Anda di halaman 1dari 14

Lisa Dewi (2018) - T.

Tonsurans
- T. Rubrum
DERMATOMIKOSIS - M. Audouinii
- E. Floccosum
= kelainan kulit akibat jamur  Zoofilik (dari binatang)
 Kontak langsung/ Serpihan rambut/
 Terutama di daerah Tropis Bulu yg terinfeksi.
 Klinis = lebih berat & inflamasi akut.
FAKTOR PREDISPOSISI
 Contoh:
 Untuk penyembuhan sangat penting untuk disingkirkan! 1. T. Interdigitale
1. Penggunaan obat jangka panjang 2. M. Canis
a. Antibiotik (anti bakteri)  Geofilik (kontak dengan tanah)
b. Sitostatik (membunuh/ hambat pertumbuhan sel  Klinis = lebih berat & inflamasi akut.
kanker)  Contoh:
c. Kortikosteroid - M. Gypseum (paling sering)
 Mengandung hormone steroid sintesis
 Hambat produksi zat yang menimbulkan  LOKASI/ BENTUK KLINIS:
peradangan dalam tubuh
 Imunosupresan dalam menurunkan aktivitas dan
kerja sistem imun.
d. Kontrasepsi
2. Imunokompromais = keganasan, AIDS
3. Kebiasaan/ pekerjaan yang sering melibatkan air
4. Kelembaban & Keringat berlebih
5. Kontak dgn hewan
6. Hygiene buruk
7. Obesitas 1. Tinea Kapitis = Kulit & Rambut kepala
8. Kehamilan 2. Tinea Faciei = Wajah
KLASIFIKASI 3. Tinea Barbae = Dagu & Janggut
4. Tinea Korporis = Batang tubuh, kulit yg
A. MIKOSIS SUPERFISIALIS tidak berambut, selain tinea lain
= Infeksi jamur mengenai jaringan mati pada Kulit (stratum 5. Tinea Kruris = Genitokrural; sekitar anus,
korneum), Rambut, Kuku. bokong, selangkangan, kadang sampai perut
 Tidak terjadi reaksi inflamasi/ Inflamasi ringan. bagian bawah.
6. Tinea Manus = Tangan
a. DERMATOFITOSIS 7. Tinea Pedis = Kaki, sela jari dan telapak
 ETIOLOGI = Jamur golongan Dermatofita : kaki sering
1. Microsporum => Kulit, Rambut 8. Tinea Unguium = Kuku
2. Trichophyton => Kulit, Rambut, Kuku
3. Epidermophyton => Kulit, Kuku  BENTUK LAIN:
 Jamur memiliki enzim Keratinolitik (Protease & 1. Tinea Imbrikata
Lipase) => bersifat keratofilik => Mencerna  Etiologi = T. Concentricum
keratin.  Skuama susunan konsentris. (genteng)
2. Tinea Favus
 CARA PENULARAN:  Etiologi = T. Schoenleini
 Antropofilik (antar manusia, biasa epidemik)  Skutula dan mousy odor (bau tikus)
 Melalui kontak langsung benda yang  Skutula = Krusta bentuk mangkuk
dipakai bersama = Handuk, Sprei, dsb. warna merah kuning dan berkembang
 Jamur telah adaptasi dengan host manusia jadi kuning kecokelatan.
 Klinis = biasanya ringan / Non- 3. Tinea Incognito
inflamatorik  Etio = Steroid topikal kuat
 Contoh:  Klinis tidak khas krn steroid
4. Tinea Facialis, Aksilaris 5. Hindari penggunaan handuk/ pakaian bergantian dgn org
5. Tinea Sirsinata, Arkuata lain. Cuci handuk yg kemungkinan terkontaminasi
6. Tatalaksana linen infeksius = Pakaian, Sprei, Handuk, dan
 DASAR DIAGNOSIS: Linen lainnya direndam dgn sodium hipoklorit 2% utk
1. Anamnesis membunuh jamur / menggunakan disinfektan lain.
2. PF: Lokasi, Efloresensi 7. Tinea Pedis = Gunakan sandal/ sepatu lebar dan keringkan
3. PP: jari kaki setelah mandi
 Lab: KOH 10-20%
- KOH 10% = Kuku
- KOH 20% = Kulit dan Rambut
- Kerokan kulit/ kuku 1.TINEA KAPITIS
 Lampu Wood
- Microsporum = Hijau muda (Ringworm of the Scalp)
- Trichphyton = Abu-abu ETIOLOGI
- Epidermophyton = Kuning
= Micosprum, Tricophyton
b. NON-DERMATOFITOSIS / YEAST
ANAMNESIS
 Etiologi = Jamur non-dermatofita / Yeast
1. Malassezia Spp 1. Populasi resiko tinggi, Faktor predisposisi
2. Candida Spp  Dalam rumah ada berapa orang?
 Enzim Keratintolitik (-)  Orang dengan penyakit yang sama?
 Jamur hanya menyerang lapisan kulit paling luar  Lingkungan? dsb
 BENTUK KLINIS: 2. Gatal
1. Pitriasis Versikolor 3. Kemerahan
2. Folikulitis Malasezzia 4. Kulit bersisik
3. Kandidosis Kutis 5. Alopesia (rambut rontok)
4. Piedra
KLASIFIKASI
5. Tinea Nigra
A. GREY PATCH Ringworm
B. MIKOSIS SUBKUTAN  Etio = Micosporum
= Infeksi jamur pada Dermis dan/atau Subkutan. 1. M.Audoini = biasa dgn tanda inflamasi ringan.
 Relatif jarang dijumpai. Hanya sesekali dpt trbentuk kerion.
1. Misetoma Mikotik  Epid = Anak sering
2. Kromomikosis  Klinis/ Eflo
3. Sporotrikosis 1. Papul eritema, Gatal, Nyeri (Awalnya)
4. Zigomikosis Subkutan 2. Melebar jadi bercak pucat bersisik abu-abu
5. Rinosporidiosis (Grey patch)
3. Skuama
C. DEEP MIKOSIS 4. Hiperkeratosis (kulit menebal)
= Infeksi sistemik 5. Batas tegas
 Histoplasmosis 6. Alopesia areata (rambut tidak mengkilap, mudah
 Blastomikosis patah)
 Sistemik kandidosis  Dicabut dgn pingset tanpa rasa nyeri
 Kata kunci
EDUKASI INFEKSI JAMUR
= Gatal, Nyeri, Bercak pucat sisik abu-abu, batas
1. Jaga kebersihan tegas, Skuama, Hiperkeratosis, Alopesia areata.
2. Patuh terhadap pengobatan yg diberikan untuk mencegah
resistensi obat
3. Gunakan pakaian yg tidak ketat dan menyerap keringat
4. Pastikan kulit dlm keadaan kering sebelum menutup area yg
rentan terinfeksi jamur
3. Pustul di sekitar (sel radang padat)
4. Jaringan parut => Alopesia menetap
5. Kadang dpt jaringan parut yg menonjol
6. Limfadenopati servikalis posterior
 Kata kunci
= Gatal, Nyeri, Edema spt. Sarang lebah, Pustul,
Jaringan parut, Alopesia, Limfadenopati servikalis
 Penunjang posterior
1. KOH 20%
2. Lampu Wood = Hijau muda kekuningan
(Micosporum)

 Penunjang
1. KOH 20%
2. Lampu Wood

B. BLACK DOT Ringworm D. TINEA FAVUS


 Etio = T. Tonsurans, T.Violaceum  Etio = T. Schoenleinii
 Klinis/ Eflo  Klinis/ Eflo:
1. Papul eritema, Gatal, Nyeri (awal) 1. Titik kecil warna merah kuning (awal)
2. Rambut patah di muara folikel => sisa ujung 2. Menjadi Skutula (Krusta tebal kuning bentuk
rambut penuh spora Mangkuk/ cawan)
3. Ujung rambut hitam (Black dot) 3. Mousy odor (bau tikus)
4. Kadang jika rambut tumbuh masuk kedalam 4. Krusta diangkat => dasar cekung eritema dan
 Kata kunci basah
= Gatal, Nyeri, Ujung rambut hitam 5. Krusta ditembus ½ rambut
6. Rambut tidak mengkilat & terlepas
 Kata kunci
= Skutula, Moudy odor,

 Penunjang
1. KOH 20%
2. Lampu Wood = Abu-abu (Tricophyton)

C. KERION  Penunjang
= inflamasi berat 1. KOH 20%
 Etio = M. Canis, M. Gypseum => pembentukan 2. Lampu Wood
kerion sering PENUNJANG
- T. Tonsurans => kurang terlihat
- T. Violaceum => sedikit sekali 1. KOH 20%
 Klinis/ Eflo:  Umum = Hifa Panjang, bersekat & bercabang,
1. Gatal, Nyeri Spora berderet (Artrospora)
2. Edema spt. sarang lebah
 Fine particle/microsize 20 – 25 mg/kgBB/hari
 Ultramicrosize 10 – 15 mg/kgBB/hari,
 6 – 8 minggu (2 bln)
2. Terbinafin
 Pilihan utk = Tricophyton, alternatif utk
microsporum
 Sediaan rambut, 3 tipe kelainan:
 Dewasa = 62,5 – 250 mg/ hari, 2 – 4 mgg (1 bln)
a. Ektotriks = Artrokonidia (spora) kecil/ besar
membentuk lapisan mengelilingi batang rambut.  Anak = 3 – 6 mg/kgBB/hari, 2 – 8 mgg (2 bln)
b. Endotriks = Artrokonidia di dalam batang rambut 3. Itrakonazol
c. Favus = Hifa & ruang udara di dalam batang  Alternatif
rambut  Dewasa-anak = 50 – 100 mg/hari atau 5
mg/kgBB/hari, 2 – 6 mgg
4. Flukonazol
 Alternatif
 Dewasa-anak = 6 mg/kgBB/hari, 3 – 4 mgg (1 bln)

2.TINEA BARBAE
ETIOLOGI

1. T. Mentagrophytes var mentagrophytes


2. Lampu Wood 2. T. Verucosum
 Sesuai etiologi
EPID
a. Microsporum = Hijau muda
b. Trichophyton = Abu = Pria
c. Epidermophyton = Kuning
PREDILEKSI
DIAGNOSIS BANDING
1. Dagu
1. Dermatitis Seboroik 2. Janggut (sering)
2. Psoriasis 3. Kumis
3. Dermatitis Atopik
TIPE
4. Alopesia Areata
5. Liken Simpleks Kronik = Superfisial & Imflamatorik
6. Trikotilomaria
7. Liken Plano Pilaris KLINIS/ EFLO

TATALAKSANA 1. Gatal, Nyeri


2. Papul eritem/ Pustul di tengah ad folikel rambut
= harus sistemik + topikal! , atasi predisposisi. 3. Kadang krusta & eksudasi
4. Rambut yg kena mudah rontok & tercabut
A. TOPIKAL
5. Inflamatorik = spt. Gambaran kerion
= sampo Antimikotik
1. Selenium sulfida 1% dan 2,5%, 2 – 4 x/mgg, 2 – 4 KATA KUNCI
mgg (1 bln)
2. Ketokonazol 2%, 1x/ 2 hari, 2 – 4 mgg = Gatal, Nyeri, Papul eritem/ Pustul di tengah ad folikel
B. SISTEMIK rambut
1. Griseofulvin
 Pilihan utk = Microsporum, alternatif utk
trichophyton
 Sediaan = 125, 250, 500 mg
 Dewasa-anak:
1. Makula eritema, Gatal ringan
2. Sangat gatal saat berkeringat
3. Central clearing (daerah tengah lebih tenang) => khas
pd.Tinea
4. Skuama (+)
5. Bentuk bulat/ lonjong, Batas tegas
6. Polisiklik (pinggiran sambung menyambung)
PENUNJANG 7. Kdg Papul/ Vesikel di tepi (Tepi aktif!)
8. Garukan => kdg Erosi/ Krusta
9. Umumnya bercak terpisah.
10. Kalau menahun => Tanda radang akut tidak terlihat lagi!
DIAGNOSIS BANDING
KATA KUNCI
1. Folikulitis bakterial
2. Acne vulgaris = Gatal ringan, Sangat gatal saat keringat, Central clearing,
3. Rosasea Tepi aktif (Papul/ Vesikel eritema), Polisiklik
4. Pseudofolikulitis barbae
5. Dermatitis kontak
6. Dermatitis perioral

TATALAKSANA

A. TOPIKAL
B. SISTEMIK
1. Griseofulvin 1000 mg/hari, 6 mgg
2. Terbinafin 250 mg/hari, 2 – 4 mgg
3. Itrakonazol 200 mg/ hari, 2 – 4 mgg
4. Flukonazol 200 mg/hari, 4 – 6 mgg

3. TINEA KORPORIS
(Glabrous Skin/ Tinea Sirsinata)

ETIOLOGI

1. T. Rubrum (sering)
2. M. Canis
 TINEA IMBRIKATA:
3. T. Tonsurans
1. Awal infeksi gatal
4. T. Concentricum => Tinea Imbrikata
2. Papul cokelat perlahan membesar
EPID 3. Stratum korneum terlepas dari dasar dan melebar
4. Setelah beberapa waktu proses tsb mulai lagi dari
Semua umur bagian tengah hingga terbentuk => lingkaran”
PREDILEKSI skuama kasar yg konsentris tersusun seperti
susunan genting
1. Kulit tidak berambut 5. Tidak pernah kena rambut
2. Batang tubuh 6. Kronis => radang sgt ringan & asimtomatik
3. Lengan
4. Tungkai
5. Wajah => Tinea Faciei/ facialis

!! kecuali lipatan paha, tangan, kaki

KLINIS/ EFLO
 Dewasa = 500 mg/hari
 Anak = 10 – 25 mg/kgBB/hari
 2 – 4 mggu
 Hanya anak >4 th
3. Itrakonazol
 Dewasa = 100 mg/hari
 Anak = 5 mg/kgBB/hari
 1 mggu
4. Flukonazol 150 – 300 mg/minggu, 4 – 6 mggu
5. Ketokonazol 200 mg/hari, 10 hari – 2 mggu

TATALAKSANA IMBRIKATA

1. Griseofulvin microsize 10 – 20 mg.kgBB/hari, 6 – 8 mggu


2. Terbinafin 62,5 – 250 mg/hari, 4 – 6 mggu
PENUNJANG  Tergantung berat badan

1. KOH 20% = Hifa Panjang, bersekat & bercabang, Spora


berderet (Artrospora)
2. Lampu wood = Abu-abu/ Hijau muda (sesuai etiologi) 4. TINEA KRURIS
DIAGNOSIS BANDING
ETIOLOGI
1. Psoriasis
1. T. Rubrum
2. Pitiriasis rosea
2. E. Floccosum
3. Morbus Hansen PB/MB
4. Eritema Anulare Centrifugum EPID
5. Tinea imbrikata
6. Dermatitis numularis  Akut/ menahun/ seumur hidup
 Sering ditemui di Indonesia
TATALAKSANA
KLINIS/ EFLO
A. TOPIKAL (krim)
1. Gol. Allylamines, 1x/ hari, 1 – 2 mgg. (PILIHAN) 1. Gatal, Basah, Perih krn garukan
a. Terbinafin 2. Plak anular batas tegas
b. Butenafine 3. Tepi aktif (papul & vesikel), spt. Tinea korporis
2. Gol. Imidazole, 2x/ hari, 4 – 6 mgg. 4. Skuama
a. Mikonazol 5. Bilateral
b. Ketokonazol 6. Menahun => bercak hitam + sedikit sisik
c. Klotrimazol
KATA KUNCI
3. Alternatif
a. Siklospirox gel. 0,77% / krim 1% = Gatal, Basah, Perih, Lesi spt. Tinea korporis (central
clearing), Makula eritematosa, Bilateral
B. SISTEMIK
= diberikan bila lesi kronik, luas, atau sesuai indikasi. Lama
pemberian sesuaikan dgn diagnosis. Hati-hati efek samping
khususnya ketokonazol.
1. Terbinafin (PILIHAN)
 Dewasa = 250 mg/ hari
 Anak = 3 – 6 mg/kgBB/hari
 2 mggu
 Beri hingga klinis membaik & hasil lab (-) PENUNJANG
 Hanya anak >4 th
1. KOH 20% = Hifa Panjang, bersekat & bercabang, Spora
2. Griseofulvin
berderet (Artrospora)
2. Lampu Wood = Abu-abu/ Kuning (sesuai etiologi) PENUNJANG

DIAGNOSIS BANDING 1. KOH 20% = Hifa Panjang, bersekat & bercabang, Spora
berderet (Artrospora)
1. Eritrasma
2. Lampu Wood = Abu-abu/ Kuning (sesuai etiologi)
2. Kandidiasis
3. Dermatitis intertriginosa DIAGNOSIS BANDING
4. Dermatitis seboroik
1. Dermatitis Atopi
5. Dermatitis kontak
2. Dermatitis Kontak Alergi
6. Psoriasis
3. Dermatitis Kontak Iritan
7. Liken simpleks kronis
4. Liken simpleks kronik
TATALAKSANA 5. Psoriasis

= Sama dgn Korporis! TATALAKSANA

A. TOPIKAL (krim)
1. Gol. Allylamines, 1x/ hari, 1 – 2 mgg. (PILIHAN)
5. TINEA MANUS a. Terbinafin
b. Butenafine
ETIOLOGI 2. Gol. Imidazole, 2x/ hari, 4 – 6 mgg.
a. Mikonazol
1. T. Rubrum (sering) b. Ketokonazol
2. T. Interdigitale c. Klotrimazol
3. E. Flocossum 3. Alternatif
a. Siklospirox gel. 0,77% / krim 1%
KLINIS/ EFLO

1. Gatal B. SISTEMIK
2. Biasa unilateral, sering pd tangan dominan = diberikan bila lesi kronik, luas, atau sesuai indikasi. Lama
3. TIPE HIPERKERATOTIK pemberian sesuaikan dgn diagnosis. Hati-hati efek samping
 Patch/ Makula eritema batas tegas khususnya ketokonazol.
 Skuama
 Hiperkeratosis 1. Terbinafin (PILIHAN)
 Fissura pd. Palmar  Dewasa = 250 mg/ hari
 Central Clearing  Anak = 3 – 6 mg/kgBB/hari
4. TIPE DISHIDROTIK  2 mggu
 Papul, Vesikel, Bulla  Beri hingga klinis membaik & hasil lab (-)
 Pada telapak tangan & lateral jari  Hanya anak >4 th
2. Itrakonazol
KATA KUNCI  Dewasa = 200 mg/hari, 2x/ hari, 1 mggu
= Patch/ Makula eritema batas tegas, Skuama,  Anak = 5 mg/kgBB/hari, 2 mggu
Hiperkeratosis, Central clearing. 3. Flukonazol 150 mg/minggu, 3 – 4 mggu

6. TINEA PEDIS
ETIOLOGI

1. T. Rubrum (sering)
2. T. Interdigitale
3. E. Flocossum

PREDISPOSISI
1. Panas
2. Lingkungan lembab
3. Penggunaan alas kaki tertutup
4. Hyperhidrosis

EPID

 20 – 50 th (sering) 4. TIPE ULSERATIF AKUT


 Durasi = brp bulan – tahun – seumur hidup  Vesiko-pustul
 Ulserasi purulent
KLINIS/ EFLO  Permukaan plantar
1. TIPE INTERDIGITALIS  Sering diikuti Selulitis, Limfangitis, Limfadenopati,
 Paling sering Demam
 Sela jari 3 – 4, 4 – 5 PENUNJANG
 Fissura (retakan)
 Skuama 1. KOH 20% = Hifa Panjang, bersekat & bercabang, Spora
 Maserasi (luka) => kulit putih & rapuh berderet (Artrospora)
 Oklusi & ko-infeksi dgn bakteri dpt sebabkan 2. Lampu Wood = Abu-abu/ Kuning (sesuai etiologi)
Maserasi, Gatal, dan Malodor. (Athlete’s Foot) DIAGNOSIS BANDING

1. Dermatitis Kontak
2. Psoriasis
3. Skabies
4. Keratoderma

TATALAKSANA

2. TIPE MOCCASIN FOOT (Hiperkeratotik kronis) = sama dgn Manus


 Seluruh kaki (telapak, tepi, punggung kaki), pada kulit
yg tebal (telapak, lateral, medial kaki)
 Kronik & sering resisten obat
 Eritema ringan, terutama di tepi lesi 7. TINEA UNGUIUM
 Skuama difus
ETIOLOGI
 Hiperkeratosis (kulit menebal)
 Dpt timbul sedikit vesikel dan meninggalkan skuama 1. Dermatofita
kolaret ±2 mm 2. Non-dermatofit
 Tinea manus unilateral umumnya berhub. dgn tinea 3. Ragi (yeasts)
pedis hiperkeratotik => Two-feet-one-hand syndrome
KLINIS/ EFLO

1. BENTUK SUBUNGUAL DISTALIS (Onikomikosis)


 Mulai dari tepi distal/ distolateral kuku
 Menjalar ke proksimal
 Di bawah kuku sisa kuku yg rapuh
 Jika proses berjala terus => permukaan kuku distal
hancur => terlihat hanya kuku yg rapuh spt. kapur

3. TIPE VESIKOBULOSA
 Vesikel tegang > 3 mm / Vesiko-pustul / Bulla pd
kulit tipis telapak kaki & Peri plantar
 Jarang pd anak
 200 mg/hari, 2x/ hari, 1 mggu & istirahat 3 mggu
(1 siklus)
 Kuku tangan = 2 denyut
 Kuku kaki = 3 – 4 denyut

8.PITIRIASIS
VERSIKOLOR
= Infeksi kulit superficial kronik
2. LEUKONIKIA TRIKOFITA ETIOLOGI
 Trichophyton Mentagrophytes
 Keputihan di permukaan kuku = Malassezia furfur/ Malassezia spp
 Keputihan dapat dikerok => membuktikan ada  Terjadi perubahan keseimbangan hubungan antara Hospes
elemen jamur & Ragi sbg. Flora normal kulit (Malassezia)

PREDISPOSISI
3. BENTUK SUBUNGUAL PROKSIMALIS 1. Kelembaban
 Dimulai dari pangkal kuku proksimal 2. Penyakit genetic; sindrom cushing/ Malnutrisi
 KHAS= kuku distal masih utuh, kuku proksimal
rusak EPID

= Remaja & Dewasa muda, Daerah tropis

PREDILEKSI

1. Badan bagian atas,


2. Leher
3. Perut
4. Ekstremitas sisi proksimal
5. Wajah & Kulit kepala (kadang)
PENUNJANG
6. Aksila, Lipat paha, Genitalia
1. KOH 20% = Hifa Panjang, bersekat & bercabang, Spora
KLINIS/ EFLO
berderet (Artrospora)
2. Lampu Wood = Abu-abu/ Kuning (sesuai etiologi) 1. Gatal ringan/ tidak ada
2. Makula hiperpigmentasi/ hipopigmentasi
DIAGNOSIS BANDING
3. Kdg Eritema
1. Psoriasis 4. Multiple, batas tegas
2. Kandidiasis kuku 5. Skuama Halus (Pitiriasiformis)
3. Liken planus 6. Ukuran bentuk variasi
4. Dermatitis kontak 7. Umumnya tidak ad gejala subjektif. Hanya keluhan
kosmetik!
TATALAKSANA
KATA KUNCI
A. SISTEMIK
1. Terbinafin (PILIHAN) = Makula Hiperpigmentasi/ Hipopigmentasi/ Eritema, Skuama
 Dewasa = 250 mg/ hari halus, Batas tegas, Gatal ringan.
 Anak = 3 – 6 mg/kgBB/hari
 Kuku tangan = 6 mggu
 Kuku kaki = 12 – 16 mggu
2. Itrakonazol dosis denyut
A. TOPIKAL
1. Sampo Selenium sulfida 2,5%
 1x/ hari, 3 hari. Diulangi seminggu kemudian.
 15 – 20 menit, bilas
 Terapi rumatan sekali tiap 3 bulan
2. Sampo ketokonazol 2%
 1x/hari, 3 hari
 5 menit sebelum mandi,
 Oles pd daerah terinfeksi/ seluruh badan,
3. Sampo zinc pritione 1%
 1x/ hari ATAU 3 – 4 x/ minggu
 7 – 10 menit sebelum mandi
 Oles daerah infeksi/ seluruh badan
4. Vehikulum solutio/ Gol.azol topikal (Krim
Mikonazol, 2x/ hari)
 Utk daerah Wajah & Genital
5. Krim Terbinafin 1%
 2x/ hari, 1 minggu
 Oles daerah infeksi

B. SISTEMIK
 Jika lesi luas/ gagal dgn topikal/ sering rekuren!
PENUNJANG
 Obat dihentikan jika klinis, lampu wood, dan
1. KOH PARKER/ 20%= Hifa pendek, spora berkelompok pem.mikologis langsung berturut” selang seminggu
di luar hifa. => Spaghetti & Meatballs!! telah (-)
 Hifa = tanda infeksi  Kasus kronik berulang => topikal tiap 1-2 mggu ATAU
 Spora = tanda kolonisasi sistemik Ketokonazol 200 mg, 2x/hari, sekali sebulan

1. Ketokonazol 200 mg/ hari, 10 hari (PILIHAN)


2. Itrakonazol 200 mg/ hari, 7 hari ATAU 100 mg/hari, 2
minggu
3. Flukonazol 400 mg dosis tunggal ATAU 300 mg/
minggu, 2 – 3 minggu.

EDUKASI
2. Lampu Wood = Kuning keemasan.
1. Beritahu repigmentasi perlu waktu yg lama bahkan sampai
setelah sembuh
2. Jaga kulit tetap kering
3. Hindari keringat berlebih (aktivitas pencetus)
4. Hindari penggunaan handuk/ pakaian bersama
5. Gunakan pakaian tidak ketat dan menyerap keringat

DIAGNOSIS BANDING

1. Dermatitis seboroik 9.FOLIKULITIS


2. Morbus Hansen
3. Eritrasma MALASSEZIA
4. Pityriasis alba
5. Vitiligo = Penyakit kronis pada folikel pilosebasea.
6. Tinea ETIOLOGI
TATALAKSANA
= Malassezia furfur/ Malassezia spp 4. Folikulitis bacterial
5. Folikulitis candida
PREDISPOSISI
6. Insect bites
1. Diabetes Melitus 7. Erupsi akneiformis
2. Kehamilan
TATALAKSANA
3. Keganasan (Leukemia, penyakit Hodgkin), AIDS
4. Penggunaan Glukokortikoid, Antibiotik, Imunosupresif A. TOPIKAL
5. Transplantasi organ 1. Sampo Ketokonazol 2%
 2x/ minggu, 2 – 4 minggu
EPID
2. Sampo Selenium sulfida 2,5%
Dewasa muda-pertengahan, daerah tropis  1x/hari, 3 hari
 Dosis rumatan 1x/minggu
PREDILEKSI B. SISTEMIK
1. Batang tubuh, Dada, Punggung 1. Ketokonazol 200 mg/hari, 2 – 4 mgg
2. Leher 2. Itrakonazol 200 mg/hari, 2 – 3 mgg
3. Lengan bagian atas 3. Flukonazol 150 mg/ minggu, 2 – 4 mgg
4. Wajah (jarang) EDUKASI
KLINIS/ EFLO 1. Hindari keringat berlebih
1. Gatal di predileksi (sering) 2. Jaga kulit tetap kering
2. Papul & Pustul perifolikular, 2-3 mm 3. Konseling cara hindari predisposisi
3. Radang minimal 4. Hentikan antibiotic & kortikosteroid jangka waktu lama
4. Kadang dijumpai dgn Akne Vulgaris rakalsitran, Dermatitis
seboroikm pityriasis versicolor.

KATA KUNCI 10.KANDIDIASIS


= Gatal, Papul & pustul 2-3 mm. = penyakit jamur akut/ subakut

ETIOLOGI

= Candida Albicans/ Candida spp

PREDISPOSISI

1. Perubahan fisiologik = Usia, Kehamilan, Haid


PENUNJANG 2. Mekanik = Trauma (luka bakar), Oklusi local, Kelembaban,
1. KOH 20% = Spora +3/ +4 Maserasi, Obesitas
 Specimen = isi pustule, papul/ papul komedo 3. Nutrisi = Malnutrisi, Def.zat besi, Avitaminosis
menggunakan ekstraksi komedo 4. Penyakit sistemik = Endokrin (DM, Cushing), Keganasan,
Imunodefisiensi
 Grading spora:
5. Iatrogenik = Penggunaan kateter, Radiasi sinar X, Obat-
- +1 = 1-2 spora tersebar, tidak kelompok
obatan glukokortikoid, imunosupresi, antibiotik, dll
- +2 = 2-6 spora kelompok / 3-12 tersebar
- +3 = 7-12 spora kelompok/ >20 tersebar EPID
- +4 = >12 spora kelompok/ >20 tersebar
2. Histopatologis = Ostium folikel melebar & bercambur Semua umur
materi keratin. Dapat terjadi ruptur dinding folikel sehingga
KLINIS/ EFLO
terlihat respons radang campuran dan sel datia benda asing.
A. KANDIDIASIS ORAL
DIAGNOSIS BANDING
a. Kandidiasis pseudomembran akut (Thrush)
1. Akne vulgaris 1. Biasa pd Bayi, HIV/AIDS
2. Miliaria 2. Pseudomembran putih, Cokelat muda, Kelabu
3. Dermatitis kontak 3. Tampak spt Bercak susu
4. Lesi dpt terpisah 2. Kasus berat => Rasa panas, Nyeri setelah BAK,
5. Jika pseudomembran terlepas dari dasar => Dispareunia (nyeri sebelum/selama/sesudah
daerah basah & eritema hubungan intim. Terus menerus/ sewaktu”)
6. Menutupi Lidah, palatum mole, pipi bagian dalam, 3. Tampak Plak putih, Gumpalan seperti susu
dan permukaan rongga mulut lainnya warna putih kekuningan (Fluor albus)
4. Dasar eritematosa
5. Dinding vagina edema, dpt meluas ke labia &
perineum

b. Kandidiasis atrofik akut (Eritematosa)


1. Papilla lidah menipis
2. Tertutup oleh pseudomembran tipis pd
permukaan dorsal lidah
3. Dpt disertai rasa panas/ nyeri b. Balanitis/ Balanopostitis
1. Kulit penis eritematosa
c. Kandidiasis atrofik kronik (Denture stomatitis) 2. Papul/ Papulopustul rapuh pd Glans penis/
1. Mukosa palatum yg kontak dgn gigi tiruan Sulkus koronarius penis
tampak edema & eritematosa 3. Panas bersifat transien
2. Sifat kronik, 4. Muncul setelah hubungan seks
3. dpt dijumpai keilitis angularis 5. Predisposisi = kontak seks dgn psgn vulvovaginits,
DM, Kondisi non-sirkumsisi (tidak sunat)
d. Kandidiasis hiperplastik kronik (Leukoplakia)
1. Plak putih/ translusen yg tidak dpt dilepaskan
2. Biasa di mukosa Bukal

C. KANDIDIASIS KUTIS
e. Keilosis kandidal (Perleche) a. Kandidosis Intertriginosa
1. Fissura pd sudut mulut 1. Lipatan ketiak, Genitokrural, Intragluteal, Lipat
2. Maserasi, Erosi payudara, Interdigital, Umbilikus, Limpatan
3. Dasar eritematosa dinding perut
4. Nyeri 2. Makula eritematosa
5. Predisposisi= def. riboflavin & kelainan gigi 3. Skuama basah
4. Batas tegas
5. Lesi satelit berupa vesikel & pustul kecil atau
bula yg jika pecah meninggalkan daerah erosive
dgn pinggir kasar & berkembang spt. Lesi primer

B. KANDIDIASIS GENITALIA
a. Vulvovaginitis
1. Gatal daerah vulva (klitoris, labia mayor, labia
minor)
b. Kandidosis Perianal G. REAKSI ID (KANDIDID)
1. Maserasi spt infeksi dermatofit tipe basah 1. Reaksi akibat reaksi alergi terhadap jamur/ antigen
2. Pruritus ani (gatal) lainnya yg terbentuk selama proses inflamasi
c. Diaper Rash (Candidal diaper dermatitis) 2. Vesikel eritematosa bergerombol
1. Etio = oklusi kronik popok yg basah 3. Lateral jari & Telapak tangan.
2. Berawal dari perianal meluas ke perineum dan
lipat inguinal H. KANDIDIASIS KONGENITAL
3. Makula eritematosa cerah 1. Kelainan pd kulit & selaput lendir bayi baru lahir
2. Vesikel/ pustul dasar eritematosa
3. Wajah, dada
4. Dapat meluas jadi generalisata

I. KANDIDIASIS DISEMINATA
1. Akibat penyebaran hematogen Candida spp
2. Dari orofaring/ tractus gastrointestinal dgn barrier
mukosa kompromis
3. Papul eritema dan Pustul hemoragis
4. Bagian tengah badan dan ekstremitas
5. Gejala sistemik = Demam & Mialgia

PENUNJANG
d. Kandidiasis Granulomatosa
1. KOH 10% = Pseudohifa/ typical budding yeast dgn hifa
1. Sering = anak
2. Pemeriksaan biakan dgn Saboraud dextrose agar
2. Sering = wajah, kepala, kuku, badan, tungkai
3. Papul eritematosa tertutup Krusta tebal DIAGNOSIS BANDING
kuning cokelat dan melekat erta pada dasar
4. Krusta dpt menimbul spt tanduk pjg 2 cm A. KANDIDIASIS ORAL
1. Oral hairy leukoplakia
D. KANDIDA PARONIKIA & ONIKOMIKOSIS 2. Kheilitis angular
1. Sering = org dgn kerja berhub. dgn air 3. Liken planus
2. Makula eritematosa 4. Herpes
3. Edema tidak bernanah 5. Eritema multiforme
4. Nyeri di area paronikia 6. Anemia pernisiosa
5. Retraksi kutikula ke arah lipat kuku proksimal B. VULVOVAGINITIS
6. Kelainan kuku = Onikolisis, Lekukan transversal, 1. Trikomoniasis vaginalis
Warna cokelat. 2. Gonore akut
3. Infeksi genital non spesifik
4. Vaginosis bacterial
C. BALANITIS/ BALANOPOSTITIS
1. Infeksi bakteri
2. Herpes simpleks
3. Psoriasis
4. Liken planus
D. KANDIDIASIS KUTIS
E. KANDIDIASIS MUKOKUTAN KRONIK
1. Eritrasma
1. Kulit, kuku, orofaring,
2. Dermatitis intertriginosa
2. Resisten pengobatan
3. Dermatofitosis
3. Eritematosa/ Granulomatosa
4. Dermatitis seboroik
5. Psoriasis
F. KANDIDIASIS SISTEMIK
1. Sgt variasi
2. Demam tanpa kelainan organ hingga sekumpulan
gejala dan tanda termasuk sepsis berat.
TATALAKSANA

A. KANDIDIASIS ORAL
1. Infeksi ringan = Suspensi Nystatin 400.000 – 600.000
U, 4x sehari
2. Infeksi sedang-berat = Flukonazol 100-200 mg/ hari,
1x/hari, selama 7-14 hari

B. VAGINITIS
Pilihan pengobatan:
1. Klotrimazole 200 mg intravaginal/ hari, 3 hari
2. Klotrimazole 500 mg intravaginal dosis tunggal
3. Fluconazole 150 mg oral dosis tunggal
4. Itrakonazol 200 mg oral dosis tunggal
5. Nystatin 100.000 IU, intravaginal/hari, 7 hari

C. BALANITIS
1. Klotrimazol krim 1%, 2x/hari, 2-4 mgg
2. Mikonazol krim 2%, 2x/hari, 2-4 mgg
3. Nystatin krim 100.000 U/gram => jika kemungkinan
resisten/ alergi dgn imidazole
4. Flukonazol 150 mg oral dosis tunggal

D. KANDIDIASIS KUTIS
1. Mikonazol 2%/ Klotrimazol 1% krim, 14-28 hari
2. Flukonazol 50 mg/hari ATAU 150 mg/minggu
3. Itrakonazol 100-200 mg/hari

E. PARONIKIA KANDIDA
1. Timol 4% solusio dlm alkohol absolut/ kloroform
2. Ketokonazol 200 mg, 1x/hari, sampai sembuh
3. Flukonazol 150 mg/minggu, sampai sembuh

EDUKASI

1. Jaga hygiene tubuh


2. Jaga kulit ttp kering
3. Gunakan pakaian tidak ketat & menyerap keringat
4. Hindari penggunaan handuk/ pakaian bergantian, cuci
handuk yg kemungkinan terkontaminasi
5. Gunakan sandal/ sepatu yg lebar dan keringkan jari kaki
setelah mandi

Anda mungkin juga menyukai