BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka perineum sering terjadi pada wanita pasca melahirkan atau persalinan.
Persalinan bagi para perempuan adalah salah satu tahap kehidupan menjadi
seorang ibu bagi keluarganya dengan melewati cara yang berbeda-beda seperti
persalinan normal, persalinan memakai alat dan persalinan operatif. Setiap ibu
yang menjalankan persalinan, selanjutnya akan mengalami masa postpartum.
Seorang perawat perlu memperhatikan kondisi terhadap ibu post partum yakni
Hemoragic post partum (HPP) dan adanya luka perineum. Luka perineum
merupakan robekan spontan maupun adanya tindakan episiotomi. Luka
perineum dapat menyebabkan ketidaknyamanan ibu karena rasa sakit yang
ditimbulkan luka tersebut, berisiko terjadi infeksi, bahkan sepsis yang dapat
mengancam kematian ibu. Hal ini sering dialami oleh ibu primigravida
dibandingkan dengan multigravida, dikarenakan elastisitas perineum yang
masih rapat. Proses Pengeluaran janin yang dilalui ibu primigravida belum
pernah dilalui oleh janin mengakibatkan vagina mengalami peregangan yang
tidak terkendali pada proses persalinan yang mengakibatkan luka perineum
(Choirunissa R, 2019).
Menurut data World Health Organization, WHO (2018) mencatat terdapat AKI
sebanyak 126 jiwa. Selain itu, prevalensi di Indonesia menurut RISKESDAS
(2018) pelayanan perasalinan normal di fasilitas kesehatan di Indonesia
sebanyak 79,3% dan prevalensi di Indonesia tertinggi mencapai 85% ibu partus
spontan. Ibu yang mengalami luka perineum karena tindakan episiotomi
mencapai 33% sedangkan yang mengalami luka perineum secara spontan
mencapai 52%.
Menurut data Profil Kesehatan Dki Jakarta (2018) AKI mencapai 98 jiwa dan
jumlah terbesar kematian post partum mencapai 53 jiwa per 100.000 kelahiran.
Salah satu yang menyebabkan kematian ibu yakni perdarahan post partum
1
2
mencapai 39 jiwa dan penyebab lain yakni luka perineum yang mengalami
infeksi atau sepsis mencapai 8 jiwa. AKI di DKI Jakarta pada tahun 2020
sebanyak 4.267 per 100.000 kematian di Indonesia. Pengurangan AKI belum
melampui sasaran Sustainable Development Goals (SDG’s) yang menargetkan
sebanyak 70 per 100.000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan RI, 2021).
Melihat tingginya data – data tersebut, perlu upaya perawatan pada ibu post
partum yang mengalami luka perineum berguna untuk menjaga kebersihan,
untuk menghindari infeksi dan memacu pemulihan. Proses lambatnya
penyembuhan luka perineum dapat dikarenakan perawatan yang kurang bersih
sehingga terdapat 2 cara untuk perawatan perineum yakni dengan cara
farmakologis menggunakan antiseptik dan non farmakologis yaitu dengan cara
memakai teknik tradisional. Teknik trasidisional dapat dilakukan dengan
rebusan daun sirih merah untuk cebok supaya darah yang keluar pada luka
perineum tidak bau amis. Sirih merah mengandung minyak atsiri bersifat
sebagai antiseptik dan antibakteri yang bagus dipakai oleh ibu untuk luka
perineum (Megawati, 2021).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dijalankan oleh Rostika, dkk (2020)
yang berjudul pengaruh pemberian rebusan daun sirih merah terhadap waktu
penyembuhan luka perineum di klinik aster kabupaten karawang jawa barat
rebusan sirih merah diberikan oleh ibu post partum dengan luka perineum pada
pagi, siang dan sore hari. Rata-rata cepat pemulihan luka pada perineum
setelah diberikan rebusan daun sirih merah yaitu 5 hari, terdapat pengaruh
pemberian rebusan daun sirih merah akan waktu penyembuhan luka perineum
oleh ibu postpartum (pvalue=0,000).
2
3
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu “Adakah Pengaruh rebusan daun
sirih merah terhadap waktu penyembuhan luka perineum pada ibu
postpartum?” Penelitian ini dilakukan dengan metode literature review dengan
menelaah 7 penelitian terkait yang dilakukan di Indonesia maupun di luar
negeri. Penelitian ini dilakukan sejak Desember 2021.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Didapatkan pengaruh rebusan daun sirih merah terhadap waktu
penyembuhan luka perineum pada ibu post partum dari penelitian-penelitian
sebelumnya.
2. Tujuan khusus
a. Didapatkan identifikasi bagaimana hasil penelitian sebelumnya terkait
dengan jurnal pengaruh rebusan daun sirih merah terhadap waktu
penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum.
b. Didapatkan analisa persamaan dan perbedaan pengaruh rebusan daun
sirih merah terhadap waktu penyembuhan luka perineum pada ibu
postpartum dari hasil jurnal yang berbeda.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai penambahan pengetahuan
mengenai rebusan daun sirih merah terhadap waktu penyembuhan luka
perineum pada ibu post partum.
2. Manfaat praktis
a. Bagi perawat
Sebagai salah satu pedoman dalam meningkatkan mutu asuhan
keperawatan melakukan rebusan daun sirih merah terhadap proses
penyembuhan luka perineum pada ibu post partum.
b. Bagi peneliti
3
4
4
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
6
3. Kondisi postpartum
a. Menurut Wahyuningsih (2019) rasa kram di bagian bawah perut setelah
bayi lahir, uterus akan mulai mengeras karena kontraksi dan retraksi otot-
ototnya. Uterus perlahan mengecil sampai keadaan sebelum hamil.
Table 2.1 Perubahan Uterus
Waktu TFU Berat Uterus
6
7
7
8
2. Etiologi
Jenis luka perineum disebabkan oleh 2 macam, yaitu:
a. Spontan
Terjadi karena robekan perineum yang tidak disenggaja disebabkan oleh
tekanan kepala dan tubuh bayi yang terlalu besar pada proses persalinan
(Pakpahan, 2021).
b. Episiotomi
Episiotomi merupakan tindakan bedah karena besarnya ukuran janin dan
kelahiran yang sangat cepat (Kurniawati, dkk 2022).
3. Klasifikasi
Menurut Rosdahl (2017) menjelaskan tentang klarifikasi derajat luka
perineum berdasarkan luasnya robekan yakni :
a. Derajat pertama: Robekan pada badan perineum dan membrane mukosa
vagina
b. Derajat kedua: Robekan pada badan perineum, membrane mukosa vagina,
dan otot pada perineum
c. Derajat ketiga: Robekan pada badan perineum, membrane mukosa pada
vagina, dan otot perineum sfingter anus eksterna
d. Derajat keempat: Robekan meluas pada semua badan perineum, stingfer
ani, hingga menyeluruh sampai saluran anus/ mukosa rectum.
8
9
5. Patofisiologi
Menurut Intiyaswati (2020) yang mempengaruhi lamanya penyembuhan
luka yaitu karena faktor – faktor antara lain budaya, personal hygine,
ekonomi dan pengetahuan. Dan adapun tanda gejala infeksi luka perineum
disebabkan oleh robekan jalan lahir, dapat menyebabkan nyeri, demam,
keputihan dan lokhea yang menimbulkan bau busuk yakni merupakan
tanda-tanda terjadinya peradangan pada dinding lahir atau endometriotis.
9
10
6. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
Pencegahan resiko infeksi dengan melakukan perawatan luka perineum
bisa dengan menggunakan pengobatan antiseptik. Namun, pengobatan
antiseptic untuk perawatan luka perineum penting untuk dihindari pada
ibu dengan kondisi hipersensitif terhadap antiseptik terutama pada ibu
hamil dan menyusui karena berisiko menyebabkan iritasi atau gatal
(Rostika 2020).
b. Non farmakologi
Masyarakat menggunakan pengobatan alternatif sebagai pembersih organ
kewanitaan yang dapat menjauhkan dari bakteri yang dapat beresiko
10
11
7. Penatalaksanaan keperawatan
a. Pengkajian:
Dilakukan dengan menempatkan ibu pada posisi senyaman mungkin dan
tetap menjaga privasi dengan inspeksi adanya tanda-tanda “REEDA”
(Rednes yakni kemerahan, Echymosis yakni perdarahan bawah kulit,
Edema yakni bengkak, Discharge yakni bercak perdarahan ialah
perubahan yang terjadi pada lochea. Approximation yakni pertautan
jaringan luka. Skor mulai dengan angka 0-3 yang ditentukan oleh tenaga
medis. Jika skor semakin tinggi yang didapat maka tingkat robekan pada
jaringan tinggi.
11
12
12
13
13
14
c. Lalu rebusannya dapat dipakai untuk cebok bersamaan dengan mandi dan
buang air besar atau kecil.
d. Lalu pengamatan dilakukan pada pagi dan sore hari.
e. Waktu penyembuhan dengan menggunakan daun sirih merah yakni 2-5
hari.
4. Jurnal Terkait
1. Peneliti Rostika, T., Choirunissa, R., Rifiana, A. J. (2020)
“Pemberian penggunaan air rebusan daun sirih merah terhadap waktu
penyembuhan luka perineum Derajat I Dan II di Klinik Aster Kabupaten
Karawang. Penelitian ini di lakukan di Klinik Aster Kabupaten
Karawang”.
a. Populasi:
Seluruh ibu post partum yang mengalami luka perineum di Klinik
Aster Kabupaten Karawang. Sample penelitian ini adalah 18
responden terdapat kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
b. Intervensi:
Kelompok intervensi yang diberikan rebusan daun sirih merah, rebus
5 lembar daun sirih merah dengan air 600 ml, dicebok dalam satu hari
sekali, kelopok kontrol menggunakan antiseptik pengamatan
dilakukan sampai hari ke 10.
c. Comparation:
Rata-rata waktu penyembuhan luka pada kelompok intervensi
sebanyak 15 responden setelah menggunakan daun sirih merah yakni
4-6 hari sedangkan kelompok kontrol sebanyak 15 responden
menggunakan antibiotik yakni 7-8 hari.
d. Outcome:
Hasil penelitian diperoleh ada pengaruh dalam penggunaan rebusan
daun sirih merah dengan lama pemulihan luka pada perineum yakni
(p-value = <0,005) diperoleh (p-value = 0,001).
e. Study desain:
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
b. Intervensi:
Kelompok intervensi yang diberikan rebusan daun sirih merah
untuk membersihkan area genetalia supaya luka perineum dapat
cepat sembuh dan bau darah keluar tidak amis, kelompok kontrol
menggunakan 10% larutan povidon iodin, pengamatan dilakukan
sampai hari ke 11.
c. Comparation:
Rata-rata lama penyembuhan luka pada kelompok intervensi
sebanyak 15 responden setelah menggunakan daun sirih merah
yakni 8-9 hari sedangkan kelompok kontrol sebanyak 15 responden
menggunakan 10% larutan povidon iodin 11 hari.
d. Outcome:
Hasil penelitian menyatakan terdapat pengaruh rebusan daun sirih
dan povidine iodin 10% untuk penyembuhan luka perineum dengan
(p-value= 0,005).
e. Study design:
Desain penelitian Quasy eksperimen dengan rancangan (two group
pre test and post test).
f. Time:
Penelitian di bulan Juli 2020 dan dipublikasikan pada tahun 2021.
20
21
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Kata kunci
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword
21
22
3. Comparation
Merupakan sesuatu intervensi yang digunakan untuk pembanding. Jika tidak
bisa digunakan maka dapat menggunakan kelompok kontrol pada studi yang
dipilih.
4. Outcome
Merupakan suatu hasil yang didapatkan dari studi terdahulu berdasarkan
yang sesuai dengan tema yang telah ditetapkan dalam literature review.
5. Study design
Merupakan suatu desain penelitian yang dipakai dalam artikel untuk
direview.
6. Time
Merupakan waktu yang dipakai oleh peneliti dalam melakukan penelitian
yang telah dilakukan.
Comparation Ada pretest dan posttest, kelompok Tidak ada pretest dan
intervensi dan kontrol posttest, kelompok
intervensi dan kontrol
22
23
23
24
Keterangan :
Hasil seleksi studi dalam pemilihan jurnal berdasarkan publikasi dari satu
data base yaitu google scholar dengan menggunakan kata kunci yang sesuai
dengan tema penelitian yaitu daun sirih merah, luka perineum, dan post
partum (Bahasa Indonesia) dan red betel leaf, perineal wound, and post
partum (Bahasa Internasional). Peneliti mendapatkan 33 artikel yang sesuai
kata kunci. Lalu diskrining berdasarkan rentang tahun 2016-2021 sejumlah
(n = 31). Peneliti kemudian melakukan skrining berdasarkan judul (n = 27),
eksklusi (n = 14). Kemudian diskrining diperoleh berdasarkan abstrak (n =
2), full text (n = 11), eksklusi (n = 4). Lalu jumlah penelitian yang
memenuhi kriteria inklusi untuk dilakukan critical appraisal sebanyak 7
penelitian.
24
25
D. Intepretaasi data
Setelah mendapatkan jurnal sesuai dengan kriteria inklusi. Peneliti menganalisa
dan menginterpretasikan dengan cara, yaitu:
1. Compare
Teknik melakukan penelitian literature review dengan mencari
perbandingan diantara objek penelitian dan konsep. Di penelitian ini peneliti
mengambil objek penelitian tentang pengaruh rebusan daun sirih merah
terhadap ibu post partum yang mengalami luka perineum.
2. Mencari kesamaan (Compare)
Teknik yang digunakan dengan mencari kesamaan yang terdapat diantara
beberapa sumber literature dan diambil kesimpulannya.
3. Mencari ketidaksamaan (Contrast)
Teknik yang digunakan dengan cara mencari perbedaan yang ada diantara
beberapa sumber literature dan diambil kesimpulannya.
4. Memberikan pandangan (Criticize)
Teknik yang digunakan dengan menggunakan pendapat dari diri sendiri
terhadap sumber yang dibaca.
5. Membandingkan (Synthesize)
Teknik yang digunakan dengan cara digabungkan beberapa sumber yang
menjadi ide baru.
6. Meringkas (Summarize)
Teknik yang digunakan dengan cara menulis kembali sumbernya
menggunakan kalimat sendiri.
E. Etika Penelitian
Irwan (2017) etika penelitian dengan metode literature review, yaitu:
1. Menghindari duplikasi
25
26
26
27
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Population
Seluruh Peneliti menggunakan populasi yang terdiri dari seluruh ibu post
partum yang mengalami luka perineum.
a. Karakteristik responden
Tabel 4.1 Karateristik Responden
JUMLAH RESPONDEN DALAM
KARAKTERISTIK PENELITIAN
2 7
USIA
<20 8 -
20-35 Tahun 27 27
>35 Tahun 11 3
Total 36 responden 30 responden
PENDIDIKAN
D3 - 5
SMP 6 11
SMA 19 14
Sarjana 11 -
Total 36 responden 30 responden
PEKERJAAN
Buruh - 7
IRT - 8
Swasta - 5
Wiraswasta - 10
Total - 30 responden
PARITAS
27
28
Multigravida - 12
Primigravida - 18
Total - 30 responden
DERAJAT LUKA
Derajat 1 13 -
Derajat 2 23 -
Total 36 responden -
Keterangan:
Tabel 4.1 terdapat karateristik usia pada penelitian berumur 20-35
tahun sebanyak 27 tahun, berpendidikan SMA sebanyak 19,
pekerjaan wiraswasta sebanyak 10, paritas primigravida sebanyak 18
dan derajat 2 sebanyak 23 responden.
b. Jumlah sampel
Tabel 4.2 Jumlah Sampel
PENELITIA KELOMPOK KELOMPOK TOTAL
N INTERVENSI KONTROL SAMPLE
1 15 15 30
2 18 18 36
3 5 5 10
4 15 15 30
5 5 5 10
6 22 22 44
7 15 15 30
Keterangan:
Tabel 4.2 terdapat mayoritas jumlah sampel sebanyak 30 responden
dalam 2 kelompok (15 responden pada kelompok intervensi dan 15
responden pada kelompok kontrol).
c. Kriteria inklusi
Pada ketujuh Penelitian tidak dijelaskan kriteria inklusinya.
d. Teknik sampling
Tabel 4.3 Teknik Sampling
PENELITIAN TEKNIK SAMPLING
1 dan 3 Tidak dijelaskan
2 dan 4 consecutive sampling
7 purposive sampling
5 dan 6 total sampling
Keterangan:
Tabel 4.3 terdapat 2 Penelitian dengan consecutive sampling dan 2
Penelitian lainnya dengan total sampling.
28
29
2. Intervensi
Ketujuh Penelitian memiliki persamaan tindakan atau perlakuan Penelitian,
yakni rebusan daun sirih merah yang dibasuhkan luka perineum ibu post
partum. Adapun instrument dan teknik pemberian terdapat beberapa
perbedaan diantara ketujuh Penelitian tersebut.
a. Instrumen Penelitian
Tabel 4.4 Instrumen
PENELITIA INSTRUMEN
N
1,3,4,5 Lembar observasi
2 Tidak dijelaskan
dan 7 6 Skala REEDA
Keterangan:
Tabel 4.4 terdapat 4 Penelitian menggunakan instrumen lembar observasi
dan 2 Penelitian lainnya skala REEDA.
29
30
3. Comparation
Pada ketujuh penelitian terdapat 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan
kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi dilakukan pemberian rebusan
daun sirih merah dan pada kelompok kontrol dilakukan pemberian obat
antiseptik.
Tabel 4.6 Tindakan Penelitian
PENELITIAN KELOMPOK KELOMPOK
INTERVENSI (JUMLAH DAUN KONTROL
DAN AIR)
PERLAKUAN PENELITIAN
1 Menggunakan daun 4 – 5 daun Menggunakan
sirih merah 600 ml antiseptik
2 Menggunakan daun 4 – 5 daun Menggunakan
sirih merah 200 ml antiseptik
3 Menggunakan daun 4 – 5 daun Menggunakan
sirih merah 600 ml antiseptik
4 Menggunakan daun - Menggunakan
sirih merah antiseptik
5 Menggunakan daun 10-20 Menggunakan teknik
sirih merah 2 liter cuci bersih
6 Menggunakan daun - Menggunakan
sirih merah antiseptik
7 Menggunakan daun - Menggunakan
sirih merah antiseptik
Keterangan:
Tabel 4.6 terdapat keseluruhan Penelitian pada kelompok intervensi
tindakan penelitian menggunakan rebusan daun sirih merah dengan jumlah
daun pada 3 Penelitian 4 – 5 lembar daun. Dan menggunakan air pada 1
Penelitian sebanyak 2 liter dan kelompok kontrol menggunakan antiseptik
seperti betadine.
4. Outcome
Pada ketujuh Penelitian mayoritas didapatkan hasil yang sama yakni adanya
pengaruh yang signifikan setelah dilakukan tindakan pemberian rebusan
daun sirih merah pada ibu post partum yang mengalami luka perineum.
Tabel 4.7 Hasil Pretest -Posttest
LAMA PENYEMBUHAN LUKA
KELOMPOK KELOMPOK KONTROL
PENELITIAN INTERVENSI
PRETEST POSTTEST PRETEST POSTTEST
1 - 5 hari - 8 hari
2 - 2-5 hari - 3-6 hari
3 - 8 hari - 3-6 hari
4 - <5 hari - >5 hari
5 - 5 hari - 8 hari
30
31
6 - 2 hari - 5 hari
7 - 8 hari - 11 hari
Keterangan :
Tabel 4.7 terdapat 4 penelitian hasil posttest pada kelompok intervensi 5
hari dan penelitian lainnya 8 hari. Pada kelompok kontrol terdapat 4
penelitian hasil posttest 3-6 hari dan 2 penelitian lainnya 8 hari.
31
32
uji statistik yang digunakan yakni 3 Penelitian Uji non-parametrik yaitu Uji
Wilcoxon dan Mann Whitney.
6. Time
Tabel 4.10 Waktu Pelaksanaan & Publikasi Penelitian
TAHUN PENELITIAN
PENELITIAN Pelaksanaan Publikasi
1 2020 2020
2 2020 2020
3 Tidak dijelaskan 2021
4 2017 2017
5 2017 2018
6 2021 2021
7 2020 2021
Keterangan:
Tabel 4.10 terdapat mayoritas waktu pelaksanaan penelitian pada 3
penelitian tahun 2020. Dan pada waktu publikasi pada 3 penelitian pada
tahun 2021
.
B. Hasil Analisa Persamaan dan Perbedaan Penelitian
Peneliti menganalisa persamaan dan perbedaan PICOST pada 7 penelitian
sebelumnya tentang pengaruh rebusan daun sirih merah terhadap waktu
penyembuhan luka perineum pada ibu post partum, yakni :
1. Population
a. Karakteristik responden
Peneliti menemukan populasi pada ketujuh penelitian yang ditelaah,
mayoritas karakteristik berusia 20 - 35 tahun, Pendidikan SMA,
pekerjaan wiraswasta, paritas dengan primigravida, dan dengan luka
derajat 2. Nurdin (2019) menuliskan populasi merupakan suatu
keseluruhan dari variabel penting yang akan diteliti. Pamungkas (2017)
juga menuliskan tentang definisi populasi yakni keseluruhan dari suatu
karakteristik yang akan diteliti dan sudah ditetapkan dalam Penelitian
seperti orang (individu, kelompok, organisasi, komunitas, masyarakat
dan lainnya).
Karakteristik pertama yang terdapat dalam penelitian yg ditelaah, yakni
mayoritas responden dengan usia 20-35 tahun. Asumsi Peneliti: Pada
usia tersebut seorang perempuan, mayoritas memiliki pengalaman
partum yang pertama kali atau masih sedikit memiliki pengetahuan
32
33
33
34
b. Jumlah sampel
Analisa lainnya lagi dari populasi penelitian, yakni terkait kesesuaian
jumlah sampel penelitian yang dilakukan oleh ketujuh Peneliti
sebelumnya. Pada penelitian 3 dan 5 memiliki jumlah sampel kurang dari
30 responden. Hal ini sesuai dengan konsep teori yang dituliskan
Sugiyono (2019) menuliskan jika penelitian eksperimen yang sederhana,
yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka
jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 sampai 20. Asumsi
Peneliti: untuk hasil yang lebih maksimal peneliti bisa menambahkan
jumlah responden lebih banyak untuk didapatkan hasil yang lebih valid.
Semakin banyak jumlah sampel dan dengan proporsional antara jumlah
sampel pada kelompok kontrol dengan jumlah sampel pada kelompok
intervensi maka semakin baik hasil dari suatu penelitian.
34
35
c. Inklusi
Peneliti tidak mendapatkan kriteria inklusi dari ketujuh Penelitian terkait.
Asumsi Peneliti terkait hal tersebut, setiap penelitian seyogyanya
menuliskan kriteria inklusi. Hal ini sangat penting untuk melihat
konsistensi kriteria sampel yang diambil oleh Peneliti. Kriteria sampel
dapat mempengaruhi hasil Penelitian yang reliabel dan valid. Asumsi ini
didukung oleh penelitian tambahan yang dilakukan oleh kusumaningsih
(2016) terdapat kriteria inklusi dalam yang berjudul serupa. Penelitian ini
adalah paritas multigravida, hari pertama nifas, persalinan spontan, luka
derajat 1 dan 2, dan bersedia untuk menggunakan perawatan dengan
rebusan daun sirih merah dan antiseptik deperti betadine. dan konsep
teori yang dituliskan oleh Irfannudin (2019) Kriteria inklusi adalah
karakteristik umum subjek Penelitian dari suatu popolusi target yang
terjangkau dan akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus menjadi
pedoman saat menentukan kriteria inklusi.
d. Teknik sampling
Analisa lainnya lagi pada ketujuh penelitian memiliki perbedaan teknik
sampling terdapat 2 Penelitian dengan consecutive sampling dan 2
Penelitian lainnya dengan total sampling. Yakni merupakan teknik
sampling non probality sampling yaitu, teknik consecutive, purposive, dan
total sampling. Asumsi peneliti, teknik sampling yang efektif digunakan,
Ketika disesuaikan dengan tujuan penelitian itu sendiri. Menurut teori
Purnomo (2020) Pemilihan sampel dengan consecutive (berurutan) adalah
pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria
penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu
sehingga jumlah klien yang diperlukan terpenuhi. Pamungkas (2017)
menuliskan total sampling adalah teknik penarikan sampel dimana jumlah
sampel sama dengan populasi. Dan 1 penelitian lainnya dengan purposive
sampling. Menurut teori Riyanto dan hatmawan (2020) purposive
sampling merupakan penelitian yang didasarkan atas ciri-ciri populasi
yang sudah diketahui peneliti.
35
36
2. Intervention
a. Instrumen
Adapun instrument terdapat beberapa perbedaan diantara ketujuh
penelitian tersebut yaitu menggunakan lembar observasi dan skala reeda.
Asumsi Peneliti: instrument yang dipakai peneliti dalam memperoleh
data agar mempermudah penelitiannya lebih mudah dan cermat, secara
sistematis dapat diolah. Lembar observasi berupa pertanyaan yang sesuai
konsep peneliti, lalu diberi nilai 1 apabila bisa menjawab dengan sesuai,
sedangkan diberikan nilai 0 apabila tidak sesuai, selanjutnya nilai akan
diperhitungkan kemudian total nilai tersebut dikategorikan berdasarkan
cepat, normal, dan lama. Sehingga orang diteliti tidak mengetahui bahwa
dia sedang diteliti dan kelebihannya peneliti dapat melakukan sebuah
penelitian dengan melihat secara langsung dan bisa mendapatkan data
yang valid untuk diteliti sesuai tujuan peneliti. dan kekurangannnya
dengan memperoleh data dengan waktu yang lama hasil observasi
langsung terhadap penelitian. Hal ini didukung oleh teori Irmawartini
(2017) menyatakan pengumpulan data menggunakan observasi
merupakan pengamatan sesuai kebutuhan Penelitian secara sistematis
berdasarkan teori dan konsep mengenai fenomena, gejala-gejala sesuai
tujuan Penelitian yang kemudian dilakukan pencatatan. Didukung berupa
alat pengumpul data berupa lembar pengamatan untuk tanda checklist (√)
pada lembar tersebut jika responden sesuai dengan sasaran pengamatan
yang diharapkan.
Instrumen yang kedua yakni, menggunakan skala reeda. Asumsi Peneliti:
skala reeda merupakan alat pengukuran untuk mengetahui perkembangan
luka perineum tersebut dengan diberikan beberapa pertanyaan saat
pengamatan mengenai proses perkembangan penyembuhan luka
perineum seperti apakah terdapat kemerehan, pembengkakan, bercak
perdarahan, keluarnya pus yakni cairan, penyatuan antara tepi luka. Hal
ini didukung dengan teori Pakpahan (2021) yakni menerangkan tentang
untuk menentukan proses penyembuhan luka perineum Peneliti
36
37
b. Teknik pemberian
Adapun teknik pemberian rebusan daun sirih merah dengan cara dicebok
dengan frekuensi paling sering 2-4x/hari. Pengamatan Penelitian tercepat
pada Penelitian yakni 5 hari. Asumsi Peneliti: Jika dilakukan secara rutin
setiap hari saat pagi atau sore hari dilakukan pemberian tersebut
menggunakan SOP yang telah terstandarkan maka dapat dievaluasi akan
memberikan hasil yang maksimal mempercepat penyembuhan luka. Hai
ini sejalan dengan Penelitian tambahan yang Peneliti temukan oleh
Agustina (2022) dan Untari (2022) dengan menyatakan hal yang serupa.
Hal ini didukung oleh teori Hendarto (2019) menyatakan gunakan
rebusan daun sirih merah untuk cebok dengan frekuensi 2-4x/hari saat
mandi, buang air kecil, maupun besar dan sebelum tidur pemakai
dilakukan secara rutin selama 7 hari.
3. Comparation
Pada ketujuh Penelitian terdapat 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan
kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi dilakukan pemberian rebusan
daun sirih merah dan pada kelompok kontrol dilakukan pemberian obat
antiseptik seperti povidone iodone atau biasa disebut di masyarakat betadine.
Asumsi Peneliti: Dapat diketahui adanya pengaruh yang signifikan dalam
pemberian rebusan daun sirih dan pemberian antiseptik kepada ibu post
partum yang mengalami luka perineum untuk mempercepat proses
penyembuhan lukanya. Sejalan dengan Penelitian Agustina (2022) dan
Untari (2022) yang menyatakan hal serupa. Hal ini dukung teori Hendarto
(2019) menjelaskan bahwa sirih merah sebagai obat tradisional bagi
masyarakat dengan merebus 5 lembar daun sirih merah memakai air 600 ml
tunggu sampai 15 menit perebusan lalu pakai unruk dicebok dekat luka
perineum. Dan pendukung lainnya dengan teori Dartiwen (2020)
menyatakan membersihkan luka menggunakan larutan antiseptik yakni
37
38
4. Outcome
a. Hasil pretest dan posttest
Peneliti menemukan persamaan dari ketujuh Penelitian yang direview,
sehingga dari keseluruhan penelitian yang ada memperoleh hasil yakni
adanya pengaruh yang signifikan setelah dilakukan tindakan pemberian
rebusan daun sirih merah pada ibu post partum yang mengalami luka
perineum. Terdapat 4 Penelitian hasil posttest pada kelompok intervensi 5
hari dan Penelitian lainnya 8 hari. Pada kelompok kontrol terdapat 4
Penelitian hasil posttest 3 - 6 hari dan 2 Penelitian lainnya 8 hari. Asumsi
Penelitian: penyembuhan luka membutuhkan proses sesuai dengan tingkat
kerajinan responden dalam merawat luka tersebut. Apabila rutin merawat
luka makan proses penyembuhan luka akan cepat dan sebaliknya jika tidak
rutin maka akan memperlama proses penyembuhan luka tersebut.
Penelitian tambahan yang Peneliti temukan Agustina (2022) dan Untari
(2022) yang mengatakan hal serupa. Hal ini didukung oleh teori Smeltzer
(2018) lama penyembuhan luka perineum terdiri dari cepat 1-6 hari,
normal 7-14 hari dan lama dalam waktu ≥ 14 hari.
38
39
berarti p-value lebih kecil dari a dengan kata lain Ho ditolak dan Ha
diterima karena ada pengaruh yang signifikan terhadap intervensi yang
diberikan kepada responden.
5. Statistic
a. Metode Penelitian
Didapatkan perbedaan dalam ketujuh Penelitian, yakni jenis analisa dan
metode Penelitian. Terdapat Penelitian menggunakan metode Penelitian
yakni quasy experimental dengan desain post test only control grup dan
Quasi eksperimen dengan desain kelompok kontrol prettest dan posttest
Asumsi Peneliti: Penelitian eksperimen merupakan pengamatan yang
yang bertujuan untuk mengenal akibat yang ditimbulkan dari suatu
perlakuan lalu dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan
intervensi. Hal ini didukung berdasarkan teori Sugiyono (2018)
menyatakan bahwa Penelitian eksperimental adalah suatu metode
Penelitian yang berfungsi mencari pengaruh atas perlakuan tertentu
terhadap sesuatu dalam kondisi yang bisa dikendalikan. Hal ini didukung
menurut teori Frisca (2022) posttest only cotrol grup design merupakan
responden Penelitian terbagi menjadi dua kelompok secara acak sebagai
pembanding. Tetapi kekurangannya hanya dilakukan pengamatan/
pengkuran setelah tindakan selesai dilakukan. Dan menurut Penelitian
lainnya oleh Adiputra (2021) desain kelompok kontrol prettest dan
posttest menyatakan terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
intervensi dan kelompok kontrol yang diambil secara acak kemudian
diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal antara 2 kelompok
tersebut.
b. Uji statistik
Asumsi Peneliti: berdasarkan dengan desain study yang digunakan dari
ketujuh jurnal sudah tepat dikarenakan dengan desain study yang peneliti
gunakan dapat memperoleh hasil yang signifikan dalam melakukan
Penelitian. Mayoritas penelitian menggunakan Uji non-parametrik yaitu
Uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Hal ini didukun oleh teori Amalia
39
40
6. Time
Ketujuh Penelitian menganalisis Penelitian yang Peneliti review, dengan
interveal waktu 2017- 2021 proposional yakni dalam 5 tahun terakhir
Semakin bertambahnya tahun, maka teknologi dan pengetahuan semakin
maju. Hasil Penelitian pun yang sudah terlalu lampau tidak begitu relevan.
Peneliti juga menganalisis tahun publikasi dari ketujuh Penelitian yang
direview, mayoritas dengan interval waktu 1 tahun. Asumsi Peneliti, waktu
publikasi dari suatu Penelitian, sebaiknya, dengan rentang waktu yang tidak
lama. Hasil Penelitian masih memiliki relevansi kuat karena seringkali
dijadikan dasar pemikiran atau latar belakang oleh Peneliti lainnya atau
Penelitian berikutnya. Menurut Suwartono (2014) mengatakan bahwa
sumber semampunya mungkin yang memiliki terbitan <10 tahun.
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menemukan beberapa kelemahan atau kekurangan dari tujuh Penelitian
terkait yang ditelaah. Hal ini menjadi hambatan bagi Peneliti dalam melakukan
analisa mendalam terhadap ketujuh Penelitian tersebut. Adapun kelemahan
atau kekurangan Penelitian – Penelitian tersebut, sebagai berikut;
1. Populasi
Terdapat beberapa Penelitian yang tidak menuliskan karakteristik
populasi,kriteria inklusinya, serta teknik sampling yang digunakan
dalam melakukan Penelitian.
2. Intervensi
40
41
41
42
BAB V
PENUTUP
Pada BAB ini, Peneliti akan menuliskan kesimpulan dan saran terkait Penelitian
study literature review yang berjudul “Pengaruh Rebusan Daun Sirih Merah Terh
adap Waktu Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Post Partum”.
A. Simpulan
1. Pada Penelitian didapatkan hasil identifikasi persamaan dan perbedaan
terhadap:
a. Populasi ibu postpartum yang memiliki luka perineum dengan
karakteristik populasi, jumlah sampel, inklusi, teknik sampling.
b. Intervensi dari ketujuh Penelitian terdapat beberapa penelitian yang
tidak dituliskan frekuensi pemberian rebusan daun sairih merah berapa
kali dalam sehari dan mayoritas instrumen yang digunakan lembar
observasi.
c. Comparasi dari ketujuh Penelitian Semua Penelitian yakni tujuh
Penelitian memiliki komparasi artinya terdiri dari dua kelompok yakni
kelompok kontrol dan intervensi
d. Outcome dari ketujuh peneliti yang ada memperoleh hasil yang
signifikan setelah diberikan rebusan daun sirih merah terhadap
penyembuhan luka perineum pada ibu post partum,
e. Metode dan uji statistic yang digunakan oleh ketujuh Penelitian yang
direview mayoritas menggunakan metode quasi eksperimen dengan
kelompok kontrol post test dan uji
f. Time Terdapat 2 Penelitian dipublikasikan tahun
B. Saran
1. Manfaat teoritis
Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai penambahan pengetahuan
mengenai rebusan daun sirih merah terhadap waktu penyembuhan luka
perineum pada ibu post partum.
2. Manfaat praktis
a. Bagi perawat
42
43
43