Anda di halaman 1dari 11

B.

PIODERMA PROFUNDA = Lesi kena Epidermis


PIODERMA & Dermis. Biasanya gejala konstitusi.
= Infeksi kulit ec. Bakteri Piogenik!! 1. Erisipelas
2. Selulitis
ETIOLOGI
3. Flegmon
Kuman Gram (+): 4. Abses multiple kelenjar keringat
1. Staphylococcus Aureus 5. Hidradenitis
2. Streptococcus B Hemolyticus PENUNJANG
 Staphylococcus Epidermidis
- Penghuni normal di kulit, 1. Pewarnaan Gram
- Jarang menyebabkan infeksi 2. Lab = Leukositosis
3. Kultur dan Tes resistensi => Kasus kronis dan sukar
FAKTOR PREDISPOSISI sembuh
1. Hygiene kurang 4. Kultur dan resistensi darah, darah perifer lengkap, kreatinin,
2. Daya tahan menurun C-reactive protein => diduga bakteremia.
a. Kurang gizi 5. Biopsi => jika lesi tidak spesifik.
b. Anemia PENGOBATAN UMUM
c. Penyakit kronik
d. Neoplasma ganas NON MEDIKAMENTOSA
e. Diabetes Mellitus
1. Mandi 2x sehari dengan sabun
3. Telah ada penyakit kulit lain
2. Mengatasi/identifikasi faktor predisposisi dan keadaan
 Terjadi kerusakan epidermis => fungsi kulit sbg.
komorbid, misal: Infestasi parasit, dermatitis atopik, edema,
Pelindung terganggu => mudah infeksi.
obesitas dan insufisiensi vena.
KLASIFIKASI
MEDIKAMENTOSA
1. PIODERMA PRIMER
Prinsip = berobat rawat jalan
 Pada kulit normal Ajuran Rawat Inap = Eriseplas, Selulitis, Flegmon derajat berat.
 Gambaran klinis khas
 Biasanya oleh 1 mikroorganisme A. TOPIKAL
2. PIODERMA SEKUNDER 1. Banyak pus/ krusta
 Pada kulit yg telah ada penyakit kulit lain  Kompres terbuka permanganas kalikus (PEKA)
 Gambaran klinis tidak khas, ikut penyakit kulit yg telah 1/5000, Asam salisilat 0,1%, Rivanol 1‰,
ada Povidone iodin 1%
 Penyakit kulit + Pioderma sekunder =  3x sehari
IMPETIGENISATA  Masing-masing ½- 1 jam selama keadaan akut.
 Tanda: Pus, Pustul, Bula purulen, Krusta kuning hijau, 2. Pus/ krusta tidak tertutup
Pembesaran KGB regional, Leukositosis, Demam.  Salep/ Krim Asam Fusidat 2% / Mupirosin 2%.
BENTUK PIODERMA  Oles 2-3x sehari
 Selama 7 – 10 hari.
A. PIODERMA SUPERFISIALIS = Lesi terbatas
pada Epidermis. Tidak disertai gejala konstitusi. B. SISTEMIK
1. Impetigo Krustosa (Non Bulosa) Minimal: 7 hari.
2. Impetigo Bulosa LINI I
3. Ektima 1. Kloksasilin
 Dewasa = 4 x 250-500 mg/ hari, oral
4. Folikulitis
 Anak = 25-50 mg/kgBB/ hari terbagi 4 dosis
5. Furunkel
 Sebelum makan
6. Karbunkel
2. Amoxiclav (kombinasi Amoxicillin dan Asam
klavulanat)
 Dewasa = 3 x 250-500 mg/ hari
 Anak = 25 mg/kgBB/ hari terbagi 3 dosis KLINIS / EFLORESENSI
3. Sefaleksin 25-50 mg/kgBB/ hari terbagi 4 dosis
1. Tidak disetai gejala umum
 Untuk pioderma berat/ tidak respons dgn obat
2. Makula / Papul Eritematosa yang cepat berkembang
lainnya
menjadi
3. Vesikel / Pustul yg akan pecah menjadi
LINI II (untuk yg Alergi Penisilin)
 Cepat pecah krn sgt superficial
1. Azitromisin 1 x 500 mg/ hari (hari 1), dilanjutkan 1 x
4. Krusta kuning madu (Honey colour) dengan dasar
250 mg (hari 2-5)
Eritema.
2. Klindamisin 15 mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis
 Krn cepat pecah sehingga pasien biasa dtg dgn krusta
 Dewasa = 4 x 150 mg/ hari, oral
tebal kuning madu
 Infeksi berat = 4 x 300-450 mg/hari, oral
5. Jika krusta dilepas => tampak Erosi di bawahnya
 Pemberian per oral tidak terlalu dihambat oleh
6. Lesi dapat melebar 1-2 cm disertai lesi satelit di sekitarnya.
adanya makanan dalam lambung.
7. Gatal dan tidak nyaman dapat terjadi.
3. Eritromisin
 Dewasa = 4 x 250-500 mg/ hari KATA KUNCI
 Anak = 20-50 mg/kgBB/ hari terbagi 4 dosis
= Krusta tebal warna kuning madu (Honey colour)
 Efektivitas kurang dibandingkan klindamisin
 Cepat menyebabkan resistensi
 Memberi rasa tidak enak di lambung.

EDUKASI

1. Batasi penularan => edukasi pasien dan keluarga agar


menjaga hygiene perorangan dengan baik.

PROGNOSIS

1. Impetigo dapat sembuh tanpa pengobatan dalam 2 minggu Contoh efloresensi:


tanpa sekuele.
Regio nasal et oral, makula eritematosa, multiple, ukuran
2. Ektima dapat menetap selama beberapa minggu dan dapat
lenticular-plakat, bentuk tidak teratur, batas sirkumskript,
terjadi komplikasi skar.
skuama (+), krusta (+).
3. Rekurensi abses dan furunkel pada anak sebesar 18-28%.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Quo ad vitam: bonam
Quo ad sanactionam: bonam 1. Pewarnaan Gram = Gram (+), kokus ungu
Quo ad functionam: bonam berderet/bergerombol.

1. IMPETIGO KRUSTOSA
(Impetigo Kontangiosa, Impetigo Vulgaris, Impetigo Tillbury
Fox)
DIAGNOSIS BANDING
ETIOLOGI
1. Ektima
= Streptococcus B Hemolyticus 2. Impetigo bulosa
EPIDEMIOLOGI 3. Varisela
4. Dermatitis perioral
= terutama ANAK” 5. Dermatitis atopi

PREDILEKSI TATALAKSANA

1. Wajah = sekitar Nares (lubang hidung) dan Mulut  Lihat tatalaksana pyoderma (non medikamentosa dan
2. Leher medikamentosa)
3. Aksila
4. Ekstremitas
 Jika krusta sedikit => krusta dilepaskan dan oles salep KATA KUNCI
antibiotik.
= Bula/ Bula hipopion, Koleret dgn dasar eritematosa.
 Jika krusta banyak => krusta dilepas, oles salep antibiotik,
beri antibiotik sistemik.

MEDIKAMENTOSA

TOPIKAL

1. Kompres terbuka PeKa 1/5000, Asam salisilat 0,1%,


Rivanol 1%, Povidone Iodine 1%, 3x sehari, masing” ½-1
jam dalam keadaan akut.
2. Salep antibiotik = Asam fusidat 2% / Mupirosin 2%, 2-3x
sehari, selama 7-10 hari. Contoh Efloresensi:

SISTEMIK Regio Inguinal, Vesikel et Makula eritematosa, Multiple,


Ukuran Miliar-Plakat, Bentuk teratur, Batas Sirkumskript,
1. Kloksasilin Skuama (+), Koleret dengan dasar eritematosa (+).
 250-500 mg, 4 x 1, oral, 7 hari (dewasa)
 25-50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis, 7 hari (anak) PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Sebelum makan
1. Pewarnaan Gram = Kokus ungu berderet/ Bergerombol
2. Amoxiclav
 Sampel kulit = pus
 250-500 mg, 3 x 1, oral, 7 hari (dewasa)
 25 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis, 7 hari DIAGNOSIS BANDING
EDUKASI 1. Impetigo Krustosa
1. Jaga hygiene untuk mencegah penularan. 2. Dermatofitosis (tepi aktif, central clearing) => Koleret dgn
dasar eritema
3. Dermatitis kontak
4. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
2. IMPETIGO BULOSA TATALAKSANA

(Impetigo Vesiko-Bulosa, Cacar monyet)  Beberapa vesikel/ bula => salep antibiotik / cairan antiseptic
 Banyak vesikel/ bula => salep antibiotik + antibiotic
ETIOLOGI
sistemik
= Staphylococcus Aureus  lihat tatalaksana pioderma
 Faktor predisposisi dicari
EPID
EDUKASI
= anak dan dewasa
Jaga hygiene untuk mencegah penularan.
PREDILEKSI

1. Intertriginosa (Aksila, Inguinal)


2. Dada
3. Punggung 3. EKTIMA
KLINIS/ EFLORESENSI = Ulkus superfisial + Krusta tebal di atas.
1. Anamnesis: apakah sebelumnya terdapat lepuhan? ETIOLOGI
2. Makula eritematosa
3. Vesikel 1. Staphylococcus Aureus
4. Bula/ Bula Hipopion (endapan nanah) 2. Streptococcus B Hemolyticus
5. Vesikel/ bula pecah tampak => Koleret dan dasar 3. Atau keduanya
eritematosa cepat mengering EPIDEMIOLOGI
 Koleret = sisa kulit di sepanjang dinding gelembung.
(skuama anular) = Anak dan dewasa
PREDILEKSI DIAGNOSIS BANDING

1. Ektremitas/ Tungkai Bawah, tempat yg relatif banyak 1. Impetigo Krustosa


trauma dan daerah terbuka
TATALAKSANA
2. Bokong
3. Paha  Sedikit = Krusta diangkat, oles salep antibiotik
KLINIS/ EFLORESENSI  Banyak = krust angkat, oles salep antibiotik, antibiotik
sistemik
1. Awalnya Vesikel/ Vesikulo-pustul
2. Beberapa hari = Krusta tebal di tengah, sekitarnya EDUKASI
Eritema Jaga hygiene utk mencegah penularan
3. Krusta diangkat ternyata lekat & tampak dasarnya
adalah Ulkus superfisial, tepi ulkus meninggi, induransi,
warna keunguan.
4. Lesi sembuh meninggalkan bekas Sikatriks. 4. FOLIKULITIS
5. Adenopati mungkin ada
= Radang folikel rambut
KATA KUNCI
ETIOLOGI
= Ulkus superfisial yg tertutup Krusta tebal melekat, warna
kuning keabuan, = Staphylococcus Aureus

EPIDEMIOLOGI

= Anak dan dewasa

KLASIFIKASI

A. FOLIKULITIS SUPERFISIAL (Impetigo Bockhart)


= terdapat dalam epidermis
 PREDILEKSI
1. Tungkai bawah
2. Anak = Kulit kepala (scalp)
3. Dewasa = Kumis/ janggut, Aksila, Ekstremitas,
Bokong.
 EFLORESENSI
1. Papul/ Pustul Eritematosa yg ditengahnya
terdapat rambut
2. Biasanya multiple

Contoh efloresensi:
B. FOLIKULITIS PROFUNDA (Sycosis Barbae)
Regio Patellar et Crural Dextra, Krusta dgn dasar ulkus = mencapai subkutan
superficial, multiple, ukuran lentikular-plakat, bentuk teratur,  PREDILEKSI
batas sirkumkrip, Krusta kuning (+), Ulkus superficial(+) 1. Bibir atas
2. Dagu
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 EFLORESENSI
1. Pewarnaan Gram = Kokus ungu bergerombol/berderet 1. Papul/ Nodus/ Pustul eritematosa
2. Teraba infiltrat di subkutan
3. Nyeri
4. Pustul melunak menjadi abses yg isinya Pus dan Jaringan
nekrotik
5. Abses pecah membentuk Fistel

KATA KUNCI

= Nodus eritematosa bentuk kerucut dgn pustule di


tengahnya, Nyeri

Cth efloresensi:

Regio Mental, nodus et pustule eritematosa, multiple,


ukuran miliar-lentikular, bentuk tidak teratur, batas
sirkumskrip, skuama (-)

DIAGNOSIS BANDING

1. Tinea Barbae (lokasi di mandibula dan submandibular, DIAGNOSIS BANDING


unilateral, KOH (+)) 1. Skrofuloderma (TBC kutis pada KGB)
2. Acne Vulgaris (sama-sama papul tapi di wajah)
3. Impetigo TATALAKSANA

TATALAKSANA  Sedikit = antibiotik topikal


 Banyak = antibiotik topikal + sistemik
1. Antibiotik sistemik/ topikal
 Jika berulang furunkulosis => cari faktor predisposisi (DM,
2. Folikulitis Profunda
dsb)
a. Kompres larutan salin hangat
b. Antibiotik topikal EDUKASI
c. Lesi luas => antibiotik sistemik
Jaga hygiene utk mencegah penularan
Jika berulang => cari faktor predisposisi (Obesitas, Diabetes)

EDUKASI

Jaga hygiene utk mencegah penularan 6. KARBUNKEL


= kumpulan dari furunkel

ETIOLOGI
5. FURUNKEL
= Staphylococcus Aureus
 Furunkel = radang folikel rambut dan sekitarnya
 Furunkulosis = >1 furunkel PREDILEKSI

ETIOLOGI 1. Leher
2. Punggung
= Staphylococcus Aureus 3. Bokong
PREDILEKSI KLINIS/ EFLORESENSI
Daerah berambut yg sering alami gesekan, oklusif, berkeringat:
1. Nyeri
1. Wajah 2. Sering disertai gejala konstitusi (demam, malese, sakit
2. Leher kepala)
3. Aksila 3. Nodus Eritematosa lebih besar 3-10 cm
4. Bokong 4. Dasar lebih dalam
5. Pecah lebih lambat
KLINIS/ EFLORESENSI
6. Sembuh meninggalkan jaringan parut.
1. Nyeri
2. Nodus eritematosa bentuk kerucut KATA KUNCI
3. Di tengah nodus ada Pustul = Nodus eritematosa dgn pustul yg lebih besar 3-10 cm, nyeri
DIAGNOSIS BANDING

1. Acne Konglobata PENUNJANG

TATALAKSANA 1. Lab = Leukositosis

 Sedikit = antibiotik topikal DIAGNOSIS BANDING


 Banyak = antibiotik topikal + sistemik
1. Selulitis (penyakit ada infiltrat)
 Jika berulang furunkulosis => cari faktor predisposisi (DM,
dsb) TATALAKSANA
EDUKASI 1. Istirahat
Jaga hygiene utk mencegah penularan. 2. Ektremitas bawah dan kaki yg terkena ditinggikan
(elevasi), sedikit lebih tinggi dari letak jantung
3. Antibiotik sistemik
4. Antibiotic topikal
7. ERISIPELAS 5. Kompres terbuka dgn antiseptic
6. Edema => Diuretika
= Radang akut yg lebih superificial dari selulitis (serang
epidermis & dermis) serta mengenai kelenjar limfe dermis.

ETIOLOGI
8. SELULITIS
= Streptococcus B Hemolyticus
= Radang akut terutama menyerang Dermis dan Jaringan
PREDILEKSI
Subkutis.
1. Wajah  FLEGMON = Selulitis yg mengalami supurasi (proses
2. Ektremitas bawah (Tungkai Bawah) pembentukan nanah spt. sputum dlm jumlah yg sgt banyak
dan dpt menyertai radang kronik)
KLINIS/ EFLORESENSI
ETIOLOGI
1. Gejala konstitusi (+) = Demam, Menggigil, Malese.
2. Makula Eritematosa warna merah cerah batas tegas 1. Streptococcus B Hemolyticus
(Sirkumskrip), Ukuran numular-plakat. 2. Staphylococcus Aureus
3. Nyeri tekan  Biasanya didahului oleh luka/ trauma
4. Pinggiran meninggi
PREDILEKSI
5. Tanda radang akut = Merah, Panas, Bengkak, Nyeri, Sulit
gerakkan tubuh. 3. Wajah
6. Dapat disertai edema, vesikel, bula. 4. Ektremitas bawah (Tungkai bawah)
7. Jika tidak diobati akan menjalar ke daerah proksimal.  Karena didahului trauma
8. Kalau sering terulang di tempat yang sama dapat terjadi  Biasanya muncul pd daerah yg sebelumnya pernah ada
Elefantiasis. Ulkus, Luka traumatik (Abrasi, Laserasi, Luka gigitan),
KATA KUNCI Daerah bekas operasi, dll.

= Makula eritema warna merah cerah batas tegas KLINIS/ EFLORESENSI


(sirkumskrip), Nyeri tekan, Tanda radang akut 1. Gejala konstitusi= Demam, Menggigil, Malese.
2. Makula Eritematosa batas tidak tegas (Difus)
 Infiltrat difus di subkutan
 Teraba hangat
3. Nyeri tekan
4. Tanda radang akut = Merah, Panas, Bengkak, Nyeri, Sulit
gerakkan tubuh.
9. HIDRAADENITIS
= Infeksi kelenjar Apokrin.
KATA KUNCI
ETIOLOGI
= Infiltrat Eritematosa batas tidak tegas (difus)
= Staphylococcus Aureus

EPIDEMIOLOGI

1. Usia sesudah akil balik


2. Dewasa muda

PREDILEKSI

= bagian yg banyak kelenjar Apokrin (keringat), tersering di:

1. Aksila
2. Perineum
 Sering diadahului oleh trauma/ microtrauma!!:
- Banyak keringat (hiperhidrosis)
- Pemakaian deodorant
- Rambut ketiak digunting/cukur

KLINIS/ EFLORESENSI

1. Gejala konstitusi (+) = Demam, Malese


2. Ruam Nodus eritematosa
3. Tanda radang akut (+)
4. Nodus dapat melunak jadi Abses, pecah membentuk Fistel
=> HIDRAADENITIS SUPURATIVA.
5. Kronis => dpt terbentuk Abses, Fistel, dan Sinus multiple.

KATA KUNCI
= sering didahului trauma (byk keringat, deodorant, rambut
ketiak digunting), terjadi di tempat byk kelenjar apokrin,
Nodus eritematosa.

PENUNJANG

1. Lab = Leukositosis

DIAGNOSIS BANDING

1. Erisipelas

TATALAKSANA

1. Istirahat
2. Ektremitas bawah dan kaki yg terkena ditinggikan
(elevasi), sedikit lebih tinggi dari letak jantung
3. Antibiotik sistemik
4. Antibiotic topikal
5. kompres terbuka dgn antiseptik
6. Edema => Diuretika
PENUNJANG
1. Lab = Leukositosis 2. Pria > wanita

DIAGNOSIS BANDING PREDILEKSI

1. Skrofuloderma (sama” memiliki nodus, abses dan fistel 1. Terbatas di kepala, wajah, leher, ketiak dan lipat paha
namun tidak terdapat tanda radang akut dan leukositosis) 2. Menyebar ke tubuh lain beberapa jam
3. Sering kena bibir , mukosa jarang
TATALAKSANA
KLINIS/ EFLO
1. Antibiotik sistemik
2. Belum melunak jdi abses (nodus) => kompres terbuka Anamnesis:
3. Melunak jadi Abses => Diinsisi
1. Gejala awal = Demam dan ruam warna merah – oranye,
4. Kronik residif => kelenjar apokrin dieksisi
pucat, makula eksantema
2. Iritabilitas, Malaise, Gatal, Sulit makan

PF:
9. ABSES
1. Eritema mendadak = wajah, leher, ketiak, lipat paha
= inflamasi lokal akut/ kronik 2. Meyeluruh 24 jam
3. Demam & Rinorhea purulent/ konjungtivitis/ otitis media
ETIOLOGI
(+)
1. Stafilokokus Aureus 4. 24 – 48 jam = Bula besar dinding kendur
2. Trauma, Benda asing, Luka bakar, Daerah insersi intravena  Nikolsky sign (+) => kulit normal ditekan & digeser
akan terkelupas
PREDILEKSI 5. > 24 jam = Bula pecah => Krusta mengkilat lembab &
= semua tubuh permukaan warna merah
 Iritabel, sakit, demam, sad man facies, edema wajah
KLINIS/ EFLO ringan
 Khas = Krusta radier di perioral dan fisura bibir
1. Nodul Eritema
6. 2 – 3 hari = Pengeriputan spontan + pengelupasan lembar
2. Kavitas isi Pus => jika tidak di terapi
kulit hingga tampak erosif
DD 7. Daerah erosif mengering dlm bbrp hari dan terjadi
Deskuamasi
1. Furunkel/ Karbunkel 8. Penyembuhan 10 – 14 hari tanpa sikatriks
TX KATA KUNCI
1. Insisi & Drainase abses !!!
 Eritem mendadak wajah, leher, ketiak, lipat paha.
2. Antibiotik
Menyeluruh 24 jam
 24 – 48 jam : Bula besar dinding kendur, Nikolsky (+)
 > 24 jam : Krusta mengkilat lembab, permukaan eritem
10.STAPHYLOCOCCAL  2 – 3 hari
Erosif
: pengeriputan dan pengelupasan kulit sampai

SCALDED SKIN  Kulit kering bbrp hari dan Deskuamasi

SYNDROME (SSS)
ETIOLOGI

= Staphylococcus Aureus tipe tertentu. Grup II faga 52, 55,


dan/atau faga 71

EPID PENUNJANG

1. Anak < 5 th 1. Histopatologik


2. Bakteriologis
DIAGNOSIS BANDING KLINIS/ EFLORESENSI

1. NET 1. Makula Eritematosa – Hiperpigmentasi (cokelat)


2. Batas tegas
TATALAKSANA
3. Skuama halus di atas macula
A. SISTEMIK 4. Biasanya Asimtomatik kecuali Selangkangan bisa Gatal
1. Kloksasilin dan Menyengat
 Dewasa = 3 x 250 mg 5. Dapat ditemukan dgn dermatofita dan candida terutama lesi
 Neonatus = 3 x 50 mg/ hari Interdigital
2. Klindamisin
3. Sefalosporin gen.1

B. TOPIKAL
= Sofratulle/ krim antibiotik

C. CAIRANN ELEKTROLIT

PENUNJANG

1. Lampu Wood = fluoresensi warna Merah coral


11.ERITRASMA  Akibat ada Porfirin
= Infeksi kulit superfisial.

ETIOLOGI
= Corynebacterium Minutissimum

 Bakteri batang pendek


 Gram (+)
 Granula subterminal
2. Pewarnaan Gram = Bakteri batang pendek gram (+) di
PREDISPOSISI
stratum korneum.
1. Iklim lembab & hangat
DIAGNOSIS BANDING
2. Higiene buruk
3. Hiperhidrosis (keringat berlebihan) -
4. Obesitas
5. DM TATALAKSANA
6. Usia lanjut  Eritrasma terlokalisir, khususnya sela jari kaki:
7. Imunosupresi 1. Sabun & Gel Benzoil peroksida 5%
PREDILEKSI TOPIKAL:
1. Klindamisin / Eritromisin (solusio 2%)
= umumnya Daerah lipatan tertutup: (intertriginosa, 2. Krim Azol (Mikonazol, Ketokonazol) / Asam
genitocrural,dsb) fusidat
 Eritrasma luas:
1. Aksila
ORAL
2. Inguinal
1. Eritromisin 4 x 250 mg/ hari, oral, selama 1 minggu
3. Lipatan Intergluteal
2. Klaritromisin 1 g, dosis tunggal
4. Infra-mammae
5. Umbilikus PROGNOSIS
6. Sela jari tangan
7. Sela jari kaki 1. Dapat asimtomatik bertahun-tahun
 Sering = sela 4 dan 5 2. Dapat eksasebasi periodic
 Jarang = sela 2 dan 3
12.ABSES MULTIPEL
KELENJAR KERINGAT
= infeksi pada kelenjar keringat (ekrin & apokrin)

ETIOLOGI

= Staphylococcus Aureus

EPIDEMIOLOGI

= Anak

 Predisposisi = Daya tahan tubuh yg menurun (malnutrisi,


morbilli), banyak keringat
 Sering bersama Miliaria

PREDILEKSI

= tempat yg banyak keringat

KLINIS/ EFLORESENSI

1. Nodus eritematosa bentuk kubah


2. Multiple
3. Tidak nyeri
4. Pecah lama

DIAGNOSIS BANDING

1. Furunkulosis (nyeri, bentuk kerucut, pustule di tengah,


lebih cepat pecah)
2. Hidradenitis

TATALAKSANA

1. Antibiotik topical
2. Antibiotic sistemik
3. Ingat faktor predisposisi

Anda mungkin juga menyukai