Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 5 BIOTEKNOLOGI

NAMA : MILWAN NURALAMSYAH RAHIM DJAMIR


NIM :A1J120055
KELAS :B

1. Bandingkan manfaat bioteknologi bidang tumbuhan yang dilakukan secara tradisional dengan
secara modern! Teknik-teknik apa saja yang dilakukan cara modern yang membuatnya lebih baik
dari cara tradisional?
Keuntungan apa yang diperoleh bila kita gunakan bibit dengan bioteknologi modern?
JAWABAN :
• Manfaat bioteknologi bidang tumbuhan yang dilakukan secara tradisional dengan secara
modern, yaitu :
a. Manfaat bioteknologi tumbuhan yang dilakukan secara tradisional :
1) Dapat digunakan untuk membuat pupuk kompos, pupuk kandang dan biogas melalui
proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme
2) Dapat digunakan untuk membuat suatu produk hasil pertanian sebagai pengolahan
keju, kimchi, tape, minuman beralkohol dan masih banyak lagi produk-produk yang
memanfaatkan mikroorganisme dalam proses fermentasi.
b. Manfaat bioteknologi tumbuhan yang dilakukan secara modern :
1) Pembuatan tumbuhan yang mampu mengikat nitrogen dimana Nitrogen (N2)
merupakan unsur esensial dari protein DNA dan RNA. Pada tumbuhan polong-
polongan sering ditemukan nodul pada akarnya. Dengan bioteknologi, para peneliti
mencoba mengembangkan agar bakteri Rhizobium dapat hidup di dalam akar selain
tumbuhan polong-polongan. Di samping, itu juga berupaya meningkatkan kemampuan
bakteri dalam mengikat nitrogen dengan teknik rekombinasi gen. Kedua upaya di atas
dilakukan untuk mengurangi atau meniadakan penggunaan pupuk nitrogen yang
dewasa ini banyak digunakan di lahan pertanian dan menimbulkan efek samping yang
merugikan.
2) Pembuatan tumbuhan tahan hama, dibuat melalui rekayasa genetika dengan
rekombinasi gen dan kultur sel. Contohnya, untuk mendapatkan tanaman kentang yang
kebal penyakit maka diperlukan gen yang menentukan sifat kebal penyakit. Gen
tersebut, kemudian disisipkan pada sel tanaman kentang. Sel tanaman kentang tersebut,
kemudian ditumbuhkan menjadi tanaman kentang yang tahan penyakit. Selanjutnya
tanaman kentang tersebut dapat diperbanyak dan disebarluaskan.
3) Teknologi Tanaman Transgenik merupakan tanaman yang telah disusupi DNA asing
sebagai pembawa sifat yang diinginkan. DNA tersebut dapat berasal dari tumbuhan
yang beda jenis. Untuk menghasilkan tanaman transgenik dibutuhkan teknik rekayasa
genetika dan vector sebagai pembawa gen sifat yang diinginkan. Sebagai vector
digunakanlah DNA yang berasal dari bakteri Agrobacterium tumefaciens yang lebih
dikenal dengan nama Ti plasmid (tumor-inducing plasmid).
4) Bioteknologi dalam Pembentukan Varietas Tanaman Unggul Baru. Hal ini diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan pangan yang terus meningkat, sedangkan luas lahan
pertanian cenderung menurun.
5) Penerapan bioteknologi pertanian pada tanaman juga dapat memudahkan petani dalam
proses budidaya tanaman. Misalkan dalam pengendalian gulma yaitu dengan
menghasilkan tanaman yang memiliki ketahanan terhadap jenis herbisida tertentu.

• Teknik-teknik yang dilakukan cara modern yang membuatnya lebih baik dari cara tradisional,
yaitu :
1) Teknik rekayasa genetika
2) Teknik kultur jaringan

• Keuntungan yang diperoleh bila kita gunakan bibit dengan bioteknologi modern, yaitu:
1) Bibit yang dihasilkan bebas dari penyakit
2) Bibit yang dihasilkan mempunyai sifat yang sama persis dengan induknya yaitu meliputi
sifat fisiologi dan morfologi, dan proses produksinya memiliki waktu yang relative lebih
cepat daripada menggunakan cara selain kultur jaringan
3) Bibit yang dihasilkan dengan kultur jaringan sama atau seragam antara satu tumbuhan
dengan tumbuhan lainnya
4) Biaya untuk melakukan pengangkutan bibit juga lebih murah dibandingkan teknik lainnya
5) Jumlah yang dihasilkan dengan kultur jaringan lebih banyak karena dalam satu tahun satu
tunas tumbuhan dapat menghasilkan sepuluh ribu bibit.

2. Apa yang bisa dilakukan bila kita melakukan rekayasa dibidang hutan tanaman industry (a) untuk
produksi kertas? (b) untuk produksi kayu mebel, dan bahan bangunan? (c) untuk produksi obat-
obatan modern?
JAWABAN:
Yang bisa dilakukan bila kita melakukan rekayasa di bidang hutan tanaman industry,
yaitu :
a. Untuk produksi kertas :
1) Merekayasa pohon secara genetis agar mudah untuk didegradasi
2) Menghilangkan lignin melalui proses yang membutuhkan banyak bahan kimia dan energi,
sehingga menghasilkan limbah yang tidak diinginkan.
3) Setelah serat selulosa dipisahkan dari lignin, bubur dibuat yang kemudian dapat diolah
untuk membuat kertas. Menggunakan dua metode utama, yaitu sulfat pulping dan sulfit
pulping.
4) Pulp kemudian diproses melalui alat yang menjadikan pulp sebagai jalinan serat. Jaringan
serat ini kemudian ditekan untuk menghilangkan semua kandungan air, dan kertas
kemudian dikeringkan untuk menghilangkan semua jejak uap air.
5) Setelah proses di atas selesai, kertas yang dihasilkan dilapisi dengan sejumlah kecil tanah
liat cina atau kalsium karbonat untuk memodifikasi permukaan, dan kertas kemudian
diubah ukurannya tergantung pada tujuan yang dimaksudkan.
b. Untuk produksi kayu mebel, dan bahan bangunan, yaitu :
1) Kayu lapis merupakan material utama di Indonesia yang digunakan untuk membuat
berbagai produk interior seperti furnitur, panel, dan dinding. Produksi yang besar didukung
oleh industri kayu lapis yang menyediakan material mentah bagi pekerjaan produk interior.
Maka itu rekayasa material, daur ulang perlu dilakukan dengan cara mengolah kembali
limbah kayu produksi furnitur dari kayu lapis.
2) Pengolahan limbah dilakukan secara kreatif melalui rekayasa olah bentuk menjadi produk
lampu tidur dengan mempertimbangkan nilai guna dan estetika, serta kebutuhan
masyarakat.
3) Proses perancangan produk kreatif dilakukan melalui metode desain yaitu cara berpikir
desain yang dilakukan melalui beberapa tahap.
4) Metode perancangan yang digunakan bermula dari tahap emphatize, define, ideate,
prototype, dan test.
5) Teknik rekayasa yang digunakan untuk membuat produk ini menyesuaikan bentuk limbah
kayu produksi yang tersedia. Kreativitas bentuk yang dipilih merupakan bentuk yang
menampilkan kesan elegan. Bentuk serta bahan yang digunakan juga mudah ditemukan
untuk memudahkan pekerja kayu yang diberdayakan.
6) Hasil produk akhir tersebut sudah melalui tahap evaluasi dengan diuji fungsi serta nilai
jualnya pada bazar creative preneurship di Universitas Kristen Petra.
7) Dengan rekayasa material limbah kayu produksi furnitur menjadi lampu tidur yang diolah
secara kreatif dengan memasukkan nilai fungsi dan estetika, serta sesuai dengan kebutuhan
masyarakat mampu menjawab masalah penumpukan limbah yang dapat menganggu
keseimbangan ekologi. Melalui proses rekayasa, produk ini merupakan produk berkualitas
dan memiliki nilai jual yang tinggi.
c. Untuk produksi obat-obatan modern, yaitu :
1) Ekstraksi bahan tanaman obat dengan berbagai pelarut
2) Uji farmakologi
3) Skrining fitokimia (Uji Kandungan Metabolit Sekunder : Terpen, Steroid, Flavanoid,
Senyawa Fenol, dan Alkaloid)
4) Isolasi bahan aktif dan penetapan struktur
5) Standarisasi sediaan fitofarmaka
6) Uji farmakologi lanjut isolate
7) Modifikasi struktur (QSAR)
8) Teknologi perfomulasi untuk uji klinik selanjutnya

3. Rekayasa apa yang telah dilakukan untuk memperbaiki produktivitas, dan kualitas bahan pangan?
Apa yang dirubah pada masing-masing jenis tersebut? Apa hubungannya dengan rekayasa
genetika?
JAWABAN:
• Rekayasa yang telah dilakukan untuk memperbaiki produktivitas, dan kualitas bahan pangan,
yaitu Rekayasa Genetika (Pangan Rekayasa Genetika)
• Yang dirubah pada masing-masing jenis tersebut, yaitu susunan genetik dari suatu organisme
dengan menghapus atau memasukan DNA
• Hubungannya dengan rekayasa genetika, yaitu pangan yang diproduksi atau menggunakan
bahan baku, bahan tambahan pangan, dan/atau bahan lain yang dimana makanan yang
diproduksi dari organisme yang telah mengalami perubahan yang dimasukkan kedalam DNA
mereka menggunakan metode rekayasa genetika.

4. Jelaskan tentang konsep bioteknologi pharming ! apa saja tahap yang harus dilakukan dalam
pharming? Apa contoh produk hasil pharming?
JAWABAN:
• Konsep bioteknologi pharming, yaitu : pharming dalam bioteknologi mengacu pada
penggunaan rekayasa genetika untuk merakit hewan atau tumbuhan yang dapat menghasilkan
bahan dasar pengobatan (farmasetika) tertentu dalam produk yang dihasilkannya, yang dalam
kondisi biasa tidak memungkinkan.
• Tahap yang harus dilakukan dalam pharming, yaitu :
1) Tranformasi
2) Tanaman sebagai bioreactor
3) Ekstraksi
4) Formulated product
• Produk hasil pharming, yaitu : protein rekombinan atau produk metabolismennya. Obat yang
dibuat dari protein rekombinan dapat memiliki efisiensi lebih tinggi dan memiliki dampak
sampingan yang lebih sedikit daripada molekul organik kecil karena tindaknya akan lebih
spesifik ke sasaran penyebab penyakit dan tidak hanya menghilangkan gejalannya.

5. Bagaimana konsep idenya sehingga dikatakan bahwa bahan dari tumbuhan bisa dijadikan
sumber energi untuk bahan bakar di rumah tangga, maupun bahan bakar kendaraan
bermotor? Apa keuntungan menggunakan bahan bakar yang dihasilkan dari tumbuhan?
Apa saja bahan bakar tersebut, dan dihasilkan dari bahan baku apa? Apa hubungannya
dengan pemanasan global ?
Jawaban :
• Konsep idenya sehingga dikatakan bahwa bahan dari tumbuhan bisa dijadikan sumber energi
untuk bahan bakar di rumah tangga, maupun bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu Biomassa,
dimana biomassa ini adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut semua senyawa
organik yang berasal dari tanaman pertanian, alga, dan sampah organik sehingga bisa dikelola
menjadi bahan bakar.
• Keuntungan menggunakan bahan bakar yang dihasilkan dari tumbuhan, yaitu ramah
lingkungan, bisa mengurangi polusi udara, proses budidaya dan pengolahan yang mudah,
hemat biaya, dll.
• Bahan bakar tersebut, dan dihasilkan dari bahan baku, yaitu :
1) Bioetanol, dihasilkan dari fermentasi biomassa seperti umbi-umbian, jagung atau tebu.
2) Biodiesel, dihasilkan dari bahan baku minyak sawit mentah, minyak nyamplung, minyak
jarak, minyak kelapa, dan minyak ikan.
3) Biogas, dihasilkan dari hasil fermentasi sampah tumbuhan atau kotoran (manusia atau
hewan)
• Hubungannya dengan pemanasan global, yaitu : pesatnya kemajuan dan teknologi mendorong
meningkatnya pertumbuhan industri dan sarana transportasi. Peningkatan jumlah industri dan
sarana transportasi di dunia sudah barang tentu juga diikuti oleh peningkatan penggunaan
bahan bakar terutama bahan bakar minyak (BBM). Peningkatan penggunaan BBM terutama
BBM dari fosil sudah barang tentu juga akan meningkatkan gas karbon dioksida (CO2) sebagai
gas hasil pembakaran dari BBM fosil. Seperti diketahui gas CO2 adalah salah satu komponen
gas rumah kaca, diperkirakan setiap tahun dilepaskan sekitar 18,35 miliar ton CO2. Ketika
atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, maka semakin menjadi insulator yang
menahan lebih banyak panas dari matahari yangdipancarkan ke bumi, sehingga menyebabkan
pemanasan global (Global Warming). Penyebab utama pemanasan global ini adalah
pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam dan batubara yang melepaskan
gas CO2 dan gasgas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Pemanasan
global sudah menjadi isu internasional dan menjadi permasalahan dunia karena dampaknya
dapat membahayakan makhuk hidup di dunia diantaranya adalah suhu bumi meningkat, terjadi
perubahan iklim, peningkatan permukaan laut, gangguan ekologis dan dampak sosial politik.
Protokol Kyoto adalah konvensi yang dilakukan oleh negara-negara di dunia yang peduli
lingkungan, berkomitmen untuk mengurangi emisi gas CO2 dan lima gas rumah kaca lainnya.
Jika Protokol Kyoto sukses diberlakukan, diprediksi akan mengurangi rata-rata pemanasan
global antara 0,02°C -0,28°C pada tahun 2050. Indonesia sebagai negara yang masih
mempunyai hutan yang cukup luas punya peluang untuk mensukseskan Protokol Kyoto
tersebut. Beberapa hal yang mungkin bisa dilakukan di Indonesia adalah membatasi emisi
karbon dengan mengganti dari energi fosil dengan sumber energi lainnya seperti biofuel yang
lebih ramah lingkungan, memperbanyak tanaman untuk menyerap gas rumah kaca yang
berlebih, menjaga, mengelola dan melestarikan hutan, karena hutan sangat potensial menyerap
gas rumah kaca, menjaga keseimbangan antara tingkat polusi dan RTH (Ruang Terbuka Hijau)
di setiap wilayah, mendorong penelitian dan pengembangan bahan bakar alternatif yang ramah
lingkungan

Anda mungkin juga menyukai