Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

TEKNIK PERAWATAN TANAMAN KELAPA SAWIT(Elais


guinensis Jacq.) PADA PT SURYA AGROLIKA REKSA
KECAMATAN SINGINGI HILIR, KABUPATEN KUANTAN
SINGINGI, PROVNSI RIAU

OLEH :

MAULANA ISHAK
NIM. 1906156205

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021

1
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

TEKNIK PERAWATAN TANAMAN KELAPA SAWIT(Elais


guinensis Jacq.) PADA PT SURYA AGROLIKA REKSA
KECAMATAN SINGINGI HILIR, KABUPATEN KUANTAN
SINGINGI, PROVNSI RIAU

OLEH :

MAULANA ISHAK
NIM. 1906156205

Diajukan sebagai salah satu syarat


telah melaksanakan Praktek Kerja Profesi

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021

2
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

TEKNIK PERAWATAN TANAMAN KELAPA SAWIT(Elais


guinensis Jacq.) PADA PT SURYA AGROLIKA REKSA
KECAMATAN SINGINGI HILIR, KABUPATEN KUANTAN
SINGINGI, PROVNSI RIAU

OLEH :

MAULANA ISHAK
NIM. 1906156205

Pekanbaru, Juli 2021

Mengetahui, Menyetujui
Koordinator Program Studi Dosen Pembimbing
Agroteknologi

Dr. Ir. Fifi Puspita, MP. Irfandri, SP., M.Si


NIP. 196612121991032003 NIP. 196804281999031002

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

hidayah berupa kesempatan dan ilmu pengetahuan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal kegiatan Praktek Kerja Profesi ini yang berjudul

“TEKNIK PERAWATAN TANAMAN KELAPA SAWIT(Elais guinensis

Jacq.) PADA PT SURYA AGROLIKA REKSA KECAMATAN SINGINGI

HILIR, KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, PROVNSI RIAU ”. Shalawat

serta salam kita ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita

mendapatkan syafaatnya kelak.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak Irfandri, S.P.,

M.Si., sebagai dosen pembimbing pada kegiatan Praktek Kerja Profesi (PKP),

sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik dan tepat pada

waktunya.

Penulis menyadari proposal ini masih jauh dari kata sempurna titik oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca

untuk menyempurnakan proposal ini kedepannya.

Pekanbaru,16 Juli 2021

Maulana Ishak

4
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
I. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................4
2.1 Tanaman Kelapa Sawit......................................................................................4
2.2 Pengendalian Gulma..........................................................................................6
2.3 Pemupukan.........................................................................................................7
2.4 Pemanenan.......................................................................................................10
III. METODOLOGI...............................................................................................12
3.1 Tempat dan Waktu...........................................................................................12
3.2 Metode Pelaksanaan.........................................................................................12
3.3 Pengamatan dan Pengumpulan Data...............................................................12
3.4 Analisis Data dan Informasi............................................................................13
3.5 Rencana Kegiatan............................................................................................13
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PKP................................................................14
4.1 Sejarah Singkat PT Surya Agrolika Reksa......................................................14
4.2 Keadaan Topografi...........................................................................................15
4.3 Struktur Organisasi..........................................................................................16
4.4 Visi dan Misi....................................................................................................22
4.5 Fasilitas di PT Surya Agrolika Reksa..............................................................23
4.6 Disiplin Kerja...................................................................................................24
V. PELAKSANAAN KEGIATAN PKP...............................................................25

5
5.1 Aspek Managerial............................................................................................25
5.2 Aspek Teknis....................................................................................................28
VI. PEMBAHASAN..............................................................................................32
6.1.KEADAAN UMUM PELAKSANAAN PKP.................................................32
6.2 KEGIATAN KHUSUS SESUAI TOPIK PKP................................................32
VII. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................43
7.1 Kesimpulan......................................................................................................43
7.2 Saran.................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44
LAMPIRAN...........................................................................................................46

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

GAMBAR 1. Peta PT Surya Agrolika Reksa (SAR)............................................15

GAMBAR 2. Peta Kebun SEI BASAU.................................................................17

7
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

TABEL 1. Fasilitas yang tersedia di PT Surya Agrolika Reksa ...........................17

TABEL 2. Jenis pupuk anorganik di Pt Salim Ivomas Pratama............................33

TABEL 3. Persentase unsur hara dalam janjang kosong (jjk)...............................34

8
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah penghasil minyak nabati

yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai

keunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain.

Keunggulan tersebut diantaranya memiliki kadar kolestrol rendah, bahkan tanpa

kolestrol. Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit

berupa minyak sawit mentah (CPO atau crude palm oil) yang berwarna kuning

dan minyak inti kelapa sawit (PKO atau palm kemer oil) yang tidak berwarna.

CPO atau PKO banyak digunakan sebagai bahan industri pangan, industri sabun,

industri baja, industri tekstil, kosmetik, dan menjadi bahan bakar alternatif.

Perkebunan kelapa sawit Indonesia mengalami peningkatan, tercatat tahun

2014 luasnya mencapai 10.210.892 ha. Total luas perkebunan sawit pada 2013

sebanyak 10.010.824 ha atau mengalami peningkatan disbanding luas 2014 seluas

10.210.892 ha. Diperkirakan luas perkebunan sawit 2015 akan bertambah menjadi

10.721.436 ha dengan rincian perkebunan rakyat 4.810.271 ha, swasta 5.207.071

hadan BUMN 704.094 ha. Produksi kelapa sawit hampir 25 % dari luas lahan

secara nasional dan CPO yang dihasilkan mencapai 8.198.962 ton per tahun

(Setyamidjaja, 2006).

Tanaman Kelapa sawit (Elaeisguineensisjacq.) merupakan salah satu jenis

tanaman perkebunan yang menduduki posisi terpenting di sector pertanian, dan

sector perkebunan khususnya. Hal ini di sebabkan karena dari sekian banyak

tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan

1
nilai ekonomi terbesar perhektar di dunia. Melihat pentingnya tanaman kelapa

sawit dewasa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya

kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu usaha peningkatan

kualitas dan kuantitas produksi kelapa sawit secara tepat agar sasaran yang

diinginkan dapat tercapai ( Lubis, 1992).

Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat

menjadi andalan di masa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan

manusia. Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional

Indonesia. Selain menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada

kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber devisa Negara (Sastrosayono,

2003).

Pemeliharaan tanaman pada komoditas perkebunan yang bersifat tahunan,

biasanya dikelompokkan kedalam tanaman belum menghasilkan (immature) atau

disingkat (TBM) dan tanaman menghasilkan (mature) disingkat (TM). Tujuan

pemeliharaan TM adalah untuk mendapatkan produksi yang optimal dengan cara

perawatan, seperti pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta lainnya.

Manfaat pemeliharaan TM adalah untuk mengoptimalkan pertumbuhan generative

tanaman kelapa sawit supaya bias berproduksi tinggi. Atas dasar inilah mahasiswa

harus mengetahui bagaimana teknis pemeliharaan tanaman yang menghasilkan

kelapa sawit guna mencapai umur yang cepat memasuki masa Tanaman

Menghasilkan (TM).

Berawal dari potensial kelapa sawit dan permasalahan yang dihadapi

tersebut maka penulis melakukan kegiatan Praktek Kerja Profesi tersebut dengan

judul, “TEKNIK PERAWATAN TANAMAN KELAPA SAWIT(Elais guinensis

2
Jacq.) PADA PT SURYA AGROLIKA REKSA KECAMATAN SINGINGI

HILIR, KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, PROVNSI RIAU.”.

1.2 Tujuan

Kegiatan Praktek Kerja Profesi (PKP) merupakan salah satu program

Fakultas Pertanian dalam mengembangkan wawasan mahasiswa dengan tujuan :

 Menambah ilmu pengetahuan mahasiswa dalam dunia kerja

 Mengaplikasikan teori yang telah didapat dari kampus melalui praktek

kerja di lapangan

 Melatih mahasiswa menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman pada setiap kegiatan di lapangan, sehingga termotivasi untuk

memiliki jiwa wirausaha.

 Menambah pengetahuan tentang perkebunan tanaman kelapa sawit

 Mengetahui sistem kerja di dalam perusahaan

Tujuan khusus yaitu untuk mengetahui dan memahami tentang proses

pemeliharaan tanaman menghasilkan kelapa sawit (EleaisguineensisJacq.) di

kebun PT Surya Agrolika Reksa.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman yang berasal dari

Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa

sawit berasal dari Brazil, Amerika Selatan. Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh di

daerah tropika basah 120 LU-120 LS pada ketinggian <400 meter di atas

permukaan laut dan curah hujan 1250 mm/tahun–3000 mm/tahun. Temperatur

optimal yang dibutuhkan tanaman kelapa sawit adalah 24 0C-280C dengan

kelembaban optimal 80% dan lama penyinaran selama 5 jam/hari-7 jam/hari

(Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2003).

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari daerah Afrika dan

Amerika Selatan. Awalnya tumbuhan ini tumbuh liar dan setengah liar di daerah

tepi sungai. Tanaman ini pertama kali diintroduksikan ke Indonesia oleh

pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1848 di Kebun Raya Bogor (s’Lands

Plantentuin Buitenzorg). Sejak saat itu kelapa sawit mulai berkembang diberbagai

daerah di Indonesia sebagai komoditas perkebunan (Pahan, 2012). Perkebunan

kelapa sawit di Indonesia berkembang pesat, sehingga pada tahun 1939, Indonesia

menjadi negara produsen dan eksportir utama kelapa sawit dunia dengan volume

mencapai 244 ribu ton atau sebesar 48% total ekspor minyak kelapa sawit dunia

(Prayitno et al., 2008). Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan yang toleran

terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik, namun untuk mencapai tingkat

pertumbuhan optimal membutuhkan kisaran kondisi lingkungan tertentu. Kondisi

iklim merupakan salah satu faktor lingkungan utama yang mempengaruhi

4
keberhasilan pengembangan kelapa sawit (Buana, et al, 2004). Klasifikasi

tanaman kelapa sawit menurut Pahan (2012) adalah sebagai berikut: Kingdom:

Plantea, Divisi: Embrophyta Siphonagama, Sub divisi: Pteropsida, Kelas:

Angiospermae, Ordo: Monocotyledonae, Famili: Arecaceae, Sub famili :

Cocoidae, Genus : Elaeis, Spesies : Elaeis guineensis Jacq.

Faktor luar seperti iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

produksi tandan kelapa sawit. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada

ketinggian 70-500 m di atas permukaan laut. Curah hujan yang diperlukan

tanaman kelapa sawit rata-rata 1.500-4.000 mm/tahun. Curah hujan optimum

2.000-3.000 mm/tahun. Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi

karbohidrat dan memacu pembentukan bunga dan buah. Lama penyinaran

optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit antara 5-7 jam/hari. Suhu yang

diperlukan tanaman kelapa sawit optimum 24-28°C, suhu terendah 18°C dan suhu

tertinggi 32°C. Sedangkan kelembaban udara yang diperlukan tanaman kelapa

sawit 80% dan kecepatan angin 5-6 km/jam sangat baik untuk membantu proses

penyerbukan. Temperatur udara pada batas-batas tertentu berpengaruh terhadap

metabolisme sel-sel pada organ tanaman yang akhirnya mempengaruhi

pertumbuhan dan produksi. Suhu optimal rata-rata yang diperlukan kelapa sawit

adalah 24-28°C. Tinggi rendahnya suhu berkaitan erat dengan ketinggian lahan

dari permukaan laut. Oleh karena itu, ketinggian lahan yang baik adalah 0-400

mdpl, karena pada ketinggian tersebut temperatur udara diperkirakan 27-32°C.

Temperatur udara yang rendah pada bulan- bulan tertentumenghambat

penyerbukan bunga sehingga mengganggu pembentukan buah (Hadi, 2005).

5
2.2 Pengendalian Gulma

Gulma adalah tumbuhan tumbuhan penggan ggu yang nilainya negatif

apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia, baik secara langsung maupun

tidak langsung, Mangoensoekarjo (1983). Menurut PPKS (2010), areal yang

didominasi oleh gulma yang berbahaya atau pesaing berat seperti sembung rambat

(Mikania micrantha), alang-alang (Imperata cylindrica) dan Asystasia

coromandeliana dapat menurunkan produksi sampai 20%.

Menurut Setyamidjaja (2006) secara garis besar jenis-jenis gulma yang

dijumpai pada perkebunan kelapa sawit dapat digolongkan menjadi gulma

berbahaya dan gulma lunak. Gulma berbahaya adalah gulma yang memiliki daya

saing tinggi terhadap tanaman pokok seperti ilalang (Imperata cylindrica),

sembung rambat (Mikania cordata dan M. micrantha), lempuyangan (Panicum

repens), teki (Cyperus rotundus), kirinyuh (Chromolaena odorata), harendong

(Melastoma malabatrichum) dan tembelekan (Lantana camara). Gulma lunak

adalah gulma yang keberadaannya dalam budi daya tanaman kelapa sawit dapat

ditoleransi dan dapat menahan erosi tanah namun jumlahnya juga tetap harus

dikendalikan. Contoh gulma lunak diantaranya babadotan (Ageratum conyzoides),

rumput kipahit (Paspalum conjugatum) dan pakis (Nephrolephis biserrata).

Gulma di perkebunan kelapa sawit selain menimbulkan persaingan dengan

tanaman juga mengganggu kelancaran kegiatan kebun. Gulma di gawangan dapat

menyulitkan pemanenan, pengutipan brondolan dan mengurangi efektivitas

pemupukan. Gulma di pasar pikul dapan mengganggu pergerakan tenaga kerja.

Kelancaran kegiatan yang terganggu dapat mengurangi produktivitas tenaga kerja

(PPKS, 2010).

6
Kerugian yang diakibatkan oleh gulma tidak terlihat secara langsung.

Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kerugian akibat persaingan antara

tanaman perkebunan dan gulma antara lain pertumbuhan tanaman terhambat

sehingga waktu mulai berproduksi lebih lama, penurunan kuantitas dan kualitas

hasil produksi tanaman, produktivitas kerja terganggu, gulma dapat menjadi

sarang hama dan penyakit, serta biaya pengendalian gulma yang sangat mahal

(Barus, 2003).

2.3 Pemupukan

Budidaya kelapa sawit meliputi beberapa tahapan kegiatan salah satunya

kegiatan pemeliharaan yang memerlukan perhatian intensif yaitu pemupukan. Hal

tersebut karena biaya pemupukan tergolong tinggi, kurang lebih 30 % dari total

biaya produksi atau 40–60 % dari biaya pemeliharaan sehingga menuntut pihak

praktisi perkebunan untuk secara tepat menentukan jenis dan kualitas pupuk yang

akan digunakan dan mengelolanya mulai dari pengadaan hingga aplikasinya di

lapangan baik secara teknis maupun manajerial (Winarna, et al, 2003).

Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan

produktivitas dan kualitas produksi yang dihasilkan. Pemupukan sangat

bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah agar produktivitas tanaman

menjadi stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit

dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Selain itu, pemupukan

bermanfaat melengkapi penyediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan

tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil yang maksimal

(Novizan, 2005).

7
Pupuk merupakan salah satu sumber unsur hara utama yang sangat

menentukan tingkat pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. Setiap unsur hara

memiliki peranan masing-masing dan dapat menunjukkan gejala tertentu pada

tanaman apabila ketersediaannya dalam tanah sangat kurang. Penyediaan hara

dalam tanah melalui pemupukan harus seimbang, yaitu disesuaikan dengan

kebutuhan tanaman. Untuk mendapatkan kondisi tanah yang subur diperlukan

kombinasi pemakaian pupuk organik dan anorganik. Unsur hara utama yang

mendapat perhatian dalam pemupukan tanaman kelapa sawit meliputi N, P, K,

Mg, Cu, dan B. Tanaman memperoleh unsur hara dari beberapa sumber yaitu

tanah, residu bahan ableg, dan pupuk buatan yang diberikan pada tanaman (Reni,

2007).

Beberapa hal yang menjadi alasan dilakukan pemupukan adalah: (1) tanah

tidak mampu menyediakanunsur hara yang cukup bagi tanaman; (2) tanaman

kelapa sawit memerlukan hara yang banyak untuk mencapai pertumbuhan dan

produksi yang tinggi; (3) penggunaan varietas unggul membutuhkan hara yang

lebih banyak; (4) unsur hara yang terangkut berupa produksi tidak seluruhnya

dikembalikan ke dalam tanah. Oleh karena itu pemupukan mempunyai tujuan agar

tanaman mampu tumbuh normal dan berproduksi sesuai dengan potensinya, serta

untuk mempertahankan atau meningkatkan kesuburan tanah (Redaksi Agromedia,

2007).

Salah satu efek pupuk yang bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan

tanah yang menyebabkan tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta

meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim

yang tidak menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi

8
persediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan

pada akhirnya tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal. Pupuk juga

menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui

hasil panen (TBS) serta memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau

mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan

kelapa sawit (Setyamidjaja, 1991).

Nitrogen dalam jaringan tumbuhan merupakan komponen penyusun asam-

asam amino, asam-asam amino akan dibentuk menjadi protein. Selain itu,

nitrogen berfungsi sebagai penyusun klorofil. Gejala kekurangan unsur hara

nitrogen adalah tajuk berwarna hijau terang, daun tua menguning, mengering dan

akan berwarna menjadi coklat muda (Lakitan, 2013).

Fosfor merupakan unsur hara penting yang diperlukan sebagai sumber

energi dalam bentuk ATP, untuk reaksi-reaksi pada fase gelap fotosintesis, proses

asimilasi, mendorong pembentukan perakaran pada awal pertumbuhan tanaman,

dan meningkatkan daya serap hara dari dalam tanah. Gejala defisiensi P yaitu

daun akan berwarna gelap, sering membentuk warna merah atau ungu, tanaman

tumbuh kerdil dengan pelepah yang pendek, tajuk berbentuk piramida terbalik,

dan batang yang meruncing (Lakitan, 2013).

Kalium merupakan unsur hara penting yang berfungsi sebagai aktivator

enzim, untuk membantu proses fotosintesis dan respirasi pada tanaman, menjaga

keseimbangan Mg dalam tanaman, penting dalam menentukan jumlah dan

pembentukan ukuran janjangan, serta penting dalam ketahanan tanaman dalam

serangan penyakit, berperan dalam proses buka tutup stomata. Gejalah defisiensi

9
K yaitu klorosis, pelepah daun tua pada bagian bawah berwarna kuningtua

kecokelatan dan berbintik jingga (orange spot) (Lakitan, 2013).

Magnesium merupakan bahan penyusunan klorofil yang berperan dalam

proses fotosintesis, penyusun dinding sel, metabolisme karbohidrat dan gula.

Gejala defisiensi Mg yaitu daun tua berwarna kuning tua dan akhirnya mengering,

ujung tepi daun menggulung (Khairuddin, et al. 2012).

Salah satu dari kegiatan pemeliharaan yang memerlukan perhatian intensif

yaitu pemupukan. Hal tersebut karena biaya pemupukan tergolong tinggi, kurang

lebih 30 % dari total biaya produksi atau 40 – 60 % dari biaya pemeliharaan

sehingga menuntut pihak praktisi perkebunan untuk secara tepat menentukan jenis

dan kualitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya mulai dari pengadaan

hingga aplikasinya di lapangan baik secara teknis maupun manajerial (Winarna, et

al. 2003).

Persiapan pemupukan terbagi menjadi tiga yaitu persiapan pupuk,

organisasi penguntilan dan persiapan lapangan. Karung bekas (bekas pembungkus

pupuk) dikumpulkan oleh tim pengecer dan disusun di tempat untilan.

Selanjutnya, karung tersebut diserahkan ke kantor divisi guna memastikan jumlah

untilan yang dibawa ke lapangan sekaligus mengecek apakah seluruh pupuk sudah

ditabur dan tidak ada yang hilang (Pahan, 2012).

2.4 Pemanenan

Panen adalah salah satu kegiatan penting pada kelapa sawit. Pemanenan

yang baik akan meningkatkan jumlah produksi yang bias diangkut ke tempat

pengolahan. Selain itu pemanenan akan mengurangi serangan hama dan penyakit

akibat TBS yang membusuk pada pohon karena tidak dipanen. Menurut

10
Setyamidjaja (2006), persiapan panen diperhatikan agar dapat memperlancar

proses pemanenan. Diantara persiapan tersebut adalah jumlah tenaga kerja yang

digunakan, peralatan, transportasi, kerapaatan panen dan sarana panen. Jumlah

tenaga kerja yang digunakan bergantung pada keadaan topografi daerah

pemanenan, kerapatan panen dan umur tanaman yang akan dipanen.

Lubis (1992) menyatakan bahwa kelapa sawit mulai berbuah setelah

berumur 2,5 tahun. Kelapa sawit dapat dipanen setelah berumur 31 bulan,

minimal 60% buah matang panen setelah masa penyerbukan (Setyamidjaja,

2006). Kriteria buah kelapa sawit yang telah matang panen ditandai dengan jatuh

atau terlepasnya minimal dua buah dari tandan yang mewakilkan berat kurang dari

10kg (Lubis, 1992).

Menurut Pahan (2012), rotasi panen adalah jarak waktu anatara panen.

Rotasi panen suatu lahan perkebunan kelapa sawit tergantung pada kerapatan

panen, luas areal, kapasitas pemanen dan keadaan pabrik. Ada dua rotasi yang

dikenal dalam perkebunan kelapa sawit yaitu 6/7 dan 8/10 (Setyamidjaja,

2006).6/7 diartikan dimana suatu areal dibagi menjadi enam bagian yang dalam

waktu tujuh hari kerja (Pahan, 2012). Sedangkan 8/10 diartikan suatu areal dibagi

menjadi delapan bagian yang dikerjakan dalam waktu sepuluh hari kerja. Sistem

6/7 lebih banyak digunakan (Pahan, 2012).

11
III. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Waktu pelaksanaan praktek kerja profesi (pkp) ini dilaksanakan selama 1

bulan setengah mulai dari 22 Juli sampai 23 Agustus 2021. Adapun tempat

pelaksanaan praktek kerja profesi (pkp) ini akan dilaksanakan di PT Surya

Agrolika Reksa berlokasi di Kecamatan Singingi Hilir, Kabupaten Kuantan

Singingi, Provinsi Riau.

3.2 Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan praktek lapangan terdiri dari pengamatan tanaman

dilapangan, pengumpulan data tanaman, wawancara dengan karyawan dan staff,

latihan kerja dan pengarahan serta pembelajaran tentang kelapa sawit sesuai

dengan teori-teori yang dipelajari.

3.3 Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengamatan yang dilakukan selama kegiatan PKP yaitu pengamatan mulai

dari pemeliharaan hingga produksi. Pengamatan dilakukan secara langsung serta

mahasiswa terlibat langsung dalam setiap kegiatan PKP (data primer) dan

pengambilan data dari sumber data perusahaan terkait (data sekunder).

Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: praktek secara

langsung di tempat PKP sesuai prosedur, diskusi langsung secara tanya jawab

dengan pembimbing dilapangan, pengajaran/penyampaian materi oleh

pembimbing lapangan, Sampling, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara melakukan pengambilan data arsip/formulir/catatan, serta referensi

12
yang berkaitan dengan objek penelitian dan observasi yaitu mengumpulkan data

dengan pengamatan langsung ke lapangan.

3.4 Analisis Data dan Informasi

Hasil dari kegiatan PKP digunakan sebagai bahan analisis untuk bahan

laporan PKP yang ditekankan pada aspek kegiatan pemeliharaan. Hasilnya berupa

data pengamatan, pengumpulan informasi dan data mengenai segi teknis dan

manajemen di kebun.

3.5 Rencana Kegiatan

Berdasarkan rencana praktek kerja profesi yang telah dibuat, bahwa

mahasiswa harus mengikuti semua kegiatan yang telah direncanakan dan program

kerja perusahaan dibawah bimbingan asisten lapangan, serta mahasiswa

mengetahui standar operasi prosedur (SOP) yang berlaku PT Surya Agrolika

Reksa berlokasi di Kecamatan Singingi Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi,

Provinsi Riau dan mengenal kondisi lapangan sebelum melaksanakan praktek

kerja.

13
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PKP

4.1 Sejarah Singkat PT Surya Agrolika Reksa

PT. Surya Agrolika Reksa suatu perusahaan swasta yang

didirikan oleh Adimulya Group pada tahun 1999, berlokasi di Desa

Beringin Jaya, Kecamatan Singingi Hilir, kabupaten Kuantan

Singingi, Propinsi Riau dengan akta pendirian dari notaries Joko

Anggoro, SH Nomor 287/NTS/591.4/1997. Perusahaan ini didirikan

atas dasar persetujuan pemerintah daerah Pekanbaru untuk

mengembangkan perkebunan kelapa sawit di kawassan

teransmigrasi khususnya dikecamatan Singingi Hilir dan sekitarnya

dengan system KKPA ( Kredit Koprasi Primer Untuk Anggota). Hal

ini bertujuan untuk memsukseskan program pemerintah dalam

mengurangi kemiskinan melalui perkebunan kelapa sawit. Selain itu

juga bertujuan untuk memanfaatkan lahan-lahan milik warga yang

tidak dirawat, sehingga lahan- lahan yang kurang di manfaatkan

ataupun warga yang bersangkutan tidak mampu menggarap sendiri

bisa menyerahkan ke perusahaan, sehingga lahan tersebut akan lebih

bermanfaat dengan system pembagian hasil yang telah disepakati

bersama.

Kegiatan perusahaan pada saat ini adalah mengembangkan

perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Sampai dengan tanggal 31

Desember 2012, luas area hak guna perusahaan adalah 8.500 dan

14
dari jumlah tersebut yang menjadi Tanaman Menghasilkan (TM)

pertama kali pada 2001 adalah 7.530 ha, dan sisanya merupakan

tanaman belum menghasilkan (TBM) hingga tahun 2003 semua

tanaman sudah menjadi tanaman menghasilkan. Tanaman kelapa

sawit yang dibudidayakan di perkebunan PT. Surya Agrolika Reksa

adalah jenis tanera (DxP), tanera adalah tanaman hasil persilangan

antara dura dan pesipera.

Perusahaan mendirikan pabrik kelapa sawit (PKS) pada tahun

2001 dengan kapasitas pengolahan 60ton/jam, pabrik dibangun di

daerah jauh dari pemukiman penduduk dengan batas kebun kelapa

sawit. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya dampak negatif

yang mungkin terjadi dari kegiatan pabrik. Bangunan pabrik berada

ditepi sungai basau sehingga dekat dengan sumber air.

4.2 Keadaan Topografi

Gambar 1 Lokasi PT Surya Agrolika Reksa (SAR)

15
PT. Surya Agrolika Reksa merupakan perusahaan yang

bergerak dibidang perkebunan yag menghasilkan produk kelapa

sawit dan perkebunan. lokasi perkebunan dan pabriknya terletak

diKuantan singingi, memiliki luas kebun 7.160 Ha. Maka perusahaan

juga akan berhubungan pula dengan keselamatan,kesehatan kerja dan

menciptakan lingkungan kerja yang kondusif,karena perusahaan

mamanfaatkan tenaga manusia sebagai pekerja dan sudah pasti yang

dihasilkan adalah adanya kepuasan bagi karyawan dan sebaliknya.

4.3 Struktur Organisasi

Adapun tugas-tugas dan wewenang serta tanggung jawab

masing- masing anggota organisasi pada PT. Surya Agrolika Reksa

adalah sebagai berikut :

1. Direktur Utama

16
Tugas dan tanggungjawab Direktur Utama adalah sebagai
berikut :
a. Menyusun perencanaan, mengarahkan,

mengevaluasi, mengkoodinasi, serta

mengendalikan jalanya perusahaan agar tetap

sesuai dengan kebijaksanaan dan anggaran dasar

perusahaan,

b. Mewakili perusahaan baik secara intern maupun extern,

c. Menerima tanggung jawab untuk pekerjaan yang

dilakukan bawahan,

d. Mengangkat dan memberhentikan karyawan,

e. Mempertanggung jawabkan hasil usaha dan

kegiatan perusahaan padarapat umum pemegang

saham,

f. Berperan dalam menandatangani cek dan transaksi

penting lainnya,

g. Membuata atau menyetujui peraturan-peraturan

yang berlaku dilingkungan perusahaan.

2. Kuasa Direksi

Kuasa direksi bertugas membantu tugas-tugas direktur

utama apabila direktur utama tidak berada ditempat,

menerima dan mencatat keseluruhan laporan sebagai

bahan pertanggung jawaban pimpinan perusahaan.

3. General Manajer (GM)

a. Meyusun perencanaan, mengarahkan,

17
mengevaluasi, mengkoorninasi serta

mengendalikan jalannya peruasahaan agar tetap

sesuai dengan kebijaksanaan dan anggaran dasar

perusahaan.

b. Mewakili perusahaan baik secara interen maupun

extern

c. Mengangkat dan memberhentikan karyawan.

d. Berperan dan menandatangani cek dan transaksi-

transaksi lainnya

e. Membuat dan menyetujui perturan-peraturan yang

berlaku di lingkungan perusahaan

4. Manajer Administrasi (ADM)

Tugas dari Manajer Administrasi adalah :

a. Bertanggung jawab menyusun sistem administrasi

(arsip) yang efektif bagi kelancaran operasi

perusahaan.

b. Mengkoordinir administrasi personalia

termasuk dalam

penerimaan, penempatan, dan pemberhentian

karyawan.

c. Memberikan saran-saran pada Direktur

Utama sehubung dengan

dengan kesempurnaan dan kebijaksanaan pegawai.

5. Maskep

18
Mempunyai tugas antara lain:
a. Bertanggung jawab dalam administrator dalam

segala hal mengenai hasil olahan pabrik.

b. Membuat program kerja sesuai dengan yang telah

disesuaikan Baik bulanan, triwulan,semester, dan

tahunan.

c. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan dan

pekerjaan dipabrik sertabertanggung jawab

terhadap kegiatan pabrik.

d. Bertanggung jawab atas kelancaran serta fungsinya

semua mesin-mesindan instalasi pabrik.

6. Assisten kepala

Bertugas merencanakan dan mengawasi pelaksanaan

pekerjaan penanaman meliputi pembibitan, tanaman

ulang, pemeliharaan, panen, dan pengutipan hasil,

mengawasi pelaksanaan dan pengangkutan dari kebun

kepabrik,merencanakan dan mengawasi pembangunan

dan pemeliharaan bangunan, jalan, jembatan dan parit.

7. Humas
Menjadi penghubung antara perusahaan dengan pihak-

pihak luar seperti pemerintah, perusahaan mitra usaha,

masyarakat sekitar lokasi pabrik dan menjadi

penghubung dalam menyelesaikan pertikaian antara

perusahaan dengan karyawan.

19
8. Personalia

Bagian ini mempunyai yang berhubungan dengan

karyawan seperti penerimaan dan pemberhentian

karyawan serta pengangkatan karyawan. Mengawasi

kegiatan-kegiatan karyawan serta menilai dan

mengevaluasi prestasi kerja mereka. Personalia juga

menangani masalah-masalah yang terjadi pada

karyawan seperti konflik antar karyawan juga bila

terjadi kecelakaan kerja atau karyawan sakit.

9. Asisten Satu (ASTU)

Tugas dan tanggung jawab Asisten satu adalah:

a. Bertanggung jawab atas divisinya

b. Bertanggung jawab atas hasil kerja para divisinya.

c. Melakukan supervisi kelapangan untuk

memastikan pengarahanya dapat dilaksanakan

dengan baik, sesuai standar dan mutu yang

diinginkan.

10. Kepala Tata Usaha (KTU)

a. Mengkomputerisasikan dan mempersiapkan

account report (akun yang belum tersusun) dari

data-data yang dikirim oleh masing-masing devisi.

b. Membantu kabag umum didalam membuat analisa

biaya-biaya yang tidak tetap, serta menyediakan

laporan untuk kabag umum untuk setiap bulanya

20
pada account report.

c. Menjadi pembimbing dan pelatih yang baik

dibidang accounting, sistim dan program computer.

d. Menyajikan laporan kabag umum di bidang

keuangan, analisis biaya anggaran dan progress

report.

11. Asisten pengolahan

Bagian ini mempunyai fungsi membantu mengawasi

dan mengkoordinasi pengolahan sawit menjadi

minyak kelapa sawit secara efisien dan memenuhi

persyaratan. Asisten pengolahan bertanggung jawab

kepada maskep.

12. Assisten Laboratorium

Bertugas melakukan analisis di labor kimia yang

berkaitan dengan proses minyak kelapa sawit.

Misalnya mengukur kadar lemak buah sawit,

membuat komposisi bahan kimia sebagai bahan

pembantu dalam proses pembuatanminyak kelapa

sawit.

13. Asisten Tanaman

a. Membantu astu

b. Bertanggung jawab terhadap tanaman serta

perawatan dan pemanenanhasil perkebunan.

14. Mandor 1 dan mandor

21
Peran mandor sama dengan asisten. Waktunya

dimafaatkan untuk mengontrol mandor dibawah tanggung

jawabnya, seperti mandor perawatan. Kerani panen, dan

transportasi TBS, jadi mandor 1 setiap hari membuat

inspeksi atas setiap mandor dilapangan untuk memastikan

mutu kerja dan prestasi kerja sesuai standar. Hasil

inspeksi harus dilaporkan kepada asisten setiap sor, untuk

ditindak lanjuti oleh asisten atas kekurangan dalam

pelaksanaan kerja yang ada.

15. Mandor Panen

Mengawasi kualitas penen dalam blok, diantaranya

memastikan semua bahan matang dipanenoleh

pemanen dan tidak memanen buah mentah.

16. Krani Panen

Membuat catatan hasil panen TBS yang tersusun atas

THPdengan kualiatas baik didalam buku mandor panen

dengan baik.

4.4 Visi dan Misi


4.4.1 Visi

Menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit yang unggul,

tangguh, serta mampu tumbuh dan berkembang dalam persaingan global

secara berkelanjutan.

4.4.2 Misi

Misi dari PT Surya Agrolika Reksa adalah:

22
1. mengelola Agro Industri Kelapa Sawit secara efisien bersama
mitra untuk kepentingan stake holder berwawasan
lingkungan, unggul dalam pengenbangan surmber daya
manusia dan tenologi.
2. Selalu meninggkatkan mutu produk, lingkungan, keselamatan
dan kesehatan kerja.
3. Memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat
sekitar perusahaan.

4.5 Fasilitas di PT Surya Agrolika Reksa

Tabel 1. Fasilitas yang tersedia di PT Surya Agrolika Reksa


NO NAMA BARANG JUMLAH BARANG

1 Meja Kerja 12

2 Printer 3

3 Laptop 1

4 Brangkas Uang 1

5 Mesin pengitung Uang 1

6 Komputer 2

7 Kipas Angin 1

8 Kursi 14

9 Lemari 8

Fasilitas yang dimiliki oleh PT Surya Agrolika Reksa yang

bisa membantu/mendukung karyawan dalam meningkatkan kinerja

dan pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil observasi juga

menjelaskan kondisi fisik kantor PT Surya Agrolika Reksa dapat

dikatakan baik, dimana setiap bagian memiliki ruangan sendiri. Akan

23
tetapi diruangan kantor PT Surya Agrolika Reksa belum terdapat

AC, hal ini menyebabkan suhu udara diruangan tersebut kurang

sejuk, bahkan terasa panas.

Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan,

karena karyawan yang sedang bekerja akan merasa panas sehinggah

menyebabkan karyawan akan keluar ruangan untuk mencari udara

atau tempat yang dingin/segar, hal ini menyebabkan pekerjaan

karyawan tersebut akan tertunda dan tidak selesai pada waktu yang

telah ditentukan.

4.6 Disiplin Kerja

PT Surya Agrolika Reksa buka untuk umum setiap hari,

tepatnya hari Senin-Sabtu dan hari Minggu sudah pasti cuti. Dimulai

dari pukul 07.00 hingga 16.00 WIB atau sesuai dengan kondisi

lahan. Semua pegawai harus melaksanakan tugasnya masing-masing.

Bagi pegawai yang berhalangan hadir,wajib melapor terlebih dahulu

kepada kepala ADM PT Surya Agrolika Reksa Kecamatan Singingi

Hilir, Kabupaten Kuantang Singingi, Provinsi Riau.

24
V. PELAKSANAAN KEGIATAN PKP

5.1 Aspek Managerial

5.1.1 General Manager

Estate manegar bertindak sebagai pimpinan yang mengkoordinasikan

seluruh kendali kegiatan di Kebun. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan

pekerjaan dan semua hal yang berhubungan dengan pekerjaan di kebun atau unit

yang dipimpinnya. Menentukan kebijakan dalam hal penggunaan dana dan

anggaran kebun.

5.1.2 Manager

Manager bertindak sebagai pimpinan yang mengkoordinasi seluruh

kendali di enam divisi.bertanggung jawab terhadap kegiatan pekerjaan dan semua

hal yang berhubungan dengan pekerjaan dikebun atau setiap divisi.

5.1.3 Kepala Tata Usaha

Kasie Administrasi (KTU) bertanggung jawab dan melaksanakan semua

kegiatan yang berada di kantor kebun. KTU bertanggung jawab dalam

pembukuan dan administrasi perkantoran di kebun yang bersangkutan.

5.1.4 Asisten Kepala

Asisten Kepala bertindak yang bertanggung jawab diseluruh kegiatan dan

hal-hal penting lainnya dalam tiga divisi. Asisten Kepala bertanggung jawab

kepada Manager. Asisten Kepala bertugas merencanakan dan mengkoordinasikan

program kerja dan target bulanan sesuai program kerja dari arahan dari Manager.

25
5.1.5 Asisten Divisi

Asisten Divisi merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap seluruh

kegiatan dan hal-hal penting lainnya dalam suatu divisi. Asisten bertanggung

jawab kepada Asiten Kepala. Asisten bertugas merencanakan dan

mengkoordinasikan program kerja dan target bulanan sesuai program kerja divisi.

Selain itu juga mengevaluasi hasil-hasil kegiatan dan mengarahkan pemecahan

masalah di tingkat divisi, melakukan pengawasan dan penilaian terhadap kinerja

dari masing-masing mandor, dan melakukan administrasi divisi yang dibantu oleh

kerani divisi. Kegiatan administrasi tesebut, antara lain membuat Lembar Rencana

Kerja (LRK) yaitu rencana kerja per item pekerjaan yang berisi rencana luas areal

yang akan dikerjakan, rencana tenaga dan rencana material yang akan digunakan.

5.1.6 Mandor I

Mandor I adalah orang yang mengatur semua kegiatan yang ada di

lapangan. Fungsi dan tanggung jawab seorang mandor I lebih luas dibandingkan

dengan mandor-mandor lainnya. Mandor I mempunyai tugas untuk mengontrol

semua jenis pekerjaan yang dilakukan, sekaligus memberikan penilaian terhadap

hasil kerja tersebut. Mandor I mempunyai hak untuk menegur mandor lain jika

mandortersebut melakukan kesalahan dalam melakukan suatu pekerjaan. Mandor

I berwenang untuk mengecek semua jenis kegiatan, baik kegiatan administrasi

(permintaan dan penerimaan barang) sebelum mendapat persetujuan dari kepala

divisi.

5.1.7 Mandor Pupuk

Tugas mandor pupuk adalah membuat perencanaan blok/petak yang akan

dipupuk atas persetujuan asisten divisi, membuat permintaan bahan/bon gudang

26
yang disetujui asisten divisi dan kepala kebun, meminta kendaraan pengangkutan

pupuk, menghitung tenaga kerja yang hadir untuk menentukan luasan yang akan

dipupuk, apel pagi dan memberikan pengarahan kepada keryawan, mengawasi

pengambilan pupuk di gudang, mengikuti dan mengawasi distribusi pupuk dari

gudang ke lapangan, mengontrol dan mengawasi pelaksanaan pemupukan.

5.1.8 Mandor Rawat

Mandor rawat bertugas merencanakan dan mengawasi seluruh kegiatan

perawatan, mengatur ancak perawatan, mengatur kebutuhan tenaga kerja dan

material yang akan digunakan dan memeriksa kualitas pekerjaan. Beberapa

kegiatan yang termasuk dalam kegiatan pemeliharaan adalah pengendalian gulma,

pemeliharaan jalan dan jembatan, pemeliharaan TPH dan pengendalian hama dan

penyakit.

5.1.9 Mandor Semprot

Penyemprotan merupakan salah satu kegiatan dalam pengendalian gulma

dengan menggunakan herbisida. Selama berstatus sebagai mandor semprot

kegiatan yang dilakukan penulis adalah melakukan pengawasan pengambilan

herbisida di gudang dan pelaksanaan kegiatan penyemprotan di lapangan.

Tugas mandor semprot adalah menentukan areal yang akan disemprot atas

persetujuan asisten divisi, melakukan apel pagi untuk memberikan pengarahandan

pengabsenan karyawan, mengawasi pekerjaan di lapangan dan mengawasi

penggunaan herbisida. Setelah kegiatan di lapangan, mandor semprot mengisi

absen karyawan, menghitung penggunaan bahan yang dipakai.

27
5.1.10 Mandor Panen

Tugas mandor panen adalah membuat perencanaan blok/petak yang harus

dipanen atas persetujuan asistendivisi, kemudian melakukan apel pagi dengan

karyawan, sambil memberikan pengarahan tentang standar pelaksanaan panen dan

keselamatan kerja. Pada saat itu dilakukan juga pengabsenan karyawan untuk

mengetahui jumlah tenaga kerja pemanen. Mandor panen kemudian memberi

ancak kepada masing-masing pemanen dan melaksanakan pengawasan panen.

Setelah pelaksanaan pemanenan, mandor panen menerima laporan hasil panen

dari pemanen, menghitung jumlah TBS yang dipanen pada hari tersebut, mengisi

absen karyawan, mengisi krani buah dan mengisi Buku Kerja Mandor (BKM).

Norma kerja ditentukan oleh berapa banyak TBS yang dihasilkan pada hari itu.

Bagi pemanen yang melebihi basis maka pemanen tersebut berhak mendapatkan

premi.

5.2 Aspek Teknis

5.2.1 Rawat Gawangan

Gawangan adalah areal yang berada di luar piringan tanaman. Areal

tersebut harus dikendalikan dari gulma yang dapat menghambat pertumbuhan

tanaman, serta menciptakan kondisi yang tidak terlalu lembab agar penyerbukan

dapat lebih lancar dan mencegah berkembangnya penyakit tanaman. Rawat

gawangan adalah membersihkan gulma di gawangan yang dianggap merugikan

tanaman maupun menyulitkan pekerjaan panen baik di pasar pikul, piringan, dan

sekitar parit/sungai. Penyiangan gawangan bertujuan untuk membuang semua

jenis gulma yang merugikan, baik secara teknis maupun ekonomis. Perawatan

gawangan dilakukan dengan manual dan chemist (kimia).

28
5.2.2 Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk sanitasi,

memudahkan pemeliharaan, taksasi dan panen. Pengendalian gulma dilakukan

secara manual dan kimiawi (chemist).

Pada tanaman kelapa sawit yang menghasilkan pengendalian gulma

dilakukan secara manual dan kimiawi (chemist). Pengendalian gulma secara

kimiawi dilakukan untuk gawangan, piringan, pasar pikul, dan tempat

pengumpulan hasil (TPH).

5.2.3 Pengendalian Hama

Pengendalian hama dilakukan kimiawi yaitu dengan menyemprotkan

insektisida kontak dan juga dengan cara injeksi batang. Hama dominan di PT ini

adalah Ulat api dan kumbang tanduk.

5.2.4 Pemupukan

Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu pada

semester satu (Januari – Juni) dan semester dua (Juli – Desember). Pemupukan

dilakukan secara manual, pemupukan manual dilakukan pada semua daerah.

Pemupukan dilakuan secara berkelompok yang terdiri atas mandor pupuk,

pengumpul karung, pelangsir pupuk, dan beberapa orang penabur yang

disesuaikan dengan jumlah pupuk yang akan ditabur. Peralatan yang digunakan

untuk pemupukan secara manual adalah ember plastik, kain untuk menggendong,

dan takaran.

29
5.2.5 Tunas Pokok

Tunas pokok merupakan Pemangkasan pelepah pada tanaman kelapa sawit

adalah pekerjaan memotong pelepah daun tua yang dianggap sudah kurang

produktif. Pemotongan daun tua yang sudah kurang produktif tersebut bertujuan

untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif,

mempermudah pelaksanaan panen, mengurangi salah satu faktor yang

menghalangi penyerbukan secara alami, proses asimilasi dan sirkulasi angin dapat

lebih baik, mendorong penyaluran zat hara yang diserap tanaman lebih produktif

dan mengurangi brondolan yang menyangkut pada cabang. Pekerjaan tunas pokok

dilakukan secara rutin pada tanaman menghasilkan (TM).

5.2.6 Pemanenan

. Pemanenan merupakan kegiatan inti dari operasional kebun kelapa sawit

untuk mendapatkan jumlah TBS yang tinggi, mendapatkan jumlah minyak dan

kernel (rendemen) yang tinggi, mendapatkan mutu minyak yang tinggi, biaya

panen efisien, dan eksploitasi berjalan dengan baik sehingga mencapai umur

produktif yang lama. Tingkat kematangan buah dinyatakan dengan fraksi tandan

atau buah luar yang memberondol.

Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemanen adalah memotong buah

mentah dan meninggalkan brondolan di piringan. Untuk menanggulangi hal

tersebut yang paling baik dilakukan adalah kontrol sesering mungkin di TPH dan

ancak panen karena kerugian akibat memotong buah mentah yaitu kehilangan

sebagian potensi produksi minyak, mengganggu kelestarian produksi dan

merugikan pabrik kelapa sawit. Pengawasan panen pada PT Salim Ivomas

Pratama dilaksanakan oleh mandor panen, krani panen, mandor 1, dan Asisten.

30
Pada tangkai buah diberi nomor sesuai pemanen di ancak tersebut. Buah

yang sudah di TPH disusun rapi dengan tangkai buah menghadap ke jalan untuk

mempermudah pengangkut melihat nomor panen serta mempermudah krani buah

dan mandor panen dalam melakukan pengecekan buah mentah.

31
VI. PEMBAHASAN

6.1.KEADAAN UMUM PELAKSANAAN PKP

6.1.1 Antrian Pagi (lingkaran pagi)

Antrian pagi (lingkaran pagi) adalah rutinitas dilakukan oleh mandor-

mandor dan mandor kepada karyawan sebelum bekerja. Biasanya antrian mandor

dipimpin oleh asisten untuk memberi arahan kerja hari ini dan mengevaluasi

pekerjaan sebelumnya. Untuk antrian karyawan dipimpin oleh mandor masing-

masing untuk memberi pekerjaan, pengarahan untuk hari ini dan mengingatkan

alat-alat yang digunakan pada pekerjaan hari ini beserta APD (Alat Pelindung

Diri).

6.2 KEGIATAN KHUSUS SESUAI TOPIK PKP

6.2.1 PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN (TM)

6.2.1.1 Pasar Pikul Manual

Pasar pikul merupakan jalan yang digunakan untuk mengantarkan buah

sawit yang sudah dipanen ke Tempat Pemungutan Hasil (TPH) serta untuk

memudahkan kegiatan pemeliharaaan lainnya. Menurut Pardamean M (2011)

jalan panen berfungsi secara permanen untuk mengangkut buah dari pohon ke

TPH. Bagi karyawan, jalan ini berfungsi untuk merawat tanaman. Lebar jalan

panen 1,0-1,2 m, dibuat searah barisan tanaman dengan interval setiap satu

gawangan. Pasar pikul dapat dibuat dalam beberapa sistem, salah satunya dengan

sistem 2 : 1. Sastrosayono (2003) menjelaskan bahwa pembuatan pasar pikul

sistem 2 : 1 adalah dari 2 gawangan terdapat 1 pasar pikul dengan uraian 1 sebagai

pasar pikul dan satu lagi sebagai gawangan mati, lebar pasar pikul antara 1– 1,5

m. Pembuatan pasar pikul manual menggunakan alat sederhana babat, prestasi

32
kerja pasar pikul manual 1 orang 0,3 haktare dengan lebar pasar ±1,5 m. Artinya

penggunaan tenaga karyawan 1 haktare 3 orang dan rotasi pasar pikul yaitu satu

kali setahun.

6.2.1.2 Piringan Manual

Pengendalian gulma umumnya proses budidaya tanaman kelapa sawit

adalah pengendalian gulma campuran pada piringan dan pasar pikul pada kelapa

sawit (Barus,2003). Pengertian piringan adalah pekerjaan membasmi dan

membersih rumput (gulma) yang tumbuh di piringan pokok termasuk tunggul dan

kayu (Risza,2010). Piringan dilakukan di sekitar lahan tanaman kelapa sawit

berfungsi sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk agar efisien diserap tanaman.

Selain itu, piringan juga merupakan daerah jatuhnya buah kelapa sawit. Karena

itu, kondisi piringan senantiasa bersih dari gangguan gulma.  Piringan merupakan

daerah yang berada disekitar pokok kelapa sawit yang berbentuk lingkaran dengan

diameter 2 meter. Piringan merupakan tempat jatuhnya berondolan, serta tempat

aplikasi beberapa jenis pupuk dan mencegah terjadinya perebutan unsur hara

antara gulma dengan tanaman budidaya. Pembuatan piringan manual dilakukan

dengan menggunakan alat sederhana yaitu cangkul dan babat. Prestasi kerja 0,75

hektare 1 orang dengan rotasi 1 kali setahun.

6.2.1.3 Gawangan Manual

Gawangan adalah tempat atau bagian di antara titik tanam, gawangan

dilakukan sebagai jalan akses untuk pengangkutan buah dan juga perawatan

tanaman. Gawangan atau tanah di luar piringan juga harus kebersihanya dari

gulma. Pengendalian gulma yang ada digawangan atau BTP (bongkar tumbuhan

pengganggu) menggunakan alat sederhana yaitu cados (cangkul dodos), Prestasi

33
kerja 1 haktare 1 orang dengan 2 rotasi satu tahun. kegiatannya mencabut,

mendongkel anak kayu, serta mengupas tunas/ kulit tunggul kayu yang masih

segar di gawangan kelapa sawit (Risza 2010).

6.2.1.4 Piringan Chemist dan TPH (tempat pengumpulan hasil)

Dalam budidaya kelapa sawit, piringan dibuat dan dipelihara agar selalu

dalam keadaan bersih dari gulma untuk memudahkan pelaksanaan berbagai

kegiatan perawatan tanaman dan mempermudah kegiatan pengawasan dan panen

pada fase tanaman menghasilkan. Piringan secara kimia (chemist) dan TPH

(tempat pengumpulan hasil) menggunakan alat sprayer kap yang bermerek solo

bahan yang digunakan untuk piringan chemist Elang dan starane dikalibrasi

dengan dosis elang 0,3 liter/Ha, starane dengan dosis 0,075 liter/Ha prestasi kerja

1 orang 2 haktare dengan rotasi 3 kali setahun. Pekerja penyemprotan ada 2

bagian kerja yaitu penyemprot dan pengambil air. Penyemprot maupun pengambil

air harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang lengkap seperti sarung

tangan, sepatu boot dan masker.

6.2.1.5 Gawangan Chemist

Rawat gawangan chemist merupakan pengendalian semua jenis gulma

yang berada digawangan seperti gulma berdaun lebar dan sempit termasuk gulma

anak kayu, namun tidak termasuk gulma ilalang. Gawangan chemist

menggunakan alat sprayer kap yang bermerek solo dengan bahan yang digunakan

gawangan chemist ialah Garlon dengan dosis 0,16 liter/Ha dengan prestasi kerja 2

haktare 1 orang rotasi 2 kali setahun.

34
6.2.1.6 Semprot Lalang

Menurut Pahan (2012) menyatakan terdapat tiga jenis gulma yang harus

dikendalikan, yaitu ilalang di piringan dan gawangan, rumput di piringan dan

anak kayu di gawangan. Ilalang di gawangan dan piringan efektif dikendalikan

secara kimia dengan teknik sesuai dengan populasi ilalang yang ada. Semprot

lalang biasanya dikhususkan sendiri untuk mengendalikan gulma lalang dengan

menggunakan alat sprayer kap dengan merek solo dengan bahan yang digunakan

elang dengan dosis 0,15 liter/Ha dengan prestasi kerja 6 haktare 1 orang 4 kali 1

tahun.

6.2.1.7 Pemupukan

Poeloengan et al. (2003) menyatakan bahwa pemupukan dalam suatu

usaha perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu usaha perawatan tanaman

untuk meningkatkan pertumbuhan dan potensi produksi. Pemupukan merupakan

salah satu usaha perawatan untuk mengembalikan hara yang terangkut oleh

tanaman guna mendapatkan tanaman yang sehat agar produksi tanaman yang

optimal dapat dicapai. Efektivitas dan efesiensi pemupukan yang tinggi dapat

dicapai jika dilakukan secara tepat waktu, tepat jenis, tepat dosis, tepat aplikasi

dan tepat lokasi (5T).

Dosis pemupukan adalah jumlah satuan pupuk yang diberikan pada pohon

kelapa sawit pada tiap aplikasi. Prinsip utama dalam penaburan pupuk adalah

bahwa pemberian pupuk pada setiap pokok harus sesuai dengan dosis yang telah

ditentukan dalam buku rekomendasi pemupukan. Pemupukan secara manual

menggunakan mangkok yang berukuran kecil untuk pupuk Rock Posphate yaitu

1,25 kg. Sebelum melakukan pemupukan untuk pupuk rock phosphate dilakukan

35
penguntilan yang dimana setiap pupuk dibagi menjadi 1 karung 10 kg dan pada

block D.32 jumlah untilan sebanyak 510 kg luas lahan 28 Ha dengan dosis yang

ditetapkan secara manual yaitu 1,25 /Pokok Pada penaburan pupuk Rock
Kg

Phosphate 3 kali tabur 1 pokok pengerjaan 1 hk 3 Ha.

Berat jenis tiap pupuk berbeda sahingga ketika pengambilan pupuk dengan

mangkok, berat pupuk berbeda meskipun mangkok penuh. Setiap penabur secara

umum sudah bisa mengerti berapa jumlah pupuk yang akan ditabur. Penabur tidak

akan mengambil pupuk dalam keadaan mangkok penuh, tetapi penabur bisa

menakar berapa kali ia mengambil pupuk dalam mangkok untuk satu pokok. Hal

ini juga berpengaruh pada saat penabur menyebar pupuk. Pada saat penabur

mengambil pupuk dalam keadaan mangkok penuh, maka penabur agak sulit untuk

menaburkan pupuk, sehingga berpengaruh pada penyebaran pupuk. Hasil

pengamatan pemupukan dilapangan sudah memperhatikan ketepatan cara saat

pengaplikasian pupuk. Pemupukan di PT Surya Agrolika Reksa dilakukan dengan

cara manual. Pemupukan dengan cara manual dilakukan menggunakan alat

sederhana ember, sarung tangan, sepatu boot dan mangkok.

Jenis-jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk organik dan anorganik.

Pupuk anorganik yang sering dipakai saaat ini yang terdiri dari pupuk Urea,

Muriate Of Potash (MOP), Rock Phosphate (RP), dan Kieserite (Granural dan

Powder) dan Zwavelzure Ammoniak (ZA) dan pupuk HGFB.

36
TABEL 2. Jenis pupuk anorganik di Pt Salim Ivomas Pratama

Kandungan
Defisiensi Pupuk yang digunakan
Unsur %

Nitrogen (N) Urea N 46

Zwavelzure Ammoniak(ZA) N 21

Fosfor (P) Rock Phosphate (RP) P2O5 46

Kalium (K) Muriate Of Potash (MOP) K2O 60

Magnesium (Mg) Magnesium sulphate (Kieserite) MgO 27

Sulfur (S) Zwavelzure Ammoniak(ZA) S 24

Penggunaan pupuk organik juga dilakukan di PT Salim berupa

pengaplikasian janjang kosong sawit (JJK). Janjang kosong (JJK) merupakan

produk limbah hasil pengolahan kelapa sawit. Janjang kosong kaya akan

kandungan bahan organik dan nutrisi bagi tanaman. Pengaplikasinya di

perkebunan ini dengan menggunakan alat angkong dan ganju yang dimana 1

pokok 150 kg biasanya 1 tumpukan atau 1 unit menungakan ± 9-10 ton dengan

setiap satu tumpukan 4 hk, yang dimaksud disitu berarti setiap orang ±3 ton 2

pasar. Pengaplikasian Janjang kosong sangat sesuai dalam memenuhi atau

menggantikan sebagian pupuk anorganik, asalkan jumlah pasokan haranya

sebanding dengan pupuk anorganik tersebut. Persentase unsur hara dalam janjang

kosong kelapa sawit dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

37
TABEL 3. Persentase unsur hara dalam janjang kosong (jjk)

% Unsur Hara dalam JJK Sebanding dengan


Hara Utama
Kisaran Rata-rata Pupuk per ton JJK

Nitrogen (N) 0.32-0.43 0.37 8.00 kg Urea

Posfor (P) 0.03-0.05 0.04 2.90 kg RP

Potassium (K) 0.89-0.95 0.91 18.30 kg MOP

Magnesium (Mg) 0.07-0.10 0.08 5.00 kg Kieserit

Sumber : Pahan (2012)

Pemupukan dengan cara manual harus tepat pada posisi dari batang

tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Jarak tabur pemupukan dengan

cara manual adalah 1 meter tepat berada didalam piringan. Pada penaburan pupuk

Rock Phosphate 3 kali tabur 1 pokok pengerjaan 1 hk 3 Ha dilakukan berturut-

turut dosis pupuk yang diberikan pada tiap tanaman adalah barvariasi mulai dari

lebih kecil sampai lebih besar. Pupuk Rock Phosphate (RP) diaplikasi hanya block

B dan D. Pada block B hanya 1 kali setahun tahun tanam 2016 dan untuk block

D dilakukan 2 semester artinya 2 kali setahun tahun tanam 2018.

6.2.1.8 Pengendalian Hama Penyakit Tanaman (HPT)

Peningkatan produksi kelapa sawit ini mengalami banyak hambatan

diantaranya serangan hama dan penyakit pada tanaman kelapa sawit. Walaupun

tanaman ini tergolong tanaman kuat, akan tetapi tanaman ini tidak luput dari

serangan hama dan penyakit yang akan mempengaruhi produktivitas tanaman.

Salah satu hama utama dari tanaman kelapa sawit yaitu ulat pemakan daun kelapa

sawit (UPDKS) (Hartanto, 2011).

38
Pengendalian hama di perkebunan PT Surya Agrolika Reksa dilakukan

dengan cara pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan insektisida. Hama

yang paling dominan pada kebun kelapa sawit ini adalah hama UPDKS (ulat

pengganggu daun kelapa sawit) dan kumbang tanduk (oryctes rhinoceros). Gejala

serangan UPDKS adalah ditandai dengan adanya lubang-lubang didaun kelapa

sawit, gejala selanjutnya daun yang termakan akan berubah warna menjadi coklat

yang akhirnya dapat memengaruhi langsung terhadap produksi. Pengendalian

hama UPDKS menggunakan insektisida matador dan polidor dengan dosis 150

cc/Ha prestasi kerja 1 orang 2 haktare. Penyemprotan dilakukan dengan

menggunakan spayer kap solo.

Gejala serangan oryctes rhinoceros ditandai dengan adanya guntingan

yang berbentuk huruf V. Pengendalian dilakukan dengan cara menghancurkan

sarangnya dan menaburkan insektisida marsal dengan dosis 0.7 kg/Ha prestasi

kerja 3 haktare 1 orang.

6.2.1.9 Tunas Pokok

Tunas pokok ialah pekerjaan memotong pelepah dengan tujuan menjaga

standar jumlah pelepah tiap pohon kelapa sawit. Menurut pahan (2012), pekerjaan

ini mengandung dua aspek yang saling bertolak belakang, yakni mengusahakan

agar pelapah yang masih produktif (daun masih hijau) tetap di pertahankan, tetapi

dilain pihak kadang kala harus dipotong untuk mempermudah pekerjaan panen

dan memperkecil losses (brondolan yang tersangkut di pelepah). Jika tanaman

terlambat ditunas maka pelepah akan tumbuh lebat dan akan menyulitkan

pekerjaan panen sehingga buah akan banyak yang tidak terpanen. Pada saat

penunasan harus diusahakan sampai batas songgo 2 pada tanaman muda (dua

39
pelepah dibawah tandan paling bawah harus ditinggalkan) Dan jika terlalu cepat

ditunas melewati batas songgoh dua, pohon akan kekurangan daun sehingga berat

tandan buah turun. Bekas potongan tunas harus mepet atau dekat dengan pokok.

Setelah dilakukan penunasan, pelepah disusun digawangan mati dan tidak boleh

dibuang ke piringan, parit atau pasar pikul dengan prestasi kerja 2,5 haktare 1

orang rotasi 1 kali setahun.

6.2.1.10 PRODUKSI

6.2.1.10.1 Panen

Pekerjaan panen adalah pekerjaan utama diperkebunan kelapa sawit

dikarenakan hasil dari pekerjaan tersebut langsung menjadi sumber pemasukan

uang bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit dan inti kelapa

sawit. Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah

matang kemudian mengutip tandan buah dan brondolan yang tercecer di dalam

dan di luar piringan. Selanjutnya menyusun tandan buah di Tempat Pengumpulan

Hasil (TPH). Buah kelapa sawit tersebut matang panen apabila brondolannya telah

lepas dan jatuh secara alami dari tandannya. Produksi merupakan hasil yang

diperoleh dari panen setelah melalui proses pascapanen atau pengolahan.

Keberhasilan panen dan produksi tergantung pada kegiatan budidaya serta

ketersediaan sarana untuk kegiatan transportasi, pengolahan, organisasi,

ketenagaan dan faktor penunjang lainnya. (Lubis dan Agus W, 2011).

Persiapan panen merupakan pekerjaan yang mutlak dilakukan. Persiapan

panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi dengan biaya panen

seminimal mungkin. Hal-hal yang perlu dilakukan di dalam mempersiapkan

pelaksanaan panen yaitu sensus produksi agar nantinya diketahui berapa produksi

40
yang dicapai, megetahui jumlah tenaga pemanen, mengetahui pembagian ancak

panen dan penyediaan alat-alat kerja seperti egrek, dodos, ganju, kapak dan

angkong. Dalam persiapan panen harus mengetahui berapa persen panen dalam

suatu lahan untuk mengetahui berapa banyak buah dipanen. Pelaksanaan panen

terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut: Persiapan peralatan panen.

Peralalatan harus tersedia lengkap. Alat-alat yang berfungsi sebagai pemotong,

seperti egrek, dodos harus selalu tajam. Setelah persiapan Pemanen memeriksa

areal atau plot yang akan dipanen, menentukan tandan-tandan yang harus dipanen

dengan menggunakan kriteria panen 4 buah brondolan yang jatuh di tanah untuk

setiap tandan dengan BJR (Berat Janjang Rata-Rata) diblock B-C 6 kg dan

diblock D ± 3 kg. Memangkas Pelepah yang terletak di bawah tandan yang akan

dipanen. Pelepah biasa ditinggalkan 2 songgo diletakkan digawangan mati

sedemikian rupa sehingga tidak akan mengganggu kelancaran pengangkutan

tandan ke TPH. Mengambil tandan dengan memotong tangkainya. Kemudian

tangkai tandan dipotong mepet dengan alat kapak. Mengutip brondolan searah

jarum jam agar tidak ada ketinggalannya brondolan. Tandan-tandan hasil panen

berikut buah-buah yang lepas diangkut ke TPH. Alat yang digunakan dodos untuk

pemanenannya alat ganju untuk menaiikan keatas angkong dan brondolan dengan

menggunakan goni lalu diangkut ke TPH dengan angkong.

Panen dilaksanakan setiap hari pada areal (ancak) yang berbeda. Luas

areal panen harian harus disesuaikan dengan tenaga pemanen, efisiensi

pengangkutan. Lahan yang akan dipanen dibagi dalam 6 seksi sehingga pusingan

panen 7 hari maka dalam setahun 48 rotasi. Prestasi kerja ± 4 haktare 1 orang.

41
Basis pada tahun tanam 2016 B 32-41 dan C 32-41, 1 orangnya 185 tandan. Untuk

tahun tanam 2018 D 32-41 basis perorang 200 tandan.

42
VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Kegiatan magang ini telah lakukan meningkatkan pengetahuan tentang

pemeliharaan tanaman mengahasilkan kelapa sawit seperti pasar pikul manual,

piringan manual, gawangan manual, Piringan Chemist dan TPH (tempat

pengumpulan hasil), gawangan chemist, semprot lalang, pemupukan,

pengendalian hama penyakit tanaman (HPT) dan tunas pokok. Pada saat magang

ini memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja. Secara umum, pengelolaan

pemeliharaan di PT Surya Agrolika Reksa sudah berjalan dengan baik. Sehingga

hasil produksi minyak dari PT Surya Agrolika Reksa selalu meningkat Dan

Pemeliharaan tanaman menghasilkan sangat bagus karena cepat dikendalikan.

7.2 Saran

Sebaiknya semua pekerjaan yang dilakukan di pemeliharaan ini

pengawasan seorang mandor harus lebih produktif dilapangan dan

pekerja/karyawan dilapangan menjalankan pekerjaan sesuai aturan atau ketentuan

yang ada di perusahaan.

43
DAFTAR PUSTAKA.

Barus, 2003. Pengendalian Gulma Di Perkebunan, Efektifitas Dan Efisiensi


Aplikasi Herbisida. Yogyakarta: Kanisius.

Buana, L., D. Siahaan dan S. Aduputra. 2004. Budidaya kelapa sawit. Medan:
PPKS

Hadi. M. 2005. Teknik berkebun kelapa sawit. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Hakim, M. 2007. Kelapa Sawit, Teknis Agronomis dan Manajemennya. Jakarta:


Lembaga Pupuk Indonesia.

Hartanto, H. 2011. Sukses Besar Budidaya Kelapa Sawit. Yogyakarta: Citra


Media Publishing.

Khairuddin, et al. 2012. Petunjuk Teknis Pemupukan. Pekanbaru: PT. Perkebunan


Nusantara V.

Khalid, H., Z. Z. Zin. & J. M. Anderson. 1999. “Quantification of Oil Palm


Biomass and Nutrient Value in A Mature Plantation. I, Above-ground
Biomass”. Journal of Oil Palm Research, II(1), 23-32.

Lakitan, Benyamin. 2013. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Revisi ke-12.


Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Lubis, A. U. 1992. Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Perkebunana Kelapa Sawit,


Bandar Kuala: Marihat.

Lubis, R. E dan Agus W. 2012. Buku Pintar Kelapa Sawit. Jakarta Selatan:
Agromedia pustaka.

Mangoensoekarjo, S. & H. Semangun. 2005. Manajemen Agribisnis Kelapa


Sawit. Yokyakarta: Gajah Mada University Press.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Cetakan Pertama. Jakarta:


Agromedia Pustaka.

Pahan, I. 2012. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis Dari Hulu
Hinggs Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya.

Pardamean, M. 2011. Sukses Membuka Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Jakarta:
Penebar Swadaya.

44
Poeloengan, Z., Fadli, M, L., Winarma, Rahutomo, S., & Sutarta, E, S. 2003.
Permasalahan Pemupukan Pada Perkebunan Kelapa Sawit. Medan: Pusat
Penelitian Kelapa Sawit.

PPKS, 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

PPKS, 2010. Tentang PPKS. http://iopri.org/tentang_ppks/ . (13 Oktober 2018 ).

Prayitno, S., D. Indradewa, dan B.H. Sunarminto. 2008. Produktivitas kelapa


sawit (Elaeis guineensis Jacq.) yang dipupuk dengan tandan kosong dan
limbah cair pabrik kelapa sawit. Ilmu Pertanian.

Redaksi Agromedia. 2007. Petunjuk Pemupukan. Jakarta Selatan: PT. Agromedia


Pustaka.

Reni, S. 2007. Hasil Penelitian Pertanian Komoditas Kelapa Sawit. Bogor: Pusat
Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian.

Risza, S. 2010. Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Yogyakarta:


Kanisius.

Sastrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Purwokerto: Agromedia Pustaka.

Setyamidjaja, 1991. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit dan Pengolahannya.


Medan: PT. Perkebunan VI.

Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit. Teknik Budidaya, Panen, Pengolahan Edisi


Revisi. Yogyakarta: Kanisius.

45
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 PETA KEBUN SEI BASAU

GAMBAR 2 Perkebunan SEI BASAU


LAMPIRAN 2 DOKUMENTASI

ANTRIAN PAGI (LINGKARAN ANTRIAN PAGI (LINGKARAN


PAGI) PAGI)
MANDOR KARYAWAN

46
SENSUS ULAT API TUNAS POKOK

PEMANENAN TPH (Tempat Pengumpulan Hasil)

PENGENDALIAN GULMA KIMIA PEMBUATAN PASAR PIKUL


(CHEMITS) MANUAL

UNTIL PUPUK PENGAKUTAN PUPUK KEMOBIL

47
PENYEBARAN PUPUK UNTIL PUPUK DIMASUKKAN KEEMBER

PENGAPLIKASIAN PUPUK PUPUK ORGANIK JJK (Janjangan


kosong)

PENGAPLIKASIAN JANJANGAN PASAR PIKUL


KOSONG (JJK)

48
SERANGAN ULAT API HERBISIDA ELANG

ALAT, BAHAN PENGENDALIAN PENGAKUTAN TANDAN SAWIT


GULMA KIMIA DAN PENGISIAN KE TPH
AIR

49

Anda mungkin juga menyukai