Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-Nya, sehingga kami dapat

menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada pembimbing kami dalam

pembelajaran, juga kepada semua teman-teman yang telah memberikan dukungan

kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Harapan terdalam kami, semoga penyusunan makalah ini bisa bermanfaat

bagi kita semua serta menjadi tambahan informasi bagi para pembaca.

Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, dengan hati yang terbuka kritik serta saran yang

konstruktif guna kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini kami susun,

apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan,

kami mohon maaf yang sebesar- besarnya. Semoga bermanfaat. Amin.

Pacitan, Nopember 2017

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permainan adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan manusia. Dimulai

dari usia kanak-kanak bahkan sampai usia dewasa sekalipun, manusia tetap

tidak bisa terlepas dari permainan. Hal ini bisa kita lihat dari banyaknya

permainan yang tersedia saat ini di pasaran. Sebagai contoh adalah permainan

boi-boian. Sebenarnya permainan-permainan tradisional (permainan rakyat)

itu mengandung unsur-unsur pendidikan yang sangat baik, misalnya

mengajarkan orang untuk sprortif, jujur dan kreatif. Misalnya, dulu kalau

ingin main mobil-mobilan, kita buat sendiri. Anak-anak sekarang sudah tak

mau lagi.

Permainan boi-boinan merupakan permainan tradisional dari pulau jawa,

permainan ini sangat sederhana dan mengasyikan namun permainan ini juga

bisa dikatakan permainan yang menguji adrenalin karena dalam bermain boi-
boinan terkesan menegangkan. Setiap peserta harus pandai-pandai

menyelamatkan diri. Selain itu permainan tradisional ini sarat makna

kehidupan. Boi-boian hampir sama dengan permainan bowling. Kita harus

melempar bola ke sasaran yang akan dituju

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan permainan boi-boian?

2. Bagaimana sejarah dari permainan boi-boian?

3. Apa saja alat yang digunakan dalam permainan boi-boian?

4. Bagaimana aturan dan cara bermain dalam permainan boi-boian?

5. Bagaimana kandungan nilai karakter dalam permainan boi-boian?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dibuatnya makalah adalah

sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan permainan boi-boian.

2. Untuk mengetahui sejarah dari permainan boi-boian.

3. Untuk dapat menyebutkan alat yang digunakan dalam permainan boi-

boian.

4. Untuk mengetahui aturan dan cara bermain dalam permainan boi-boian.

5. Untuk mengetahui kandungan nilai karakter dalam permainan boi-boian.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Permainan boi-boinan merupakan permainan tradisional dari pulau jawa,

permainan ini sangat sederhana dan mengasyikan namun permainan ini juga

bisa dikatakan permainan yang menguji adrenalin karena dalam bermain boi-

boinan terkesan menegangkan. Setiap peserta harus pandai-pandai

menyelamatkan diri. Selain itu permainan tradisional ini sarat makna

kehidupan. Boi-boian hampir sama dengan permainan bowling. Kita harus

melempar bola ke sasaran yang akan dituju.


B. Sejarah

Permainan ini dinamakan permainan”boi-boian” karena pada jaman

dahulu para pemainnya lebih banyak anak cowok yang dalam bahasa

Inggrisnya “boy”. Karena itu, kami biasa menyebut permainan dengan

permainan “boi-boian”. Uniknya permainan ini terletak pada aturan

membawa bola.

Kelompok yang berjaga berusaha melempar bola untuk mengenai

kelompok bermain, tetapi bukan dengan membawa lari bola lalu

melemparkannya mengenai tubuh lawan. Bola harus dioperkan kepada

anggota kelompoknya sambil berusaha mengejar dan melemparkan bola.

Apabila mereka berhasil menyusun pecahan genting tersebut,

mereka berteriak 'Boi-boi', yang artinya mereka memenangkan permainan.

Pada perkembangannya, permainan ini dimainkan oleh anak laki-laki dan

perempuan. Sayangnya, saya sudah jarang menjumpai permainan tradisional

ini. Dalam kenangan saya, boi-boian hampir sama dengan permainan

bowling. Kami harus melempar bola ke sasaran yang akan dituju. Untuk

membuat bola, kami bisa menggunakan kertas yang digulung kemudian diikat

dengan karet gelang atau kita bisa menggunakan bola kasti. Setelah itu, kami

mengumpulkan pecahan batu atau genteng yang

nantinya akan disusun menjadi piramida.

Sejarah permainan boi-boian berasal dari permainan anak-anak Cina.

Anak-anak Cina biasa menyebutnya dengan permainan “Cinaboi”. Dahulu

kala, anak-anak Cina banyak yang bertransmigrasi ke pulau Madura secara

tidak langsung. Mereka memainkan permainan “Cinaboi” ini di daerah

Madura, sehingga permainan ini berkembang pesat. Pada perkembangannya,

anak-anak Madura menyebutnya dengan permainan”Boi-boian”.

Permainan boi-boian ini harus dimainkan oleh dua kelompok. Satu

kelompok bertugas untuk melempar bola sedangkan satunya menyusun

kumpulan batu menjadi piramida atau tersusun ke atas. Permainan ini

membutuhkan kecepatan dalam menyusun kumpulan- kumpulan batu dan

kerja sama antar-anggota.


Kelompok yang bertugas melempar harus bisa melempar hingga

mengenai sasaran. Dalam melempar, kelompok pelempar hendaknya

melempar bolanya sekencang-kencangnya, sampai kumpulan batu yang

disusun oleh tim penyusun roboh. Pelemparan bola ini harus dilakukan secara

bergantian antaranggota. Sedangkan tim penyusun berusaha untuk menghalau

lemparan bola. Akan tetapi, dalam menghalau laju bola, tim penyusun

berusaha sekuat tenaga dan sejeli-jelinya untuk tidak dikena lemparan. Jika

lemparan bola tersebut yang mengenai anggotanya, berarti anggota tersebut

tidak bisa melanjutkan permainan.

Kelompok yang bertugas menyusun batu, harus bisa menyusun sampai

membentuk piramida. Jika tumpukan batunya roboh terkena bola, tim

tersebut harus kembali menyusun batu yang berserakan. Karena itu,

kelompok penyusun batu harus menunjuk satu orang yang bertugas menjaga

tumpukan batu agar tetap membentuk piramida. Para anggota kelompok

penyusun batu harus berhati-hati dalam menjaga batu-piramidanya. Bola yang

dilemparkan pelempar jangan sampai mengenai kelompok mereka. Karena

kalau mereka dikena bola, mereka dianggap gugur. Anggota yang gugur tidak

bisa ikut permainan lagi. Ini berarti kerugian buat kelompok penyusun batu.

Anggota mereka berkurang satu. Karena itu pula, dalam menyusun batu

kelompok penyusun harus cepat dan cekat, sehingga kelompok pelempar

tidak punya kesempatan untuk merobohkannya.

Satu ‘babak’ permainan ini akan dianggap selesai, jika kelompok

penyusun berhasil menyusun batu sampai membentuk piramida. Setelah batu-

batu tersebut tersusun, kelompok penyusun harus cepat mengatakan “Boi”.

Dengan demikian, kelompok pelempar bola akan bertukar posisi dengan

kelompok penyusun.

Biasanya, aku dan teman-teman memainkan permainan ini di saat jam

istirahat sekolah atau ketika pelajaran olahraga berlangsung. Kadang-kadang,

kami juga bermain saat pulang dari sekolah. Kalau teman-teman yang sudah

SMP dan SMA, biasanya memainkan permainan ini saat pulang dari sekolah

dan pada sore hari sebelum maghrib.


C. Alat yang digunakan

1. Bola kasti atau bola tenis, bisa juga menggunakan bola kertas yang

terbuat dari kertas2 bekas yang digumpal-gumpalkan menjadi kira-kira

sebesar bola tenis, diikat dengan banyak karet gelang agar tidak terlepas

satu sama lain.

2. Pecahan genting, batu-batu pipih atau pecahan asbes; benda apa saja

yang bisa disusun bertumpuk ke atas semacam piramida, sebanyak kira2

10 keping/batu

D. Aturan dan cara bermain

1. 1 kelompok bertujuan menyusun pecahan genteng hingga tak ada yang

tersisa sambil menghindar dari tembakan bola yang dilemparkan oleh

anggota kelompok lain.

2. Kelompok yang satunya bertugas menembakkan bola ke anggota-anggota

kelompok lawan yang berusaha menyusun pecahan genteng.

3. Setiap anggota lawan yang terkena lemparan bola dianggap gugur dan

tidak boleh lagi meneruskan permainan.

4. Permainan dimulai dengan menggulirkan bola oleh kelompok penembak

ke arah pecahan genteng yang tersusun seperti piramida hingga

berantakan (kira-kira seperti menggelindingkan bola bowling ke

sasarannya).

5. Sementara itu kelompok penjaga (penyusun pecahan genteng) bersiap-

siap menyusun lagi kepingan genteng yang berantakan sambil

mewaspadai serangan lemparan bola.

6. Permainan selesai apabila pecahan genteng selesai disusun atau anggota

kelompok yang bertujuan menyusun pecahan genteng telah semuanya

gugur kena tembakan bola dari kelompok lawan.

7. Setelah selesai, posisi kelompok ditukar, yang tadinya kelompok

penyusun pecahan genteng menjadi kelompok pelempar bola

(penembak), dan sebaliknya.

E. Kandungan Nilai Karakter

Nilai karakter yang terkandung Model permainan Boy-Boyan


diantaranya: nilai kerja keras ataupun kerja cerdas,nilai patuh terhadap

peraturan sosial. Dalam model permainan boy-boy nan pemain tidak dituntut

untuk bersikap bijak dan demokratis, tetapi pemain harus berpikir bagaimana

dapat selesai menyusun serpihan pecahan genting dengan cepat tanpa terkena

lemparan bola dari regu penjaga. Maka nilai karakter demokratis paling

rendah karena nilai karakter ini belum sepenuhnya mempunyai pengaruh

besar untuk digunakan dalam melakukan permainan boy-boy nan.

F. Aspek yang dikembangkan

1. Aspek Kognitif

Nilai kognitif yang terkandung didalam permaianan boy-boyan ini yaitu

para peserta kelompok pemenang (pemain) harus berfikir agar mereka

dapat menyusun kembali menara tanpa terkena bola dari kelompok

penjaga, begitu juga dengan kelompok penjaga harus beusaha

menggagalkan usaha yang dibuat kelompok pemenang untuk menyusun

menara. Oleh kerana itu, pemain harus memikirkan dan merencanakan

strategi dengan baik agar dapat menjadi pemenang.

2. Aspek Afektif

Nilai afektif yang ada di dalam permainan boy-boyan ini diantaranya:

a) Memahami konsep sportivitas. Melalui permainan ini anak belajar

bersikap sportif, yaitu bermain secara jujur, memperlihatkan sikap

menghargai pemain lain, menerima kemenangan dengan sikap wajar

atau menerima kekalahan secara terbuka.

b) Mengenal kerja sama. Pentingnya kerjasama juga dapat dipelajari

anak melalui permainan tradisonal.

c) Meningkatkan kepercayaan diri. Dalam permainan tradisional rasa

percaya diri anak dapat ditumbuhkan. Rasa percaya diri ini sangat

penting sebagai bekal dirinya menghadapi berbagai tantangan dalam

kehidupannya di kemudian hari. Dengan kepercayaan diri, anak akan

merasa lebih mantap memasuki lingkaran pergaulan di mana saja ia

berada.

3. Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor yang terkandung didalam permaianan tradisional boy-

boyan yaitu, melatih kemampuan fisik anak. Dalam permainan

tradisional gerak fisik sangat ditekankan. Memainkan permainan ini amat

baik untuk meyalurkan energi anak yang berlebih karena anak memang

harus banyak bergerak. Dalam permainan ini anak dituntut untuk aktif

berlari, kelompok pemenang berusaha menghidari bola yang dilempar

kelompok penjaga dan kelompok penjaga berusaha melempar bola agar

mengenai kelompok pemain.

4. Aspek sosial

Melalui permainan ini anak dapat bersosialisasi dengan teman-temannya.

Permainan tradisonal memungkinkan adanya interaksi sosial. Interaksi

dalam permainan tradisonal mendorong anak untuk belajar tentang

konsep berbagi, menanti giliran, bermain secara fair, juga mengajarkan

arti kemenangan dan kekalahan. Melalui kontak nyata dengan orang lain,

anak belajar menemukan siapa dirinya di tengah ruang lingkup

pergaulan, apa yang bisa di lakukan, bagaimana dia mampu

menyesuaikan diri dengan situasi di sekitanya.

5. Aspek emosional

Dengan adanya permainan ini anak akan belajar mengelola emosi.

Pengelolaan emosi sangat penting bagi anak agar dapat mengendalikan

diri di kehidupan sosialnya. Selain itu, permainan ini dapat memberikan

rasa senang sekaligus untuk melepaskan ketegangan yang dialami anak-

anak setelah mengkuti palajaran disekolah.

G. Pengembangan permainan

Pada permianan boy-boy nan yang sudah dimodifikasi supaya lebih aman

bola menggunakan kertas bekas kemudian di remas-remas lalu digumpalkan

lalu diikat dengan karet, atau supaya lebih aman pengganti bola tersebut

menggunakan karet gelang di rangkai lalu di membentuk bola, selanjutnya

serpihan seng atau genting diganti dengan barang yang tidak membahayakan

atau aman. Cara bermainnya pun bisa di modifikasi lagi dengan cara ketika si

penjaga akan menyusun dengan cepat si pemain memberinya waktu dengan


cara memberi pertanyaan seputar pengetahuan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Permainan boi-boinan merupakan permainan tradisional dari pulau jawa,

permainan ini sangat sederhana dan mengasyikan namun permainan ini juga

bisa dikatakan permainan yang menguji adrenalin karena dalam bermain boi-

boinan terkesan menegangkan.

Alat yang digunakan :

1. Bola kasti atau bola tenis, bisa juga menggunakan bola kertas yang

terbuat dari kertas2 bekas yang digumpal-gumpalkan menjadi kira-kira

sebesar bola tenis, diikat dengan banyak karet gelang agar tidak terlepas

satu sama lain.

2. Pecahan genting, batu-batu pipih atau pecahan asbes; benda apa saja

yang bisa disusun bertumpuk ke atas semacam piramida, sebanyak kira2

10 keping/batu.

Cara bermain :

1. 1 kelompok bertujuan menyusun pecahan genteng hingga tak ada yang

tersisa sambil menghindar dari tembakan bola yang dilemparkan oleh

anggota kelompok lain.

2. Kelompok yang satunya bertugas menembakkan bola ke anggota-anggota

kelompok lawan yang berusaha menyusun pecahan genteng.

3. Setiap anggota lawan yang terkena lemparan bola dianggap gugur dan

tidak boleh lagi meneruskan permainan.

4. Permainan dimulai dengan menggulirkan bola oleh kelompok penembak

ke arah pecahan genteng yang tersusun seperti piramida hingga

berantakan (kira-kira seperti menggelindingkan bola bowling ke

sasarannya).

5. Sementara itu kelompok penjaga (penyusun pecahan genteng) bersiap-

siap menyusun lagi kepingan genteng yang berantakan sambil

mewaspadai serangan lemparan bola.


6. Permainan selesai apabila pecahan genteng selesai disusun atau anggota

kelompok yang bertujuan menyusun pecahan genteng telah semuanya

gugur kena tembakan bola dari kelompok lawan.

7. Setelah selesai, posisi kelompok ditukar, yang tadinya kelompok

penyusun pecahan genteng menjadi kelompok pelempar bola

(penembak), dan sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA

Mabrurohemi. 2017. Permainan Boi-boian. (online).

http://mabrurohemi.blogspot.co.id/2017/01/permainan-boi-boinan.html.

diakses pada 21 Nopember 2017, Pukul 19.37 WIB.

https://id.wikibooks.org/wiki/Permainan/Berkelompok/Boi-boian. diakses pada 21

Nopember 2017, Pukul 19.37 WIB.

Anda mungkin juga menyukai