Anda di halaman 1dari 47

RESUME PASIEN : POLI

No. IDENTITAS No. RM DIAGNOSIS KETERANGAN


1. Ny. EI (31 thn) 01783874 Neoplasma Ovarium Kistik v Kasus :
(NOK)
2. Ny. LL (47 thn) 01669898 Mioma Uteri Residif v NOK v
3. Nn. NY (22 thn) 01768246 Kista Endometriosis Mioma Uteri, Mioma Geburt v
Ovarium Bilateral Kista Endometriosis
4. Ny. R (38 thn) 01660626 Adenomiosis Residif v Kista Dermoid
5. Ny. YSM (60 thn) 01784616 Susp. Ca Serviks v Adenomiosis, Endometriosis v
6. Ny. HA (73 thn) 01783412 NOK Susp. Maligna v Ca Serviks v
7. Ny. M (50 thn) 01768364 Ca Serviks post Radiasi v Amenorea Primer
8. Ny. MS (54 thn) 01769372 Ca serviks post HTSOB v AUB v
9. Ny. IH (45 thn) 01783652 Susp. Ca Serviks - post HT v Hidrosalping bilateral
Subtotal Endometritis TB
10. Nn. MS (20 thn) 01776065 Amenorea Primer Polip serviks
11. Ny. RA (31 thn) 01742057 Endometritis TB HAP
12. Ny. AAR (28 thn) 01756819 Hidrosalping Bilateral Prolaps uteri
13. Ny. EA (29 thn) 01784704 Mioma Uteri v
14. Ny. TS (27 thn) 00909037 G1P0A0 H 32mg dgn v IUGR
Thalasemia Kehamilan dgn thalasemia v
15. Ny. M (35 thn) 01253443 G3P2A0 H 30mg dgn Kehamilan dgn anemia
Mioma Uteri Kehamilan dgn HIV v
16. Ny. SS (20 thn) 01784247 G1P0A0 H 36mg v Kehamilan dgn mioma uteri
Susp. IUGR KPD -> Preterm
17. Ny. DF (31 thn) 01607888 G4P2A1 H 34 mg dgn v Preeklamsia, eklamsia
HIV on ARV PPT
18. Ny. RMN (23 thn) 00450148 G4P2A1 H 25mg dgn JTH letak lintang dorsosuperior
Riw. Obstetri Buruk kepala dengan IUGR susp.
19. Ny. SEG (51 thn) 01784001 Polip Serviks Polikistik kidney
20. Ny. RHJ (51 thn) 01757662 Riw. AUB, post Kuretase v
21. Ny. RY (44 thn) 00242332 AUB YG INI SUSAH GENG GUE
22. Ny. RSW (42 thn) 01784915 Susp. NOK JG GA NGERTI
RESUME PASIEN : POLI

1. Ny. EI (31 thn), 01783874, DPJP dr. Setyo, Sp.OG

Pasien Teori
Diagnosis NOK : Kista ovarium merupakan struktur yang muncul di
permukaan atau di dalam ovarium yang berbentuk kantung
Neoplasma Ovarium Kistik (NOK) seperti balon yang terisi material cairan atau setengah cair baik
berupa air, pus, maupun cairan kental menyerupai darah
menstruasi dengan dinding luar kantung menyerupai sebuah
kapsul.

Identitas Perempuan Epidemiologi : Kista ovarium sebagian besar timbul pada wanita
31 tahun berusia produktif terutama di rentang usia 21-30 tahun dan jarang
terjadi pada usia >50 tahun.

Etiologi : adanya gangguan pembentukan hormon pada


hipotalamus, hipofisis, atau ovarium dan timbul dari folikel yang
tidak berfungsi selama siklus haid.

KU - Pasien merupakan pasien rujukan dari RSUD Gejala Klinis NOK :


Pesanggrahan tgl 10 Februari 2021 dengan membawa - Penekanan terhadap vesika/rectum
hasil USG : NOK Bilateral - Perut terasa penuh
Ovarium kanan : 10 x 8,9 x 10,3 cm - Pembesaran perut
Ovarium kiri : 6,7 x 5,7 x 7 cm - Perdarahan (jarang)
- Nyeri (jika terjadi rupture kista)
- Sesak napas, edema tungkai (pada tumor yg sangat besar)
Keluhan :
Perut membesar sejak 1 minggu yg lalu Diagnosis
Nyeri perut (+)  Nyeri tumpul pada daerah pelvis unilateral intermiten
Kembung (+)  Siklus menstruasi tidak teratur
BB turun 6 kg dalam 1 bulan  Jika kista rupur atau torsio ovari, : mual muntah, nyeri
Haid tiap bulan tp flek flek. hebat akut perdarahan abnormal pada vagina
 Palpasi bimanual : lokasi, ukuran, konsistensi,, mobilitas,
nyeri palpasi
Keluhan tambahan setelah di RS Fatmawati :  Tetapi umumnya asimptomatik dan biasanya terdeteksi
Susah BAB & BAK pada pemeriksaan pelvis rutin/selama pencitraan
diagnostic
 Pemeriksaan tumor marker

Anamnesis - Faktor Resiko :


• Riwayat kista ovarium sebelumnya
• Siklus haid tidak teratur
• Menarche di usia dini (≤11 tahun)
• Penderita Hipotiroid
• Penderita kanker payudara dengan riwayat kemoterapi
• Genetik herediter
• Ketidakseimbangan hormonal
• Konsumsi Obat (Tamoxifen, Diuretik)
• Psikososial (Pola makan tidak sehat, merokok,
mengonsumsi alkohol, terpapar zat racun dan
karsinogenik)
• Infertilitas

PF Palpasi : Teraba massa kistik setinggi pusar Dapat dilakukan palpasi pada abdomen krn terdapat perbesaran
perut.

Palpasi bimanual : lokasi, ukuran, konsistensi, mobilitas, nyeri


palpasi.

PP USG : -
Right adnexal Mass : unilocular cyst. Size 113 x 82 x
101 mm. Tampak massa kistik dengan ekointerna
didalamnya berasal dari neoplasma ovarium kistik
musinosum.

Left adnexal Mass : unilocular cyst. Size 52 x 53 x 63


mm. Tampak massa kistik multilokuler dengan
ekointerna didalamnya, tidak terdapat arus darah berasal
dari kista endometriosis.

Impression : NOK musinosum ovarium kanan. Kista


endometriosis ovarium kiri, perlekatan genitalia interna.

Tatalaksan Rencana Op LO Tatalaksana :


a • Observasi
Pada wanita prepubertas atau usia reproduksi, kebanyakan
kista ovarium adalah fungsional dan dapat regresi spontan tanpa
intervensi dalam 6 bulan. Pada wanita post menopause
manajemen ekspektatif juga bisa dilakukan jika pada USG
didapatkan dinding tipis, unilocular, diameter < 5cm, tidak ada
pembesaran kista selama pemantauan, serum CA125 normal.
• Operasi kistektomi
Pada kista ukuran kecil laparoskopi bisa menjadi pilihan
Pada kista berkuran besar laparotomi menjadi pilihan
• Kirim spesimen ke PA
2. Ny. LL (47 thn), 01669898, DPJP dr. Setyo, Sp.OG

Pasien Teori
Diagnosis Mioma Uteri : Neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus
dan jaringan ikat disekitarnya. Mioma uteri juga bisa disebut
Mioma Uteri Residif fibromyoma, leiomyoma, atau fibroid.

Identitas Perempuan Epidemiologi : 20-25% pada perempuan di usia produktif, 3-9x


47 tahun lebih banyak pada ras kulit berwarna dibandingkan dengan ras
kulit putih.

Etiologi & Faktor Resiko :


 Menarche : Menarche dini meningkatkan risiko
terjadinya mioma
 Usia : Usia reproduktif
 Obesitas : Obesitas meningkatkan risiko mioma
 Diet : Diet daging meningkatkan risiko, sebaliknya
konsumsi sayur-sayuran mengurangi risiko
 Olahraga : Olahraga mengurangi risiko terjadinya
mioma
 Kontrasepsi Oral : Meningkatkan risiko terjadinya
Mioma

KU Pasien merupakan pasien rujukan dari RSUD Tebet tgl Gejala Klinis :
10 Februari 2021 dengan membawa hasil USG : Mioma Bervariasi dari asimtomatik sampai gejala progresif yang sangat
Uteri ukuran 3 x 5 x 4 cm mengganggu. Gejala yang muncul kebanyakan adalah nyeri
perut, ada rasa penekanan, dan perdarahan abnormal.
Keluhan :
Nyeri perut kanan bawah, Beberapa gejala yang dapat muncul pada pasien :
Ayang-ayangan. 1. Benjolan pada perut bagian bawah
2. Gangguan menstruasi (menoragia, dismenore, dan
intermenstrual bleeding)
3. Heavy menstrual bleeding (tidak selalu, biasanya dengan
kelainan koagulopati)
4. Pelvic pain (unrelated to menstruation) jika terjadi
gangguan vaksular
5. Perasaan kembung, efek penekanan ke sekitar organ
6. Sulit BAB/BAK : penurunan volume urin, frekuensi, dan
urgensi
7. Dispareunia
8. Anemia (cenderung karena Heavy Menstrual Bleeding)
9. Infertilitas

Anamnesis Riwayat LO SOD – Miomektomi (Agustus 2019) -


Riwayat obsterik : P3, lahir spontan

DM (-)
Hipertensi (-)
PF Palpasi : Teraba massa antara pusat-simfisis Dengan palpasi abdomen dan palpasi bimanual:
Status Ginekologi : Pembesaran uterus (dikenali sebagai massa abdomen) dengan
perdarahan aktif (-) bentuk irreguler.
V/U tenang
PP USG : -
Kesimpulan : Mioma uteri berdegenerasi kistik DD/
kemungkinan keganasan belum dapat disingkirkan.
Mioma uteri intramural
NOK serosum kanan

Lab Marker Tumor : 39


Tatalaksan Rencana Op LO HT + BSO Observasi: observasi setiap tahun dengan pemeriksaan pelvis
a dan pencitraan untuk menilai ukuran mioma.
Terapi medikamentosa: dipergunakan untuk tambahan
preoperatif. Berguna untuk mengurangi gejala.
a) NSAID : untuk mengurangi dismenorea
b) Terapi hormonal (ex: GnRH agonis/triptorelin, selective
progesterone receptor modulato) untuk menginduksi
atrofi dari mioma
Bedah: miomektomi atau histerektomi.

3. Nn.NY (22 thn), 01768246, DPJP dr. Setyo, Sp.OG

Pasien Teori
Diagnosis

Kista Endometriosis

Identitas Perempuan 
22 tahun

Anamnesis Gejala Klinis :

PF

PP

Lab
Tatalaksan
a
4. Ny. R (38 thn), 01660626, DPJP dr. Setyo, Sp.OG

Pasien Teori
Diagnosis Adenomiosis : Suatu keadaan di mana jaringan endometrium yg
masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Bila jaringan
Adenomiosis Residif endometrium terdapat di dalam myometrium disebut
adenomiosis.
Identitas Perempuan Epidemiologi :
38 tahun Usia produktif (15 - 44 thn), usia menarch lebih awal,
multiparitas, kehamilan ektopik, riw. Operasi uterus sebelumnya,
pengobatan dengan tamoxifen.

Anamnesis Pasien merupakan rujukan dari RS dengan membawa Manifestasi Klinis :


hasil USG. Nyeri pelvic (50%), infertilitas (40%), dismenorea (30%), gang.
haid (20%), dispareunia, nyeri suprapubic, pembesaran uterus
Tidak ada keluhan (biasanya tidak lebih dari hamil 14 minggu), gang. Miksi.

Riwayat Pernikahan :
Menikah 1x, usia pernikahan 15 tahun, G0P0

Riwayat operasi :
LO Miomektomi, reseksi adenomioma -> 2019.

PF - -
PP USG : Ultrasound & Color Doppler (TSV) :
Impression Seromural and intramural leiomyoma, simple - Heterogenous echogenic
cyst right ovary, susp. Pseudocyst left adneksa - Hypoecoic miometrium dengan kista multiple kecil (gambaran
swiss cheese/)
- Peningkatan vascular pada miometrium

Magnetic Resonance Imaging (MRI) :


Standart untuk diagnosis. Ketebalan Junctional Zone (JZ)/dinding
myometrium ≥12mm, dengan atau tanpa sinyal intensitas tinggi
miometrial foci pada gambaran MR beban T2 sagital
Lab -
Tatalaksan Rencana Op Laparatomi Tatalaksana
a - Penatalaksanaan medikamentosa agak sulit dilakukan
- Jika pasien masih usia muda & masih ingin punya anak
-> pertimbangan pengobatan hormonal GnRH agonis
selama 6 bulan dengan/atau disertai penanganan bedah
reseksi minimalisasi jaringan adenomiosis, dilanjutkan
program teknologi reproduksi berbantu.
- Tindakan bedah dapat dilakukan jika pemberian terapi
medikamentosa untuk mengatasi keluhan nyeri tidak
memberikan hasil yg berarti.

1. Pengobatan hormonal GnRH Agonis : Diberikan


selama 6 bulan, tetapi hanya bersifat sementara yg dalam
beberapa waktu kemudian akan kambuh kembali.
2. Pengobatan dengan suntikan progesterone :
Pemberian suntikan progesterone dapat seperti suntikan
KB dapat membantu mengurangi gejala nyeri dan
perdarahan.
3. Penggunaan IUD yg mengandung hormor
progesterone : Mengurangi gejala dismenorea dan
menoragia.
4. Aromatase Inhibitor : Fungsinya menghambar enzim
aromatase yg menghasilkan estrogen seperti anastrazole
& letrozole.
5. Histerektomi : Dilakukan pada perembuan yg tidak
membutuhkan fungsi reproduksi.
5. Ny. YSM (60 thn), 01784616, DPJP dr. Harjo, Sp.OG (K)

Pasien Teori
Diagnosis Ca Serviks : Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal
Susp. Ca Serviks dari serviks. Serviks merupakan sepertiga bagian bawah uterus,
berbentuk silindris, menonjol dan berhubungan dengan vagina
melalui ostium uteri eksternum.

Identitas Perempuan Epidemiologi


60 tahun  Merupakan kanker wanita tersering nomor 3 dari segi
insiden (527.600 kasus baru) dan mortalitas (265.700
kematian).
 menempati urutan ke 2 paling sering dan urutan ke 3
sebagai penyebab kematian akibat kanker pada wanita di
negara berkembang
 HPV sangatlah penting pada perkembangan neoplasma
serviks dan bisa dideteksi pada 99,7% kasus kanker
serviks
 Tipe histologi dari kanker serviks terbanyak adalah
karsinoma sel skuamous

Anamnesis Pasien merupakan rujukan dari RS Cibinong dengan Tanda dan gejala :
Susp. Ca Serviks • Beberapa wanita tidak menunjukan gejala. Pada tahap
awal dapat ditemukan keputihan yg encer dan perdarahan
KU :
vaginal.
Perdarahan pervaginam sejak 1 minggu yg lalu.
• Perdarahan ketika bersenggama.
RPS :
Sudah menopause 12 tahun Faktor Resiko :
Terdapat keputihan, tidak berbau • Hubungan seksual dini – wanita yang menjalani
hubungan seksual awal < 18 tahun memiliki risiko 2x
Riw. Obstetri : lipat, sedangkan usia 18-20 tahun memiliki risiko 1,5x
P3A1 -> lahir spontan lipat dibandingkan dengan wanita yang menjalani
hubungan seksual awal > 21 th
RPD : • Berganti-ganti pasangan – wanita dengan 2 partner
Riwayat operasi miomektomi -> 2009
seksual akan memiliki risiko 2x lipat, sedangkan wanita
dengan 6 atau lebih partner seksual akan memiliki risiko
3x lipat dibandingkan wanita dengan 1 partner seksual
• Riwayat penyakit menular seksual
• Kondisi immunosupresi (HIV, penggunaan obat
immunosupresi)
• Sosio ekonomi rendah
• Merokok

PF Stat. generalis : DBN Pemeriksaan fisik & genital :


Stat. ginekologi : Pada pemeriksaan fisik secara umum terlihat normal.
Inspekulo : V/U tenang • Pemeriksaan rectal touch, parametrial, uterosacral,
VT : massa -+ 3 cm
pemeriksaan pelvis.
RVT : ??? • Pembesaran KGB supraklavikula, KGB inguinalis.
• Edema Ekstremitas, low back pain.
• Nyeri menjalar ke bagian bawah, disebabkan oleh masa
yg kompresi saraf sciatik root, limfatik, vena, atau ureter.
• Invasi tumor ke rektum atau vesica urinari menyebabkan
hematuri atau terdapat fistula di rektovaginal atau
vesicovaginal
• Pemeriksaan dengan spekulum, ditemukan lesi yang
bersifat mikroinvasif. Lesi dapat berupa eksofititk dan
endofitik, berupa masa polipoid, jaringan papiler,
ditemukan barrel shaped servix, ulserasi servix, massa
granuler, dan jaringan nekrotik. Dapat disertai cairan
purulen, perdarahan.

Pada Pemeriksaan Bimanual :


- Dapat meraba pembesaran uterus.
- Pada kanker servix stadium lanjut, dapat meluas ke
vagina, dapat teraba massa pada dinding anterior ketika
pemeriksaan rektovaginal.
- Pada penyebaran posterior, teraba septum tebal, keras
dan tidak teratur pada pemeriksaan palpasi septum
rektovaginal.

PP USG : Papanicolous test (PAP SMEAR)


Pasca histerektomi total? Untuk melakukan skrining kanker servix. Memiliki sensitivitas
53 – 80%.
Biopsy servix : dari perifer tumor sedangkan bagian sentral hanya
berisi jaringan nekrotik.

Lab -
Tatalaksan Baru rencana USG terlebih dahulu. Histerektomi
a Terapi radiasi
Kemoradiasi
6. Ny. HA (73 thn), 01783412, DPJP dr. Harjo, Sp.OG (K)

Pasien Teori
Diagnosis NOK : Kista ovarium merupakan struktur yang muncul di
NOK Susp Maligna permukaan atau di dalam ovarium yang berbentuk kantung
seperti balon yang terisi material cairan atau setengah cair baik
berupa air, pus, maupun cairan kental menyerupai darah
menstruasi dengan dinding luar kantung menyerupai sebuah
kapsul.

Identitas Perempuan Epidemiologi : Kista ovarium sebagian besar timbul pada wanita
73 tahun berusia produktif terutama di rentang usia 21-30 tahun dan jarang
terjadi pada usia >50 tahun.

Etiologi : adanya gangguan pembentukan hormon pada


hipotalamus, hipofisis, atau ovarium dan timbul dari folikel yang
tidak berfungsi selama siklus haid.

Anamnesis Pasien merupakan rujukan dari RSUD Cibinong dengan Gejala Klinis NOK :
tumor padat ovarium susp ganas. - Penekanan terhadap vesika/rectum
- Perut terasa penuh
KU : - Pembesaran perut
Perut membesar sejak -+ 1 bulan SMRS - Perdarahan (jarang)
- Nyeri (jika terjadi rupture kista)
RPS : - Sesak napas, edema tungkai (pada tumor yg sangat besar)
Perut membesar sejak -+ 1 bulan SMRS
teraba benjolan Faktor Resiko :
disertai mual tidak ada muntah • Riwayat kista ovarium sebelumnya
terasa begah • Siklus haid tidak teratur
nafsu makan menurun • Menarche di usia dini (≤11 tahun)
penurunan BB dlm 1 bulan : 48 -> 44 kg • Penderita Hipotiroid
• Penderita kanker payudara dengan riwayat kemoterapi
RPD : • Genetik herediter
Riw. Kanker ovarium sebelumnya & pada keluarga tidak
ada. • Ketidakseimbangan hormonal
DM, Ht, alergi, asma, jantung (-) • Konsumsi Obat (Tamoxifen, Diuretik)
• Psikososial (Pola makan tidak sehat, merokok,
Riwayat Menstruasi : mengonsumsi alkohol, terpapar zat racun dan
Menarch 12 tahun, Siklus teratur, 5-6 hari, 2-3x ganti karsinogenik)
pembalut, nyeri haid (-) • Infertilitas
Riwayat menikah : 3x
Diagnosis
1. 16 thn
 Nyeri tumpul pada daerah pelvis unilateral intermiten
2. 21 thn
 Siklus menstruasi tidak teratur
3. 35 thn
 Jika kista rupur atau torsio ovari, : mual muntah, nyeri
hebat akut perdarahan abnormal pada vagina
Riw. Obstetri : P2A1
 Palpasi bimanual : lokasi, ukuran, konsistensi,, mobilitas,
1. 1963, BB 3kg, spontan
nyeri palpasi
2. 1965, BB 3 kg, spontan
 Tetapi umumnya asimptomatik dan biasanya terdeteksi
3. ???
pada pemeriksaan pelvis rutin/selama pencitraan
diagnostic
 Pemeriksaan tumor marker

PF Stat generalis : DBN Dapat dilakukan palpasi pada abdomen krn terdapat perbesaran
perut.
Stat. ginekologi :
Inspekulo : V/U tenang Palpasi bimanual : lokasi, ukuran, konsistensi, mobilitas, nyeri
RVT : teraba massa sampai 3 jari dibawah pusar, terfiksir palpasi.
adneksa kiri. Parametrium lemas, ampula tidak kolaps,
STA baik.

PP USG :
Neoplasma ovarium padat kiri
Hidronefrosis kiri

Lab - -
Tatalaksan Baru rencana USG Tatalaksana :
a • Observasi
Pada wanita prepubertas atau usia reproduksi, kebanyakan
kista ovarium adalah fungsional dan dapat regresi spontan tanpa
intervensi dalam 6 bulan. Pada wanita post menopause
manajemen ekspektatif juga bisa dilakukan jika pada USG
didapatkan dinding tipis, unilocular, diameter < 5cm, tidak ada
pembesaran kista selama pemantauan, serum CA125 normal.
• Operasi kistektomi
Pada kista ukuran kecil laparoskopi bisa menjadi pilihan
Pada kista berkuran besar laparotomi menjadi pilihan
Kirim spesimen ke PA
7. Ny. M (50 thn), 01768364, DPJP dr. Harjo, Sp.OG (K)

Pasien Teori
Diagnosis Ca Serviks : Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal
Ca Serviks Post Radiasi dari serviks. Serviks merupakan sepertiga bagian bawah uterus,
berbentuk silindris, menonjol dan berhubungan dengan vagina
melalui ostium uteri eksternum.

Identitas Perempuan Epidemiologi


50 tahun  Merupakan kanker wanita tersering nomor 3 dari segi
insiden (527.600 kasus baru) dan mortalitas (265.700
kematian).
 menempati urutan ke 2 paling sering dan urutan ke 3
sebagai penyebab kematian akibat kanker pada wanita di
negara berkembang
 HPV sangatlah penting pada perkembangan neoplasma
serviks dan bisa dideteksi pada 99,7% kasus kanker
serviks
 Tipe histologi dari kanker serviks terbanyak adalah
karsinoma sel skuamous

Anamnesis Pasien merupakan rujukan dari RS Ummi dengan Ca Tanda dan gejala :
Serviks. • Beberapa wanita tidak menunjukan gejala. Pada tahap
awal dapat ditemukan keputihan yg encer dan perdarahan
2020
vaginal.
KU :
Perdarahan pervaginam sejak -+ 2 bulan yg lalu. • Perdarahan ketika bersenggama.

RPS : Faktor Resiko :


Perdarahan hingga ganti pembalut 1x/hari • Hubungan seksual dini – wanita yang menjalani
Perdarahan saat berhubungan hubungan seksual awal < 18 tahun memiliki risiko 2x
Keputihan (+) lipat, sedangkan usia 18-20 tahun memiliki risiko 1,5x
BAB BAK tidak ada masalah lipat dibandingkan dengan wanita yang menjalani
Sudah tidak haid 1,5 bulan hubungan seksual awal > 21 th
• Berganti-ganti pasangan – wanita dengan 2 partner
Riw. Obstetri :
seksual akan memiliki risiko 2x lipat, sedangkan wanita
P4 :
1. 1990 spontam dengan 6 atau lebih partner seksual akan memiliki risiko
2. 1992 spontan 3x lipat dibandingkan wanita dengan 1 partner seksual
3. 1994 spontan • Riwayat penyakit menular seksual
4. 1996 spontan • Kondisi immunosupresi (HIV, penggunaan obat
immunosupresi)
Riwayat KB • Sosio ekonomi rendah
KB Suntik 7 bulan
• Merokok
RPD :
DM, HT, Asma, Alergi (-)
Riwayat Ca serviks IIIB dari 2020

PF Stat. generalis : DBN Pemeriksaan fisik & genital :


Stat. ginekologi : Pada pemeriksaan fisik secara umum terlihat normal.
Inspekulo : V/U tenang, perdarahan (+) • Pemeriksaan rectal touch, parametrial, uterosacral,
Io : Portio benjol
pemeriksaan pelvis.
RVT : teraba massa hingga 2/3 vagina
• Pembesaran KGB supraklavikula, KGB inguinalis.
• Edema Ekstremitas, low back pain.
• Nyeri menjalar ke bagian bawah, disebabkan oleh masa
yg kompresi saraf sciatik root, limfatik, vena, atau ureter.
• Invasi tumor ke rektum atau vesica urinari menyebabkan
hematuri atau terdapat fistula di rektovaginal atau
vesicovaginal
• Pemeriksaan dengan spekulum, ditemukan lesi yang
bersifat mikroinvasif. Lesi dapat berupa eksofititk dan
endofitik, berupa masa polipoid, jaringan papiler,
ditemukan barrel shaped servix, ulserasi servix, massa
granuler, dan jaringan nekrotik. Dapat disertai cairan
purulen, perdarahan.

Pada Pemeriksaan Bimanual :


- Dapat meraba pembesaran uterus.
- Pada kanker servix stadium lanjut, dapat meluas ke
vagina, dapat teraba massa pada dinding anterior ketika
pemeriksaan rektovaginal.
- Pada penyebaran posterior, teraba septum tebal, keras
dan tidak teratur pada pemeriksaan palpasi septum
rektovaginal.

PP USG : Papanicolous test (PAP SMEAR)


Tidak tampak kelainan organic pada genitalia interna. Untuk melakukan skrining kanker servix. Memiliki sensitivitas
53 – 80%.
Biopsy servix : dari perifer tumor sedangkan bagian sentral hanya
berisi jaringan nekrotik.

Lab - -
Tatalaksan Kontrol USG Histerektomi
a Terapi radiasi
Kemoradiasi
8. Ny. MS (54 thn), 01769372, DPJP dr. Harjo, Sp.OG (K)

Pasien Teori
Diagnosis Ca Serviks : Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal
Ca Serviks Post HR dari serviks. Serviks merupakan sepertiga bagian bawah uterus,
berbentuk silindris, menonjol dan berhubungan dengan vagina
melalui ostium uteri eksternum.

Identitas Perempuan Epidemiologi


54 tahun  Merupakan kanker wanita tersering nomor 3 dari segi
insiden (527.600 kasus baru) dan mortalitas (265.700
kematian).
 menempati urutan ke 2 paling sering dan urutan ke 3
sebagai penyebab kematian akibat kanker pada wanita di
negara berkembang
 HPV sangatlah penting pada perkembangan neoplasma
serviks dan bisa dideteksi pada 99,7% kasus kanker
serviks
 Tipe histologi dari kanker serviks terbanyak adalah
karsinoma sel skuamous

Anamnesis Pasien merupakan rujukan dari RS CM dengan Ca Tanda dan gejala :


Serviks st. III post HTSOB -> Radiasi • Beberapa wanita tidak menunjukan gejala. Pada tahap
awal dapat ditemukan keputihan yg encer dan perdarahan
2020
vaginal.
KU :
Perdarahan pervaginam post kuratase • Perdarahan ketika bersenggama.

Riw. Obstetri : Faktor Resiko :


P4 • Hubungan seksual dini – wanita yang menjalani
hubungan seksual awal < 18 tahun memiliki risiko 2x
RPD : lipat, sedangkan usia 18-20 tahun memiliki risiko 1,5x
DM, HT, Asma, Alergi (-) lipat dibandingkan dengan wanita yang menjalani
Riwayat Ca endometrium -> agustus 2020 -> op HTSOB hubungan seksual awal > 21 th
• Berganti-ganti pasangan – wanita dengan 2 partner
seksual akan memiliki risiko 2x lipat, sedangkan wanita
dengan 6 atau lebih partner seksual akan memiliki risiko
3x lipat dibandingkan wanita dengan 1 partner seksual
• Riwayat penyakit menular seksual
• Kondisi immunosupresi (HIV, penggunaan obat
immunosupresi)
• Sosio ekonomi rendah
• Merokok

PF Stat. generalis : DBN Pemeriksaan fisik & genital :


Stat. ginekologi : Pada pemeriksaan fisik secara umum terlihat normal.
Inspekulo : V/U tenang, perdarahan (+) • Pemeriksaan rectal touch, parametrial, uterosacral,
Io : Portio benjol
pemeriksaan pelvis.
RVT : teraba massa hingga 2/3 vagina
• Pembesaran KGB supraklavikula, KGB inguinalis.
• Edema Ekstremitas, low back pain.
• Nyeri menjalar ke bagian bawah, disebabkan oleh masa
yg kompresi saraf sciatik root, limfatik, vena, atau ureter.
• Invasi tumor ke rektum atau vesica urinari menyebabkan
hematuri atau terdapat fistula di rektovaginal atau
vesicovaginal
• Pemeriksaan dengan spekulum, ditemukan lesi yang
bersifat mikroinvasif. Lesi dapat berupa eksofititk dan
endofitik, berupa masa polipoid, jaringan papiler,
ditemukan barrel shaped servix, ulserasi servix, massa
granuler, dan jaringan nekrotik. Dapat disertai cairan
purulen, perdarahan.

Pada Pemeriksaan Bimanual :


- Dapat meraba pembesaran uterus.
- Pada kanker servix stadium lanjut, dapat meluas ke
vagina, dapat teraba massa pada dinding anterior ketika
pemeriksaan rektovaginal.
- Pada penyebaran posterior, teraba septum tebal, keras
dan tidak teratur pada pemeriksaan palpasi septum
rektovaginal.

PP USG : Papanicolous test (PAP SMEAR)


Genitalia interna sesuai post HTSOB Untuk melakukan skrining kanker servix. Memiliki sensitivitas
Hidronefrosis kiri 53 – 80%.
Biopsy servix : dari perifer tumor sedangkan bagian sentral hanya
berisi jaringan nekrotik.

Lab - -
Tatalaksan Kontrol USG Histerektomi
a Terapi radiasi
Kemoradiasi
9. Ny. IH (45 thn), 01783652, DPJP dr. Harjo, Sp.OG (K)

Pasien Teori
Diagnosis Ca Serviks : Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal
Ca Serviks Post HT Subtotal dari serviks. Serviks merupakan sepertiga bagian bawah uterus,
berbentuk silindris, menonjol dan berhubungan dengan vagina
melalui ostium uteri eksternum.

Identitas Perempuan Epidemiologi


45 tahun  Merupakan kanker wanita tersering nomor 3 dari segi
insiden (527.600 kasus baru) dan mortalitas (265.700
kematian).
 menempati urutan ke 2 paling sering dan urutan ke 3
sebagai penyebab kematian akibat kanker pada wanita di
negara berkembang
 HPV sangatlah penting pada perkembangan neoplasma
serviks dan bisa dideteksi pada 99,7% kasus kanker
serviks
 Tipe histologi dari kanker serviks terbanyak adalah
karsinoma sel skuamous

Anamnesis Pasien merupakan rujukan dari RS Sentosa dengan Ca Tanda dan gejala :
Serviks post HT Subtotal. • Beberapa wanita tidak menunjukan gejala. Pada tahap
awal dapat ditemukan keputihan yg encer dan perdarahan
KU :
vaginal.
Perdarahan pervaginam sejak 2 bulan terakhir.
• Perdarahan ketika bersenggama.
Riw. Obstetri :
P3 : Faktor Resiko :
1. 26 thn, spontan • Hubungan seksual dini – wanita yang menjalani
2. 20 thn, spontan hubungan seksual awal < 18 tahun memiliki risiko 2x
3. 13 thn, spontan lipat, sedangkan usia 18-20 tahun memiliki risiko 1,5x
lipat dibandingkan dengan wanita yang menjalani
hubungan seksual awal > 21 th
RPD : • Berganti-ganti pasangan – wanita dengan 2 partner
DM, HT, Asma, Alergi (-)
seksual akan memiliki risiko 2x lipat, sedangkan wanita
Riwayat Mioma -> HT Subtotal di RS Sentosa October
2020 dengan 6 atau lebih partner seksual akan memiliki risiko
3x lipat dibandingkan wanita dengan 1 partner seksual
• Riwayat penyakit menular seksual
• Kondisi immunosupresi (HIV, penggunaan obat
immunosupresi)
• Sosio ekonomi rendah
• Merokok

PF Stat. generalis : DBN Pemeriksaan fisik & genital :


Pada pemeriksaan fisik secara umum terlihat normal.
Stat. ginekologi : • Pemeriksaan rectal touch, parametrial, uterosacral,
Io : tampak massa diserviks, diarah jam 7-10. Fluxux (+).
pemeriksaan pelvis.
VT : teraba massa, ??? kaku, tidak teraba uterus
• Pembesaran KGB supraklavikula, KGB inguinalis.
• Edema Ekstremitas, low back pain.
• Nyeri menjalar ke bagian bawah, disebabkan oleh masa
yg kompresi saraf sciatik root, limfatik, vena, atau ureter.
• Invasi tumor ke rektum atau vesica urinari menyebabkan
hematuri atau terdapat fistula di rektovaginal atau
vesicovaginal
• Pemeriksaan dengan spekulum, ditemukan lesi yang
bersifat mikroinvasif. Lesi dapat berupa eksofititk dan
endofitik, berupa masa polipoid, jaringan papiler,
ditemukan barrel shaped servix, ulserasi servix, massa
granuler, dan jaringan nekrotik. Dapat disertai cairan
purulen, perdarahan.

Pada Pemeriksaan Bimanual :


- Dapat meraba pembesaran uterus.
- Pada kanker servix stadium lanjut, dapat meluas ke
vagina, dapat teraba massa pada dinding anterior ketika
pemeriksaan rektovaginal.
- Pada penyebaran posterior, teraba septum tebal, keras
dan tidak teratur pada pemeriksaan palpasi septum
rektovaginal.

PP USG : Papanicolous test (PAP SMEAR)


Tampak tunggul uterus ukuran 59 x 41 x 57 mm dengan Untuk melakukan skrining kanker servix. Memiliki sensitivitas
massa pada serviks ukuran 23 x 25 mm dengan 53 – 80%.
vaskularisasi (+). Kranial dextra tunggul uterus melekan Biopsy servix : dari perifer tumor sedangkan bagian sentral hanya
ke vesika dan dinding pelvis posterior kemungkinan
menekan uterer. berisi jaringan nekrotik.

Impression : Suspek keganasan serviks yg menginfiltrasi


uterus, ureter dan parametrium (stadium IIIB)

Lab - -
Tatalaksan Baru rencana USG & Biopsi Histerektomi
a Terapi radiasi
Kemoradiasi
13. Ny. EA (29 thn), 01784704, PDJP dr. Agus, Sp.OG(K)Onk

Pasien Teori
Diagnosis Mioma Uteri : Neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus
Mioma Uteri dan jaringan ikat disekitarnya. Mioma uteri juga bisa disebut
fibromyoma, leiomyoma, atau fibroid.

Identitas Perempuan Epidemiologi : 20-25% pada perempuan di usia produktif, 3-9x


29 tahun lebih banyak pada ras kulit berwarna dibandingkan dengan ras
kulit putih.

Etiologi & Faktor Resiko :


 Menarche : Menarche dini meningkatkan risiko
terjadinya mioma
 Usia : Usia reproduktif
 Obesitas : Obesitas meningkatkan risiko mioma
 Diet : Diet daging meningkatkan risiko, sebaliknya
konsumsi sayur-sayuran mengurangi risiko
 Olahraga : Olahraga mengurangi risiko terjadinya
mioma
 Kontrasepsi Oral : Meningkatkan risiko terjadinya
Mioma

Anamnesis Pasien merupakan rujukan dari RS Sari Asih Ciputat Gejala Klinis :
dengan Mioma uteri 7 x 6 cm Bervariasi dari asimtomatik sampai gejala progresif yang sangat
mengganggu. Gejala yang muncul kebanyakan adalah nyeri
KU : perut, ada rasa penekanan, dan perdarahan abnormal.
Nyeri perut bagian bawah
Beberapa gejala yang dapat muncul pada pasien :
Riw. Mentruasi 1. Benjolan pada perut bagian bawah
HPHT 30/1/2021 2. Gangguan menstruasi (menoragia, dismenore, dan
7 hari intermenstrual bleeding)
Nyeri haid (-) 3. Heavy menstrual bleeding (tidak selalu, biasanya
dengan kelainan koagulopati)
4. Pelvic pain (unrelated to menstruation) jika terjadi
gangguan vaksular
5. Perasaan kembung, efek penekanan ke sekitar organ
6. Sulit BAB/BAK : penurunan volume urin, frekuensi,
dan urgensi
7. Dispareunia
8. Anemia (cenderung karena Heavy Menstrual
Bleeding)
9. Infertilitas

PF Bimanual : Teraba massa abdomen Dengan palpasi abdomen dan palpasi bimanual:
Pembesaran uterus (dikenali sebagai massa abdomen) dengan
bentuk irreguler.

PP USG :
Kesimpulan : Mioma uteri Intramural
Lab - -
Tatalaksan Baru USG saja Observasi: observasi setiap tahun dengan pemeriksaan pelvis
a dan pencitraan untuk menilai ukuran mioma.
Terapi medikamentosa: dipergunakan untuk tambahan
preoperatif. Berguna untuk mengurangi gejala.
a) NSAID : untuk mengurangi dismenorea
b) Terapi hormonal (ex: GnRH agonis/triptorelin, selective
progesterone receptor modulato) untuk menginduksi
atrofi dari mioma
Bedah: miomektomi atau histerektomi.
14. Ny. TS (27 thn), 00909037, DPJP dr.Eva,SpOG(K)

Pasien Teori
Diagnosis Definisi : Talasemia adalah defek genetik yang mengakibatkan
berkurang atau tidak adanya sintesis satu atau lebih rantai globin
G1P0A0 H 32mg dgn Thalasemia pada darah yang ditandai anemia mikrositik hipokrom dengan
berbagai derajat keparahan.

Etio-patofisiologi :
Talasemia disebabkan oleh penurunan kecepatan sintesis atau
kemampuan produksi satu atau lebih rantai globin α, β ataupun
rantai globin lainnya sehingga terjadi delesi total atau parsial gen
globin dan substitusi, delesiatau insersi nukleotida.

Identitas Perempuan 
27 tahun
G1P0A0

Anamnesis Pasien merupakan rujukan dari RS Ammah dengan Gejala Klinis :


G1P0A0 Hamil 20 minggu, ibu dengan thalassemia. - keluhan pucat, tidak nafsu makan dan perut membesar.
Biasanya muncul di usia kehamilan 6 bulan.
2020 - Tanyakan gejala anemia : pusing, lemah, mudah lelah
KU : Mules mules dan keluar air dari jalan lahir. (karena ekspansi volume plasma yang disertai sedikit
peningkatan eritropoiesis)
RPS : - Ada atau tidaknya riwayat splenomegali, batu empedu,
Pasien mengaku hamil 5 bulan (saat itu 26/9/20). trombosis, kardiomiopati, penyakit hati kronis serta
HPHT 3/7/20 (kw 11/2/21 -> 32 minggu) kelainan endokrin seperti diabetes mellitus
TP 9/4/21
ANC -+ 5x, kehamilan sehat

Riw. Pernikahan : 1x april 2020

Riw. Obsterik : G1
Riwayat Mentruasi :
Menarch 14 thn
Teratur tiap bulan
Ganti pembalut 2-3x/hari
Dismenore

RPD :
Thalasemia (-+ 2000), tranfusi darah 3 minggu sekali di
RSF.

Obat yg diminum : Nutrimama 1x1, kalk 1x1

Anam 11/2/21
Tidak ada mulas, gerak janin aktif, Hamil 32 minggu
PF Leopold : Pemeriksaan Fisik :
1. Bagian atas bokong Bentuk muka mongoloid (facies Cooley), ikterus, gangguan
2. Punggung kanan pertumbuhan, splenomegali dan hepatomegaly.
3. Presentasi kepala
4. Belum masuk PAP

TFU : 27 cm
DJJ :152 bpm

PP Talasemia diklasifikasikan berdasarkan molekuler menjadi


dua yaitu talasemia α dan talasemia β :
Hematologi skrining thalassemia : Talasemia α disebabkan oleh mutasi salah satu atau seluruh
MCV 81,1 rujukan : 83-101 globin rantai alfa yang ada. Talasemia alfa terdiri dari Silent
Morfologi : normositik-normokrom, beberapa
mikrositik-hipokrom. Carrier State, α Talasemia Trait, Hb H Disease, dan α Talasemia
Kesimpulan : Pembawa sifat thalassemia alfa Mayor.
(trait/carrier/minor) Talasemia β terjadi jika terdapat mutasi pada satu atau dua
rantai globin β yang ada. Talasemia β terdiri dari β Talasemia
Trait, β Talasemia Intermedia, β Talasemia Mayor.

Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan darah lengkap -> Hb bisa sampai 2-3%, gambaran
morfologi eritrosit ditemukan mikrositik hipokromik, sel target,
anisositosis berat dengan makroovalositosis, mikrosferosit,
polikromasi, basophilic stippling, benda Howell-Jolly, dan
poikilositosis
Pemeriksaan sumsum tulang, pemeriksaan rontgen, EKG dan
ekokardiografi, HLA typing, pemeriksaan mata, pendengaran,
eleltroforesis hemoglobin, mass spectrometry, dan diagnostik
molekular untuk kelainan hemoglobin.

Lab
Tatalaksan Tranfusi darah PRC 500 Tatalaksana
a - Transfusi Darah : Pada kehamilan transfuse akan
Kontrol ulang meningkat. Pasien yang tidak tergantung dengan
transfusi seperti pada talasemia intermedia atau
Rencana USG Hemoglobin H menjadi perlu transfusi saat hamil hingga
setelah melahirkan. Hemoglobin harus tetap terjaga ≥ 10
g/dl pada talasemia β mayor.
- Wanita hamil dengan thalasemia-β minor dan anemia
dimana Hb < 7 gr/dL biasanya terjadi pada trimester
ketiga, membutuhkan asam folat 5 mg/hari dan terapi
transfusi suportif. Pada kebanyakan wanita, konsumsi
asam folat 5 mg/hari dapat meningkatkan hemoglobin
secara signifikan dan mencegah defek susunan saraf.
- Pemberian suplemen besi hanya jika pasien terdapat
defisiensi yang dikonfirmasi dengan diagnosis standar,
yaitu serum iron, saturasi transferrin, dan serum ferritin.
- Pencegahan trombosis pada kehamilan, dapat diberikan
heparin atau lowmolecular-weight heparin 7 hari setelah
melahirkan per vaginam atau selama 6 minggu setelah
sectio caesarea atau dosis rendah aspirin 75 mg/hari.
15. Ny. M (35 thn), 01253443, DPJP dr. Eva, Sp.OG

Pasien Teori
Diagnosis

G4P3A0 Hamil 30 minggu, JPKTH, Ibu dengan


mioma uteri

Identitas Perempuan 
35 tahun

Anamnesis Gejala Klinis :

PF

PP

Lab
Tatalaksan
a
16. Ny. SS (20 thn), 01784247

Pasien Teori
Diagnosis IUGR / PJT Ketidak mampuan janin mempertahankan
pertumbuhan yang diharapkan sesuai dengan kurva pertumbuhan
G1P0A0 hamil 36 minggu, JPKTH, susp. IUGR yang telah terstandarisasi dengan atau tanpa adanya KMK (Kecil
Masa Kehamilan).

Identitas Perempuan 
20 tahun

Anamnesis Pasien merupakan rujukan dari RS mampang dengan Diagnosis :


susp. IUGR 1. Palpasi abdomen; akurasinya terbatas namun dapat
mendeteksi janin KMK sebesar 30%, sehingga tidak
RPS : boleh rutin digunakan dan perlu tambahan pemeriksaan
Mengaku hamil 8 bulan biometri janin.
HPHT 15/6/20 -> saat itu 35 minggu
ANC di PKM buaran. 2. Mengukur tinggi fundus uteri (TFU); akurasinya
USG di bidan 21 Januari (34-35 minggu): terbatas untuk mendeteksi janin KMK, sensitivitas 56-
USG I -> janin cenderung kecil, TBJ 1110gr, ICA 14 86%, spesifisitas 80-93%. Pengukuran TFU secara serial
USG II (februari 2021) -> TBJ 1800, ICA 10 akan meningkatkan sensitifitas dan spesifisitas, sehingga
dianjurkan pada kehamilan diatas usia 24 minggu).
Saat ini tidak ada keluhan, gerak janin aktif Namun demikian, pengukuran TFU tersebut tidak
meningkatkan luaran perinatal.

3. Taksiran berat janin (TBJ) dan abdominal


circumference (AC); metode ini lebih akurat untuk
mendiagnosis KMK. Pada kehamilan risiko tinggi
dengan AC<10 persentil memiliki sensitifitas 72,9-
94,5% dan spesifisitas 50,6-83,8% untuk mendiagnosis
KMK. Pengukuran AC dan TBJ ini dapat memprediksi
luaran perinatal yang jelek. pada kehamilan risiko
rendah, pemeriksaan USG setelah umur kehamilan 24
minggu tidak meningkatkan luaran perinatal.
4. Mengukur indeks cairan amnion (ICA), Doppler,
kardiotokografi (KTG) dan profil biofisik; metode
tersebut bersifat lemah dalam mendiagnosis PJT.
Metaanalisis menunjukkan bahwa ICA antepartum< 5
cm meningkatkan angka bedah sesar atas indikasi gawat
janin. ICA dilakukan setiap minggu atau 2 kali seminggu
tergantung berat ringannya PJT. USG Doppler pada
arteri uterina memiliki akurasi yang terbatas untuk
memprediksi PJT dan kematian perinatal.

PF TFU : 26 cm -> belum mencapai xypoid. Hanya 3 jari Usia 35 minggu -> TFU normalnya 32 cm / 14-16 jari diatas
diatas pusar pusar.
DJJ : 155 dpm Pasien TFU setara usia kehamilan 26-28 minggu.

PP USG :
TBJ 1940

Biparietal diameter, head circumference, abdominal


circumference, femur length, estimated fetal weight ->
semua dibawah garis persentil 5%

Impression : Biometri sesuai dengan usia kehamilan 35


minggu, suspect IUGR.

Lab
Tatalaksan Rencana CTG penatalaksanaan terhadap semua kondisi maternal seperti
a mengurangi stress, meningkatkan asupan nutrisi,
mengurangi rokok dan/atau narkotika, dan anjurkan istirahat
tidur miring. Setelah digali berdasarkan anamnesis, maka
dilakukan pemeriksaan USG untuk evaluasi pertumbuhan dan
Doppler velocimetry arteri umbilikalis setiap 3 minggu sampai
usia kehamilan 36 minggu.

Jika ditemukan keadaan seperti ICA < 2,5 persentil dengan


Doppler velocimetry arteri umbilikalis normal dan Doppler
velocimetry arteri umbilikalis hilang (AEDF) atau terbalik
(REDF), maka pasien memerlukan pemanatauan ketat di
rumah sakit. Jika pada pasien ditemukan keadaan seperti
Anhydramnion (tidak ada poket) pada usia kehamilan 30
minggu atau lebih, adanya deselerasi berulang, selama 2
minggu tidak ada pertumbuhan janin dan paru janin sudah
matang, dan pada pemeriksaan Doppler velocimtery adanya
AEDF atau REDF, maka sudah terpenuhi syarat untuk
dilakukan terminasi kehamilan segera.

Pemeriksaan profil biofisik dikatakan abnormal apabila kurang


atau sama dengan 4/10, dan jika profil biofisik equivokal (6/10),
pasien dapat diobservasi dan pemeriksaan diulangi 4-6 jam, jika
hasilnya masih equivokal maka kehamilan segera diterminasi.
17. Ny. DF (31 thn), 0167888

Pasien Teori
Diagnosis  Human immunodeficiency virus (HIV) penyebab
acquired immunodeficiency syndrome (AIDS)
G4P2A1 Hamil 34 minggu, JPKTH, Ibu dengan HIV  Sistem pertahanan tubuh manusia tersebut menjadi
on ARV
lemah.
 Seiring dengan semakin buruknya kekebalan tubuh
penderita  meningkatkan risiko infeksi oportunistik
 AIDS merupakan tahap terakhir dari infeksi HIV.

Identitas Perempuan 
22 tahun

Anamnesis Riwayat HIV : Gejala Klinis :


2010
Mulai ARV 2012 -> duviral 1x1 & alovia 2x2

Riwayat mentruasi :
Menarch 11 thn
Teratur

Riw. KB :
Suntik 1 bulan

Riw. Obsterti:
1. Perempuan, SC krn KPD, 3500gr, 2005
2. SC karena HIV, 1300gr, meninggal
3. Abortus krn kematian mudigah, 2019
4. Hamil ini

PF Leopold :
1. Bagian atas bokong
2. Punggung kanan
3. Presentasi kepala
4. Belum masuk PAP

TFU : 33 cm
DJJ : 148 dpm

TBJ 3,410gr
PP USG : Biometri sesuai dengan usia kehamilan 34 minggu

Lab
Tatalaksan Rencana SC diusia 38 minggu
a
18. Ny. RMN (23 thn), 00450148

Pasien Teori
Diagnosis G4P2A1 Hamil 25 minggu, JPKTH, Riwayat obsteri KPD Preterm : Pecahnya ketuban sebelum waktunya yang
buruk terbukti dengan vaginal pooling, tes nitrazin, dan tes fern (+),
IGFGB-1(+) pada usia kehamilan <37 minggu sebelum onset
persalinan.
Ketuban pecah dini sangat preterm : 24 - < 34
Minggu
Ketuban pecah dini preterm : 34 – 37 Minggu

Identitas Perempuan 
23 tahun

Anamnesis RPS : Faktor Resiko


Keluhan mulas tidak ada, gerak janin dapat dirasakan. • Status sosioekonomi rendah
HPHT oktober 2020. ANC diklinik USG 3x : uk 16-23 • Perokok
minggu. • Riwayat IMS
• Riwayat persalinan prematur
• Riwayat KPD
Riw. Obstetri : • Perdarahan pervaginam
G4P2A1 : • Distensi uterus
1. Spontan, 27 minggu, meninggal • Infeksi/Inflamasi
2. Abortus, 2 bulan, kuretase -> 2019 •
3. Spontan krn HAP & KPD, 27 minggu, Tanda & Gejala
meninggal -> 2020 Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air
4. Hamil ini ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin
cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat
dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau
kering karena terus diproduksi sampai kelahiran.
Tanda Infeksi : demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut,
denyut jantung janin bertambah cepat

PF TFU : 25 cm
DJJ 150bpm
PP USG

Lab DPL, HbsAg, Ca ion, INR/PT, D-dimer, ???


Tatalaksan USG Tatalaksana
a Untuk mencegah morbiditas & mortalitas neonates preterm :
1. Menghambat proses persalinan dengan pemberian
tokolitik. Diberikan 48 jam pertama untuk memberikan
kesempatan pemberian kortikosteroid.
- Kalsium Antagonis : Nifedipin 3 x 10 mg, dilanjutkan
tiap 8 jam sampai kontraksi berkurang.
- Salbutamol : dosis awal 10 mg IV dalam 1L cairan
infus 10 tetes/menit. Jika kontraksi masih ada, maka
naikkan kecepatan 10 tetes/menit setiap 30 menit
sampai kontraksi berhenti atau denyut nadi >
120x/menit kemudia dosis dipertahankan hingga 12
jam setelah kontraksi hilang.
2. Pematangan surfaktan paru dengan kortikosterid.
- Betametason : 2 x 12 mg IM, dengan jarrah
pemberian 24 jam.
- Deksametason : 4 x 6 mg IM, dengan jarak pemberian
12 jam.
3. Pencegahan terhadap infeksi dengan antibiotic
- Eritromisin : 3 x 500 mg, 3 hari
- Ampisilin : 3 x 500 mg, 3 hari
- Klindamisin : 3 x 500 mg, 3 hari
20. Ny. RHJ (51 thn), 01757662, PDJP dr. Widyastuti, Sp.OG

Pasien Teori
Diagnosis AUB : Abnormal Uterus Bleeding/Perdarahan Uterus Abnormal
adalah istilah yg digunakan untuk menggambarkan semua
Post Kuretase e.c AUB kelainan haid :
- Menoragia : perpanjangan siklus haid dari normal
namun interval normal.
- Metroragia : Interval tidak teratur.
- Oligomenorea : Interval lebih daru 35 hari.
- Polimenorea : Interval kurang dari 24 hari.

Identitas Perempuan 
51 tahun

Anamnesis Pasien merupakan rujukan dari RS tebet dengan polip Etiologi :


endometrium PALM-COEIN

2020 - Polip : Pertumbuhan endometrium berlebih bersifat local.


KU : Polip endometrium terdiri dari kelenjar, stroma & PD
Perdarahan pervaginam sejak 1 bulan yg lalu. endometrium.
- Adenomiosis : Invasi endometrium ke lap. Myometrium ->
RPS :
Haid 1 bulan tidak berhenti uterus membesar, difus, secara mikroskopik tampak
endometrium ektopik, non neoplastic, kel. Endometrium,
RPD : stoma dikelilingi jaringan myometrium yg hipertrofi &
DM (-) hyperplasia.
Hipertensi (+) - Leiomioma : Tumor jinak fibromuscular permukaan
myometrium
- Malignancy & Hyperplasia : Hiperplasia endometrium adalah
pertumbuhan berlebih dari kel. Endometrium.
- Coagulopathy : kelainan hemostasis sistemik
- Ovulatory dysfuction : kegagalan ovulasi karena
ketidakseimbangan hormone.
- Endometrial : PUA akibat gang. Hemostasis local
endometrium.
- Iatrogenik : Karena penggunaan obat hormonal/non
hormonal/AKDR.
- Not yet classified : Jarang/sulit dimasukan

PF Tanda vital :
TD 150/90 mmHg

Stat.ginekologi :
Inspekulo : v/u tenang, perdarahan (+)
VT : tidak teraba massa

PP USG

Lab Hematologi :
Hb
Tatalaksan Perdarahan akut & banyak : terjadi pada remaja dengan
a gangguan koagulopati, dewasa dengan mioma uteri, pemakaian
obat anti koagulan.
1. Dilatasi & kuretase : dilakukan bila ada keganasan &
kegagalan dengan terapi medikamentosa. PUA dengan
resiko keganasan : > 35 thn, obesitas, siklus anovulasi
kronik.
2. Penganganan Medikamentosa :
 Kombinasi estrogen & progestin (dalam bentuk pil
kontrasepsi) :
2x1 tab selama 5-7 hari & setelah terjadi perdarahan,
dilanjutkan 1x1 tan selama 3-6 siklus.
 Estrogen :
Estrogen konjugasi dgn dosis 1,25mg/17β estradiol
2mg setiap 6 jam selama 24 jam, jika perdarahan
berhenti lanjut pil kombinasi.
 Progestin :
 Anti estrogen yg akan menstimulasi aktivitas
enzim 17β hidroksi steroid dehydrogenase &
sulfotranferase sehingga mengkonversi
estradiol menjadi estron.
 Progestin mencegah terjadinya endometrium
hyperplasia
 Diberikan bila ada kontraindikasi terhadap
estrogen
 Diberikan selama 14 hari, kemudian berhenti
(tanpa obat 14 hari), diulang selama 3 bulan.
RESUME PASIEN : VK

No. IDENTITAS No. RM DIAGNOSIS KETERANGAN


1. Ny. AU (25 01785031 G3P0A2 H KU : Keluar air dari jalan lahir sejak 6 KPD Aterm : Pecahnya ketuban sebelum waktunya yang
thn) 37-38mg jam SMRS dengan bradikardi terbukti dengan vaginal pooling, tes nitrazin, dan tes fern (+),
KPD -> IGFGB-1(+) pada usia kehamilan ≥37 minggu.
Partus RPS :
Normal Mulas mulas tidak ada Faktor Resiko
Gerak janin aktif • Status sosioekonomi rendah
HPHT 5/6/20 • Perokok
ANC 3x dibidan, USG 1x • Riwayat IMS
• Riwayat persalinan prematur
RPD : • Riwayat KPD
HT, DM, Asma, Jantung disangkal • Perdarahan pervaginam
• Distensi uterus
RPK : • Infeksi/Inflamasi
Kakaknya ada sakit jantung
Tanda & Gejala
PF: Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.
TFU 30cm Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau
DJJ 148 bpm amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau
VT: menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah.
Portio tebal 3cm, lunak, belum ada Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus
pembukaan, kepala hodge I-II diproduksi sampai kelahiran.

USG : Tanda Infeksi : demam, bercak vagina yang banyak, nyeri


JPKTH perut, denyut jantung janin bertambah cepat
ICA 9

2. Ny. TDW 01785039 Post SC –


(28 thn) Eklampsia pd
G2P1A0 H
35mg
3. Ny. DW (30 01195977 G1P0A0 H KPD Preterm : Pecahnya ketuban sebelum waktunya yang
thn) 29-30mg terbukti dengan vaginal pooling, tes nitrazin, dan tes fern (+),
KPD -> IGFGB-1(+) pada usia kehamilan <37 minggu sebelum onset
Partus persalinan.
Normal Ketuban pecah dini sangat preterm : 24 - < 34 Minggu
Ketuban pecah dini preterm : 34 – 37 Minggu

4. Ny. M (34 01783842 G4P2A1 H Keluar darah dari jalan lahir 7 jam smrs. Definisi PP: Plasenta previa adalah plasenta yang
thn) 29mg dgn berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa
HAP sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri
berulang et internum.
PPT
• Sejalan dengan bertambah membesarnya rahim dan
meluasnya segmen bawah rahim ke arah proksimal
memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada
segmen bawah rahim ikut berpindah mengikuti
perluasan segmen bawah rahim seolah plasenta tersebut
bermigrasi.
• Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas
dalam persalinan kala satu bisa mengubah luas
pembukaan serviks yang tertutup oleh plasenta.
Fenomena ini berpengaruh pada derajat atau klasifikasi
dari plasenta previa ketika pemeriksaan dilakukan baik
dalam masa antenatai maupun dalam masa intranatal,
baik dengan ulrasonografi maupun pemeriksaan digital

5. Ny. RR (32 01785054 Post SC –


thn) Anemia dlm
Kehamilan
G4P2A1 H
39-40mg
6. Ny. CC (27 00012461 Post SC –
thn) Preeklamsia
Berat pd
G1P0A0 H
35mg
7. Ny.
RESUME PASIEN : BANGSAL

No IDENTITAS No. RM DIAGNOSIS KETERANGAN


.
1. Ny. DY (46 thn) 01780280 Mioma Geburt + Anemia Pasien merupakan rujukan dari RSUD Mampang tgl 30 Desember 2020.

Pasien datang ke RSUD Mampang dengan keluhan haid memanjang selama 6 bulan
terakhir dan disertai rasa nyeri. Saat ini, pasien haid dari tgl 20 Desember 2020
hingga sekarang (5 Januari 2021). Dilakukan pemeriksaan USG oleh RSUD
Mampang, Hasil : terdapat lesi pada ovarium. Dirujuk dengan diagnosis susp.
Mioma uteri.

Rencana OP : Ekstirpasi mioma + kuretase tgl 8 Maret 2021

RPS :
Pasien mengeluh haid memanjang selama 6 bulan terakhir dan disertai rasa nyeri.
Karena haid banyak, pasien memakai pempers, ganti 2-3x/hari.

RPD :
Pasien memiliki hipertensi, meminum amlodipin

Status Ginekologi :
VT : teraba benjolan menonjol keluar dari vagina.

Riwayat Obstetri :
P3, lahir spontan.

Tgl 19 Januari 2021,


Pasien dilakukan pemeriksaan USG :
Hasil : Pada kanalis vaginalis, tampak massa hipoekoik batas tegas ukuran 44 x 42
x 51 mm, bertangkai tebal, asal tangkai di fundus posterior berasal dari mioma
geburt.
Kesimpulan : Mioma Geburt

Tgl 29 Januari 2021, pasien datang ke IGD karena perdarahan, 2 minggu terakhir.
Hb : 9.

Pemeriksaan Lab tgl 1 Februari 2021 :


Hb : 9,6 (nilai rujukan 11.7 – 15.5) -> Transfusi PRC
Ht : 32 (nilai rujukan 33 – 45)
VER : 25.3 (nilai rujukan 26 – 34)
KHER : 30.2 (nilai rujukan 32 – 36)
RDW : 17.6 (nilai rujukan 11.5 – 14.5)
2. Ny. N (49 thn) 01768344 Ca Ovarium IC Pasien merupakan rujukan dari RS P Depok,

KU :
RPS :
RPD :
RPK :

3. Ny. I (50 thn) 01780773 Kista Ovarium Musinosum Pasien merupakan rujukan dari RS Karya Bhakti Pratiwi dengan Susp. Tumor ganas
ovarium pada tanggal 11 Januari 2021 dengan keluhan perut terasa bertambah besar
sejak 1 bulan yg lalu. Keluhan nyeri perut (-), perdarahan (-). BAK BAB tidak ada
keluhan.

RPD : Hipertensi (-), DM (-)

KU: Tampak sakit ringan


Kesadaran : CM
TTV :
- TD : 133/87 mmHg
- N : 123x
- RR : 20x
- T : 36
Antropometri :
- BB : 65 kg
- TB : 150 cm
- IMT : 28,9
Status Ginekologi :
Inspeksi vulva uretra tenang, perdarahan (-)

Pemeriksaan USG (27 Januari 2021) :


Seen cystic mass with homogenous internal echo which moves when changing
positions, no papille, no solid mass, neovascularization in septum RI 0.4 according
to per-magna neoplasm mucinous ovarian cystic.
Impression cystic neoplasm. Sehingga pasien ditegakkan dengan diagnosis NOK
Padat.

Tgl 26 Februari 2021, direncanakan operasi Laparatomi HTSOB + VC pada tgl 4


Maret 2021.
Diagnosis setelah operasi : Kista Ovarium Musinosum.

4. Ny. LF (53 thn) 01783539 Kista Dermoid Pasien merupakan rujukan dari RS Setia Mitra dengan diagnosis NOK pada tgl
10/2/2021.

RPS : Pasien rujukan dengan diagnosis NOK. Keluhan terdapat nyeri di pinggang.
Benjolan pada perut (-). Flek (-). Keputihan (-). BAK BAB tidak ada keluhan.
Pasien sudah menopause sejak 2 tahun yg lalu.

RPD : Riwayat operasi limfoma colli di leher thn 2019. Hipertensi (-), DM (+)
minum Metformin 3 x 500 mg

Riwayat Obstetri : P2A0 (Lahir spontan semua)


1. 34 thn
2. 30 thn
3. 23 thn
4. 21 thn

PF : Status generalis DBN


Status Ginekologi :
- IO : portio kesan erosi, tidak tampak massa
- VT : Uterus kesan normal. Teraba massa kistik setinggi 2 jari diatas
simfisis pubis
Pemeriksaan USG (16/2/21) :
Ovarium kanan : Kista Dermoid 96 x 73 x104 mm. Tampak massa kistik bergaris.
Sebagian padat berasal dari kista dermoid.
Rencana Operasi 12/3/21 : Laparatomi salpingoovorektomi dextra.

5. Ny. NS (26 thn) 01005646 G3P1A1 H37mg, JPKTH, Pasien merupakan rujukan dari RS Setia pada tgl 10/3/2021.
HAP ec PPT – Post SC
KU : Pasien datang dgn keluhan perdarahan dari jalan lahir 1 hari SMRS. Ganti
pembalut 2x. Lemas. Mules ada jarang-jarang

RPS : G3P1A0 Hamil 37 minggu. HPHT 14/06/2020. ANC dibidan. USG 1x


(23/1/21) dikatakan PPT. Perdaratan +- 1 bakul penuh. Gerak janin aktif. BAB &
BAK tidak ada keluhan.

RPD : Usia menarch 12 tahun. Haid 7 hari. Ganti pemalut 3x/hari.


HT/DM/Asma/Jantung disangkal.

Riwayat Pekawinan : 1x. Usia pernikahan 4 tahun.

Riwayat Kehamilan : G3P1A1 :


1. 2016 : 41mg, spontan dibantu bidan, perempuan 3400gr
2. 2020 : Keguguran, abortus komplit
3. Hamil ini

Pemeriksaan Fisik ;
- IO : portio licin, OUE terbuka, fluor negative,
- VT : Kenyal, axid, tebal 2mm.

Anda mungkin juga menyukai