekas pencucian pakaian, dan kualitas tanah. Lingkungan
biologi misalnya adalah kualitas vegetasi dan biologi lainnya.

Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Budaya (Sosekbud) yang dimaksud adalah


dampak dari adanya usaha laundry ini terhadap lingkungan sosial, ekonomi dan
budaya dari masayarakat sekitar tempat usaha, yang berarti bahwa dengan adanya
usaha laundry ini, apakah bisa membantu menyerap tenaga kerja dari masyarakat
sekitar, memberikan kontribusi terhadap perkembangan ekonomi masyarakat di
lingkungan usaha, dan juga menciptakan suatu lingkungan kerja yang dapat
memberi perubahan terhadap pola pikir masyarakat.

Pada aspek amdal, laundry and dry clean telah menggunakan detergen yang ramah
lingkungan sehingga limbah cucian yang di buang dapat terurai, namun untuk
mengantisipasi adanya zat-zat kimia berbahaya lainnya maka perusahaan
membuat lubang penampungan limbah sementara agar material-material limbah
mengendap dan terurai oleh tanah sebelum di salurkan ke pembuangan.
Perusahaan juga telah meminta izin ke aparat pemerintah setempat yaitu RT/RW
agar ikut menggunakan saluran pembuangan limbah rumah tangga yang selama
ini mereka pakai dengan membayar iuran per bulan sebagai kontribusinya.
Bab 5
Analisis

5.1. Analisis Aspek Pasar


Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan:
Yang merasa tertarik untuk didirikannya usaha laundry and dry clean di daerah
sukasari terdapat 67.01% sangat tertarik dan 18.56% terarik. Untuk intensitas
responden dalam melakukan kunjungan ke tempat laundry ada 35.05% menjawab 8-
10 kali dan 29.90% menjawab 5-7 kali. Untuk banyaknya barang yang di laundry
dalam sekali kunjungan ada 39.18% menjawab 3-5 Kg dan menjawab 6-8 kg
menjawab 27.84%.Yang merasa tertarik untuk menggunakan jasa laundry ada
52.58% menjawab sangat tertarik dan 20.62% menjawab tertarik.

Dari hasil kuesioner di atas dapat di peroleh jumlah potensial pelanggan dari target
pasar mahasiswa dan karyawan sebanyak 1185 orang adalah 254 orang dengan target
penjualan per hari adalah 312.25 kg per hari.

Untuk tempat laundry yang sering dikunjungi oleh konsumen yaitu Sahe Laundry
30%, So So laundry 32% dan Halimah laundry 37% yang artinya konsumen lebih
memilih Halimah laundry karena harganya yang murah padahal kualitas pelayanan
buruk yaitu baju sering tertukar dengan pelanggan lain, perawatan baju berwarna
kurang baik.

5.2. Analisis Aspek Teknik


Dari hasil pengolahan data aspek teknis diperoleh lokasi pemilihan tempat usaha
berdasarkan potensial pelanggan yang ada di daerah sukasari dengan letak berjarak
100 m dari 3 buah laundry yang sudah ada dan berada di depan jalan sukasari dimana
masyarakat sering lewat. Hal ini berdasarkan beberapa pertimbangan diantaranya
letak konsumen, fasilitas transportasi yang memadai guna penyaluran bahan baku dan
mudah di jangkau oleh konsumen. Selain itu lingkungan masyarakat sekitar yang
mendukung, karena dengan adanya laundry ini dapat menghasilkan feedback bagi
masyrakat yaitu berupa lapangan kerja baru. Lokasi yang strategis untuk usaha
laundry harus didukung dengan layout yang baik, hal ini akan membantu
memperlancar kegiatan produksi dan pelayanan konsumen.

Untuk prosedur penanganan pelanggan di mulai dari penerimaan cucian kotor,


penyortiran jenis pakaian, pembersihan noda, pencucian, pelembutan, pengeringan,
setrika, sampai pengepakan.

Berdasarkan hasil kuesioner, target pasar yang harus di capai oleh laundry and dry
clean adalah 254 orang dengan target penjualan 312,25 Kg per hari dengan rata-rata
kunjungan 2032 kali kunjungan, sehingga didapat jumlah mesin cuci yang akan di
gunakan adalah 3 buah yang memiliki kapasitas 15 Kg dengan 13 kali operasi per
hari. Dari target penjualan 312.25 Kg per hari dibutuhkan bahan baku berupa
detergen 19 Kg, pelembut 19 liter dan pewangi sebanyak 7 liter per bulan.

5.3. Analisis Aspek Manajemen


Manajemen organisasi merupakan hal penting dalam mengatur suatu kegiatan usaha.
Karena walaupun suatu usaha dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung
dengan manajemen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin mengalami
kegagalan. Oleh karena itu usaha laundry and dry clean menerapkan fungsi
manajemen yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
dalam usaha. Dengan adanya perencanaan kita dapat menentukan arah yang akan di
tempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha yang
telah ditetapkan. Perencanaan dapat terlaksana dengan adanya pengorganisasian.
Untuk orgnisasi kaundry and dry clean terdapat 3 bagian yaitu, bagian Administrasi 1
orang, Bagian Operasioanal 2 orang dan bagian Keuangan 1 orang. Setelah adanya
organisasi yang baik, selanjutnya adalah pelaksanaan. Pelaksanaan ini berdasarkan
organisasi yang telah ditentukan sebelumya, hal ini bermaksud agar dalam
pelaksanannya dapat berjalan dengan baik. Yang terakhir dalam fungsi manajemen
adalah Pengendalian sebagai salah satu fungsi manajemen yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan. Dengan penerapan fungsi
Planning, Organizing, Actuating dan Controlling (POAC) maka, kegiatan manajemen
dapat berjalan dengan baik. Semua fungsi manajemen di atas diterapkan dalam
beroganisasi, yaitu dengan adanya job description. Dalam job description di jelaskan
bahwa masing-masing jabatan mempunyai uraian yang berbeda untuk tugas dan
tanggung jawab.

5.4. Analisis Aspek Hukum


Izin usaha merupakan salah satu faktor penting dalam pendirian usaha, hal ini sangat
berpengaruh terhadap lancarnya suatu kegiatan usaha. Usaha laundry and dry clean
ini berencana membuat sebuah CV. dengan mendaftar di notaries agar usaha ini
memiliki badan hukum yang kuat. Pengurusan badan usaha ini juga bertujuan agar
usaha laundry and dry clean ini tidak menyalahi aturan pemerintah mengenai
pendirian usaha. Selain itu ada beberapa izin usaha yang harus di lengkapi. Dokumen
izin usaha diperlukan untuk kepentingan perusahaan dan izin ini diperlukan bagi
instansi tertentu sebagai data untuk melakukan berbagai pengawasan terhadap
jalannya kegiatan usaha dari berbagai penyimpangan yang mungkin terjadi. Beberapa
izin yang harus dilengkapi dalam pendirian laundry and dry clean yaitu yaitu: Surat
Izin Tempat Usaha (CV), NPWP, Surat Rekomendasi dari Tetangga dan Surat
Rekomendasi RT/RW. Berdasarkan perizinan yang akan dilengkapi, maka pendirian
usaha laundry and dry clean dinyatakan layak berdasarkan aspek hukum.

5.5. Aspek Finansial


Dalam analisis aspek finansial dilakukan evaluasi tehadap rencana pendirian usaha
dengan metode-metode NPV, IRR dan PP. dari evaluasi tersebut diperoleh hasil:
Dengan menggunakan MARR sebesar 18% di dapat nilai NPV positif sebesar Rp.
334,986,426. Karena NPV>0 maka usaha ini dinyatakan layak. Selama NPV
memberikan nilai positif, IRR akan selalu bernilai baik yaitu sebesar 54% sehingga
layak, hal ini menunjukan rencana usaha laundry and dry clean layak. Selain itu
berdasarkan perhitungan cumulative net cash flow, dihasilkan nilai positif pada tahun
pertama sehingga dapat diketahui payback periode selama 6 bulan. Berdasarkan nilai
payback periode yang lebih kecil dari umur maka pengembalian modal lebih cepat
dan usaha laundry ini dinilai layak.

5.6. Analisis Aspek Lingkungan


Dampak pendirian sebuah usaha laundry terhadap lingkungan mempunyai pengaruh
yang cukup besar, karena lazimnya sebuah usaha laundry pasti sering menggunakan
beberapa jenis sabun atau bahan kimia yang bisa berpengaruh secara langsung
terhadap lingkungan sekitar tempat usaha
Pada aspek amdal, laundry and dry clean telah menggunakan detergen yang ramah
lingkungan sehingga limbah cucian yang di buang dapat terurai, namun untuk
mengantisipasi adanya zat-zat kimia berbahaya lainnya maka perusahaan membuat
lubang penampungan limbah sementara agar material-material limbah mengendap
dan terurai oleh tanah sebelum di salurkan ke pembuangan. Perusahaan juga telah
meminta izin ke aparat pemerintah setempat yaitu RT/RW agar ikut menggunakan
saluran pembuangan limbah rumah tangga yang selama ini mereka pakai dengan
membayar iuran per bulan sebagai kontribusinya.
84

Bab 6
Kesimpulan dan Saran

6.1. Kesimpulan Aspek


Dalam analisis kelayakan dilakukan analisis terhadap aspek-aspek yang
mendukung terlaksananya usaha laundry and dry clean. Aspek-aspek yang di uji
adalah:
- Aspek Pasar
- Aspek Teknik
- Aspek Hukum
- Aspek Manajemen
- Aspek Finansial
- Aspek Lingkungan

6.1.2. Penilaian Tiap Aspek


Dari analisis kelayakan masing-masing aspek, dapat disimpulkan:
- Analisis dari aspek pasar, berdasarkan potensial pasar laundry and dry
clean sebanyak 8119 Kg cucian dari target pasar 1185 orang maka usaha
ini layak berdasarkan aspek pasar.
- Analisis dari aspek teknik, Dengan dilakukan perencanaan yang matang
yaitu dengan pemilihan lokasi, menganalisa kebutuhan peralatan dan
perlengkapan usahan, kebutuhan bahan baku yang digunakan, maka usaha
laundry and dry clean ini akan memperokeh hasil yang maksimal.
- Analisis dari aspek hukum, dengan dilengkapinya perzinan usaha berupa
TDP, SIUP, surat rekomendasi tetangga dan surat rekomendasi Rt/Rw
maka usaha laundry and dry clean layak secara hukum.
- Analisis dari aspek manajemen, mengatur manajemen dengan penentuan
job description dan job specification berdasarakan POAC.
- Analisis aspek lingkungan, dengan menggunakan detergen yang ramah
lingkungan dan dapat terurai serta mengatur saluran pembuangan limbah
hasil cucian dengan baik maka usaha ini layak untuk dilaksanakan.
85

- Analisis dari aspek finansial, berdasarkan hasil perhitungan yang


dilakukan pada usaha ini dengan biaya investasi Rp, 150.000.000.
diperoleh IRR 54%, NPV Rp. 334,986,426. dan Payback Period 0.5 tahun
atau 6 bulan, nilai investasi dapat diterima dan direkomendasikan layak
untuk dilaksanakan.

6.1.3. Kesimpulan Keseluruhan


Berdasarkan hasil analisis dari tiap-tiap aspek yaitu: Aspek Pasar, Aspek Teknik,
Aspek Hukum, Aspek Manajemen dan Aspek Finansial, dapat disimpulkan bahwa
rencana usaha laundry and dry clean layak sehingga direkomendasikan untuk
dilaksanakan.

6.2. Saran
Setelah melakukan pengolahan data dengan melakukan analisis terhadap beberapa
aspek kelayakan yaitu: aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek manajemen
dan aspek finansial. Dari semua aspek yang di analisis menyatakan hasil layak,
maka penulis menyarankan agar usaha laundry and dry clean untuk dijalankan.
FEASIBILITY ANALYSIS
OF LAUNDRY AND DRY CLEANING

Karya Tulis Yang Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Program Studi Teknik Industri

Disusun Oleh :

NAMA : YANCE A. SUNBANU


NIM : 1.03.06.023

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2011
ANALISIS KELAYAKAN USAHA
LAUNDRY AND DRY CLEAN

Karya Tulis Yang Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Program Studi Teknik Industri

Disusun Oleh :

YANCE A. SUNBANU
1.03.06.023

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2011
KATA PENGANTAR

Puji serta rasa syukur yang mendalam kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas segala berkat dan anugerah-Nya, serta teriring doa ungkapan syukur yang
tulus dan tak terhingga, atas selesainya penelitian, penulisan, dan penyusunan
skripsi dengan judul “ANALISIS KELAYAKAN USAHA LAUNDRY AND
DRY CLEAN”.
Tentunya dalam proses penelitian, penulisan serta penyusunan skripsi ini
banyak kendala yang dihadapi penulis, namun berkat bantuan yang diberikan oleh
berbagai pihak terutama Orang Tua, dosen pembimbing & penguji, maupun
teman-teman, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Berkaitan dengan hal di atas maka tidaklah berlebihan bila penulis dalam
kesempatan ini mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya atas bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Dengan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan dari dasar hati yang paling
dalam kepada:
1. Yang terhormat I Made Aryantha MT, selaku Ketua Program Studi Teknik
Industri, Unikom yang telah memberikan dukungan, motivasi, serta
pengajaran yang baik selama penulis melaksanakan perkuliahan.
2. Yang terhormat Gabriel Sianturi MT, sebagai dosen wali, yang telah
memberikan bantuan, motivasi, serta pengajaran yang baik selama penulis
melaksanakan perkuliahan.
3. Yang terhormat Alam Santosa MT, selaku dosen pembimbing penulisan
skripsi, yang telah memberikan bantuan, pikiran, waktu, dan tenaganya, serta
selalu tersenyum dalam proses bimbingan yang menambah motivasi peneliti.
4. Yang terhormat seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknik Industri,
Unikom, yang telah memberikan dukungan, tenaga, waktu, pikiran, serta
pengajaran yang baik selama penulis melaksanakan perkuliahan.
5. Yang terhormat kepada responden penelitian yang telah bersedia memberikan
pikiranya, pengalamanya dan membantu peneliti dalam mengumpulkan data-
data penelitian.
6. Yang penulis banggakan teman-teman Teknik Industri angkatan 2006, yang
telah memberikan motivasi, dukungan, dan kegembiraannya dalam setiap
kesempatan.
7. Yang amat sangat peneliti sayangi dan cintai seluruh anggota keluarga,
terutama Papa & Mama, serta adik-adik untuk semua dukungan dan do’a
selama penulis berkuliah serta menyelesaikan tugas akhir. Serta dukungan
moril dan materil dari semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu demi
satu, semoga segala bantuan selalu diberkati Tuhan Yang Maha Kuasa.
8. Yang tersayang my Hunny Bunny… yang selalu setia menemani penulis baik
suka maupun duka dalam pengerjaan karya tulis ini.
Tiada manusia yang sempurna. Untuk itu, kritik serta saran yang sifatnya
membangun, dan mendorong penulis untuk lebih baik, sangat penulis harapkan
sebagai acuan dalam pembuatan laporan ini dan laporan-laporan lainnya. Teriring
salam dan do’a.

Akhirnya, harapan besar peneliti, laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, Agustus 2011

Penulis
RIWAYAT HIDUP

NAMA : YANCE ANDERIAS SUNBANU


TGL LAHIR : 21 JULI 1982
TEMPAT LAHIR : KUPANG
TELEPON : 085222187082
MAIL : yance_andreas@ymail.com

PENDIDIKAN
SD GMIT SOE 1
SMP NEGRI 1 NIKI-NIKI
SMU NEGERI 1 ABAN TENGAH
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai