AK
DENGAN GANGGUAN SISTEM PANCAINDERA “KATARAK”
DI DESA KUALA KECAMATAN KAIDIPANG
PENGKAJIAN
I. DATA DEMOGRAFI
A. Identitas Klien
Nama : Ny. AK
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : Desa Kuala, Kec. Kaidipang, Kab. Bolaang Mongondow Utara
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : pedagang
B. Penanggung Jawab
Nama : Tn. RM
Umur : 59 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan klien : Suami
Keterangan :
Laki-laki meninggal
Perempuan pasien
B. PEMERIKSAAN SISTEMIK
1. System penginderaan
- Mata
posisi mata simetris kanan dan kiri, kelopak mata normal, Konjungtiva normal,
sclera warna kuning, pergerakan bola mata normal, pupil isokor, lensa mata Nampak
sedikit berwarna putih, fungsi penglihatan sudah berkurang
- Telingan
struktur simetris kanan dan kiri, daun telingan normal, kondisi telingan normal,
tidak terdapat cairan dari telinga, klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran, dan
fungsi pendengaran normal.
- Hidung
Struktur hidung simetris kanan dan kiri, mukosa hidung merah muda, tidak
terdapat peradangan, polip dan sinusitis, serta fungsi penciuman baik
- Mulut dan kerongkongan
Struktur simetris, mukosa bibir lembab, gusi merah muda, gigi sudah beberapa
yang tanggal, lidah merah muda, saliva normal, tonsil normal, dan tidak adanya nyeri
saat menelan.
2. System persyarafan
- Glasgow coma scale (GCS) :E:4 M:6 V:5
- Orientasi : klien sudah susah mengenali orang karena penglihatan klien berkurang,
klien juga masih dapat mengenali waktu (pagi, siang dan malam hari) tetapi terkadang
klien harus bertanya kepada anggota keluarga, orientasi terhadap tempat masih baik.
- Pemeriksaaan nervus :
I. Olfaktorius : fungsi penciuman normal
II. Optikus : fungsi penglihatan tidak normal
III. Okulomotorius : kontriksi pupil normal
IV. Troklearis : gerakan bola mata normal, pupil isokor
V. Trigeminus : gerakan mengunyah normal, reflex kornea normal
VI. Abdusen : gerakan bola mata normal
VII. Fasialis : ekspresi wajah normal
VIII. Vestibulo koklearis :pendengaran klien normal, klien dapat berdiri dengan
seimbang
IX. Glosovaringeus : sensasi rasa normal
X. Vagus : tidak ada nyeri saat menelan
XI. Aksesoris : normal
XII. Hipoglosus : gerakan lidah normal
3. System integument
Turgor kulit sedang, warna kulit sawo matang, keadaan kulit baik, jenis kulit kering.
4. System musculoskeletal
Kekuatan otot ⁵ ⁵ klien tidak mengalami nyeri pada persendian, dan tidak ada
kelainan pada tulang ⁵ ⁵
KLASIFIKASI DATA
pandangan kabur
Gangguan persepsi
sensori
2 DS : - Risiko cedera d.d Klasifikasi katarak
perubahan sensasi
Katarak senilis
penumpukan cairan
Risiko Cedera
3 DS : Deficit pengetahuan b.b Klasifikasi katarak
- Klien menanyakan apa kurang terpapar informasi
yang terjadi pada dirinya Katarak senilis
Defisit Pengetahuan
RENCANA KEPERAWATAN
NO
HARI/TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
SENIN 1 09.00 1. Memeriksa status mental, status Pukul : 11.00
6 / 4 / 2020 sensori, dan tingkat kenyamanan
(mis. Nyeri, kelelahan) d/h klien S:
tidak mengalami nyeri dan - Klien masih mengeluh
kelelahan pandangannya kabur
09.05 2. Membatasi stimulus lingkungan O :
(mis. Cahaya, suara, aktivitas) d/h - KU baik
klien melakukan pembatasan - Nampak warna putih pada
stimulus cahaya / sinar matahari lensa mata klie
langsung
09.10 3. Mengajarkan cara meminimalisasi A : masalah gangguan persepsi
stimulus (mis. Mengatur sensori belum teratasi
pencahayaan ruangan, mengurangi
kebisingan, membatasi P : lanjutkan intervensi
kunjungan) d/h klien mengerti dan 1. Periksa status mental, status
mau melakukan sensori, dan tingkat
kenyamanan (mis. Nyeri,
kelelahan)
2. Batasi stimulus lingkungan
(mis. Cahaya, suara,
aktivitas)
3. Ajarkan cara meminimalisasi
stimulus (mis. Mengatur
pencahayaan ruangan,
mengurangi kebisingan,
membatasi kunjungan)
2 09.15 1. Mengidentifikasi area lingkungan Pukul 11.10
yang berpotensi menyebabkan
cedera d/h lantai yang licin dan S: -
kamar mandi
09.20 2. Menyediakan pencahayaan yang O:-
memadai d/h tersedia
09.25 3. Mensosialisasikan pasien dan A : masalah risiko cedera belum
keluarga dengan lingkungan (mis. teratasi
Penggunaan telepon, tempat tidur,
penerangan ruangan dan lokasi P : lanjutkan intervensi
kamar mandi) d/h keluarga 1. Identifikasi area lingkungan
mengetahui yang berpotensi
09.30 4. Menjelaskan alaskan intervensi menyebabkan cedera
pencegahan jatuh ke pasien dan 2. Sediakan pencahayaan yang
keluarga d/h klien mengerti memadai
09.35 5. Menganjurkan berganti posisi 3. Sosialisasikan pasien dan
secara perlahan dan duduk selama keluarga dengan lingkungan
beberapa menit sebelum berdiri (mis. Penggunaan telepon,
d/h klien mengerti tempat tidur, penerangan
ruangan dan lokasi kamar
mandi)
4. Jelaskan alaskan intervensi
pencegahan jatuh ke pasien
dan keluarga
5. Anjurkan berganti posisi
secara perlahan dan duduk
selama beberapa menit
sebelum berdiri
3 09.40 1. Mengidentifikasi kesiapan dan Pukul 11.20
kemampuan menerima informasi
d/h klien bersedia dan siap S:
menerima informasi - Klien mengatakan sudah
09.45 2. Mengidentifikasi bahaya mengerti tentang katarak
keamanan di lingkungan (mis.
Fisik, biologi, dan kimia) d/h O:
lingkungan klien aman - Kien sudah tidak bingung lagi
09.50 3. Menyediakan materi dan media - Klien sudah tidak menunjukkan
pendidikan kesehatan d/h SAP, persepsi yang salah terhadap
Leaflet, dan lembar balik masalah yang dihadapi
10.00 4. Menjadwalkan pendidikan sesuai
kesepakatan d/h hari senin, A : Masalah Defisit Pengetahuan
6/4/2020 pukul 10.05 teratasi
10.05 5. Memberikan kesempatan untuk
bertanya d/h klien tidak bertanya P : pertahankan intervensi
10.10 6. Menjelaskan faktor risiko yang 1. Identifikasi kesiapan dan
dapat mempengaruhi kesehatan kemampuan menerima
d/h perilaku yang kurang sehat informasi
2. Identifikasi bahaya
keamanan di lingkungan
(mis. Fisik, biologi, dan
kimia)
3. Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
4. Jadwalkan pendidikan sesuai
kesepakatan
5. Berikan kesempatan untuk
bertanya
6. Jelaskan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
LAMPIRAN 1
“KATARAK”
Oleh
A. Latar Belakang
Mata merupakan panca indra yang penting, tanpa mata hidup kita akan gelap gulita.
Meskipun sangat penting, seringkali kita lupa untuk merawatnya secara baik. Hal ini justru akan
merugikan kehidupan kita karena dapat mengganggu tingkat produktivitas dan sangat
berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu negara. Indonesia sebagai negara yang cukup
memperhatikan segi kesehatan ternyata mengalami persoalan yang tidak ringan terutama yang
berhubungan dengan mata dimana jumlah penderita kebutaan di Indonesia sekitar 3 juta orang
atau 1,5 persen dari penduduk. Salah satu masalah
Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata sehingga penglihatan menjadi
buram. Katarak disebabkan salah satunya karena proses penuaan dan dapat mengakibatkan
kebutaan. Semakin tingginya usia harapan hidup di Indonesia menyebabkan resiko penyakit mata
dan kebutaan juga meningkat. Angka kebutaan di Indonesia mencapai 1,5% dan merupakan
angka tertinggi di Asia Tenggara, sementara itu penyakit mata penyebab kebutaaan yang paling
banyak ditemui adalah katarak sebesar 0,8%.
Atas dasar itulah maka penyuluhan tentang katarak dan perawatannya perlu dilakukan,
dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan lansia tentang katarak dan perawatannya.
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan Klien dapat memahami tentang katarak.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien mampu :
Pembimbing :
Lusiane Adam S.Kep, M.Kes
Pelaksana
6. Uraian Tugas
Penyuluh
Memberikan materi penyuluhan kepada Klien
7. Kegiatan Penyuluhan
1 Tahap Pembukaan
8. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Audiens turut serta dalam kegiatan
Alat dan media sesuai dengan rencana
Peran dan tugas masing-masing sesuai dengan yang direncanakan
b. Evaluasi Proses
Pelaksanan kegiatan sesuai dengan yang direncanakan
Audien mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
Audien berperan aktif selama kegiatan
c. Evaluasi hasil
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan:
Lampiran materi
KATARAK
1. Pengertian katarak
Katarak merupakan suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih menjadi keruh,
yang dapat disebabkan oleh berbagai hal tetapi biasanya berkaitan dengan proses penuaan
(Vaughan, 2000)
2. Penyebab katarak
a. Proses penuaan, paling banyak terjadi pada usia 40 tahun ke atas.
b. Terjadi pada bayi baru lahir
c. Terjadi setelah benda asing menciderai lensa
d. Terjadi dengan penyakit seperti sakit gula
e. Akibat dari obat-obatan
3. Tanda dan Gejala katarak
a.Penurunan ketajaman penglihatan secara bertahap
b.Penglihatan berkabut seolah-olah melihat asap
c.Pandangan silau ketika melihat sinar
d.Kesulitan memfokuskan benda di ruang yang gelap
e.lensa mata berwarna keputih-putihan
f.Penglihatan ganda saat melihat suatu benda
4. Perawatan katarak
a. Cegah sinar matahari langsung menghadap mata (menutupi mata dari sinar matahari).
b. Pada saat membaca sebaiknya sinar berada dari bagian belakang kepala
c. Hindari kamar mandi yang licin
d. Pastikan ada pengaman tempat tidur
e. Gunakan alat bantu seperti tongkat, kursi
f. Memodifikasi/ membuat lingkungan rumah yang nyaman dan aman untuk menghindari
cidera
g. Mengikuti program pemeriksaan mata gratis
5. Lingkungan yang baik untuk katarak
a.Penerangan (lampu) yang memadai
b.Tempat tidur yang rendah
c. Menggunakan perabotan yang perlu perlu saja
d.Usahakan lantai bersih, rata, tidak licin, dan
e.Gunakan Pegangan atau tongkat jika perlu.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Long, C. Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah: 2. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Pajajaran
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa :
Agung Waluyo. Jakarta. EGC
Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC