Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

RESUSITASI JANTUNG PARU BAGI IBU HAMIL, ANAK DAN BAYI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 01

OLEH :

NORMAWATI

KELAS B

UNIVERSITAS GRAHA EDUKASI MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2021\2022


KATA PENGANTAR

Pertama tama saya panjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas
segala Rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul

“RJP Pada Ibu Hamil,Anak dan Bayi” ini dapat tersusun sehingga selesai.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Basic Life
Support.Selain itu,pembuatan makalah ini bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan
bagi para pembaca.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum saya ketahui maka dari
itu saya mohon saran dan kritik kepada dosen maupun teman teman .

Akhir kata,semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.


Daftar Isi

Kata Pengantar...........................................................................................................................

Daftar Isi....................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................................................

BAB 2

PEMBAHASAN...........................................................................................................................

2.2 Defenisi................................................................................................................................

2.3 Etiologi..................................................................................................................................

2.4 Patofisiologi........................................................................................................................

2.5 Pemeriksaan........................................................................................................................

2.6 Diagnose............................................................................................................................

BAB 3

PENUTUP...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Resusitasi jantung paru (RJP) merupakan tindakan darurat untuk mencegah kematian biologis
dengan tujuan mengembalikan keadaan henti jantung dan napas (kematian klinis) ke fungsi yang
optimal (Muttaqin, 2009).

RJP terdiri dari pemberian bantuan sirkulasi dan napas, dan merupakan terapi umum, diterapkan
pada hampir semua kasus henti jantung atau napas. kompresi dan ventilasi merupakan tindakan yang
efektif dalam melakukan RJP. Orang awam dan orang terlatih dalam bidang kesehatanpun dapat
melakukan tindakan RJP (Kaliammah, 2013 ).

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana Resusitasi Jantung Paru (RJP) pada ibu hamil
2.Bagaimana Resusitasi Jantung Paru (RJP) pada anak
3.Bagaimana Resusitasi Jantung Paru (RJP) pada bayi

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan dapat di susun sebagai berikut:
1.Mengetahui Resusitasi Jantung Paru (RJP) pada ibu hamil
2.Mengetahui Resusitasi Jantung Paru (RJP) pada anak
3.Mengetahui Resusitasi Jantung Paru (RJP) pada bayi
BAB 2

PEMBAHASAN

A.DEFENISI

CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau dikenal juga dengan sebutan RJP (resusitasi jantung paru)
adalah proses medis dasar atau pertolongan pertama yang digunakan dalam kasus serangan jantung dan
kondisi lain untuk memastikan darah terus mengalir ke organ vital.Ini tentu juga meningkatkan
kemungkinan kelangsungan hidup korban sampai bantuan medis yang tepat diberikan. CPR dilakukan
dengan rasio 30:2 (30 kompresi dada plus dua napas bantuan).

Lalu, apakah CPR boleh diberikan kepada wanita hamil?

Rahim wanita hamil dapat membuat sulit untuk memberikan pompa dada yang tepat.  Pada saat yang
sama, perawatan juga perlu dilakukan untuk melindungi rahim dari bahaya, dengan menggesernya ke kiri
wanita.
Asalkan diberikan dengan cara yang tepat, CPR benar-benar aman diberikan kepada wanita hamil.
langkah-langkah memberikan CPR kepada wanita hamil:

1. Baringkan wanita tersebut dengan posisi telentang pada permukaan yang datar dan keras seperti lantai.
Jika memungkinkan, letakkan bantal, handuk atau benda serupa di bawah pinggul kanan mereka untuk
memiringkan pinggul sekitar 15 sampai 30 derajat. Biarkan bahu mereka tetap rata dengan permukaan.
2. Berlutut di samping mereka.
3. Tempatkan tumit satu tangan di bagian bawah tulang dada. Letakkan tangan kamu yang lain di atas.
4. Luruskan lengan dan posisikan diri kamu di atas dada korban.
5. Gunakan beban tubuh kamu untuk menekan lurus ke bawah ke dadanya dengan kedalaman dada, yang
umumnya lebih dari lima sentimeter.
6. Lepaskan tekanan. Biarkan dada mundur penuh dengan mengangkat tangan sedikit dari dada di antara
setiap kompresi. Menekan dan melepaskan terdiri dari satu kompresi. Waktu yang dihabiskan untuk
kompresi dada dan fase pelepasan harus sama.
7. Lakukan kompresi dengan kecepatan 100-120 denyut per menit. Atau, setelah 30 kompresi dada
dengan keras dan cepat, berikan dua napas bantuan. Pastikan menjaga kecepatan dengan tepat!
Menghitung dengan keras akan sangat membantu.
8. Terus ulangi proses ini dan lakukan lima siklus CPR dalam waktu sekitar dua menit sampai AED atau
layanan medis darurat tiba.
Cara memberikan napas buatan

1. Pastikan kepala dimiringkan ke belakang dan dagu diangkat dengan meletakkan satu tangan di
dahi dan tangan lainnya di bawah dagu untuk memiringkan kepala ke belakang.
2. Gunakan jari telunjuk dan ibu jari untuk mencubit bagian lunak hidung korban. Gunakan tangan
kamu yang lain untuk membuka mulut korban.
3. Ambil napas dan tutup mulut korban dengan mulut kamu rapat-rapat. Tiup dengan kecepatan
tetap selama sekitar 1 detik, dan cari dada untuk mengembang. Sekarang cari dada jatuh. Ulangi
dan berikan napas bantuan kedua

Jika dada tidak naik, pastikan:

 Korban diposisikan dengan benar.


 Jalan napas tidak terhalang oleh benda asing. Jika ada, keluarkan!
 Jepit hidung dengan benar untu mencegah udara keluar.

Langkah-langkah CPR untuk anak-anak dan bayi sedikit berbeda dengan langkah-langkah untuk
orang dewasa, seperti di bawah ini.

Langkah-langkah persiapan

Untuk melakukan CPR pada bayi atau anak, gunakan langkah-langkah persiapan berikut:

Langkah 1. Hubungi nomor darurat selagi mencek tanda vital selama 2 menit

1. Periksa area sekitar untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat membahayakan Anda.
2. Selanjutnya, periksa anak atau bayi untuk melihat apakah mereka membutuhkan bantuan.
3. Untuk anak-anak, tepuk bahu mereka dan berteriak, "Apakah kamu baik-baik saja?" Untuk
bayi, jentikkan telapak kaki mereka untuk melihat apakah mereka merespons.
4. Jika Anda sendirian dengan anak dan mereka tidak merespons, beri mereka 2 menit perawatan
dan kemudian hubungi nomor darurat medis.

Langkah 2. Tempatkan mereka di punggung mereka dan buka saluran udara mereka.

1. Tempatkan anak atau bayi dengan hati-hati di punggung mereka dan berlutut di samping dada
mereka.
2. Miringkan kepala mereka sedikit ke belakang dengan mengangkat dagu mereka.
3. Buka mulut mereka. Periksa apakah ada halangan, seperti makanan atau muntah. Jika longgar,
lepaskan. Jika tidak longgar, jangan menyentuhnya, karena ini dapat mendorongnya lebih jauh ke
saluran udara mereka.
Langkah 3. Periksa pernapasan

1. Tempatkan telinga Anda di sebelah mulutnya dan dengarkan selama sekitar 10 detik. Jika Anda
tidak mendengar napas, atau Anda hanya mendengar napas sesekali, mulailah melakukan CPR.
2. Perubahan pola pernapasan bayi adalah normal, karena mereka biasanya memiliki pernapasan
berkala. Terus pantau pernapasan mereka dan lakukan CPR jika mereka berhenti bernapas.

Langkah 4. Lakukan 30 kompresi dada

1. Berlututlah di samping anak atau bayi. Untuk seorang anak, gunakan salah satu tangan Anda.
Tempatkan tumit tangan di tulang dada mereka, yang berada di tengah dada, di antara dan
sedikit di bawah puting susu mereka.
2. Tekan dengan keras dan cepat sekitar 2 inci (atau 5 centimeter), atau sepertiga kedalaman dada,
setidaknya 100 kali per menit.
3. Untuk bayi, gunakan dua jari. Letakkan jari-jari Anda di tengah dadanya, di antara dan sedikit di
bawah puting. Lakukan 30 kompresi cepat dengan kedalaman sekitar 1,5 inci (atau 4
centimeter).

Langkah 5. Lakukan dua napas penyelamatan

1. Jika anak atau bayi tidak bernapas, lakukan dua napas bantuan dengan kepala dimiringkan ke
belakang dan dagu terangkat.
2. Untuk seorang anak, cubit hidungnya dan letakkan mulut Anda di atas hidungnya.
Bernapaslah ke dalam mulut mereka dua kali.
3. Untuk bayi, letakkan mulut Anda di atas hidung dan mulutnya dan tiup selama 1 detik
untuk membuat dadanya naik. Kemudian, berikan dua napas bantuan.
Jika masih tidak responsif, mulailah kompresi dada

B .ETIOLOGI

Penyebab henti jantung penting dikenali untuk kemudian dapat diantisipasi.

Henti jantung adalah kejadian tak terduga yang bisa menyebabkan kematian secara mendadak atau
tiba-tiba. Pada kejadian henti jantung atau dikenal juga dengan istilah cardiac arrest atau sudden
cardiac arrest (SCA), jantung akan benar-benar berhenti berdetak.

Tanda atau gejala henti jantung mendadak termasuk:

1. Kolaps tiba-tiba.
2. Tidak ada denyut nadi.
3. Tidak bernafas.
4. Hilang kesadaran.

Untuk diketahui, terkadang ada tanda dan gejala lain yang bisa terjadi sebelum serangan jantung
mendadak. Ini mungkin termasuk:
1. Ketidaknyamanan dada.
2. Sesak napas.
3. Rasa lemah.
4. Jantung berdebar cepat (palpitasi)

C. PATOFISIOLOGIS

serangkaian usaha awal untuk mengembalikan fungsi jantung sehingga terjadilah sirkulasi
darah dan oksigen pada seseorang yang mengalami henti napas dan atau henti jantung.

Namun, seringkali karena kita semua tidak paham terhadap hal tersebut, sehingga kita
bingung tak tahu apa yang mesti dilakukan.

Bila kita menemukan seseorang dalam kondisi tidak sadar disertai dengan tidak
bernapas/henti jantung, maka diperlukan tindakan bantuan hidup dasar berupa resusitasi
jantung paru (RJP) atau dalam bahasa Inggris CPR (cardiopulmonary resuscitation).

Tujuannya untuk memberikan oksigen ke tubuh sebagai pertolongan pertama,  sembari


menunggu pertolongan medis datang.

RJP tidak hanya dilakukan oleh tenaga medis saja, tetapi semua elemen di masyarakat
harus mampu melakukan tindakan RJP secara benar.

Untuk memberikan pengetahuan mengenai tindakan RJP yang benar dan bisa dilakukan
orang awam.

''Kemampuan menguasai teknik RJP sangat penting dimiliki oleh semua orang. Tak hanya
petugas medis, masyarakat awam pun disarankan untuk memahami proses kerja dan teknik
RJP, terutama  bagi mereka yang bekerja di area publik,"

D. PEMERIKSAAN

Berikut adalah langkah-langkah resusitasi jantung paru pada kehamilan:


 Periksa kesadaran ibu dengan memanggil atau menggoyang-goyangkan tubuh ibu. Bila ibu tidak
sadar, lakukan langkah-langkah selanjutnya.
 Panggil bantuan tenaga kesehatan lain dan bekerjalah dalam tim.
 Khusus untuk ibu dengan usia kehamilan lebih dari 20 minggu (uterus di atas umbilikus),
miringkan ibu dalam posisi berbaring ke sisi kiri dengan sudut 15-30° atau bila tidak
memungkinkan, dorong uterus ke sisi kiri.
 Bebaskan jalan napas. Tengadahkan kepala ibu ke belakang (head tilt) dan angkat dagu (chin lift).
 Bersihkan benda asing di jalan napas. Bila ada sumbatan benda padat di jalan napas, sapu keluar
dengan jari atau lakukan dorongan pada dada di bagian tengah sternum (chest thrust). Hindari
menekan prosesus xifoideus
 Sambil menjaga terbukanya jalan napas, “lihat – dengar – rasakan” napas ibu (lakukan cepat,
kurang dari 10 detik) dengan cara mendekatkan kepala penolong ke wajah ibu. Lihat pergerakan
dada, dengar suara napas, dan rasakan aliran udara dari hidung/mulut ibu.
 Jika ibu bernapas normal, pertahankan posisi, berikan oksigen sebagai tindakan suportif.
Lanjutkan pemantauan untuk memastikan ibu tetap bernapas normal.
 Jika ibu tidak bernapas atau bernapas tidak normal, periksa pulsasi arteri karotis dengan cepat
(tidak lebih dari 10 detik).
 Bila nadi teraba namun ibu tidak bernapas atau megap-megap (gasping), berikan bantuan napas
(ventilasi) menggunakan balon-sungkup atau melalui mulut ke mulut dengan menggunakan alas
(seperti kain, kasa) sebanyak satu kali setiap 5-6 detik. Pastikan volume napas buatan cukup
sehingga pengembangan dada terlihat. Cek nadi arteri karotis tiap 2 menit.
 Bila nadi tidak teraba, segera lakukan resusitasi kardiopulmoner. Resusitasi kardiopulmoner pada
ibu dengan usia kehamilan lebih dari 20 minggu dilakukan dalam posisi ibu miring ke kiri sebesar
15-300. Penekanan dada dilakukan di pertengahan sternum. Kompresi dilakukan dengan cepat
dan mantap, menekan sternum sedalam 5 cm dengan kecepatan 100-120x/menit. Setelah 30
kompresi, buka kembali jalan napas lalu berikan 2 kali ventilasi menggunakan balonsungkup atau
melalui mulut ke mulut dengan alas. Tiap ventilasi diberikan dalam waktu 1 detik. Berikan
ventilasi yang cukup sehingga pengembangan dada terlihat. Kemudian lanjutkan kompresi dada
dan ventilasi dengan perbandingan 30:2.
 Pasang kanul intravena (2 jalur bila mungkin) menggunakan jarum ukuran besar (no. 16 atau 18
atau ukuran terbesar yang tersedia) dan berikan cairan sesuai kondisi ibu.
 Tindakan resusitasi kardiopulmoner diteruskan hingga:  Tim yang lebih terlatih untuk menangani
henti nafas dan henti jantung telah datang dan mengambil alih tindakan, ATAU Tidak
didapatkannya respon setelah 30 menit, ATAU Penolong kelelahan, ATAU Ibu menunjukkan
tanda-tanda kembalinya kesadaran, misalnya batuk, membuka mata, berbicara atau bergerak
secara sadar DAN mulai bernapas normal.
 Pada keadaan tersebut, lanjutkan tatalaksana dengan: Berikan oksigen Pasang kanul intravena
(bila sebelumnya tidak berhasil dilakukan) dan berikan cairan sesuai kondisi ibu Lanjutkan
pemantauan untuk memastikan ibu tetap bernapas normal. Setelah masalah jalan napas,
pernapasan, dan sirkulasi teratasi, pikirkan dan evaluasi kemungkinan penyebab hilangnya
kesadaran ibu, di antaranya: perdarahan hebat (paling sering) penyakit tromboemboli penyakit
jantung sepsis keracunan obat (contoh: magnesium sulfat, anestesi lokal) eklampsia perdarahan
intrakranial anafilaktik gangguan metabolik/elektrolit (contoh: hipoglikemia) hipoksia karena
gangguan jalan napas dan/atau penyakit paru Lakukan pemeriksaan lanjutan, misalnya USG
abdomen untuk melihat perdarahan intraabdomen tersembunyi. Atasi penyebab penurunan
kesadaran atau rujuk bila fasilitas tidak memungkinkan.
Teknik resusitasi bayi dan anak saat awal adalah melakukan penilaian kondisi anak secara cepat dengan
menggunakan segitiga penilaian pediatrik, atau pediatric assessment triangle/PAT. Dari PAT ini kita
dapat mengenali kondisi distress napas, gagal nafas, syok, henti napas dan henti jantung, disfungsi otak
dan abnormalitas sistemik lainnya. PAT terdiri atas 3 elemen, yaitu:
 penampilan anak: tonus, interaksi anak dengan lingkungan, kenyamanan, arah pandangan anak,
suara/tangisan anak

 upaya napas anak: suara napas abnormal, posisi tubuh abnormal, retraksi, dan napas cuping hidung

 kondisi sirkulasi: pucat, mottling, sianosis, perdarahan.


Selanjutnya dilakukan primary assessment , secondary assessment, dan tertiary assessment.

Primary Assessment
Pada penilaian primer ini dilakukan penilaian:

 Breathing: usaha napas, napas cuping hidung, retraksi


 Circulation: Airway: patensi jalan napas
 evaluasi nadi, tensi, warna kulit, suhu badan, capillary refill time/CRT
 Disability: nilai status neurologis dengan metode alert, verbal response to pain, unresponsive/AVPU,
atau Glasgow coma scale/GCS
 Exposure.
Secondary Assessment
 Setelah selesai melakukan primary assessment dan manajemen dari masalah yang mengancam nyawa,
lakukan secondary assessment yang menghimpun anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lebih detail
meliputi gejala dan tanda yang dikeluhkan, adanya alergi, pengobatan yang diberikan, riwayat kesehatan
sebelumnya, waktu makan terakhir, dan kejadian yang menyebabkan kondisinya saat ini.
Tertiary Assessment
 Meliputi pemeriksaan penunjang diagnostik, seperti pemeriksaan laboratorium seperti gula darah
dan analisa gas darah, pemeriksaan radiologi, dan sebagainya, untuk mengidentifikasi penyakit
dan kondisi anak.

Persiapan Pasien
Pastikan lingkungan aman untuk penolong dan anak. Nilai kesadaran anak dengan cara menilai
respon yaitu dengan cara memanggil, menepuk pundak, atau menggoyangkan badan anak.

Penilaian denyut nadi anak dibawah usia 1 tahun yang paling tepat adalah dengan meraba arteri
brakialis. Pemeriksaan denyut nadi anak diatas 1 tahun pada nadi karotis.[2,3]

Peralatan
Alat yang diperlukan untuk melakukan RJP pada bayi dan anak adalah:

 Bag-valve mask untuk memberikan ventilasi yang efektif dan aman


 Defibrillator, dibutuhkan dalam memberikan bantuan hidup lanjut bila ada irama jantung yang
dapat dilakukan shock
 Laringoskop

 Endotrakeal tube, supraglottic airway devices, laryngeal mask airway/LMA


 Tabung oksigen, suction
 Alat monitor detak dan irama jantung seperti stetoskop, monitor EKG
 Monitor saturasi dan EtCO2 (end-tidal carbon dioxide).
Pada keadaan kritis, mengukur berat badan bayi dan anak seringkali tidak memungkinkan. Untuk
itu dapat digunakan Broselow tape, yaitu suatu grafik yang dapat memprediksi berat badan bayi
dan anak berdasarkan panjang atau tinggi badannya. Broselow tape adalah perangkat penting
dalam keadaan darurat untuk membantu menghitung dosis obat yang tepat, menentukan jumlah
pemberian cairan yang akurat, dan memilih ukuran peralatan yang benar, seperti ukuran
laringoskopi atau endotrakeal tube.
Posisi Pasien
Posisi pasien yang akan dilakukan resusitasi jantung paru adalah posisi telentang, pada
permukaan yang datar dan keras, agar kompresi jantung dapat optimal. Pada bayi, teknik
kompresi dapat menggunakan 2 ibu jari (jari telunjuk dan jari tengah). Pada anak usia ≤8 tahun
dapat menggunakan teknik 1 tangan, dan pada anak usia >8 tahun dapat menggunakan teknik 2
tangan. Petugas kesehatan yang melakukan kompresi dada harus berada dalam posisi yang cukup
tinggi untuk mencapai regangan lengan yang cukup sehingga dapat menggunakan berat badannya
secara adekuat untuk mengkompresi dada. Pada bayi, digunakan kekuatan jari tangan untuk
mengkompresi dada secara adekuat.[2,9]
Prosedural
Prosedur RJP bayi dan anak berdasarkan European Resuscitation Council (ERC) dilakukan
dengan urutan A-B-C. Sedangkan berdasarkan American Heart Association (AHA) dengan
urutan C-A-B. Dimana A yaitu airway/jalan napas, B untuk breathing/pernapasan, sedangkan C
adalah circulation/kompresi dada.

E. DIAGNOSE

Pada wanita hamil, dipersulit oleh perubahan patofisiologis yang terjadi selama kehamilan,
terutama kompresi aortocaval. Apa saja kasus di mana RJP pada wanita hamil dapat
dilakukan dan yang tidak?
RJP pada wanita hamil jarang terjadi pada 1 dari 30,000 kehamilan (2019). Insiden rendah ini
menunjukkan bahwa sebagian besar dokter akan memiliki sedikit pengalaman dengan henti jantung
dalam kehamilan dalam karier mereka.

RJP pada wanita hamil: apa artinya itu?


Selama RJP dengan pijatan dada tertutup pada pasien yang tidak hamil, curah jantung maksimal
mendekati ≤ 30% dari normal. Pada pasien 20 minggu hamil berbaring dalam posisi terlentang,
curah jantung semakin menurun.

Ini menyiratkan bahwa jika pasien-pasien ini menderita CA ketika ditempatkan pada posisi
terlentang, praktis tidak akan ada curah jantung sama sekali meskipun dilakukan dengan benar.
Pasien CPR pada kehamilan lanjut juga memiliki kecenderungan untuk perkembangan cepat
hipoksemia dan asidosis, risiko aspirasi paru yang lebih tinggi, dan peningkatan insiden intubasi
yang sulit dibandingkan dengan populasi yang tidak hamil. Perubahan-perubahan ini dibesar-
besarkan oleh kehamilan ganda dan obesitas, yang semuanya membuat resusitasi .

Peristiwa langka, RJP pada wanita hamil


Henti jantung pada kehamilan adalah pertemuan yang langka, dianggap terjadi pada 1: 30,000
kelahiran. Ini dapat menyebabkan kelahiran sesar perimortem untuk menyelamatkan ibu dan
bayinya. Lima menit cukup lama, tergantung pada preferensi pribadi, untuk merebus sebutir telur
dan mentega.

Ini juga merupakan periode waktu di mana perawat kebidanan diharapkan untuk mengidentifikasi
henti jantung ibu, memulai resusitasi kardiopulmoner dan jika curah jantung ibu tidak segera
dipulihkan, berikan janin melalui operasi caesar ”. Kutipan ini adalah intisari dari kompleksitas
yang terlibat dalam menyediakan perawatan medis berkualitas tinggi dengan cepat dan efisien
untuk pasien hamil yang menderita serangan jantung.

Beberapa penyebab cardiac arrest pada anak-anak yaitu :

1. SIDS atau sudden infant death syndrome


2. Penyakit atau masalah pada jantung ( umumnya bersifat kongenital atau kelainan dari jalan
lahir )
3. Trauma
4. Penyakit pada system pernafasan

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Resusitasi Jantung Paru dilakukan untuk mempertahankan pernafasan dan sirkulasi serta agar
oksigenasi dan darah dapat mengalir ke jantung, otak, dan organ vital lainnya, RJP harus
dilakukan pada korban yang tidak sadar, tidak bernafas dan tidak ada nadi.

Tindakan ini dapat dilakukan 312 tanpa atau dengan alat dan obat resusitasi. Tindakan ini
merupakan tindakan yang sangat emergensi dalam membantu menyelamatkan jiwa, terdapat
beberapa teknik yang berbeda pada bayi dan anak, begitu pula rekomendasi mengenai
tatalaksana resusitasi jantung paru, namun pada dasarnya semuanya bertujuan untuk
mengembalikan pernafasan dan sirkulasi korban, hingga mengurangi gangguan organ vital dan
kematian yang mungkin terjadi.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Mohaissen, MA 2017, 'Knowledge and attitudes towards basic life support among
health students at a Saudi women’s university', Sultan Qaboos University Medical Journal,
diakses pada 8 Maret 2019, https://doi.org/10.18295/squmj.2016.17.01.011

American Heart Association (AHA) 2015, 'Guidelines 2015 CPR & ECC', Circulation,
Vol.132, no.5, diakses pada 15 Maret 2019, https://doi.org/10.1016/S0210-5691(06)74511-9

American Heart Association (AHA) 2017, About cardiac arrest, diakses pada 15 Maret
2019, https://www.heart.org/en/health-topics/cardiac-arrest/aboutcardiac-arrest American Heart
Association (AHA) 2017, Cardiac arrest statistics, diakses pada 15 Maret 2019,
https://cpr.heart.org/AHAECC/CPRAndECC/ResuscitationScience/UCM_4 77263_AHA-
Cardiac-Arrest-Statistics.jsp%5BR=301,L,NC%5D

Anda mungkin juga menyukai