Anda di halaman 1dari 26

I.

PENDAHULUAN

Bagian ini akan membahas kelayakan wirausaha ditinjau dari aliran kas.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran untuk sesi ii ini bertujuan agar peserta pembelajaran dapat:
1. Memahami perubahan nilai uang sebanding dengan berjalannya waktu.
2. Memahami jenis bunga pinjaman.
3. Membaca tabel bunga.
4. Membuat diagram aliran kas.
5. Menghitung aliran kas rencana investasi untuk wirausaha.
6. Memilih kelayakan investasi berdasarkan minimum attractive rate of return
(MARR) untuk wirausaha.

7. Membandingkan alternative investasi untuk wirausaha.


8. Membuat rencana projek investasi wira usaha bidang manufaktur

1
II. IKHTISAR MATERI

A. DEFINISI EKONOMI TEKNIK


Praktik di bidang teknik melibatkan banyak pilihan, di antaranya desain,
alternatif prosedur, rencana dan metode. Cara berindak terhadap alternative-
alternatif yang dipilih melibatkan jumlah investasi, biaya operasi, dan pendapatan
yang berbeda. Pertanyaan berikutnya yang harus muncul adalah “akan
menguntungkankah?”
Ekonomi teknik, seperti ekonomi pada umumnya, adalah disiplin ilmu
yang digunakan unuk menganalisis aspek-aspek ekonomi dari usulan investasi
bersifat teknis di bidang teknik. Pada kenyataannya, permasalahan-permasalahan
teknik bias diselesaikan tidak hanya dengan satu cara. Keputusan bisnis lazimnya
dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu alternative, meskipun alternative itu
mugkin hanya memutuskan pilihan untuk melakuan perubahan atau tidak
melakukan perubahan (do/do nothing).

B. INVESTASI

Investasi adalah pengorbanan atau pengeluaran untuk suatu harapan di


masa mendatang. Investasi dibedakan menjadi dua macam, yakni investasi
finansial dan investasi nyata.

Investasi finansial adalah investasi dalam bentuk uang atau instrument


keuangan (saham, obligasi, dan sejenisnya. Investasi nyata adalah investasi dalam
betuk benda (asset),misalnya pabrik, peralatan produksi, tanah, dan sejenisnya.

C. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA EKONOMI TEKNIK

Dalam bisnis selalu ada alternative-alternatif yang tersedia. Seorang


pebisnis perlu melakukan proses pengambilan keputusan tentang layak-tidaknya
suatu alternative investasi dilakukan dan menentukan alternative terbaik dari

2
alternative-alternatif yang tersedia. Proses pengambilan keputusan dalam
memilih alternative Investasi adalah sebabgi berikut:

Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan


pada masalah umum pada masalah khusus

Memformulasikan permasalahan (menentukan ruang lingkup dan kondisi


Penentuan alternative-alternatif yang layak

Penentuan horizon perencanaan


nganalisis permasalahan (menentukan tujuan, sasaran, kendala, proses pengambilan keputusan, dan criteria)

Mengestimasi aliran kas

Mencari alternative solusi untuk mengatasi permasalahan

Menentukan MARR

Memilih alternative terbaik

Membandingkan alternative-alternatif cash flow

Melakukan analisis suplemen yang dipandang perlu

Memilih alternative terbaik

3
D. BUNGA DAN PERHITUNGAN BUNGA

Dalam pandangan ekonomi, nilai uang merupakan fungsi dari waktu. Artinya nilai uang
akan berubah dengan berjalannya waktu. Nilai uang akan turun, namun nominalnya
bertambah dengan berjalannya waktu.

Sebagai contoh, jika seorang meminjam uang Rp. 1000.000,-, maka satu bulan
berikutnya hutang orang tersebut menjadi Rp. 1.100.000,- atau naik Rp. 100.000,-. Dengan
kata lain, uang Rp. 1000.000,- tersebut memiiki tingkat bunga (rate of interest) 1% perbulan.
Dalam kasus ini dikatakan, bahwa nilai Rp. 1000.000,- sama dengan Rp. 1.100.000,- pada
bulan berikutnya. Dalam ekonomi, kasus ini disebut penurunan nilai uang. Kesamaan nilai ini
disebut dengan istilah ekivalensi. Nilai Rp. 1000.000,- yang dipinjamkan sebulan yang lalu
disebut induk atau principal.

`Berdasarkan uraian ini, maka untuk melakukan ekivalensi nilai uang diperlukan tiga
hal, yakni:

1. Jumlah uang yang dipinjamkan atau diinvestasikan


2. Periode/waktu peminjaman atau investasi
3. Tingkat bunga yang dikeluarkan (rate of interest)

Tingkat bunga, menurut American Standard for Industrial Engineering Terminology for
Engineering Economy (ANZI Z194.5) adalah rasio dari bunga yang dibayarkan terhadap induk
dan dinyatakan dalam persentase, atau

Bunga yang dinyatakan per unit waktu


Tingkat bunga = x 100%
Induk atau principal

Unit waktu yang dimaksud dalam standard ANZI adalah pertahun.

E. JENIS BUNGA

Ada dua jenis bunga yang lazim digunakan dalam menghitung ekivalensi, yakni bunga
sederhana dan majemuk.

4
1. Bunga Sederhana

Bunga sederhana dihitung berdasarkan nominal induk (principle) tanpa


memperhitungkan akumulasi bunga pada periode sebelumnya. Rumus untuk menghitung
bunga sederhana adalah sebagai berikut:

I=PxixN

Dimana: I = Bunga

P = Induk atau yang diinvestasikan

I = Tingkat bunga per periode

N = Jumlah periode

Contoh: Seorang mahasiswa meminjam bunga Rp. 1.000.000, dengan tingkat bunga 10% per
tahun selama 4 tahun. Maka Jumlah bunga yang harus dibayar selama 4 tahun adalah

I=PxIxN

I = Rp. 1.000.000,- x 10% x 4

= Rp. 1.400.000,-

1. Bunga Majemuk

Bunga majemuk ada dua macam, yakni diskrit dan kontinyu, Pemajemukan diskrit jika
jumlah pemajemukannya terbatas, sedangkan kontinyu tak terhingga. Perhitungan bunga
majemuk adalah dengan mengakumulasikan bunga-bunga pada periode sebelumnya. Bunga
ini juga disebut bunga berbunga.

Contoh kasus 1: Seorang Ibu rumah tangga, tanpa sepengetahuan suaminya, meminjam uang
ke koperasi sebesar Rp. 1.000.000,- dengan tingkat bunga 10% per tahun.
Sambil menangis, Ibu tersebut menyampaikan kepada suaminya, bahwa dia
ditagih oleh koperasi. Berapa tagiahan yang harus dibayar?

5
Perhitungan:

Tabel 1. Perhitungan Bunga Majemuk

Tahun ke Jumlah Pinjaman Bunga 10% Jumlah Hutang Jumlah


dibayar
0 Rp. 1.000.000,- 0 1.000.000,-
1 100.000,- 1.100.000,-
2 110.000,- 1.110.000,-
3 121.000,- 1.210.000,-
4 133.100,- 1. 464.410,- 1. 464.410,-

2. Diagram Aliran Kas (Cash Flow)

Alran kas dapat diilustrasikan dengan diagram, yang disebut diagram aliran kas. Aliran
kas penerimaan digambarkan dengan arah positif (ke atas), sedangkan pengeluaran ke arah
ngatif (ke bawah) atau sebaliknya. Contoh diagram cash flow adalah sebagai berikut:

0 1 2 3 N

Keterangan: Garis horisontal : periode waktu

Panah vertikal : Alran penerimaan

Panah ke bawah : Alran pengeluaran

Angka 0, 1, 2, 3, ……N: Skala periode waktu

Rumus- rumus bunga majemuk digunakan unuk menghitung (a) nilai sekarang atau
present worth (disingkat P), (2) nilai mendatang atau future worth (disingkat F), (3) nilai aliran
kas periodik atau annual worth (disingkat A), dan hubungan P, F, dan A tersebut. Untuk

6
menghitung P, F, dan A tersebut tentu melibatkan I, N, dan i (tingakat bunga efektif per
periode)

a. Menghitung Nilai F jika diketahui P

Jika uang sejumlah P diinvestasikan saat ini (t = 0) denga tingkat suku bunga I% per
periodik dengan pemajemukan, maka jumlah uang tersebut pada akhir periode 1 akan menjadi

F1 = P + bunga dari P

= P + Pi

= P (1 + i)

Pada periode ke 2, maka

F2 = F1 + bunga dari F1

= P (1 + i) + P (1 + i) i

= P (1 + i) (1 + i)

= P (1 + i)2

Demikian seterusnya, maka rumus untuk periode N menjadi

F = P (1 + i)N

Rumus ini rumus tersebut distandarkan menjadi

F/P = (1 + i)N

Persamaan tersebut bisa dinyatakan

F/P = (F/P, i%, N)

Jika P ditarik ke ruas kanan, maka

F = P (F/P, i%, N)

Nilai (F/P, i%, N) telah dihitung dalam 120 periodik dan disajikan dalam tabel 1. Dengan
demikian untk menghitung nililai F tidak perlu lagi menggunakan rumus F = P (1 + i) 2, tetapi
cukup dengan melihat nilai (F/P, i%, N) dalam tabel dan mengalikannya dengan P.

7
Contoh kasus 2: Seorang pegawai negeri meminjam uang di bank sebesar Rp. 1.000.000,-
dengan bunga 12% per tahun. Pinjaman tersebut akan dikembalikan sekali
dalam 5 tahun mendatang.

Gambarkan diagram aliran kasnya, (b) hing dengan rumus, (c) hitung dengan
tabel, nilai yang harus dibayang pegawai negeri tersebut.

Perhitungan:

a) Diagram aliran kas

I juta

0 1 2 3 4 5

F?

b) Mencari F dengan rumus

P = 1 juta, I = 12%, N = 5, maka

F = P (1 + i)2

= Rp.1.000.000,- (1 + 0,12)5

= Rp. 1,7623 juta

c) Mencari F dengan tabel

I = 12%

N To find F given P To fine P given F


F/P….. P/F …….
1
2
3
4
5 1,7623
6
dst

Maka F = P (F/P, 12%, 5)

= Rp. 1 juta (1,7623)

= Rp. 1, 7623 juta

b. Mencari Nilai P jika Diketahui F

8
Jika diketahui F dan ingin mengetahui nilai P, maka dengan penurunan yang sama
diperoleh rumus:

P= F

(1 + i)N

Untuk keperluan membaca tabel, rumus mencari F tersebut diekspresikan menjadi

P = F (P/F, i%, N)

Nilai (P/F, i%, N) dapat dicari dalam table bunga di lampiran buku ini.

Contoh kasus 3: Tentukan jumlah uang yang harus didepositokan saat ini (a) dengan rumus
dan (b) dengan tabel, agar 5 tahun mendatang uang tersebut menjadi 10
juta rupiah. Tingkat bunga saat ini 10% per tahun.

Perhitungan:

10 juta

0 1 2 3 4 5

P?

a) Perhitungan P dengan rumus

1 1

P= F = Rp. 10 juta

(1 + i)N (1 + 0,18)5

= Rp. 10 juta (0,4371)

= Rp. 4, 371 juta

b) Dengan tabel
Nilai faktor (P/F, i%, N) = 0,4371, sehingga jika dikalikan dengan 10 juta,
hasilnya adalah Rp. 4,371 juta.

9
Jika P atau F diketahui dan N belum diketahui, maka untuk mencari nilai N
dapat dicari dengan rumus

Ln F
N
F = P (1 + i) , maka N =
Ln (1 + i)

c. Mencari Nilai Alran Seragam Periodik (A) jika Diketahui F

Jika diketahui F dan ingin mencari nilai A, maka rumusnya adalah

A=F

(1 + i)N - 1

Untuk keperluan melihat tabel, maka rumus tersebut diekspresikan menjadi

A = F (F/A, i%, N)

Contoh kasus 4: Harga jual sebuah rumah pada 10 tahun mendatang diperkirakan Rp.
100.000.000,Jika cara membayar rumah tersebut dengan mengangsur
tiap tahun. Tingkat bunga bang pada saat ini 12% per tahun. Berapa
angsuran tiap tahun.

Perhitungan: Dalam tabel, nilai faktor (F/A,12%, 10) = 0,0570. Dengan demikian,
angsuran tiap tahun = Rp. 100.000.000,- x 0,0570 = Rp. 5.700.000,-

Berdasarkan beberapa contoh tersebut, maka dapat dicari nilai:

1. F jika diketahui A
2. F jika deketahui P
3. P jika diketahui F
4. P jika diketahui A
5. A jika diketehui P
6. A jika diketahui F

Contoh-contoh yang telah diuraikan merupakan aliran kas tunggal. Dalam investasialiran
kas tidak selalu tunggal dan teratur. Dimana aliran kas netto tidak memiliki pola yang teratur.

Contoh kasus 5: Seorang pengusaha membeli etalase senilai 5 juta rupiah dibayar sekarang, 5
unit komputer yang bisa dibayar 1 tahun mendatang sebesar Rp. 10 juta
rupiah, tanah senilai 10 juta yang bisa dibayar 4 tahun mendatang, dan

10
perabotan lain senilai 4 juta rupiah yang bisa dibayar 2 tahun mendatang.
Tingkat buga bank adalah 12%. Berapa nilai sekarang (P), aliran kas periodik
seragam (A),dan berapa uang yang harus disetor ke bank untuk tahun ke 0,
1, 2, 3, 4, dan 5.

Perhitungan: a) Diagram aliran kas

0 1 2 3 4

5 juta 4 juta

10 juta 10juta

b) Nilai P merupakan penjumlahan nilai P untuk tiap barang yang diadakan,


sehingga

P0 = Rp. 5 juta

P1 = 10 juta ( P/F, 12%, 1) = 10 juta (0,8929) = Rp. 8.929. 000,-

P2 = 10 juta ( P/F, 12%, 4)= ( 10 juta (0,5355) = Rp. 5.355.000,-

P3 = 4 juta ( P/F, 12%, 2) = 4 juta (0,7972) = 3.188.800,-

P = P0 + P1 + P2 + P3

= Rp. 5 juta + Rp. 8.929.000,- + Rp. 5.355.000,- + 3.188.800,-

= Rp. 22.472.800,-

c) A = P (A/P, 12%,4)

= 22.472.800,- (0.3292) = Rp. 7.398.45,76,-

d) Jumlah uang yang harus disetor untuk tahun ke 1, 2, 3, dan 4.

A0 = 5 juta

A1 = 10 juta ( A/P, 12%, 1) = 10 juta (1.1200) = Rp. 11.200.000,-

A2 = 10 juta ( A/P, 12%, 4) = 10 juta (0,3292) = Rp.3.292.000,-

A 3= 4 juta ( A/P, 12%, 2) = 4 juta (0,5917) = Rp. 2.366.800,-

Nilai ini dapat ditabelkan menjadi

A Tahun ke 0 Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4


A0 Rp. 5 juta
A1 - Rp. 11.200.000,

A2 Rp. 3.292.000,- Rp.3.292.000,- Rp.3.292.000,- Rp.3.292.000,-

11
A3 Rp. 2.366.800,- RP.2.366.800,-

Total
pengelu Rp.3.292.000,
5 juta Rp. 16.859.800,- 3.292.000,-
aran Rp.6.558.800 -
pada

F. PERHITUNGAN CASH FLOW DALAM INVESTASI

Aliran kas akan terjadi jika ada perpindahan uang tunai atau sejenisnya (cek, tranfer
melalui bank, dan sebagainya) dari satu pihak ke pihak lain. Bila suatu pihak menerima uang,
maka terjadi aliran kas masuk (inflow), sebaliknya, bila suatu pihak mengeluarkan uang atau
sejenisnya, maka terjadi kas keluar (outflow). Apabila suatu pihak mengeluarkan dan
menerima uang tunai atau sejenisnya, maka aliran kas netto-nya dapat dihitung dengan
representasi

Aliran kas netto = Penerimaan – Pengeluaran

Contoh kasus 6: Seorang pegusaha bidang manufaktur membeli mesin seharga Rp. 10 juta
yang dibayar dengan mengangsur setiap bulan selama 4 tahun dengan nilai
sisa Rp. 1 juta, menyewa tanah dan bangunan seharga Rp. 1 juta per bulan
selama 5 tahun, membeli 1 unit komputer seharga 5 juta dicicil selama 2
tahun dengan nilai sisa Rp. 500 ribu. Tingkat suku bunga bank 12 % per
tahun Pendapatan bersih yang dapat diterima pengusaha tersebut
diperkirakan Rp. 3 juta yang diterima di setiap akhir bulan. Layakkah
investasi usaha tersebut dilakukan?

Perhitungan: Diagram aliran kas adalah:

Pi= ?

500.000,- 1 juta 3 juta

12
0 1 24 48 60

1 juta

5 juta

10 juta

Po= ?

i = 1% per bulan

Untuk menghitung aliran kas netto dapat menggunakan A, F, maupun P.


Dalam perhitungan ini menggunakan nilai P, sebagai berikut:

Alir kas netto = Pi – Po

= { 500 ribu (P/F, 1%, 24) + 1 juta (P/F, 1%, 48) + 3 juta (P/A, 1%, 60)} –

{5 juta + 10 juta + 1 juta (P/A, 1%, 60)}

= 500 ribu (0,8872) + 1 juta (0,7871) + 3 juta (90,0735) - 5 juta + 10 juta +

1 juta (90,0735)

= (Rp. 443.600 + Rp. 787.100 + 270.220.500) – (15.000.000 + 90.073.500)

= Rp. 271.451.200- - Rp. 105.073.500,-

= Rp. 166.377.700,-

Kesimpulan : Investasi ini layak dilakukan, karena aliran kas netto positip

G. MEMILIH KELAYAKAN INVESTASI BERDASARKAN MINIMUM ATTRACTIVE RATE OF


RETURN (MARR)

MARR merupakan tingkat bunga, yang digunakan sebagai patokan dasar untuk
mengevaluasi dan membandingkan berbagai alternative investasi. MARR adalah nilai minimal
dari tingkat pengembalian yang dapat diterima oleh investor. Dengan kata lain, jika suatu
investasi menghasilkan bunga atau tingkat pengembalian (rate of return) lebih kecil dari
MARR, maka investasi tersebut tidak diterima, atau sebaliknya jika tungkat pengembalian
lebih besar dari MARR, maka invstasi dapat diterima. MARR didasarkan pada tingkat suku
bunga bank ditambah dengan beberapa persen atau sering diidentikkan bunga setelah pajak.

13
MARR dapat dinyatakan sesudah maupun sebelum pajak dengan menggunakan umus :

MARR sesudah pajak


MARR sebelum pajak =
1–t

Keterangan: t = tingkat pajak pendapatan kombinasi, atau akumulasi pajak yang dikenakan
oleh pemerintah pusat maupun daerah.

Contoh kasus 7: Sebuah perusahaan menetapkan MARR setelah pajak 18% dengan tingkat
pajak pendapatan kombinasi 45%. Maka, MARR sebelum pajak dapat
dihitung sebagai berikut:

Perhitungan:

0,18
MARR sebelum pajak = = 0,3273 atau 32,73%
1 – 0,45

H. ONGKOS MODAL (CAPITAL COST)

Ongkos modal adalah ongkos untuk membiayai suatu proyek atau disebut resiko
investasi. Rumus ongkos modal adalah sebagai berikut:

ic = rd. id + ( 1 – rd) ie

Keterangan:

ic : Ongkos investasi

rd : Ratio antara hutang dengan modal keseluruhan

1 – rd : Ratio antara modal sendiri dengan modal keseluruhan

id : Tingkat pengembalian yang dibutuhkan pada modal pinjaman

ie : Tingkat pengembalian yang diharapkan pada modal sendiri.

Contoh kasus 8: 40% modal usaha diperoleh dari pinjaman bank dengan bunga 17% per tahun
dan selebihnya hibah dari mertua. Hibah tersebut diharapkan dapat
menghasilkan tingkat pengemabalian 13%. Berapa ongkos modal yang
diperlukan.

Perhitungan :

ic = (0,40) (0,17) + (1-0,40) (0,13)

14
= 0,068 + 0,078

= 0,146 atau 14,6%

I. TINGKAT PENGEMBALIAN BUNGA (RATE OF RETURN)

Rate of Return ini disingkat ROR atau sering disebut IRR (Internal rate of return). ROR
adalah suatu tingkat penghasilan yang mengakibatkan nilai net present worth (NPW) suatu
investasi sama dengan nol. Rumusnya adalah:

NWP = PWR - PWE = 0

Keterangan: NWP = Net present worth

PWR = Nilai present worth dari semua masukan (aliran khas positif)

PWek = Nilai present worth dari semua pengeluaran (aliran negative)

Conto kasus 9: Seorang pengusaha bidang elektronika menginvestasikan uangnya sebesar 50


juta. 8 tahun kemudian investasi tersebut diharapkan mencapai 150 juta.
Berapa ROR yang dapat dicapai pada akhir tahun ke 8.

Perhitungan: Diagram aliran kas tersebut adalah sebagai berikut:

F = 150 juta

0 1 2 3 4 5 6 7 8

P = 50 juta

NWP = PWR - PWE = 0

= 150 juta (P/F, i%, 8) – 50 juta = 0

(P/F, i%, 8) = 50 juta/150 juta = 0,333.

Dari persamaan ini menunjukkan, bahwa nilai i harus dicari. Untuk


mencari i dapat menggunakan pendekatan nilai i table yang nilainya berdekatan.
Yakni:

Untuk i = 12%, maka (P/F, 12%, 8) = 0,4039

15
Untuk i = 15 %, maka (P/F, 15%, 8) = 0,3269

Dengan interpolasi, maka didapat (P/F, i%,8) = 0,333 diperoleh I =


13,821%. Selanjutnya nilai ini diperbandingkan dengan MARR. Jika ROR lebih
kecil dari MARR, maka investasi ditolak, sebaliknya jika ROR lebih besar MARR,
maka investasi diterima.

J. MEMBANDINGKAN ALTERNATIF INVESTASI

Untuk membandingkan alternative-alternatif investasi, maka dapat digunakan


beberapa teknik perhitungan untuk menganalisis aliran kas, sebagai berikut:

a. Analisa nilai sekarang (Present worth)


b. Analisa deret seragam (Annual worth)
c. Analisis nilai mendatang (Future worth)
d. Analisa tingkat pengembalian (Rate of return)
e. Analisa manfaat/ongkos (Cost)
f. Analisis periode pegembalian (Payback periode)

Untuk keperluan pembelajaran ini akan dibahas teknik analisis nilai sekarang, deret
seragam, dan analisis mendatang.

1. Analisa Nilai Sekarang

Untuk analisis ini, semua aliran kas, baik masuk maupun keluar, dikonversikan dalam
nilai sekarang, sehingga dapat menggambarkan nilai netto dari keseluruhan aliran kas selama
jangka waktu perencanaan. Tingkat bunga yang digunakan adalah MARR. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:

N
P (i) = ∑ At (P/F, i%, t)
t=0

Keterangan: P (i) = Nilai sekarang dari keseluruhan aliran kas dengan tingkat suku
bunga i

At = Aliran kas pada akhir periode t

i = MARR

N = Periode perencanaan

16
Contoh kasus 10: Seorang ahli komputer menemukan program yang mampu mengubah
mesin konvensional menjadi modern, sehingga meningkatkan efisiensi
produksi hingga 20%. Alat tersebut ditawar perusahaan dengan dua
alternative pembayaran.

Alternatif I : Dibayar tunia Rp. 50 juta .

Alternatif II: Dibayar setiap tahun Rp. 10 juta dalam 7 tahun pertama
dan sisanya Rp. 3 juta setiap tahun dalam 8 tahun berikutnya. Tingkat
bunga bank 15% per tahun

Pertanyaan : Alternatif mana yan harus dipilih oleh ahli komputer


tersebut?

Perhitungan : Alternatif I : P1 = 50 juta.

Alternatif II: juga harus mencari P2

P2 = ?

10 juta

3 juta

0 7 15

P2 = 10 juta (P/A, 15%, 7) + 3 juta (A/P, 15%, 8) (P/F, 15%, 7)

= 10 juta (4,1600) + 3 juta (4,4873) (0,3759)

= 41.600.000,- + 5.060.000,-

= Rp. 46.660.000,-

P1 > P2 (maka kesimpulannya adalah alternatif I dipilih)

2. Analisa Deret Seragam

Dalam metode ini, deret seragam ini akan lebih mudah jika perhitungannya dimulai
dari P, sehingga rumusnya sebagai berikut:

A (i) = P (i) (A/P, i%, N)

Keterangan: A(i) : Aliran kas seragam hingga periode t

P (i): Nilai sekarang dari keseluruhan aliran kas dengan tingkat suku bunga i

i : MARR

N : Periode perencanaan

17
Contoh kasus 11: Sebuah perusahaan memiliki gudang yang menghasilkan sewa Rp. 500 juta
per tahun. Biaya perawatan, operasional, asuransi, dan pajak sebesar Rp.
130 juta per tahun. Nilai sisa gudang tersebut diprkirakan Rp. 100 juta
pada akhir tahun ke 30. Ada sebuah perusahaan yang ingin membeli
gudang milik pengusaha tersebut seharga Rp. 4 milyar tunai. Jika
perusahaan tersebut menetapkan MARR 10% untuk mengevaluasi
penawaran tersebut, maka keputusan apa yang menguntungkan untuk
diambil. Dijual? Atau Tidak dijual?

Perhitungan :

Alternatif untuk dijual:

Diagram aliran kas adalah sebagai berikut-

P = 400 juta

A=?

0 30

A1 = 400 juta (A/P, 10%, 30)

= 4 milyar (0,0973)

= Rp. 389.200.000,-

Alternatif tidak dijual:

Diagram aliran kas keuangan perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

P= ?

500 juta

A=?

18
100 juta

0 30

130 juta

A2 = 500 juta – 130 juta + 100 juta (A/F, 10%, 30)

= 370 juta + 100 juta (0,006-8)

= 370,615 juta

Kesimpulan : A1 > A2, maka pilihan yang tepat dijual.

3. Analisa Pengembalian Modal (Capital Recovery)

Capital recovery cost (CR) adalah deret seragam modal yang tertanam dari suatu
investasi selama umur investasi tersebut. CR digunakan untuk mengetahui apakah suatu
investasi memberi pendapatan yang cukup untuk menutup modal yang ditanamkan. Nilai sisa
dalam suatu perhitungan CR sebagai pendapatan, sehingga rumusnya adalah:

CR (i) = P (A/P, i%, N0 - F (A/F, i%, N)

Keterangan: CR (i) = Ongkos pengembalian modal dengan tingkat bunga sebesar MARR

P = Modal yang ditanamkan sebagai investasi awal

F = Estimasi nilai sisa pada tahun ke N

i = MAR

N = Estimasi umur investasi atau periode investasi yang direncanakan.

Contoh kasus 12: Sebuah usaha mini komputer membeli komputer senilai Rp. 82 juta dengan
nilai sisa 5 juta pada akhir tahun ke 7. Tingkat bunga MARR 15% per tahun.
Hitung ongkos pengembalian modal dari usaha tersebut.

Perhitungan: CR = Rp.82 juta (A/P, 15%, 7) - Rp. 5 juta (A/F, 15%, 7)

= Rp. 82 juta (0,2404) - 5 juta (0,0904)

= Rp. 19.260.800,-

4. Analisa Nilai Mendatang

19
Pada metode analisis ini semua aliran kas dikonversi ke satu nilai di masa mendatang
(future worth) dengan tingkat bunga sebesar MARR. Rumus untuk analisis nilai mendatang ini
adalah sebagai berikut:

F(i) = ∑ At (F/P, i%,N-t)

t=0

Keteranan: F(i) : Nilai mendatang dari semua aliran kas selama N dengan MARR = i%

At : Aliran kas pada periode ke t

Contoh kasus 13: Lakukan analisis untuk contoh kasus 11 dengan analisa nilai mendatang.

Perhitungan:
Alternatif dijual : F1 = 400 juta (F/P, 10%, 30)

= 400 juta (17,4494)

= Rp. 6.979.760.000,-

Alternatif tidak dijual: F2 = 500 juta – 150 juta (F/A, 10%, 30) + 100 juta

= 350 juta (164,4940)

= Rp. 5.757.290.000,- + 100 juta

= Rp. 5.857.900.000,-

Kesimpulan : Dijual, karena F1 > F2

K. DEPRESIASI ASET

Depresiasi didefinisikan sebagai penurunan nilai aset atau property akibat waktu dan
pemakaian. Faktor yang menyebabkan depresiasi adalah (1) kerusakan akibat pemakaian, (2)
kemajuan teknologi, dan (3) penurunan kebutuhan produksi. Syarat yang harus dipenuhi agar
suatu asset dapat didepresiasi adalah (1) harus digunakan untuk keperluan bisnis atau
memperoleh penghasilan, (2) umur ekonomisnya bisa dihitung, (3) umur ekonomisnya lebih

20
dari satu tahun, dan (4) sesuatu yang digunakan dan nilainya menjadi menurun secara
alamiah.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung depresiasi, yakni:

1. Metode garis lurus (straight line atau SL)


2. Metode digit tahunan (Sum of year digit atau SOYD)
3. Metode keseimbangan menurun (Decline balance atau DB)
4. Metode dana sinking (Sinking fund atau SF)
5. Metode unit produksi (Production unit atau UP)

Dalam konteks pembelajaran ini hanya akan dibahas tentang depresiasi menggunakan metode
garis lurus (SL).

1. Metode Garis Lurus

Depresiasi dengan metode garis lurus diasumsikan, bahwa berkurangnya nilai suatu
asset berlangsung secara linier terhadap waktu atau umur asset tersebut, yang berarti nilai
penyusutannya merata. Metode ini sangat familier di kalangan pengusaha kecil, karena
sederhana.

Besarnya depresiasi tiap tahun dapat dihitung dengan rumus:

P-S

Dt =

Keterangan: Dt = Besarnya depresiasi pada tahun ke t

P = Ongkos awal dari asset

S = Nilai sisa dari suatu asset

N = Masa pemakaian (umur) aset dalam tahun.

Aset diepresiasi dengan besaran sama tiap tahunnya, maka nilai buku setelah tahun ke t
(BVt) akan sama dengan nilai awal dari asset tersebut dikurangi besarnya depresiasi tahunan
dikalikan t, atau:

BVt = P – t . Dt

Dengan memasukkan rumus Dt, maka

P-S

21
BVt = P – ( )t
N

Contoh kasus 14: Harga sebuah bus baru Rp. 38 juta dengan biaya pengiriman, uji, dan
legalisasi 1 juta. Masa pakai ekonomisnya adalah 6 tahun dengan prkiraan
nilai sisa 3 juta.

Hitung: 1. Nilai awal bus tersebut.

2. Besarnya depresiasi tiap tahun

3. Nilai buku bus tersebut pada akhir atahun ke dua dan kelima.

4. Buat jadwal depresiasi dan nilai buku selama masa pakainya.

5. Buat grafik depriesiasinya.

Perhitungan:

1. Nilai awal bus (P) = 38 juta + 1 juta = Rp. 39 juta


P-S
2. Besarnya depresiasi tiap tahun (Dt) =
N

39 juta – 3 juta
= = Rp. 6 juta
6
3. Nilal buku pada:

Akhir tahun ketiga

BVt = P – t. Dt

BV3 = 39 juta – ( 3 x 6 juta) = Rp. 27 juta.

Akhir tahun kelima

BV5 = 39 juta – ( 5 x 6 juta) = Rp. 9 juta

4. Tabel depresiasi

Akhir Tahun Depresiasi akhir tahun Nilai Buku


ke (Rp.) (Rp.)
0 0 39 juta
1 6 juta 33 juta
2 6 juta 27 juta
3 6 juta 21 juta
4 6 juta 15 juta

22
5 6 juta 9 juta
6 6 juta 3 juta

5. Grafik depresiasi

39 juta

3 juta

Tahun ke 0 1 2 3 4 5 6

L. PENETUAN TARIF SEWA ALAT

Tarif sewa alat dapat ditentukan dengan menjumlahkan investasi alat dan ongkos-
ongkos lain per satuan waktu. Ongkos-ongkos lain tersebut misalnya energi, tempat, bahan,
tenaga kerja, nilai penyusutan, dan maintenance. Sehingga, rumus untuk menghitung tarif
sewa alat adalah sebagai berikut:

R=A+C

Keterangan: R = Tarif sewa

A = Nilai modal seragam tahunan

C = Ongkos

23
Kasus 15 : Sebuah mesin dibeli dengan uang pinjaman dari bank seharga Rp. 100 juta
yang dikenakan bunga 12% per tahun. Mesin tersebut memerlukan luas lantai
2 m2. Ongkos untuk mesin tersebut adalah sebagai berikut:

Ongkos tempat Rp. 1 juta per tahun per m2 dibayar dimuka selama 5 tahun

Ongkos tenaga kerja 20 juta per tahun

Nilai penyusutan Rp. 20 juta per tahun

Ongkos maintenance (5% dari invetasi) atau 5 juta per tahun

Mesin tersebut memiliki umur ekonomis 5 tahun.

Berapa tarif sewa mesin tersebut per bulan.

Perhitungan:

Diagram aliran kas per tahun adalah sebagai berikut:

0 1 59 60

10 juta

20 juta

20 juta

5 juta

100 juta

Jika ditabelkan, maka perhitungan sewa alat tersebut adalah sebagai berikut:

Bunga per bulan = 12%/12 = 1%

Komponen Rumus aliran kas Ongkos per Aliran kas


Ongkos per tahun
biaya seragam per bulan bulan per bulan
Investasi 100 juta selama 5 100 juta (A/P, 1%, 100 juta 1.430.000

24
60)
tahun (0,0143)
2 x I juta per tahun 10 juta (A/P, 1%, 60)
Tempat 10juta (0,0875) 170.000
dibayar di muka
20 juta per tahun 20 juta (F/A, 12%, 5) 600.686,4
20 juta (4,3528)
Tenaga kerja (A/F,1%,60)
(0,0069)
Nilai 20 juta (F/A, 12%, 20 juta (4,3528)
20 juta per tahun 600.686,4
penyusutan 60)(A/F,1%,60) (0,0069)
5 juta per tahun 5 juta (F/A, 1%, 5) 150.171,6
5 juta (4,3528)
Maintenance (A/F,1%,60)
(0,0069)
Tarif sewa mesin per bulan 2.951.544,4

Himbauan: Materi ini hanya sebagian kecil dari dasar-dasar ekonomi teknik. Pengambangan
lebih mendalam, saudara dipersilakan untuk mengaji buku:

Blank, Leland, and Tarquin, Anthony. 2008. Basics of Engineering Economy. New
York: McHill Higher education
Blank, Leland, and Tarquin, Anthony. 2012. Engineering Economy. New York:
Connect Learn Succed
Eschenbach, Ted G. 2011. Engineering Economy Applying Theory to Practice.
Oxfort-New York: Oxford University Press
Grant, Eugene L. dkk. 1991. Dasar-dasar Ekonomi Teknik Jilid I. Jakarta: Rineka
Cipta.

Pujawan, I Nyoman. 1995. Ekonomi Teknik. Ed. Pertama. Jakarta: PT. Guna Widya.

I. TUGAS-TUGAS

1. Rencanakan investasi untuk wirausaha bidang tekniologi (buat minimal dua pilihan
alternatif usaha).

25
2. Berdasarkan draft design produk hasil survey lapangan, lakukan estimasi harga jual, yakni
dengan menjumlahkan ongkos-ongkos atau biaya (cost) sebagai berikut:

Harga jual produk = Biaya design produk + Biaya material langsung dan tak langsung +
Biaya proses pembuatan + Biaya tenaga kerja langsung dan tak
langsung + Biaya over head + keuntungan

3. Lakukan perhitungan aliran kas untuk investasi usaha yang akan saudara lakukan
4. Tentukan MARR dan lakukan analisis investasi dengan menghitung MARR sesudah dan
sebelum pajak.
5. Hitung ongkos modal yang saudara rencanakan.
6. Hitung tingkat pengembalian modal.
7. Lakukan analisis ulang terhadap biaya-biaya jika investasi yang saudara rencanakan tidak
layak.
8. Pilih investasi yang paling layak untuk dilakukan berdasarkan hasil perhitungan dan
perbandingan yang saudara lakukan.
9. Konsultasikan hasil perhitungan rencana investasi saudara pada sesi pembelajaran
berikutnya.

---TERIMA KASIH---

26

Anda mungkin juga menyukai