Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

STRATEGI PROMKES MENURUT OTTAWA


DOSEN PENGAMPU:
Amyadin S.KM, M.Si

Disusun oleh:
Iin Huntoyungo (PO7120120009)

PRODI D-III KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES PALU
2021
Piagam Ottawa adalah piagam kesepakatan yang dihasilkan pada Konferensi
Internasional Promosi Kesehatan Pertama di Ottawa, Canada tahun 1986, telah
membawa perubahan dalam pengertian dan praktek “health promotion” atau
promosi kesehatan. Piagam ini mendefinisikan Promosi Kesehatan sebagai “Proses
yang memungkinkan individu mengendalikan dan memperbaiki kesehatannya.
Untuk mencapai kesehatan jasmani, rohani dan sosial yang sempurna, seseorang
atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan mewujudkan aspirasi, mampu
memenuhi kebutuhan, mampu mengubah atau beradaptasi dengan lingkungan”.
Piagam tersebut merumuskan upaya promosi kesehatan mencakup 5 butir.
1. Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Health Public Policy). Ditujukan kepada
policy maker agar mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang mendukung
kesehatan.
2. Lingkungan yang Mendukung (Supportive Environment). Ditujukan kepada
para pengelola tempat umum termasuk pemerintah kota, agar menyediakan
prasarana sarana yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat.
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service). Selama ini yang
menjadi penyedia (provider) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta
sedangkan masyarakat adalah sebagai pengguna (customers) pelayanan kesehatan.
Pemahaman ini harus diubah, bahwasanya masyarakat tidak sekedar pengguna
tetapi bisa sebagai provider dalam batas-batas tertentu melalui upaya
pemberdayaan.
4. Keterampilan Individu (Personnel Skill). Kesehatan masyarakat akan terwujud
apabila kesehatan individu, keluarga dan kelompok tersebut terwujud.
5. Gerakan Masyarakat (Community Action). Adanya gerakan-gerakan atau
kegiatankegiatan di masyarakat yang mendukung kesehatan agar terwujud perilaku
yang kondusif dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Strategi
Promkes Menurut Otawa Carter
a) Health public policy
Kegiatan yang ditujukan kepada para pembuat keputusan/penentu kebijakan yang
berwawasan kesehatan. Setiap kebijakan pembangunan harus mempertimbangkan
dampak kesehatan.
b) Supportive environment
Kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang
mendukung. Ditujukan kepada pemimpin organisasi masyarakat pemimpin suatu
institusi, dan pengelola tempat-tempat umum.
c) Health service
Pelayanan kesehatan merupakan tanggung jawab bersama antara petugas kesehatan
(pemberi layanan) dan klien (sublek pelayanan kesehatan). Petugas kesehatan
>bukan hanya memberi pelayanan tapi juga membangkitkan peran serta
masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat > ikut berperan sebagai
subyek pembangunan kesehatan dengan senantiasa memelihara dan meningkatkan
kesehatan dirinya, kelurga dan lingkunganya.
d) Personal skill
Upaya meningkatkan keterampilan setiap anggota masy. Agar mampu memelihara
dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Pembekalan dan pendidikan tentang
kesehatan dan cara serta pola hidup sehat. Jadi, masyarakat Mengetahui cara-cara
memelihara kesehatanya, mampu mencegah penyakit, mampu meningkatkan
kesehatannya, dan mampu mencari pengobatan yang layak bila sakit.
e) Community action
Suatu gerakan masyarakat dalam keikutsertaan meningkatkan derajat kesehatan.
Pembekalan dan pendidikan tentang pengetahuan dan ketrampilan kesehatan. Ex:
gerakan 3 M dalam program pemberantasan DBD, gerakan jumat bersih, gerakan
seribu langkah sehat.
Dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat diperlukan
strategi agar dapat tercapai secara efektif dan efisien. Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang kebijakan Nasional Promosi
Kesehatan dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah, strategi dasar utama Promosi Kesehatan adalah:
1) Pemberdayaan atau Empowerment;
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan pada masyarakat
langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi
promosi kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan
berbagai kegiatan, antara lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat dan lain lain Dalam upaya promosi kesehatan,
pemberdayaan masyarakat merupakan bagian yang sangat penting dan bahkan
dapat dikatakan sebagai ujung tombak. Pemberdayaan adalah proses pemberian
informasi kepada individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus-menerus
dan berkesinambungan mengikuti
perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar klien tersebut berubah dari
tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau
(aspek attitude) dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang
diperkenalkan (aspek practice).
Oleh sebab itu, sesuai dengan sasaran (klien)nya dapat dibedakan adanya :
(a) pemberdayaan individu,
(b) pemberdayaan keluarga dan
(c) pemberdayaan kelompok/masyarakat.
Pemberdayaan akan lebih berhasil jika dilaksanakan melalui kemitraan serta
menggunakan metode dan teknik yang tepat. Pada saat ini banyak dijumpai
lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kesehatan
atau peduli terhadap kesehatan. LSM ini harus digalang kerjasamanya, baik di
antara mereka maupun antara mereka dengan pemerintah, agar upaya
pemberdayaan masyarakat dapat berdayaguna dan berhasil guna. Setelah itu, sesuai
ciri-ciri sasaran, situasi dan kondisi
Menurut (Nurmala etal., 2018), Berdasarkan Piagam Ottawa (1984), misi promosi
kesehatan dapat dilakukan menggunakan 3 strategi di antaranya sebagai berikut
1. Advokasi (advocate)
Kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, perilaku dan faktor biologis
dapat memengaruhi kesehatan seseorang. Promosi kesehatan berupaya untuk
mengubah kondisi tersebut sehingga menjadi kondusif untuk kesehatan masyarakat
melalui advokasi. Kegiatan advokasi ini tidak hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan, tetapi juga dapat dilakukan oleh masyarakat sasaran kepada para
pemangku kebijakan dari berbagai tingkat atau sektor terkait dengan kesehatan.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan para pemangku kebijakan bahwa
program kesehatan yang akan dijalankan tersebut penting dan membutuhkan
dukungan kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut.
2. Mediasi (mediate).
Promosi kesehatan juga mempunyai misi sebagai mediator atau menjembatani
antara sektor kesehatan dengan sektor yang lain sebagai mitra. Hal ini dikarenakan
faktor yang memengaruhi kesehatan tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor
kesehatan saja. Promosi kesehatan membutuhkan upaya bersama dari semua pihak
baik dari pemerintah, sektor kesehatan, sektor ekonomi, lembaga nonprofit,
industri, dan media. Dengan kata lain promosi kesehatan merupakan perekat
kemitraan di bidang pelayanan kesehatan. Kemitraan sangat penting sebab tanpa
kemitraan sektor kesehatan tidak akan mampu menangani masalah kesehatan yang
begitu kompleks dan luas. Promosi kesehatan di sini bertanggung jawab untuk
memediasi berbagai kepentingan berbagai sektor yang terlibat untuk meningkatkan
status kesehatan masyarakat. Sehingga, strategi dan program promosi kesehatan
harus mempertimbangkan kebutuhan lokal dan memungkinkan berbagai sektor
baik dilingkup regional, nasional maupun international untuk dapat terlibat di
dalamnya.
3. Memampukan (enable)
Promosi kesehatan berfokus pada keadilan dan pemerataan sumber daya kesehatan
untuk semua lapisan masyarakat. Hal ini mencakup memastikan setiap orang di
masyarakat memiliki lingkungan yang kondusif untuk berperilaku sehat, memiliki
akses pada informasi yang dibutuhkan untuk kesehatannya, dan memiliki
keterampilan dalam membuat keputusan yang dapat meningkatkan status
kesehatan mereka. Prinsip promosi kesehatan di sini adalah masyarakat mampu
untuk memiliki controlterhadap determinan yang dapat memengaruhi kesehatan
mereka. Sesuai dengan visi promosi kesehatan yaitu mau dan mampu memelihara
serta meningkatkan kesehatannya, promosi kesehatan mempunyai misi utama
untuk memampukan masyarakat. Hal ini berarti, dalam kegiatan promosi kesehatan
harus dapat memberikan keterampilan-keterampilan kepada masyarakat agar
mereka mampu mandiri di bidang kesehatan baik secara langsung atau melalui
tokoh- tokoh masyarakat. Telah diketahui bersama bahwa kesehatan dipengaruhi
oleh banyak faktor dari luar kesehatan, seperti sosial, pendidikan, ekonomi, dan
sebagainya. Oleh sebab itu, keterampilan masyarakat di bidang ekonomi
(pertanian, peternakan, perkebunan), pendidikan dan sosial lainnya juga perlu
dikembangkan melalui promosi kesehatan dalam rangka memberdayakan
masyarakat di bidang kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai