Anda di halaman 1dari 44

DENY PRASETYANTO

FOKUS PEMBAHASAN

Konsep pengendalian
1 Tehnik fungsi pengendalian
2 Quality Improvment
3 Performance Apprasial
Konsep pengendalian
SLIDE 3
 Controlling adalah proses untuk mengamati secara
terus-menerus pelaksanaan rencana kerja yang
sudah disusun dan mengadakan koreksi terhadap
penyimpangan yang Terjadi.
DEFINISI  Proses untuk menjamin bahwa tujuan organisasi &
manajemen tercapai
 Konsep “penetapan standar, pengukuran kegiatan
dan tindakan korektif”
 Aktivitas menemukan, mengoreksi penyimpangan
hasil dibandingkan dg rencana kerja standar

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


Pengawasan bisa Berjalan secara efektif diperlukan
beberapa kondisi yang harus diperhatikan yaitu:
SLIDE 4

Pengawasan harus dikaitkan dengan


tujuan, dan kriteria yang dipergunakan
1. dalam system Pelayanan kesehatan,
yaitu relevansi, efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


SLIDE 5
Sulit, tetapi standar yang masih dapat
dicapai harus ditentukan. Ada dua tujuan
pokok, yaitu:
(1) untuk memotivasi, dan
2. (2) untuk dijadikan patokan guna
membandingkan dengan prestasi.
Artinya jika pengawasan ini efektif akan
dapat memotivasi seluruh anggota untuk
mencapai prestasi yang tinggi.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


SLIDE 6

Pengawasan hendaknya desesuaikan dengan


sifat dan kebutuhan organisasi. Di sini perlu
diperhatikan pola dan tata organisasi, seperti
3. susunan, peraturan, kewenangan dan tugas-
tugas yang telah digariskan dalam uraian tugas
(job discription).

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


SLIDE 7

Banyaknya pengawasan harus dibatasi. Artinya


jika pengawasan terhadap karyawan terlampau
4. sering, ada kecenderungan mereka kehilangan
otonominya dan dapat dipersepsi pengawasan itu
sebagai pengekangan.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


SLIDE 8

Sistem pengawasan harus dikemudi (steering


controls) tanpa mengorbankan otonomi dan
5. kehormatan manajerial tetapi fleksibel, artinya
sistem pengawasan menunjukkan kapan, dan
dimana tindakan korektif harus diambil.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


SLIDE 9

Pengawasan hendaknya mengacu pada tindakan


perbaikan, artinya tidak hanya mengungkap
6. penyimpangan dari standar, tetapi penyediaan
alternatif perbaikan, menentukan tindakan
perbaikan.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


SLIDE 10

Pengawasan hendaknya mengacu pada prosedur


pemecahan masalah, yaitu: menemukan
masalah, menemukan penyebab, membuat
7. rancangan penanggulangan, melakukan
perbaikan, mengecek hasil perbaikan, mengecek
timbulnya masalah yang serupa.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


FOKUS PENGENDALIAN DALAM
KEPERAWATAN SLIDE 11
Dalam bidang keperawatan pengendalian merupakan upaya
mempertahankan mutu, kualitas atau standar. Output (hasil) dari suatu
pekerjaan dikendalikan agar memenuhi keinginan (standar)yang telah
ditetapkan.
Pengendalian difokuskan pada proses yaitu pelaksanaan asuhan
keperawatan dan pada output (hasil) yaitu kepuasan pelanggan, keluarga,
perawat dan dokter.
Indikator mutu yang merupakan output adalah BOR, LOS, TOI, dan Audit
dokumentasi keperawatan.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
pengendalian/pengontrolan meliputi :
SLIDE 12

1) Menetapkan standart dan menetapkan metode mengukur prestasi


kerja
2) Melakukan pengukuran prestasi kerja
3) Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standart
4) Mengambil tindakan korektif

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


Audit merupakan penilaian pekerjaan yang telah
dilakukan. Terdapat tiga katagori audit keperawatan,
yaitu : SLIDE 13

Berfokus pada sumber daya manusia, lingkungan


perawatan, termasuk fasilitas fisik, peralatan,
organisasi, kebijakan, prosedur, standart, SOP
1. Audit struktur
dan rekam medic, pelanggan (internal maupun
external). Standart dan indikator diukur dengan
mengunakan cek list.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


SLIDE 14
Merupakan pengukuran pelaksanaan pelayanan
keperawatan apakah standar keperawatan
tercapai.
Pemeriksaan dapat bersifat retrospektif,
concurrent, atau peer review.
Retrospektif adalah audit dengan menelaah
2.Audit proses dokumen pelaksanaan asuhan keperawatan
melalui pemeriksaan dokumentasi.
Concurent adalah mengobservasi saat kegiatan
keperawatan sedang berlangsung.
Peer review adalah umpan balik sesame
anggota tim terhadap pelaksanaan kegiatan.
The Power of PowerPoint | http://thepopp.com
SLIDE 15

Audit hasil adalah produk kerja yang dapat


berupa kondisi pasien, kondisi SDM, atau
indikator mutu. Kondisi pasien dapat berupa
3.Audit hasil keberhasilan pasien dan kepuasan. Kondisi SDM
dapat berupa efektifitas dan efisiensi serta
kepuasan. Untuk indikator mutu berupa BOR,
aLOS, TOI, angka infeksi nosokomial dan angka
dekubitus.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


SLIDE 16

QUALITY ASSURANCE &


QUALITY IMPROVEMENT

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


MUTU DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
Latar Belakang
1. Florence Nightinale 1820-1910: perawat Inggeris yang berusaha
meningkatkan citra perawat

“The hospital should do the patient no harm”  “RS jangan sampai


merugikan pasien”

2. Di Amerika (Boston, 1917) Timbulnya kesadaran dalam membina


yan med yang dimulai dari Dr.Bedah EA.Codman yang kecewadg.
hasil operasi yang buruk, karena sering timbul penyulit. Ok. Kondisi
RS yang tidak memenuhi syarat
MUTU DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
3. 1918 disusun Program Standarisasi RS
4. 1951 dibentuk JCAH: Badan akreditasi
 Akreditasi ialah pengakuan bahwa RS tersebut telah memenuhi
standar minimum yang ditetapkan
5. 1960 Tuntutan ber+ tidak hanya telah memenuhi st min. tetapi lebih
pada memberikan mutu pelayanan yang setinggi-tingginya
6. 1962 Keluarnya UU (Medicare act) : RS yang telah terakreditasi:
 dapat mengikuti program Medicare
 Dapat sebagai RS pendidikan
MUTU DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
 Medicare:program askes pem.u. usia lanjut(>65th), yg cacat dan
menderita kelainan ttt.
 Medicaid:askes pemerintah negara bagian
7. 1979, JCAH membuat st +an:agar lulus akreditasi RS harus
mempunyai Program Menjaga mutu (Quality Assurance) yang
dilaksanakn dengan baik.
8. Demikian juga telah berdiri badan akreditasi di Canada (memisahkan
diri dari Amerika 1959), Aust 1971, Eropa 1989 mulai berkembang
9. Di Asia terutama di Indonesia 1981 dimulai di RS Gatot Subroto yang
diikuti oleh RS lain, Di Indonesia menggunakan prinsip Gugus Kendali
Mutu (Q.Circles), dan Pengendalian Mutu Terpadu (TQC)
MUTU DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
10. 1982 Sistem Kesehatan Nasional diresmikan Akreditasi RS harus
segera dilaksanakan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
11. 1982 PERSI telah giat mempromosikan QA
12. 1989 PERSI membentuk Panitia Tetap u.mengembangkan QA di Ind.
MUTU ASUHAN KESEHATAN
Mutu pelayanan kesehatan dilihat dari 2 pendekatan:
1. Pendekatan Kesmas: menyangkut seluruh sistem yankes
dan derajat kesmas dalam suatu negara/ bagiannya
1. Angka Morbiditas
2. Angka Kematian
3. Angka Kecacadan
4. Perkemb fisik dan mental rakyat sec umum
2. Pendekatan institusional/ individu: menyangkut mutu
pelayanan kesh perorangan oleh suatu institu.fas
spt:puskesmas atau RS. dikembangkan
QA
Definisi:
QA: suatu aktifitas untuk :
• mengukur kualitas pelayanan, produk, atau proses dan
• meliputi tindakan perbaikan yang diperlukan
• sesuai standar yang ditentukan
Dalam asuhan kesehatan sering dikaitkan dengan komponen
asuhan klinis
Tujuan: Mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan
dan dapat diukur
GUNA QA
Pihak Luar:
Program Medicare
JCAHO
Evaluasi asuhan medis
• Proses : termasuk high volume, high risk and problem prone
• dan outcome
Metodologi dan model
Review kualitas= peer review: evaluasi dari kinerja
profesional oleh orang lain sesuai standar terkait/ sejenis
Denabedian’s model: Structure-process-outcome
Denabedian menilai kualitas dengan 3 pendekatan:
Memeriksa Structure,process, dan outcome yang terkait
dengan asuhan medis yang diberikan
STRUCTURE
Struktur:
adalah sarana fisik, perlengkapan dan peralatan, organisasi dan
manajemen, keuangan, SDM dan SD lainnya di RS
terkait dengan peraturan dan SOP, kemampuan teknologi dan peraturan
keselamatan kerja dan mekanisme evaluasi kinerja
Dapat diukur dari: kewajaran, kuantitas, biaya(efisiensi), mutu komponen2
struktur tsb.
Contoh: di rg RM hanya ada 1 komputer (Kuantitas <)untuk semua
kegiatan. Komputer itu memp.program terbatas, kapasitas rendah (kualitas
rendah), sering”hang”(mutu tidak baik)
STRUCTURE
Struktur:
Individu: Sertifikasi Profesi, credential review
Departemen: analisis staf, equipment safety check/ check
keselamatan alat-alat
Organisasi: Lisensi/ Ijin,Pemeriksaan Fire safety
PROCESS
Mengukur Process: adanya interaksi pasien dan providers: proses
pengambilan keputusan
Proses : Apa dan Bagaimana kegiatan profesional tersebut
Penilaian tentang pasien, prosedur dan pengobatan yang diberi, indikasi
tindakan, tindakan bila terjasi penyulit
Contoh: pendokumentasian MR termasuk prosedur rencana pasien pulang
dan waktu tunggu pasien di IGD sebelum triase
Semakin patuh semua tenaga profesi terhadap standar pelayanan medis
yg diakui, akan semakin tinggi pula mutu asuhan terhadap pasien
PROCESS
Baik tidaknya proses dapat diukur dari:
1. Relevan tidaknya proses itu bagi pasien
2. Efektif atau tidak
3. Dan mutu proses itu sendiri
Contoh : adanya kebiasaan semua pasien masuk di foto Ro,
Apakah ada relevansinya? Atau sebaliknya pada pasien
yang mengeluh nyeri hebat pada dada tidak di EKG?
Berartinya pendekatan proses paling langsung terhadap
mutu asuhan
PROCESS
Individu: Peer review, evaluasi kinerja, monitoring produktifitas
Departemen: review indikator kinerja, alur analisis proses
Organisasi: Analisis angka kesalahan/ komplikasi
OUTCOME
Outcomes : Melihat hasil akhir kegiatan dan tindakan dokter /
tenaga kesh lainnya terhadap pasien, dalam arti derajat kesh. dan
kepuasannya +/ -.
Outcome jangka pendek: hasil segera suatu prosedur/ tind ttt.
Outcome jangka lebih panjang: status keshdan kemapuan
fungsional P.
Outcome dapat dikatakan sbg petunjuk efektif tidaknya proses
Bagi dokter dan profesi kesh.lainnya sangat erat dengan
tanggungjawab profesi mereka
ex. Angka kematian, mengukur kategori pasien lebih dari kondisi
pasien pulang seperti: LOS, angka komplikasi dan infeksi, jumlah
pasien dirujuk ke RS lain
OUTCOME
Individu: Profil praktek, perlunya rework/ kerja ulang
Departemen: Analisis angka kesalahan/ komplikasi

Organisasi: Angka Kematian, quality sanctions/ sanksi kualitas


STRUCTURE - PROCESS-OUTCOME

Dalam memproduksi asuhan yang bermutu diasumsikan adanya


keterkaitan langsung antara S-P-O
STRUCTURE - PROCESS-OUTCOME

ORGANISASI DAN MANAJEMEN

STRUKTUR PROSES OUTCOME


Hasil-akhir
Kewajaran Relevansi  Segera
Kuantitas Efektivitas  Jangka panjang
Efisiensi Mutu
MUTU ASUHAN

Mutu barang ?? Mudah diketahui, tolok ukur mudah ditentukan


dan diukur sec langsung
Mutu dari Jasa ?lebih abstrak + unsur-unsur teknis medis dan
non medis
ABSTRAK
SUBJEKTIF
MUTU ASUHAN
Sangat subjektif: tergantung dari persepsi, sistem nilai, latar blkg
sosial, penddkan, eko,budaya dan faktor2 lain pd masy/ pribadi
terkait dg jasa pelay.
MUTU ASUHAN
Pasien: mutu yang baik: kesembuhan dari penyakit,
meningkatnya derajat kesh/ kesegaran, kecepatan pelayanan,
kepuasan terhadap lingk fisik RS.dan Tarif yang dianggap nya
memadai
RS: dinilai mutunya rendah karena ada perawat yang
dianggapnya nermuka cemberut
MUTU ASUHAN
Pasien: paling utama adalah Kepuasan (Patient Satisfaction)
Dokter : mutu asuhan yang baik adalah bila tersedia/
kelengkapan alat serta prosedur Diagnosis dan terapi disuatu RS
Manajer RS mutu dikaitkan dengan efisiensi beayaoperasional
dan investasi RSdan SD lainnya
MUTU ASUHAN
Jadi ada yang mengatakan bahwa mutu yang baik adanya :
efisiensi biaya (penggunaan SD) dan
efektifitas (tepat hasil)
SLIDE 39

Penilaian Kinerja (Performance Appraisal)

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


SLIDE 40

DEFINISI
Douglass (1992) mengatakan bahwa Penilaian Kinerja adalah metode untuk
mendapatkan dan memproses informasi yang dibutuhkan. Sedangkan Marquis dan
Houston (2000) menjelaskan pengertian penilaian kinerja adalah salah satu bagian dari
proses pengawasan dan pengendalian, dimana kinerja staf keperawatan dinilai dan
dibandingkan dengan standar yang ada pada organisasi.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


Hasil penilaian kinerja dari masing-masing staf keperawatan
memiliki nilai manfaat dan kegunaan, diantaranya yaitu :
SLIDE 41
1. Setiap staf keperawatan akan mengetahui dimana letak kekurangan dirinya, sehingga catatan kekurangan dirinya
akan menjadi dasar untuk perbaikan kinerjanya dikemudian hari.
2. Sebagai dasar dalam penyesuaian kompensasi, dimana kompensasi dimaksudkan sebagai reward atas kinerja
yang ditampilkan.
3. Kinerja yang ditampilkan dapat menjadi pertimbangan bagi staf untuk dipromosikan atau adanya penurunan
jabatan.
4. Untuk menentukan pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan oleh staf keperawatan
5. Untuk menentukan perencanaan dan pengembangan karir dari masing-masing staf keperawatan
6. Defisiensi penempatan staf
7. Ketidakakuratan informasi dapat diklarifikasi dengan hasil dari penilaian kinerja
8. Dapat mendiagnosis kesalahan dari rancangan pekerjaan
9. Memberikan kesempatan kerja yang adil bagi seluruh staf keperawatan
10. Tantangan eksternal
11. Sebagai umpan balik pada staf keperawatan

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


SLIDE 42

Metode Evaluasi
a) Anecdotal records
Penilaian yang didasarkan pada catatan kinerja dari staf keperawatan pada periode tertentu
b) Check list
Penilaian yang menggunakan instrument khusus dapat melalui observasi maupun
kuesioner, dimana dalam instrument tersebut sudah terdapat pernyataan-pernyataan
yang tinggal di check list sesuai kinerja yang ditampilkan staf perawat

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


SLIDE 43
c) Rating scales
Penilaian yang menggunakan skala yang member gambaran mulai dari kinerja tinggi sampai rendah
d) Metode manajemen berdasarkan sasaran (Management By Objective-MBO)
merupakan suatu program penilaian dan penetapan tujuan diseluruh organisasi yangkomfrehensif
dengan menetapkan tujuan organisasi, menetapkan tujuan departemental, membahas tujuan
departemen, menetapkan sasaran yang diharapkan, mengukur hasilnya dengan tolok ukur yang
telah disepakati, sehingga dapat digunakan sebagai umpan balik secara berkala.
e) Peer review
Penilaian dilakukan oleh kelompok khusus yang memiliki profesi dan keilmuan yang sama.
f) Critical incident
Penilai membuat buku harian yang berisi contoh-contoh yang diinginkan atau tidak diinginkan atau
insiden dari perilaku staf perawat yang berhubungan dengan kerja masing-masing jawaban.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


Referensi
SLIDE 44
Azwar, A. (1996). Menuju pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Jakarta : Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter
Indonesia.
Colton. (2000). Quality improvement in healthcare, hlm.20, http//www.ehp.sagepub.com, diperoleh tanggal 30
September 2006
DepKesRI (2003), Indonesia sehat 2010. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I
Gillies, D.A. (1994). Nursing management, a system approach. Third Edition. Philadelphia : WB Saunders.
Harris, M. (1989). Quality assurance : administrative support. Maryland : Aspen Publication.
Kottler, P. (1997). Marketing management analysis, planning, implementation and control & edition. New Jersey:
Prentice Hall Inc
Kozier, Erb & Blais. (1997). Profesional nursing practice : concept & perspectives. Third Edition. California : Addison
Wesley Publishing.Inc
Meisenheimer, C.G. (1989). Quality Assurance for Home Health Care. Maryland : Aspen Publication.
Oki. (2000). Dimensi mutu pada organisasi jasa. Jakarta : Manajemen Manusia Press. Potter, P.A. & Perry, A.G.
(1994). Fundamental of nursing, concepts, proccess and practise. St.Louis : Mosby Year Book Inc.
Shortell, S.M. & Kaluzny, A.D. (1994). Health care management. organization design and behavior. Third Edition.
Canada : Delmar Publishers.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com

Anda mungkin juga menyukai