OLEH :
MAULANA ISHAK
NIM. 1906156205
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
1
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
OLEH :
MAULANA ISHAK
NIM. 1906156205
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
2
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
OLEH :
MAULANA ISHAK
NIM. 1906156205
Mengetahui, Menyetujui
Koordinator Program Studi Dosen Pembimbing
Agroteknologi
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
serta salam kita ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita
M.Si., sebagai dosen pembimbing pada kegiatan Praktek Kerja Profesi (PKP),
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari proposal ini masih jauh dari kata sempurna titik oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
Maulana Ishak
4
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
I. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................4
2.1 Tanaman Kelapa Sawit......................................................................................4
2.2 Pengendalian Gulma..........................................................................................6
2.3 Pemupukan.........................................................................................................7
2.4 Pemanenan.......................................................................................................10
III. METODOLOGI...............................................................................................12
3.1 Tempat dan Waktu...........................................................................................12
3.2 Metode Pelaksanaan.........................................................................................12
3.3 Pengamatan dan Pengumpulan Data...............................................................12
3.4 Analisis Data dan Informasi............................................................................13
3.5 Rencana Kegiatan............................................................................................13
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PKP................................................................14
4.1 Sejarah Singkat PT Surya Agrolika Reksa......................................................14
4.2 Keadaan Topografi...........................................................................................15
4.3 Struktur Organisasi..........................................................................................16
4.4 Visi dan Misi....................................................................................................22
4.5 Fasilitas di PT Surya Agrolika Reksa..............................................................23
4.6 Disiplin Kerja...................................................................................................24
V. PELAKSANAAN KEGIATAN PKP...............................................................25
5
5.1 Aspek Managerial............................................................................................25
5.2 Aspek Teknis....................................................................................................28
VI. PEMBAHASAN..............................................................................................32
6.1.KEADAAN UMUM PELAKSANAAN PKP.................................................32
6.2 KEGIATAN KHUSUS SESUAI TOPIK PKP................................................32
VII. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................43
7.1 Kesimpulan......................................................................................................43
7.2 Saran.................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44
LAMPIRAN...........................................................................................................46
6
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
7
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
8
I. PENDAHULUAN
kolestrol. Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit
berupa minyak sawit mentah (CPO atau crude palm oil) yang berwarna kuning
dan minyak inti kelapa sawit (PKO atau palm kemer oil) yang tidak berwarna.
CPO atau PKO banyak digunakan sebagai bahan industri pangan, industri sabun,
industri baja, industri tekstil, kosmetik, dan menjadi bahan bakar alternatif.
2014 luasnya mencapai 10.210.892 ha. Total luas perkebunan sawit pada 2013
10.210.892 ha. Diperkirakan luas perkebunan sawit 2015 akan bertambah menjadi
hadan BUMN 704.094 ha. Produksi kelapa sawit hampir 25 % dari luas lahan
secara nasional dan CPO yang dihasilkan mencapai 8.198.962 ton per tahun
(Setyamidjaja, 2006).
sector perkebunan khususnya. Hal ini di sebabkan karena dari sekian banyak
tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan
1
nilai ekonomi terbesar perhektar di dunia. Melihat pentingnya tanaman kelapa
sawit dewasa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya
kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu usaha peningkatan
kualitas dan kuantitas produksi kelapa sawit secara tepat agar sasaran yang
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat
2003).
tanaman kelapa sawit supaya bias berproduksi tinggi. Atas dasar inilah mahasiswa
kelapa sawit guna mencapai umur yang cepat memasuki masa Tanaman
Menghasilkan (TM).
tersebut maka penulis melakukan kegiatan Praktek Kerja Profesi tersebut dengan
2
Jacq.) PADA PT SURYA AGROLIKA REKSA KECAMATAN SINGINGI
1.2 Tujuan
kerja di lapangan
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman yang berasal dari
Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa
sawit berasal dari Brazil, Amerika Selatan. Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh di
daerah tropika basah 120 LU-120 LS pada ketinggian <400 meter di atas
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari daerah Afrika dan
Amerika Selatan. Awalnya tumbuhan ini tumbuh liar dan setengah liar di daerah
pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1848 di Kebun Raya Bogor (s’Lands
Plantentuin Buitenzorg). Sejak saat itu kelapa sawit mulai berkembang diberbagai
kelapa sawit di Indonesia berkembang pesat, sehingga pada tahun 1939, Indonesia
menjadi negara produsen dan eksportir utama kelapa sawit dunia dengan volume
mencapai 244 ribu ton atau sebesar 48% total ekspor minyak kelapa sawit dunia
(Prayitno et al., 2008). Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan yang toleran
terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik, namun untuk mencapai tingkat
4
keberhasilan pengembangan kelapa sawit (Buana, et al, 2004). Klasifikasi
tanaman kelapa sawit menurut Pahan (2012) adalah sebagai berikut: Kingdom:
produksi tandan kelapa sawit. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada
optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit antara 5-7 jam/hari. Suhu yang
diperlukan tanaman kelapa sawit optimum 24-28°C, suhu terendah 18°C dan suhu
sawit 80% dan kecepatan angin 5-6 km/jam sangat baik untuk membantu proses
pertumbuhan dan produksi. Suhu optimal rata-rata yang diperlukan kelapa sawit
adalah 24-28°C. Tinggi rendahnya suhu berkaitan erat dengan ketinggian lahan
dari permukaan laut. Oleh karena itu, ketinggian lahan yang baik adalah 0-400
5
2.2 Pengendalian Gulma
didominasi oleh gulma yang berbahaya atau pesaing berat seperti sembung rambat
berbahaya dan gulma lunak. Gulma berbahaya adalah gulma yang memiliki daya
adalah gulma yang keberadaannya dalam budi daya tanaman kelapa sawit dapat
ditoleransi dan dapat menahan erosi tanah namun jumlahnya juga tetap harus
(PPKS, 2010).
6
Kerugian yang diakibatkan oleh gulma tidak terlihat secara langsung.
sehingga waktu mulai berproduksi lebih lama, penurunan kuantitas dan kualitas
sarang hama dan penyakit, serta biaya pengendalian gulma yang sangat mahal
(Barus, 2003).
2.3 Pemupukan
tersebut karena biaya pemupukan tergolong tinggi, kurang lebih 30 % dari total
biaya produksi atau 40–60 % dari biaya pemeliharaan sehingga menuntut pihak
praktisi perkebunan untuk secara tepat menentukan jenis dan kualitas pupuk yang
menjadi stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit
tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil yang maksimal
(Novizan, 2005).
7
Pupuk merupakan salah satu sumber unsur hara utama yang sangat
menentukan tingkat pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. Setiap unsur hara
kombinasi pemakaian pupuk organik dan anorganik. Unsur hara utama yang
Mg, Cu, dan B. Tanaman memperoleh unsur hara dari beberapa sumber yaitu
tanah, residu bahan ableg, dan pupuk buatan yang diberikan pada tanaman (Reni,
2007).
Beberapa hal yang menjadi alasan dilakukan pemupukan adalah: (1) tanah
tidak mampu menyediakanunsur hara yang cukup bagi tanaman; (2) tanaman
kelapa sawit memerlukan hara yang banyak untuk mencapai pertumbuhan dan
produksi yang tinggi; (3) penggunaan varietas unggul membutuhkan hara yang
lebih banyak; (4) unsur hara yang terangkut berupa produksi tidak seluruhnya
dikembalikan ke dalam tanah. Oleh karena itu pemupukan mempunyai tujuan agar
tanaman mampu tumbuh normal dan berproduksi sesuai dengan potensinya, serta
2007).
tanah yang menyebabkan tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim
8
persediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan
pada akhirnya tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal. Pupuk juga
menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui
hasil panen (TBS) serta memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau
asam amino, asam-asam amino akan dibentuk menjadi protein. Selain itu,
nitrogen adalah tajuk berwarna hijau terang, daun tua menguning, mengering dan
energi dalam bentuk ATP, untuk reaksi-reaksi pada fase gelap fotosintesis, proses
dan meningkatkan daya serap hara dari dalam tanah. Gejala defisiensi P yaitu
daun akan berwarna gelap, sering membentuk warna merah atau ungu, tanaman
tumbuh kerdil dengan pelepah yang pendek, tajuk berbentuk piramida terbalik,
enzim, untuk membantu proses fotosintesis dan respirasi pada tanaman, menjaga
serangan penyakit, berperan dalam proses buka tutup stomata. Gejalah defisiensi
9
K yaitu klorosis, pelepah daun tua pada bagian bawah berwarna kuningtua
Gejala defisiensi Mg yaitu daun tua berwarna kuning tua dan akhirnya mengering,
yaitu pemupukan. Hal tersebut karena biaya pemupukan tergolong tinggi, kurang
sehingga menuntut pihak praktisi perkebunan untuk secara tepat menentukan jenis
dan kualitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya mulai dari pengadaan
al. 2003).
untilan yang dibawa ke lapangan sekaligus mengecek apakah seluruh pupuk sudah
2.4 Pemanenan
Panen adalah salah satu kegiatan penting pada kelapa sawit. Pemanenan
yang baik akan meningkatkan jumlah produksi yang bias diangkut ke tempat
pengolahan. Selain itu pemanenan akan mengurangi serangan hama dan penyakit
akibat TBS yang membusuk pada pohon karena tidak dipanen. Menurut
10
Setyamidjaja (2006), persiapan panen diperhatikan agar dapat memperlancar
proses pemanenan. Diantara persiapan tersebut adalah jumlah tenaga kerja yang
berumur 2,5 tahun. Kelapa sawit dapat dipanen setelah berumur 31 bulan,
2006). Kriteria buah kelapa sawit yang telah matang panen ditandai dengan jatuh
atau terlepasnya minimal dua buah dari tandan yang mewakilkan berat kurang dari
Menurut Pahan (2012), rotasi panen adalah jarak waktu anatara panen.
Rotasi panen suatu lahan perkebunan kelapa sawit tergantung pada kerapatan
panen, luas areal, kapasitas pemanen dan keadaan pabrik. Ada dua rotasi yang
dikenal dalam perkebunan kelapa sawit yaitu 6/7 dan 8/10 (Setyamidjaja,
2006).6/7 diartikan dimana suatu areal dibagi menjadi enam bagian yang dalam
waktu tujuh hari kerja (Pahan, 2012). Sedangkan 8/10 diartikan suatu areal dibagi
menjadi delapan bagian yang dikerjakan dalam waktu sepuluh hari kerja. Sistem
11
III. METODOLOGI
bulan setengah mulai dari 22 Juli sampai 23 Agustus 2021. Adapun tempat
latihan kerja dan pengarahan serta pembelajaran tentang kelapa sawit sesuai
mahasiswa terlibat langsung dalam setiap kegiatan PKP (data primer) dan
langsung di tempat PKP sesuai prosedur, diskusi langsung secara tanya jawab
12
yang berkaitan dengan objek penelitian dan observasi yaitu mengumpulkan data
Hasil dari kegiatan PKP digunakan sebagai bahan analisis untuk bahan
laporan PKP yang ditekankan pada aspek kegiatan pemeliharaan. Hasilnya berupa
data pengamatan, pengumpulan informasi dan data mengenai segi teknis dan
manajemen di kebun.
mahasiswa harus mengikuti semua kegiatan yang telah direncanakan dan program
kerja.
13
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PKP
bersama.
Desember 2012, luas area hak guna perusahaan adalah 8.500 dan
14
dari jumlah tersebut yang menjadi Tanaman Menghasilkan (TM)
pertama kali pada 2001 adalah 7.530 ha, dan sisanya merupakan
15
PT. Surya Agrolika Reksa merupakan perusahaan yang
1. Direktur Utama
16
Tugas dan tanggungjawab Direktur Utama adalah sebagai
berikut :
a. Menyusun perencanaan, mengarahkan,
perusahaan,
dilakukan bawahan,
saham,
penting lainnya,
2. Kuasa Direksi
17
mengevaluasi, mengkoorninasi serta
perusahaan.
extern
transaksi lainnya
perusahaan.
termasuk dalam
karyawan.
5. Maskep
18
Mempunyai tugas antara lain:
a. Bertanggung jawab dalam administrator dalam
tahunan.
6. Assisten kepala
7. Humas
Menjadi penghubung antara perusahaan dengan pihak-
19
8. Personalia
diinginkan.
20
pada account report.
report.
kepada maskep.
sawit.
a. Membantu astu
21
Peran mandor sama dengan asisten. Waktunya
dengan baik.
secara berkelanjutan.
4.4.2 Misi
22
1. mengelola Agro Industri Kelapa Sawit secara efisien bersama
mitra untuk kepentingan stake holder berwawasan
lingkungan, unggul dalam pengenbangan surmber daya
manusia dan tenologi.
2. Selalu meninggkatkan mutu produk, lingkungan, keselamatan
dan kesehatan kerja.
3. Memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat
sekitar perusahaan.
1 Meja Kerja 12
2 Printer 3
3 Laptop 1
4 Brangkas Uang 1
6 Komputer 2
7 Kipas Angin 1
8 Kursi 14
9 Lemari 8
23
tetapi diruangan kantor PT Surya Agrolika Reksa belum terdapat
karyawan tersebut akan tertunda dan tidak selesai pada waktu yang
telah ditentukan.
tepatnya hari Senin-Sabtu dan hari Minggu sudah pasti cuti. Dimulai
dari pukul 07.00 hingga 16.00 WIB atau sesuai dengan kondisi
24
V. PELAKSANAAN KEGIATAN PKP
pekerjaan dan semua hal yang berhubungan dengan pekerjaan di kebun atau unit
anggaran kebun.
5.1.2 Manager
hal-hal penting lainnya dalam tiga divisi. Asisten Kepala bertanggung jawab
program kerja dan target bulanan sesuai program kerja dari arahan dari Manager.
25
5.1.5 Asisten Divisi
kegiatan dan hal-hal penting lainnya dalam suatu divisi. Asisten bertanggung
mengkoordinasikan program kerja dan target bulanan sesuai program kerja divisi.
dari masing-masing mandor, dan melakukan administrasi divisi yang dibantu oleh
kerani divisi. Kegiatan administrasi tesebut, antara lain membuat Lembar Rencana
Kerja (LRK) yaitu rencana kerja per item pekerjaan yang berisi rencana luas areal
yang akan dikerjakan, rencana tenaga dan rencana material yang akan digunakan.
5.1.6 Mandor I
lapangan. Fungsi dan tanggung jawab seorang mandor I lebih luas dibandingkan
hasil kerja tersebut. Mandor I mempunyai hak untuk menegur mandor lain jika
divisi.
26
yang disetujui asisten divisi dan kepala kebun, meminta kendaraan pengangkutan
pupuk, menghitung tenaga kerja yang hadir untuk menentukan luasan yang akan
pemeliharaan jalan dan jembatan, pemeliharaan TPH dan pengendalian hama dan
penyakit.
Tugas mandor semprot adalah menentukan areal yang akan disemprot atas
27
5.1.10 Mandor Panen
keselamatan kerja. Pada saat itu dilakukan juga pengabsenan karyawan untuk
dari pemanen, menghitung jumlah TBS yang dipanen pada hari tersebut, mengisi
absen karyawan, mengisi krani buah dan mengisi Buku Kerja Mandor (BKM).
Norma kerja ditentukan oleh berapa banyak TBS yang dihasilkan pada hari itu.
Bagi pemanen yang melebihi basis maka pemanen tersebut berhak mendapatkan
premi.
tanaman, serta menciptakan kondisi yang tidak terlalu lembab agar penyerbukan
tanaman maupun menyulitkan pekerjaan panen baik di pasar pikul, piringan, dan
jenis gulma yang merugikan, baik secara teknis maupun ekonomis. Perawatan
28
5.2.2 Pengendalian Gulma
insektisida kontak dan juga dengan cara injeksi batang. Hama dominan di PT ini
5.2.4 Pemupukan
Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu pada
semester satu (Januari – Juni) dan semester dua (Juli – Desember). Pemupukan
disesuaikan dengan jumlah pupuk yang akan ditabur. Peralatan yang digunakan
untuk pemupukan secara manual adalah ember plastik, kain untuk menggendong,
dan takaran.
29
5.2.5 Tunas Pokok
adalah pekerjaan memotong pelepah daun tua yang dianggap sudah kurang
produktif. Pemotongan daun tua yang sudah kurang produktif tersebut bertujuan
menghalangi penyerbukan secara alami, proses asimilasi dan sirkulasi angin dapat
lebih baik, mendorong penyaluran zat hara yang diserap tanaman lebih produktif
dan mengurangi brondolan yang menyangkut pada cabang. Pekerjaan tunas pokok
5.2.6 Pemanenan
untuk mendapatkan jumlah TBS yang tinggi, mendapatkan jumlah minyak dan
kernel (rendemen) yang tinggi, mendapatkan mutu minyak yang tinggi, biaya
panen efisien, dan eksploitasi berjalan dengan baik sehingga mencapai umur
produktif yang lama. Tingkat kematangan buah dinyatakan dengan fraksi tandan
tersebut yang paling baik dilakukan adalah kontrol sesering mungkin di TPH dan
ancak panen karena kerugian akibat memotong buah mentah yaitu kehilangan
Pratama dilaksanakan oleh mandor panen, krani panen, mandor 1, dan Asisten.
30
Pada tangkai buah diberi nomor sesuai pemanen di ancak tersebut. Buah
yang sudah di TPH disusun rapi dengan tangkai buah menghadap ke jalan untuk
31
VI. PEMBAHASAN
mandor dan mandor kepada karyawan sebelum bekerja. Biasanya antrian mandor
dipimpin oleh asisten untuk memberi arahan kerja hari ini dan mengevaluasi
masing untuk memberi pekerjaan, pengarahan untuk hari ini dan mengingatkan
alat-alat yang digunakan pada pekerjaan hari ini beserta APD (Alat Pelindung
Diri).
sawit yang sudah dipanen ke Tempat Pemungutan Hasil (TPH) serta untuk
jalan panen berfungsi secara permanen untuk mengangkut buah dari pohon ke
TPH. Bagi karyawan, jalan ini berfungsi untuk merawat tanaman. Lebar jalan
panen 1,0-1,2 m, dibuat searah barisan tanaman dengan interval setiap satu
gawangan. Pasar pikul dapat dibuat dalam beberapa sistem, salah satunya dengan
sistem 2 : 1 adalah dari 2 gawangan terdapat 1 pasar pikul dengan uraian 1 sebagai
pasar pikul dan satu lagi sebagai gawangan mati, lebar pasar pikul antara 1– 1,5
32
kerja pasar pikul manual 1 orang 0,3 haktare dengan lebar pasar ±1,5 m. Artinya
penggunaan tenaga karyawan 1 haktare 3 orang dan rotasi pasar pikul yaitu satu
kali setahun.
adalah pengendalian gulma campuran pada piringan dan pasar pikul pada kelapa
membersih rumput (gulma) yang tumbuh di piringan pokok termasuk tunggul dan
berfungsi sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk agar efisien diserap tanaman.
Selain itu, piringan juga merupakan daerah jatuhnya buah kelapa sawit. Karena
itu, kondisi piringan senantiasa bersih dari gangguan gulma. Piringan merupakan
daerah yang berada disekitar pokok kelapa sawit yang berbentuk lingkaran dengan
aplikasi beberapa jenis pupuk dan mencegah terjadinya perebutan unsur hara
dengan menggunakan alat sederhana yaitu cangkul dan babat. Prestasi kerja 0,75
dilakukan sebagai jalan akses untuk pengangkutan buah dan juga perawatan
tanaman. Gawangan atau tanah di luar piringan juga harus kebersihanya dari
gulma. Pengendalian gulma yang ada digawangan atau BTP (bongkar tumbuhan
33
kerja 1 haktare 1 orang dengan 2 rotasi satu tahun. kegiatannya mencabut,
mendongkel anak kayu, serta mengupas tunas/ kulit tunggul kayu yang masih
Dalam budidaya kelapa sawit, piringan dibuat dan dipelihara agar selalu
pada fase tanaman menghasilkan. Piringan secara kimia (chemist) dan TPH
(tempat pengumpulan hasil) menggunakan alat sprayer kap yang bermerek solo
bahan yang digunakan untuk piringan chemist Elang dan starane dikalibrasi
dengan dosis elang 0,3 liter/Ha, starane dengan dosis 0,075 liter/Ha prestasi kerja
bagian kerja yaitu penyemprot dan pengambil air. Penyemprot maupun pengambil
air harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang lengkap seperti sarung
yang berada digawangan seperti gulma berdaun lebar dan sempit termasuk gulma
menggunakan alat sprayer kap yang bermerek solo dengan bahan yang digunakan
gawangan chemist ialah Garlon dengan dosis 0,16 liter/Ha dengan prestasi kerja 2
34
6.2.1.6 Semprot Lalang
Menurut Pahan (2012) menyatakan terdapat tiga jenis gulma yang harus
secara kimia dengan teknik sesuai dengan populasi ilalang yang ada. Semprot
menggunakan alat sprayer kap dengan merek solo dengan bahan yang digunakan
elang dengan dosis 0,15 liter/Ha dengan prestasi kerja 6 haktare 1 orang 4 kali 1
tahun.
6.2.1.7 Pemupukan
usaha perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu usaha perawatan tanaman
salah satu usaha perawatan untuk mengembalikan hara yang terangkut oleh
tanaman guna mendapatkan tanaman yang sehat agar produksi tanaman yang
optimal dapat dicapai. Efektivitas dan efesiensi pemupukan yang tinggi dapat
dicapai jika dilakukan secara tepat waktu, tepat jenis, tepat dosis, tepat aplikasi
Dosis pemupukan adalah jumlah satuan pupuk yang diberikan pada pohon
kelapa sawit pada tiap aplikasi. Prinsip utama dalam penaburan pupuk adalah
bahwa pemberian pupuk pada setiap pokok harus sesuai dengan dosis yang telah
menggunakan mangkok yang berukuran kecil untuk pupuk Rock Posphate yaitu
1,25 kg. Sebelum melakukan pemupukan untuk pupuk rock phosphate dilakukan
35
penguntilan yang dimana setiap pupuk dibagi menjadi 1 karung 10 kg dan pada
block D.32 jumlah untilan sebanyak 510 kg luas lahan 28 Ha dengan dosis yang
ditetapkan secara manual yaitu 1,25 /Pokok Pada penaburan pupuk Rock
Kg
Berat jenis tiap pupuk berbeda sahingga ketika pengambilan pupuk dengan
mangkok, berat pupuk berbeda meskipun mangkok penuh. Setiap penabur secara
umum sudah bisa mengerti berapa jumlah pupuk yang akan ditabur. Penabur tidak
akan mengambil pupuk dalam keadaan mangkok penuh, tetapi penabur bisa
menakar berapa kali ia mengambil pupuk dalam mangkok untuk satu pokok. Hal
ini juga berpengaruh pada saat penabur menyebar pupuk. Pada saat penabur
mengambil pupuk dalam keadaan mangkok penuh, maka penabur agak sulit untuk
Pupuk anorganik yang sering dipakai saaat ini yang terdiri dari pupuk Urea,
Muriate Of Potash (MOP), Rock Phosphate (RP), dan Kieserite (Granural dan
36
TABEL 2. Jenis pupuk anorganik di Pt Salim Ivomas Pratama
Kandungan
Defisiensi Pupuk yang digunakan
Unsur %
Zwavelzure Ammoniak(ZA) N 21
produk limbah hasil pengolahan kelapa sawit. Janjang kosong kaya akan
perkebunan ini dengan menggunakan alat angkong dan ganju yang dimana 1
pokok 150 kg biasanya 1 tumpukan atau 1 unit menungakan ± 9-10 ton dengan
setiap satu tumpukan 4 hk, yang dimaksud disitu berarti setiap orang ±3 ton 2
sebanding dengan pupuk anorganik tersebut. Persentase unsur hara dalam janjang
37
TABEL 3. Persentase unsur hara dalam janjang kosong (jjk)
Pemupukan dengan cara manual harus tepat pada posisi dari batang
tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Jarak tabur pemupukan dengan
cara manual adalah 1 meter tepat berada didalam piringan. Pada penaburan pupuk
turut dosis pupuk yang diberikan pada tiap tanaman adalah barvariasi mulai dari
lebih kecil sampai lebih besar. Pupuk Rock Phosphate (RP) diaplikasi hanya block
B dan D. Pada block B hanya 1 kali setahun tahun tanam 2016 dan untuk block
diantaranya serangan hama dan penyakit pada tanaman kelapa sawit. Walaupun
tanaman ini tergolong tanaman kuat, akan tetapi tanaman ini tidak luput dari
Salah satu hama utama dari tanaman kelapa sawit yaitu ulat pemakan daun kelapa
38
Pengendalian hama di perkebunan PT Surya Agrolika Reksa dilakukan
yang paling dominan pada kebun kelapa sawit ini adalah hama UPDKS (ulat
pengganggu daun kelapa sawit) dan kumbang tanduk (oryctes rhinoceros). Gejala
sawit, gejala selanjutnya daun yang termakan akan berubah warna menjadi coklat
hama UPDKS menggunakan insektisida matador dan polidor dengan dosis 150
sarangnya dan menaburkan insektisida marsal dengan dosis 0.7 kg/Ha prestasi
standar jumlah pelepah tiap pohon kelapa sawit. Menurut pahan (2012), pekerjaan
ini mengandung dua aspek yang saling bertolak belakang, yakni mengusahakan
agar pelapah yang masih produktif (daun masih hijau) tetap di pertahankan, tetapi
dilain pihak kadang kala harus dipotong untuk mempermudah pekerjaan panen
terlambat ditunas maka pelepah akan tumbuh lebat dan akan menyulitkan
pekerjaan panen sehingga buah akan banyak yang tidak terpanen. Pada saat
penunasan harus diusahakan sampai batas songgo 2 pada tanaman muda (dua
39
pelepah dibawah tandan paling bawah harus ditinggalkan) Dan jika terlalu cepat
ditunas melewati batas songgoh dua, pohon akan kekurangan daun sehingga berat
tandan buah turun. Bekas potongan tunas harus mepet atau dekat dengan pokok.
Setelah dilakukan penunasan, pelepah disusun digawangan mati dan tidak boleh
dibuang ke piringan, parit atau pasar pikul dengan prestasi kerja 2,5 haktare 1
6.2.1.10 PRODUKSI
6.2.1.10.1 Panen
uang bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit dan inti kelapa
sawit. Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah
matang kemudian mengutip tandan buah dan brondolan yang tercecer di dalam
Hasil (TPH). Buah kelapa sawit tersebut matang panen apabila brondolannya telah
lepas dan jatuh secara alami dari tandannya. Produksi merupakan hasil yang
panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi dengan biaya panen
pelaksanaan panen yaitu sensus produksi agar nantinya diketahui berapa produksi
40
yang dicapai, megetahui jumlah tenaga pemanen, mengetahui pembagian ancak
panen dan penyediaan alat-alat kerja seperti egrek, dodos, ganju, kapak dan
angkong. Dalam persiapan panen harus mengetahui berapa persen panen dalam
suatu lahan untuk mengetahui berapa banyak buah dipanen. Pelaksanaan panen
seperti egrek, dodos harus selalu tajam. Setelah persiapan Pemanen memeriksa
areal atau plot yang akan dipanen, menentukan tandan-tandan yang harus dipanen
dengan menggunakan kriteria panen 4 buah brondolan yang jatuh di tanah untuk
setiap tandan dengan BJR (Berat Janjang Rata-Rata) diblock B-C 6 kg dan
diblock D ± 3 kg. Memangkas Pelepah yang terletak di bawah tandan yang akan
tangkai tandan dipotong mepet dengan alat kapak. Mengutip brondolan searah
jarum jam agar tidak ada ketinggalannya brondolan. Tandan-tandan hasil panen
berikut buah-buah yang lepas diangkut ke TPH. Alat yang digunakan dodos untuk
pemanenannya alat ganju untuk menaiikan keatas angkong dan brondolan dengan
Panen dilaksanakan setiap hari pada areal (ancak) yang berbeda. Luas
pengangkutan. Lahan yang akan dipanen dibagi dalam 6 seksi sehingga pusingan
panen 7 hari maka dalam setahun 48 rotasi. Prestasi kerja ± 4 haktare 1 orang.
41
Basis pada tahun tanam 2016 B 32-41 dan C 32-41, 1 orangnya 185 tandan. Untuk
42
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
pengendalian hama penyakit tanaman (HPT) dan tunas pokok. Pada saat magang
hasil produksi minyak dari PT Surya Agrolika Reksa selalu meningkat Dan
7.2 Saran
43
DAFTAR PUSTAKA.
Buana, L., D. Siahaan dan S. Aduputra. 2004. Budidaya kelapa sawit. Medan:
PPKS
Hadi. M. 2005. Teknik berkebun kelapa sawit. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Lubis, R. E dan Agus W. 2012. Buku Pintar Kelapa Sawit. Jakarta Selatan:
Agromedia pustaka.
Pahan, I. 2012. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis Dari Hulu
Hinggs Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pardamean, M. 2011. Sukses Membuka Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Jakarta:
Penebar Swadaya.
44
Poeloengan, Z., Fadli, M, L., Winarma, Rahutomo, S., & Sutarta, E, S. 2003.
Permasalahan Pemupukan Pada Perkebunan Kelapa Sawit. Medan: Pusat
Penelitian Kelapa Sawit.
PPKS, 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Reni, S. 2007. Hasil Penelitian Pertanian Komoditas Kelapa Sawit. Bogor: Pusat
Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian.
45
LAMPIRAN
46
SENSUS ULAT API TUNAS POKOK
47
PENYEBARAN PUPUK UNTIL PUPUK DIMASUKKAN KEEMBER
48
SERANGAN ULAT API HERBISIDA ELANG
49