FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI Referat
Oleh:
Tory Ilonda Ramadhana, S.Ked
Dosen Pembimbing:
dr. Ariel Elisa Mongan, Sp.Rad
Oleh:
Tory Ilonda Ramadhana, S.Ked
210141010181
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
1
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
B. Prinsip Dasar........................................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
suara untuk dapat mengetahui aliran darah di pembuluh darah. Ultrasonografi Doppler
merupakan alat yang sama dengan ultrasonografi biasa, namun pada ultrasonografi biasa
hanya dapat menampilkan gambar dari pantulan gelombang suara dari organ yang diperiksa,
Doppler, ultrasonografi tersebut dapat mendeteksi arah aliran darah dan juga kecepatan
suara yang dipantulkan oleh organ padat yang diperiksa, termasuk sel-sel darah merah.
Transduser tersebut diaplikasikan pada kulit di atas organ yang akan diperiksa. Adanya
pergerakan dari sel-sel darah merah menyebabkan perubahan frekuensi gelombang suara
permukaan kulit bagian tubuh yang akan dipindai. Selanjutnya, perangkat genggam yang
disebut transduser, akan diletakkan di atas permukaan kulit untuk memulai pemindaian.
Perangkat ini kemudian akan mengirimkan gelombang suara yang kemudian akan diperkuat
melalui mikrofon.1
Prinsip kerja Ultrasonografi Doppler didasarkan pada efek Doppler. Bila obyek
probe dan frekuensi lebih rendah jika merupakan perpindahan menjauhi probe. Seberapa
3
banyak frekuensi yang diubah tergantung pada seberapa cepat obyek berpindah.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Prinsip Dasar
Gambar aliran ultrasound, apakah warna aliran atau spektral Doppler, pada dasarnya
ditransmisikan untuk mendeteksi pergerakan darah. Gema dari jaringan stasioner sama dari
denyut nadi ke denyut nadi. Gema dari pencar bergerak menunjukkan sedikit perbedaan
dalam waktu sinyal dikembalikan ke penerima (Gambar 1). Perbedaan-perbedaan ini dapat
diukur sebagai perbedaan waktu langsung atau, lebih biasanya, dalam hal pergeseran fase
dari mana 'frekuensi Doppler' diperoleh (Gambar 2). Mereka kemudian diproses untuk
5
Gambar 2. USG Doppler. Ultrasonografi Doppler mengukur pergerakan penghambur melalui
beam sebagai perubahan fasa pada sinyal yang diterima. Frekuensi Doppler yang dihasilkan dapat
digunakan untuk mengukur kecepatan jika balok/sudut aliran diketahui. 3
Seperti dapat dilihat dari Gambar 1 dan 2, harus ada gerakan dalam arah balok; jika
alirannya tegak lurus ke balok, tidak ada gerakan relatif dari denyutan ke denyutan. Ukuran
meningkat;
3. Pilihan frekuensi adalah kompromi antara kepekaan yang lebih baik terhadap
menjadi lebih sejajar terhadap arah aliran (sudut antara balok dan arah aliran
menjadi lebih kecil). Ini adalah yang terbaik penting dalam penggunaan USG
6
Gambar 3. Pengaruh sudut Doppler pada sonogram. (A) sinyal Doppler frekuensi tinggi
diperoleh jika balok lebih sejajar dengan arah aliran. Dalam diagram, balok (A) lebih
sejajar dari (B) dan menghasilkan sinyal Doppler frekuensi tinggi. Sudut pancaran/aliran
pada (C) hampir 90° dan sangat buruk sinyal Doppler. Aliran di (D) menjauhi balok dan
terdapat sinyal negatif. 3
sinyal Doppler amplitudo tinggi dan frekuensi rendah dihasilkan dari gerakan jaringan,
misalnya karena gerakan dinding pembuluh darah. Frekuensi filter biasanya dapat diubah
oleh pengguna, misalnya, untuk mengecualikan frekuensi di bawah 50, 100 atau 200 Hz.
Frekuensi filter ini membatasi aliran minimum kecepatan yang dapat diukur.3
1. Daya dan penguatan: aliran warna menggunakan daya intensitas lebih tinggi daripada
mode-B. Perhatian harus diberikan pada indeks keamanan. Daya dan penguatan harus
diatur untuk mendapatkan sinyal yang baik untuk aliran dan untuk meminimalkan
frekuensi. Frekuensi tinggi memberikan sensitivitas yang lebih baik untuk aliran rendah
dan memiliki resolusi spasial yang lebih baik. Frekuensi rendah memiliki penetrasi yang
lebih baik dan kurang rentan terhadap aliasing pada kecepatan tinggi.
7
3. Skala kecepatan/frekuensi pengulangan denyut: frekuensi pengulangan pulsa rendah
harus digunakan untuk memeriksa kecepatan rendah tetapi aliasing dapat terjadi jika
4. Wilayah yang diminati: Karena lebih banyak denyut diperlukan untuk melihat aliran
daripada untuk gambar mode-B, mengurangi lebar dan kedalaman maksimum area
aliran warna yang sedang diselidiki biasanya akan meningkatkan kecepatan bingkai dan
5. Fokus: Fokus harus berada pada tingkat area yang diminati. Hal ini dapat membuat
perbedaan yang signifikan pada tampilan dan akurasi gambar (Gambar 6).3
Gambar 4. Mengatur penguatan warna untuk meminimalkan sinyal (artefak) dari jaringan di sekitarnya. 3
Gambar 5. Contoh aliasing dan koreksi aliasing. Kiri: bentuk gelombang dengan aliasing, dengan penghentian mendadak
puncak sistolik dan menampilkan puncak ini di bawah baseline. Kanan: Sonogram jelas tanpa aliasing.
Koreksi: tingkatkan frekuensi pengulangan denyut nadi dan sesuaikan garis dasar (turun). 3
8
Gambar 6. Menentukan fokus di wilayah yang diminati.3
9
BAB III
PENUTUP
10
DAFTAR PUSTAKA
11