Anda di halaman 1dari 10

Klausul 10 Kaitan PDCA

dengan ISO 9001 2015

Kelompok 7
1.Addrian putra pratama 19135058
2.Andika farizki erman 19135002
3.Geovani wahyu pratama 19135192
4.Ramadhan putra jaya 19135249
5.Safari Rahman 19135266
PDCA
PDCA adalah singkatan dari Plan – Do – Check – Act,

yang merupakan proses pemecahan masalah empat

langkah yang biasa digunakan dalam pengendalian

kualitas.
PDCA adalah metode manajemen empat langkah yang

berulang agar proses bisnis dapat mengontrol dan terus

meningkatkan proses dan produk yang dihasilkan

ISO
ISO merupakan standar internasional di bidang sistem

manajemen mutu. Suatu lembaga/organisasi yang telah

mendapatkan akreditasi ISO tersebut, dapat dikatakan

telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal

sistem manajemen mutu produk/jasa yang

dihasilkannya.
Mengapa Perlu ISO

9001:2015
•Perusahaan memiliki sistem jaminan kualitas dan mutu yang terstandarisasi internasional.
•Memiliki sistem jaminan kualitas bisa meningkatkan kepercayaan pelanggan maupun

partner.
•Kualitas produk yang terjamin memiliki implikasi secara langsung ataupun tidak pada

kepuasan pelanggan.
•Penetapan risiko dan peluang yang dikaitkan dengan konteks dan sasaran organisasi.
•Mencegah terjadinya kegagalan proses dan kerugian akibat terjadinya ketidaksesuaian

mutu produk dan jasa.


Mengapa Perlu PDCA

9001:2015
•Siklus PDCA memungkinkan suatu perusahaan dan institusi dapat memastikan bahwa

proses-prosesnya sudah mempunyai sumber daya yang memadai dan juga sudah terkolola

dengan memadai pula, serta peluang-peluang untuk peningkatan sudah ditetapkan dan

ditindaklanjuti.
KLAUSUL 10 :

PENINGKATAN

PENINGKATAN

TINDAKAN KOREKTIF &


BERKELANJUTAN
10.1 TINDAKAN KOREKTIF

Ketidaksesuaian dan Tindakan Korektif • Ketika


ketidaksesuaian terjadi, bereaksilah dengan tepat dengan

mengendalikan, mengoreksi, atau menangani konsekuensinya. •

Tentukan apa penyebabnya (pelajari tentang Root Cause

Analysis) dari ketidaksesuaian dan ambil tindakan untuk

memastikan ketidaksesuaian tidak terulang. • Setelah Anda

menerapkan tindakan korektif ini, tinjaulah untuk memastikan

tindakan tersebut efektif. • Tindakan korektif seringkali

memerlukan pembaruan proses SMM dan/atau risiko dan

peluang yang ditentukan selama perencanaan. •


10.1 TINDAKAN

KOREKTIF 10.1.3 Tindakan Perbaikan VS

10.1.1. Tindakan Perbaikan Pencegahan


11. Tindakan Perbaikan • Tindakan perbaikan ISO 9001:2015

mengharuskan organisasi untuk meninjau efektivitas tindakan


Tindakan Perbaikan VS Pencegahan • Tindakan perbaikan adalah tindakan yang

korektif yang diambil dan jika perlu, memperbarui risiko dan


dibutuhkan untuk mengatasi ketidaksesuaian yang telah terjadi. Dengan kata

peluang yang ditentukan selama perencanaan. • Meninjau


lain, tindakan yang diperlukan untuk “membersihkan kekacauan”, menentukan

keefektifan tindakan korektif telah dilakukan di banyak organisasi


akar penyebab dari ketidaksesuaian dan mencegah hal itu terjadi lagi. •

sebagai bidang tambahan pada laporan tindakan korektif yang


Tindakan pencegahan adalah tindakan yang diambil untuk mencegah

ada. • Tinjauan tersebut dapat berupa pertemuan, observasi, atau


ketidaksesuaian dari yang pernah terjadi.11. Tindakan Perbaikan • Tindakan

tindak lanjut dengan pihak-pihak terkait. • Memperbarui risiko dan

perbaikan ISO 9001:2015 mengharuskan organisasi untuk meninjau efektivitas

peluang sering dilakukan dengan menggunakan sistem

tindakan korektif yang diambil dan jika perlu, memperbarui risiko dan peluang

manajemen risiko, meskipun sistem formal bukanlah keharusan.


yang ditentukan selama perencanaan. • Meninjau keefektifan tindakan korektif

telah dilakukan di banyak organisasi sebagai bidang tambahan pada laporan

10.1.2Tindakan Perbaikan tindakan korektif yang ada. • Tinjauan tersebut dapat berupa pertemuan,

... • Standar ISO 9001:2015 telah menggantikan istilah “tindakan


observasi, atau tindak lanjut dengan pihak-pihak terkait. • Memperbarui risiko

pencegahan” dengan “risiko dan peluang”. • Motivasi di balik ini


dan peluang sering dilakukan dengan menggunakan sistem manajemen risiko,

adalah untuk membuat standar 9001 konsisten dengan standar


meskipun sistem formal bukanlah keharusan.
ISO lainnya. • Konsep dasar antara tindakan pencegahan dan
manajemen risiko adalah sama - menilai risiko dan

memitigasinya berdasarkan tingkat keparahannya; satu-

satunya perbedaan adalah bahwa terminologi telah berubah. •

Sifat ketidaksesuaian, tindakan yang diambil untuk

mengatasinya, dan hasil tindakan korektif, harus

didokumentasikan.
10.2 PENINGKATAN

BERKELANJUTAN
Perbaikan (Improvement) • Organisasi yang sukses terus-menerus menekankan pada

perbaikan. Perbaikan penting bagi organisasi untuk memelihara tingkat kinerja saat ini,

untuk menanggapi perubahan kondisi internal dan eksternal, serta untuk menciptakan

peluang baru. • Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perbaikan
10.2 PENINGKATAN

BERKELANJUTAN
10.2.1. UPAYA PENINGKATAN
peningkatan berkelanjutan yang harus dilakukan organisasi.

Konsepnya kurang lebih sama dengan konsep corrective

action dan non confirmity pada ISO 9001:2008. Hanya saja

pendekatan yang digunakan adalah pendekatan manajemen

risiko, sehingga tidak ada lagi istihan preventive action serta

diganti dengan istilah risiko dan peluang.

10.2.2Tindakan Perbaikan
Organisasi harus terus meningkatkan kesesuaian, kecukupan

dan efektifitas
sistem manajemen mutu.
Organisasi harus mempertimbangkan hasil analisis dan evaluasi,

dan output dari


tinjauan manajemen, untuk menetapkan apakah ada kebutuhan

atau peluang
yang harus ditangani sebagai bagian dari peningkatan

berkelanjutan.
INI FOTO KITA
KAMI SEGENAP

ANGGOTA

KELOMPOK 7 Kelompok 7
1.Addrian putra pratama 19135058

MENGUCAPKAN 2.Andika farizki erman 19135002


3.Geovani wahyu pratama 19135192

TERIMA KASIH 4.Ramadhan putra jaya 19135249


5.Safari Rahman 19135266

Anda mungkin juga menyukai