Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH


DI RUANG HEMODIALISA
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Disusun Oleh :
Nama : Rosa Milenia
NIM : 20902100137

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2022
I. Konsep Dasar Etiologi
ISK disebabkan berbagai jenis orgnisme
\
Pengertian
Infeksi saluran kemih adalah salah namun ada faktor risiko yang menyebabkan ISK yaitu
satu penyakit infeksi dimana jumlah bakteriuria akibat resisten terhadap berbagai obat antibiotik dan
berkembang biak dengan jumlah kuman biakan urin dalam penggunaan katerisasi (Sari, 2018).
>100.000 /ml urin (Sari, 2018).

Penatalaksanaan
Patofisiologi
a. Penatalaksanaan Keperawatan
Mikroorganisme penyebab ISK Pengobatan infeksi saluran kemih
umumnya berasal dari flora usus. Kuman bertujuan untuk menghilangkan
yang berasal dari feses atau dubur masuk ke gejala dengan cepat,
dalam saluran kemih bagian bawah atau membebaskan saluran kemih dari
uretra, kemudian naik ke kandung kemih dan mikroorganisme dan mencegah
dapat sampai ke ginjal. Mikroorganisme infeksi berulang. Tujuan tersebut
tersebut tumbuh dan berkembangbiak dapat dicapai dengan dengan
didalam saluran kemih yang pada akhirnya perawatan berupa :
mengakibatkan peradangan pada saluran 1. Meningkatkan intake cairan 2
kemih (Sugianto et al., 2020).
– 3 liter/hari bila tidak ada
kontra indikasi
2. Mencegah konstipasi
Manifestasi Klinik 3. Perubahan pola hidup,
diantaranya : membersihkan
Gejala ISK tidak spesifik, perineum dari depan ke
seperti pertumbuhan lambat, muntah, belakang, pakaian dalam tidak
mudah terangsang, tidak mau makan, ketat dan dari bahan katun,
temperatur tidak stabil, perut ISK menghilangkan kebiasaan
kembung, jaundice (Sugianto et al., menahan buang air kecil ,
2020). menghindari kopi, alkohol
b. Penatalaksanaan Medi
1. Pemberian obat-obatan
Pemeriksaan Penunjang
berupa antibiotik secara
1. Pemeriksaan Urinalisis empirik selama 7-10 hari
Leukosituria, nitrit, leukosit 2. Pemberian analgetik dan anti
esterase, protein, dan darah spasmodik untuk mengurangi
2. Pemeriksaan darah rasa nyeri
Leukositosis, peningkatan nilai 3. Obat golongan
absolut neutrofil, peningkatan venozopyiridine/pyridium
laju endap darah (LED), C- untuk meredakan gejala iritasi
Reactive Protein (CRP) yang 4. Terapi farmakologik
positif (Sari, 2018).

Komplikasi

ISK dapat menyebabkan gagal ginjal akut, bakteremia, sepsis, dan meningitis. Komplikasi ISK
jangka panjang adalah parut ginjal, hipertensi, gagal ginjal, komplikasi pada masa kehamilan seperti
preeklampsia (Sari, 2018).
Rencana Tindakan
II. Konsep Keperawatan 1. Nyeri Akut
Manajemen Nyeri
Pengkajian  Observasi.
a. Identifikasi lokasi, karakteriktik, durasi,
1. Identitas Klien (nama, umur, jenis frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
kelamin, agama, pendidikan, b. Identifikasi skala nyeri
pekerjaan, suku/ bangsa, alamat, c. Identifikasi respon nyeri non verbal
diagnose medis, tanggal dan jam
d. Identifikasi faktor yang memperberat dan
masuk)
2. Identitas Penanggung Jawab (nama, memperingan nyeri
umur, jenis kelamin, agama, e. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
suku/bangsa, pendidikan terakhir, tentang nyeri
pekerjaan, alamat, hubungan dengan f. Identifikasi pengaruh budaya terhadap
klien) respon nyeri
3. Status Kesehatan Saat Ini (keluhan g. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
utama, alasan masuk rumah sakit, hidup
faktor pencetus, lamanya keluhan, h. Monitor keberhasilan terapi komplementer
timbulnya keluhan, upaya yang yang sudah diberikan
dilakukan, faktor yang memperberat) i. Monitor efek samping penggunaan analgetik
4. Riwayat Kesehatan Lalu (Penyakit  Terapeutik.
yang pernah dialami, kecelakaan,
a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
pernah dirawat, alergi, imunisasi)
5. Riwayat Kesehatan Keluarga mengurangi rasa nyeri(mis. TENS, hypnosis,
(genogram 3 generasi, penyakit yang akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
pernah diderita anggota keluarga, pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
penyakit yang sedang diderita terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
keluarga) bermain)
6. Riwayat Kesehatan Lingkungan b. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
(kebersihan rumah dan lingkungan, nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kemungkinan terjadi bahaya) kebisingan)
7. Pola Kesehatan Fungsional (pola c. Fasilitasi istirahat dan tidur
persepsi, pola eliminasi, pola aktivitas d. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
dan latihan, pola istirahat dan tidur, pemilihan strategi meredakan nyeri
pola nutrisi-metabolik, pola kognitif-
 Edukasi.
perseptual sensori, pola persepsi diri
dan konsep diri, pola mekanisme a. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
koping,pola seksual dan reproduksi, b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
pola peran-berhubungan dengan orang c. Anjurkan memonitori nyeri secara mandiri
lain, pola nilai dan kepercayaan d. Anjurkan menggunakan analgetik secara
8. Pemeriksaan Fisik (Head ti Toe) tepat
e. Ajarkan teknin nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Diagnosa  Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
1. Nyeri Akut b.d agen cedera
biologis
2. Risiko infeksi b.d efek
prosedur invasif
Rencana Tindakan

2. Risiko infeksi b.d efek prosedur invasif


Pencegahan infeksi
 Observasi.
a. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
 Terapeutik.
a. Batasi jumlah pengunjung
b. Berikan perawatan kulit pada area edema
c. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
d. Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi
 Edukasi.
a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
b. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
c. Ajarkan etika batuk
d. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
e. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
f. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
 Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

DAFTAR PUSTAKA

Sari, R. P. (2018). Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK) Dan Faktor Resiko Yang
Mempengaruhi Pada Karyawan Wanita Di Universitas Lampung. Majority, 7(3), 115–
120.

Sugianto, S., Megadhana, I. W., Suwiyoga, K., Suwardewa, T. G. A., Mayura, I. G. P. M.,
Suardika, A., & Putra, I. W. A. (2020). Infeksi Saluran Kemih Sebagai Faktor Risiko
Terjadinya Persalinan Preterm. Intisari Sains Medis, 11(2), 823.
https://doi.org/10.15562/ism.v11i2.774

Anda mungkin juga menyukai