Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.

AK
DENGAN GANGGUAN SISTEM PANCAINDERA “KATARAK”
DI DESA KUALA KECAMATAN KAIDIPANG

PENGKAJIAN

I. DATA DEMOGRAFI
A. Identitas Klien
Nama : Ny. AK
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : Desa Kuala, Kec. Kaidipang, Kab. Bolaang Mongondow Utara
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : pedagang

B. Penanggung Jawab
Nama : Tn. RM
Umur : 59 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan klien : Suami

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


A. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluhan utama klien saat ini adalah pandangan kabur
B. RIWAYAT PENYAKIT LALU
Klien memiliki riwayat penyakit DM. Klien pernah dirawat di Rumah Sakit dengan
penyakit DM dan pernah menjalani operasi pada luka DM. Klien tidak memiliki riwayat
alergi terhadap obat maupun makanan.
C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
1. Genogram

Keterangan :
Laki-laki meninggal
Perempuan pasien

menikah …… tinggal serumah


keturunan

2. Riwayat kesehatan anggota keluarga


Klien mempunyai 4 orang anak diantaranya 3 perempuan dan 1 orang laki-laki, klien
tinggal bersama suami dan 2 orang anaknya. Anak ke-3 klien sudah meninggal karena
sakit, anak pertama dan kedua klien sudah menikah. Diantara anggota keluarga klien tidak
ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
D. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Orang yang terdekat dengan klien saat ini adalah anak-anak dan cucu-cucunya, interaksi
dalam keluarga sangat baik,
E. KEADAAN SPIRITUAL PASIEN
Sumber kekuatan klien adalah Tuhan Yang Maha Esa, klien beragama Islam, klien selalu
menunaikan ibadah shalat 5 waktu, klien tidak pernah terlibat dalam organisasi keagamaan,
dan klien tidak memiliki kayakinan-keyakinan/kepercayaan yang berhubungan dengan
kesehatan.
F. KONDISI LINGKUNGAN RUMAH
Keadaan rumah dan lingkungan klien bersih, aman, dan nyaman. Status rumah klien
adalah permanen.
G. AKTIVITAS SEHARI-HARI
1. NUTRISI
Sebelum sakit : frekwensi makan klien 3 kali sehari, nafsu makan baik, waktu makan
pagi, siang dan sore hari, porsi makan dihabiskan, makanan yang disukai
adalah nasi putih, nasi jagung, ikan bakar dan sayur, klien tidak memiliki
pantangan makanan.
Saat sakit : frekwensi makan klien 3 kali sehari, nafsu makan baik, waktu makan
pagi, sore dan malam hari, porsi makan dihabiskan, makanan yang
disukai nasi putih, ikan, dan sayur, klien tidak memiliki pantangan
makanan.
2. CAIRAN
Sebelum sakit : frekwensi minum klien 4-5 gelas perhari, jenis minuman air putih,
minuman yang disukai adalah teh
Saat sakit : frekwensi minum klien 4-5 gelas perhari, jenis minuman air putih, dan
minuman yang disukai adalah teh
3. ELIMINASI
- BAK
Sebelum sakit : frekwensi BAK klien 1-2 kali sehari, berwarna kuning, bau khas,
dan tidak ada keluhan saat BAK
Saat sakit : frekwensi BAK klien 1-2 kali sehari, berwarna kuning, bau khas,
dan tidak ada keluhan saat BAK
- BAB
Sebelum sakit : frekwensi BAB klien 1-2 kali sehari, warna kuning kecoklatan,
konsistensi padat, waktu BAB pagi dan malam hari, dan tidak ada
keluhan saat BAB
Saat sakit : frekwensi BAB klien 1-2 kali sehari, warna coklat kehitaman,
konsistensi lembek, waktu BAB pagi dan malam hari, dan tidak ada
keluhan saat BAB
4. PERSONAL HYGIENE
- Mandi
Sebelum sakit : frekwensi mandi 3 kali sehari dan dengan menggunakan sabun
mandi
Saat sakit : frekwensi mandi 2 kali sehari dan dengan menggunakan sabun
mandi
- Oral Hygiene
Sebelum sakit : frekwensi menyikat gigi 3 kali sehari ketika sedang mandi dan
menggunakan pasta gigi
Saat sakit : frekwensi klien menyikat gigi 2 kali sehari ketika sedang mandi
dan menggunakan pasta gigi
III.PEMERIKSAAN FISIK
A. KEADAAN UMUM
- Tingkat kesadaran : composmentis
- Tanda-tanda vita
TD : 120/80 mmHg Suhu : 36,5° C
N : 75 x/menit RR : 22 x/menit
- Tinggi badan : 55 Cm
- Berat badan : 50 kg

B. PEMERIKSAAN SISTEMIK
1. System penginderaan
- Mata
posisi mata simetris kanan dan kiri, kelopak mata normal, Konjungtiva normal,
sclera warna kuning, pergerakan bola mata normal, pupil isokor, lensa mata Nampak
sedikit berwarna putih, fungsi penglihatan sudah berkurang
- Telingan
struktur simetris kanan dan kiri, daun telingan normal, kondisi telingan normal,
tidak terdapat cairan dari telinga, klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran, dan
fungsi pendengaran normal.
- Hidung
Struktur hidung simetris kanan dan kiri, mukosa hidung merah muda, tidak
terdapat peradangan, polip dan sinusitis, serta fungsi penciuman baik
- Mulut dan kerongkongan
Struktur simetris, mukosa bibir lembab, gusi merah muda, gigi sudah beberapa
yang tanggal, lidah merah muda, saliva normal, tonsil normal, dan tidak adanya nyeri
saat menelan.
2. System persyarafan
- Glasgow coma scale (GCS) :E:4 M:6 V:5
- Orientasi : klien sudah susah mengenali orang karena penglihatan klien berkurang,
klien juga masih dapat mengenali waktu (pagi, siang dan malam hari) tetapi terkadang
klien harus bertanya kepada anggota keluarga, orientasi terhadap tempat masih baik.
- Pemeriksaaan nervus :
I. Olfaktorius : fungsi penciuman normal
II. Optikus : fungsi penglihatan tidak normal
III. Okulomotorius : kontriksi pupil normal
IV. Troklearis : gerakan bola mata normal, pupil isokor
V. Trigeminus : gerakan mengunyah normal, reflex kornea normal
VI. Abdusen : gerakan bola mata normal
VII. Fasialis : ekspresi wajah normal
VIII. Vestibulo koklearis :pendengaran klien normal, klien dapat berdiri dengan
seimbang
IX. Glosovaringeus : sensasi rasa normal
X. Vagus : tidak ada nyeri saat menelan
XI. Aksesoris : normal
XII. Hipoglosus : gerakan lidah normal

3. System integument
Turgor kulit sedang, warna kulit sawo matang, keadaan kulit baik, jenis kulit kering.
4. System musculoskeletal
Kekuatan otot ⁵ ⁵ klien tidak mengalami nyeri pada persendian, dan tidak ada
kelainan pada tulang ⁵ ⁵

KLASIFIKASI DATA

DATA OBJEKTIF DATA SUBJEKTIF


- KU : Baik - Klien mengatakan pandangannya kabur
- Nampak warna putih di bagian lensa - Klien mengatakan sulit membedakan
mata klien orang yang dilihatnya
- Klien nampak kebingungan - Klien mengatakan silau ketika melihat
- Klien menunjukkan persepsi yang keliru cahaya/sinar matahari
terhadap masalah - Klien mengatakan matanya sering berair
- TTV - Klien menanyakan apa yang terjadi pada
TD : 120/80 mmHg dirinya
N : 75 x/menit
SB : 36,5 °C
RR : 22 x / menit
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1 DS : Gangguan persepsi sensori Klasifikasi katarak
- Klien mengatakan b.d gangguan penglihatan
pandangannya kabur Katarak senilis
- Klien mengatakan sulit
membedakan orang yang lapisan luar katarak
dilihatnya mencair
- Klien mengatakan silau
ketika melihat cahaya/sinar membentuk cairan putih
matahari seperti susu
- Klien mengatakan matanya
sering berair penumpukan cairan

kapsul lensa pecah


DO :
- KU : Baik menghalangi cahaya yang
- Nampak warna putih di masuk ke kornea
bagian lensa mata klien
- TTV bayangan semu yang
TD : 120/80 mmHg sampai ke retina
N : 75 x/menit
SB : 36,5 °C otak menginterpretasikan
RR : 22 x / menit sebagai bayangan
berkabut

pandangan kabur

Gangguan persepsi
sensori
2 DS : - Risiko cedera d.d Klasifikasi katarak
perubahan sensasi
Katarak senilis

lapisan luar katarak


DO : - mencair

membentuk cairan putih


seperti susu

penumpukan cairan

kapsul lensa pecah

menghalangi cahaya yang


masuk ke kornea

bayangan semu yang


sampai ke retina

sensivitas & ketajaman


mata menurun

sensitive dengan cahaya

Risiko Cedera
3 DS : Deficit pengetahuan b.b Klasifikasi katarak
- Klien menanyakan apa kurang terpapar informasi
yang terjadi pada dirinya Katarak senilis

lapisan luar katarak


mencair
DO :
- Klien nampak kebingungan membentuk cairan putih
- Klien menunjukkan seperti susu
persepsi yang keliru
terhadap masalah penumpukan cairan
- TTV
TD : 120/80 mmHg kapsul lensa pecah
N : 75 x/menit
SB : 36,5 °C menghalangi cahaya yang
RR : 22 x / menit masuk ke kornea

bayangan semu yang


sampai ke retina

bertanya-tanya apa yang


terjadi

Defisit Pengetahuan
RENCANA KEPERAWATAN

NO DX KEPERAWATAN TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI

1 Gangguan Persepsi Setelah dilakukan tindakan Minimalisasi rangsangan


Sensori keperawatan maka persepsi
sensori meningkat dengan kriteria I. 08241
D.0085
Kategori: Psikologis hasil : Definisi : mengurangi jumlah atau
Subkategori : Integritas - Verbalilasi melihat bayangan pola rangsangan yang ada (baik
Ego
menurun internal atau eksternal)
Definisi : Perubahan - Respons sesuai stimulus
persepsi terhadap stimulus membaik Tindakan :
baik internal maupun
Observasi
eksternal yang disertai
dengan respon yang L. 09083 1. Periksa status mental, status
berkurang, berlebihan atau sensori, dan tingkat kenyamanan
terdistorsi (mis. Nyeri, kelelahan)
Terapeutik
1. Batasi stimulus lingkungan
(mis. Cahaya, suara, aktivitas)
Edukasi
1. Ajarkan cara meminimalisasi
stimulus (mis. Mengatur
pencahayaan ruangan,
mengurangi kebisingan,
membatasi kunjungan)
Kolaborasi
1. Kolaborasi dalam
meminimalkan prosedur /
tindakan
2. Kolaborasi pemberian obat
yang mempengaruhi persepsi
stimulus
2 Risiko Cedera Setelah dilakukan tindakan Pencegahan cedera
keperawatan maka tingkat
D.0136 cedera menurun dengan kriteria I. 14537
Kategori : Lingkungan hasil : Definisi : mengidentifikasi dan
Subkategori : Keamanan - Kejadian cedera menurun menurunkan risiko mengalami
- Luka/lecet menurun bahaya atau kerusakan fisik
Definisi : Beresiko - Gangguan mobilitas menurun
mengalami bahaya atau Tindakan
kerusakan fisik yang L.14136 Observasi
menyebabkan seseorang 1. Identifikasi area lingkungan
tidak lagi sepenuhnya sehat yang berpotensi menyebabkan
atau dalam kondisi baik cedera
Terapeutik
1. Sediakan pencahayaan yang
memadai
2. Gunakan lampu tidur selama
jam tidur
3. Sosialisasikan pasien dan
keluarga dengan lingkungan
ruang rawat (mis. Penggunaan
telepon, tempat tidur,
penerangan ruangan dan lokasi
kamar mandi)
4. Tingkatkan frekuensi observasi
dan pengawasan pasien, sesuai
kebutuhan
Edukasi
1. Jelaskan alas an intervensi
pencegahan jatuh ke pasien dan
keluarga
2. Anjurkan berganti posisi secara
perlahan dan duduk selama
beberapa menit sebelum berdiri
3 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
keperawatan maka Tingkat
D.0111 Pengetahuan meningkat. I.12383
Kategori : perilaku Dengan kriteria hasil : Definisi :
Subkategori : penyuluhan - Perilaku sesuai anjuran
& pembelajaran meningkat
- Verbalisasi minat dalam Observasi
belajar meningkat 1. Identifikasi kesiapan dan
- Kemampuan menjelaskan kemampuan menerima
meningkat informasi
Definisi : ketiadaan atau - Pengetahuan tentang suatu 2. Identifikasi kebutuhan
kurangnya informasi topik meningkat keselamatan berdasarkan
kognitif yang berkaitan tingkat fungsi fisik, kognitif dan
dengan topic tertentu kebiasaan
L.12111 3. Identifikasi bahaya keamanan
di lingkungan (mis. Fisik,
biologi, dan kimia)
Terapeutik
1. Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan sesuai
kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
1. Jelaskan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO
HARI/TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
SENIN 1 09.00 1. Memeriksa status mental, status Pukul : 11.00
6 / 4 / 2020 sensori, dan tingkat kenyamanan
(mis. Nyeri, kelelahan) d/h klien S:
tidak mengalami nyeri dan - Klien masih mengeluh
kelelahan pandangannya kabur
09.05 2. Membatasi stimulus lingkungan O :
(mis. Cahaya, suara, aktivitas) d/h - KU baik
klien melakukan pembatasan - Nampak warna putih pada
stimulus cahaya / sinar matahari lensa mata klie
langsung
09.10 3. Mengajarkan cara meminimalisasi A : masalah gangguan persepsi
stimulus (mis. Mengatur sensori belum teratasi
pencahayaan ruangan, mengurangi
kebisingan, membatasi P : lanjutkan intervensi
kunjungan) d/h klien mengerti dan 1. Periksa status mental, status
mau melakukan sensori, dan tingkat
kenyamanan (mis. Nyeri,
kelelahan)
2. Batasi stimulus lingkungan
(mis. Cahaya, suara,
aktivitas)
3. Ajarkan cara meminimalisasi
stimulus (mis. Mengatur
pencahayaan ruangan,
mengurangi kebisingan,
membatasi kunjungan)
2 09.15 1. Mengidentifikasi area lingkungan Pukul 11.10
yang berpotensi menyebabkan
cedera d/h lantai yang licin dan S: -
kamar mandi
09.20 2. Menyediakan pencahayaan yang O:-
memadai d/h tersedia
09.25 3. Mensosialisasikan pasien dan A : masalah risiko cedera belum
keluarga dengan lingkungan (mis. teratasi
Penggunaan telepon, tempat tidur,
penerangan ruangan dan lokasi P : lanjutkan intervensi
kamar mandi) d/h keluarga 1. Identifikasi area lingkungan
mengetahui yang berpotensi
09.30 4. Menjelaskan alaskan intervensi menyebabkan cedera
pencegahan jatuh ke pasien dan 2. Sediakan pencahayaan yang
keluarga d/h klien mengerti memadai
09.35 5. Menganjurkan berganti posisi 3. Sosialisasikan pasien dan
secara perlahan dan duduk selama keluarga dengan lingkungan
beberapa menit sebelum berdiri (mis. Penggunaan telepon,
d/h klien mengerti tempat tidur, penerangan
ruangan dan lokasi kamar
mandi)
4. Jelaskan alaskan intervensi
pencegahan jatuh ke pasien
dan keluarga
5. Anjurkan berganti posisi
secara perlahan dan duduk
selama beberapa menit
sebelum berdiri
3 09.40 1. Mengidentifikasi kesiapan dan Pukul 11.20
kemampuan menerima informasi
d/h klien bersedia dan siap S:
menerima informasi - Klien mengatakan sudah
09.45 2. Mengidentifikasi bahaya mengerti tentang katarak
keamanan di lingkungan (mis.
Fisik, biologi, dan kimia) d/h O:
lingkungan klien aman - Kien sudah tidak bingung lagi
09.50 3. Menyediakan materi dan media - Klien sudah tidak menunjukkan
pendidikan kesehatan d/h SAP, persepsi yang salah terhadap
Leaflet, dan lembar balik masalah yang dihadapi
10.00 4. Menjadwalkan pendidikan sesuai
kesepakatan d/h hari senin, A : Masalah Defisit Pengetahuan
6/4/2020 pukul 10.05 teratasi
10.05 5. Memberikan kesempatan untuk
bertanya d/h klien tidak bertanya P : pertahankan intervensi
10.10 6. Menjelaskan faktor risiko yang 1. Identifikasi kesiapan dan
dapat mempengaruhi kesehatan kemampuan menerima
d/h perilaku yang kurang sehat informasi
2. Identifikasi bahaya
keamanan di lingkungan
(mis. Fisik, biologi, dan
kimia)
3. Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
4. Jadwalkan pendidikan sesuai
kesepakatan
5. Berikan kesempatan untuk
bertanya
6. Jelaskan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
LAMPIRAN 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“KATARAK”

Oleh

RINA ANGRAINI KAHARU


751440117070

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO


DIII KEPERAWATAN
TA. 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. Latar Belakang

Mata merupakan panca indra yang penting, tanpa mata hidup kita akan gelap gulita.
Meskipun sangat penting, seringkali kita lupa untuk merawatnya secara baik. Hal ini justru akan
merugikan kehidupan kita karena dapat mengganggu tingkat produktivitas dan sangat
berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu negara. Indonesia sebagai negara yang cukup
memperhatikan segi kesehatan ternyata mengalami persoalan yang tidak ringan terutama yang
berhubungan dengan mata dimana jumlah penderita kebutaan di Indonesia sekitar 3 juta orang
atau 1,5 persen dari penduduk. Salah satu masalah

Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata sehingga penglihatan menjadi
buram. Katarak disebabkan salah satunya karena proses penuaan dan dapat mengakibatkan
kebutaan. Semakin tingginya usia harapan hidup di Indonesia menyebabkan resiko penyakit mata
dan kebutaan juga meningkat. Angka kebutaan di Indonesia mencapai 1,5% dan merupakan
angka tertinggi di Asia Tenggara, sementara itu penyakit mata penyebab kebutaaan yang paling
banyak ditemui adalah katarak sebesar 0,8%.

Atas dasar itulah maka penyuluhan tentang katarak dan perawatannya perlu dilakukan,
dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan lansia tentang katarak dan perawatannya.

B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan Klien dapat memahami tentang katarak.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien mampu :

a. Menjelaskan pengertian Katarak


b. Menjelaskan penyebab Katarak
c. Menjelaskan tanda dan gejala Katarak
d. Menjelaskan pencegahan katarak
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : Pendidikan kesehatan tentang Katarak
2. Metode: Diskusi, tanya jawab
3. Media dan Alat: Lembar balik, SAP, dan Leaflet
4. Waktu dan Tempat
a. Hari/tanggal : Senin / 6 April 2020
b. Tempat : Rumah Klien
c. Jam : 10.05 WITA – selesai
5. Pengorganisasian

Pembimbing :
Lusiane Adam S.Kep, M.Kes

Pelaksana

Rina Angraini Kaharu

6. Uraian Tugas

Penyuluh
Memberikan materi penyuluhan kepada Klien

7. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Kegiatan Audien Waktu

1 Tahap Pembukaan

- Mengucapkan salam - Menjawab salam 5 menit


- Memperkenalkan anggota kelompok - Mendengarkan dan
dan pembimbing memperhatikan
- Menjelaskan tujuan dan waktu - Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2 Tahap Pelaksanaan - Mengemukakan pendapat 15 menit

- Menggali pengetahuan audien


tentang pengertian Katarak - Mendengarkan
- Memberikan reinforcement positif
atas jawaban audien
- Mendengarkan dan
- Menjelaskan tentang pengertian
memperhatikan.
Katarak
- Mengemukakan pendapat
- Menggali pengetahuan audien
tentang penyebab Katarak
- Memberikan reinforcement positif - Mendengarkan
atas jawaban audien
- Menjelaskan tentang penyebab
- Mendengarkan dan
Katarak
memperhatikan
- Menggali pengetahuan audien
- Memberikan pendapat
tentang tanda dan gejala Katarak
- Memberikan reinforcement positif
atas jawaban audien - Mendengarkan
- Menjelaskan tentang tanda dan - Mendengarkan dan
gejala Katarak memperhatikan
3 Tahap Penutup 5 menit

- Bersama audien menyimpulkan - Ikut menyimpulkan materi 10


materi yang telah disampaikan bersama presenter
- Mengevaluasi materi yang telah - Menjawab pertanyaan
diberikan
- Menutup dan memberi salam
- Menjawab salam

8. Evaluasi

a. Evaluasi Struktur
 Audiens turut serta dalam kegiatan
 Alat dan media sesuai dengan rencana
 Peran dan tugas masing-masing sesuai dengan yang direncanakan
b. Evaluasi Proses
 Pelaksanan kegiatan sesuai dengan yang direncanakan
 Audien mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
 Audien berperan aktif selama kegiatan
c. Evaluasi hasil
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan:

 60% audien dapat menjelaskan pengertian katarak dengan bahasanya sendiri


atau bantuan leaflet
 60 % audien dapat menjelaskan 2 dari 3 penyebab katarak dengan bahasanya
sendiri atau bantuan leaflet

Lampiran materi

KATARAK

1. Pengertian katarak
Katarak merupakan suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih menjadi keruh,
yang dapat disebabkan oleh berbagai hal tetapi biasanya berkaitan dengan proses penuaan
(Vaughan, 2000)

2. Penyebab katarak
a. Proses penuaan, paling banyak terjadi pada usia 40 tahun ke atas.
b. Terjadi pada bayi baru lahir
c. Terjadi setelah benda asing menciderai lensa
d. Terjadi dengan penyakit seperti sakit gula
e. Akibat dari obat-obatan
3. Tanda dan Gejala katarak
a.Penurunan ketajaman penglihatan secara bertahap
b.Penglihatan berkabut seolah-olah melihat asap
c.Pandangan silau ketika melihat sinar
d.Kesulitan memfokuskan benda di ruang yang gelap
e.lensa mata berwarna keputih-putihan
f.Penglihatan ganda saat melihat suatu benda
4. Perawatan katarak
a. Cegah sinar matahari langsung menghadap mata (menutupi mata dari sinar matahari).
b. Pada saat membaca sebaiknya sinar berada dari bagian belakang kepala
c. Hindari kamar mandi yang licin
d. Pastikan ada pengaman tempat tidur
e. Gunakan alat bantu seperti tongkat, kursi
f. Memodifikasi/ membuat lingkungan rumah yang nyaman dan aman untuk menghindari
cidera
g. Mengikuti program pemeriksaan mata gratis
5. Lingkungan yang baik untuk katarak
a.Penerangan (lampu) yang memadai
b.Tempat tidur yang rendah
c. Menggunakan perabotan yang perlu perlu saja
d.Usahakan lantai bersih, rata, tidak licin, dan
e.Gunakan Pegangan atau tongkat jika perlu.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Long, C. Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah: 2. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Pajajaran

Margaret, R. Thorpe. Perawatan Mata. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica

Sidarta Ilyas. 2001. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: FKUI

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa :
Agung Waluyo. Jakarta. EGC

Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC

Darsana, W. 2009. Katarak. Diakses dari http://darsananursejiwa.blogspot.com pada tanggal 6 Juni


2011
LAMPIRAN 2 APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN JENIS-JENIS KATARAK
KATARAK ?
Secara umum terdapat 4 jenis katarak
seperti berikut:
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa
katarak mata yang jernih dan bening menjadi keruh. 1. Katarak Kongenital adalah
katarak yang mulai terjadi sebelum atau
segera setelah bayi lahir dan bayi berusia
kurang dari satu tahun.

2. Katarak Traumatik merupakan


katarak yang terjadi karena cedera pada
mata.

3. Katarak Komplikata merupakan


katarak akibat penyakit kronis (kencing
manis) dan keracunan beberapa jenis obat.

Oleh: 4. Katarak Senilis merupakan


katarak yang berkaitan dengan usia,
APA PENYEBAB TERJADINYA merupakan jenis katarak yang paling
KATARAK ? umum.
Rina Angraini Kaharu
1. Proses penuaan/usia lanjut>60 th
751440117070 2. Penyakit kronis, seperti Diabetes
Melitus
3. Kelainan bawaan
4. Infeksi virus pada saat kehamilan
Poltekkes Gorontalo 5. Obat-obatan yang dapat
mengakibatkan kekeruhan lensa,
DIII Keperawatan seperti kortikosteroid
6. Trauma / cedera
7. Rokok
TA. 2020
APA TANDA-TANDA KATARAK ? BAGAIMANAKAHCARA BAGAIMANAKAH PENANGANAN
PENCEGAHANNYA ? KATARAK?
1. Penglihatan semakin lama semakin
1. Mengkonsumsi buah-buahan yang
kabur “PEMBEDAHAN”
mengandung vitamin C, sayuran hijau,
2. Ketajaman penglihatan berkurang. kacang-kacangan, susu, hati, vitamin
E. Pembedahan terdiri dari dua langkah
3. Cenderung melihat jelas pada malam
2. Mengontrol gula darah, penderita penting :
hari diabetes melitus.
3. Tidak merokok dan menghindari asap 1. Pengangkatan lensa
4. Peka terhadap sinar atau cahaya. 2. Penggantian lensa dengan lensa bua
rokok.
5. Kadang penglihatan menjadi 4. Tidak mengkonsumsi kortikosteroid
jangka panjang.
berbayang.
5. Mencegah trauma langsung terhadap
6. Memerlukan pencahayaan yang terang mata.
6. Kurangi paparan langsung sinar UV.
untuk dapat membaca.
7. Deteksi dini katarak ke Dokter
7. Lensa mata berubah menjadi buram Spesialis Mata.
seperti kaca susu.

Anda mungkin juga menyukai