Abstrak
Tumor pada spinal adalah kasus yang langka, hanya sekitar 15% dari seluruh kasus tumor sistem
saraf pusat dan 90% kasusnya terjadi pada usia >20 tahun, usia yang produktif bagi seseorang.
Tumor spinal dapat tumbuh di luar dura (ekstradural) atau di dalam lapisan dura (intradural). Tumor
intradural-intramedula hanya 5%. Schwanoma merupakan jenis yang tersering (53,7%) dengan
insidensi laki-laki lebih sering dari pada perempuan, pada usia 40-60 tahun dan tersering pada
daerah lumbal. Meningioma merupakan tumor kedua tersering pada kelompok intradural-
ekstramedullar tumor. Meningioma menempati kira-kira 25% dari semua tumor spinal. Tanda dan
gejala kompresi korda spinalis terdiri dari sensorik (nyeri, mati rasa dan paresthesia), motorik dan
gangguan otonom. Manifestasi klinis dari tumor spinal adalah lesi non-spesifik. Gejala awal yang
paling umum adalah nyeri, dapat bersifat local dan nokturnal atau menyebar ke ekstremitas baik
lengan dan/atau kaki. Nyeri pada punggung bersifat progresif, tidak tergantung pada aktivitas dan
kadang semakin nyeri apabila berbaring. Tatalaksana pada tumor spinal bervariasi bergantung pada
stabilitas tulang belakang, status neurologis dan tingkat nyeri pasien. Tatalaksana utama pada tumor
spinal adalah pembedahan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan tumor secara total dengan
menyelamatkan fungsi neurologis secara maksimal. Kebanyakan tumor intradural-ekstramedular
dapat direseksi secara total dengan gangguan neurologis yang minimal atau bahkan tidak ada post
operatif.
Katakunci
Tumor Spinal Intradural Extramedula, Scwhanoma, Meningioma, Operasi
1Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
*e-mail:
1. Latar Belakang
Tumor pada spinal adalah kasus yang langka, hanya
se- kitar 15% dari seluruh kasus tumor sistem saraf
pusat dan 90% kasusnya terjadi pada usia >20 tahun,
usia yang produktif bagi seseorang. Salah satu hal
yang penting dalam menentukan diagnosis dari tumor
atau massa di spinal adalah lokasinya dan jenisnya
karena nanti akan berkaitan dengan terapi hingga
prognosis pada penyakitnya. Tumor spinal dapat
tumbuh di luar dura (ekstradural) atau di dalam lapisan
dura (intradural). Massa pada intradural dapat Gambar 1. (a, b) tumor ekstradural; a sebelah dorsal dari
diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan lokasinya, korda spinalis, b sebelah ventral dari korda spinalis. c tumor
yaitu massa yang berkem- bang di dalam medula intradural-ekstramedulla (tumor dumbbell dengan bagian
(intramedula) atau diluar medula (ekstramedula). 1,2 pada intraforaminal dan ekstraforaminal). d tumor intradural
intramedula. 3
Umumnya tumor spinal ekstradural merupakan
me- tastase dari jaringan lain di luar spinal. Pada kasus
massa intradural, tumor intradural-ekstramedula lebih
la spinalis sekitar 40-50 cm dan diameternya 1-1,5 cm.
sering terjadi dibandingkan tumor intradural-
Dua baris berturut-turut akar saraf muncul di masing-
intramedula, yaitu sekitar 40% dari seluruh kasus tumor
masing sisinya. Akar-akar saraf bergabung di distal
spinal sedangkan tumor intradural-intramedula hanya
untuk membentuk 31 pasang saraf tulang belakang. Me-
5%. Karena itu da- lam tinjauan kepustakaan kali ini
dula spinalis dibagi menjadi empat wilayah: servikal
akan dibahas lebih lanjut mengenai tumor spinal
(C), torakal (T), lumbal (L) dan sakral (S), yang
intradural-ekstramedula. 4
masing- masing terdiri dari beberapa segmen. Saraf
tulang be- lakang mengandung serabut saraf sensorik
Medula spinalis memanjang dari foramen magnum hing- motorik ke dan dari seluruh bagian tubuh. Setiap
ga2.
vertebra
Anatomilumbalis pertama atau kedua. Panjang medu- segmen sumsum tulang belakang mempersarafi suatu
regio dermatom. 5
Hingga bulan ke-3 dari fetus, korda spinalis meme-
nuhi kanalis vertebra. Kemudian vertebra berkembang
2 Priyanto
3. Epidemiologi
Di Indonesia jumlah penderita tumor medula spinalis 4. Klasifikasi
belum diketahui secara pasti. Jumah kasus tumor Pada tumor intradural-ekstramedula terdapat beberapa
medu- la spinalis di Amerika Serikat mencapai 15% jenis tumor yang dapat terjadi. Schwannoma, neurofi-
dari total jumlah tumor yang terjadi pada susunan saraf broma, dan meningioma adalah jenis yang paling sering
pusat de- ngan perkiraan insidensi sekitar 2-10 kasus ditemukan pada tumor intradural-ekstramedula. Bebe-
per 100.000 penduduk per tahun. 1 rapa jenis tumor lain yang jarang ditemukan antara
lain paraganglioma, metastase, lipoma, spinal nerve
Jurnal Kedokteran
Tumor Spinal Intradural 2
sheath
Jurnal Kedokteran
2 Priyanto
• Neurofibroma
Neurofibroma adalah tumor jinak yang berkem-
bang dari saraf sensoris perifer. Terdapat dua
tipe yang dikenal : soliter dan pleksiform.
Neurofi- broma soliter bisa tampak terlokalisasi,
Gambar 5. Selaput Meninges pada Korda Spinalis 3 globular atau nodul fusiform. Neurofibroma
pleksiform dikenal dengan bundel serabut saraf
yang berle- bihan dan jaringan tumor dengan
myxomas, sarkoma, dan tumor vaskular. 2 pola yang tidak teorganisisir pada beberapa akar
Berikut beberapa tumor intradural ekstramedula yang saraf sekaligus. Bertolak belakang dengan
sering terjadi : schwannoma, neurofi- broma akan
menyelubungi serabut saraf, bukan menggeser
• Schwannoma serabut saraf tersebut. Nyeri spontan (nyeri tanpa
Schwannoma adalah tumor intradural-ekstramedula induksi palpasi) dan dyestesia adalah gejala
yang terdiri dari sel schwann dan jaringan fibrosa. neurofibroma yang paling umum. 2
Schwannoma umumnya merupakan tumor jinak Dari gambaran MRI, neurofibroma tampak ber-
meskipun terdapat juga subtipe ganas. Schwanno- bentuk bulat fusiform. Gambaran lebih jelas di-
ma memiliki bentuk yang kaku dan berkapsul. 6 dapatkan melalui penggunaan kontras. Pasien
Menurut studi Western, kejadian schwannomas de- ngan neurofibroma soliter harus menjalani
tulang belakang bervariasi antara 0,3-0,4 kasus reseksi tumor. Reseksi total dengan gambaran
/ 100.000 orang per tahun. Sekitar 70-80% sch- manifesta- si klinis yang masih ringan memiliki
wannoma berlokasi di intradural, sisanya adalah prognosis ba- ik. Berbeda dengan neurofibroma
schwannoma ekstradural atau schwannoma soliter, reseksi total biasanya tidak dapat
intra- dural yang membentuk massa dumbbell ke dilakukan pada neurofi- broma pleksiform.
arah luar dura. 7 Pleksiform neurofibroma juga lebih cenderung
Gejala awal schwannoma spinal adalah nyeri bertransformasi menjadi ganas. Pada
ter- lokalisir di satu tempat, kadang-kadang neurofibroma ganas (Malignant Peripheral
tersebar di kedua sisi, beberapa bersifat sementara Nerve Sheath Tumors) dilakukan kemoterapi
dan hilang timbul, tetapi beberapa bersifat terus- ber- basis Adriamycin. 6
menerus di
Jurnal Kedokteran
Tumor Spinal Intradural 2
• Meningioma
Jurnal Kedokteran
3 Priyanto
Meningioma adalah tumor yang tumbuh dari cap menyebar dari bagian tubuh lain melalui aliran darah
cell arachnoid pada dura dan dapat tumbuh pa- yang kemudian menembus dinding pembuluh darah, me-
da berbagai lokasi dimana terdapat dura, baik di lekat pada jaringan medula spinalis yang normal dan
spinal atau otak. 43 Mayoritas meningioma pada membentuk jaringan tumor baru di daerah tersebut. 2
spinal berlokasi di intradural, hanya sekitar 10% Patogenesis dari neoplasma medula spinalis juga
yang berlokasi di ekstradural. Meningioma ju- belum diketahui secara pasti, tetapi kebanyakan
ga dapat tumbuh dari fibroblast pada dura atau muncul dari pertumbuhan sel normal pada lokasi
pia. Lebih dari 80% pasien meningioma adalah tersebut. Riwayat genetik kemungkinan besar sangat
perempuan dan 80% kasus meningioma pada berperan dalam pe- ningkatan insiden pada anggota
per- empuan terjadi di regio torakal. Pada pria, keluarga (syndromic group) misal pada
kasus meningioma korda spinalis terdistribusi neurofibromatosis tipe 1. 6
merata antara regio servikal dan torakal. Secara Manifestasi Klinis Tanda dan gejala kompresi korda
keselu- ruhan, 15% dari meningioma korda spinalis terdiri dari sensorik (nyeri, mati rasa dan pa-
spinalis terja- di pada regio servikal, 81% di resthesia), motorik dan gangguan otonom. Manifestasi
regio torakal, dan 4% pada regio lumbal. 8 klinis dari tumor spinal adalah lesi non-spesifik. Geja-
Menigiomas spinal lebih sering terjadi pada pa- la awal yang paling umum adalah nyeri, dapat bersifat
sien usia lanjut, dengan demikian, terjadinya pa- local dan nokturnal atau menyebar ke ekstremitas baik
da pasien yang lebih muda harus meningkatkan lengan dan/atau kaki. Nyeri pada punggung bersifat
kecurigaan gangguan genetik dan kemungkinan progresif, tidak tergantung pada aktivitas dan kadang
terjadinya tumor lain seperti neurofibromatosis. semakin nyeri apabila berbaring.
Meningioma spinal tumbuh secara lambat dan Hal yang dapat mengubah sifat dan
karena itu, meningioma menyebabkan gejala ha- memperpanjang gejala berkaitan dengan: 9
nya setelah mencapai ukuran yang menyebabkan
kompresi sumsum tulang belakang yang • Tingkat yang dikompresi - servikal, toraks, atau
signifik- an. Nyeri lokal adalah salah satu gejala lumbosakral
utama. Dalam sejumlah besar pasien, diagnosis
dapat ditegakkan sebelum defisit neurologis atau • Arah dari mana kompresi berasal - dari luar atau
dari dalam korda spinalis
gang- guan gaya berjalan muncul. 8
• Kecepatan pertumbuhan lesi hingga mengkomp-
resi korda spinalis
5. Etiologi dan Patogenesis Tumor ekstradural cenderung tumbuh dengan
cepat, seringkali memproduksi manifestasi kompresi
Penyebab tumor medula spinalis primer sampai saat korda spi- nalis progresif yang berat berupa paresis
ini belum diketahui secara pasti. Beberapa penyebab spastik pada bagian tubuh yang suplai fungsinya oleh
yang mungkin dan hingga saat ini masih dalam tahap korda spinalis di tingkat bawah dari lesi dan kemudian
pene- litian adalah virus, kelainan genetik, dan bahan- berkembang menjadi disfungsi kandung kemih dan
bahan kimia yang bersifat karsinogenik. Adapun tumor usus. Nyeri ada- lah keluhan utama. Pada tumor yang
sekun- der (metastasis) disebabkan oleh sel-sel berada pada bagian dorsal biasanya akan menyebabkan
kanker yang gangguan sensoris; sedangkan kompresi lateral bisa
Jurnal Kedokteran
Tumor Spinal Intradural 3
menyebabkan Brown
Jurnal Kedokteran
3 Priyanto
Jurnal Kedokteran
3 Priyanto
Tatalaksana pada tumor spinal bervariasi bergantung digunakan beberapa pilihan golongan obat seperti NSA-
pada stabilitas tulang belakang, status neurologis dan
7. Tatalaksana ID, anti-konvulsan, antidepresan trisiklik, steroid dan
tingkat nyeri pasien. Pilihan terapi untuk tumor spinal opioid. Untuk nyeri neuropatik, penggunaan gabapentin
adalah temasuk intervensi operatif, radioterapi dan ke- dan pregabalin menunjukkan pengurangan gejala pada
moterapi. 10 Tatalaksana utama pada tumor spinal adalah pasien. 10
pembedahan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan
tumor secara total dengan menyelamatkan fungsi neu-
rologis secara maksimal. Kebanyakan tumor
intradural- ekstramedular dapat direseksi secara total
8. Prognosis
dengan gang- guan neurologis yang minimal atau Prognosis untuk proses penyembuhan dari defisit neu-
bahkan tidak ada post operatif. Tumor-tumor yang rologis akibat kompresi korda spinalis bergantung
mempunyai pola per- tumbuhan yang cepat dan agresif pada durasi dan keparahan dari kondisi pasien saat
secara histologis dan tidak secara total dihilangkan tatalaksa- na dimulai. Pada kasus disfungsi sfingter
melalui operasi dapat di- terapi dengan terapi radiasi dan disfungsi kandung kemih memiliki prognosis yang
post operasi. 4 Pada kasus keganasan ditambahkan buruk. Tu- mor spinal primer biasanya tidak bersifat
kemoterapi pada rencana pe- ngobatan pasien. 2 metastasis dan umumnya memiliki prognosis hidup
Pada beberapa kasus, tumor intradural ekstramedula jangka panjang yang lebih baik daripada tumor
dapat tumbuh menonjol keluar ke araj ekstraoraminal metastasis. 2
sehingga menyerupai bentukan dumbbell seperti pada
gambar di atas. Pembedahan dengan pendekatan
poste- rior dapat dilakukan pada tipe I, IIa, IIIa,
beberapa tipe IIIb pada servikal atas dan beberapa tipe 9. Ringkasan
VI. Pada tipe IIa dan IIIa biasanya memerlukan total
Pada kasus tumor spinal, khususnya tumor intradural
facetectomi. 4
ekstramedula. Diagnosis dini adalah kunci dari keber-
Pendekatan anterior dan kombinasi anterior/posterior,
hasilan terapi pada pasien dengan kasus tumor guna
menurut Asazuma et al., direkomendasikan pada lesi
memiminalkan morbiditas neurologis dan memperbaiki
ti- pe IIb, IIc, dan IIIb dimana ekstensi
kondisi pasien pasca pengobatan. Pengenalan manifes-
ekstraforaminalnya berukuran besar. Rekonstruksi
tasi klinis serta membedakan tanda dan gejala dari
dengan instrumentasi dibutuhkan pada beberapa tumor
jenis tumor lain pada keluhan pasien merupakan hal
tipe IV, IIIb dan VI. 4
yang penting dalam menegakkan diagnosis. Dibantu
Nyeri merupakan gejala utama tumor spinal intra- dengan pemeriksaan penunjang seperti MRI, CT scan
dural ekstramedula. Untuk mengatasi nyerinya, dapat dan lain- nya merupakan modalitas untuk menegakkan
diagnosis kerja tumor intradural ekstramedula.
Jurnal Kedokteran
Tumor Spinal Intradural 3
Daftar Pustaka
1. Arnautovic K, Arnautovic A. Extramedullary
intra- dural spinal tumors: a review of modern
diagnostic and treatment options and a report of a
series. Bosni- an journal of basic medical sciences.
2009;9(Suppl 1):S40.
2. Chamberlain MC, Tredway TL. Adult Pri-
mary Intradural Spinal Cord Tumors: A Review.
2011;11:320–328.
3. Gates P. Duus’ Topical Diagnosis in Neurology:
Anatomy, Physiology, Signs, Symptoms, 4th edition
- By M. Baehr and M. Frotscher. 2006;36:557–557.
Jurnal Kedokteran