EKONOMI ISLAM BAB 1 PRINSIP DASAR DISTRIBUSI ISLAM By: Astri Ibadiyah, S.Pd. DEFINISI DISTRIBUSI
Distribusi adalah suatu proses atau sebagai hasil
penjualan produk kepada faktor-faktor produk yang ikut menentukan pendapatan. Secara umum distribusi dapat diartikan sebagai penyaluran barang ke tempat-tempat. Penyaluran dari orang kaya kepada orang miskin
Distribusi barang berarti menyalurkan barang
Distribusi pendapatan berarti menyalurkan
pendapatan kepada orang lain. DISTRIBUSI MENURUT PANDANGAN ISLAM
Peningkatan dan pembagian bagi hasil kekayaan
agar sirkulasi kekayaan dapat ditingkatkan, sehingga kekayaan yang ada dapat melimpah dengan merata dan tidak hanya beredar diantara golongan tertentu saja serta dapat memberikan kontribusi ke arah kehidupan manusia yang lebih baik. CONTOH DISTRIBUSI ISLAM
2) Dapat mensucikan atau membersihkan harta kita dari barang-barang syubhat (tidak jelas/tidak halal) melalui sedekah wajib (zakat), atau sedekah sunnat (infak dan sedekah). 3) Dapat meningkatkan perekonomian disekitar kita. 4) Tidak terjadi kesenjangan sosial. 5) Memberdayakan SDM yang menganggur dengan terpenuhinya kebutuhan tentang harta. 6) Menurunnya angka kriminalitas. PRINSIP-PRINSIP DISTRIBUSI DALAM EKONOMI ISLAM Memberikan pemerataan distribusi kepada seluruh level masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah. Tidak ada riba atau gharar.
Dasar: Q.S. Al-Hasyr : 7
“Supaya harta itu jangan beredar diantara orang- orang kaya saja diantara kamu”. PEMBAGIAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
Menurut Collins, proses distribusi adalah dengan
penyimpanan dan penyaluran produk, diantaranya melalui perantara. Amil zakat (organisasi penerima zakat)
Menurut Anas Zarqa distribusi itu sebagai suatu
transfer dari pendapatan kekayaan antara individu dengan pertukaran (melalui pasar) atau dengan cara lain seperti; warisan, shodaqoh, wakaf, dan zakat. Lanjutan… PEMBAGIAN DISTRIBUSI PENDAPATAN 1) Melalui perburuhan (memperkerjakan orang lain sebagai buruh/pegawai) 2) Melalui mekanisme pasar (tidak boleh menimbun barang) 3) Melalui sedekah wajib (zakat/zakat mal) 4) Melalui sistem pewarisan/wasiat (dari orang satu, ke orang lain). 5) Melalui pola kemitraan usaha a. Mudhorobah b. Musyarokah