Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN

HARGA BISKUIT HINGGA MAKANAN RINGAN NAIK 3 PERSEN


BISCUIT AND SNACK PRICES INCREASED BY 3 PERCENT

Dosen Pengampu: Bernadetta Diansepti Maharani, SE., MM.

Clarita Dwiyanti
2020008271

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2021

1
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkatNya sehingga
laporan tugas ujian tengah semester dalam bentuk karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Harga Biskuit
Hingga Makanan Ringan Naik 3 Persen” atau “Biscuit and Snack Prices Increased by 3 Percent”
dapat tersusun sampai dengan selesai. Penulis memilih salah satu kasus Manajemen Pemasaran yang
diambil dari berita CNN Indonesia tahun 2019 mengenai materi pada chapter 10 tentang Konsep dan
Mekanisme Penentuan Harga.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Bernadetta Diansepti Maharani,
SE., MM. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Manajemen Pemasaran yang telah membantu dan
meyakinkan penulis dalam mengerjakan laporan tugas ujian tengah semester ini. Baik itu dari segi
pemilihan kasus agar sesuai dengan topik bahasan dalam chapter yang penulis ambil maupun materi
atau modul yang sudah beliau berikan dalam bentuk e-book. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada keluarga penulis yang terus memberikan support demi kelancaran pengerjaan laporan ini.
Laporan tugas ujian tengah semester ini memberikan pengetahuan juga panduan dalam
menentukan harga bagi para penjual ataupun ritel dan pembaca. Sehingga dengan menetapkan harga
yang sesuai dengan pasar, memungkinkan penjual ataupun ritel (perusahaan) untuk mendapatkan
bayaran demi nilai yang diciptakan bagi para pelanggan. Penulis berharap agar laporan ini nantinya
bisa dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan pada laporan ini karena
keterbatasan penulis. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Yogyakarta, 18 Oktober 2021

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... 3


BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................................................... 5
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 5
BAB II: LANDASAN TEORI ............................................................................................................. 6
A. Penetapan Harga Berdasarkan Nilai yang Baik ........................................................................ 6
B. Biaya Perusahaan dan Produk ................................................................................................... 6
C. Faktor Eksternal Lain ................................................................................................................ 6
BAB III: ANALISIS KASUS .............................................................................................................. 7
A. Ringkasan Kasus ....................................................................................................................... 7
B. Analisis Kasus ........................................................................................................................... 7
BAB IV: PENUTUP ............................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 9
B. Saran.......................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 10
LAMPIRAN ....................................................................................................................................... 11

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam melakukan sebuah bisnis diperlukannya strategi marketing mix, salah satunya yaitu
harga. Harga merupakan elemen penting karena menjadi nilai yang akan didapatkan sebagai ganti
produk. Mayoritas perusahaan saat ini menghadapi lingkungan harga yang kejam dan berubah
dengan cepat. Hal tersebut disebabkan oleh perusahaan yang tidak melakukan penetapan harga
dengan baik. Maka, penetapan harga yang efektif dan layak dapat menjadi jalan keluar untuk
menghindari perang harga, juga akan mendorong konsumen dalam jumlah yang lebih banyak.
Keputusan penetapan harga yang dilakukan oleh PT Garuda Food Putra Putri Jaya (Tbk)
adalah dengan menaikkan harga jual produknya khusus biskuit (merek Gery) dan snack atau
makanan ringan saja rata-rata sebesar 3 persen. Kenaikan harga produk tersebut dilakukan demi
mengimbangi melonjaknya biaya produksi setelah rupiah mengalami depresiasi 6,93 persen.
Selain PT Garuda Food, kenaikan juga dilakukan oleh PT Tiga Pilar Sejahtera (Tbk) yang
merupakan produsen mie instan hingga makanan ringan. Tetapi kenaikan harga hanya untuk
produk mie kering dan bihun kering.
Harga mungkin akan diturunkan kembali kala kurs dolar sudah tidak fluktuatif. Karena, jika
kurs dolar sudah stabil tekanan di sisi faktor produksi otomatis akan berkurang. Pastinya akan
berdampak pada harga yang akan disesuaikan kembali.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara untuk mengatasi penetapan harga jual produk yang meningkat?
2. Langkah apa saja yang dilakukan untuk menyesuaikan kembali harga di pasaran?

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Penetapan Harga Berdasarkan Nilai yang Baik


Banyak perusahaan mengubah pendekatan penetapan harga untuk membawa mereka sejalan
dengan perubahan kondisi ekonomi dan persepsi harga konsumen. Semakin banyak pemasar yang
menganut strategi penetapan harga dengan nilai yang baik (good-value pricing) yaitu
menawarkan kombinasi yang tepat antara kualitas dan layanan yang baik pada harga yang wajar.
Tipe penting dari penetapan harga dengan nilai yang baik pada tingkat eceran:
Penetapan harga fluktuatif (high-low pricing) termasuk menerapkan harga yang lebih tinggi
setiap hari tetapi menjalankan promosi secara berkala untuk menawarkan harga yang lebih rendah
secara berkala pada barang-barang tertentu.

B. Biaya Perusahaan dan Produk


Penetapan harga berdasarkan biaya (cost-based pricing) melibatkan penetapan harga
berdasarkan biaya memproduksi, distribusi, dan penjualan produk beserta tingkat pengembalian
yang wajar bagi usaha dan risiko. Biaya perusahaan dapat menjadi elemen penting dalam strategi
penetapan harganya.
Jenis-jenis Biaya:
1. Biaya tetap (overhead): biaya yang tidak bervariasi sesuai dengan produksi atau tingkat
penjualan.
2. Biaya variabel: biaya yang berubah secara langsung sesuai dengan tingkat produksi.
3. Biaya total: jumlah dari biaya tetap dan variabel untuk tingkat produksi yang dihasilkan.
Metode penetapan harga yang paling sederhana:
Penetapan harga berdasarkan biaya-plus (cost-plus pricing) yaitu menambahkan suatu
markup standar pada biaya produk.
Biaya Unit = Biaya Variabel + Biaya Tetap
Unit Penjualan
Harga markup = Biaya Unit
(1 – Tingkat Pengembalian dari Penjualan yang Diharapkan)

C. Faktor Eksternal Lain


Kondisi ekonomi dapat mempunyai dampak pada strategi penetapan harga perusahaan. Faktor
ekonomi salah satunya adalah inflasi, memengaruhi persepsi konsumen terhadap harga dan nilai
produk dan juga biaya memproduksi suatu produk.

6
BAB III
ANALISIS KASUS

A. Ringkasan Kasus
Pelaku industri makanan dan minuman menaikkan harga jual produk di awal tahun 2019.
Kenaikan harga produk dilakukan demi mengimbangi melonjaknya biaya produksi setelah rupiah
mengalami depresiasi 6,93 persen sepanjang tahun 2018. Nilai tukar diakui sudah mulai menguat
belakangan ini. Tetapi perusahaan berkeyakinan rupiah ke depan masih stabil. Tidak serta merta
harga faktor produksi turun karena kondisi yang belum stabil. PT Garuda Food Putra Putri Jaya
(Tbk) menaikkan harga jual produk biskuit (merek Gery) dan snack atau makanan ringan saja
rata-rata sebesar 3 persen. Keputusan menaikkan harga produk dilakukan perusahaan sejak
kuartal III, kenaikan harga pun tergantung jenis item produk dan kondisi bisnis.
Selain Garuda Food, kenaikan juga dilakukan oleh PT Tiga Pilar Sejahtera (Tbk). Produsen
mie instan hingga makanan ringan. Kenaikan harga produk juga dilakukan karena pelemahan nilai
tukar rupiah. Kenaikan hanya dilakukan untuk produk seperti mie kering dan bihun kering.
Produk-produk unggulan seperti Taro dan Mie Kremezz belum ada penyesuaian harga. Harga
mungkin akan diturunkan kembali kala kurs dolar sudah tidak fluktuatif. Sebab, ketika kurs dolar
stabil, tekanan di sisi faktor produksi otomatis akan berkurang. Harga-harga akan disesuaikan
kembali, paling tidak dengan mekanisme cut price harga jual ke customer.
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI), industri makanan dan minuman
menaikan harga kisaran 5 persen ke atas di awal tahun 2019. Meski demikian, kenaikan harga
masih dalam batas aman karena dikalkulasikan dari depresiasi rupiah sebesar 6,93 persen dan
inflasi tahun 2018 sebesar 3,13 persen. Kalau dicek di gerai ritel, sudah ada penyesuaian harga
kisaran 5 persen hingga di bawah 10 persen. Ini adalah rerata untuk seluruh produk makanan dan
minuman.

B. Analisis Kasus
1. Cara mengatasi penetapan harga jual produk yang meningkat:
Menggunakan penetapan harga fluktuatif (high-low pricing).
Ketika perusahaan (PT Garuda Food dan PT Tiga Pilar) menaikan harga jual produk mereka
rata-rata sebesar 3 persen, biasanya kebanyakan gerai ritel akan memasang harga jual produk
yang tinggi di setiap harinya. Tetapi, juga tidak lupa memerhatikan permintaan dengan
melakukan promosi secara berkala untuk menawarkan harga yang lebih rendah secara berkala
pada produk-produk tertentu yang mengalami kenaikan.

7
Hal ini yang disebut menganut strategi penetapan harga berdasarkan nilai yang baik, yaitu
menawarkan kombinasi yang tepat antara kualitas dan layanan yang baik pada harga yang
wajar karena “nilai yang baik” tidak sama dengan “harga yang murah”.
2. Langkah menyesuaikan kembali harga.
Menggunakan penetapan harga berdasarkan biaya-plus (cost-plus pricing).
Dengan menambahkan suatu markup standar pada biaya produk. Karena dalam kasus tidak
menyebutkan harga biskuit Gery, penulis menganalisis dengan memakai harga yang tertera di
internet:
Biaya Unit = Rp 6.800,-
Markup (3%) = Biaya Unit
(1 – Tingkat Pengembalian dari Penjualan yang Diharapkan)
= 6.800
(1 – 0,03)
= Rp 7.000,-
Perusahaan akan mengenakan penyalur Rp 7.000,- per unit.
Mendapatkan keuntungan Rp 200,- per unit.
Kemudian para penyalur akan menaikan harga produk juga.
Pada kasus yang penulis ambil, kenaikan harga jual produk tersebut disebabkan oleh faktor
eksternal lain yaitu kondisi ekonomi, salah satunya inflasi. Kenaikan produk selain disebabkan
biaya produksi, juga memperhitungkan pada depresiasi rupiah 6,93 persen dan inflasi 3,13 persen.
Sehingga kenaikan harga hingga dibawah 10 persen masih dalam batas aman.

8
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kenaikan harga jual produk (PT Garuda Food dan PT Tiga Pilar) rata-rata sebesar 3 persen yaitu
biskuit (merek Gery) dan snack atau makanan ringan serta mie kering dan bihun kering. Untuk
mengatasi penetapan harga jual produk yang meningkat tersebut, bisa menggunakan atau
menganut strategi penetapan harga dengan nilai yang baik (good-value pricing) yaitu pada tipe
tingkat eceran dengan penetapan harga fluktuatif (high-low pricing) termasuk menerapkan
harga yang lebih tinggi setiap hari tetapi menjalankan promosi secara berkala untuk menawarkan
harga yang lebih rendah secara berkala pada barang-barang tertentu. Sedangkan untuk
penyesuaian kembali harga bisa menggunakan penetapan harga berdasarkan biaya-plus (cost-
plus pricing) dengan menambahkan suatu markup standar pada biaya produk.

B. Saran
Kasus yang sudah penulis analisis ini mengenai kenaikan harga jual produk PT Garuda Food
dan PT Tiga Pilar. Penulis memberikan masukan bahwa seharusnya perusahaan itu menjual nilai,
bukan harga. Perusahaan harus merayu pelanggan untuk membayar harga tinggi bagi merek suatu
perusahaan, dapat dibenarkan karena nilai lebih yang pelanggan peroleh.
Menanggapi mekanisme cut price harga jual kepada customer yang ada di dalam kasus untuk
menyesuaikan harga-harga kembali sepertinya kurang tepat. Ada baiknya dengan meningkatkan
kekuatan penetapan harga yaitu daripada memotong harga untuk menyamai pesaing, mending
menambah fitur, layanan atau kualitas yang menjadikan (nilai-tambah) sebagai pembeda
penawaran juga mendukung harga yang lebih tinggi.

9
DAFTAR PUSTAKA

CNN Indonesia. 2019. “Harga Biskuit Hingga Makanan Ringan Naik 3 Persen”,
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190117133827-92-361542/harga-biskuit-hingga-
makanan-ringan-naik-3-persen, diakses pada 22 Oktober 2021 pukul 18.15.

Kotler, Philip, dan Gary Armstrong. 2007. Principles of Marketing 12th Edition. New Jersey: Pearson
Education.

Tokopedia. 2021. Gery Salut Malkist Sweet Cheese 110gr, https://www.tokopedia.com/olala-


murah/gery-salut-malkist-sweet-cheese-110gr?whid=0, diakses pada 22 Oktober 2021 pukul 16.30.

10
LAMPIRAN

11
12
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190117133827-92-361542/harga-biskuit-hingga-
makanan-ringan-naik-3-persen

13

Anda mungkin juga menyukai